Anda di halaman 1dari 23

39

BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian ini dapat mendiskripsikan kemampuan guru dan implementasi

Kurikulum 2013 pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas di Kabupaten

Konawe Selatan. Hasil penelitian yang akan dipaparkan pada bagian ini terdiri dari

aspek komponen rencana pelaksanaan pembelajaran, implementasi rencana

pelaksanaan pembelajaran, penilaian pembelajaran, dan implementasi Kurikulum

2013. Deskripsi data yang disajikan meliputi nilai minimum (Min), nilai maksimum

(Maks), standar deviasi (SD), rata-rata (Rerata), dan kategori yang diolah melalui

program Mikrosoft Excel. Hasil analisis data penelitian ini dapat ditunjukkan pada

Tabel 5.1.

Tabel 5.1 Rangkuman Hasil Perhitungan Statistik Penelitian


Statistik Deskriptif
No Variabel Kategori
Min Maks Rerata
1 Komponen RPP 88,89 100,0 95,60 Sangat Baik
2 Implementasi RPP 52,63 94,74 83,44 Baik
3 Penilaian Pembelajaran 50,00 85,71 63,84 Cukup
6 Implementasi K13 80,00 100,0 95,62 Sangat Baik

5.1.1 Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Data pada Tabel 5.1 menunjukkan bahwa rata-rata komponen RPP yang

dimiliki oleh guru Biologi SMA Kabupaten Konawe Selatan berada pada kategori

sangat baik yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata komponen RPP 95,60. Hasil data

39
40

komponen RPP diperoleh melalui rublik penilaian komponen RPP. Rubrik penilaian

tersebut diberikan kepada 16 orang guru Biologi SMA Kabupaten Konawe Selatan.

Nilai yang diperoleh kemudian dikategorikan berdasarkan rentang nilai ke dalam

beberapa kategori yaitu sangat baik, baik, cukup, dan kurang. Kategori hasil data

tersebut dapat ditunjukan pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2 Kategori Hasil Data Komponen RPP


No Rentang Nilai Kriteria Jumlah Persentase (%)
1. 90,01 ≤ N ≤ 100 Sangat baik 15 93,75
2. 80,01≤ N ≤ 90 Baik 1 6,25
3. 70,1 ≤ N ≤ 80 Cukup 0 0
4. N < 70 Kurang 0 0

Data pada Tabel 5.2 menunjukkan bahwa pada umumnya komponen RPP

yang dimiliki oleh guru Biologi SMA Kabupaten Konawe Selatan berdasarkan rubrik

penialaian berada pada kategori sangat baik. Tabel 5.2. juga menunjukkan bahwa

tidak satupun guru memiliki komponen RPP kategori kurang dan cukup. Terdapat 15

orang guru guru memperoleh komponen RPP kategori sangat baik dan 1 orang guru

memperoleh kategori baik.

Deskripsi komponen RPP pada tiap-tiap indikator dapat diuraikan pada Tabel

5.3. Data pada Tabel 5.3 menunjukkan bahwa indikator nilai rata-rata tertinggi

dengan kategori sangat baik adalah kompetensi dasar, indikator pencapaian

kompetensi, dan skenario pembelajaran dengan nilai rata-rata masing-masing

indikator 100; tujuan pembelajaran, materi pembelajaran dan sumber belajar dengan

nilai rata-rata masing-masing indikator 97,92; metode pembelajaran dengan rata-rata


41

indikator 95,83; media pembelajaran dengan rata-rata indikator 91,67 dan penilaian

hasil pembelajaran rata-rata indikator 79,17 dengan kategori cukup.

Tabel 5.3 Rata-Rata Nilai dari Tiap-Tiap Indikator Komponen RPP


No Indikator Rata-Rata Nilai Kategori
1. Kompetensi Dasar 100,0 Sangat Baik
2. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) 100,0 Sangat Baik
3. Tujuan Pembelajaran 97,92 Sangat Baik
4. Materi Pembelajaran 97,92 Sangat Baik
5. Metode Pembelajaran 95,83 Sangat Baik
6. Media Pembelajaran 91,67 Sangat Baik
7. Sumber Belajar 97,92 Sangat Baik
8. Skenario Pembelajaran 100,0 Sangat Baik
9. Penilaian Hasil Pembelajaran 79,17 Cukup

Hasil data komponen RPP tiap-tiap indikator kemudian dikategorikan

berdasarkan rentang nilai ke dalam beberapa kategori yaitu sangat baik, baik, cukup,

dan kurang. Kategori hasil data tersebut dapat ditunjukkan pada Tabel 5.4.

Tabel 5.4 Kategori Hasil Data Komponen RPP tiap Indikator


No Rentang Nilai Kriteria Jumlah Persentase (%)
1. 90,01 ≤ N ≤ 100 Sangat baik 8 88,89
2. 80,01≤ N ≤ 90 Baik 0 0
3. 70,1 ≤ N ≤ 80 Cukup 0 0
4. N < 70 Kurang 1 11,11

Data pada Tabel 5.4 menunjukkan bahwa pada umumnya indikator-indikator

komponen RPP yang dimiliki oleh guru Biologi SMA Kabupaten Konawe Selatan

berdasarkan rubrik penilaian berada pada kategori sangat baik. Masing-masing

kategori yaitu kurang sebanyak 1 indikator (11,11%), cukup sebanyak 0 indikator

(0%), baik sebanyak 0 indkator (0%), dan sangat baik sebanyak 8 indikator (88,89%).
42

5.1.2 Implementasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Data pada Tabel 5.1 menunjukkan bahwa rata-rata implementasi RPP oleh

guru Biologi SMA Kabupaten Konawe Selatan berada pada kategori baik yang

ditunjukkan dengan nilai rata-rata implemntasi RPP 83,44. Hasil data implementasi

RPP diperoleh melalui rubrik penilaian implemantasi RPP. Rubrik penilaian tersebut

diberikan kepada 16 orang guru Biologi SMA Kabupaten Konawe Selatan. Nilai yang

diperoleh kemudian dikategorikan berdasarkan rentang nilai ke dalam beberapa

kategori yaitu sangat baik, baik, cukup, dan kurang. Kategori hasil data tersebut dapat

ditunjukkan pada Tabel 5.5.

Tabel 5.5 Kategori Hasil Data Implementasi RPP


No Rentang Nilai Kriteria Jumlah Persentase (%)
1. 90,01 ≤ N ≤ 100 Sangat baik 4 25
2. 80,01≤ N ≤ 90 Baik 9 56,25
3. 70,1 ≤ N ≤ 80 Cukup 1 6,25
4. N < 70 Kurang 2 12,5

Data pada Tabel 5.5 menunjukkan bahwa pada umumnya implementasi RPP

yang dimiliki oleh guru Biologi SMA Kabupaten Konawe Selatan berdasarkan rubrik

penilaian berada pada kategori baik. Masing-masing kategori yaitu kurang sebanyak 2

orang guru (12,5%), cukup sebanyak 1 orang guru (6,25%), baik sebanyak 9 orang

guru (56,25%), dan sangat baik sebanyak 4 orang guru (25%).


43

Deskripsi Implementasi RPP pada tiap-tiap indikator dapat diuraikan pada

Tabel 5.6. Data pada Tabel 5.6 menunjukkan bahwa indikator nilai rata-rata tertinggi

dengan kategori baik adalah kegiatan inti yang terdiri dari 9 sub indikator dengan

rata-rata nilai 87,96; kegiatan pendahuluan yang terdiri dari 5 sub indikator berada

pada kategori baik dengan nilai rata-rata 85,42 dan kegiatan penutup yang terdiri dari

5 sub indikator berada pada kategori cukup dengan nilai rata-rata 73,33.

Tabel 5.6 Rata-Rata Nilai dari Tiap-Tiap Indikator Implementasi RPP


No Indikator Rata-Rata Nilai Kategori
1. Kegiatan Pendahuluan 85,42 Baik
2. Kegiatan Inti 87,96 Baik
3. Kegiatan Penutup 73,33 Cukup

Hasil data implementasi RPP tiap-tiap indikator kemudian dikategorikan

berdasarkan rentang nilai ke dalam beberapa kategori yaitu sangat baik, baik, cukup,

dan kurang. Kategori hasil data tersebut dapat ditunjukkan pada Tabel 5.7.

Tabel 5.7 Kategori Hasil Data Implementasi RPP tiap Indikator


No Rentang Nilai Kriteria Jumlah Persentase (%)
1. 90,01 ≤ N ≤ 100 Sangat baik 0 0
2. 80,01≤ N ≤ 90 Baik 2 66,67
3. 70,1 ≤ N ≤ 80 Cukup 1 33,33
4. N < 70 Kurang 0 0

Data pada Tabel 5.7 menunjukkan bahwa pada umumnya indikator-indikator

implementasi RPP oleh guru Biologi SMA Kabupaten Konawe Selatan berdasarkan

rubrik penilaian berada pada kategori baik. Masing-masing kategori yaitu kurang

sebanyak 0 indikator (0%), cukup sebanyak 1 indikator (33,33%), baik sebanyak 2

indkator (66,67%), dan sangat baik sebanyak 0 indikator (0%).


44

5.1.3 Penilaian Pembelajaran

Data pada Tabel 5.1 menunjukkan bahwa rata-rata penilaian pembelajaran

oleh guru Biologi SMA Kabupaten Konawe Selatan berada pada kategori cukup yang

ditunjukkan dengan nilai rata-rata penilaian pembelajaran 63,84. Hasil data penilaian

pembelajaran diperoleh melalui rubrik penilaian komponen penilaian pembelajaran.

Rubrik penilaian tersebut diberikan kepada 16 orang guru Biologi SMA Kabupaten

Konawe Selatan. Nilai yang diperoleh kemudian dikategorikan berdasarkan rentang

nilai ke dalam beberapa kategori yaitu sangat baik, baik, cukup, dan kurang. Kategori

hasil data tersebut dapat ditunjukkan pada Tabel 5.8.

Tabel 5.8 Kategori Hasil Data Penilaian Pembelajaran


No Rentang Nilai Kriteria Jumlah Persentase (%)
1. 90,01 ≤ N ≤ 100 Sangat baik 0 0
2. 80,01≤ N ≤ 90 Baik 1 6,25
3. 70,1 ≤ N ≤ 80 Cukup 1 6,25
4. N < 70 Kurang 14 87,5

Data pada Tabel 5.8 menunjukkan bahwa pada umumnya penilaian

pembelajaran yang dimiliki oleh guru Biologi SMA Kabupaten Konawe Selatan

berdasarkan rubrik penilaian berada pada kategori kurang. Masing-masing kategori

yaitu kurang sebanyak 14 orang guru (87,5%), cukup sebanyak 1 orang guru (6,25%),

baik sebanyak 1 orang guru (6,25%), dan sangat baik sebanyak 0 orang guru (0%).
45

Deskripsi penilaian pembelajaran pada tiap-tiap indikator dapat diuraikan

pada Tabel 5.9. Data pada Tabel 5.9 menunjukkan bahwa indikator proses

pembelajaran dengan rata-rata 61,72 dan indikator akhir pembelajaran dengan nilai

rata-rata 66,67 berada pada kategori kurang.

Tabel 5.9 Rata-Rata Nilai dari Tiap-Tiap Indikator Penilaian Pembelajaran


No Indikator Rata-Rata Nilai Kategori
1. Proses Pembelajaran 61,72 Kurang
2. Akhir Pembelajaran 66,67 Kurang

Hasil data penilaian pembelajaran tiap-tiap indikator kemudian

dikategorikan berdasarkan rentang nilai ke dalam beberapa kategori yaitu sangat baik,

baik, cukup, dan kurang. Kategori hasil data tersebut dapat ditunjukkan pada Tabel

5.10.

Tabel 5.10 Kategori Hasil Data Penilaian Pembelajaran tiap Indikator


No Rentang Nilai Kriteria Jumlah Persentase (%)
1. 90,01 ≤ N ≤ 100 Sangat baik 0 0
2. 80,01≤ N ≤ 90 Baik 0 0
3. 70,1 ≤ N ≤ 80 Cukup 0 0
4. N < 70 Kurang 2 100

Data pada Tabel 5.10 menunjukkan bahwa pada umumnya indikator-indikator

penilaian pembelajaran oleh guru Biologi SMA Kabupaten Konawe Selatan

berdasarkan rubrik penilaian berada pada kategori kurang yang berjumlah 2 indikator.
46

5.1.4 Implementasi Kurikulum 2013

Data pada Tabel 5.1 menunjukkan bahwa rata-rata implementasi Kurikulum

2013 guru Biologi SMA Kabupaten Konawe Selatan berada pada kategori sangat

baik yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata implemntasi Kurikulum 2013 98,28.

Hasil data implementasi Kurikulum 2013 diperoleh melalui rubrik penilaian

Kurikulum 2013. Rubrik penilaian tersebut diberikan kepada 16 orang guru Biologi

SMA Kabupaten Konawe Selatan. Nilai yang diperoleh kemudian dikategorikan

berdasarkan rentang nilai ke dalam beberapa kategori yaitu sangat baik, baik, cukup,

kurang, dan sangat kurang. Kategori hasil data tersebut dapat ditunjukkan pada Tabel

5.11.

Tabel 5.11 Kategori Hasil Data Implementasi Kurikulum 2013


No Rentang Nilai Kriteria Jumlah Persentase (%)
1. 91 ≤ N ≤ 100 Sangat baik 15 93,75
2. 76≤ N ≤ 90 Baik 1 6,25
3. 50 ≤ N ≤ 75 Cukup 0 0
4. N > 50 Kurang 0 0
Data pada Tabel 5.11 menunjukkan bahwa pada umumnya implementasi

Kurikulum 2013 oleh guru Biologi SMA Kabupaten Konawe Selatan berdasarkan

rubrik penilaian berada pada kategori sangat baik. Masing-masing kategori yaitu

kurang sebanyak 0 orang guru (0%), cukup sebanyak 0 orang guru (0%), baik

sebanyak 1 orang guru (6,25%), dan sangat baik sebanyak 15 orang guru (93,75%).
47

Deskripsi implementasi Kurikulum 2013 pada tiap-tiap indikator dapat

diuraikan pada Tabel 5.12. Data pada Tabel 5.12 menunjukkan dua indikator

implementasi Kurikulum 2013 memperoleh nilai rata-rata dengan kategori sangat

baik yaitu: persiapan terdiri dari 3 sub indikator dengan rata-rata nilai 98,88;

pelaksanaan yang terdiri dari 12 sub indikator dengan rata-rata nilai 98,69 dan satu

indikator implementasi Kurikulum 2013 memperoleh nilai rata-rata dengan kategori

baik yaitu penilaian yang terdiri dari 5 sub indikator dengan rata-rata nilai 87,50.

Tabel 5.12 Rata-Rata Nilai dari Tiap-Tiap Indikator Implementasi Kurikulum 2013
No Indikator Rata-Rata Nilai Kategori
1. Persiapan 96,88 Sangat Baik
2. Pelaksanaan 98,69 Sangat Baik
3. Penilaian 87,50 Baik
Hasil data implementasi Kurikulum 2013 tiap-tiap indikator kemudian

dikategorikan berdasarkan rentang nilai ke dalam beberapa kategori yaitu sangat baik,

baik, cukup, dan kurang. Kategori hasil data tersebut dapat ditunjukan pada Tabel

5.13.

Tabel 5.13 Kategori Hasil Data Implementasi Kurikulum 2013 tiap Indikator
No Rentang Nilai Kriteria Jumlah Persentase (%)
1. 91 ≤ N ≤ 100 Sangat baik 2 66,67
2. 76≤ N ≤ 90 Baik 1 33,33
3. 50 ≤ N ≤ 75 Cukup 0 0
4. N > 50 Sangat kurang 0 0

Data pada Tabel 5.13 menunjukkan bahwa pada umumnya indikator-indikator

implementasi K13 guru Biologi SMA Kabupaten Konawe Selatan berdasarkan rubrik

penilaian berada pada kategori sangat baik yang seluruh berjumlah 2 indikator

(66,67%) dan 1 indikator kategori baik (33,3%).


48

5.2 Pembahasan Hasil Penelitian

5.2.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Guru Biologi dalam


Merencanakan Pembelajaran Kurikulum 2013

Berdasarkan hasil analisis komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) guru biologi SMA Kabupaten Konawe Selatan menunjukkan dari 16 guru

biologi diketahui bahwa terdapat 15 orang guru memperoleh komponen RPP kategori

sangat baik dengan persentase 93,75% dan 1 orang guru memperoleh komponen RPP

kategori baik dengan persentase 6,25%. Hal ini menunjukkan bahwa guru sudah

menjalankan tugasnya dengan baik sebagai tendaga pendidik. Temuan ini sejalan

dengan amanat Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

Pasal 39 ayat 2 bahwa Pendidik merupakan tenaga profesional yang

bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran.

Langkah-langkah pembelajaran dalam RPP sudah diuraikan secara urut oleh

guru mata pelajaran dimulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

Dalam perencanaan pembelajaran metode yang digunakan guru sudah bervariasi dan

media yang digunakan oleh guru juga sudah bervariasi, misalnya: gambar, carta,

mikroskop, awetan basah dan kering.

Analisis juga dilakukan pada tiap indikator komponen rencana pelaksanaan

pembelajaran. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari total 9 indikator yang diteliti 8

indikator memenuhi kategori sangat baik dengan persentase 88,89% sedangkan 1

indikator memenuhi kategori kurang dengan persentase 11,11%. 8 indikator kategori

sangat baik tersebut antara lain kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi,
49

skenario pembelajaran, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, sumber belajar.

metode pembelajaran, dan media pembelajaran. Sedangkan indiaktor penilaian hasil

pembelajaran berada pada kategori kurang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

sebagian besar guru sudah berkompeten dalam menyusun rencana pembelajaran

meskipun ada beberapa guru yang menghadapi kesulitan karena baru dalam

menyusun rencana pembelajaran yang berdasarkan Kurikulum 2013 terkhusus pada

indikator penilaian pembelajaran.

Rendahnya indikator penilaian pembelajaran oleh guru biologi diduga karena

guru masih merasa kesulitan dalam merencanakan penilaian terutama dalam

penerapan Kurikulum 2013. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Mahmud (2014) bahwa salah satu kendala guru dalam Kurikulum 2013 adalah

melakukan penilaian dalam proses pembelajaran. Ruja dan Sukamanto (2015) dalam

penelitiannya juga menyatakan bahwa format penilaian dalam Kurikulum 2013

dinilai sangat membingungkan karena banyak aspek (kognitif, afektif, dan

psikomotor) yang harus diamati dan dinilai dalam waktu bersamaan setiap kali

pembelajaran dari awal sampai akhir.

Penilaian pembelajaran dalam Kurikulum 2013 terlalu rumit sehingga guru

mengalami kesulitan. Kerumitan ini disebabkan banyaknya aspek penilaian yang

harus dilakukan oleh guru. Dalam panduan penilaian untuk sekolah menengah yakni

penilaian keterampilan dimaksudkan untuk mengetahui penguasaan pengetahuan

peserta didik dapat digunakan untuk mengenal dan menyelesaikan masalah dalam

kehidupan sesungguhnya (dunia nyata). Singkatnya, aspek sikap menunjukkan


50

kepribadian dan karakter peserta didik, aspek pengetahuan menunjukkan kecerdasan

peserta didik, dan aspek keterampilan menunjukkan kecerdasan peserta didik. Adanya

tiga aspek yang harus dinilai tersebut, yang menjadi rendahnya dalam penilaian

pembelajaran dalam Kurikulum 2013 yang ditekankan sebagai penilaian autentik ini,

membuat guru mengalami beberapa hambatan yakni aspek-aspek penilaian yang

masih dijabarkan lagi menjadi unsur- unsur. Misalnya dalam penilaian aspek sikap

guru harus mengisi lembar penilaian dan menggunakan berbagai teknik penilaian,

dalam penilaian keterampilam guru juga harus melakukan penilaian observasi dan

portofolio kegiatan peserta didik, dan untuk penilaian pengetahuan dilakukan dengan

tes maupun non tes. Dengan adanya tiga aspek penilaian ini, menimbulkan

kebingungan dan mengakibatkan penilaian yang rekayasa, khususnya dalam penilaian

sikap.

5.2.2 Implementasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Guru Biologi


dalam Melaksanakan Pembelajaran Kurikulum 2013

Berdasarkan hasil analisis implementasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) guru biologi SMA Kabupaten Konawe Selatan menunjukkan dari 16 guru

biologi diketahui bahwa terdapat 4 orang guru implementasi RPP sangat baik dengan

persentase 25% , 9 orang guru implementasi RPP baik dengan persentase 56,25%, 1

orang guru implementasi RPP dengan persentase 6,25% cukup dan 2 orang guru

implementasi RPP kurang dengan persentase 12,5%. Temuan dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran sesuai

dengan apa yang sudah guru rencanakan dalam RPP, walaupun masih ada guru yang
51

kurang dalam implementasi rencana pelaksanaan pembelajaran. Hasil ini sejalan

dengan penelitian Bariyah (2014) tentang kesesuaian RPP dan pelaksanaan

pembelajaran dengan kerikulum 2013 menunjukkan persentase sebesar 89,6%

dengan kriteria amat sesuai.

Analisis juga dilakukan pada tiap indikator implementasi rencana pelaksanaan

pembelajaran. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari total 3 indikator yang diteliti 2

indikator memenuhi kategori sangat baik dengan persentase 66,67% sedangkan 1

indikator memenuhi kategori cukup dengan persentase 33,33%. 2 indikator kategori

sangat baik tersebut antara lain kegiatan pendahuluan dan kegiatan inti. Sedangkan

indikator kegiatan penutup berada pada kategori cukup. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa sebagian guru sudah berkompeten dalam melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran. Penelitian Putri (2015) tentang

kesesuaian antara alur mengajar yang tertulis pada RPP dengan pelaksanaannya di

kelas pada dasarnya sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran, namun pada

pelaksanaannya banyak kegiatan yang dilaksanakan dengan catatan dan tidak

dilaksanakan sesuai alur pada RPP.

Kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran berhubungan erat dengan

bagaimana cara guru mengimplementasikan rencana pelaksanaan pembelajaran yang

mencakup kemampuan menerapkan keterampilan dasar mengajar dan keterampilan

mengembangkan berbagai model pembelajaran yang dianggap mutakhir.

Keterampilan dalam pembelajaran yang harus dimiliki seperti keterampilan bertanya,

keterampilan membuka dan menutup pembelajaran, keterampilan memberikan


52

penguatan, serta keterampilan dalam mengembangkan model pembelajaran (Sanjaya,

2013). Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator kegiatan pendahuluan dan inti

dalam implementasi RPP oleh guru sangat baik. Hal ini dikarenakan sebagian besar

guru sudah memiliki keterampilan dasar dalam mengajar yang baik diantaranya yaitu

membuka pembelajaran. Guru memberikan pengantar atau pengarahan mengenai

materi yang akan diajarkan kepada siswa sehingga siswa siap mental dan tertarik

untuk mengikutinya. Keterampilan membuka pelajaran meruapakan kunci dari

seluruh proses belajar mengajar yang hendak dilakukannya. Jika pada awal pelajaran

seorang guru mampu menarik perhatian siswa, maka proses belajar mengajar yang

dinamis akan tercapai (Gilarso dan Suseno, 1986).

Tingginya indikator kegiatan inti dalam penelitian ini juga disebabkan karena

kemampuan guru-guru biologi dalam menguasai materi sangat baik, juga didukung

dengan metode serta model pembelajaran yang membuat siswa aktif pada saat

pembelajaran berlangsung. Kegiatan inti dalam pembelajaran sangat memegang

peranan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran maupun dalam membentuk

kemampuan siswa yang telah ditetapkan. Proses kegiatan inti dalam pembelajaran

akan menggambarkan tentang penggunaan strategi dan pendekatan belajar yang

digunakan guru dalam proses pembelajaran, karena pada hakekatnya kegiatan inti

pembelajaran merupakan implementasi strategi dan pendekatan belajar. Hal ini

sejalan dengan pendapat Efendi (2009) menjelaskan bahwa, kegiatan pembelajaran

memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik secara berurutan

untuk mencapai kompetensi dasar.


53

Indikator kegiatan penutup memperoleh nilai terendah dari semua indikator

implemenatsi RPP. Hal tersebut disebabkan beberapa hal diantaranya guru

berorientasi pada penyelesaian materi, sehingga mengakibatkan mereka tidak

melakukan beberapa langkah kegiatan yang telah dipersiapkan saat mereka

menemukan fakta bahwa siswa masih kesulitan dalam memahami materi yang

disampaikan. Sebagai konsekuensinya, mereka membutuhkan waktu yang lebih lama

untuk membantu siswa. Siswa juga memerlukan waktu yang lebih panjang untuk

mengerjakan latihan daripada alokasi yang telah ditetapkan guru. Hal ini pada

umumnya terjadi karena ketidaktepatan prediksi guru terhadap bobot soal latihan

yang diberikan dengan kemampuan siswa menyerap pelajaran. Beberapa hal tersebut

terkadang membuat guru dalam proses pembelajaran tidak menyelesaikan dengan

baik kegiatan penutup.

5.2.3 Penilaian Pembelajaran oleh Guru Biologi dalam Menilai Pembelajaran


Kurikulum 2013

Berdasarkan hasil analisis penilaian pembelajaran guru biologi SMA

Kabupaten Konawe Selatan menunjukkan dari 16 guru biologi diketahui bahwa

terdapat 14 orang guru memperoleh penilaian pembelajaran kurang dengan persentase

87,5%, 1 orang guru memperoleh penilaian pembelajaran cukup dengan persentase

6,25% dan 1 orang guru memperoleh penilaian pembelajaran baik dengan persentase

6,25%. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan guru masih

kurang dalam melaksanakan penilaian pembelajaran terutama di Kurikulum 2013.

Hal tersebut didukung oleh data penelitian pada indikator RPP yang menunjukkan
54

perencanaan penilaian pembelajaran memperoleh skor paling rendah. Temuan dalam

penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Setiadi (2016) bahwa

pada tahap pelaksanaan penilaian pembelajaran, ditemukan banyak

guru-guru yang kesulitan dalam melaksanakan penilaian di Kurikulum 2013,

terutama kesulitan dalam penilaian sikap, dan penilaian pembelajran tematik, juga

kesulitan dalam menganalisis instrument penilaian dan revisi butir soal

Minimnya porsi tentang penilaian di kelas pada pembekalan Kurikulum 2013

merupakan salah satu penyebab dari rendahnya penilaian pembelajaran Kurikulum

2013. Tidak hanya pada Kurikulum 2013, pada kurikulum sebelumnya (Kurikulum

2004 dan KTSP), belum banyak guru yang menguasasi dan menerapkan beberapa

teknik penilaian dalam penilaian di kelas. Sebagian besar guru sudah biasa dalam

melakukan penilaian pada aspek pengetahuan, namun demikian kurang terbiasa

dalam menerapkan penilaian pada aspek sikap dan keterampilan. Di samping itu,

masih kurangnya perhatian dan tuntutan agar guru menerapkan berbagai teknik dalam

penilaian. Guru lebih banyak menilai peserta didiknya dengan menggunakan tes, baik

pilihan ganda maupun uraian terstruktur atau esai. Hal ini pula yang menjadi salah

satu sorotan mengapa lebih banyak guru yang menggunakan pendekatan ”penilaian

tradisional” daripada ”penilaian autentik”.

Analisis juga dilakukan pada tiap indikator penilaian pembelajaran. Hasil

analisis menunjukkan bahwa dari total 2 indikator yang diteliti, kedua indikator

tersebut memenuhi kategori kurang dengan persentase 100%. Indikator tersebut

antara lain penilaian proses pembelajaran dan akhir pembelajaran. Apabila


55

diperhatikan beberapa aspek yang perlu dicermati dalam proses penilaian sebagai

bidang garapan guru di sekolah, maka dapat dinyatakan pula bahwa pada hakekatnya

kegiatan penilaian itu harus berorientasi pada ketiga aspek tujuan pendidikan, yakni

aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

Pada perkembangan lembaga-lembaga pendidikan formal, di mana sampai

saat ini masih harus diakui bahwa terdapat ketimpangan yang sangat mendasar yang

dilakukan oleh para guru di sekolah tentang pelaksanaan penilaian, dimana guru-guru

pada umumnya tidak memahami kualitas tes atau alat yang disusunnya. Umumnya

guru-guru yang melaksanakan tugas-tugas keguruan, pada setiap jenjang pendidikan

dapat dikatakan memiliki berbagai keterbatasan kemampuan, baik yang disebabkan

katena faktor intern dari guru-guru yang bersangkutan maupun yang disebabkan oleh

keterbatasan fasilitas untuk berbuat secara optimal sesuai dengan tuntutan dari

perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri. Oleh karena itu, tidak sedikit para ahli

pendidikan yang memiliki asumsi bahwa guru-guru di lapangan masih belum mampu

mengoptimalkan antara potensi yang dimilikinya dengan kenyataan-kenyataan yang

semestinya dikerjakan.

Praktik penilaian pendidikan yang berkembang sampai saat ini masih banyak

mengalami kendala, hal ini bersumber dari ketidakmampuan akademis dari guru yang

bersangkutan untuk melaksanakan proses penilaian di bidang tersebut. Dengan kata

lain, guru kurang memahami penilaian secara mendalam. Kebanyakan guru tidak

memiliki latar belakang pendidikan formal secara khusus dalam penilaian pendidikan.

Di sebagian perguruan tinggi atau lembaga penghasil tenaga pendidik dan tenaga
56

kependidikan, kajian tentang penilaian pendidikan hanya diperoleh melalui beberapa

mata kuliah saja atau bahkan satu mata kuliah saja. Sehingga bukanlah hal yang

mengejutkan jika sebagian guru menggunakan tes yang sama dari tahun ke tahun.

Sebagian guru bahkan berendapat bahwa mereka memberikan tes sebagaimana tes

yang mereka terima. Hal ini dapat dibenarkan sepanjang guru menggunakan tes yang

benar-benar baku dan dilakukan dengan cara yang baku pula. Namun terkadang guru

menggunakan tes yang tidak dapat dijamin standarisasinya, dan tes yang cenderung

sama digunakan dari tahun ke tahun (Supranata, 2004).

5.2.4 Implementasi Kurikulum 2013 oleh Guru Biologi

Berdasarkan hasil analisis implementasi Kurikulum 2013 guru biologi SMA

Kabupaten Konawe Selatan menunjukkan dari 16 guru biologi diketahui bahwa

terdapat 15 orang guru implementasi Kurikulum 2013 kategori sangat baik dengan

persentase 93,75% dan 1 orang guru mplementasi Kurikulum 2013 kategori baik.

Dengan persentase 6,25%. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa

kemampuan guru dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 di SMA Kabupaten

Konawe Selatan sudah baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Budi (2018) bahwa guru

merupakan ujung tombak pelaksanaan implementasi Kurikulum 2013 di sekolah.

Analisis juga dilakukan pada tiap indikator implementasi Kurikulum 2013.

Hasil analisis menunjukkan bahwa dari total 3 indikator yang diteliti, semua indikator

menunjukkan kategori sangat baik. Ketiga indikator tersebut antara lain persiapan

pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian pembelajaran


57

Secara umum, pada tahap persiapan ini guru Biologi di Kabupaten Konawe

Selatan sudah sangat siap dalam melakukan persiapan pembelajaran Kurikulum 2013.

Hal ini di tunjukkan dengan hasil analisis data rubrik penilaian komponen RPP yang

berada pada kategori sangat baik. Kategori tersebut menunjukkan bahwa, guru

Biologi di Kabupaten Konawe Selatan sebagian besar mengimplementasikan

Kurikulum 2013 dalam rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan

pengembangan Kurikulum 2013, yaitu mengenai penyusunan RPP (dengan berdasar

prinsip-prinsip yang tertulis pada Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang standar

proses pendidikan dasar dan menengah dan merujuk pada silabus yang dibuat

pemerintah, dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 terhadap RPP guru dapat

mengaitkan dan memadukan antara kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, sumber belajar serta

penerapan teknologi informasi dan komunikasi yang mereka rancang dalam satu

keutuhan pengalaman belajar. Hal ini dapat dilihat dari kesesuaian komponen RPP

yang telah dibuat oleh guru dengan komponen RPP berdasarkan Kurikulum 2013,

yang mencakup: 1) data sekolah, mata pelajaran, kelas/semester; 2) materi pokok; 3)

alokasi waktu; 4) KI, KD dan indikator pencapaian kompetensi, serta tujuan

pembelajaran; 5) materi pembelajaran, metode pembelajaran; 6) media, alat dan

sumber belajar; 7) langkah-langkah kegiatan pembelajaran; dan 8) penilaian.

Dari hasil analisis masing-masing butir pernyataan pada rubrik penilaian

tentang implementasi Kurikulum 2013 dalam persiapan pembelajaran, guru menilai

bahwa dalam persiapan pembelajaran memiliki nilai rerata pada kategori sangat baik
58

dalam implementasi Kurikulum 2013. Hal ini sejalan dengan pendapat Rustanto

(2014) bahwa kesiapan guru di lapangan akan menjadi faktor penentu implementasi

Kurikulum 2013. Oleh karena itu, melalui hasil penelitian ini menjadi sebuah sumber

informasi guru untuk mempertahankan dan lebih meningkatkan inovasi dalam

merencanakan pelaksanaan pembelajaran sehingga dalam kegiatan belajar mengajar

guru dapat menambahkan wawasan kepada peserta didik tentang keragaman budaya

yang ada kaitannya dengan mata pelajaran yang diajarkan.

Pada tahap pelaksanaan pembelajaran guru Biologi di Kabupaten Konawe

Selatan sudah baik dalam melaksanakan pembelajaran di Kurikulum 2013. Hal ini di

tunjukkan dengan hasil analisis data rubrik penilaian implementasi RPP yang berada

pada kategori baik. Kategori tersebut menunjukkan bahwa, guru Biologi di

Kabupaten Konawe Selatan sebagian besar mengimplementasikan Kurikulum 2013

dalam pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan pengembangan Kurikulum 2013,

yaitu mengenai pembelajaran peserta didik aktif, mandiri, kritis, pembelajaran

berbasis pemecahan masalah, pola pembelajaran berbasis tim, penggunaan

karakteristik pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan

penerapan pembelajaran yang direkomendasikan oleh Kurikulum 2013 yaitu PBL,

PJBL, inquiry learning dan discovery learning yang terangkum di dalam kegiatan

pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup yang dilaksanakan selama kegiatan

belajar mengajar berlangsung.

Dari hasil analisis masing-masing butir pernyataan pada rubrik penilaian

tentang implementasi Kurikulum 2013 dalam pelaksanaan pembelajaran, guru


59

menilai bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran memiliki nilai rerata tertinggi dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran. Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 65 Tahun 2013 tentang standar

proses pendidikan dasar dan menengah menjelaskan bahwa dalam

mengimplementasikan proses pembelajaran kurikulum 2013 pada satuan pendidikan

harus diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan

fisik serta psikologis siswa. Oleh karena itu, melalui hasil penelitian ini menjadi

sebuah sumber informasi guru dalam pelaksanaan pembelajaran untuk lebih

mempertahankan dan meningkatkan kreativitasnya dalam kegiatan belajar mengajar

sehingga dalam kegiatan belajar mengajar guru dapat lebih baik lagi untuk

menjadikan peserta didik lebih aktif, mandiri, dan kritis.

Pada tahap penilaian implementasi Kuirkulum 2013 oleh guru Biologi di

Kabupaten Konawe Selatan sudah baik dalam melaksanakan pembelajaran di

Kurikulum 2013. Hal ini di tunjukkan dengan hasil analisis data rubrik penilaian

implementasi kurikulum pada indikator penilaian yang berada pada kategori baik.

Kategori tersebut menunjukkan bahwa, guru sebagian besar mengimplementasikan

Kurikulum 2013 dalam penilaian hasil belajar peserta didik sesuai dengan teori yang

telah tertulis di dalam Permendikbud No. 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian

Pendidikan, yang menjelaskan ruang lingkup penilaian, penilaian hasil belajar peserta

didik yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang


60

dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi

relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Teknik dan

instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap yaitu melalui observasi,

penilaian diri, penilaian “teman sejawat” (peer evaluation) oleh peserta didik dan

jurnal, untuk penilaian kompetensi pengetahuan yaitu melalui tes tulis, tes lisan, dan

penugasan, sedangkan untuk menilai kompetensi keterampilan yaitu melalui penilaian

kinerja dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio serta

mnelakukan emnedial. Penilaian tersebut dilakukan secara berkelanjutan oleh guru,

sehingga guru dapat mengetahui perkembangan belajar yang terjadi di dalam diri

peserta didik.

Dari hasil analisis masing-masing butir pernyataan pada rubrik penilaian

tentang implementasi Kurikulum 2013 dalam penilaian hasil belajar peserta didik,

secara umum guru menilai bahwa dalam penilaian hasil belajar peserta didik memiliki

nilai rerata kategori baik, namun masih ada sebagian guru yang masih sangat sulit

melakukan penilaian Kurikulum 2013 seperti penilaian autentik, penilaian diri siswa,

penilaian unjuk kerja dan penilaian proyek serta masih ada guru yang belum

menggunakan instrumen penilaian yang meliputi aspek sikap, pengetahuan dan

keterampilan dalam suatu proses pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari

tanggapan guru pada rubrik penilaian implementasi Kurikulum 2013 pada indikator

penilaian. Rendahnya skor guru pada kedua sub indikator tersebut sejalan dengan

rendahnya perencanaan penilaian pembelajaran pada komponen RPP dan pelaksanaan

penilaian pembelajaran pada implementasi RPP. Hal tersebut diduga karena sebagian
61

guru masih sangat kesulitan menerapkan penilaian sesuai standar yang ditetapkan

oleh kurikulum 2013. Oleh karena itu, melalui hasil penelitian ini tentunya akan

menjadi sumber informasi untuk mempertahankan dan meningkatkan pelaksanaan

penilaian hasil belajar peserta didik terkait kegiatan penilaian pada mata pelajaran

yang diajarkan sehingga guru dapat mengetahui perkembangan belajar yang terjadi di

dalam diri peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai