Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOLOGI FISIK

KELOMPOK : III

ANGGOTA KELOMPOK :
1. WAODE SERLIANI (19660032)
2. MUH.TOPAN RAMADANI (19660003)
3. NOVITA (19660025)
4. SULTAN MAULANA (19660002)
5. GITA SANDRIAJUN (19660021)
6. HIDAYAT SARIFUDIN (19660014)
7. MUH.IQBAL WAHID P. (19660020)
8. MUH.IRFAN HAKIM (19660031)
9. AGUNG DIMAR (19660049)
10. LA ODE DAVID (19660023)
11. IBSAN (19660011)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN

BAUBAU

2020
KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum wr.wb.


Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas
limpahan rahmat serta karunianyalah sehingga kami dapat menyelesaikan loporan
ini dengan baik sebagai tugas laporan dari mata kuliah geologi fisik.
Laporan ini bertujuan untuk memaparkan hasil dari praktek mata kuliah
geologi fisik di lapangan yang dilaksanakan pada tanggal 9 januari 2020.
Laporan ini disusun berdasarkan data diperoleh selama mengikuti
praktikum geologi fisik dan buku-buku lain sebagai referensi untuk perlengkapan
dan penujang penyusunan laporan ini.
Tak lupa penulis juga ingin menyampaikan ucapatan terimah kasih banyak
kepada dosen pembimbing kami bapak La Ode Muh. Yazid Amsah, S.Si.,MT.
Dan bapak Hilman, ST.,MT. Yang telah memberikan kami arahan selama di
lapangan bahkan sampai penyusunan laporan ini.
Laporan ini tentu masih sangat banyak kekurangan sehingga kami
mengharapkan saran serta kritik kepada dosen dan para pembaca pada umumnya.
Wassalamu alaikum Wr.Wb.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara tidak disadari pengetahuan geologi sudah diterapkan sejak zaman
prasejarah. Bahkan manusia terdahulu sudah mengetahui macam-macam batuan
yang baik bagi bahan baku dan senjata serta mengetahui dimana mereka bisa
mendapatkannya atau mencarinya. Selanjutnya manusia ingin mengetahui
tentang alam sekitarnya, adanya gunung api, bentang alam, perbukitan dan
lembah-lembah. Terjadinya bencana gempa bumi, tanah longsor, gunung api dan
bencana alam lainnya yang mendorong manusia untuk mempelajarinya.
Kerak bumi terdiri dari beraneka jenis batuan. Tiap-tiap batuan ini
berbeda dari yang lainnya, baik jenis, warna, kadar air, proses terjadinya,
maupun kekuatannya menahan longsor. Bagi ahli-ahli geologi yang mengkaji
kandungan dan perkembangan bumi secara fisika, pengetahuan tentang batuan
ini sangatlah penting. Begitu juga bagi ahli-ahli geografi. Mereka perlu
mempunyai pengetahuan tentang jenis batuan-batuan yang biasa terdapat dan
juga hubungannya dengan rupa bumi.
Batuan adalah jenis bahan yang terdiri dari mineral dan dapat dikelaskan
menurut komposisi mineralnya. Pengelompokkan ini dibuat berdasarkan bagian
luar bumi yang tertutupi oleh daratan dan lautan dimana bagian dari lautan lebih
besar, daripada bagian daratan. Akan tetapi, karena daratan adalah bagian dari
kulit bumi yang dapat kita amati langsung dengan dekat maka banyak hal-hal
yang dapat kita ketahui dengan cepat dan jelas.
Jenis-jenis batuan dapat diklasifikasikan berdasarkan prinsip dasar :
1. Mineral pembentuk batuan
2. Mineral utama atau esensial batuan
3. Perbedaan komposisi mineral berdasarkan struktur dan tekstur dari
batuan itu sendiri
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui atau meneliti jenis batuan dan mineral yang terkandung
di dalamnya
2. Mengetahui karakteristik dari jenis batuan yang diteliti
3. Mendeskripsikan proses terjadinya batuan yang diteliti
4. Mengetahui cara pengukuran srike and dip

1.3 Manfaat

1.Mengetahui jenis batuan beserta dengan klasifikasinya


2. Mengidintifikasikan sifat-sifat fisik batuan
3. Membedakan antara batuan beku dan batuan sedimen berserta dengan
pengukurannya
4. Menamba pengetahun kita khusunya di bidang ilmu geologi
5. Memenuhui nilai pratikum mata kuliah geologi dasar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian batuan


Batuan ialah kumpulan-kumpulan ataupun agregat dari sebuah mineral-mineral
yang telah dalam keadaaan membeku ataupun keras. Batuan merupakan material yang
membentuk litosfir maupun kerak bumi, terdiri dari mineral-mineraal, terbentuk diadalam
dan tidak hidup. Dapat terbentuk dari satu macam mineral atau himpunan berbagai
macam mineral. Baik yang terdapat ataupun tidak. Misalnya lempung , mskipun tidak
keras atau lembek, tetapi terbentuk di alam daan terdiri dari mineral-mineral ( berbutir
sangat halus) termaksud batuan. Batu dalam pengertian sehari-hari adalah bongkahan
yang keras. Dalam geologi merupakaan kata pelengkapa yang memberikan padat dan
keras yang merupakaan hasil dari proses geologi. Sebagai contoh pasir yang ter urai
dalam proses litifikasi menjadi batu pasir yang padat dan keras.

2.2.Macam-Macam Batuan
a) Batuan beku
Batuan beku atau batuan igneus (dari bahasa latin : ignis, ‘’api’’) adalah
jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan
atau tanpa proses kristalisasi. Baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif
(vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan
yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelhan
terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut : kenaikan temperature,
penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku
telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaaan
kerak bumi. Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi
batuan beku plutonik dan vulkanik. Pebedaan antara keduanya bisa dilihat dari
besar mineral penyusun batuannya. Batuan beku plitonik umumnya terbentuk
dari pembekuan magma yang relative lebih lambat sehingga mineral-mineral
penyusunnya relative besar. Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya
terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya akibat letusan
gunung api) sehingga mneral penyusunnya lebih kecil.
Jenis-jenis batuan beku terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Batuan beku dalam

Magma yang membeku dibawah permukaan bumi, pendinginanya sangat lambat


(dapat mencapai jutaan tahun), memungkinakan tumbuhnya kristal-kristal yang besar dan
sempurna bentunya, menjadi tubuh batuan beku intrusive.
Tubuh batuan beku dalam mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam,
tergantung pada kondisi magma dan batuan dan disekitarnya. Magma dapat menyusup
pada batuan disekitarnya atau menerobos melalui rekahan-rekahan pada batuan di
sekilingnya. Bentuk-bentuk batuan beku yang memotong struktur batuan disekitarnya
disebut diskordan, termasuk didalamnya adalah batholit, stok, dyke, dan jenjang
vulkanik`
 Batholit
Merupakan tubuh batuan beku dalam yang paling besar dimensinya. Bentuknya tidak
beraturan, memotong lapisan-lapisan batuan yang di terobosya. Kebanyakan batolit
merupakan kupulan massa dari sejumlah tubuh-tubuh intrusi yang berkomposisi
agak berbeda. Perbedaan ini mencerminkan bervariasinya magma pembentuk
batholit. Beberapa batholit mencapai lebih dari 1000 km panjangnya dan 250 km
lebarnya.

 Stock
Seperti batolit, bentuknya tidak beraturan dan dimensinya lebih kecil dibandingkan
dengan batholit, tidak lebih dari 10 km. Stock merupakan penyerta suatu tubuh
batholit atau bagian atas batholit.
 Dyke
Dyke disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi yang dibandingkan
dengan batolit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular, sebagai lembaran yang kedua
sisnya sejajar, memotong struktur (pelapisan) batuan yang diterbosnya.

 Jenjang vulkanik
Jenjang vulkanik adalah pipa gunung api dibawah kawah yang mengalirkan magma
kepundan. Kemudian setelah batuan yang menutupi disekitarnya tererosi, maka
batuan beku yang bentuknya kurang lebih slindris dan menonjol dari topografi
disekitarnya ini disebut jenjang vulkanik.

2. Batuan beku luar

Magma yang mencapai permukaan bumi, keluar melalui rekahan atau lubang
kepundan gunung api sebagia erupsi, mendingin dengan cepat dan membeku menjadi
batuan ekstrusif. Keluarnya magma dipermukaaan bumi melauli rekahan disebut sebagai
fissure eruption. Pada umumnya magma basaltis yang vikositasnya rendah dapat megalir
disekitar rekahanya, mejadi hamparan lava basalt yang disebut plateau basalt. Erupsi yang
keluar melalui lubang kepundang gunung api dinamakan erupsi sentral. Magma dapat
mengalir melalui lereng, sebagai aliran lava atau ikut tersembur keatas bersama gas-gas
sebagai piroklastik.
Lava terdapat dalam berbagai bentuk dan jenis tergantung pada komposisi
magmanya dan tempat terbentuknya. Apabilah magma membeku dibawah permukaan air
terbentuklah lava bantal (pillow lava), dinamakan demikian karena pembentukannya
dibawah tekanan air. Dalam klasifikasi batuan beku luar terklasifikasi kedalam kelompok
batuan beku afanatik. Contohnya batuan beku adalah batu apung, batu basal, batu dasit,
batu andesit, batu diorit, batu gabro, batu granit, batu absidian dan batu skoria`

Batuan beku luar

b) Batuan Sedimen

Batuan sedimen adalah batuan yang terjadi akibat proses litifikasi


dari hancuran batuan lain. Litifikasi batuan adalah proses yang meliputi kompaksi,
autigenik, diagnesa yaitu proses terubahnya material pembentuk batuan yang
bersifat lepas menjadi batuan yang kompak. Batuan ini juga dibentuk oleh proses-
proses yang terjadi di permukaan bumi, oleh koesoemadinata (1979) telah
membedakan batuan sedimen menjadi lima golongan :
1. Golongan dedtritus
2. Golongan karbonat
3. Golongan evaporasi
4. Golongan sedimen silica
5. Golongan batubara

Sedimen-sedimen yang ada terangkut sampai di suatu tempat yang disebut


cekungan. Di tempat tersebut sedimen sangat besar kemungkinan terendapkan
karena daerah tersebut relatif lebih rendah dari daerah sekitarnya dank arena
bentuknya yang cekung ditambah akibat gaya grafitasi dari sedimen tersebut maka
susah sekali sedimen tersebut akan bergerak melewati cekungan tersebut. Dengan
semakin banyaknya sedimen yang diendapkan, maka cekungan akan mengalami
penurunan dan membuat cekungan tersebut semakin dalam sehingga semakin
banyak sedimen yang terendapkan. Penurunan cekungan sendiri banyak
disebabkan oleh penambahan berat dari sedimen yang ada dan kadang
dipengaruhi juga struktur yang terjadi di sekitar cekungan seperti adanya patahan.
Batuan sedimen merupakan batuan yang terbentuk dari batuan-batuan
beku ataupun batuan metamorf yang tekah ada yang terbentuk akibat prosesnya
yang secara mekanis, ataupun kimiawi. Secara keterbentukannya batuan sedimen
ini terbentuk akibat proses pelapukan dimana batuan-batuan yang telah ada akan
terlapukan atau bisa jadi ter-erosikan baik secara mekanis, kimiawi, ataupun
biologis.

2.3 Pengukuran Strike dan Dip


Dalam penelitian lapisan dari struktur geologi kita harus mengetahui kedudukan
batuan dipermukaan bumi dan mengukur arah penyebarannyadan juga kemiringan batuan
dalam ilmu geologi, kedua elemen tersebut dinamakan Strike dan Dip. Strike atau jurus
adalah arah garis yang dibentuk dari perpotongan bidang planar dengan bidang horizontal
di tinjau dari arah utara. Sedangkan DIP adalah derajat yang dibentuk anatara bidang
planar ialah bidang yang relatif lurus, contohnya aialah bidang perlapisan, bidang kekar,
bidang sesar, dll.
Straik DIP pada batuan umumnya muncul pada batuan hasil pengendapan (sedimen
). Tpai juga ditemukn pada batuan metamorf yang berstruktur foliasi.penulisan strike da
Dip hasil penegamatan ialah:
N (Derajat Strike) E/ (Derajat Dip) dan dibaca Nourth to east (nilai Strike) and ( nilai
Dip).
Strike Dip pada pelapisan batuan dapat diukur dengan menggunakan kompas
geologi. Kompas geologi mampu mengukur strike dip karena memiliki kinometer juga
bulls eye. Kinometer adalah raangkaiaan alat yang berguna untuk mengukur kemiringan
dan bulls eye adalah tabungan isi gelombang udara berguna untuk memposisikan kompas
geologi agar menjadi horizontal.

Kompas geologi

Langkah-laangkah dalam mengukur strike dan dip adalah :


a. Mencari arah jusrus pada bidang ( strike)
1. Kenali dulu arah utara pada kompas agar kita tidak terbalik menentukan arah.
2. Tempelken sisi kompas yang bertanda “E” (sisi kompas bagian timur) pada
bidang yang akan kita ukur.
3. Posisikan kompas secara horizontal dengan memanfaatkan gelembung udara
pada bulls eyes berada ditengah.
4. Catat derajat yang dibentuk oleh jarum magnet yang mengarh ke utara. Itulah
angkah strike. Buat garis lurus srarah strike untuk menentukan dip.
b. Mencari kemiringan bidang
1. Pada garis lurus yang dibentuk strike, tempelkan sisi kompas yang bertanda
“W” (sisi kompas bagian barat) secara tegak lurus.
2. Putar tuas klinometer agar gelembung udara didalamnya berada ditengah.
3. Catat angka yang tertera pada jarum klinometer,itulah angka dip.
Disamping menggunakan kompas geologi, strike dan dip bidang dapat ditentukan
dengan metode 3 titik. Intinya adalah mengetahui pelemparan batuan berikut
kemiringanya dilapangan. Contohnya yang kita miliki dalam menentukan strike dan dip
ini dapat di aplikasikan dalam eksplorasi batu bara,emas dan mineral-mineral lainnya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Batuan ialah kumpulan-kumpulan ataupun agregat dari sebuah mineral-mineral


yang telah dalam keadaaan membeku ataupun keras. Batuan merupakan material yang
membentuk litosfir maupun kerak bumi, terdiri dari mineral-mineraal, terbentuk diadalam
dan tidak hidup. Dapat terbentuk dari satu macam mineral atau himpunan berbagai
macam mineral. Baik yang terdapat ataupun tidak. Misalnya lempung , mskipun tidak
keras atau lembek, tetapi terbentuk di alam daan terdiri dari mineral-mineral ( berbutir
sangat halus) termaksud batuan. Batu dalam pengertian sehari-hari adalah bongkahan
yang keras. Dalam geologi merupakaan kata pelengkapa yang memberikan padat dan
keras yang merupakaan hasil dari proses geologi. Sebagai contoh pasir yang ter urai
dalam proses litifikasi menjadi batu pasir yang padat dan keras.
Batuan beku atau batuan igneus (dari bahasa latin : ignis, ‘’api’’) adalah
jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan
atau tanpa proses kristalisasi. Baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif
(vulkanik).
Batuan sedimen adalah batuan yang terjadi akibat proses litifikasi dari hancuran
batuan lain. Litifikasi batuan adalah proses yang meliputi kompaksi, autigenik,
diagnesa yaitu proses terubahnya material pembentuk batuan yang bersifat lepas
menjadi batuan yang kompak. Batuan ini juga dibentuk oleh proses-proses yang
terjadi di permukaan bumi, oleh koesoemadinata (1979) telah membedakan
batuan sedimen menjadi lima golongan :
6. Golongan dedtritus
7. Golongan karbonat
8. Golongan evaporasi
9. Golongan sedimen silica
10. Golongan batubara
4.2 Saran
1. Untuk dosen
Semoga untuk praktek yang selanjutnya dapat memberikan arahan serta
materi dengan lebih baik lagi dan tidak terlalu cepat agar kami dapat
mengerti dengan baik.
2. Untuk pelaksanaa praktek selanjutnya
Saran kami semoga untuk praktek-praktek geologi fisik kedepannya akan
lebih baik lagi serta alat-alat untuk melakukan praktikum seperti batuan
kedepannya lebih banyak lagi agar kita dapat dengan baik membedakan
antara satu jenis batuan dengan batuan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.studinews.co.id/pengertian-batuan-dan-jenis-batuan-terlengkap/

https://www.academia.edu/9062008/Laporan_Praktikum_Geologi_Fisik

Anda mungkin juga menyukai