CASE 1
Kelompok Tutorial 7
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
Meskipun terdapat beberapa kendala pada saat proses pengerjaannya, kami tetap
tidak patah semangat. Selain itu, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu kami dalam bentuk dukungan, ide, dan materi dalam
Kami menyadari bahwa laporan yang kami susun ini masih belum
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya masukan serta saran yang
kami harap para pembaca dapat menambah wawasan ilmu dan informasi yang
berguna.
ii
DAFTAR ISI
iii
2.4.1 Definisi................................................................................................... 26
2.4.2 Bahan Bleaching .................................................................................... 26
2.4.3 Mekanisme Bleaching............................................................................ 29
2.4.4 Efek Samping Bleaching ....................................................................... 30
2.4.5 Home Bleaching .................................................................................... 32
2.4.6 Vital Bleaching ...................................................................................... 37
2.4.7 Seleksi Kasus Bleaching ........................................................................ 40
2.5 Psikologis Remaja .................................................................................... 42
2.5.1 Pengukuran Psikologis Remaja ............................................................. 43
BAB III PEMBAHASAN ......................................................................................... 47
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 49
iv
DAFTAR GAMBAR
Nightguard ........................................................................................... 37
v
DAFTAR TABEL
vi
PENDAHULUAN
Bagian I
Tania adalah seorang rmaja berumur 19 tahun yang ceria dan baik hati.
Sejak 2 tahun yang lalu dia mulai mengeuhkan susunan gigi serta warnanya yang
kuning.
Bagian II
Berdasarkan serial foto yang dikumpulkan pasien pada uur 3, 5, 9, 12, dan
mengkonsumsi minuman suplemen yang mengandung kunyit dan asam jawa sejak
ppewarnaan kuning dan adanya crossbite gigi-gigi mulai dari 22 sampai posterior.
kuning sejak 2 al
2. Sejak usia 3
7
tahun sudah Kelainan dentoskeletal
terlihat adanya
asimetri
kebiasaan ↓
i suplemen kuning
yang ↓
mengandung Diskolorasi
kunyit dan
asm jawa
sejak 2 tahun
lalu.
4. Pemeriksaan
IO: gigi
terlihat
berwarna
kuning dan
terdapat
crossbite dari
gigi 22 hingga
8
posterior.
umum dentoskeletal?
bleaching gigi?
1.3 Mekanisme
Susunan gigi tidak rapi, sejak umur 3 tahun wajah sudah terlihat asimetri
Kelainan dentoskeletal
9
↓
Diskolorasi
10
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
hubungan gigi yang tidak baik sehinga mengganggu estetika profil wajah.
2.1.2 Etiologi
1. Herediter
2. Acquired Anomalies
• Trauma
• Faktor fisik
• Cara makan
• Konsistensi diet
• Mouth breathing
11
• Kebiasaan buruk
• Thumb sucking
• Finger sucking
• Tounge thrust
• Cheek sucking
• infeksi TMJ
(protrusi bimax)
otot mentalis
12
(4) Defisiensi Maksila Vertikal. Penampakan edentulous yang
berupa hubungan Kelas II, pasien memiliki profil yang cembung, overbite
meningkat. Bibir atas yang pendek dengan penampakan dari gigi insisivus
13
beberapa pasien, dapat terlihat tipping ke depan dari basis skeletal rahang
bilateral. Gigi-gigi yang berjejal, rotasi, dan bergeser ke bukal atau palatal.
jam pasir yang tinggi, berlapis datar. Deformitas ini merupakan deformitas
anteroposterior maksila.
klinis).
molar mungkin hubungan kelas III, pasien biasanya memiliki profil yang
sempit dan pendek tapi dengan lengkungan rahang bawah yang lebar, dan
ke depan dan ke atas dengan atau tampa inklinasi maksilla ke bawah dan
14
dalam skeletal juga mengalami penurunan tinggi wajah interior, pola
plane, FH plane, SN plane, dan seterusnya saling paralel satu sama lain.
mandibular
Perawatan Ortodontik
1. Tujuan
15
b. Mengoreksi penyimpangan rotasional dan apical dari gigi geligi
2. Indikasi
c. Jika gigi berjejal dan tidak teratur menyebabkan faktor predisposisi dari
3. Kontraindikasi
a. Jika prognosa dari hasil perawatan tersebut jelek sebab pasien kurang
16
c. Crowding <4-6 mm
ortodonti
c. Crowding >4-6 mm
2.2.1 Karakteristik
2. Lama-lama karies muncul pada gigi posterior rahang atas dan rahang
bawah
3. Gigi kaninus lebih jarang terkena lesi dibanding gigi premolar karena
4. Gigi anterior rahang bawah tidak terkena lesi karena adanya aliran saliva
6. Anak yang sulit tidur atau kolik biasanya sering diberikan botol susu berisi
17
2.2.2 Prevalensi
2,5-15%
2.2.4 Tatalaksana
1. Merubah kebiasaan
4. Ekstraksi
2.3 Diskolorasi
atau dentin. Beberapa noda muncul ketika gigi telah erupsi, sedangkan lainnya
adalah hasil dari perosedur gigi. Kelompok pertama, perubhaan warna alami
(diperoleh) pada permukaan atau didalam struktur gigi. Hal ini terkadang yang
diskolorasi, hasil dari prosedur dental, biasanya dapat masuk ke dalam struktur
18
2.3.2 Diskolorasi Natural
1. Nekrosis Pulpa
Nekrosis pulpa dapat disebabkan oleh iritasi bakteri, mekanik, atau kimiawi
berwarna ini dapat merembes ke tubulus dentin dan memberikan noda pada
tergantung berapa lama pulpa telah nekrosis. Semakin lama terjadi nekrosis
warna ini dapat dirawat secara internal, dalam jangka waktu pendek maupun
panjang.
2. Intrapulpal Hemorrhage
perdarahan dan lisis eritrosit. Secara teori yang ada bahwa produk disintegrasi
warna secara permanen. Namun jika pulpa bertahan, warna dapat kembali.
3. Calcific metamorphosis
dalam ruang pulpa atau dinding kanal. Hal ini biasanya terjadi karena ada
19
cedera benturan yang merangsang dentin tersier. Terdapat ganguan sementara
engan cepat dengan membentuk dentin tidak beraturan pada dinding ruang
pulpa. Akibatnya, mahkota gigi secara bertahap menurun dan dapat tembus
Pulpa biasanya tetap vital dan tidak memerlukan perawatan saluran akar.
pemutihan secara eksternal harus dicoba terlebih dahulu. Namun apabila tidak
internal. Pada pasien yang lebih tua, perubahan warna pada mahkota terjadi
fisiologis sebagai akibat dari posisi dentin yang luas serta penipisan dan
makanan dan minuman. Serta dapat juga diakibatkan oleh prosedur perawatan
4. Developmental defect
Perubahan warna dapat terjadi akibat cacat pada perkembangan atau dari zat
5. Endemic fluorosis
20
dikonsumsi/tertelan pada saat masa-masa odontogenenesis. Gigi tidak berubah
pewarnaan gigi ektrinsik langsung dan tidak langsung. Pewarnaan gigi ekstrinsik
menghasilkan noda sebagai akibat dari warna dasar mereka. Pewarnaan gigi
atau biasa ditempatkan di mulut. Organik ini chromogen diambil oleh pelikel dan
tembakau, ada dua zat dalam tembakau yang menyebabkan gigi menjadi bernoda
yaitu nikotin dan tar. Meskipun nikotin sebenarnya tidak berwarna, warnanya
adalah residu gelap alami yang dihasilkan dari merokok tembakau dan
dan kopi.Warna yang terlihat pada gigi adalah diduga berasal dari senyawa
Perubahan parafungsional dan fungsional pada warna gigi bisa terjadi karena
aktivitas pengunyahan pada setiap hari. Contohnya terjadi erosi, abrasi, & atrisi
21
pada gigi yang menyebabkan pengurangan lapisan enamel sehingga mengekspos
Perubahan warna gigi juga bisa terjadi karena asupan zat-zat logam yang
keterlebihan. Contohnya Copper & Nickel akan memberikan pewarnaan hijau. Ini
biasanya terjadi pada pekerja di industri nikel dan copper yang terkontaminasi
dari air. Manakala Iron memberikan pewarnaan hitam. Ini biasanya terjadi pada
Perubahan warna gigi juga dapat terjadi karena penambalan lama yang kurang
yang terjadi korosi, penempatan Pins & Posts pada posisi yang salah atau
1. Obat-obatan sistemik
tampak kuning, kecoklatan hingga abu tua (tergantung jumlah, frekuensi, tipe
22
Berdasarkan keparahannya, diskolorasi akibat tetracycline diklasifikasikan
menjadi:
di bagian cervical
Gambar 1. Diskolorasi akibat penggunaan tetracycline berlebih (dari kiri ke kanan : first-
terang dengan sedikit warna keputihan, gigi juga mudah rapuh karena kurang
herediter karena gigi belum mengalami mineralisasi yang sempurna pada saat
proses odontogenesis. Enamel menjadi tipis dan berporus sehingga rentan untuk
23
menyerap noda-noda dari rongga mulut, kondisi ini disebut dengan Amelogenesis
Imperfecta.
kelainan darah pada bayi yang baru lahir karena perbedaan rhesus dari
orangtuanya. Hal ini menyebabkan terbentuknya hemosiderin yaitu zat besi yang
tidak larut dalam darah dan menyebabkan diskolorisasi pada dentin yang sedang
tinggi pada saat proses pembentukan gigi juga dapat menyebabkan diskolorisasi
4. Diskolorasi iatrogenik
macam bahan kimia dan material yang biasanya digunakan untuk treatment di
Endodontically Related
1. Bahan Obturasi
24
diskolorasi dengan warna gelap. Diskolorasi dapat dicegah dengan membuang
proses ini untuk memastikan tidak ada jaringan pulpa yang tersisa.
3. Intracanal Medicament
internal pada dentin. Phenolic atau medikamen yang berdasarkan bahan iodoform,
terdapat di dalam saluran akar, dan seringkali berkontak dengan dentin untuk
periode waktu yang lama. Hal ini menyebabkan bahan ini berpenetrasi dan
mengoksiasi.
25
2.4 Bleaching
2.4.1 Definisi
bertahan selama 1-3 tahun, walaupun perubahan permanen pun dapat terjadi.
Teknik bleaching dapat diklasifikasikan menjadi vital atau non-vital yang mana
1. Hidrogen Peroksida
4.5, berat molekul 34.0147 g/ml, cairan bening, tidak berwarna, tidak berbau, dan
lebih kental dari air. Hidrogen peroksida harus digunakan secara hati-hati karena
larutan ini tidak stabil, dapat melepas oksigen dengan cepat, dapat meledak
kecuali disimpan dalam kulkas atau wadah gelap, dan juga bersifat kaustik atau
peroksida 35%) merupakan hidrogen peroksida yang paling umum dan digunakan
26
(HO2) yang sangat reaktif dan berperan dalam pemutihan gigi. Reaksi kimia
H2O2 H2O + O2
H2O2 H2O + O-
2. Karbamid Peroksida
merupakan gabungan antara hidrogen peroksida dan urea yang digunakan sebagai
penstabil agar efek bahan tersebut lebih panjang dan berperan memperlambat
molekul 94.07 g/ml, tidak berwarna, tidak berbau, tidak toksik, dan berbentuk
kristal putih yang dapat larut dalam alcohol, eter, dan air. Karbamid peroksida
terdiri atas unsur aktif yaitu hidrogen peroksida dan unsur non aktif seperti
phenacetin, dan air. Selain itu juga dapat mengandung bahan lain yaitu karbopol
27
Sama halnya dengan hidrogen peroksida, karbamid peroksida juga
digunakan dua konsentrasi, konsentrasi tinggi yaitu 35% dipakai untuk metode in
office bleaching dan konsentrasi rendah yaitu 10% digunakan untuk metode home
dan 6.4% urea, sedangkan pada 35% karbamid peroksida setara dengan 12%
hidrogen peroksida.
Secara kimia karbamid peroksida terurai menjadi H2O2 dan urea dalam
H2O2 H2O + O2
3. Sodium Perborate
dipakai untuk internal bleaching yang tersedia dalam bentuk bubuk atau
dan sisanya oksigen. Sodium perborate stabil dalam keadaan kering, tetapi apabila
bertemu dengan asam, udara hangat, dan air akan terurai menjadi sodium
28
Sodium perborate tersedia dalam berbagai tipe yaitu monohidrat, trihidrat,
dan tetrahidrat yang mana tipe-tipe ini dibedakan berdasarkan kandungan oksigen
digunakan bersifat alkali karena pHnya bergantungnya pada jumlah H2O2 yang
Reaksi yang terjadi apabila sodium perborate dicampur dengan air adalah
sebagai berikut:
(As.Borat)(hydroperoxil)
(tetrahydroxyborate)(hidrogen peroksida)
Bleaching merupakan proses reaksi kimia oksidasi dan reduksi. Zat pewarna
gigi sebaga pereduksi dan molekul bahan bleaching sebagai oksidator. Bahan
organik yang memiliki rantai konjugasi yang panjang baik dalam bentuk ikatan
dan cincin fenil yang sering disebut kromofor. Proses diskolorisasi dan pemutihan
kromofor terjadi melalui perusakan satu atau lebih ikatan rangkap dalam rantai
29
Berat molekul hidrogen peroksida yang rendah dan mempunyai
melalui
untuk
menembus email dan mencapai email dan dentin yang terkena pewarnaan.
1. Gigi Sensitif
Efek samping yang umum terjadi saat proses bleaching adalah temporary
mikroskopis. Hydrogen peroksida dalam bentuk gel atau pasta, secara kimia
30
bersifat hipertonik dibandingkan cairan pada struktur gigi dan jaringan sekitarnya.
Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya proses penyerapan air dari tekanan yang
lebih rendah. Dalam hal ini, dari emai, tubulus dentin, dan lapisan epitel mukosa
atau gusi. Proses dehidrasi tersebut menyebabkan rasa ngilu dan sensitive.
2. Iritasi gingiva
Dapat disebabkan peroksida atau akibat tray yang mendorong gingiva selama
tinggi dapat menyebabkan trauma kimiawi. Hal-hal ini dapat menyebabkan resesi
agents. Bila gingiva tidak terlindungi, maka akan teretsa. Namun kerusakan
3. Resorpsi eksternal
Saat melakukan bleaching pada gigi non vital, dapat terjadi resorpsi akar. Selain
itu, dapat terjadi fraktur mahkota, karena gigi dipreparasi dari dalam.
menjadi lebih kasar, berpori-pori, ada bercak putih saat dilihat secara
mikroskopis.
31
langsung dibonding setelah bleaching. Karena kemampuan bonding dari bahan
tenggorokan
Pada jangka waktu lama, peroksida juga dapat mengubah oral flora. Jika
bleaching dilakukan terlalu lama, Candida albicand akan berakumulasi, selain itu
tenaga kerja sedikit dan waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan office
Cetakan harus dipastikan bebas dari gelembung (bubble) pada gigi atau disekitar
gigi dengan cara “wiping” (menyeka atau dilapiskan) material cetakan pada gigi
sampai bersih dan melakukan pengecoran dengan cast stone. Pembilasan yang
32
tidak bersih akan mengakibatkan softened surface pada cetakan nantinya, yang
akan menyebabkan nightguard sedikit terlalu kecil dan dapat mengiritasi jaringan.
vestibulum dan menipiskan basis bagian palatal dari cast. Umumnya, cast harus
ditrim untuk menghilangkan vestibulum tanpa merusak gigi. Setelah itu cast
Setelah mesin sudah di panaskan selama 10 menit, selembar soft vinyl nightguard
sampai bahan melentur sekitar 1 inch. Bagian atas mesin ditutup perlahan dan
lembut, vakum akan membentuk bahas yang dilunakkan tersebut ke gips. Setelah
materi beradaptasi dengan waktu yang cukup, operator mematikan mesin dan
Parker untuk menggunting atau memangkas dengan mulus dan lurus 3-5mm dari
bagian paling apikal dari puncak gingiva gigi (fasial dan lingual). Pertama bahan
berlebih dihilangkan terlebih dahulu. Nightguard dibentuk seperti tapal kuda dan
dilepaskan dari cast. Operator memangkas tepi fasial dari nightguard dengan
desain scalloped, mengikuti outline dari free gingiva crest menggunakan gunting
yang tajam dan melengkung. Membuat scalloping pada bagian permukaan lingual
merupakan suatu opsional karena bahan bleaching akan diaplikasikan pada aspek
fasial dari gigi. Alternatif yang dapat digunakan (aspek lingual), nightguard
33
mungkin dapat di trim secara apikal sebanyak 2mm dari freegingival crest dengan
halus. Desain scalloped lebih disukai kerena memungkinkan tray untuk menutupi
bagian gigi saja dan mencegah pelepasan bahan material bleaching ke jaringan
gingiva dan nightguard. Pembuatan nightguard selesai dan siap untuk digunakan
oleh pasien.
adaptasi, tepian yang kasar, atau blanching of tissue. Pemendekkan lebih lanjut
Jika pasien tidak dapat memperoleh oklusi yang nyaman karena kontak prematur
pada posterior, nightguard akan di trim untuk menghilangkan area para terminal
gigi posterior, sesuai kebutuhan (untuk menciptakan kontak gigi yang optimal
dalam maksimum intercuspal). Selain itu jika lingual scalloping tidak dilakukan,
maka tepi dari nightguard pada palatal harus berhenti pada groove atau lembah,
34
Gambar 5 Contoh Pemakaian Nightguard pada Pasien
dalam bentuk gel dan pasta putih. Carbamide peroksida akan terdegradasi menjadi
pengawasan dokter gigi. Pasien diinstruksikan aplikasi dari gel atau pasta
nightguard sepanjang bagian fasial yang sesuai dengan area setiap gigi yang akan
dilakukan bleaching. Biasanya hanya enam sampai delapan gigi anterior yang
dihilangkan dari jaringan lunak sepanjang tepi dengan sikat gigi soft-bristled.
Tidak boleh ada bahan berlebih yang dibiarkan pada jaringan lunak karena akan
35
tidak meminum cairan atau membilas selama perawatan dan untuk melepaskan
nightguard pada saat makan dan kebersihan mulut. meskipun tidak ada satu
regimen treatment yang baik untuk pasien, tetapi kebanyakan pasien lebih
malam hari, aplikasi bahan bleaching tunggal pada waktu tidur diindikasikan.
Pada pagi hari, pasien harus melepas nightguard dibawah air mengalir yang bersih
dengan sikat gigi dan menyimpannya dalam kontainer yang disediakan. Total
waktu perawatan sehari selama 6-8 jam, biasanya 1-2 minggu. Jika pasien tidak
Sebagai tambahan dalam hal ini, toleransi terhadap nightguard dan material
pemakaiannya setiap hari. Jika salah satu dari dua efek merugikan yang utama
terjadi (yaitu, gigi sensitif atau iritasi gingiva), pasien harus mengurangi atau
menghentikan pemakaian dan segera hubungi dokter gigi sehingga masalah dapat
dilakukan bleaching pada suatu waktu, dimulai dengan rahang atas, hal ini juga
satu rahang mengurangi potensi masalah oklusal yang dapat muncul ketika
36
Gambar 6 Sebelum dan Sesudah Perawatan Bleaching Gigi Vital menggunakan Nightguard
Indikasi
Kontraindikasi
Gigi atrisi
Resesi gusi
Hipersensitivitas (alergi)
Gigi retak
37
Keuntungan in-office bleaching technique adalah perawatan sepenuhnya
dikontrol oleh dokter gigi (walaupun menggunakan bahan kimia yang kaustik),
jaringan lunak secara umum terlindungi, dan memiliki potensial lebih baik dalam
proses bleaching. Kerugiannya antara lain harganya, hasil yang tidak dapat
diprediksi dan durasi perawatan. Harus diperhatikan bahwa setelah perawatan gigi
Prosedur
Aplikasi vaseline/ cococa butter sebagai antioksidan pada gusi dan bibir
Pemasangan rubber dam yang baik untuk melindungi jaringan lunak dari
maksimum dari jaringan dan menutup bagian sekitar gigi. Ligasi dam
dengan waxed dental tape atau sealing putty atau varish. Bisa juga
tidak dapat memberikan tingkat proteksi yang sama dengan rubeer dam
38
Gambar 7 Gingival Barrier
ada sensai terbakar pada bibir atau gingiva yang mengindikasikan adanya
39
Pasien tidak boleh makan makanan yang mengandung warna (ex: soto,
sirup, rokok)
4. Preprosthethic therapy
4. Pasien yang memiliki alergi terhadap agen bleaching dan resin tray
5. Pasien dengan gigi yang mengalami kerusakan parah atau tambalan yang
besar
40
2. Ganggunan TMJ (karena menggunakan tray pada malam hari)
3. Rasa tekan pada perut (overfilling pada tray sehingga agen bleaching yang
berlebih tertelan)
1. Hasil cepat
Kontraindikasi:
Komplikasi:
1. Gingiva etching
2. Pain
Tambalan yang besar: tidak cukup enamel untuk merespon bleaching, gigi
41
Gambar 9 Rencana Perawatan Bleaching
Tanyakan kepada pasien apakah mereka puas dengan warna gigi pada evaluasi
dalam interaksi sosial, seperti berbicara, ekspresi wajah, dan penampilan fisik (Ali
42
mahmood dan kareem, 2012) maloklusi yang dialami seseorang dianggap menjadi
remaja yang berpengaruh pada kepercayaan diri dan kehidupan sosial remaja
seseorang untuk mendapatkan perawatan ortodontik faktor sosial dan estetika gigi
dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, dan tempat tinggal, selain ituRemaja
laki usia remaja juga sangat mempengaruhi persepi remaja (Ali mahmood dan
tetapi juga memiliki peran penting dalam sosialm psikologis dan dampak
43
keuangan. Perawatan orthodonti merupakan perawatan yang dapat dilakukan
untuk memperbaiki keadaan maloklusi dan estetika pasien tersebut, tetapi kita
sering sekali mengabaikan kondisi yang mereka alami secara psikososial yang
alat ukur yang digunakan untuk mengukur dampak psikososial dari keadaan
estetik gigi geligi dan kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan mulut.
PIDAQ adalah alat psikometri yang memiliki 23 item dan berisi 4 sub skala, satu
positif dan tiga negatif. 4 sub skala tersebut terdiri dari yang pertama adalah
terhadap gigi geligi (6 item), dan yang terakhir adalah dampak social (8 item).
Pengukuran ini nantinya akan dinilai dan dilihat melalui skala Likert yang terdiri
dari 5 poin, yaitu 0 (tidak ada dampak estetika gigi terhadap kualitas hidup)
sampai 4 (dampak maksimal estetika gigi). Pilihan respon adalah sebagai berikut :
Faktor pertama dari kuesioner PIDAQ yaitu kepercayaan diri terhadap gigi
keadaan emosionalnya. Rasa percaya diri merupakan suatu keyakinan akan diri
sendiri yang ditandai dengan sikap menerima dan menghargai diri, optimisakan
serta tidak membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Hal yang mengakibat
kurang percaya diri dapat berasal dari diri sendiri dan dari lingkungan disekitar
anak. Faktor kedua yaitu dampak sosial, yang menunjukkan masalah dalam
44
lingkungan sosial seseorang yang dapat menimbulkan persepsi subjektif terhadap
penampilan gigi-geligi yang kurang baik pada diri sendiri maupun orang lain.
diri seseorang dan rasatidak bahagia ketika diri sendiri dibandingkan dengan
orang lain yang lebih baik estetik gigi-geliginya. Dan yang terakhir yaitu faktor
keempat berupa dampak estetik yang berisi pertanyaan yang menunjukkan puas
atau tidaknya dengan keadaan gigi-geligi pada saat melihat gigi-geligi didepan
45
Gambar 10 Contoh Kuesioner Dampak Maloklusi terhadap Status Psikososial
46
PEMBAHASAN
dengan keluhan utama sejak 2 tahun lalu, dia mulai mengeluhkan susunan gigi
serta warnanya yang kuning. Berdasarkan serial foto yang dikumpulkan oleh
Tania pada umur 3,5,9,12,15 tahun sudah terlihat adanaya asimetri wajah. Tania
dan asam jawa sejak 2 tahun lalu. Pasien inginkan esthetiknya diperbaiki dan juga
untuk mengembalikan bentuk rahang yang normal dan simetris. Akhirnya, pasien
akan diberi pilihan antara home bleaching atau power bleaching untuk
47
KESIMPULAN DAN SARAN
terganggu karena masalah estetika yang disebabkan oleh kecacatan oklusal dan
dalam kasus ini karena adanya crossbite. Crossbite juga dikenal sebagai gigitan
silang adalah suatu kondisi di mana satu atau lebih gigi mungkin terjadi malposisi
segmen tulang rahang untuk mengembalikan bentuk rahang yang normal melalui
tindakan bedah, indikasi untuk operasi ini adalah ketika pasien mengalami
dysmorphism wajah. Tujuan dari kasus ini adalah mengembalikan wajah normal
oklusi di mana gigi, jaringan, otot, struktur rangka dan sendi berfungsi selaras.
Oleh karena itu manajemen kesimentrisan wajah, perawatan ortodontik dan bedah
adalah seperti ketika gigi ternoda oleh kopi, anggur dan makanan lainnya.
Penyebab intrinsik adalah ketika struktur bagian dalam gigi menggelap atau
terdapat warna kuning. Dalam kasus ini, pasien mempunyai perubahan warna gigi
yang disebabkan factor ekstrinsik karena asupan makanan tertentu. Pasien akan
diberikan opsi untuk perawatan bleaching seperti home bleaching dan power
bleaching.
48
DAFTAR PUSTAKA
49