Disusun Oleh:
2019
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seluruh
alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira
kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan, dan kepercayaan yang
begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa
memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir
kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca,
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia, nilai, moral, dan hukum merupakan sesuatu yang tidak dapat
berkaitan dengan nilai, moral, dan hukum antara lain mengenai kejujuran,
pendidikan agama dan moral karena dengan adanya panutan, nilai, bimbingan,
dan moral dalam diri manusia akan sangat menentukan kepribadian individu atau
jati diri manusia, lingkungan sosial dan kehidupan setiap insan. Pendidikan nilai
yang mengarah kepada pembentukan moral yang sesuai dengan norma kebenaran
menjadi sesuatu yang esensial bagi pengembangan manusia yang utuh dalam
konteks sosial.
dapat dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja. Secara umum ada tiga
internalisasi, panutan dan reproduksi langsung dari nilai-nilai moral yang hendak
ditanamkan sebagai pola orientasi dari kehidupan keluarga.hal-hal yang juga perlu
PEMBAHASAN
manusia, hubungan manusia dengan alam, dan hubungan manusia dengan Tuhan.
Hubungan pertama dan kedua selalu berkembang namun hubungan yang ketiga
bersifat konstan. Orang yang bermoral adalah orang yang berbudaya. Moral
horisontal antarsesama.
Nilai adalah prinsip umum tingkah laku abstrak yang ada dalam alam
a. Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehiidupan manusia.
Nilai yang bersifat abstrak tidak dapat diindra. Hal yang dapat
cita-cita, dan suatu keharusan sehingga nilai memiliki sifat ideal (das
Macam-macam Nilai :
b. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk
manusia.
manusia.
2) Nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsur perasaan
(emotion) manusia.
3) Nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsur kehendak
Misalkan kita mengatakan bahwa orang itu baik atau lukisan itu indah. Berarti
kita melakukan penilaian terhadap suatu objek. Baik dan indah adalah contoh
nilai. Manusia memberikan nilai pada sesuatu. Sesuatu itu bisa dikatakan adil,
3) Angka, skor.
4) Kadar, mutu.
pedoman hidup bagi seseorang atau kelompok orang dalam berperilaku atau
berbuat. Etika dalam arti ini disebut sistem nilai budaya. Sistem nilai budaya
merupakan gambaran perilaku baik, benar, dan bermanfaat yang terdapat dalam
pikiran.
Pembahasan mengenai nilai termasuk dalam kawasan etika. Bertens
2) Etika berarti kumpulan asas atau nilai moral. Etika yang dimaksud
3) Etika berarti ilmu tentang baik dan buruk. Etika yang dimaksud sama
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari berbagai
macam suku, agama dan adat istiadat. Oleh karena itulah bangsa Indonesia
perbedaan yang ada tersebut, bangsa Indonesia tetap bisa bersatu dalam ikatan
mengapa bangsa Indonesia tetap bersatu di dalam perbedaan yang ada. Ternyata
ada nilai yang dianut disana. Nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang telah
bangsa lain. Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang ramah terhadap
bangsa lain. Bangsa Indonesia memiliki nilai-nilai moral yang sangat kuat.
Misalnya saja orang yang lebih muda harus bisa menghormati orang yang lebih
tua. Jika ingin memberi sesuatu kepad orang lain haruslah menggunakan tangan
kanan. Kepada kedua orang tua harus bersikap hormat. Semua nilai-nilai luhur itu
leluhur bangsa Indonesia. nilai-nilai itulah yang menjadi ciri bangsa Indonesia
sehingga ini berbeda dengan bangsa lain. Misalnya saja bangsa barat yang
cenderung sekuler. Antara tangan kanan dan tangan kiri tidak ada bedanya. Orang
barat boleh menggunakan tangan kiri untuk memberikan sesuatu kepada orang
lain. Hal ini tentu berbeda dengan bangsa Indonesia yang diajarkan untuk
dijadikan bangsa Indonesia sebagai sumber falsafah dan pedoman hidup bangsa
Indonesia. Nilai-nilai luhur itu perlu terus dilestarikan dan dipelihara. Terutama
oleh generasi muda yang nantinya akan menjadi penerus bangsa di masa yang
akan datang.
usaha memanusiakan diri dalam alam lingkungan, baik fisik maupun sosial.
Nilai erat hubungannya dengan manusia, baik dalam bidang etika yang
ketika manusia memahami agama dan keyakinan beragama. Olewh karena itu
nilai berhubungan dengan sikap seseorang sebagai warga masyarakat, warga suatu
Manusia sebagai makhluk yang bernilai akan memaknai nilai dalam dua
konteks, pertama akan memandang nilai sebagai suatu objektif, apabila dia
memandang nilai itu ada meskipun tanpa ada yang menilainya, bahkan
memandang nilai telah ada sebelum adanya manusia sebagai penilai. Baik dan
buruk, benar dan salah bukan hadir karena hasil persepsi dan penafsiran manusia,
tetapi ada sebagai sesuatu yang ada dan menuntun manusia dalam kehidupannya.
Persoalannya bukan bagaimana seseorang harus menemukan nilai yang telah ada
tergantung pada objek, melainkan objeklah sebagai penyangga perlu hadir dan
menampakkan nilai tersebut. Namun meski tanpa hadirnya objek, nilai memang
telah ada dengan sendirinya. Pandangan kedua memandang nilai itu subjektif,
artinya nilai sangat tergantung pada subjek yang menilainya. Jadi nilai memang
tidak akan ada dan tidak akan hadir tanpa hadirnya penilai. Oleh karena itu nilai
melekat dengan subjek penilai. Nilai dalam pengertian ini bukan di luar si penilai
tetapi inheren dengan subjek yang menilai. Nilai dalam objek bukan penting atau
persepsi terhadap objek tersebut. Dengan demikian lukisan itu indah (sebagai
contoh) bukan karena lukisannya memang indah, akan tetapi karena si penilai
memiliki nilai mendahului dan asing bagi reaksi psikologis badan organis
kita ? (Frondizi,2001,hlm.19-24)
Apakah nilai itu obejektif atau subjektif ? Hal ini bisa ditelusuri dengan
dua pertanyaan mendasar: apakah nilai menarik perhatian subjek atau subjek
memberikan nilai pada suatu obejk ? dua pertanyaan ini dapat lebih dipertegas
dengan pertanyaan:
suatu objek ?
pengguna nilai (objektif) ? tentu saja dua pemikiran ini bukan hanya permainan
semantic filosofis tanpa maksud, tetapi berdampak pada berbagai situasi dimana
ini akan sangat erat kaitannya dalam pendidikan tatkala dihubungkan dengan isi
nilai apa yang harus diajarkan. Apakah ada nilai-nilai objektif yang harus
diajarkan pada individu; suka tidak suka, individu harus menerimanya karena
itulah nilai yang diturunkan dari dunia transenden (dalam Bahasa agama
diwahyukan) sebagai ide yang mutlak, atau apakah nilai itu harus dicari dari suatu
proses karena sebenarnya individu sendiri sebagai makhluk yang bernilai, dan
yang paling penting bagaimana individu tersebut menyadari dengan jelas nilai
dirinya.
Sistem nilai mengandung tiga unsur, yaitu norma moral sebagai acuan
sebagai produk perbuatan berdasarkan norma moral. Sistem nilai budaya akan
dipahami dan dipatuhi oleh orang lain atau kelompok masyarakat apabila
diwujudkan dalam perbuatan yang nyata yang dapat dijadikan teladan. Apabila
yang berbuat adalah tokoh atau pemimpin dalam masyarakat, sistem ini cepat
berkembang dan diikuti oleh anggota masyarakat sehingga menjadi terbiasa dan
pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia dalam tingkatan yang paling abstrak.
Sistem tata kelakuan lain yang tingkatnya lebih konkret seperti peraturan hukum
Sistem nilai budaya tersebut adalah pengalaman hidup yang berlangsung dalam
kurun waktu yang lama sehingga menjadi kebiasaan yang berpola. Sistem yang
sudah berpola merupakan gambaran sikap, pikiran, dan tingkah laku yang
diwujudkan dalam bentuk sikap dan perbuatan. Sistem nilai ini adalah produk
baik, layak dan diinginkan. Sekaligus mengenai yang dianggap tidak penting,
tidak baik, tidak layak dan tidak diinginkan dalam hal kebudayaan. Nilai merujuk
kepada suatu hal yang dianggap penting pada kehidupan manusia, baik itu sebagai
akan sesuatu yang lebih penting maupun kuran penting, apa yang lebih baik dan
kuran baik, dan juga apa yang lebih benar dan apa yang salah.
Nilai adalah prinsip umum tingkah laku abstrak yang ada dalam alam
Secara umum, nilai adalah konsep yang menunjuk pada hal hal yang
dianggap berharga dalam kehidupan manusia, yaitu tentang apa yang dianggap
baik, layak, pantas, benar, penting, indah, dan dikehendaki oleh masyarakat dalam
kehidupannya. Sebaliknya, hal-hal yang dianggap tidak pantas, buruk, salah dan
Dengan begitu, maka nilai adalah konsep umum tentang sesuatu yang
dilaksanakan dalam kehidupan sehari hari dan menjadi tujuan kehidupan bersama
di dalam kelompok masyarakat tersebut, mulai dari unit kesatuan sosial terkecil
hingga yang terbesar, mulai dari lingkup suku, bangsa, hingga masyarakat
internasional.
bagi manusia sebagai penentu dan acuan dalam menilai dan melakukan suatu
bagaimana ia harus berbuat dan bertingkah laku yang baik sehingga tidak
Etika (ethos) berasal dari bahasa Yunani yang artinya adat kebiasaan.
Begitu pula dengan moral yang berasal dari akar kata Latin (mos, miros) yang
tingkah laku yang harus atau tidak boleh dilakukan oleh manusia dan bersifat
masyarakat dan harus ditaati oleh masyarakat tersebut. Norma dalam kehidupan:
a. Norma Agama
yang bersaangkutan.
pergaulan masyarakat.
dengan sebaik-baiknya.
c. Norma Kesusilaan
d. Norma Hukum
dalam 3 kategori:
keyakinan.
proses yang berjalan melalui suatu kebiasaan (habitus) untuk berbuat baik, suatu
disposisi batin untuk berbuat baik yang tertanam karena dilatihkan, suatu
kesiapsediaan untuk bertindak secara baik, dan kualitas jiwa yang baik dalam
Hukum dapat dikatakan adil atau tidak tergantung dari wilayah penilaian
moral. Hukum disebut adil apabila secara moral memang adil. Norma moral dan
norma hukum sebenarnya tidak terpisahkan karena ukuran keadilan suatu hukum
bukan hanya ditentukan oleh norma moral, dan bukan pula oleh norma hukum
sendiri. Hukum tidak bisa menilai dirinya sendiri apakah hukum itu adil atau
tidak, namun hukum sendiri harus menilai bahwa semestinya sifat dari hukum itu
adalah adil.
4. Perwujudan Nilai, Etika, Moral, dan Norma dalam Kehidupan
Perwujudan nilai, etika, moral, dan norma dalam keyakinan iman bisa
saja diterapkan sebagai hukum jika norma moral yang terkandung didalamnya
bersifat universal. Artinya, dalam keyakinan iman yang lain pun tercermin norma
moral yang kurang lebih sama. Misalnya, norma moral yang terkandung dalam
agama untuk menghormati agama lain dengan cara memberi toleransi itu sifatnya
universal. Oleh karena itu, norma tersebut bisa saja diterapkan ke dalam hukum.
Akan tetapi, jika nilai-nilai dalam keyakinan iman sifatnya lokal, norma terrsebut
tidak bisa diterapkan menjadi sebuah hukum yang berlaku untuk seluruh
masyarakat majemuk. Ooleh karena itu, etika, moral, norma, dan nilai sering
menjadi tuntunan dalam kehidupan masyarakat supaya kita dapat bertingkah laku
dengan baik.
Kualitas primer, yaitu kualitas dasar yang tanpanya objek tidak dapat
menjadi ada, sama seperti kebutuhan primer yang harus ada sebagai syarat hidup
oleh pancaindera seperti warna, rasa, bau, dan sebagainya, jadi kualitas sekunder
seperti halnya kualitas sampingan yang memberikan nilai lebih terhadap sesuatu
Bernegara
yang mendasari tindakan manusia. Jadi, kriteria untuk menilai baik buruknya
Jika demikian, pertanyaan bagi penganut etika keutamaan adalah what shoul i be
dan bukan what should i do. Itulah ethnic of being bukan ethnic of dong.
pengecut.
c. Keadilan
1. Makna Keadilan
Keadilan berasal dari bahasa Arab adil yang artinya tengah. Keadilan
bahwa keadilan sebagai suatu keadaan di mana semua orang dalam situasi
keadilan, yaitu keadilan komutatif dan keadilan distributif. Sedangkan Plato, guru
pembagian yang sama bagi setiap orang, tetapi pembagian yang sama
berdasarkan perbandingan.
c. Keadilan legal atau keadilan moral adalah keadilan yang mengikuti
yang bersangkutan.
salah satu prinsip dalam tujuan suatu negara, yaitu keamanan ekstern, ketertiban
didirikan adalah negara Indonesia yang adil dan bertujuan menciptakan keadilan
sosial. Pesan yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 itu hendaknya
menjadi pedoman dan semangat bagi para penyelenggara negara bahwa tugas
Beradab maka adil yang dimaksud adalah perlakuan secara adil kepada warna
negara tanpa pandang bulu. Manusia pada hakikatnya sama harkat dan
martabatnya, termasuk pula manusia sebagai warga negara. Karena itu, hendaknya
penyelenggara negara menjamin perlakuan yang adil terhadap warganya. Hal ini
tercantum dalam Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 bahwa segala warga negara
seluruh lapisan masyarakat. “Kue” pembangunan dan kekayaan alam tidak boleh
dinikmati segelintir orang sebab hal tersebut akan menimbulkan perasaan iri,
Sesuai dengan sila kelima tersebut maka keadilan yang harus terwujud
b. Keadilan legal (bertaat), yaitu hubungan yang adil antara negara dengan
yang berlaku.
menunjukkan mana yang baik dan mana yang buruk. Hukum juga memberi
petunjuk apa yang harus diperbuat dan mana yang tidak boleh, sehingga segala
sesuatunya dapat berjalan tertib dan teratur. Kesemuanya itu dapat dimungkinkan
karena hukum mempunyai sifat mengatur tingkah laku manusia serta mempunyai
ciri memerintah dan melarang. Begitu pula hukum mempunyai sifat memaksa
Karena hukum mempunyai sifat, ciri, dan daya mengikat tersebut, maka
hukum dapat memberi keadilan, yaitu menentukan siapa yang salah dan siapa
yang benar. Hukum dapat menghukum siapa yang salah, hukum dapat memaksa
agar peraturan ditaati dan siapa yang melanggar diberi sanksi hukuman.
untuk membawa masyarakat ke arah yang lebih maju dan lebih sejahtera.
Keluarga berperan sangat penting bagi pembinaan nilai moral anak. Hal
ini karena dalam keluargalah, perdidikan pertama dan utama anak sebelum
mempengaruhi perkembangan jiwa dan nilai moral anak ke arah yang baik.
perkembangan jiwa dan nilai moral anak ke arah yang tidak baik.
dan perilaku generasi muda kita dalam hal moralnya. Berteman dengan teman
yang tidak baik sikap dan perilakunya juga kata-katanya akan mengakibatkan
mengumpat, dan mencela orang lain dengan kata-kata kotor atau tidak senonoh,
dan lain-lain. Oleh karena itu, pemilihan teman dalam bergaul, khususnya teman
Individu
lembaga tinggi negara, pejabat pemerintah, ketua dan anggota DPR dan MPR,
gubernur dan wakilnya, bupati dan wakilnya, walikota dan wakilnya, para artis,
dan lain-lain harus memberi contoh yang baik dalam kehidupannya sehari-hari.
Karena hal itu sangat berpengaruh bagi pembinaan mental dan moral generasi
muda. Setiap hari generasi muda kita menonton televisi, jika berita dan acara di
televisi menayangkan hal-hal yang baik, tentu akan berimbas padaa pennbinaan
mental dan moral yang baik. Sebaliknya, jika yang mereka saksikan adalah
tayangan yang kurang baik, tentu akan berimbas kepada pembinaan mental dan
Moral
foto-foto dan video porn baik untuk tontnan pribadi maupun untuk dibagi-bagi
digunakan sesuai fungsinya ini cukup mempengaruhi sikap dan perilaku generasi
muda kita. Perilaku pergaulan bebas dan seks bebas akhirnya merambah dengan
Moral
porno bisa merusak lima bagian otak. Hal ini lebih parah daripada mengonsumsi
narkoba yang hanya merusak tiga bagian otak. Temuan di atas diperkuat oleh
pernyataan Elly Risma, psikolog dan direktur Yayasan Kitan dan Buah Hati,
Jakarta bahwa pornografi adalah perusak otak dan lebih dari methapetamin.
Menurutnya, bagian otak prefrontal conteks akan hancur karena terlalu sering
mengonsumsi narkoba adalah perbuatan yang tidak baik dan dilarang oleh agama.
Oleh karena itu, keduanya harus dijauhi karena dapat merusak mental dan moral
generasi muda.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.zonareferensi.com/pengertian-nilai-etika-moral/