DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8 :
1. DIFA ZAKIAH PRATIWI (06031281722023)
2. PUSPA ARDINI (06031281722026)
3. SUKMAWATI (06031181722004)
4. YOSI SAFITRI (06031281722025)
Segala puji bagi Allah SWT serta shalawat dan semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta Keluarga, Sahabat dan
Pengikutnya yang Insya Allah akan mendapatkan Syafaat hingga akhir
zaman. Berkat rahmat maunahnya dari Allah SWT penulis dapat
menyelesaikan pembuatan makalah ini yang berjudul “Antropologi”
Sebagai tugas mata kuliah Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen
Pembimbing atas bimbingannya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini. Penyusun menyadari keterbatasan kemampuan penyusun
sehingga penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dan
bermanfaat demi kesempurnaan makalah ini. Terima kasih kepada seluruh
Penyusun Penulisan yang telah bekerja sama dalam membuat makalah ini
dengan bersama-sama sehingga terciptalah makalah kami yang berjudul
“Antropologi” ini yang semoga dapat menjadi pembelajaran besar bagi
penulis tentang pelajaran ini.
Hanya kepada Allah SWT penulis memohon ampunan dan rahmat-
Nya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya, dan
bagi pembaca pada umumnya. Amin Ya Robbal ‘Alamin.
Penyusun
DAFTAR ISI
1. LATAR BELAKANG
Antropologi adalah ilmu tentang manusia. Para ahli antropologi
(antropolog) sering mengemukakan bahwa antropologi merupakan studi
tentang umat manusia yang berusaha menyusun generalisasi yang
bermanfaat tentang manusia dan perilakunya, dan untuk memperoleh
pengertian ataupun pemahaman yang lengkap tentang keanekaragaman
manusia
Antropologi adalah disiplin ilmu yang meneliti dan menganalisa
berbagai cara hidup manusia dan berbagai sistem tindakan manusia, dengan
aspek belajar tang merupakan aspek pokoknya. Hampir semua tindakan
manusia adalah kebudayaan. Dalam ilmu antropologi, kebudayaan adalah
seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan
manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan
belajar. Misalnya segala kemampuan manusia yang tidak merupakan
bawaan dari alam (disebut juga naluri, karena sudah terprogram di dalam
gennya, seperti halnya pada hewan), tetapi harus dikuasainya dengan
belajar.
Contoh: manusia makan pada waktu-waktu tertentu yang dianggap
wajar dan pantas; ia makan menggunakan alat-alat, cara-cara, serta sopan-
santun atau protokol yang terkadang sangat rumit, yang harus dipelajarinya
dengan susah payah. Ini berkaitan dengan filsafat, ketika belajar maka tidak
lepas dari memikirkan sesuatu lebih mendalam demi mencapai kebenaran.
Antropologi menggunakan bahan berupa fakta-fakta yang berasal
dari sebanyak mungkin masyarakat dan kebudayaan yang berbeda-beda,
harus menggunakan berbagai metode komparatif untuk mendapatkan suatu
ciri umum yang biasanya ditentukan dengan cara mencari perumusan-
perumusan yang menyatukan berbagai hubungan yang mantap antara fakta-
fakta.
Dengan mempelajari antropologi Kita dapat setidaknya memahami
bahwa perilaku manusia dan juga mempelajari kebudayaan, ras, suku, dan
juga tanggapan manusia tentang hal itu. Kita juga akan belajar bagaimana
cara melakukan pendekatan, metode dalam mempelajari perilaku manusia.
Kita juga belajar bagaimana perkembangan Antropologi pada zaman dulu
hingga sekarang sehingga kita dapat menganalisis perilaku pada zaman dulu
dan zaman sekarang sehingga, sejarah perkembangan antropologi dapat
mengubah pandangan kita tentang sikap manusia pada zaman terdahuludan
memberikan perspektif tentang perilaku manusia pada masa yang akan
datang.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan antropologi?
2. Bagaimana Pendekatan, Metode, Ilmu bantu dan Jenis penelitian
Antropologi?
3. Apa saja tujuan dan kegunaan Antropologi?
4. Apa hubungan Antropologi dengan Ilmu lainnya?
5. Bagaimana Objektivitas dalam Antropologi?
6. Bagaimana sejarah Perkembangan Antropologi?
7. Apa saja Konsep-konsep Antropologi?
8. Bagaimana Generalisasi-generalisasi Antropoloogi?
9. Apa Saja Teori-teori Antropologi?
TUJUAN PENULISAN
1. Memahami apa itu Antropologi
2. Mengetahui dan memahami apa saja pendekatan, Metode, Ilmu
bantu dan Jenis penelitian antropologi
3. Mengetahui tujuan dan penggunaan Antropologi
4. Memahami hubungan Antropologi dehngan Ilmu lainnya
5. Mengetahui objetivitas Antropologi
6. Mengetahui Sejarah Perkembangan antropologi
7. Memahami Konsep-konsep Antropologi
8. Mengetahui Generalisasi-generalisasi Antropologi
9. Mengetahui Teori-teori antropologi
BAB II
PEMBAHASAAN
a. antropologi linguistik
Ernest Cassirer mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang
paling mahir dalam menggunakan simbol-simbol sehingga manusia disebut
Homo Symbolicum. Karna itulah manusia dapat berbicara, berbahasa, dan
melakukan gerakan-gerakan lainnya yang juga banyak dilakukan oleh
makhluk-makhluk lainnya yang serupa dengan manusia.
c. etnologi
Pendekatan etnologi adalah etnografi, lebih memusatkan
perhatiannya pada kebudayaan-kebudayaan zaman sekarang telaahannya
pun terpusat pada perilaku manusia, sebagaimana yang dapat disaksikan
langsung, dialami, serta didiskusikan dengan pendukung kebudayaannya.
Secara keseluruhan yang termasuk bidang-bidang khusus secara
tematis dalam antropologi lainnya, selain antropologi fisik dan kebudayaan
adalah antropologi ekonomi, antropologi medis, dan antropologi psikologi
dan antropologi sosial.
1. antropologi ekonomi
Bidang ini merupakan cara manusia dalam mempertahankan dan
mengekspresikan diri melalui penggunaan barang dan jasa material. Selain
itu, antropologi ekonomi berusaha merangkum aspek etnografis dan teoritis,
sekalipun keduanya acap kali bertentangan. Sebab disalah satu bidang
kajian ini pun membantu pengujian atas teori-teori ekonomi pada umumnya.
2. antropologi medis
Antropologi medis ini banyak membahas hubungan antara penyakit
dan kebudayaan yang tampak mempengaruhi evolusi manusia, terutama
berdasarkan hasil-hasil penemuan paleopatologi. Begitu luasnya ruang
lingkup antropologi medis tersebut, sampai sekarang tidak mudah untuk
mendefinisikan sub kajiannya.
3. antropologi psikologi
Bidang ini merupakan wilayah antropologi yang mengkaji tentang
hubungan antara individu dengan makna dan nilai dengan kebiasaan sosial
dari sistem budaya yang ada. Adapun ruang lingkup antropologi psikologi
tersebut sangat luas dan menggunakan berbagai pendekatan pada masalah
kemunculan interaksi antara pikiran, nilai, dan kebiasaan sosial.
4. antropologi sosial
Bidang ini mulai dikembangkan oleh James George Frazer di
Amerika Serikat pada awal abad ke-20, dalam kajiannya antropologi sosial
mendeskripsikan proyek evolusionis yang bertujuan merekonstruksi
masyarakat primitif asli dan mencatat perkembangannya melalui berbagai
tingkat peradaban.
1. Pendekatan
Pendekatan yang dilakukan dalam antropologi menggunakan
pendekatan kuantatif (positivistik) dan kualitatif (naturalistik). Artinya,
dalam penelitian antropologi dapat dapat dilakukan secara statistik dan
sistematis, baik dilakukan untuk mengukur pengaruh maupun korelasi
anatarvariabel penelitian, maupun dilakukan secara kualitatif-naturalistik.
Sedangkan dalam pendekatan kualitatif, sosiologi selalu dikaitkan dengan
epistemologi interpretatif dengan penekanan pada makna-makna yang
tekandung di dalamnya atau yang ada di balik kenyataan-kenyataan yang
teramati.
Selain pendekatan positivistik dan naturalistik, menurut Kapplan dan
Manners dalam antropologi pun dikenal pendekatan revalistik dan
komparatif. Pendekatan revalistik memandang bahwa setiap kebudayaan
merupakan konfigurasi unik yang memiliki cita rasa khas, gaya, serta
kemampuan tersendiri.
2. Metode
Para ahli sosiologi dalam penelitiannya banyak menggunakan
beberapa metode penelitian, diantaranya
Adapun metode penelitian antropologi yang digunakan, yaitu deskriftif,
komparatif, studi kasus, etnografi, dan survei.
1. Metode Deskriptif: Metode ini sering disebut bagian metode empiris yang
menekankan pada kajian masa kini. Secara singkat metode deskriptif ini
adalah suatu metode yang berupaya untuk mengungkap
pengejaran/pelacakan pengetahuan.
5. Metode survey: Penelitian survei adalah salah satu bentuk dari penelitian
yang umum dalam ilmu-ilmu sosial. Suatu usaha untuk memperoleh data
dari anggota populasi yang relatif besar untuk menentukan keadaan,
karakteristik, pendapat, populasi yang sekarang yang berkenaan dengan satu
variabel atau lebih. (Fraenkel dan Wallen, 1993: 557).
4. Ilmu bantu
Ilmu bantu antropologi menurut koenjaraningrat mencakup 5 disipin
ilmu, antara lain paleoantropologi, antropologi fisik, etnolinguistik,
antropologi prehistori, dan etnologi.
1. Paleoantropologi
Merupakan ilmu tentang asal-usul atau soal terjadinya evolusi makhluk
manusia dengan menggunakan bahan penelitian melalui sisa-sisa tubuh
yang telah membantu, atau fosil-fosil manusia dari zaman ke zaman yang
tersimpan dalam lapisan bumi dan didapat dengan berbagai pengalian.
2. Antropologi Fisik
Merupakan bagian ilmu antropologi yang mempelajari suatu pengertian
tentang sejarah terjadinya aneka warna makhluk manusia jika dipandang
dari sudut ciri-ciri tubuhnya. Pengelompokn seperti itu dlam antropologi
dinamakan ras.
5. Etnologi
Merupakn bagian ilmu antropologi tentang asas-asas manusia, mempelajari
kebudayaan-kebudayaan dalam kehidupan masyarakat dari bangsa-bangsa
tertentu yang tersebar di muka bumi ini pada masa sekarang.
Sejak akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16, suku-suku bangsa di
benua Asia, Afrika, Amerika, dan Oseania mulai kedatangan orang-orang
Eropa Barat selam kurang lebih 4 abad. Orang-orang eropa tersebut, yang
antara lain terdiri dari para musafir, pelaut, pendeta, kaum nasrani, maupun
para pegawai pemerintahan jajahan, mulai menerbitkan buku-buku kisah
perjalanan, laporan dan lain-lain yang mendeskripsikan kondisi dari bangsa-
bangsa yang mereka kunjungi. Deskripsi tersebut berupa adat istiadat,
susunan masyarakat, bahasa, atau cirri-ciri fisik. Deskripsi tersebut
kemudian disebut sebagai “etnografi” (dari kata etnos berarti bahasa).
G. KONSEP-KONSEP ANTROPOLOGI
Contoh ekstrimnya dapat diambil konsep kebudayaan yang paling
umum,paling tidak terdapat 7 kelompok pengertian kebudyaan yaitu :
1. kelompok kebudayaan sebagai keseluruhan kompleks kehidupan manusia
2.kelompok kebudayaan sebagai warisan sosial atau tradisi
3. kelompok kebudayaan sebagai cara dan aturan termasuk cita-cita,nilai-
nilai,dan kelakuan
4. kelompok kebudayaan sebagai keterkaitan dalam proses-proses psikoogis
5. kebudayaan sebagai struktur atau pola-pola organisasi kebudayaan
6. kelompok kebudayaan sebagai hasil perbuatan atau kecerdasan manusia
7. kelompok kebudayaan sebagai sistem simbol
2.Evolusi
Secara sederhana konsep evolusi mengacu pada sebuah tranformasi
yang berlangsung secara bertahap.Walaupun istilah tersebut merupakan
istilah umum yang dapat dipakai dalam berbagai bidang studi.Dalam
pandangan antropolog,istilah evolusi yang merupakan gagasan bawa bentu-
bentuk kehidupan berkembang dari suatu bentuk ke bentuk lain melalui
mata rantai transformasi dan modifikasi yang tidak pernah putus,pada
umumnya diteriama sebagai awal landasan berpikir mereka.
4. Enkulturasi
Konsep elkulturasi mengacu pada suatu proses pembelajaran
kebudayaan dengan demikian pada hakikatnya setiap orang sejak kecil
sampai tua,melakukan proses enkulturasi,mengingat manusia sebagai
makhluk yang dianugrahi kemampuan berpikir dan bernalar sangat
memungkinkan untuk setiap waktu meningkatkan kemampuan
kognitif,afektif,dan psikomotornya.
Dalam aspek kemampuan berpikir (kemampuan kognitif) Jean Piaget
melakukan analisis terhadap aktivitas berpikir anak.Terdapat 4 tahapan
perkembangan kognitif yaitu,
a. Periode sensorimotor
Yakni sejak lahir sampai usia 1,5 -2 tahun,mereka memiliki kemampuan
meraih rai dan menggenggam.
5. Difusi
Difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan
secameluas sehingga melewati bats tempat dimana kebudayaan itu
timbul.Dalam proses difusi ini erat kaitannya dengan konsep inovasi
(pembaharuan).
a. sifat inovasi
b. komunikasi dengan sauran tertentu
c. tentang waktu
d. tentang sistem sosial warga masyarakat
6. akulturasi
Akulturasi adalah proses pertukaran ataupun saling memengaruhi
dari suatu kebudayaan asing yang berbeda sifatnya sehingga unsur-unsur
kebudayaan asing tersebut lambat laun di akomodasikan dan di integrasikan
ke dalam kebudayaan itu sendiri tanpa kehilangan kepribadian itu sendiri
7. etnosentrisme
Tiap-tiap kelompok cenderung untuk berpikir bahwa kebudayaan
dirinya itu adalah supeerior (lebih baik dan lebih segalanya) daripada semua
budaya yang lain. Inilah yang disebut etnosentrisme.
8. tradisi
Tradisi adalah suatu pola perilaku atau kepercayaan yang telah
menjadi bagian dari suatu budaya yang telah lama dikenal sehingga menjadi
adat istiadat dan kepercayaan yang secara turun temurun.
10. stereotip
Suatu stereotip mulanya adalah suatu rencana cetakan yang begitu
terbentuk sulit diubah. Lippman mengemukakan bahwa stereotip merupakan
fungsi penting dari penyedeerhanaan kognitif yang berguna untuk
mengelola ralitas ekonomi, dimana tanpa penyederhanaan maka realitas
tersebut menjadi sangat kompleks.
13. Tabu
Istilah tabu berasal dari bahasa polinesia yang berarti terlarang.
Secara spesifik, apa yang dikatakan terlarang adalah persentuahan anatara
hal-hal duniawi dan hal yang keramat, termasuk yang suci ( misalnya,
persentuhan dengan ketua suku) dan yang cemar (mayat).
14. Perkawinan
Agak sulit untuk mendefinisikan perkawinan, karena setiap istilah
perkawinan tersebut memiliki banyak bentuk dan dipengaruhi oleh sistem
nilai budaya masing- masing. Namun, secara umum konsep perkawinan
tersebut mengacu kepada proses formal pemanduan hubungan dua individu
yang berbeda jenis yang dilakukan serimonial-simbolis dan makin
dikarekterisasi oleh adanya kesederajatan, kerukunan, dan kebersamaan
dalam memulai hidup baru dalam hidup berpasangan.
H. GENERALISASI-GENERALISASI ANTROPOLOGI
1. Kebudayaan
Dalam mengapresiasi budaya bangsa, setiap kebudayaan disamping
memiliki kelemahan juga memiliki keunggulan. Oleh karena itu, tidak akan
ada suatu kebudatyaan yang sempurna.
2. Evolusi
Evolusi tidak terbatas pada bidang biologi saja, melainkan meluas
pada bidang sosial dan kebudayaan. Dalam bidang sosial kita mengenal
evolusi universal dari Helbert Spencer, dalam bidang keluarga kita dikenal
evolusi keluarga J.J Bachoven, dalam bidang agama dan kepercayaan
dikenal dengan evolusi animisme, dalam kebudayaan dikenal evolusi
kebudayaan dari E.B. Taylor dan J.G. Frazer.
3. Culture Area
Pertumbuhan kebudayaan meyebabkan timbulnya unsur-unsur baru
yang akan mendesak unsur-unsur budaya lama kearah pinggir, sekeliling
daerah pust pertumbuhan budaya itu.
4. Enkulturasi
Pada hakikatnya, proses enkulturasi (proses mempelajari
kebudayaan) seseorang terhadap budaya orang lain itu diperlukan, guna
menumbuhkembangkan sikap toleransi dan saling menghargai kebudayaan
yang beragam dala suatu pendidikan multikultural maupun pendidikan
global.
5. Difusi
Orang dapat saja beranggapan bahwa dengan meluasnya unsur-unsur
budaya megalith Mesir kuno, yang berada dikawasan Afrika, Laut Tengah,,
Mesopotamia, India, Indonesia, Polenesia, sampai ke Amerika, kemudian
menyimpulkan bahwa telah terjadi proses difusi budaya heliolithic.
6. Akulturasi
Dalam proses akulturasi,biasanya budaya overtatau lahiriah jauh
lebih mudah berkembang dibanding budaya covert atau tersembunyi.
7. Etnosentrime
Pada hakikatnya, setiap bangsa memilki sikap etnosentrisme atau
penilaian yang baik terhadap sikap-sikap dan pola kebudayaan
kelompoknya sendiri, hanya intensitasnyalah yang berbeda-beda, adayang
hanya sedikit dan ada pula yang sangat etnosentris. Suatu bangsa, semakin
tinggi etnosentrisnya, akan semakin emperbanyak saingan dan lawan dalam
kehidupan didunia internasional.
8. Tradisi
Bagi pendukung antropologi aliran fungsionlisme, tradisi pada
hakikatnya adalah aktivitas kebudayaan yang bermaksud untuk memuaskan
suatu rangkaian dari sejumlah kebutuhan naluri makhluk manusia yang
saling berhubungan dengan seluruh kehidupannya.
10. Stereotif
Berkembangnya prasangka dan stereotif antaretnik yang terjadi di
Indonesia merupakan salah merupakan faktor penyebab hambatan dalam
mewujudkan multikulturalisme bagi Indonesia, pada gilirannya akan
memperlemah rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
11. Kekerabatan
Ikatan ibu dan anak dapat diamati dan dinilai secara universal, tetapi
peran ayah maupun ibu dalam masyarakat tradisional sangat bervariasi.
Oleh karena itu, sistem kekrabatan pada masyarakat tradisional tidak dapat
digeneralisir secara universal.
12. Magis
Magis memang kejam, jahat, dan mudah disalahgunakan oleh pihak-
pihak yang berkepentingan, tetapi perkembangan magis yang pernah
mengalami masa-masa jaya pada masa kehidupan primitif disetiap
masyarakat, tidak dapat dipandang sebagai mas lampau yang “hitam’ dan
penghalang segi-segi keagamaan.
13. Tabu
Pada seiap tahunnya masyarakat tradisional, tabu selalu ada. Dalam
pandanngan kaun fungsional tabu memiliki nilai-nilai kegunaan yang perlu
dijaga oleh masyarakatnya dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya.
14. Perkawinan
Pada setiap masyarakat, untuk mengatur proses pemilihan pasangan dalam
perkawanan memiliki norma atau peraturan yang begitu kompleks. Upacara
perkawinan merupakan suatu ritual perpindahan bagui setiap pasangan.
I. TEORI-TEORI ANTROPOLOGI
Teori ini dirintis oleh sepasang suami-istri antropolog Clyde Kluckhohn dan
Florence Kluckhohn yang diuraikan dalam serangkaian karangannya
(Kluckhohn, 1951;1953;1956). Menurut teori tersebut soal-soal yang paling
tinggi nilainya dalam hidup manusia dalam tiap kebudayaan minimal ada
lima hal, yaitu
Lima masalah inilah yang disebut value orientations atau “orientasi nilai
budaya”.
B. SARAN
Antropologi sangat besar peranannya dalam perkembangan kehidupan