Anda di halaman 1dari 22

TATALAKSANA PASCA PAJANAN DARAH DAN

CAIRAN TUBUH
No. Dokumen : 0../SOP/UKP/CKG/2018
SOP No. Revisi : 01
Tanggal Terbit : 1 Oktober 2015
Halaman : 1/22

Puskesmas
dr. Rita Wedya Astuti
Kecamatan Cakung
NIP.197407032006042024

1. Pengertian Peristiwa yang menimbulkan penularan. Peristiwa yang di maksud adalah


setiap perlukaan yang menembus kulit seperti tusukan jarum, luka iris, dan
kontak mukosa atau kulit yang tidak utuh dengan darah atau cairan tubuh
yang dianggap infeksius.
Profilaksis aalah penggunaan obat untuk mencegah infeksi setelah terjadi
pajanan
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk tatalaksana pasca pajanan
darah dan cairan tubuh
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Kecamatan Cakung Tahun tentang Kebijakan
Khusus Pelayanan Komite Kesehatan dan keselamatan Kerja (K3)
Puskesmas Kecamatan Cakung
4. Referensi Standarisasi Pelayanan Kesehatan Puskesmas,Pemda DKI Jakarta , 1999
5. Langkah - Tatalaksana Pajanan 1 :
langkah Selesaikan dalam waktu < 4 jam

Tatalaksana Pajanan 2 :
1. Orang terpajan membilas darah terpapar :
 Luka tusuk : bilas dengan air mengalir dan sabun/antiseptik
 Pajanan mukosa mulut ; ludahkan dan berkumur
 Pajanan mukosa mata : irigasi dengan air yang mengalir selama
menit/dengan cairan NaCl 0,9%
2. Jangan di hisap dengan mulut, jangan di tekan
3. orang terpajan memberikan desinfeksi luka dan daeah sekitar kulit dengan salah
:
 Povidone Iodine 2,5% selama 5 menit
 Alkohol 70% selama 3 menit

Tatalaksana Pajanan 3 :
1. Orang terpajan segera laporkan peristiwa pajanan kepada atasan langsung
penanggung jawab ruangan
2. orang terpajan mengisi formulir laporan Kecelakaan Kerja
3. Orang terpajan di dampingi oleh penanggung jawab ruangan menjelaskan ke
sumber terpajan tentang :
 Peristiwa pajanan yang telah terjadi
 Permintaan ijin secara tertulis dalam lembar Surat Izin Pemeriksaan D
Pasca Pajanan kepada sumber pajanan untuk dilakukan pemeriksaan d
di laboratorium (penjelasan yang diberikan hendaknya tidak menjela
secara rinci tentang jenis-jenis penyakit yang akan diperiksa karena ber
mengalami penolakan dari sumber pajanan)

 Semua biaya pemeriksaan tambahan terkait pajanan di tanggung oleh p


Puskesmas

Tatalaksana Pajanan 4 :
1. Orang terpajan memeriksakan diri ke dokter jaga Poli/Instalasi Gawat Darurat
2. Dokter Jaga Poli/IGD melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriks
penunjang terhadap orang terpajan sesuai dengan alur pada Formulir Lap
Pajanan

2/2
TATALAKSANA PASCA PAJANAN DARAH DAN
CAIRAN TUBUH
No. Dokumen : 0../SOP/UKP/CKG/2018
SOP No. Revisi : 01
Tanggal Terbit : 1 Oktober 2015
Halaman : 3/22

Puskesmas
dr. Rita Wedya Astuti
Kecamatan Cakung
NIP.197407032006042024

3. Orang terpajan mendapat perawatan oleh perawat Poli /IGD sesuai jenis paj
yang dialami
4. Dokter jaga Poli/IGD menyiapkan blanko lanoratorium untuk pemeriksaan darah
orang terpajan dan sumber pajanan berupa pemeriksaan HbsAg, Anti HCV dan
HIV. Bila orang terpajan pernah mendapat vaksinasi Hepatitis B maka pemerik
baginya ditambah Anti HBs Ag kuantitatif (ELISA)
5. Blanko lanoratorium dibubuhi cap ‘Kecelakaan Kerja’ dan tulisan CITO
6. Petugas Laboratorium mengambil sampel darah orang terpajan dan sumber paj
(semua pemeriksaan darah harus CITO)
7. Bagian Laborstorium secara langsung mengirimkan hasil pemeriksaan darah o
terpajan dan sumber pajanan dalam amplop tertutup kepada Dokter jaga pol
dalam waktu < 4 jam
8. Petugas Poli/IGD melaporkan peristiwa pajanan kepada Komite K3 Puskes
secepatnya (sesuai jam kerja bagian ybs) atau paling lambat 1 x 24 Jam se
peristiwa pajanan terjadi

Tata Laksana Pajanan 5 :


1. Dokter Jaga Poli/IGD memberika Pencegahan Pasca Pajanan (PPP)kepada o
terpajan
Pertimbangan PPP didasarkan :
 Derajat pajanan
 Status infeksi dari sumber pajanan
 Status kerentanan (imunitas) orang terpajan
 Ketersediaan obat PPP
2. Dokter Jaga poli/IGD meresepkan obat profilaksis pasca pajanan yang sesua
menuliskannya di Buku Berobat Karyawan
3. Resep tersebut dilegalisir menggunakan cap khusus bertuliskan ‘Kecelakaan Ke
4. Orang terpajan mengambil obat di farmasi / apotik rawat jalan dengan memb
resep dan Buku Berobat karyawan. Penyuntikan pertama dilakukan di Poli/IGD
perawat
5. Dokter Jaga Poli/IGD melengkapi Laporan Kecelakaan Kerja dan Formulir Lap
Pajanan sesuai dengan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penun
dan tata laksana yang sudah dilakukan
6. laporan Kecelakaan Kerja dan Formulir Laporan Pajanan yang telah lengkap
ditanda tangani pihak terkait dikumpulkan ke Komite K3 Puskesmas dalam wakt
24 jam pasca pajanan
7. Profilaksis Pasca Pajanan lanjutan akan diatur sebagai berikut :
 Orang terpajan mematuhi jadwal profilaksis atau konsultasi yang
ditetapkan
 Orang terpajan mendaftarkan diri di Loket Pendaftaran sesuai poliklinik
di tetapkan, membawa Buku Berobat Karyawan, dan menyebutkan ba
karyawan tersebut berobat lanjutan karena mengalami Kecelakaan Kerja

 Poliklinik yang dituju sesuai hasil pemeriksaan awal di Poli/IGD yaitu :


 Poli Imunisasi : Vaksinasi Hepatitis B ke 2 dan 3
 Klinik VCT : Terapi dan monitoring toksisitas ARV
 Poliklinik Umum : Monitoring dan pemeriksaan laboratorium u
kasus sumber pajanan Hepatitis C (+)
8. Resep PPP selanjutnya diberi cap ‘Kecelakaan Kerja’ di Poli Umum
9. Orang terpajan menyimpan Formulir Tatalaksana Pasca Pajanan (Hep
B,Hepatitis C, dan HIV) selama prosedur PPP masih berlangsung
10. Setelah prosedur PPP berakhir maka orang terpapar melapor dan mengumpu
dokumen Tatalaksana Pasca Pajanan Ke Komite K3 Puskesmas u
pendokumentasian dan penyimpanan

Pencegahan Pasca Pajanan (PPP) Hepatitis B


1. Sumber pajanan dengan Hepatitis B Antigen (HBs Ag) positif –orang terpajan b
pernah mendapatkan vaksinasi:
 Dokter Jaga Poli/IGD segera memberikan Imunoglobulin Hepatitis B (H
0,06 ml/kgBB dan vaksin Hepatitis B

4/2
TATALAKSANA PASCA PAJANAN DARAH DAN
CAIRAN TUBUH
No. Dokumen : 0../SOP/UKP/CKG/2018
SOP No. Revisi : 01
Tanggal Terbit : 1 Oktober 2015
Halaman : 5/22

Puskesmas
dr. Rita Wedya Astuti
Kecamatan Cakung
NIP.197407032006042024

 PPP selanjutnya yaitu lanjutan vaksinasi Hepatitis B ( 1 bulan dan 6 b


kemudian di lakukan di Poliklinik Imunisasi)

2. Sumber pajanan dengan HBs Ag negatif - orang terpajan belum pe


mendapatkan vaksinasi :
 Dokter jaga Poli/IGD segera memberikan vaksin Hepatitis B
 PPP selanjutnya yaitu lanjutan vaksinasi Hepatitis B ( 1 bulan dan 6 b
kemudian dilakukan di poliklinik imunisasi)
3. Sumber pajanan dengan status HbsAg tidak diketahui (darah sumber pajanan
dapat diperiksa) – orang terpajan belum pernah mendapatkan vaksinasi :
 Dokter Jaga Poli/IGD segera memberikan vaksin Hepatitis B
 PPP selanjutnya yaitu lanjutan vaksinasi Hepatitis B ( 1 bulan dan 6 b
kemudian dilakukan di poliklinik imunisasi)
4. Sumber pajanan dengan HbsAg positif – orang terpajan pernah mendapa
vaksinasi p[emberian profilaksis pasca pajanan tergantung dengan kadar titer
HBs orang terpajan:
 Jika titer Anti HBs orang terpajan > 10 mU/ml, maka tidak perlu dibe
profilaksis
 Jika titer Anti HBs orang terpajan <10 mU/ml, maka dokter jaga Pol
segera memberikan Imunoglobulin Hepatitis B (HBIg) 0,06 ml/kg BB
Booster vaksin Hepatitis B
5. Sumber pajanan dengan HBs Ag negatif – orang terpajan pernah mendapa
vaksinasi, tidak perlu diberikan profilaksis pasca pajanan

6. Sumber pajanan dengan status HBs Ag tidak diketahui (darah sumber pajanan
dapat diperiksa ) – orang terpajan pernah mendapatkan vaksinasi, pemeb
profilaksis pasca pajanan dengankadar Anti HBs orang terpajan :
 Jika titer Anti HBs orang terpajan >10 mU/ml, maka tidak perlu dibe
profilaksis
 Jika titer Anti HBs orang terpajan < 10 mU/ml, maka dokter Jaga Pol
segera memberikan satu vaksin Hepatitis B
 PPP selanjutnya yaitu lanjutan vaksinasi Hepatitis B ( 1 bulan dan 6 bu
kemudian dilakukan di poliklinik imunisasi)
7. Sumber pajanan dengan HBs Ag positif – orang terpajan non responder, pemb
profilaksis pasca pajanan tergantung pada frekuensi pengulangan serial vaks
Hepatitis B bagi orang terpajan di masa lampau :
 Jika Vaksinasi Hepatitis B belum diulang sampai 3 serial :
Dokter Jaga Poli/IGD segera memberikan Imunoglobulin Hepat
(HBIg) 0,06 ml/kgBB dan satu vaksin Hepatitis B
PPP selanjutnya yaitu lanjutan Vaksinasi Hepatitis B ( 1 bulan d
bulan kemudian dilakukan di poliklinik imunisasi )
 Jika sudah pernah mendapat 2 serial vaksin Hepatitis B :
Dokter Jaga Poli/IGD segera memberikan Imunoglobulin Hepat
(HBIg) 0,06 ml/kgBB
PPP selanjutnya (HBIg dosis kedua) diberikan 1 bulan kemudian
Dokter Poliklinik Umum

8. Sumber pajanan Hepatitis B tidak diketahui (darah sumber pajanan tidak d


diperiksa) – orang terpajan non responder, lakukan telaah sumber pajanan:

6/2
TATALAKSANA PASCA PAJANAN DARAH DAN
CAIRAN TUBUH
No. Dokumen : 0../SOP/UKP/CKG/2018
SOP No. Revisi : 01
Tanggal Terbit : 1 Oktober 2015
Halaman : 7/22

Puskesmas
dr. Rita Wedya Astuti
Kecamatan Cakung
NIP.197407032006042024

a. Jika Sumber pajanan resiko tinggi:


 Dokter Jaga Poli/IGD segera memberikan Imunoglobulin Hepatitis B (H
0,06 ml/kgBB dan satu vaksin Hepatitis B
 PPP selanjutnya yaitu lanjutan vaksinasi Hepatitis B ( 1 bulan dan 6 b
kemudian dilakukan di poliklinik imunisasi)
b. Jika nsumber pajanan resiko rendah:
 Dokter Jaga Poli/IGD segera memberikan satu vaksin Hepatits B
 PPP selanjutnya yaitu lanjutan vaksinasi Hepatitis B ( 1 bulan dan 6 b
kemudian dilakukan di poliklinik imunisasi )

Pencegahan Pasca Pajanan (PPP) Hepatitis C


1. Dokter Jaga Poli/IGD menjelaskan kepada orang terpajan bahwa pada kasus su
pajanan positif Hepatitis C tidak terdapat PPP
2. Dokter Jaga Poli/IGD memberikan formulir pemeriksaaan laboratorium yang
dilakukan setiap bualan selama 6 bulan kepada orang terpajan.
Pemeriksaan darah yang dilakukan adalah :
 Anti HCV
 SGOT
 SGPT
3. Orang terpajan melakukan pemeriksaan darah di laboratorium sesuai jadwal
telah diberikan oleh dokter Jaga Poli/IGD tersebut
4. Orang ter[pajan memberikan dan mengkonsultasikan hasil pemerik
Laboratorium kepada Dokter Poliklinik Umum
5. Petugas Poliklinik Umum mengisi kolom hasil pemeriksaan laboratorium darah
lembaran tatalaksana pasca pajanan untuk Hepatitis C sesuai kol;om yang
disediakan
6. Apabila ada kelainan dalam hasil pemeriksaan laboratorium, dokter poli
umummengkonsultasikan orang terpajan kepada Dokter spesialis Penyakit Dala
7. Semua proses ini terus berjalan setiap bulannya selama 6 bulan
8. semua dokmumen hasil pemeriksaan darah wajib dilampirkan

Pencegahan Pasca Pajanan (PPP) HIV


1. Pemberian ARV dan monitoring selanjutnya dilakukanoleh dokter Poli Aster
2. Orang terpajan melaporkan kepada atasan langsung atau penanggung ja
ruangan bahwa dia mengkonsumsi ARV
3. Orang terpajan mengikuti prosedur pemberian ARV selanjutnya
4. Orang terpajan melaporkan kepada Dokter Poli Aster bila ditemukan gejala
tanda tanda klinis akibat efek samping ARV
5. Dokter Poli Aster mempunyai kewenangan penuh terhadap monitoring pemb
dan penanganan terhadap efek samping ARV
6. Apabila terjadi penghentian terapi ARV (drop out) sebelum waktunya (karena al
apapun) maka orang terpajan harus melapor kepada atasan langsung atau Ko
K3 Puskesmas

8/2
TATALAKSANA PASCA PAJANAN DARAH DAN
CAIRAN TUBUH
No. Dokumen : 0../SOP/UKP/CKG/2018
SOP No. Revisi : 01
Tanggal Terbit : 1 Oktober 2015
Halaman : 9/22

Puskesmas
dr. Rita Wedya Astuti
Kecamatan Cakung
NIP.197407032006042024

6. Diagram Alir Tatalaksana Pajanan 1 :


Selesaikan dalam waktu < 4 jam

Tatalaksana Pajanan 2 :
4. Orang terpajan membilas darah terpapar :
 Luka tusuk : bilas dengan air mengalir dan sabun/antiseptik
 Pajanan mukosa mulut ; ludahkan dan berkumur
 Pajanan mukosa mata : irigasi dengan air yang mengalir selama
menit/dengan cairan NaCl 0,9%
5. Jangan di hisap dengan mulut, jangan di tekan
6. orang terpajan memberikan desinfeksi luka dan daeah sekitar kulit dengan salah
 Povidone Iodine 2,5% selama 5 menit
 Alkohol 70% selama 3 menit

Tatalaksana Pajanan 3 :
4. Orang terpajan segera laporkan peristiwa pajanan kepada atasan langsung
penanggung jawab ruangan
5. orang terpajan mengisi formulir laporan Kecelakaan Kerja
6. Orang terpajan di dampingi oleh penanggung jawab ruangan menjelaskan ke
sumber terpajan tentang :
 Peristiwa pajanan yang telah terjadi
 Permintaan ijin secara tertulis dalam lembar Surat Izin Pemeriksaan D
Pasca Pajanan kepada sumber pajanan untuk dilakukan pemeriksaan d
di laboratorium (penjelasan yang diberikan hendaknya tidak menjela
secara rinci tentang jenis-jenis penyakit yang akan diperiksa karena ber
mengalami penolakan dari sumber pajanan)
 Semua biaya pemeriksaan tambahan terkait pajanan di tanggung oleh p
Puskesmas

Tatalaksana Pajanan 4 :
9. Orang terpajan memeriksakan diri ke dokter jaga Poli/Instalasi Gawat Darurat
10. Dokter Jaga Poli/IGD melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriks
penunjang terhadap orang terpajan sesuai dengan alur pada Formulir Lap
Pajanan
11. Orang terpajan mendapat perawatan oleh perawat Poli /IGD sesuai jenis paj
yang dialami
12. Dokter jaga Poli/IGD menyiapkan blanko lanoratorium untuk pemeriksaan darah
orang terpajan dan sumber pajanan berupa pemeriksaan HbsAg, Anti HCV dan
HIV. Bila orang terpajan pernah mendapat vaksinasi Hepatitis B maka pemerik
baginya ditambah Anti HBs Ag kuantitatif (ELISA)
13. Blanko lanoratorium dibubuhi cap ‘Kecelakaan Kerja’ dan tulisan CITO
14. Petugas Laboratorium mengambil sampel darah orang terpajan dan sumber paj
(semua pemeriksaan darah harus CITO)
15. Bagian Laborstorium secara langsung mengirimkan hasil pemeriksaan darah o
terpajan dan sumber pajanan dalam amplop tertutup kepada Dokter jaga pol
dalam waktu < 4 jam
16. Petugas Poli/IGD melaporkan peristiwa pajanan kepada Komite K3 Puskes
secepatnya (sesuai jam kerja bagian ybs) atau paling lambat 1 x 24 Jam se
peristiwa pajanan terjadi

Tata Laksana Pajanan 5 :


11. Dokter Jaga Poli/IGD memberika Pencegahan Pasca Pajanan (PPP)kepada o
terpajan
Pertimbangan PPP didasarkan :
 Derajat pajanan
 Status infeksi dari sumber pajanan
 Status kerentanan (imunitas) orang terpajan
 Ketersediaan obat PPP
12. Dokter Jaga poli/IGD meresepkan obat profilaksis pasca pajanan yang sesua
menuliskannya di Buku Berobat Karyawan
13. Resep tersebut dilegalisir menggunakan cap khusus bertuliskan ‘Kecelakaan Ke

10/2
TATALAKSANA PASCA PAJANAN DARAH DAN
CAIRAN TUBUH
No. Dokumen : 0../SOP/UKP/CKG/2018
SOP No. Revisi : 01
Tanggal Terbit : 1 Oktober 2015
Halaman : 11/22

Puskesmas
dr. Rita Wedya Astuti
Kecamatan Cakung
NIP.197407032006042024

14. Orang terpajan mengambil obat di farmasi / apotik rawat jalan dengan memb
resep dan Buku Berobat karyawan. Penyuntikan pertama dilakukan di Poli/IGD
perawat
15. Dokter Jaga Poli/IGD melengkapi Laporan Kecelakaan Kerja dan Formulir Lap
Pajanan sesuai dengan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penun
dan tata laksana yang sudah dilakukan
16. laporan Kecelakaan Kerja dan Formulir Laporan Pajanan yang telah lengkap
ditanda tangani pihak terkait dikumpulkan ke Komite K3 Puskesmas dalam wakt
24 jam pasca pajanan
17. Profilaksis Pasca Pajanan lanjutan akan diatur sebagai berikut :
 Orang terpajan mematuhi jadwal profilaksis atau konsultasi yang
ditetapkan
 Orang terpajan mendaftarkan diri di Loket Pendaftaran sesuai poliklinik
di tetapkan, membawa Buku Berobat Karyawan, dan menyebutkan ba
karyawan tersebut berobat lanjutan karena mengalami Kecelakaan Kerja
 Poliklinik yang dituju sesuai hasil pemeriksaan awal di Poli/IGD yaitu :
 Poli Imunisasi : Vaksinasi Hepatitis B ke 2 dan 3
 Klinik VCT : Terapi dan monitoring toksisitas ARV
 Poliklinik Umum : Monitoring dan pemeriksaan laboratorium u
kasus sumber pajanan Hepatitis C (+)
18. Resep PPP selanjutnya diberi cap ‘Kecelakaan Kerja’ di Poli Umum
19. Orang terpajan menyimpan Formulir Tatalaksana Pasca Pajanan (Hep
B,Hepatitis C, dan HIV) selama prosedur PPP masih berlangsung
20. Setelah prosedur PPP berakhir maka orang terpapar melapor dan mengumpu
dokumen Tatalaksana Pasca Pajanan Ke Komite K3 Puskesmas u
pendokumentasian dan penyimpanan

Pencegahan Pasca Pajanan (PPP) Hepatitis B


9. Sumber pajanan dengan Hepatitis B Antigen (HBs Ag) positif –orang terpajan b
pernah mendapatkan vaksinasi:
 Dokter Jaga Poli/IGD segera memberikan Imunoglobulin Hepatitis B (H
0,06 ml/kgBB dan vaksin Hepatitis B
 PPP selanjutnya yaitu lanjutan vaksinasi Hepatitis B ( 1 bulan dan 6 b
kemudian di lakukan di Poliklinik Imunisasi)
10. Sumber pajanan dengan HBs Ag negatif - orang terpajan belum pe
mendapatkan vaksinasi :
 Dokter jaga Poli/IGD segera memberikan vaksin Hepatitis B
 PPP selanjutnya yaitu lanjutan vaksinasi Hepatitis B ( 1 bulan dan 6 b
kemudian dilakukan di poliklinik imunisasi)
11. Sumber pajanan dengan status HbsAg tidak diketahui (darah sumber pajanan
dapat diperiksa) – orang terpajan belum pernah mendapatkan vaksinasi :
 Dokter Jaga Poli/IGD segera memberikan vaksin Hepatitis B
 PPP selanjutnya yaitu lanjutan vaksinasi Hepatitis B ( 1 bulan dan 6 b
kemudian dilakukan di poliklinik imunisasi)
12. Sumber pajanan dengan HbsAg positif – orang terpajan pernah mendapa
vaksinasi p[emberian profilaksis pasca pajanan tergantung dengan kadar titer
HBs orang terpajan:
 Jika titer Anti HBs orang terpajan > 10 mU/ml, maka tidak perlu dibe
profilaksis
 Jika titer Anti HBs orang terpajan <10 mU/ml, maka dokter jaga Pol
segera memberikan Imunoglobulin Hepatitis B (HBIg) 0,06 ml/kg BB
Booster vaksin Hepatitis B
13. Sumber pajanan dengan HBs Ag negatif – orang terpajan pernah mendapa
vaksinasi, tidak perlu diberikan profilaksis pasca pajanan
14. Sumber pajanan dengan status HBs Ag tidak diketahui (darah sumber pajanan
dapat diperiksa ) – orang terpajan pernah mendapatkan vaksinasi, pemeb
profilaksis pasca pajanan dengankadar Anti HBs orang terpajan :
 Jika titer Anti HBs orang terpajan >10 mU/ml, maka tidak perlu dibe
profilaksis
 Jika titer Anti HBs orang terpajan < 10 mU/ml, maka dokter Jaga Pol
segera memberikan satu vaksin Hepatitis B
 PPP selanjutnya yaitu lanjutan vaksinasi Hepatitis B ( 1 bulan dan 6 bu
kemudian dilakukan di poliklinik imunisasi)

12/2
TATALAKSANA PASCA PAJANAN DARAH DAN
CAIRAN TUBUH
No. Dokumen : 0../SOP/UKP/CKG/2018
SOP No. Revisi : 01
Tanggal Terbit : 1 Oktober 2015
Halaman : 13/22

Puskesmas
dr. Rita Wedya Astuti
Kecamatan Cakung
NIP.197407032006042024

15. Sumber pajanan dengan HBs Ag positif – orang terpajan non responder, pemb
profilaksis pasca pajanan tergantung pada frekuensi pengulangan serial vaks
Hepatitis B bagi orang terpajan di masa lampau :
 Jika Vaksinasi Hepatitis B belum diulang sampai 3 serial :
Dokter Jaga Poli/IGD segera memberikan Imunoglobulin Hepat
(HBIg) 0,06 ml/kgBB dan satu vaksin Hepatitis B
PPP selanjutnya yaitu lanjutan Vaksinasi Hepatitis B ( 1 bulan d
bulan kemudian dilakukan di poliklinik imunisasi )
 Jika sudah pernah mendapat 2 serial vaksin Hepatitis B :
Dokter Jaga Poli/IGD segera memberikan Imunoglobulin Hepat
(HBIg) 0,06 ml/kgBB
PPP selanjutnya (HBIg dosis kedua) diberikan 1 bulan kemudian
Dokter Poliklinik Umum

16. Sumber pajanan Hepatitis B tidak diketahui (darah sumber pajanan tidak d
diperiksa) – orang terpajan non responder, lakukan telaah sumber pajanan:
c. Jika Sumber pajanan resiko tinggi:
 Dokter Jaga Poli/IGD segera memberikan Imunoglobulin Hepatitis B (H
0,06 ml/kgBB dan satu vaksin Hepatitis B
 PPP selanjutnya yaitu lanjutan vaksinasi Hepatitis B ( 1 bulan dan 6 b
kemudian dilakukan di poliklinik imunisasi)
d. Jika nsumber pajanan resiko rendah:
 Dokter Jaga Poli/IGD segera memberikan satu vaksin Hepatits B
 PPP selanjutnya yaitu lanjutan vaksinasi Hepatitis B ( 1 bulan dan 6 b
kemudian dilakukan di poliklinik imunisasi )
Pencegahan Pasca Pajanan (PPP) Hepatitis C
9. Dokter Jaga Poli/IGD menjelaskan kepada orang terpajan bahwa pada kasus su
pajanan positif Hepatitis C tidak terdapat PPP
10. Dokter Jaga Poli/IGD memberikan formulir pemeriksaaan laboratorium yang
dilakukan setiap bualan selama 6 bulan kepada orang terpajan.
Pemeriksaan darah yang dilakukan adalah :
 Anti HCV
 SGOT
 SGPT
11. Orang terpajan melakukan pemeriksaan darah di laboratorium sesuai jadwal
telah diberikan oleh dokter Jaga Poli/IGD tersebut
12. Orang ter[pajan memberikan dan mengkonsultasikan hasil pemerik
Laboratorium kepada Dokter Poliklinik Umum
13. Petugas Poliklinik Umum mengisi kolom hasil pemeriksaan laboratorium darah
lembaran tatalaksana pasca pajanan untuk Hepatitis C sesuai kol;om yang
disediakan
14. Apabila ada kelainan dalam hasil pemeriksaan laboratorium, dokter poli
umummengkonsultasikan orang terpajan kepada Dokter spesialis Penyakit Dala
15. Semua proses ini terus berjalan setiap bulannya selama 6 bulan
16. semua dokmumen hasil pemeriksaan darah wajib dilampirkan

Pencegahan Pasca Pajanan (PPP) HIV


7. Pemberian ARV dan monitoring selanjutnya dilakukanoleh dokter Poli Aster
8. Orang terpajan melaporkan kepada atasan langsung atau penanggung ja
ruangan bahwa dia mengkonsumsi ARV
9. Orang terpajan mengikuti prosedur pemberian ARV selanjutnya
10. Orang terpajan melaporkan kepada Dokter Poli Aster bila ditemukan gejala
tanda tanda klinis akibat efek samping ARV
11. Dokter Poli Aster mempunyai kewenangan penuh terhadap monitoring pemb
dan penanganan terhadap efek samping ARV
12. Apabila terjadi penghentian terapi ARV (drop out) sebelum waktunya (karena al
apapun) maka orang terpajan harus melapor kepada atasan langsung atau Ko
K3 Puskesmas

14/2
TATALAKSANA PASCA PAJANAN DARAH DAN
CAIRAN TUBUH
No. Dokumen : 0../SOP/UKP/CKG/2018
SOP No. Revisi : 01
Tanggal Terbit : 1 Oktober 2015
Halaman : 15/22

Puskesmas
dr. Rita Wedya Astuti
Kecamatan Cakung
NIP.197407032006042024
1. Keperawatan
2. Bagian Pemeliharaan
3. Instalasi Gawat Darurat/Poli 24 Jam
4. Poliklinik Rawat Jalan
5. Bagian Personalia
6. Bagian Laboratorium
7. Bagian Farmasi
8. Unit terkait lainnya

7. Unit Terkait Tatalaksana Pajanan 1 :


Selesaikan dalam waktu < 4 jam

Tatalaksana Pajanan 2 :
7. Orang terpajan membilas darah terpapar :
 Luka tusuk : bilas dengan air mengalir dan sabun/antiseptik
 Pajanan mukosa mulut ; ludahkan dan berkumur
 Pajanan mukosa mata : irigasi dengan air yang mengalir selama
menit/dengan cairan NaCl 0,9%
8. Jangan di hisap dengan mulut, jangan di tekan
9. orang terpajan memberikan desinfeksi luka dan daeah sekitar kulit dengan salah
:
 Povidone Iodine 2,5% selama 5 menit
 Alkohol 70% selama 3 menit

Tatalaksana Pajanan 3 :
7. Orang terpajan segera laporkan peristiwa pajanan kepada atasan langsung
penanggung jawab ruangan
8. orang terpajan mengisi formulir laporan Kecelakaan Kerja
9. Orang terpajan di dampingi oleh penanggung jawab ruangan menjelaskan ke
sumber terpajan tentang :
 Peristiwa pajanan yang telah terjadi
 Permintaan ijin secara tertulis dalam lembar Surat Izin Pemeriksaan D
Pasca Pajanan kepada sumber pajanan untuk dilakukan pemeriksaan d
di laboratorium (penjelasan yang diberikan hendaknya tidak menjela

16/2
TATALAKSANA PASCA PAJANAN DARAH DAN
CAIRAN TUBUH
No. Dokumen : 0../SOP/UKP/CKG/2018
SOP No. Revisi : 01
Tanggal Terbit : 1 Oktober 2015
Halaman : 17/22

Puskesmas
dr. Rita Wedya Astuti
Kecamatan Cakung
NIP.197407032006042024

secara rinci tentang jenis-jenis penyakit yang akan diperiksa karena ber
mengalami penolakan dari sumber pajanan)
 Semua biaya pemeriksaan tambahan terkait pajanan di tanggung oleh p
Puskesmas

Tatalaksana Pajanan 4 :
17. Orang terpajan memeriksakan diri ke dokter jaga Poli/Instalasi Gawat Darurat
18. Dokter Jaga Poli/IGD melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriks
penunjang terhadap orang terpajan sesuai dengan alur pada Formulir Lap
Pajanan
19. Orang terpajan mendapat perawatan oleh perawat Poli /IGD sesuai jenis paj
yang dialami
20. Dokter jaga Poli/IGD menyiapkan blanko lanoratorium untuk pemeriksaan darah
orang terpajan dan sumber pajanan berupa pemeriksaan HbsAg, Anti HCV dan
HIV. Bila orang terpajan pernah mendapat vaksinasi Hepatitis B maka pemerik
baginya ditambah Anti HBs Ag kuantitatif (ELISA)
21. Blanko lanoratorium dibubuhi cap ‘Kecelakaan Kerja’ dan tulisan CITO
22. Petugas Laboratorium mengambil sampel darah orang terpajan dan sumber paj
(semua pemeriksaan darah harus CITO)
23. Bagian Laborstorium secara langsung mengirimkan hasil pemeriksaan darah o
terpajan dan sumber pajanan dalam amplop tertutup kepada Dokter jaga pol
dalam waktu < 4 jam
24. Petugas Poli/IGD melaporkan peristiwa pajanan kepada Komite K3 Puskes
secepatnya (sesuai jam kerja bagian ybs) atau paling lambat 1 x 24 Jam se
peristiwa pajanan terjadi

Tata Laksana Pajanan 5 :


21. Dokter Jaga Poli/IGD memberika Pencegahan Pasca Pajanan (PPP)kepada o
terpajan
Pertimbangan PPP didasarkan :
 Derajat pajanan
 Status infeksi dari sumber pajanan
 Status kerentanan (imunitas) orang terpajan
 Ketersediaan obat PPP
22. Dokter Jaga poli/IGD meresepkan obat profilaksis pasca pajanan yang sesua
menuliskannya di Buku Berobat Karyawan
23. Resep tersebut dilegalisir menggunakan cap khusus bertuliskan ‘Kecelakaan Ke
24. Orang terpajan mengambil obat di farmasi / apotik rawat jalan dengan memb
resep dan Buku Berobat karyawan. Penyuntikan pertama dilakukan di Poli/IGD
perawat
25. Dokter Jaga Poli/IGD melengkapi Laporan Kecelakaan Kerja dan Formulir Lap
Pajanan sesuai dengan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penun
dan tata laksana yang sudah dilakukan
26. laporan Kecelakaan Kerja dan Formulir Laporan Pajanan yang telah lengkap
ditanda tangani pihak terkait dikumpulkan ke Komite K3 Puskesmas dalam wakt
24 jam pasca pajanan
27. Profilaksis Pasca Pajanan lanjutan akan diatur sebagai berikut :
 Orang terpajan mematuhi jadwal profilaksis atau konsultasi yang
ditetapkan
 Orang terpajan mendaftarkan diri di Loket Pendaftaran sesuai poliklinik
di tetapkan, membawa Buku Berobat Karyawan, dan menyebutkan ba
karyawan tersebut berobat lanjutan karena mengalami Kecelakaan Kerja
 Poliklinik yang dituju sesuai hasil pemeriksaan awal di Poli/IGD yaitu :
 Poli Imunisasi : Vaksinasi Hepatitis B ke 2 dan 3
 Klinik VCT : Terapi dan monitoring toksisitas ARV
 Poliklinik Umum : Monitoring dan pemeriksaan laboratorium u
kasus sumber pajanan Hepatitis C (+)
28. Resep PPP selanjutnya diberi cap ‘Kecelakaan Kerja’ di Poli Umum
29. Orang terpajan menyimpan Formulir Tatalaksana Pasca Pajanan (Hep
B,Hepatitis C, dan HIV) selama prosedur PPP masih berlangsung
30. Setelah prosedur PPP berakhir maka orang terpapar melapor dan mengumpu
dokumen Tatalaksana Pasca Pajanan Ke Komite K3 Puskesmas u
pendokumentasian dan penyimpanan

18/2
TATALAKSANA PASCA PAJANAN DARAH DAN
CAIRAN TUBUH
No. Dokumen : 0../SOP/UKP/CKG/2018
SOP No. Revisi : 01
Tanggal Terbit : 1 Oktober 2015
Halaman : 19/22

Puskesmas
dr. Rita Wedya Astuti
Kecamatan Cakung
NIP.197407032006042024

Pencegahan Pasca Pajanan (PPP) Hepatitis B


17. Sumber pajanan dengan Hepatitis B Antigen (HBs Ag) positif –orang terpajan b
pernah mendapatkan vaksinasi:
 Dokter Jaga Poli/IGD segera memberikan Imunoglobulin Hepatitis B (H
0,06 ml/kgBB dan vaksin Hepatitis B
 PPP selanjutnya yaitu lanjutan vaksinasi Hepatitis B ( 1 bulan dan 6 b
kemudian di lakukan di Poliklinik Imunisasi)
18. Sumber pajanan dengan HBs Ag negatif - orang terpajan belum pe
mendapatkan vaksinasi :
 Dokter jaga Poli/IGD segera memberikan vaksin Hepatitis B
 PPP selanjutnya yaitu lanjutan vaksinasi Hepatitis B ( 1 bulan dan 6 b
kemudian dilakukan di poliklinik imunisasi)
19. Sumber pajanan dengan status HbsAg tidak diketahui (darah sumber pajanan
dapat diperiksa) – orang terpajan belum pernah mendapatkan vaksinasi :
 Dokter Jaga Poli/IGD segera memberikan vaksin Hepatitis B
 PPP selanjutnya yaitu lanjutan vaksinasi Hepatitis B ( 1 bulan dan 6 b
kemudian dilakukan di poliklinik imunisasi)
20. Sumber pajanan dengan HbsAg positif – orang terpajan pernah mendapa
vaksinasi p[emberian profilaksis pasca pajanan tergantung dengan kadar titer
HBs orang terpajan:
 Jika titer Anti HBs orang terpajan > 10 mU/ml, maka tidak perlu dibe
profilaksis
 Jika titer Anti HBs orang terpajan <10 mU/ml, maka dokter jaga Pol
segera memberikan Imunoglobulin Hepatitis B (HBIg) 0,06 ml/kg BB
Booster vaksin Hepatitis B
21. Sumber pajanan dengan HBs Ag negatif – orang terpajan pernah mendapa
vaksinasi, tidak perlu diberikan profilaksis pasca pajanan
22. Sumber pajanan dengan status HBs Ag tidak diketahui (darah sumber pajanan
dapat diperiksa ) – orang terpajan pernah mendapatkan vaksinasi, pemeb
profilaksis pasca pajanan dengankadar Anti HBs orang terpajan :
 Jika titer Anti HBs orang terpajan >10 mU/ml, maka tidak perlu dibe
profilaksis
 Jika titer Anti HBs orang terpajan < 10 mU/ml, maka dokter Jaga Pol
segera memberikan satu vaksin Hepatitis B
 PPP selanjutnya yaitu lanjutan vaksinasi Hepatitis B ( 1 bulan dan 6 bu
kemudian dilakukan di poliklinik imunisasi)
23. Sumber pajanan dengan HBs Ag positif – orang terpajan non responder, pemb
profilaksis pasca pajanan tergantung pada frekuensi pengulangan serial vaks
Hepatitis B bagi orang terpajan di masa lampau :
 Jika Vaksinasi Hepatitis B belum diulang sampai 3 serial :
Dokter Jaga Poli/IGD segera memberikan Imunoglobulin Hepat
(HBIg) 0,06 ml/kgBB dan satu vaksin Hepatitis B
PPP selanjutnya yaitu lanjutan Vaksinasi Hepatitis B ( 1 bulan d
bulan kemudian dilakukan di poliklinik imunisasi )
 Jika sudah pernah mendapat 2 serial vaksin Hepatitis B :
Dokter Jaga Poli/IGD segera memberikan Imunoglobulin Hepat
(HBIg) 0,06 ml/kgBB
PPP selanjutnya (HBIg dosis kedua) diberikan 1 bulan kemudian
Dokter Poliklinik Umum

24. Sumber pajanan Hepatitis B tidak diketahui (darah sumber pajanan tidak d
diperiksa) – orang terpajan non responder, lakukan telaah sumber pajanan:
e. Jika Sumber pajanan resiko tinggi:
 Dokter Jaga Poli/IGD segera memberikan Imunoglobulin Hepatitis B (H
0,06 ml/kgBB dan satu vaksin Hepatitis B

20/2
TATALAKSANA PASCA PAJANAN DARAH DAN
CAIRAN TUBUH
No. Dokumen : 0../SOP/UKP/CKG/2018
SOP No. Revisi : 01
Tanggal Terbit : 1 Oktober 2015
Halaman : 21/22

Puskesmas
dr. Rita Wedya Astuti
Kecamatan Cakung
NIP.197407032006042024

 PPP selanjutnya yaitu lanjutan vaksinasi Hepatitis B ( 1 bulan dan 6 b


kemudian dilakukan di poliklinik imunisasi)
f. Jika nsumber pajanan resiko rendah:
 Dokter Jaga Poli/IGD segera memberikan satu vaksin Hepatits B
 PPP selanjutnya yaitu lanjutan vaksinasi Hepatitis B ( 1 bulan dan 6 b
kemudian dilakukan di poliklinik imunisasi )

Pencegahan Pasca Pajanan (PPP) Hepatitis C


17. Dokter Jaga Poli/IGD menjelaskan kepada orang terpajan bahwa pada kasus su
pajanan positif Hepatitis C tidak terdapat PPP
18. Dokter Jaga Poli/IGD memberikan formulir pemeriksaaan laboratorium yang
dilakukan setiap bualan selama 6 bulan kepada orang terpajan.
Pemeriksaan darah yang dilakukan adalah :
 Anti HCV
 SGOT
 SGPT
19. Orang terpajan melakukan pemeriksaan darah di laboratorium sesuai jadwal
telah diberikan oleh dokter Jaga Poli/IGD tersebut
20. Orang ter[pajan memberikan dan mengkonsultasikan hasil pemerik
Laboratorium kepada Dokter Poliklinik Umum
21. Petugas Poliklinik Umum mengisi kolom hasil pemeriksaan laboratorium darah
lembaran tatalaksana pasca pajanan untuk Hepatitis C sesuai kol;om yang
disediakan
22. Apabila ada kelainan dalam hasil pemeriksaan laboratorium, dokter poli
umummengkonsultasikan orang terpajan kepada Dokter spesialis Penyakit Dala
23. Semua proses ini terus berjalan setiap bulannya selama 6 bulan
24. semua dokmumen hasil pemeriksaan darah wajib dilampirkan

Pencegahan Pasca Pajanan (PPP) HIV


13. Pemberian ARV dan monitoring selanjutnya dilakukanoleh dokter Poli Aster
14. Orang terpajan melaporkan kepada atasan langsung atau penanggung ja
ruangan bahwa dia mengkonsumsi ARV
15. Orang terpajan mengikuti prosedur pemberian ARV selanjutnya
16. Orang terpajan melaporkan kepada Dokter Poli Aster bila ditemukan gejala
tanda tanda klinis akibat efek samping ARV
17. Dokter Poli Aster mempunyai kewenangan penuh terhadap monitoring pemb
dan penanganan terhadap efek samping ARV
18. Apabila terjadi penghentian terapi ARV (drop out) sebelum waktunya (karena al
apapun) maka orang terpajan harus melapor kepada atasan langsung atau Ko
K3 Puskesmas

1. Keperawatan
2. Bagian Pemeliharaan
3. Instalasi Gawat Darurat/Poli 24 Jam
4. Poliklinik Rawat Jalan
5. Bagian Personalia
6. Bagian Laboratorium
7. Bagian Farmasi
8. Unit terkait lainnya

1. Rekaman
Historis No. Yang Diubah Isi Perubahan Tgl. Berlaku

Perubahan

22/2

Anda mungkin juga menyukai