Anda di halaman 1dari 43

Dokumen Ukl Upl Perusahaan Daerah Air

Minum Giri Menang Lombok Barat


Apr 28

Posted by lpplmataram

I. IDENTITAS PEMRAKARSA
1. Nama Perusahaan : PDAM GIRI MENANG
2. Nama Pemrakarsa : L. Ahmad Zaini, S.Si. MT
3. Alamat Kantor, Nomor : Jl. Pendidikan No. 35 Mataram
Telepon/fax
0370 632510 / 623934
E-mail : pdammataram@yahoo.co.id
II. RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
1. Nama rencana usaha dan/atau kegiatan
Pembangunan Bronkaptering dan Bak Pengumpul Ranget IV, Perusahaan
Daerah Air Minum Giri Menang Lombok Barat
2. Lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan
Secara adminstrasi wilayah tersebut berada di :
Desa : Sesaot
Kecamatan : Narmada
Kabupaten : Lombok Barat
Provinsi : Nusa Tenggara Barat
3. Skala usaha dan/atau Kegiatan
Debit air sungai yang tersedia pada saat musim hujan ± 1300 liter/detik, dan
musim kemarau 950 liter/detik. Peruntukan debit air terbagi antara lain untuk
debit lahan pertanian sebesar 600 liter/detik, dan rencana pemanfaatan air
PDAM Giri Menang untuk Ranget IV akan menggunakan debit sebesar 150
liter/detik.

Adapun skala usahan dan/atau kegiatan pemanfaatan air Ranget adalah :

1. Rencana Bronkaptering IV di Mata Air Ranget

Bronkaptering Ranget IV direncanakan dengan konstruksi beton bertulang.


Lokasinya dikelilingi oleh bukit yang ditumbuhi pepohonan lebat. Di sekeliling
bronkaptering terdapat saluran drainase yang bermuara di saluran irigasi.
Sumber air pada saluran irigasi ini berasal dari beberapa mata air yang
bermunculan di sekitar lokasi bronkaptering. Saluran irigasi ini dimanfaatkan
penduduk setempat untuk melakukan aktifitas mandi dan cuci, bahkan pada
hari libur, lokasi ini dijadikan sebagai tempat untuk rekreasi.
Adapun Dimensi Bronkaptering Ranget IV adalah sebagai berikut:

 Panjang : 5,0 m
 Lebar : 4,97 m
 Dalam : 0,97 m
 Manhole : 0,6 x 0,6 m (1 unit )
 Pipa Outlet : GIP Ø 400 mm (1 unit )
 Pipa oner flo w : GIP Ø 00 mm (3 unit )

Air dari Bronkaptering Ranget IV dialirkan secara gravitasi menuju bak


penampung Ranget IV melalui 1 buah pipa GI Ø 400 mm sepanjang ± 50 m.

2. Rencana Bak Penampung Ranget IV

Air dari bronkaptering IV teriebih dahulu terkumpul dalam bak penampung


sebelum dialirkan ke reservoir Bug-bug.

Bak penampung Ranget III direncanakan akan dibangun pada tahun 2012
dengan konstruksi beton bertulang. Lokasinya berada pada elevasi +211,5 di
atas permukaaan laut (dpl), berjarak ± 50 m dari lokasi Bronkaptering III
Ranget I,

Bak penampung Ranget IV terdiri dari 3 kompartemen, dimana masing-masing


kompartemen berfungsi sebagai bak penampung, bak pelimpah dan ruang
valve.

Adapun dimensi Bak Penampung Ranget IV adalah sebagai berikut:

 Panjang : 8,7 m
 Lebar : 5,8 m
 Dalam : 2,5 m
 Manhole : 1 m x 1 m (2 unit)
 Pipa Inlet : GI Ø 400 mm (1 unit)
 Pipa Outlet : HGPE Ø 400 mm (ke res. Bug-bug)
 Pipa Ventilasi : 50 mm (2 unit).

Untuk menjaga kesetabilan aliran air ke reservoir bug-bug dan sebagai bak
prasedimentasi untuk mencegah batu/kerikil dan pasir ikut mengalir ke
reservoir bug-bug.

3. Pipa Transmisi Bug-Bug

Terdapat 1 unit pipa transmisi yang mengalirkan air minum dari bak
penampung III Ranget ke Reservoir Bug-bug menuju reservoir bug-bug, yaitu
pipa HDPE.

– Pipa HDPE Ø 400 = panjang 7,79 m

– Pipa HDPE Ø 350 = panjang 9,235 m

4. Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan


Garis besar komponen rencana kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana
Air Bersih, PDAM Giri Menang terdiri dari bronkaptering dan bak pengumpul
Ranget IV yang dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan dibagi
menjadi 3 (tiga) tahap kegiatan, yaitu : tahap prakonstruksi, konstruksi dan
operasi.
Tahap Prakonstruksi
Pada tahap prakonstruksi kegiatan yang dilakukan adalah:
a. Survei Lapangan
Pada kegiatan survai (pengukuran dan pemasangan patok) tidak
menimbulkan dampak, karena lahan yang akan digunakan berada pada
areal wilayah PDAM Giri Menang (tidak ada kegiatan pembebasan
lahan).

Kegiatan survei lapangan yang berpotensi menimbulkan dampak


lingkungan adalah kegiatan pengukuran dan pemasangan patok.
Kemungkinan dampak yang timbul adalah overlap antara lahan yang
akan digunakan untuk bangunan browncaptering dengan lahan penduduk.
b. Perizinan
Ijin yang dimiliki yaitu ijin peruntukan Penggunaan Tanah berdasarkan
Keputusan Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan
Terpadu Kabupaten Lombok Barat Nomor : 503.A1/714/BPMP2T-
LB/XI/2012 tanggal: 8 Nopember 2012 atas nama PDAM Giri Menang
(terlampir) dan Tanda Bukti Hak berdasarkan Sertifikat atas nama
Perusahaan Daerah Air Minum Lombok barat lokasi Ranget Selat
Narmada dengan Daftar Isian 208 No. 200 dan daftar isian 307 nomor
697 dari Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Lombok Barat.

c. Sosialisasi Recana Usaha/Kegiatan


Pemasangan papan pengumuman (akan dilakukan pengembangan dan
rekonstruksi fasilitas PDAM) pada lokasi proyek dapat memberikan
informasi kepada masyarakat tentang kegiatan yang akan dilakukan,
sehingga persepsi positif masyarakat terbangun.
Dalam kegiatan sosialisasi, perlu memperhatikan Sumber air baku untuk
pengembangan sistem air bersih. Total debit penyadapan, tidak akan
mengganggu keseimbangan air di sungai pada saat debit minimum di
musim kemarau, yaitu air yang digunakan untuk pertanian di bersumber
dari mata air Ranget dengan debit 950 liter/detik, untuk penggunaan
lahan pertanian debit yang digunakan sebesar 600 liter/detik, dan PDAM
Giri Menang memerlukan air sebanyak 150 liter/detik sehingga debit air
tidak mengganggu keperluan untuk kegiatan pertanian dengan sisa debit
50 liter/detik.

Tahap Konstruksi
Kegiatan proyek terkait dengan tahap konstruksi yang berdampak pada
lingkungan perlu untuk diantisipasi dan dijaga serta diminimalisir dalam
pelaksanaannya, adapun kegiatan tersebut antara lain;
a. Penerimaan Tenaga Kerja
Kegiatan penerimaan tenaga kerja untuk konstruksi berpotensi
menimbulkan dampak negatif berupa keresahan masyarakat, jika
perekrutan tenaga kerja tidak memprioritaskan tenaga kerja lokal
(setempat). Kebutuhan tenaga kerja menurut posiosisi. Tenaga kerja yang
diperlukan pada tahap konstruksi adalah sebagaimana tabel 2 dan
pelaksana kegiatan adalah pihak Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara
Barat.

Tabel 2. Kebutuhan Tenaga Kerja Konstruksi

Jumlah
No Posisi Tenaga Kerja Spesifikasi
(orang)
1 Manager proyek 1 S1
2 Site manager/ engineer 1 S1
3 Keuangan 1 S1/D3/SMEA
4 Tenaga Administrasi 1 SMA
5 Logistik 2 STM
6 Sopir 2 SMP/SMA
7 Operator alat dan surveyor 7 STM
8 Pelaksana 2 D3
9 Mandor 2 -
10 Tenaga pendukung (buruh) 20 -
Jumlah 32
b. Pembangunan dan Pengoperasian Base camp
Base camp digunakan sebagai kantor pelaksana proyek, bengkel
perawatan dan perbaikan peralatan kerja, penyimpanan material dan
dilengkapi dengan penginapan untuk pekerja. Jika penempatan material
dan peralatan kerja yang kurang baik berpotensi menimbulkan kerusakan
dan kecelakaan. Aktivitas para pekerja pendatang yang tidak
mengindahkan aturan adat setempat berpotensi menimbulkan konflik
dengan masyarakat sekitar lokasi base camp.

c. Mobilisasi Peralatan dan Material


Alat dan material konstruksi akan ditempatkan pada base camp pada
lokasi yang telah ditentukan. Dampak lingkungan yang mungkin imbul
pada kegiatan ini adalah gangguan lalu lintas saat dilakukan
pengangkutan material dari tempat asal ke base camp dan dari base camp
ke lokasi proyek. Jenis material dan peralatan kerja yang akan
didatangkan adalah sebagaimana tabel berikut:

Tabel 3. Jenis Peralatan Yang Didatangkan

No Jenis Peralatan Kerja Jumlah


1 Mobile crane 1
2 Mixing concrate 2
3 Concrate vibrator 2
4 Truk 2
5 Theodolit 1
6 Genset 2

No Jenis Bahan Jumlah


1 Pipa HDPE 400, PN 6,3 1 unit
2 Pipa GIP DN 400 2 unit
3 Pipa PVC 100 mm 3x1m
4 Pipa GIO DN 50 untuk Vent 2 unit
5 Sement Porland
6 Split
7 Pasir
8 Kayu (begesting dan acuan)
9 Gate Valve Ø 400 2 unit
10 Water Meter Ø 400 1 unit
11 screen 1 unit

d. Pembangunan Bangunan Brown Captering


Kemungkinan dampak lingkungan yang timbul pada pembangunan
browncaptering adalah kemungkinan kecelakaan kerja, jika penempatan
material dan pemasangan acuan beton tidak mengikuti prosedur yang
benar.

e. Pembangunan Bak Penampung


Kemungkinan dampak lingkungan yang timbul pada pembangunan bak
water treatment adalah kemungkinan kecelakaan kerja, jika penempatan
material dan pemasangan acuan beton tidak mengikuti prosedur yang
benar.

f. Jaringan Pipa Transmisi


Kemungkinan dampak lingkungan yang timbul pada pemasangan

jaringan pipa transmisi kemungkinan gangguan galian pada jalur pipa di


sekitar persawahan.

G. Demobilisasi Peralatan dan Material


Kegiatan ini merupakan proses pembersihan dari peralatan dan sisa-sisa
bangunan di sekitar areal proyek yang kemudian diikuti dengan
pemutusan hubungan kerja bagi para pekerja konstruksi.

Pembersihan peralatan kerja dan sisa-sisa bangunan dapat menimbulkan


keadaan yang bersih, rapi dan akan mengakibatkan kenyamanan, serta
akan berdampak pada kesehatan lingkungan.

h. Pemutusan Hubungan Kerja


Pemutusan hubungan kerja akan dilakukan secara berangsur-angsur
sesuai dengan tahap pekerjaan. Pemutusan hubungan kerja akan
dilakukan sesuai kesepakatan dan peraturan yang berlaku sehingga tidak
menimbulkan keresahan masyarakat atau gejolak masyarakat disekitar
lokasi pembangunan hotel.
Tag Archives: formal UKL UPL
July 8, 2013 NEWS No comments

Contoh Laporan Lengkap UKL/UPL (Bab VII)

BAB VII

PELAPORAN

Berbagai hasil pemantauan seperti yang dilakukan dalam bagian VI diwajibkan untuk
dilaporkan kepada instasi terkait dengan ketentuan sebagai berikut :

A. Laporan ditujukan kepada instansi

Kami selaku penanggung jawab UKL dan UPL PT. ‘X’, perusahaan yang bergerak di
bidang Industri Produsen perakitan ……………di Jl. ……………….

Dengan ini menyatakan bahwa kami bersedia melaporkan hasil pemantauan


lingkungan seperti yang dilakukan dalam bagian V dari laporan Dokumen Upaya
Pengelolaan Lingkungan kepada Badan Pengedalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL),
dengan tembusan kepada ;

Bupati/ Wali

Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Kabupaten ……………….

Dinas perekonomian dan pemberbayaan masyarakat Desa Kabupaten ………………

Surat pengantar yang ditanda tangani oleh penanggung jawab UKL dan UPL.

Jenis dan Kapasitas Produksi

Gambar Layout/tata letak papbrik yang dapat menunjukkan lokasi Pemantauan dan
Pengelolaan Lingkungan yang dilakukan

Isian dari bagian III, IV, V dokumen UKL/UPL

Berbagai data hasil pemantauan yang dicatat selama 6 bulan terakhir untuk
melaksanakan pengisian bagian IV dan V dokument UKL/UPL yang disertai hasil
analisa laboratorium.
B. Materi Waktu Laporan

C. Frekuensi Waktu

Laporan disampaikan tiap 6 bulan sekali.

Artikel Terkait Laporan UKL/UPL: Bab I, Bab II, Bab III, Bab IV, Bab V, Bab VI

Incoming search terms:

 contoh dokumen ukl upl


 contoh ukl upl
 contoh laporan lengkap
 contoh dokumen ukl upl pabrik
 laporan ukl upl
 contoh ukl dan upl
 contoh laporan ukl upl
 contoh laporan ukl dan upl
 contoh dokumen ukl upl perumahan
 surat pengantar laporan neraca limbah b3

July 8, 2013 NEWS No comments

Contoh Laporan Lengkap UKL/UPL (Bab VI)

BAB VI

UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN

Untuk memastikan bahwa Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) yang ditetapkan


dalam BAB V telah dilaksanakan, maka PT ‘X’ melaksanakan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL) sebagai berikut:

6.1 Pemantauan Mutu Air Limbah

Pemantauan mutu air limbah dilakukan dengan cara pengambilan sampel secara
langsung ke saluran pembuangan dari WWTP, dilaksanakan secara berkala setiap 6
bulan oleh laboratorium PT …………….. Titik pengambilan sampel sesuai dengan
rekomendasi yang tertuang di dalam dokumen UKl dan UPL yang telah disyahkan
yakni pada outlet WWTP dari PT ‘X’.

Standar baku mutu yang digunakan mengacu pada Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup Nomor 51 Tahun 1995 tentang Pedoman Kualitas Air Limbah Industri.
6.2 Pemantauan Limbah Cair Industri

Limbah solar/oli/pelumas bekas adalah termasuk limbah B3 yang dikumpulkan dalam


drum di area penampungan limbah B3 yang terletak dibagian samping pabrik. Aspek
yang dipantau adalah metode penanganan dan penyimpanan, kuantitas limbah cair
B3 yang disimpan dan kemungkinan adanya tumpahan limbah ke lingkungan sekitar.
Pemantauan tersebut dilaksanakan secara berkala setiap bulan.

Setiap 3 bulan sekali dilaksanakan inspeksi untuk memastikan waktu dan kuantitas
limbah yang diangkut oleh kontraktor.

6.3 Pemantauan Limbah Padat Domestik, Non B3 dan B3

Limbah padat domestik yang dipantau adalah limbah kegiatan kantor berupa kertas,
dipantau oleh Human Research Development untuk memastikan adanya
penggunaan kembali (reuse).

Limbah padat non B3 yang dipantau adalah limbah kegiatan pabrik seperti buangan
karton, buangan pallet dan buangan plastik pembungkus. Cara pemantauan yang
dilakukan dengan mencatat inventory dan inspeksi setiap minggu untuk memastikan
waktu dan kuantitas yang diangkut oleh kontraktor. Limbah dikumpulkan ditempat
pembuangan sampah di belakang pabrik.

Limbah padat B3 yang dipantau adalah limbah kegiatan pabrik seperti kain lap
terkontaminasi, sarung tangan terkontaminasi, tisu/bemcot terkontaminasi serta
kemasan bekas bahan baku & penolong (jirigen, drum). Cara pemantauan yang
dilakukan dengan mencatat inventory dan inspeksi untuk memastikan waktu
penyimpanan B3 tidak boleh melebihi waktu 90 hari atau 3 bulan sesuai dengan
Peraturan Pemerintah dan kuantitas yang diangkut oleh kontraktor serta manifest
limbah B3.

6.4 Pemantauan Kebisingan

6.4.1 Kebisingan Dalam Ruangan

Pemantauan terhadap kebisingan dalam ruangan diukur secara langsung dengan


menggunakan sound level dan dilaksanakan oleh laboratorium PT ……………. setiap 6
bulan sekali
Standar baku mutu yang digunakan mengacu pada Keputusan Menteri Tenaga Kerja
Nomor 51 Tahun1999. Lokasi pengukuran adalah ruang produksi.

6.4.2 Kebisingan Luar Ruangan (Ambien)

Pemantauan terhadap kebisingan luar ruangan diukur secara langsung dengan


menggunakan sound level dan dilaksanakan oleh laboratorium PT ……………. setiap 6
bulan sekali.

Standar baku mutu yang digunakan mengacu pada Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup Nomor 48 Tahun1996. Lokasi pengukuran adalah ruang produksi

6.5 Pemantauan Udara

6.5.1 Udara Dalam Ruangan (Indoor)

Pencemaran udara dalam ruangan dipengaruhi oleh berbagai aktivitas yang berasal
dari area prodiksi beserta bahan baku dan bahan penolong yang di pakai dalam
aktivitas tersebut, untuk itu dalam ruang produksi dilakukan pengambilan sampel
dan kemudian dianalisis dalam laboratorium setiap 6 bulan sekali oleh laboratorium
PT ……………..

Parameter udara yang diuji meliputi Toluen, IPA, Dust, Pb, Cu, Cd dengan mengacu
pada baku mutu udara ambien sesuai dengan Surat Edaran Meteri Tenaga Kerja
Nomor 01 Tahun 1997. Lokasi pengukuran adalah ……………

6.5.2 Udara Luar Ruangan (Ambien)

Pencemaran udara luar ruangan sangat dipengaruhi oleh proses pengoperasian


mesin, lalu lalang kendaraan umum dan aktivitas perusahaan tetangga PT ‘X’.
Mutu udara ambien dipantau setiap 6 bulan sekali oleh laboratorium PT ……………..

Parameter udara yang diuji meliputi NOx, SO2, Dust, CH4, CO, O3, Pb dengan
mengacu pada baku mutu udara ambien sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 41 Tahun 1999. Lokasi pengukuran adalah depan gedung …………….

6.6 Pemantauan Aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Pemantauan aspek K3 dilaksanakan melalui inspeksi terhadap pelaksanaan Sistem


Manajemen Keshatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) meliputi:
Inspeksi terhadap pemakaian alat pelindung diri di area yang beresiko tinggi seperti
soldering.

Inspeksi terhadap peralatan penanganan kebakaran seperti : alat pemadam api


ringan, hose reel dan pintu/tangga kebakaran.

Untuk lebih jelas, Upaya Pemantauan Lingkungan yang dilakukan oleh PT ‘X’ dapat
dilihat pada Tabel 6.1 Matriks Pemantauan Lingkungan Limbah dan Cemaran dan
Tabel 6.2. Pemantauan Lingkungan Pabrik dan Karyawan.

Tabel 6.1 Matriks Pemantauan Lingkungan Limbah dan Cemaran.

KOMPONEN DAMPAK YANG


UPAYA PEMANTAU INSTANSI
LINGKUNGAN TERJADI

1. LIMBAH PADAT

a. Palet Bekas Estetika Pemantauan terhadap tempat PT. ‘X’


pengumpulan dan proses penjualan ke
pengumpul peallet bekas.

b. Drum sisa oli Estetika Pemantauan drum sisa oli dan PT. ‘X’
pemantauan distribusi sisa drum yang
tidak terpakai untuk dijual ke scraft.

c. Kain lap dan sarung Estetika dan Pemantauan di tempat kerja dan tempat PT. ‘X’
tangan bekas kebersihan penampungan sementara serta
pemantauan di tempat pembuangan
sampah akhir.

d. Kemasan karton Estetika dan Pemantauan dalam gedung dan tempat PT. ‘X’
kebersihan penampungan sementara kemudian
pemantauan pendistribusian penjualan
ke pengumpul karton bekas.

2. LIMBAH CAIR
a. Air limbah domestik Pencemara air tanah, Pemantauan saluran drainase dan PT. ‘X’
air permukaan dan pengambilan sampel setiap 6 bulan
sumber hidup bakteri sekali.
E. coli

b. Oli bekas Pencemaran air tanah Pemantauan oli bekas di sekitar tempat PT. ‘X’
dan air permukaan penampungan sementara dan
memastikan bahwa tempat tersebut
dalam kondisi tertutup rapat sebelum
dijual ke pengumpul oli bekas

3. KUALITAS UDARA

a. ambient Penurunan kualitas Pengawasan berkala terhadap kualitas PT. ‘X’


udara ambien

b. Kebisingan Gangguan terhadap Melakukan pengawasan terhadap PT. ‘X’


pendengaran dan seluruh karyawan yang bekerja pada
kenyamanan pusat pembangkit agar senantiasa
menggunakan air pludge yang telah
disediakan

Tabel 6.2. Pemantauan Lingkungan Pabrik dan Karyawan.

KOMPONEN YANG FREKUENSI P


ASPEK YANG DIPANTAU CARA PEMANTAUAN
DIPANTAU PEMANTAUAN P

1. BAHAN

a. Bahan Baku Jumlah dan jenis bahan inventory Setiap barang P


baku yang masuk masuk

b. Bahan penolong Jumlah dan jenis bahan inventory Setiap barang P


penolong yang masuk, masuk
memisahkan bahahn
sesui dengan
karakteristiknya

2. PERALATAN PABRIK

a. Mesin-mesin Kondisi fisik alat dan Visual analisa Laboratorium Visual setiap kali P
produksi kebisingan pemakaian dan
kebisingan setiap 6
bulan sekali

b. Oven Exhoust Gas yang keluar Analisa laboratorium Setiap 6 bulan P

3. SALURAN AIR Kondisi dan saluran Visual Setiap satu bulan P


HUJAN genangan air sekali

4. Saluran Domestik Kondisi saluran dan Visual dan analisa Setiap 6 bulan P
kualitas air limbah yang laboratorium
dialiran drainase

5. Fasilitas Berfungsi tidaknya alat, Uji coba dan pemantauan 1satu tahun sekali P
pemadaman kebocoran dan penenpatan
kebakaran penempatan

6. Sistem Efisiensi Penggunaan listrik Mencek Kwh meter yang Setiap bulan P
penggunaan energi melaui rekening terpakai

7. Kesehatah Kondisi kesaehatan Medical record Setiap kali ada P


karyawan dan buruh keluhan kesehatan

Artikel Terkait Laporan UKL/UPL: Bab I, Bab II, Bab III, Bab IV, Bab V, Bab VII

Incoming search terms:

 contoh manifest limbah b3 lengkap


 contoh daftar manifest limbah pabrik
 contoh limbah industri lengkap
 contoh manifest lengkap
 ukl upl oli bekas
July 8, 2013 NEWS No comments

Contoh Laporan Lengkap UKL/UPL (Bab V)

BAB V

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

Secara umum, Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) yang dilaksanakan oleh PT ‘X’
adalah sebagai berikut:

5.1. Pengelolaan Air Limbah Domestik

Limbah cair yang berasal dari buangan limbah domestik (mess) seperti buangan air
dari musholla terlebih dahulu dialirkan ke septic tenk, kemudian ditampung dalam
kolam penampungan sementara sebagai perlakukan awal (preliminary treatment)
untuk menstabilkan kondisi air limbah serta menurunkan kadar parameter kunci dari
polutan air limbah. Air limbah kemudian dualirkan ke open drain/ saluran drainase
terbuka yang berada disekitar pabrik. Air limbah tersebut terlebih dahulu melalui
penyaringan atau pengendapan secara alamiah pada saluran drainase yang telah
dibangun disekitar pabrik. Dalam melakukan pengelolaan air limbah tersebut
dilakukan pengawasan harian untuk memastikan bahwa tidak ada terdapat limbah
sisa makanan yang terbuang ke septic tank.

5.2. Pengelolaan Limbah Cair Industri

Limbah cair industri yang dihasilkan kegiatan dari maintenance termasuk kategori
limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yaitu :

Solar/oli/minyak pelumas dari operasional PT ‘X’ ditampung di dalam drum


kemudian dikelola berdasarkan peraturan yang berlaku serta diangkut setiap tiga
bulan sekali, ke …….. untuk dikelola dengan menggunakan transporter ……… .

Limbah cair dari proses produksi dialirankan ke Waste Water Treatment Plant
(WWTP) untuk diproses lebih lanjut.

5.3. Pengelolaan Limbah Padat Domestik dan Non B3

Limbah padat domestik dan non B3 berupa kertas, karton, pallet, plastik pembukus,
buangan botol plastic/gelasl (loctate), sarung tangan karet dan lain-lain dengan cara
membuat program pemisahan yang bisa dipakai ulang dengan yang tidak bisa dipakai
ulang. Selanjutnya bagi limbah yang tidak bisa dipakai ulang akan dibuang ke
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) oleh subkontraktor. Limbah scrap seperti scrap besi
dikumpulkan di tempat tersendiri.

5.4. Pengelolaan Limbah Padat B3

Limbah padat B3 dari proses produksi berupa kain lap terkontaminasi, sarung tangan
terkontaminasi, tisu/bemcot terkontaminasi serta kemasan bekas bahan baku &
penolong (jirigen, drum). Pengelolaan yang dilakukan dengan membuat program
pemisahan sejak dari line produksi antara limbah B3 dan limbah Non B3. Limbah
yang telah dipisahkan ditempatkan ke dalam wadah yang diberi label kategori B3
atau Non B3. Selanjutnya bagi limbah yang Non B3 akan dibuang ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) oleh subkontraktor.

Sedangkan limbah B3 akan dikumpulkan di tempat khusus dan diberi label serta
simbol sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 jo Peraturan
Pemerintah Nomor 85 Tahun 1999 dan Keputusan Kepala Bapedal Nomor 01 Tahun
1995, kemudian akan diangkut oleh Transporter Limbah B3 yang memiliki ijin
pengangkutan limbah padat dari instansi yang berwenang.

5.5. Pengelolaan Kualitas Udara

5.5.1. Udara Dalam Ruangan (Indoor)

Mutu udara dalam ruangan (indoor) sangat dipengaruhi oleh berbagai aktivitas yang
berasal dari area produksi beserta bahan baku dan bahan penolong yang dipakai
dalam aktivitas tersebut. Untuk itu perusahaan telah melakukan preventif dengan
menyediakan ventilasi secara general, pemasangan exhause fan dan blower pada
ruangan yang menggunakan bahan kimia sebagai bahan baku dan bahan penolong.

5.5.2. Udara Luar Ruangan (Ambien)

Mutu udara ambien sangat dipengaruhi oleh proses pengoperasian mesin, lalu
lalang kendaraan umum dan aktivitas perusahaan tetangga PT ‘X’. Perusahaan telah
melakukan perawatan preventif (Preventive Maintenance) secara berkala untuk
mesin-mesin produksi, serta penanaman pohon dan penghijauan disekitar pabrik.

5.6. Pengelolaan Kebisingan

5.6.1. Kebisingan Dalam Ruang


Sumber kebisingan di dalam rungan pabrik berasal dari water pum room dan
kompressor room dengan tingkat kebisingan yang cukup tinggi tetapi masih dibawah
ambang batas yang telah ditetapkan. Pengelolaan tingkat kebisingan yang telah
dilakukan oleh PT. ‘X’ di dalam ruangan kerja yaitu :

- Dengan menyediakan alat pelindung diri (ear plug) untuk karyawan yang bekerja di
area yang menimbulkan kebisingan terutama karyawan yang bertugas di rumah
generator.

- Menutup pintu ruang mesin generator.

5.6.2. Kebisingan Di luar Ruangan (Ambien)

Kebisingan ambien sangat dipengaruhi oleh proses pengoperasian mesin, mobilitas


kendaraan umum serta aktivitas perusahaan sekitar PT ‘X’. Kegiatan pengelolaan
lingkungan yang telah dilakukan oleh perusahaan sesuai dengan arahan dokumen
UKL dan UPL yang telah disyahkan yakni dengan penanaman pohon dan penghijauan
disekitar pabrik guna mengurangi perambatan bunyi.

5.7. Pengelolaan Kesehatan Keselamatan Kerja

Untuk menjamin Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) bagi karyawan, maka PT ‘X’
telah melaksanakan hal-hal seperti di bawah ini:

- Penyediaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi petugas yang melaksanakan


pekerjaan beresiko (seperti kacamata bagi petugas soldering)

- Pelatihan pengenalan dan penerapan K3 bagi seluruh karyawan

- Menyediakan peralatan penanganan kebakaran seperti : Alat pemadam api


ringan, hose reel dan pintu/tangga kebakaran

- Penyediaan fasiltas kesehatan

Untuk lebih jelasnya, Upaya Pengelolaan Lingkungan yang dilakukan oleh PT ‘X’
dapat dilihat pada Tabel 5.1.. Matriks Pengelolaan Limbah/Cemaran.

Tabel 5.1. Matrik Upaya Pengelolaan Lingkuangan (Limbah/Cemaran)

KOMPONEN DAMPAK YANG TERJADI UPAYA PENGELOLA INSTANSI


LINGKUNGAN PELAPOR

1. LIMBAH PADAT

a. Palet Bekas Estetika Dikumpulkan sementara, PT. ‘X’


kemudian dijual ke pengumpil
palet bekas

b. Drum sisa oli Estetika Drum sisa oli yang masih bagus, PT. ‘X’
digunakan kembali untuk
menempung oli bekas
pemeliharaan mesin
(maintenance) dan sisa drum
yang rusak diangkut transporter
limbah berlisensi.

c. Kain lap dan sarung Estetika dan kebersihan Dikumpulkan di tempat PT. ‘X’
tangan bekas penampungan sementara untuk
dikirim ketempat pembuangan
sampah

d. Kemasan karton Estetika dan kebersihan Disimpan di dalam gedung untuk PT. ‘X’
kemudian dijual pada pengumpul
karton bekas

2. LIMBAH CAIR

a. Air limbah domestik Pencemara air tanah, air Dialirkan menuju aliran drainase PT. ‘X’
permukaan dan sumber sekitar pabrik
hidup bakteri E. coli

b. Oli bekas Pencemaran air tanah dan Dikumpulkan ke dalam drum PT. ‘X’
air permukaan kemudian diangkut oleh
transporter

3. KUALITAS UDARA
a. ambient Penurunan kualitas udara Pengawasan berkala terhadap PT. ‘X’
kualitas ambien

b. Kebisingan Gangguan terhadap Melakukan pengawasan PT. ‘X’


pendengaran dan terhadap seluruh karyawan yang
kenyamanan bekerja pada pusat pembangkit
agar senantiasa menggunakan
ear pludge yang telah disediakan

Tabel 5. 2 Kegiatan Minimalisasi Limbah / Cemaran

No Jenis Program Ada / Tidak Bila ada Alasan dilaksanakan / Keterangan


kapan tidak Singkat

1. Penggantian Tidak - Mesin-mesin produksi -


mesin / peralatan mengeluarkan dampak
kebisingan yang masih
dibawah baku mutu yang
berlaku

2. Penggantian Tidak - Proses produksi -


proses produksi mengeluarkan dampak
lingkungan yang masih
dapat dikelola, sebagian
dampak masih dibawah
baku mutu yang
dipersyaratkan

3. Penggantian Tidak - Bahan penolong -


bahan baku / berdampak sangat kecil
penolong terhadap lingkungan /
masih dibawah baku
mutu dan masih dapat
dikelola
4. Diversifikasi Tidak - Produk yang diproduksi -
produk sesuai surat izin usaha

5. Penerapan Ada Sejak Untuk mengoptimalkan -


recycling, reuse & perusahaan dan efisiensi penggunaan
recovery berdiri material (bahan baku)
dan pemanfaatan limbah
menjadi bahan yang
lebih bernilai

6. Jenis diklat yang Ada Interpretasi


diikuti tentang Standar

7. Penerapan hasil Ada Mempersiapkan system -


diklat pada Manajemen Lingkungan
perusahaan dan untuk mengurangi
dampak terhadap
lingkungan

8. Program Tidak Menggunakan corporate -


sertifikasi ISO standard. Sertifikasi
14001 menunggu persetujuan
dari korporat

Artikel Terkait Laporan UKL/UPL: Bab I, Bab II, Bab III, Bab IV, Bab VI, Bab VII

Incoming search terms:

 CONTOH LAPORAN LIMBAH


 b3 atau utl ukl
 sop penanganan oli bekas sesuai msdm
 laporan tantang limbah domestik
 laporan pendahuluan pengawasan drainase
 laporan lengkap upl ukl rumah makan
 format laporan triwulan limbah cair
 dampak lingkungan dari sarung tangan terkontaminasi b3
 contoh laporan ukl upl industri mesin
 contoh laporan tantang limbah domestik
July 8, 2013 NEWS No comments

Contoh Laporan Lengkap UKL/UPL (Bab IV)

BAB IV

INFORMASI KUALITAS LINGKUNGAN

Lingkup studi Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantau


Lingkungan (UPL) meliputi uraian komponen lingkungan yang diperkirakan terkena
dampak akibat aktifitas industri. komponen lingkungan yang dikaji dalam lingkup
studi ini mencakup iklim mikro, kualitas udara, fisiografi dan kualitas air.

4.1. IKLIM

Iklim yang dimaksud dalam hal ini adalah iklim mikro yang meliputi curah hujan,
temperatur, arar dan kecepatan angin serta kelembaban. Pada dasarnya faktor iklim
dan meteorologi memiliki pengaruh terhadap kualitas udara. Studi iklim yang
dilakukan pada areal kegiatan PT. ‘X’. berdasarkan data sekunder dan informasi yang
diperoleh dari stasiun meteorologi ………………………

4.1.1.Temperatur Udara
Keadaan temperatur udara rata-rata tahunan selama periode tahun
……………………..yang terpantau dari stasiun meteorologi ……………………..berkisar
……………………..oC Perubahan temperatur secara umum tidak begitu bervariasi setiap
tahun. Temperatur rata-rata maksimum berkisar ……………………..oC. Sedangkan
temperatur rata-rata tahunan minimum berkisar ……………………..oC.

4.1.2. Kelembaban udara

Kelembaban udara nisbi rata-rata tiap bulan selama periode ……………………..yang


terpantau dari stasiun meteorologi …………………….. berkisar antara 84.0-88.5 %.
Sedangkan kelembaban nisbi rata-rata tiap tahun berkisar ……. %. Pada umumnya
perubahan tingkat kelembaban nisbi rata-rata tiap bulan tidak begitu besar.

4.1.3. Curah Hujan

Menurut klasifikasi Schmidt & Fergusson, di wilayah pabrik PT. ‘X’ . termasuk iklim
basah (Tipy A). Hasil pengamatan stasiun Meteorologi……………………..menunjukkan
kisaran curah hujan rata-rata tahunan antara 579.7- 2,5 mm/ tahun. Periode
tertinggi curah hujan rata-rata bulanan (>100 mm) terjadi hampir sepanjang tahun,
dimana bulan Desember termasuk bulan dengan curah hujan rata-rata tertinggi.

4.1.4. Tekanan Udara

Data tekanan udara di stasiun Meteorologi …………… menunjukkan bahwa tekanan


udara rata-rata periode berkisar 1010.0-10117 mb. Pada bulan Februari tekanan
udara paling tinggi dan pada bulan Mei tercatat tekanan udara paling rendah.

4.2. KOMPONEN FISIKA KIMIA

4.2.1. Kualitas Air Limbah

Kualitas air limbah disini terkait dengan kualitas air limbah domestik, seperti kantin.
Secara umum parameter yang dikaji meliputi parameter fisika dan kimia air. Dalam
hal ini parameter mengacu pada baku mutu lingkungan yang merujuk kepada
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 1995. Pengambilan sampel
air limbah dan analisis dilakukan oleh Laboratorium ……………………..pada tanggal
……………………… Parameter yang dianalisis disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.1. Kualitas Air Limbah Pada Bak Pengelola Akhir di ……………………..

Standar
No Parameter Unit Hasil Methoda
Gol I Gol II

I. Faktor fisika

1. Temperatur oC 38 40 Expansion

2. TDS Mg/L 2000 4000 Konduktimeter

3. TSS Mg/L 200 400 Gravimeter

II. Faktor Kimia

pH
1. PH 6–9 Elektrometer
Units

2. Iron, Fe Mg/L 5 10 AAS


3. Manganese, Mn Mg/L 2 5 AAS

4. Barium, Ba Mg/L 2 3 AAS

5. Copper, Cu Mg/L 2 3 AAS

6. Zinc, Zn Mg/L 5 10 AAS

Hexavalent
7. Mg/L 0,1 0,5 AAS
Chromium Cr6+

8. Cadmium, Cd Mg/L 0,05 0,1 AAS

9. Mercury, Hg Mg/L 0,002 0,005 AAS

10. Lead, Pb Mg/L 0,1 1 AAS

11. Tin, Sn Mg/L 2 3 AAS

12. Arsenic, As Mg/L 0,1 0,5 AAS

13. Selenium, Se Mg/L 0,05 0,5 AAS

14. Nickel, Ni Mg/L 0,2 0,5 AAS

15. Cobalt, Co Mg/L 0,4 0,6 AAS

16. Cyanide, CN Mg/L 0,05 0,5 Spectrophotometer

Hydrogen Sulfide,
17. Mg/L 0,05 0,1 Spectrophotomete
H2S

18. Floride, F Mg/L 2,0 3,0 Spectrophotomete

19. Free Cloride, Cl2 Mg/L 1 2 Spectrophotomete

Free Ammonium,
20. Mg/L 1 5 Spectrophotomete
NH3-N

21. Nitrate, NO3-N Mg/L 20 30 Spectrophotomete


22. Nitrite, NO2-N Mg/L 1 3 Spectrophotometer

23. BOD5 Mg/L 50 150 Inkubasi

24. COD Mg/L 100 300 Titrasi

25. Surfactants Mg/L 5 10 Spectrophotometer

26. Phenol Mg/L 0,5 1 Spectrophotometer

27. Oil & Grease Mg/L 10 50 Spectrophotometer

4.3. Kualitas Air Bersih pada …………………….. (Air minum)

No Parameter Unit Standard Hasil Methoda

I. Faktor fisika

1. Temperatur oC Room Expansion


Temperature ± 3

2. TDS Mg/L 1000 conductometry

3. Turbidity NTU 5 Spectrofhotometric

4. Taste - - Organoleptic

5. Odour - - Organoleptic

6. Color TCU 5 Spectrophotometric

II. Faktor Kimia

1. PH pH Units 6.5 – 8.5 Elektrometri

2. Iron, Fe Mg/L 0.3 AAS

3. CaCO3 Mg/L 500 Spectrophotometric

4. Aluminium, Al Mg/L 0.2 AAs


5. Chlorine,Cl Mg/L 250 Spectrophotometric

6. Manganese, Mn Mg/L 0.1 AAS

7. Zinc, Zn Mg/L 3 AAS

8. Sulfate,SO4 Mg/L 250 Spectrophotometric

9. Copper, Cu Mg/L 1 AAS

10. Cloride, Cl2 Mg/L 5 Spectrophotometric

11. Ammonia, NH3 Mg/L 1.5 Spectrophotometric

12. Arsenic, As Mg/L 0.01 AAS

13. Floride, F Mg/L 1.5 Spectrophotometric

14. Hexavalent Mg/L 0.05 AAS


Chromium Cr6+

15. Cadmium, Cd Mg/L 0.003 AAS

16. Nitrate, NO3-N Mg/L 3 Spectrophotometer

17. Nitrite, NO2-N Mg/L 50 Spectrophotomete

18. Cyanide, CN Mg/L 0.07 Spectrophotomete

19. Selenium, Se Mg/L 0.01 Aas

20. Lead, Pb Mg/L 1 AAS

III.Biological Properties

23. Total Coliform Col/100ml 0 Membrane Filter


Bacteria

24. Fecal Coliform Col/100ml 0 Membrane Filter


Hasil pengukuran menunjukkan bahwa kualitas air PT. ‘X’. relatif baik, dimana hampir
semua kadar parameter kualitas air berada di bawah baku mutu lingkungan.

4.2.2. Kualitas Udara

4.2.2.1. Kualitas udara indoor dan outdoor

Pengukuran parameter lingkungan khususnya udara di dalam ruangan (Indoor) dan


Outdoor dimana pemilihan titik-titik pantau berdasarkan pertimbangna keterwakilan
lokasi dan keberadaan potensial reseptor (dalah hal ini manusia). Pengambilan
sampel dan analisis dilakukan oleh Laboratorium ……………………..pada tanggal
……………………… Parameter udara yang diuji meliputi NOx, SO2, Dust, CH4, CO, O3, Pb
dengan mengacu pada baku mutu udara ambien sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999. Lokasi pengukuran adalah ………………………

Hasil pengukuara dan pemeriksaan kualitas udara tersaji pada tabel ……………………..

Tabel 4.5. Kualitas Udara Indoor pada ……………………..

No. PARAMETER UNIT STANDAR RESULT METHOD EQUIPMENT

1. Toluen Mg/m3 188.0 Photoionization Gas


Chromotography

2. IiSOPROPHYL Mg/m3 983.0 Photoionization Gas


Alkohol, IPA Chromotography

3. Dust Mg/m3 10.0 NIDR EPAM

4. Lead,PB Mg/m3 0.1 AAS AAS

5. Copper, Cu Mg/m3 0.05 AAS AAS

6. Cadmium,Cd Mg/m3 0.002 AAS AAS

Tabel 4.7. Kualitas Udara Outdoor antara ……………………..

No. PARAMETER UNIT STANDAR RESULT METHOD EQUIPMENT


Ambien Air Quality

1. Nitric Oxide, NOx mg/ 400/1H Electrochemical IAQ 5000Pro


m3 Sensor

2. Sulfure Dioxside, mg/ 900/1H Electrochemical Multilog 2000


SO2 m3 Sensor

3. Dust, Particulate mg/ 230/24H NDIR EPAM 5000


m3

4. Hydrocarbon, CH4 mg/ 160/3H Photoionization Gas


m3 Chromotogaphy

5. Carbon Monoxede, mg/ 30000/1H Electrochemical Multilog 2000


CO m3 Sensor

6. Ozone, O3 mg/ 235/1H Electrochemical Multilog 2000


m3 Sensor

7. Lead, Pb mg/ 2/24H AAS AAS


m3

8. Hydrogen Sulfide, mg/ - Electrochemical AQ5000Pro


H2S m3 Sensor

9. Amoniak, (NH3) mg/ - Electrochemical AQ5000Pro


m3 Sensor

Hasil analisisi laboratorium terhadap parameter kualitas udara sekitar lokasi pabrik
menunjukkan hasil yang relatif baik. Hal ini telihat dari parameter kualitas udara
berada di bawah baku mutu yang ditetapkan pemerintah.

4.2.2.2. Kualitas Tingkat Kebisingan

Untuk Tingkat kualitas kebisingan PT. ‘X’ melakukan pengukuran pada area kerja dan
area diluar bangunan pabrik atau ambient. Standar baku mutu yang digunakan
mengacu pada Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 51 Tahun1999. Kualitas
tingkat kebisingan di luar pabrik dan area kerja di tampilkan pada table 4.8.

Tabel 4.8. Tingkat Kebisingan dan Ambien

No. LOKASI UNIT STANDAR HASIL METODA

1. dB (A) 85.0 Sound Lavel

2. dB (A) 85.0 Sound Lavel

3. dB (A) 85.0 Sound Lavel

4. dB (A) 85.0 Sound Lavel

Hasil pengukuran memperlihatkan bahwa tingkat kebisingan di dalam ruangan dan di


luar ruangan PT. ‘X’ masih baik atau berada di bawah baku mutu lingkungan.

4.3. Komponen Lingkungan Biologi

Jenis tumbuhan yang ada disekitar PT.’X’ yang teridentifikasi adalah tanaman pohon
karet, pisang , mangga, kelapa dan tumbuhan liar rerumputan seperti ilalang. Jenis
fauna yang dijumpai disekitar lokasi pabrik adalah berupa katak, tikus, ular, dan
burung.

4.4. Komponen Lingkungan Sosial Ekonomi dan Budaya

Penduduk merupakan modal dasar pembangunan suatu daerah terutama sumber


daya manusianya. Kualitas penduduk membawa dampak tersendiri bagi lingkungan
sekitar. Kualitas sumber daya manusia sangat erat kaitannya dengan tingkat
pendidikan masyarakat. Data yang dihimpun dari Dinas Diknas Kabupaten ….
Tahun ….. menyimpulkan tingkat pendidikan masyarakat …….. umumnya tamatan
…….. Untuk itu program wajib belajar 6 tahun dilanjutkan menjadi wajib belajar 9
tahun.

Dari segi mata pencarian umumnya masyarakat sekitar bekerja sebagai nelayan dan
hanya sebagian kecil saja yang bekerja sebagai karyawan pabrik. Jadi secara
keseluruhan karyawan yang bekerja di …………………….. berasal dari pendatang
berbagai daerah.
Artikel Terkait Laporan UKL/UPL: Bab I, Bab II, Bab III, Bab V, Bab VI, Bab VII

Incoming search terms:

 item pemeriksaan ukp upl

July 8, 2013 NEWS 1 Comment

Contoh Laporan Lengkap UKL/UPL (Bab III)

BAB III

IDENTIFIKASI DAMPAK/CEMARAN

Dampak yang ditimbulkan baik negatif maupun positif akibat kegiatan produksi PT.
‘X’ merupakan pengembangan dari identifikasi dampak yang mungkin terjadi akhibat
kegiatan operasional di wilayah kerja perusahaan. Dampak terhadap lingkungan yang
terjadi berdasarkan sumber dampak dari setiap proses kegiatan industri dapat
diuraikan sebagai berikut :

3.1. Sumber Dampak

3.1.1. Limbah Padat

Kegiatan Kantor dan Domestik

Limbah padat dari kegiatan kantor dan domestik PT ‘X’ adalah kertas dan alat tulis
bekas. Limbah padat ini bersifat bukan bahan berbahaya dan beracun (Non B3).

Proses Produksi

Limbah padat yang berasal dari kegiatan produksi perakitan komponen pesawat
terbang yang merupakan kemasan bahan baku dan penolong seperti buangan botol
plastic/gelas (loctate), sarung tangan karet, limbah ini merupakan limbah non B3.
Limbah B3 berasal dari kegiatan produksi berupa kain lap terkontaminasi dan sarung
tangan terkontaminasi, tisu/bemcot terkontaminasi, sisa solder serta bekas kemasan
bahan baku (jirigen, drum).

3.1.2. Limbah Cair

Maintenance
Limbah cair berasal dari proses kegiatan sarana penunjang proses produksi serta
perawatan dan perbaikan mesin-mesin produksi hanya berupa oli

Kegiatan proses produksi dan aktifitas lain

Air untuk keperluan kegiatan produksi berasal dari oleh pihak pengelola kawasan
…………… dipergunakan untuk kegiatan keperluan produksi serta kebutuhan domestik
seperti : toilet, musholla, taman, kantin dan cuci mobil

3.1.3. Limbah Gas

Udara di dalam pabrik

Sumber limbah berasal dari kegiatan produksi komponen yang menghasilkan


…………….. dalam ruangan kerja.

Udara di sekitar pabrik

Sumber limbah berasal dari kegiatan bongkar muat barang dan transportasi
kendaraan operasional pabrik yang menghasilkan asap dan debu.

3.1.4. Kebisingan

Sumber kebisingan berasal dari dalam ruangan produksi serta dari luar ruangan dari
proses bongkar muat dan kendaraan operasional.

3.2. Jenis Dampak

3.2.1. Pencemaran tanah

Pencemaran tanah disebabkan dari buangan limbah padat, ceceran solar/oli dan
minyak pelumas.

3.2.2. Pencemaran air

Pencemaran air disebabkan dari limbah proses maintenance, proses produksi dan
kegiatan domestik.

3.2.3. Pencemaran udara dan kebisingan


Pencemaran udara dan kebisingan disebabkan oleh pengoperasian mesin-mesin
produksi, bongkar muat barang dan pengoperasian kendaraan operasional.

3.3. Sifat dan tolak ukur dampak

Sifat limbah cair yang dikeluarkan oleh PT. ‘X’ . berdampak penting terhadap
lingkungan hidup. Namun secara teknologi dampak penting tersebut dapat dikelola
secara secara baik oleh pihak pengelola dan menjadi kewajiban kegiatan untuk
penyusunan dokumen UKL dan UPL, seperti yang tercanyum dalam Peraturan
Pemerintah RI No. 27/1999 dan Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.
86/2002.

Penurunan terhadap kualitas udara yang disebabkan pencemaran gas, debu, dan
beberapan aktifitas lainnya akan dipantau secara berkala sesuai dengan PP Republik
Indonesia 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, Baku Mutu
Udara Ambien Nasional.

Begitu juga dengan dampak kebisingan yang diakibatkan oleh kegiatan produksi
akan mengganggu pendengaran dan kenyamanan kerja karyawan. Untuk tingkat
kebisingan mengacu kepada Kep-Men KLH No. Kep-48/MENLH/1996 tentang Baku
Tingkat Kebisingan.

Tabel 3.1. Matrik Identifikasi Dampak Lingkungan

JENIS DAMPAK BENTUK DAMPAK SUMBER SIFAT BML YANG DIACU

1. PADAT

LimbahPabrik KertasKayu Bekas kemasan Tidak –PP 18/1999. PP 85/19


kemasanJergen/drum bahan berbahayaTidak
Skrap besi bakuBekas berbahayaBerbahaya
kemesan bahan Tidak berbahaya Peraturan kawasan BII
baku Bekas
Limbah kemasan
Domestik
produksi
Sampah organik, Kegiatan
kertas, plastik Tidak berbahaya
maintenance &
warehousing

Kegiatan
perkantoran
2. Cair

Limbah Pabrik Pelarut bekas Cair Sisa pelarut Berbahaya Tidak PP.85/1999 dan Kep N
Limbah dalam proses berbahaya 01,02,05/BAPEDAL/09
domestik produksiAktifitas
dalam ruangan
produksi

3. Gas

Gas dalam gas Aktifitas dalam Tidak berbahaya SE-01/Menaker/97


ruangan kerja ruangan
produksi

4. Debu

Debu ruangan Partikel debu Tidak berbahaya


kerja

5. Kebisingan

Bising dalam Bising Operasional Tidak berbahaya SK Menaker No. 51/99


ruangan kerja pabrik

Artikel Terkait Laporan UKL/UPL: Bab I, Bab II, Bab IV, Bab V, Bab VI, Bab VII

Incoming search terms:

 bab ukl dan upl


 dampak positif ukl dan upl
 ukl upl bab 1

July 8, 2013 NEWS No comments


Contoh Laporan Lengkap UKL/UPL (Bab II)

BAB II

INFORMASI KEGIATAN

2.1. Umum

PT. ‘X’ . merupakan anak perusahaan dari PT. ‘X’ yang berkantor pusat di Jakarta.
Sebagai Perusahaan induk, PT. ‘X’ mendapat izin beroperasi ………….. berdasarkan
Persetujuan …………………… sebagai perusahaan penanam modal asing (PMA) dengan
Investasi sebesar …………. Persetujuan Presiden ini didukung oleh surat
pemberitahuan tentang Persetujuan Presiden dari BKPM berdasarkan surat No.
………….. tanggal …………………, serta izin usaha tetap berdasarkan Keputusan Kepala
BKPM No. ……………. Jenis Usaha PT. ‘X’ di Jakarta adalah jasa konstruksi bidang
mekanical dan elektrikal.

Untuk PT. ‘X’ bergerak dibidang industri ………………. beserta komponennya. PT. ‘X’
didirikan pada tanggal …………….. dengan akte notaris yang dibuat oleh …………..
Perusahaan ini mulai beroperasi tanggal ………… dengan izin Badan Koordinasi
Penanamam Modal (BKPM) …………… dengan investari sebesar …………… Pendirian PT.
‘X’ ini telah disahkan Surat keputusan (SK) Menteri Kehakiman No. ……….. tertanggal
……………..

Identitas Usaha secara lengkap :

1. Nama Perusahaan : PT. ‘X’

2. Alamat Kantor : Jl. ……………….

3. Nomor NPWP : ………………….

4. Nama Pimpinan : Mr. ……………..

5. Telpon : ………………….

6. Lokasi Pabrik

– Jalan : …………………..

– Kabupaten/Kota : ………………….
– Propinsi : ……………………

7. a. Nomor Ijin Usaha Tetap : …………………

b. Surat izin Tempat Usaha (SITU) : …………………

c Status Penanaman Modal : …………………

8. Penanggung Jawab UKL/UPL : …………………

PT. ‘X’

Jl. …………………

2.2. Lahan

Lahan yang di gunakan oleh PT.’X’ ditinjau dari aspek penggunaan terbagi atas dua
hal yaitu lahan tertutup bangunan meliputi bangunan pabrik, gudang, dan peralatan
tempat penyimpanan bahan baku, dan lahan terbuka yang meliputi tempat parkir,
tempat bongkar muat barang, jalan/saluran, taman, dll. (lihat tabel 2.1.)

Tabel 2.1. Penggunaan lahan PT.’X’

LUAS AREA
JENIS BANGUNAN KETERANGAN
M2 %

a. Lahan tertutup Bangunan / material


kedap air- – Bangunan Pabrik dan
kantorb. Lahan Terbuka – Parkir, jalan
Saluran, bongkar muat,taman, kantin,
mushala dll.

Luas lahan total yang di miliki (m2)

Peruntukan lahan : ………………..

Ketinggian tapak dengan lingkungan sekitar : …………………

Status lahan : …………………


2.3. Produksi

Jenis dan Kapasitas Produksi

PT. ‘X’ memproduksi …………. serta komponennya. Semua Produk berupa bahan jadi
dan diperuntukkan untuk ekspor, yang mana pemasarannya diangkut dengan
menggunakan alat angkut kontainer. (lihat tabel 2.2.)

Tabel 2.2 Jenis dan Kapasitas Produksi

KAPASITAS PRODUKSI(Vol
SIFAT PRODUKSI
JENIS per bulan/th) JENIS ALAT ANGKUT
PRODUKSI izin(buah) Riil(buah) Bahan /½ Jadi (Colt, truk, trailer)
jadi

Waktu Operasi Pabrik

PT. ‘X’ mempunyai waktu operasi pabrik 8 jam dengan hari kerja normal 5 hari
dalam seminggu.

Jumlah Shift Tenaga Kerja

Jumlah shift tenaga kerja pada PT. ‘X’ . adalah satu shift.

2.4. Bahan Baku dan Bahan Penolong

PT. ‘X’ . menggunakan bahan baku (lihat tabel 2.3 dan 2.4)

Tabel 2.3. Bahan Baku

BENTUK SUMBER SIFAT CARA NERACA BAHAN


BAHAN BAKU
FISIK BAHAN BAHAN PENYIMPANAN % PRODUK % SISA

1. Glue cair impor B3 Gudang 100 0


tertutup
2.Epoxy Adersive Padat Impor B3 Gudang 100 0
resin tertutup

3.Instrument BE 12 Cair impor B3 Gudang 100 0


Oil tertutup

4. FLUX Solder Wire Padat impor B3 Gudang 100 0


tertutup

5. CRM padat impor B3 Gudang 100 0


tertutup

6. Super-Bonder Padat impor B3 Gudang 100 0


tertutup

7.Lubricant grease cair impor B3 Gudang 100 0


tertutup

8. RTV Silicon Cair impor B3 Gudang 100 0


tertutup

9. Toluen Cair Impor Non B3 Gudang 100 0


tertutup

10. Coating Padat impor Non B3 Gudang 100 0


tertutup

11.Instapak Padat impor Non B3 Gudang 100 0


Componen tertutup

12.Instafil Padat impor Non B3 Gudang 100 0


Componen tertutup

13.Plastik Adderive Padat impor Non B3 Gudang 100 0


tertutup

Sumber : PT. ‘X’


Tabel 2.4 . Bahan Penolong

BENTUK SUMBER SIFAT CARA NERACA BAHAN


BAHAN PENOLONG
FISIK BAHAN BAHAN PENYIMPANAN % PRODUK % SISA

1.Grease Cair impor B3 Gudang 100 0


tertutup

2. Isopropyl alkohol (semi Cair impor B3 Gudang 100 0


grade) tertutup

3. TRV Adhesive Cair impor B3 Gudang 100 0


tertutup

4. Loctate Cair impor B3 Gudang 100 0


tertutup

5. Tarque Padat impor B3 Gudang 100 0


tertutup

6.Solven Cair impor B3 Gudang 100 0


tertutup

7. Poly Urentane Cair impor B3 Gudang 100 0


tertutup

Sumber : PT. ‘X’

2.5. Jenis Alat Produksi

Secara umum peralatan produksi yang digunakan PT. ‘X’ . umumnya berasal dari
Jepang. Peralatan dan mesin produksi yang digunakan digerakkan dengan tenaga
listrik dan dalam kondisi baik serta layak pakai. Detail jenis peralatan industri dapat
dilihat tabel 2.5.

Tabel 2.5. Jenis Alat Produksi


JENIS
JENIS KONDISI NEGARAASAL ENERGIPENGGERAK
CEMARAN(Debu/limbah/bising/dll)

Sumber : PT. ‘X’

2.6. Proses Produksi

Proses produksi yng berlangsung saat ini di PT. ‘X’ . difokuskan pada produksi ………….
Proses produksi diawali dengan proses penerimaan barang dari supplier masuk ke
warehouse. Sebelum bahan masuk ke …………., bahan (komponen elektronika) masuk
kualiti kontrol internal. Kemudian dilakukan perakitan. Hasil perakitan diteruskan ke
bagian produksi. Hasil rakitan masuk kebagian assembly dimana akan terbagi
kedalam beberapa main line. Disinilah berlangsung proses penggabungan untuk
menjadi final produk dan selanjutnya dilakukan uji kualitas produk dengan
serangkaian test-test. Setelahn proses tersebut, maka dilakukan packing process and
warehausing dan barang siap dikirim kepada pelanggan. Diagram proses produksi
secara umum dapat dilihat pada Gambar 2. 1

Gambar 2.3. Diagram alir proses produksi (Note: Sesuaikan dengan diagram alir
perusahaan anda)

2.7. Penggunaan Energi

Energi yang di gunakan pada PT. ‘X’ . adalah energi listrik yang disediakan oleh pihak
pengelola kawasan dengan aliran terpasang sekitar Daya sekitar …………..A.
Pemakaian listrik per bulan +- …………….. Kwh/bulan.

Tabel 2.6. Penyediaan dan pemakaian energi listrik

SUMBER ENERGI KAPASITAS TERPASANG PEMAKAIAN PER BULAN

2.8. Penggunaan air


Pihak pengelola Kawasan …………..menyediakan fasilitas air untuk keperluan kegiatan
produksi serta aktivitas lainnya dimana pembayarannya sudah termasuk kedalan
biaya sewa lahan. Adapun penggunaan air sekitar ………… yang sebagian besar dipakai
untuk kebutuhan domestik seperti toilet, kantin, mushola, taman, cuci mobil dll.

Tabel 2.7. Data Penggunaan Air

Penggunaan air Kapasitas Penggunaan(m3/bulan) Diolah/Tidak

Proses produksi

Proses domestik

2.9. TENAGA KERJA

Jumlah karyawan yang bekerja di PT. ‘X’ . sebanyak ………… orang,

Data lebih lengkap dapat di lihat pada table 2.8.

Tabel 2.8. Jumlah Tenaga Kerja

ASAL
JENIS KELAMIN PENDIDIKAN
KLASIFIKASI PEKERJA DAERAH

Lk Pr Jml WNI WNA SD SLTP SLTA Akademi/PT

1. Manager Directur

2. Ass. Manager

3. Supervisor

4. Staff

5. Teknisi

6. Operator

7. Satpam
Total

2.10. Penggunaan Bahan Bakar

Untuk kegiatan produksi, tidak menggunakan bahan bakar solar atau bensin. Solar
dan bensin digunakan hanya untuk kendaraan. Bahan pelumas seperti oli juga
digunakan untuk sarana penunjang produksi.

Tabel 2.9. Penggunaan Bahan Bakar dan pelumas

JENIS KAPASITAS/BULAN PENANGANAN SISA

1. Solar

2. Bensin

3. Oli

2.11. Jenis alat angkut kendaraan

Tabel. 2.10. Jenis alat angkut kendaraan

VOLUME / HARI atauPER-WAKTU


PENGGUNAAN JENIS KENDARAAN
PERIODIK

1. Bahan Baku Truk Kontainer Setiap hari kerja

2. Hasil Prodsuksi Truk Kontainer Setiap hari kerja

Karyawan Mobil Pribadi Tidak adaSepeda motor Setiap hari kerjaSetiap hari
kerjaSetiap hari kerja
Kendaraan Roda dua

Lainnya

Artikel Terkait Laporan UKL/UPL: Bab I, Bab III, Bab IV, Bab V, Bab VI, Bab VII

Incoming search terms:

 ukl upl gudang


 contoh dokumen ukl upl pergudanganl
 ukl upl bengkel
 contih tabelupl
 contoh dokumen ukl-upl bengkel
 contoh laporan Ukl upl untuk bengkel
 contoh tabel upl dan ukl

July 7, 2013 NEWS 2 Comments

Contoh Laporan Lengkap UKL/UPL (Bab I)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Untuk memenuhi persyaratan pengelolaan lingkungan sebagaimana dinyatakan


dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 tahun 1999 tentang
Analisa Mengenai Dampak Lingkungan Hidup pada pasal 3 ayat 4 bahwa bagi
rencana usaha dan/atau kegiatan di luar usaha dan/atau kegiatan sebagaimana
dimaksud dalam ayat 2 wajib melakukan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup yang pembinaanya berada pada instansi yang
membidangi usaha dan/atau kegiatan. Serta keputusan Menteri Lingkunagan Hidup
Republik Indonesia Nomor 86 tahun 2002 Tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.

Dimana didalamnya akan dinyatakan rencana atau kegiatan pengelolaan dan


pemantauan terhadap komponen lingkungan yang terkena dampak dari
kegiatan/usaha. Diharapkan dengan adanya dokumen UKL/UPL ini dampak negatif
terhadap lingkungan dapat dikurangi dan sedikit demi sedikit dihilangkan dengan
upaya-upaya perbaikan yang berkelanjutan.

1.2. Peraturan Perundangan

Undang-undang Nomor 23 tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup

Undang-undang No. 4 Tahun 1982, Tentang ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan


Lingkungan.

Undang-undang No. 5 Tahun 1984 tentang perindustrian.


Undang-undang No 24 Tahun 1990, tentang konservasi Sumberdaya Alam Hayati
dan Ekosistemnya.

Undang-undang No. 24 Tahun 1992, Tentang Penataan Ruang.

Undang-undang No. 2 Tahun 1993,Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

Undang-undang No.32 Tahun 2004, Tentang Pemerintahan Daerah.

Peraturan Pemerintah Noomor 27 tahun 1999, tentang Analysis Mengenai Dampak


Lingkungan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 85 tahun 1999 tentang Perubahan


Atas Peraturan Pemerintah nomor 18 tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun.

Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999, tentang pengendalian pencemeran


udara

Surat Keputusan Menteri Perindustrian No. 250/M/SK/10/1994 tentang Pedoman


Teknis Penyusunan Pengendalian Dampak Terhadap Lingkungan Hidup Pada Sektor
Industri.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep-13/MENLH/3/1995 tentang


Baku Mutu Emisi Tidak Bergerak.

Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep-51/Men/1999 tentang Nilai Ambang


Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja.

Surat Edaran No. SE-01/Men/1997 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Kimia Di Udara
Lingkungan Kerja.

Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000, tentang pengendalian kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.

Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001, tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya


dan Beracun.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 51/MENLH/10/1995,


tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Industri.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 48 tahun 1996, tentang Baku
Mutu tingkat kebisingan

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 86 tahun 2002, tentang


pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup.

Peraturan Daerah Nomor 8 tahun 2003, tentang pengendalian Pencemaran dan


Perusakan Lingkungan Hidup.

1.3. Tujuan

Memberikan informasi tentang kegiatan operasional industri yang potensial


memberikan dampak penting bagi lingkungan.

Mengetahui komponen-komponen lingkungan hidup yang terkena dampak.

Merumuskan Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan terhadap limbah,


cemaran yang dihasilkan sebagai akibat dari aktifitas atau kegiatan usaha oleh PT. ‘X’
.

1.4. Manfaat

a. Manfaat bagi Pemerintah

- Mengetahui jenis usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh PT. ‘X’

- Memudahkan pemerintah dalam melakukan pengawasan terhadap aktifitas serta


dampak penting terhadap lingkungan yang dilakukan oleh PT. ‘X’.

b. Manfaat Bagi Pemrakarsa

- Mengetahui komponen-komponen yang terkena dampak dari aktifitas/kegiatan


PT. ‘X’ -Memberikan kemudahan dalam Upaya Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan dari dampak penting yang dihasilkan oleh PT. ‘X’.

c. Manfaat Bagi Masyarakat

- Memberikan informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari


aktifitas/usaha PT. ‘X’.

Anda mungkin juga menyukai