Anda di halaman 1dari 14

ARTIKEL ILMIAH

BAGIAN DARI TESIS

ANALISIS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN GURU BIOLOGI


SMA DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI KABUPATEN KONAWE
SELATAN

ANALYSIS OF HIGH SCHOOL BIOLOGY TEACHERS LEARNING PLAN IN


2013 CURRICULUM IMPLEMENTATION IN KABUPATEN KONAWE SELATAN

1)
Asmudin2)Jamili 3)Jahidin

1)
Mahasiswa Program Studi Pendidikan IPA PPs UHO
2)
Dosen Program Studi Pendidikan IPA PPs UHO
3)
Dosen Program Studi Pendidikan IPA PPs UHO

PASCA SARJANA

PENDIDIKAN IPA/KONSENTRASI BIOLOGI

UNIVERSITAS HALU OLEO

2019
ANALISIS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN GURU BIOLOGI
SMA DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI KABUPATEN KONAWE
SELATAN

ANALYSIS OF HIGH SCHOOL BIOLOGY TEACHERS LEARNING PLAN IN


2013 CURRICULUM IMPLEMENTATION IN KABUPATEN KONAWE SELATAN

1)
Asmudin2)Jamili 3)Jahidin

1)
Mahasiswa Program Studi Pendidikan IPA PPs UHO
2)
Dosen Program Studi Pendidikan IPA PPs UHO
3)
Dosen Program Studi Pendidikan IPA PPs UHO

Penulis pertama menyatakan bahwa artikel ilmiah ini adalah bagian dari tesis yang telah
diseminarkan dan diperiksa kebenarannya oleh komisi pembimbing. Artikel ini dibuat sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar magister pendidikan dan sabagai bahan bagi publikasi
ilmiah dalam jurnal pendidikan/pembelajaran IPA konsentrasi pendidikan Pendidikan Biologi yang
akan diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan IPA Program Pascasarjana UHO

Kendari, 2019

Menyetujui oleh:
Komisi Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof. Dr. Jamili, M.Si. Dr. Jahidin, S.Pd., M.Si


NIP.19710407 200212 1 002 NIP. 19710305 200012 1 002

Mengetahui:
Koordinator Prodi Magister Pendidikan IPA,
Dr. Fahyuddin, S.Pd., M.Si.
NIP. 19711127 200012 1 001
ANALISIS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN GURU SMA DALAM
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI KABUPATEN KONAWE SELATAN

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis rencana pelaksanaan pembelajaran guru SMA
dalam implementasi Kurikulum 2013 SMA di Kabupaten Konawe Selatan. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang hanya menggambarkan keadaan atau status
fenomena. Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 7 sekolah se-Kabupaten Konawe Selatan
yang telah melaksanakan K13 selama 3 tahun sejak tahun 2016. Teknik pengambilan sampel pada
penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling yang terdiri dari 16 orang guru biologi.
Data penelitian diperoleh melalui: rubrik penilaian. Hasil analisis data menunjukkan: 1) komponen
RPP guru biologi dalam impelementasi Kurikulum 2013 di Kabupaten Konawe Selatan sudah
sangat baik yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata kompetensi pedagogik 96,73; 2) implementasi
RPP Kurikulum 2013 oleh guru biologi SMA di Kabupaten Konawe Selatan sudah baik yang
ditunjukkan dengan nilai rata-rata implementasi RPP 83,44.

Kata Kunci: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Implementasi Kurikulum 2013


ANALYSIS OF HIGH SCHOOL TEACHERS LEARNING PLAN IN 2013
CURRICULUM IMPLEMENTATION IN KABUPATEN KONAWE SELATAN

Abstract

This study aims to analyze the plans for implementing high school teacher learning in the
implementation of the 2013 High School Curriculum in Kabupaten Konawe Selatan. This research
is a descriptive study, namely research that only describes the state or status of a phenomenon. The
population in this study were as many as 7 schools in Kabupaten Konawe Selatan that had
implemented Kurikulum 2013 for 3 years since 2016. The sampling technique in this study was
carried out by purposive sampling technique consisting of 16 people biology teacher. Research data
obtained through: assessment rubric. The results of data analysis show: 1) the components of the
biology teacher's RPP in the implementation of 2013 Curriculum in Kabupaten Konawe Selatan
have been very good as indicated by the average value of pedagogical competencies 96.73; 2) the
implementation of the RPP 2013 curriculum by high school biology teachers in Kabupaten Konawe
Selatan has been good as indicated by the average value of the RPP 83.44 implementation.

Keywords: Learning Implementation Plan, Implementation of 2013 Curriculum

PENDAHULUAN
Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi yang signifikan untuk
mewujudkan proses perkembangan kualitas potensi peserta didik. Perkembangan kurikulum di
Indonesia berpijak dari sejarah perkembangan pendidikan itu sendiri, secara formal sejak zaman
Belanda sudah terdapat sekolah dan kurikulum juga sudah ada (Abdullah, 2016:1). Rancangan
perubahan kurikulum Indonesia tercatat sudah ada 11 kurikulum. Masing-masing kurikulum
memiliki ciri khas tersendiri dalam rangka menciptakan peserta didik yang pas dengan zamannya.
Perubahan kurikulum itu bukan tanpa alasan dan landasan, sebab perubahan ini disemangati oleh
keinginan untuk terus memperbaiki, mengembangkan, dan meningkatkan kualitas sistem
pendidikan nasional.
Kurikulum yang diterapkan di Indonesia saat ini adalah kurikulum 2013 yang dirancang
sejak tahun 2010. Tahun Pelajaran 2013/2014 menjadi tahun pertama diterapkannya Kurikulum
2013. Kurikulum 2013 sampai saat ini belum dilaksanakan secara serentak di seluruh sekolah dan
terus dilakukan revisi. Pengembangan Kurikulum 2013 dilakukan karena adanya tantangan internal
maupun eksternal. Tantangan internal berhubungan dengan 8 Standar Nasional Pendidikan dan
faktor perkembangan penduduk Indonesia. Pertumbuhan penduduk usia produktif harus menjadi
modal pembangunan bangsa , dengan bekal yang berupa kompetensi, karakter yang kuat, dan
keterampilan sehingga memiliki daya saing dalam menghadapi kemajuan zaman. Tantangan
eksternal berkaitan dengan tantangan masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan,
persepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan pedagogik, serta berbagai fenomena negatif
yang mengemuka.
Perlunya perubahan dan pengembangan Kurikulum 2013 didorong oleh beberapa hasil studi
internasional tentang kemampuan peserta didik Indonesia dalam kancah internasional.
Hasil survey diungkapkan oleh Programme for International Student Assessment (PISA), hasil
studinya tahun 2009 menempatkan Indonesia pada peringkat bawah 10 besar, dari 65 negara
peserta PISA. Hampir semua siswa Indonesia hanya menguasai pelajaran sampai level tiga saja,
sementara negara lain banyak yang sampai level empat, lima, bahkan enam.2 Hasil dari kedua
survey tersebut merujuk pada suatu simpulan bahwa, prestasi peserta didik Indonesia tertinggal dan
terbelakang
Keberhasilan pelaksanaan Kurikulum 2013 tidak terlepas dari peran tenaga kependidikan
khususnya guru. Undang-Undang Nomor 14 taun 2005 menyatakan bahwa guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik,
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.
Guru merupakan faktor yang secara langsung bertanggung jawab atas keberhasilan proses
pembelajaran yang dikembangkan khususnya di kelas, namun ada beberapa faktor yang
menyebabkan guru kurang menguasai proses belajar mengajar tersebut. Kebanyakan guru
mengalami kesulitan dalam: (1) Perencanaan pembelajaran meliputi merumuskan tujuan
pembelajaran yang lengkap, menyeimbangkan antara waktu yang menyediakan didalam kurikulum
dengan materi dan sebagainya; (2) Pelaksanaan pembelajaran meliputi: menyediakan alat bantu
atau media pembelajaran, mendorong peserta didik untuk beradaptasi berbeda, mendorong
terjadinya multi arab dan sebagaiya (Trisnawati, 2003).
Keberhasilan pembelajaran dipengaruhi banyak faktor, salah satu diantaranya adalah proses
pelaksanaan. Pelaksanaan pembelajaran yang baik, dipengaruhi oleh perencanaan yang baik pula.
Pelaksanaan pembelajaran merupakan salah satu bentuk dari implementasi RPP. Suatu perencanaan
berkaitan dengan penentuan apa yang akan dilakukan. Agar pelaksanaan proses pembelajaran
berjalan secara efektif dan efisien maka diperlukan suatu perencanaan yang tersusun secara
sistematis. Agar terjadi keaktifan peserta didik dalam pembelajaran diperlukan proses belajar
mengajar yang lebih bermakna dan dirancang dalam perencanaan yang jelas.
Selain dari pada itu, keberhasilan suatu proses pembelajaran diawali dengan perencanaan
yang sangat matang. Perencanaan yang dilakukan dengan baik, maka setengah keberhasilan sudah
dapat tercapai, setengahnya lagi terletak pada peaksanaan. Namun demikian, perencanaan yang
sudah baik sistematis atau terperinci, jika pelaksanaan proses pembelajaran tidak sesuai
dengan perencanaan, maka munkin sekali akan gagal. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
belum tentu akan mencapai keberhasilan jika dilakukan sembarangan sehingga proses
pembelajaran kurang menarik, membosankan, tidak merangsang siswa untuk aktif dan kreatif,
sehingga tujuan pun tidak tercapai. Oleh karena itu, perencanaan yang baik dan pelaksanaan yang
tepatakan menentukan keberhasilan proses pembelajaran. (Hakim, 2011).
Kekurangan guru dan penyelenggaraan pendidikan terhadap kurikulum dan
pengembangannya ke dalam RPP dan melaksanakan RPP ersebut bisa berakibat fatal terhadap hasil
belajar. Sukses tidaknya pengembangan kurikulum ditentukan oleh peran guru. Untuk itu guru
harus diberdayakan keahliannya dalam mengembangkan RPP dan pelaksanaannya
berdasarkan Kurikulum 2013 (K13). Kerjasama antara guru juga sangat penting dalam proses
pendidikan yang akhir-akhir ini mengalami perubahan sangat pesat. Untuk kepentingan tersebut
diperlukan sosialisasi yang matang kepada berbagai pihak, agar kurikulum tersebut dapat dipahami
dan diterapkan secara optimal
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis rencana pelaksanaan pembelajaran guru SMA
dalam implementasi Kurikulum 2013 di kabupaten Konawe Selatan.

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang hanya menggambarkan
keadaan atau status fenomena (Arikunto, 1998). Keadaan atau fenomena yang dimaksud dalam
penelitian ini yaitu tentang analisis rencana pelaksanaan pembelajaran guru SMA dalam
implementasi Kurikulum 2013 di Kabupaten Konawe Selatan.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri se Kabupaten Konawe Selatan. Jumlah SMA
yang akan diteliti yaitu 7 sekolah yang merupakan sekolah yang telah menggunakan Kurikulum
2013 sejak tahun 2016. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan April 2019.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 7 sekolah se-Kabupaten Konawe Selatan yang
telah melaksanakan K13 selama 3 tahun sejak tahun 2016. Teknik pengambilan sampel pada
penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling merupakan
pengambilan secara sengaja sesuai dengan persyaratan atau kriteria sampel yang diperlukan, maka
dari 7 sekolah dijadikan sebagai lokasi sampel yang terdiri dari 16 guru biologi
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan rubrik penilaian. Rubrik
penilaian yaitu deskripsi terperinci tentang tipe kinerja tertentu dan kriteria yang akan digunakan
untuk menilainya. Rubrik penilaian dalam penelitian ini berupa komponen RPP dan implementasi
RPP yang dibagikan kepada 16 orang guru Biologi SMA di Kabupaten Konawe Selatan.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah mengunakan analisis data di lapangan Model
Miles dan Huberman. Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2012) menjelaskan bahwa aktivitas
dalam analisis kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai
tuntas sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data
display, dan conclusion drawing/verification.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini, rubrik disebarkan kepada 16 orang guru Biologi SMA di Kabupaten
Konawe Selatan. Untuk menganalisis rencana pelaksanaan pembelajaran dalam implementasi
Kurikulum 2103, maka akan disajikan deskripsi komponen rencana pelaksaan pembelajaran (RPP)
dan implementasi rencana pelaksanaan pembelajaran.
Tabel 1. Rangkuman Hasil Perhitungan Statistik Penelitian
Statistik Deskriptif
No Variabel Kategori
Min Maks SD Rerata
1. Komponen RPP 90,48 100,0 2,59 96,73 Sangat Baik
2. Implementasi RPP 52,63 94,74 11,57 83,44 Baik

Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata kompoen RPP guru Biologi SMA
Kabupaten Konawe Selatan berada pada kategori sangat baik.. Nilai komponen RPP yang diperoleh
kemudian dikategorikan berdasarkan rentang nilai ke dalam beberapa kategori yaitu sangat baik,
baik, cukup, kurang, dan sangat kurang. Kategori hasil data tersebut dapat ditunjukan pada Gambar
1. Gambar 1 menunjukkan bahwa tidak satupun guru memiliki komponen RPP kategori kurang,
cukup dan baik. Semua guru memperoleh komponen RPP kategori sangat baik dengan jumlah
persentase 100%
Gambar 1. Distribusi Frekuensi Komponen RPP

Komponen RPP kemudian dikategorikan berdasarkan indikator-indikator yang disajikan


pada Tabel 2.
Tabel 2. Rata-Rata Nilai dari Tiap-Tiap Indikator Komponen RPP
No Indikator Rata-Rata Nilai Kategori
1. Identitas Sekolah 97,92 Sangat Baik
2. Identitas Mata Pelajaran atau Tema 97,92 Sangat Baik
3. Kelas / Semester 100,0 Sangat Baik
4. Materi Pokok 100,0 Sangat Baik
5. Alokasi Waktu 97,92 Sangat Baik
6. Kompetensi Dasar 100,0 Sangat Baik
7. Indakator Pencapaian Kompetensi (IPK) 100,0 Sangat Baik
8. Tujuan Pembelajaran 97,92 Sangat Baik
9. Materi Pembelajaran 97,92 Sangat Baik
10. Metode Pembelajaran 95,83 Sangat Baik
11. Media Pembelajaran 91,67 Sangat Baik
12. Sumber Belajar 97,92 Sangat Baik
13. Skenario Pembelajaran 100,0 Sangat Baik
14. Penilaian Hasil Pembelajaran 79,17 Cukup

Data pada Tabel 2 menunjukkan bahwa pada umumnya indikator-indikator komponen RPP
guru Biologi SMA Kabupaten Konawe Selatan berdasarkan rubric penilaian berada pada kategori
sangat baik yang berjumlah 13 indikator dan kategori cukup yang berjumlah 1 indikator yakni
indikator penilaian hasil pembelajaran.
Data implementasi RPP pada Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata implementasi RPP guru
Biologi SMA Kabupaten Konawe Selatan berada pada kategori baik. Nilai implementasi RPP yang
diperoleh kemudian dikategorikan berdasarkan rentang nilai ke dalam beberapa kategori yaitu
sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang. Kategori hasil data tersebut dapat ditunjukan
pada Gambar 2.
Gambar 2. Distribusi Frekuensi Implementasi RPP

Data pada Gambar 2 menunjukkan bahwa sebagian besar implementasi RPP oleh guru
Biologi SMA Kabupaten Konawe Selatan berdasarkan rubric penilaian berada pada kategori baik.
Implementasi RPP kemudain dikategorikan berdasarkan indikator-indikator yang disajikan pada
Tabel 3.
Tabel 3. Rata-Rata Nilai dari Tiap-Tiap Indikator Implementasi RPP
No Indikator Rata-Rata Nilai Kategori
1. Kegiatan Pendahuluan 85,42 Baik
2. Kegiatan Inti 87,96 Baik
3. Kegiatan Penutup 73,33 Cukup

Data pada Tabel 3 menunjukan bahwa pada umumnya indikator-indikator implementasi RPP
oleh guru Biologi SMA Kabupaten Konawe Selatan berdasarkan rubrik penilaian berada pada
kategori baik yang berjumlah 2 indikator yaitu kegiatan pendahuluan dan kegiatan inti serta
kategori cukup yang berjumlah 1 indikator yaitu kegiatan penutup.

Pembahasan
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur
dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam
Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus (Permendikbud No. 22 tahun 2016). Fungsi rencana
pembelajaran bagi guru adalah sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan belajar-
mengajar (kegiatan pembelajaran) agar lebih terarah dan berjalan secara efektif dan efisien.
Berdasarkan hasil analisis komponen rencana pelaksanaan pembelajaran guru biologi SMA
Kabupaten Konawe Selatan diketahui bahwa secara umum rata-rata rencana pelaksanaan
pembelajaran guru biologi sudah sangat baik. Dari 16 guru biologi diketahui bahwa tidak satupun
guru memiliki komponen RPP kategori kurang, cukup dan baik. Semua guru memperoleh
komponen RPP kategori sangat baik dengan jumlah persentase 100%. Hal ini menunjukkan bahwa
guru sudah menjalankan tugasnya dengan baik sebagai tendaga pendidik. Temuan ini sejalan
dengan amanat Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 39 ayat
2 bahwa Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran.
Langkah-langkah pembelajaran dalam RPP sudah diuraikan secara urut
oleh guru kelas, dimulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
Dalam perencanaan pembelajaran metode yang digunakan guru sudah
bervariasi, Media yang digunakan oleh guru juga sudah bervariasi, misalnya:
gambar, kartu bilangan, peta, globe, dan bentuk bangun data.
Analisis juga dilakukan pada tiap indikator komponen rencana pelaksanaan pembelajaran.
Hasil analisis menunjukkan bahwa dari total 14 indikator yang diteliti 13 indikator memenuhi
kategori sangat baik sedangkan 1 indikator memenuhi kategori cukup. 13 indikator kategori sangat
baik tersebut antara lain kelas / semester, materi pokok, kompetensi dasar, indakator pencapaian
kompetensi, skenario pembelajaran, identitas sekolah, identitas mata pelajaran, alokasi waktu,
tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, sumber belajar. metode pembelajaran, media
pembelajaran. Sedangkan indiaktor penilaian hasil pembelajaran berada pada kategori cukup.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian guru sudah berkompeten dalam menyusun
rencana pembelajaran meskipun ada beberapa guru yang menghadapi kesulitan karena baru dalam
menyusun rencana pembelajaran yang berdasarkan Kurikulum 2013 terkhusus pada indikator
penilaian pembelajaran.
Rendahnya indkator penilaian pembelajaran oleh guru biologi diduga karena guru masih
merasa kesulitan dalam merencanakan penilaian terutama dalam penerapan Kurikulum 2013.
Penilaian pembelajaran dalam Kurikulum 2013 terlalu rumit sehingga guru mengalami kesulitan.
Kerumitan ini mengenai banyaknya aspek penilaian yang harus dilakukan oleh guru. Dalam
Panduan Penilaian untuk Sekolah Menengah yakni penilaian keterampilan dimaksudkan untuk
mengetahui penguasaan pengetahuan peserta didik dapat digunakan untuk mengenal dan
menyelesaikan masalah dalam kehidupan sesungguhnya (dunia nyata). Singkatnya, aspek sikap
menunjukkan kepribadian dan karakter peserta didik, aspek pengetahuan menunjukkan kecerdasan
peserta didik, dan aspek keterampilan menunjukkan kecerdasan peserta didik. Adanya tiga aspek
yang harus dinilai tersebut, yang menjadi rendahnya dalam penilaian pembelajaran dalam
Kurikulum 2013 yang ditekankan sebagai penilaian autentik ini, membuat guru mengalami
beberapa hambatan yakni aspek-aspek penilaian yang masih dijabarkan lagi menjadi unsur- unsur.
Misalnya dalam penilaian aspek sikap guru harus mengisi lembar penilaian dan menggunakan
berbagai teknik penilaian, dalam penilaian keterampilam guru juga harus melakukan penilaian
observasi dan portofolio kegiatan peserta didik, dan untuk penilaian pengetahuan dilakukan dengan
tes maupun non tes. Dengan adanya tiga aspek penilaian ini, menimbulkan kebingungan dan
mengakibatkan penilaian yang rekayasa, khususnya dalam penilaian sikap. Hasil ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Mahmud (2014) yang menyatakan bahwa salah satu kendala guru
dalam Kurikulum 2013 adalah melakukan penilaian dalam proses pembelajaran.
Impementasi RPP merupakan kegiatan guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan
rencana proses pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan
penutup. Guru harus mampu membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan nilai-
nilai karakter, yaitu jujur, cermat, patuh, dan lain sebagainya.
Berdasarkan hasil analisis implementasi rencana pelaksanaan pembelajaran guru biologi
SMA Kabupaten Konawe Selatan diketahui bahwa secara umum rata-rata implementasi rencana
pelaksanaan pembelajaran guru biologi sudah baik. Dari 16 guru biologi diketahui bahwa terdapat
4 orang guru dengan implementasi RPP sangat baik, 9 orang guru dengan implementasi RPP baik,
1 orang guru dengan implementasi RPP cukup dan 2 orang guru dengan implementasi RPP kurang.
Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan apa yang sudah guru rencanakan dalam RPP, walaupun masih ada guru
yang kurang dalam implentasi rencana pelaksanaan pembelajaran.
Analisis juga dilakukan pada tiap indikator implementasi rencana pelaksanaan pembelajaran.
Hasil analisis menunjukkan bahwa dari total 3 indikator yang diteliti 2 indikator memenuhi
kategori sangat baik sedangkan 1 indikator memenuhi kategori cukup. 2 indikator kategori sangat
baik tersebut antara lain kegiatan pendahuluan dan kegiatan initi. Sedangkan indiaktor kegiatan
penutup berada pada kategori cukup. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian guru sudah
berkompeten dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran meskipun
ada beberapa guru yang menghadapi kesulitan ketika melaksanakan pembelajaran susuai dengan
RPP.
Kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran berhubungan erat dengan bagaimana
cara guru mengimplementasikan rencana pelaksanaan pembelajaran yang mencakup kemampuan
menerapkan keterampilan dasar mengajar dan keterampilan mengembangkan berbagai model
pembelajaran yang dianggap mutakhir. Keterampilan dalam pembelajaran yang harus dimiliki
seperti keterampilan bertanya, keterampilan membuka dan menutup pembelajaran, keterampilan
memberikan penguatan, serta keterampilan dalam mengembangkan model pembelajaran (Sanjaya,
2013). Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator kegiatan pendahuluan dan inti dalam
implementasi RPP oleh guru sangat baik. Hal ini dikarenakan sebagian besar guru sudah memiliki
keterampilan dasar dalam mengajar yang baik diantaranya yaitu membuka pembelajaran. Guru
memberikan pengantar atau pengarahan mengenai materi yang akan diajarkan kepada siswa
sehingga siswa siap mental dan tertarik untuk mengikutinya. Keterampilan membuka pelajaran
meruapakan kunci dari seluruh proses belajar mengajar yang hendak dilakukannya. Jika pada awal
pelajaran seorang guru mampu menarik perhatian siswa, maka proses belajar mengajar yang
dinamis akan tercapai (Gilarso dan Suseno, 1986).
Tingginya indikator kegiatan inti dalam penelitian ini juga disebabkan karena kemampuan
guru-guru biologi dalam menguasai materi sangat baik, juga didukung dengan metode serta model
pembelajaran yang membuat siswa aktif pada saat pembelajaran berlangsung. Kegiatan inti dalam
pembelajaran sangat memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran maupun
dalam membentuk kemampuan siswa yang telah ditetapkan. Proses kegiatan inti dalam
pembelajaran akan menggambarkan tentang penggunaan strategi dan pendekatan belajar yang
digunakan guru dalam proses pembelajaran, karena pada hakekatnya kegiatan inti pembelajaran
merupakan implementasi strategi dan pendekatan belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Efendi
(2009) menjelaskan bahwa, kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus
dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
Indikator kegiatan penutup memperoleh nilai terendah dari semua indikator implemenatsi
RPP. Hal tersebut disebabkan beberapa hal diantaranya guru berorientasi pada penyelesaian materi.
Hal ini mengakibatkan mereka tidak melakukan beberapa langkah kegiatan yang telah dipersiapkan
saat mereka menemukan fakta bahwa siswa masih kesulitan dalam memahami materi yang
disampaikan. Sebagai konsekuensinya, mereka membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
membantu siswa. Siswa juga memerlukan waktu yang lebih panjang untuk mengerjakan latihan
daripada alokasi yang telah ditetapkan guru. Hal ini pada umumnya terjadi karena ketidaktepatan
prediksi guru terhadap bobot soal latihan yang diberikan dengan kemampuan siswa menyerap
pelajaran. Beberapa hal tersebut terkadang membuat guru dalam proses pembelajaran tidak
menyelesaikan dengan baik kegiatan penutup.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1) komponen
RPP guru biologi dalam impelementasi Kurikulum 2013 di Kabupaten Konawe Selatan sudah
sangat baik yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata kompetensi pedagogik 96,73; 2) implementasi
RPP Kurikulum 2013 oleh guru biologi SMA di Kabupaten Konawe Selatan sudah baik yang
ditunjukkan dengan nilai rata-rata implementasi RPP 83,44.

IMPLIKASI PENELITIAN
Berdasarkan simpulan yang telah dijabarkan, maka imlikasi dalam penelitian ini adalah:
1. Proses pembelajaran terdiri dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang
ketiganya merupakan bagian penting dan integratif. Proses perencanaan yang dilakukan
guru sebelum mengajar, yaitu dengan memahami silabus yang diberikan pemerintah pusat
kemudian mengembangkannya menjadi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Adanya perubahan mengenai sistematika RPP dalam Kurikulum 2013 harus ditanggapi
secara serius oleh guru Biologi SMA di Kabupaten Konawe Selatan agar terjadi
kesepakatan atau keseragaman.
2. Pada tahap penailaian hasil belajar, pengukuran kemampuan siswa merupakan bagian penting
karena dapat mengetahui tingkat pemahaman siswa dan menetapkan kebijakan guru
setelah pengukuran dilakukan. Pengukuran atau penilaian dalam mata pelajaran Biologi dapat
dilakukan dengan metode yang variatif, misalnya tes tertulis, tes lisan, protofolio, bermain peran,
dan sebagainya. Mengingat karakteristik penilaian siswa pada Kurikulum 2013 yang bersifat
komprehensif maka sebaiknya dalam implementasinya seorang guru mata pelajaran
mengampu satu kelas dengan menggunakan pendekatan Penilaian Berbasis Kelas (PBK) dan
penilaian otentik. Mengenai penilaian dalam skala 1-4 sebaiknya pihak sekolah dan guru
menaati peraturan sah dan termutakhir yang tercantum dalam Permendikbud No.81 A Tahun
2013

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, I. (2016). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada.

Efendi, M. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran: Pengantar ke Arah Pemahaman KBK, KTSP,
dan SBI. Malang: Universitas Negeri Malang.

Gilarso, T & Suseno T. W. (1986). Program Pegalaman Lapangan (Microteaching). Yogyakarta:


Andi Offset.

Hakiim, L. (2011). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima

Istarani. (2015). Ensiklopedia pendidikan Jilid 1. Medan: Media Persada

Mahmud. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI, SD/MTS, dan
SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz.

OECD. (2009). The PISA 2009 Assesment Framework: Mathematics, Reading Science and
Problem Solving Knowledge and Skills. Paris.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 2016 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah

Peratran Menteri Pendidikam dan Kebudayaan No. 66 tahun 2013 Tentang Standar Penilaian
Pendidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses

Sanjaya, W. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:


Prenada Media Group

. (2011). Model-model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara


Sanjaya, W. 2013. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana.

Trisnawati. (2003). “Analisis Kesulitan Guru dalam Pembelajaran Matematika di SMK Kota
Malang”. Tesis. Diterbitkan PPIN-Batan Digital Library.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai