Anda di halaman 1dari 55

Pengaruh Kompetensi Auditor Dan Akuntabilitas Terhadap

Kualitas Audit
(Studi Kasus di Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung)

THE INFLUENCE OF AUDITOR COMPETENCY AND


ACCOUNTABILITY ON AUDIT QUALITY
(Study On Publik Accounting Firm in the city of Bandung)

Oleh :
Rima Ayu Aryanti
41152020150063

PROPOSAL PENELITIAN
untuk memenuhi Tugas Seminar Audit
Dosen : Nur Zeina Maya Sari S.E., M.M

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
BANDUNG
2019

I
KATA PENGANTAR

Puji beserta syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan kesehatan dan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis bisa

menyelesaikan proposal penelitian ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam

semoga tercurah limpahkan kepada Nabi besar yakni Nabi Muhammad SAW

beserta keluarga dan sahabatnya.

Dalam penyusunan proposal penelititan ini penulis banyak mendapat

dukungan, bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Ucapan terima kasih

penulis sampaikan kepada ibu Nur Zeina Maya Sari S.E., M.M selaku Dosen

pembimbing seminar secara khususnya yang telah banyak meluangkan waktu dan

pikirannya untuk membimbing penulis sehingga proposal penelitan ini dapat

terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan ucapan terima

kasih yang setulusnya kepada:

1. Bapak H. R. AR. Harry Anwar, S.H., M.H. selaku Rektor Universitas

Langlangbuana.

2. Bapak Dr.Gun Gunawan Rachman, S.E.,M.M.,Ak.,CA selaku Dekan Fakultas

Ekonomi

3. Bapak Wawan Hermawan, S.E.,M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas

Ekonomi Universitas Langlangbuana Bandung

4. Ibu Nita Kanya S.E.,M.M selaku Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi

Universitas Langlangbuana Bandung

5. Ibu Tanti Sondari S.E.,M.M selaku Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi

ii
Universitas Langlangbuana Bandung

6. Mirna Nurwenda, S.E., M.Si., Ak. Selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Langlangbuana Bandung.

7. NurZeina Mayasari S.E.,M.M selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Langlangbuana Bandung.

8. Bapak Dedi Sudarmadi S.E., M.M selaku Dosen Wali 7 AK-B

9. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Langlangbuana Bandung yang

telah membantu penyusun selama menempuh pendidikan.

10. Bapak dan Ibu Staf Tata Usaha, Akademik dan Administrasi dilingkungan

Fakultas Ekonomi Universitas Langlangbuana

Penulis menyadari dalam penulisan proposal penelitian ini banyak terdapat

kekurangan karena penulis masih dalam tahap pembelajaran. Namun, penulis

tetap berharap agar proposal penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi

pembaca.

Kritik dan saran dari penulisan proposal ini sangat penulis harapkan untuk

perbaikan dan penyempurnaan pada proposal penelitian penulis berikutnya. Untuk

itu penulis ucapkan terima kasih.

Bandung, Januari 2019


Penulis

Rima Ayu Aryanti

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL..................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 7
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ................................................................. 7
1.4 Kegunaan Penelitian ................................................................................ 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS ................................................................................................ 9
2.1 Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 9
2.1.1 Kompetensi .................................................................................... 9
2.1.2 Akuntabilitas .................................................................................. 10
2.1.3 Kualitas Audit ................................................................................ 11
2.2 Penelitian Sebelumnya yang relevan ....................................................... 12
2.3 Kerangka Pemikiran ................................................................................. 21
2.3.1 Pengaruh Kompetensi Terhadap Kualitas Audit ........................... 21
2.3.2 Pengaruh Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit.......................... 22
2.4 Hipotesis .................................................................................................. 24
BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................... 26
3.1 Desain Penelitian ..................................................................................... 26
3.2 Operasionalisasi Variabel ........................................................................ 28
3.3 Sumber dan Cara Pengumpulan Data ...................................................... 31
3.3.1 Sumber Data (Data Primer dan Sekunder) .................................... 31
3.3.2 Cara Pengumpulan Data (Observasi, Wawancara, Kuesioner) ..... 33
3.4 Teknik Penentuan Data ............................................................................ 35
3.4.1 Populasi .......................................................................................... 35
3.4.2 Sampel .......................................................................................... 36
3.5 Uji Validitas dan Realibitas ..................................................................... 37
3.6 Teknik Analisis Data (termasuk didalamnya uji hipotesis) ..................... 38
3.6.1 Model Analisis Data ...................................................................... 39
3.6.2 Statistik Deskriptif ......................................................................... 39
3.6.3 Uji Kualitas Audit .......................................................................... 40
3.6.4 Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 41

iv
3.6.5 Uji Hipotesis .................................................................................. 43
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 46

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.2 Penelitian Sebelumnya yang Relevan .............................................. 12


Tabel 3.2 Operasionlasisasi Variabel Penelitian .............................................. 29

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran ..................................................................... 23

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Laporan Keuangan adalah laporan pertanggungjawaban manajer atau

pimpinan perusahaan atas pengelolaan perusahaan yang dipercayakan kepada

pihak-pihak yang berkepentingan (stakeolder) terhadap perusahaan; yaitu

pemilik perusahaan (pemegang saham), pemerintah (instansi pajak), kreditor

(Bank atau Lembaga Keuangan), maupun pihak yang berkepentingan lainnya.

Laporan keungan pada hakekatnya bersifat umum, dalam arti laporan

tersebut ditujukan untuk berbagai pihak yang mempunyai kepentingan yang

berbeda. Investor atau pemilik atau penanam modal (pada perusahaan

berbentuk Perseroan disebut Pemegang Saham) mempunyai kepentingan

dalam mengetahui potensi modal yang ditanamkan ke dalam perusahaan guna

menghasilkan pendapatan (pendapatan yang diterima pemegang saham adala

dividen). Kreditor berkepintangan dalam pemberian pinjaman kepada

perusahaan, dan pemerinta (khususnya instansi pajak) berkepintangan dalam

penentuan beban pajak yang harus dibayar oleh perusaaan. Bagi investor dan

kreditor laporan keuangan memberikan informasi yang relevan (historis dan

kuantitatif) mengenai posisi keuangan, perubahan posisi keuangan,

kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Disamping ketiga piak tersebut,

ada pengguna lain dan masyarakat. Karyawan tertarik pada informasi stabilitas

dan profitabilitas perusahaan. Pelanggan berkepentingan dengan kelangsungan

1
hidup perusahaan. Masyarakat perlu informasi mengenai kecenderungan

(trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangakaian

aktivitasnya (Budi, 2007)

Maraknya kecurangan dalam proses audit yang dilakukan oleh pihak

auditor eksternal membuat kualitas audit yang dihasilkan dipertanyakan

kewajarannya. Seorang auditor seharusnya menyajikan laporan keuangan yang

telah diaudit sesuai dengan tingkat kewajaran dan sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum agar kualitas audit yang dihasilkan dapat

diandalkan. Untuk mencapai laporan keuangan yang wajar bebas dari salah

saji yang material, auditor eksternal harus bekerja sesuai dengan etika profesi

dan kode etik yang telah diatur oleh IAPI agar laporan keuangan yang

dihasilkan tidak merugikan banyak pihak dan dapat digunakan oleh para

pengguna laporan keuangan (investor, kreditur, debitur). Saripudin (2012)

mengatakan laporan keuangan yang telah disajikan oleh akuntan perusahaan

memerlukan pemeriksaan lebih lanjut oleh pihak auditor eksternal karena

laporan keuangan tersebut.

Namun pada akhir-akhir ini kualitas audit yang dihasilkan akuntan publik

kembali mendapat sorotan oleh masyarakat menyusul banyak kasus yang

melibatkan auditor independen. Seperti kasus survei yang dilakukan oleh

International Forum of Independent Auditor Regulators (IFIAR), disimpulkan

kualitas audit terbilang masih rendah. Hulu permasalahan terdapat pada tata

kelola profesi Akuntan Publik yang didasari pada 5 isu utama yaitu tingkat

kompetensi dan staf profesional KAP yang belum merata; sistem

2
pengendalian mutu Kantor Akuntan Publik (KAP); penegakan sanksi terhadap

pelanggaran standar profesi dan peraturan perundang-udnagan yang kurang

tegas; rendahnya kesadaran atas tanggung jawab dan kompetensi penyusunan

laporan keuangan oleh manajemen entitas; dan perang harga dalam penetapan

besaran imbalan jasa audit.

"Salah satu isu adalah indikator lulusan akuntan dari Perguruan Tinggi

belum memadai. Nilai kelulusan sekarang adalah 60. Padahal, angka tersebut

di luar negeri termasuk kategori D. Selain itu, yang lulus juga tidak lebih dari

10%. Ini menunjukkan minimnya tingkat kompetensi Akuntan Publik,” tukas

anggota Komite Profesi Akuntan Publik (KPAP) M. Jusuf Wibisana yang juga

ketua Tim Adhoc Fee Audit, dalam acara Pelatihan Profesional Berkelanjutan

(PPL) dengan tema “Peningkatan Kualitas Audit dan Pemberdayaan Profesi

Akuntan Publik dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia” sekaligus Syukuran

Hari Akuntan Publik Indonesia ke-39, di Grand Sahid Jaya, Kamis (7/4).

Selain itu, menurut Jusuf, beberapa perusahaan mengeluhkan bahwa

banyak lulusan terbaik Perguruan Tinggi yang tidak dapat menjawab

persoalan akuntansi saat proses wawancara tes masuk perusahaan. Hal ini

tentu terbawa pada kualitas profesi auditor.

"Mereka ini padahal Cumlaude. Maka dari itu, kita tidak memerlukan

kualitas IP, melainkan kualitas si alumni sendiri. Inilah isu pendidikan

nasional yang terjadi sekarang," tambahnya. (Wisnu Arto Subari, 2016)

Standar umum pertama pada PSA 210.1 SPAP (IAI, 2011) menyebutkan

bahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki

3
keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. Betapapun

tingginya kemampuan seseorang dalam bidang-bidang lain, termasuk dalam

bidang bisnis dan keuangan, ia tidak dapat memenuhi persyaratan yang

dimaksudkan dalam standar auditing ini, jika ia tidak memiliki pendidikan

serta pengalaman memadai dalam bidang auditing. Untuk menyatakan

seseorang telah memenuhi standar umum yang pertama, ia harus dapat

memenuhi persyaratan dimana terdapat 3 faktor, yaitu: (1) Pengetahuan, (2)

Keahlian khusus dan (3) Pengalaman. Hal inilah yang peneliti gunakan untuk

menjadi indikator dalam menilai Kompetensi auditor

Masalah terbesar penelitian yang meneliti kualitas audit, baik sebagai

variabel independen maupun variabel dependen, adalah ukuran kualitas audit.

Ada dua hal yang penting diperhatikan terkait dengan masala oengukuran ini.

Pertama kualitas audit arus didefinisikan dengan depat. DeAngelo (1981)

mendeinisikakan kualitas audit seharusnya berhubungan dengan pekerjaan

auditr sehingga hanya atas dasar kualitas pekerjaannlan kualitas audit diukur.

Kualitas memang tidak akan sama antar kantor akuntan, apalagi antar kantor

dengan ukuran yang berbeda secara signiikan. Kualitas audit yang bisa

diberikan ole kantor berukuran besar yang berskala internasional dengan

kantor yang anya berskala lokal atua regional pasti akan berbeda. Kualitas

auditor yang berpengalaman mengaudit di suatu industri memang akan

berbeda dengan auditor yang berpengalaman mengaudit di suatu industri

memang akan berbeda dengan auditor yang tidak berpengalaman mengaudit di

industri tersebut. Namun, hal itu tidak berarti bahwa kualitas audit atau

4
kualitas auditor bisa diukur dengan ukuran kantor akuntan atau spesialisasi

kantor akuntan. Perbedaan kualitas memang terbukti terjadi antas ukuran

kantor akuntan, namun bukan berarti bawa ukuran kantor akuntan tersebut

adalah kualitas audit atau kualitas auditor.

Mathius (2016:178) mengatakan urgensi dalam mengukur kualitas audit

tercermin laporan keuangan, yang bertujuan menyeluru auditor adalah : (a)

memperoleh jaminan yang layak mengenai apakah laporan keungan secara

menyeuruh bebas dari salah saji yang material, yang disebabkan oleh

kecurangan atau kesalaan, untuk memungkinkan auditor memberikan

pendapat mengenai apakah laporan keuangan dibuat, dalam segala hal yang

material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku; dan (b)

melaporkan mengenai laporan keuangan, dan mengomunikasikan segala

sesuatunya seperti yang tertera dalam standar audit, sesuai dengan temuan

auditor.

Sedarmayanti (2017:221) mengatakan Makna kompetensi adalah kata

yang digunakan sehari-hari yang merujuk kepada kemampuan atas kapasitas

seseorang untuk melaksanakan tugas tertentu. Pendekatan kompetensi

memfokuskan kepada apa yang bisa dilakukan, bukan apa yang diketahui

seseorang. Kompetensi adalah perilaku yang bisa diamati, bukan yang

tersembunyi. Kompetensi adalah gabungan dari sifat, pengetahuan,

keterampilan, dan perilaku yang menjadi dasar untuk munculnya kinerja

terbaik yang diinginkan.

5
Setiap organisasi memerlukan kompetensi yang berbeda. Standar

kompetensi untuk setiap organisasi didasarkan pada visi dan misi organisasi.

Dalam hubungannya dengan kinerja, kompetensi sangat penting tapi tidak

segalany. Kesimpulannya kompetensi berkenaan dengan kesiapan dan

kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas.

Tuntutan masyarakat kepada pemerintah muncul karena adanya konsep

transparansi dan akuntabilitas terhadap pengelolaan keuangan negara yang

belum mampu diterapkan dengan baik, sehingga terwujudnya clean

governance and good governance di Indonesia yang semakin meningkat.

Semakin meningkatnya juga tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan

pemerintahan yang adil, bersih, transparan, dan akuntabel harus disikapi

dengan serius dan sistematis.

Akuntabilitas dan transparansi merupakan tujuan penting dari reformasi

akuntansi dan administrasi sektor publik dalam pengelolaan keuangan

pemerintah pusat maupun daerah. Akuntabilitas dan transparansi tersebut

dimaksudkan untuk memastikan bahwa pengelolaan keuangan pemerintah

yang dilakukan aparatur pemerintah berjalan dengan baik (Badjuri dan

Trihapsari, 2008)

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Kompetensi

Auditor Dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor

Akuntan Publik Di Kota Bandung”

6
1.2 Rumusan Masalah

Menurut Sugiono (2017:59) rumusan masalah merupakan suatu

pertanyaan penelitian (research question) yang akan dicarikan jawabannya

melalui pengumpulan data. Briggs and Coleman (2007) menyatakan bahwa

pertanyaan penelitian merupakan langkah awal yang sangat penting pada

setiap penelitian. Pertanyaan penelitian merupakan panduan bagi peneliti

untuk mengumpulkan berbagai jenis informasi yang diperlukan. Pertanyaan

penelitian juga akan memandu peneliti untuk menganalisis data.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan

masalah penelitian ini sebagai berikut.

1. Berapa besar pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Audit ?

2. Berapa besar pengaruh Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit ?

3. Berapa besar pengaruh Kompetensi dan Akuntabilitas terhadap Kualias

Audit ?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitan

Menurut Sugiyono (2017:2) menyatakan bahwa, maksud penelitian

merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan

dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkannya suatu pengetahuan

tertentu sehingga dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan

mengantisipasi masalah.

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkap seberapa besar pengaruh

Kompetensi dan Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit pada Kantor KAP

7
yang ada di kota Bandung.

Berdasarkan maksud tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui besar pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Audit

2. Untuk mengetahui besar pengaruh Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit

3. Untuk mengetahui besar pengaruh Kompetensi dan Akuntabilitas terhadap

Kualias Audit

1.4 Kegunaan Penelitian

Menurut Ahmad (2016:125-126) menyatakan bahwa, “Manfaat atau

kegunaan penelitian mengungkapkan nilai-nilai manfaat dari hasil penelitian baik

secara akademik praktis bagi kepentingan penyelesaian perkuliahan atau

permintaan lembaga, kepentingan sosial masyarakat atau pun pengembangan

konseptual bagi kepentingan perkembangan ilmu pengetahuan yang relevan.”.

Berdasarkan dari data yang diperoleh, diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai berikut :

1. Memiliki pengetahuan mengenai isi masing-masing komponen dalam

proposal penelitian, sekaligus langkah-langkah penyusunannya

2. Mengetahui manfaat proposal bagi kegiatan penelitian.

3. Memahami tentang hal-hal yang terkandung di dalam proposal penelitian

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Kompetensi

Priansa JD (2017:86) menyatakan bahwa :

Kompetensi kerja adalah peta kapasitas pegawai atas atribut pekerjaan yang
di embannya, yang merupakan kumpulan kemampuan, keterampilan, kematangan,
pengalaman, keefektifan keefesienan, dan kesuksesan dalam mengembang
tanggung jawab pekerjaan

Poniman F dkk (2015:212) menyatakan bahwa :

Kompetensi adalah seperangkat perilaku yang memberikan panduan

terstruktur untuk mengidentifikasi, mengevaluasi evaluasi dan untuk

mengembangkan perilaku individu karyawan.

Sutrusno Edy (2010:203) menyatakan bahwa :

Kompetensi adalah suatu kemampuan yang dilandasi oleh keterampilan dan


pengetahuan yang didukung oleh sikap kerja serta peranannya dalam
melaksanakan tugas dan pekerjaan di tempat kerja yang mengacu pada
persyaratan kerja yang ditetapkan.

Sudarmnto (2014:44) menyatakan bahwa :

Kompetensi adalah terminologi yang sering didengar dan diucapkan banyak


orang. Kita pun sering mendengar dan mengucapkan terminologi itu dalam
berbagai penggunaan, khususnya terkait dengan pengembangan sumber daya
manusia.

Beberapa definisi yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa


Kompetensi merupakan peta kapasitas pegawai atas atribut pekerjaan yang di
embannya yang merupakan adalah suatu kemampuan yang dilandasi oleh
keterampilan dan pengetahuan yang didukung oleh sikap kerja serta perapannya
dalam melaksanakan tugas dan seperangkat perilaku yang memberikan panduan
terstruktur untuk mengidentifikasi, mengevaluasi evaluasi dan untuk
mengembangkan perilaku individu karyawan.

9
2.1.2 Akuntabilitas

Subarjo (2018:129) mengatakan bahwa :

Akuntabilitas adalah mengakui bahwa telah terjadi kesalahan dan setelah


itu bersedia untuk memperbaikinya. Apabila ada kekeliruan, keraguan, dan
sesuatu telah berjalan tidak seperti diharapkan, atau gagal maka seorang
pemimpin secara pribadi mengambil tanggung jawab dan memperbaikinya.

Adnan (2018:26) mengatakan bahwa :

Akuntabilitas adalah salah satu istilah dalam bahasa Inggris disebut


accountability yang berarti pertanggungjawaban atau keadaan untuk
dipertanggungjawabkan atau keadaan untuk diminta pertanggung jawaban.
Bambang (2016:80) mengatakan bahwa :

Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu , kelompok atau instansi

untuk memenui tanggung jawab yang menjadi amanahnya.

Hermien (2017:153) mengatakan bahwa :

Akuntabilitas adalah suatu peningkatan dari rasa tanggung jawab, suatu


yang lebih tinggi mutunya dari suatu tanggung jawan sehingga memuaskan
atasan. Selain itu akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai orang lain
karena kualitas performanya menyelesaikan tujuan yang menjadi tanggung jawab

Toto (2006:19) mengatakan bahwa :

Akuntabilitas adalah kemampuan kita untuk mampu menjelaskan,

menjawab, dan mempertanggung jawabkan seluruh kepuasan – kepuasan dan

tindak perbuatan yang kila lakukan.

Dari pengertian tentang Akuntabilitas tersebut dalam ditarik kesimpulan


bahwa Akuntabilitas merupakan berarti pertanggungjawaban atau keadaan untuk
dipertanggungjawabkan atau keadaan untuk diminta pertanggung jawaban atau
mengakui bahwa telah terjadi kesalahan dan setelah itu bersedia untuk
memperbaikinya, dan suatu peningkatan dari rasa tanggung jawab, suatu yang
lebih tinggi mutunya dari suatu tanggung jawan sehingga memuaskan atasan.
Selain itu akuntabilitas adalah konsisi seseorang yang dinilai orang lain karena
kualitas performanya menyelesaikan tujuan yang menjadi tanggung jawab

10
2.1.3 Kualitas Audit

Matius (2016:169) mengatakan bahwa :

Kualitas audit merupakan probabilitas seorang auditor dalam menemukan

dan melaporkan suatu kekeliruan atau penyelewengan yang terjadi dalam suatu

system akuntansi klien.

Junaidi, Nurdiono (2016:1) mengatakan bahwa :

Kualitas Audit merupakan konsep yang menunjukan bahwa auditor dapat

melaksanakan tugas secara proesional berdasarkan etika profesi, kompetensi, dan

indepensi.

Winwin, Abdulloh (2017:113) mengatakan bahwa :

Kualitas Audit adalah ketepatan informasi yang dilaporkan auditor sesuai

dengan standar audit yang digunakan auditor termasuk informasi pelanggaran

akuntansi dalam laporan keungan perusahaan klien

Sanyoto (2007:592) mengatakan bahwa :

Kualitas Audit adalah bukti yang dapat dipercaya, sah/valid, obyektif dan

relevan sebagai dasar pengambilan kesimpulan oleh auditor

Menurut DeAngelo (1981) dikutip dari buku Arum (2018 : 23)

Kualitas Audit adalah sebagai probablitas penilaian pasar jika laporan

keuangan memiliki unsur penyimpangan yang ,aterial dan auditor dapat

menemukan kemudian melaporkan penyimpangan tersebut. DeAngelo lebih

menekankan kualitas audit secara kontekstual

11
Dari pengertian tentang kualitas audit tersebut dalam ditarik kesimpulan
bahwa Kualitas Audit merupakan probabilitas seorang auditor dalam menemukan
dan melaporkan suatu kekeliruan atau penyelewengan yang terjadi dalam suaru
system akuntansi klien yang menunjukan bahwa auditor dapat melaksanakan
tugas secara proesional berdasarkan etika profesi, kompetensi, dan indepensi dan
bukti yang dapat dipercaya, sah/valid, obyektif dan relevan sebagai dasar
pengambilan kesimpulan oleh auditor

2.2 Penelitian Sebelumnya yang relevan

Tabel 2.2.
Penelitian Sebelumnya yang Relevan
Judul Perbedaan dan
No Hasil Tulisan
Nama peneliti persaman

Berdasarkan hasil penelitian dapat

Persamaan: : disimpulkan bahwa independensi,

Akuntabilitas akuntabilitas, dan pengalaman kerja

Pengaruh Independensi, berpengaruh terhadap auditor berpengaruh signifikan positif

Akuntabilitas, Pengalaman Kualitas Audit terhadap kualitas audit. Sehingga semakin

Kerja Auditor terhadap tinggi tingkat independensi auditor,

1 Kualitas Audit Perbedaan: semakin tinggi tingkat akuntabilitas

(Studi Empiris pada Auditor Ada variabel lain auditor, dan semakin berpengalaman

Kantor Akuntan Publik di Kota yaitu independensi, seorang auditor, maka akan

Semarang) dan pengalaman kerja meningkatkan kualitas audit yang

(Elmalita Sari , 2016) dilakukannya.

12
Persamaan:

Kompetensi Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

berpengaruh terhadap kompetensi, independensi, pengalaman


Pengaruh Kompetensi,
Kualitas Audit dan etika auditor berpengaruh signifikan
Indepensi, Pengalaman dan
2 positif secara simultan terhadap kualitas
Etika Editor terhagap Kualitas
Perbedaan: audit. Sedangkan secara parsial
Audit
Ada variabel lain kompetensi, independensi, pengalaman

yaitu independensi, dan etika auditor tidak berpengaruh

pengalaman, dan Etika terhadap kualitas audit.

Editor

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

menguji pengaruh akuntabilitas,

pengalaman kerja dan independensi

Pengaruh Akuntabilitas Persamaan: : kualitas audit dengan etika auditor sebagai

Auditor, Pengalaman Kerja Akuntabilitas variabel moderating. Penelitian ini

dan Indepensi Auditor berpengaruh terhadap dilakukan dengan menggunakan metode


3
terhadap Kualitas Audit Kualitas Audit survei dengan kuesioner. Populasi dalam

dengan Etika Auditor Sebagai penelitian ini adalah auditor dari KAP di

Variabel Moderasi Perbedaan: Surakarta Dan Yogyakarta. Penentuan

Ada variabel lain sampel, menggunakan convenience

yaitu Pengalaman sampling dan diperoleh sampel sebanyak

Kerja dan Indepensi 40 responden. Analisis data dilakukan

Auditor dengan menggunakan model regresi

13
berganda dan Moderated Regression

Analysis (MRA). Hasil ini membuktikan

bahwa akuntabilitas, pengalaman kerja,

independensi auditor dan etika dampak

positif dan signifikan terhadap kualitas

audit. Interaksi pengalaman kerja dan

etika kepatuhan auditor berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kualitas

audit. Interaksi akuntabilitas dan etika

kepatuhan, serta interaksi kemerdekaan

etika kepatuhan auditor dan tidak

berpengaruh pada kualitas audit. Nilai

koefisien determinasi dengan adjusted-R2

sebesar 0,662. Hal ini berarti bahwa

66,2% variasi variabel kualitas audit dapat

dijelaskan oleh variabel akuntabilitas,

variabel pengalaman kerja, variabel

independensi, serta variabel interaksi

akuntabilitas dan etika auditor, variabel

interaksi pengalaman kerja dan etika

auditor, variabel interaksi independensi

dan etika auditor, sedangkan sisanya yaitu

33,8% dijelaskan oleh faktor-faktor lain

diluar model yang diteliti.

14
Persamaan: :

Akuntabilitas

Pengaruh Indepensi, Due berpengaruh terhadap Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

Profesional Care dan Kualitas Audit independensi, due professional care dan

Akuntabilitas Auditor terhadap akuntabilitas auditor berpengaruh positif


4
Kualitas Audit Perbedaan: terhadap kualitas audit Badan Pemeriksa

(Studi Empiris pada BPK RI Ada variabel lain Keuangan Republik Indonesia Perwakilan

Perwakilan Provinsi Maluku) yaitu Pengaruh Provinsi Maluku.

Indepensi dan Due

Profesional Care.

Persamaan: : Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1)

Akuntabilitas Terdapat pengaruh positif dan signifikan

berpengaruh terhadap Akuntabilitas Auditor terhadap Kualitas

Pengaruh Akuntabilitas dan Kualitas Audit Audit dengan koefisien regresi sebesar

Indepensi Auditor terhadap 0,452 dan nilai thitung 3,193 > ttabel
5
Kualitas Audit pada Kantor Perbedaan: 1,999; 2) Terdapat pengaruh positif dan

Akuntan Publik di Yogyakarta Ada variabel lain signifikan Independensi Auditor terhadap

yaitu Indepensi Kualitas Audit dengan koefisien regresi

Auditor sebesar 1,604 dan nilai thitung 15,156 >

ttabel 1,999; 3) Terdapat pengaruh positif

dan signifikan Akuntabilitas Auditor dan

15
Independensi Auditor secara

bersamasama terhadap Kualitas Audit

dengan koefisien regresi sebesar 0,170

dan 1.016, koefisien determinasi sebesar

0,803 dan harga Fhitung 126,988 > Ftabel

3,150.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

(1) Pengalaman Kerja berpengaruh

terhadap Kualitas Audit. Hal ini

Persamaan: : ditunjukkan dengan nilai Koefisien

Kompetensi determinasi 0,136 yang berarti bahwa

berpengaruh terhadap Pengalaman Kerja mempengaruhi

Kualitas Audit Kualitas Auditsebesar 13,6%. (2)


Pengaruh Pengalaman Kerja,
Kompetensi berpengaruh terhadap
Kompetensi dan Indepensi
6 Perbedaan: Kualitas Audit. Hal ini ditunjukkan
terhadap Kualitas Audit
Ada variabel lain dengan nilai Koefisien determinasi 0,110
dengan Etika Auditor sebagai
yaitu Pengalaman yang berarti bahwa Kompetensi
variabel Moderasi Kerja, dan Indepensi
mempengaruhi Kualitas Audit sebesar

11%. (3) Independensi berpengaruh

terhadap Kualitas Audit. Hal ini

ditunjukkan dengan nilai Koefisien

determinasi 0,160yang berarti bahwa

Independensi mempengaruhi Kualitas

Audit sebesar16%. (4) Pengalaman Kerja,

16
Kompetensi, dan Independensi secara

simultan berpengaruh terhadap Kualitas

Audit. Hal ini ditunjukkan dengan nilai

Koefisien determinasi 0,258 yang berarti

bahwa Pengalaman Kerja, Kompetensi,

dan Independensi secara simultan

mempengaruhi Kualitas Audit sebesar

25,8%. (5) Pengalaman Kerja,

Kompetensi, dan Independensi

berpengaruh terhadap Kualitas Audit

dengan Etika Auditor sebagai variabel

moderasi. Hal ini ditunjukkan dengan

nilai Koefisien determinasi 0,277 yang

berarti bahwa Pengalaman Kerja,

Kompetensi, dan Independensi

mempengaruhi Kualitas Audit dengan

Etika Auditor sebesar 27,7%.

Persamaan:

Akuntabilitas Auditor Hasil dari penelitian ini adalah

Pengaruh Indepensi Auditor, berpengaruh terhadap profesionalisme auditor, etika profi

Profesionalisme Auditor, Etika Kualitas Audit auditor, dan akuntabilitas auditor

Profesi Auditor, Akuntabilitas berpengaru positif terhadap kualitas audit

17
7 Auditor terhadap Kualitas Perbedaan: pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya,

Audit pada Kantor Akuntan Ada variabel lain sedangkan independensi auditor tidak

Publik di Surabaya yaitu Indepensi berpengaruh terhadap kualitas audit pada

Auditor, Kantor Akuntan Publik di Surabaya

Profesionalisme

Auditor, Etika Profesi

Auditor

Hasil penelitian ini menjelaskan empat

Persamaan: variabel independen (pengalaman kerja,

Kompetensi, dan independensi, kompetensi, dan

Akuntabilitas akuntabilitas) secara parsial pengalaman

Pengaruh Pengalaman Kerja, berpengaruh terhadap kerja dan independensi mempunyai

Indepensi, Kompetensi, dan Kualitas Audit pengaruh yang signifikan terhadap

Akuntabilitas terhadap Kualits kuailitas audit. Sedangkan dua variabel

8 Audit dengan Etika Auditor Perbedaan: lainnya tidak berpengaruh yaitu

sebagai Variabel Moderasi Ada variabel lain kompetensi dain akuntabilitas secara

(Studi Empiris pada yaitu Pengalaman parsial terhadap kualitas audit. Interaksi

Inspektorat Provinsi Riau) Kerja dan Indepensi pengalamann kerja dan etika auditor

berpengaruh signifikan terhadap kualitas

audit. Interaksi independensi dan etika

auditor berpengaruh signifikan terhadap

kualitas audit, interaksi kompetensi

berpengaruh signifikan terhadap kualitas

18
audit, dan interaksi akuntabilitas dan etika

auditor berpengaruh signifikan terhadap

kualitas audit.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

semua variabel independen memiliki

pengaruh terhadap kualitas audit. Uji t

menunjukkan bahwa variabel

Persamaan: independensi, kompetensi, integritas,

Kompetensi, objektivitas dan pengalaman kerja

Pengaruh Independensi, berpengaruh terhadap mempengaruhi kualitas audit. Hasil

Kompetensi, Integritas, Kualitas Audit perhitungan nilai R2 diperoleh angka

9 Objektivitas Dan Pengalaman 0,613 yang berarti bahwa 61,3% variabel

Kerja Terhadap Kualitas Audit Perbedaan: yang berpengaruh terhadap kualitas audit

(Studi Pada Kantor Akuntan Ada variabel lain dapat dijelaskan oleh variabel

Publik Di Jawa Tengah ) yaitu Independensi, independensi, kompetensi, integritas,


Integritas,
Objektivitas Dan objektivitas, pengalaman kerja, sedangkan
Pengalaman Kerja
sisanya sebesar 38,7% dijelaskan oleh

faktor-faktor lain diluar model yang

diteliti.

Pengaruh Pengalaman Kerja, Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa


10
Kompetensi, Dan (1) Pengalaman Kerja berpengaruh

Independensi Terhadap terhadap Kualitas Audit. Hal ini

19
Kualitas Audit Dengan Etika ditunjukkan dengan nilai Koefisien

Auditor Sebagai Variabel determinasi 0,136 yang berarti bahwa

Moderasi Pengalaman Kerja mempengaruhi

(Studi EmpirispadaAuditor Persamaan: Kualitas Auditsebesar 13,6%. (2)

Internal Inspektorat Provinsi Kompetensi, Kompetensi berpengaruh terhadap

Daerah Istimewa Yogyakarta) berpengaruh terhadap Kualitas Audit. Hal ini ditunjukkan

Kualitas Audit dengan nilai Koefisien determinasi 0,110

yang berarti bahwa Kompetensi

Perbedaan: mempengaruhi Kualitas Audit sebesar

Ada variabel lain 11%. (3) Independensi berpengaruh

yaitu Pengalaman terhadap Kualitas Audit. Hal ini


Kerja, dan
Independensi ditunjukkan dengan nilai Koefisien

determinasi 0,160 yang berarti bahwa

Independensi mempengaruhi Kualitas

Audit sebesar16%. (4)Pengalaman Kerja,

Kompetensi, dan Independensi secara

simultan berpengaruh terhadap Kualitas

Audit. Hal ini ditunjukkan dengan nilai

Koefisien determinasi 0,258yang berarti

bahwa Pengalaman Kerja, Kompetensi,

dan Independensi secara simultan

mempengaruhi Kualitas Audit sebesar

25,8%. (5) Pengalaman Kerja,

Kompetensi, dan Independensi

berpengaruh terhadap Kualitas Audit

20
dengan Etika Auditor sebagai variabel

moderasi. Hal ini ditunjukkan dengan

nilai Koefisien determinasi 0,277 yang

berarti bahwa Pengalaman Kerja,

Kompetensi, dan Independensi

mempengaruhi Kualitas Audit dengan

Etika Auditor sebesar 27,7%.

2.3 Kerangka Pemikiran

2.3.1 Pengaruh Kompetensi Terhadap Kualitas Audit

Kompetensi menurut Tuanakotta (2011) yaitu keahlian seorang

auditor diperoleh dari pengetahuan, pengalaman, dan pelatihan. Setiap auditor

wajib memenuhi persyaratan tertentu untuk menjadi auditor. Auditor harus

memiliki kualifikasi untuk memahami kriteria yang digunakan dan harus

kompeten untuk mengetahui jenis serta jumlah bukti yang akan dikumpulkan guna

mencapai kesimpulan yang tepat setelah memeriksa bukti itu (Arens et al, 2012).

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Winda, Khomsiyah, & Sofie

(2014) menemukan bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas

audit. Kualitas audit dapat dicapai oleh auditor apabila auditor memiliki

kompetensi yang baik, dimana kompetensi tersebut dilihat dari dua dimensi, yaitu

pengetahuan dan pengalaman. Penelitian yang dilakukan Yossi (2012)

menyatakan semakin baik kompetensi seorang auditor dalam melaksanakan

tugasnya akan semakin baik pula kualitas auditnya.

21
2.3.2 Pengaruh Akuntabilias Terhadap Kualitas Audit

Tetlock (1984) dalam Diani Mardisar dan Ria (2007), mendefinisikan

akuntabilitas sebagai bentuk dorongan psikologi yang membuat seseorang

berusaha mempertanggungjawabkan semua tindakan dan keputusan yang diambil

kepada lingkungannya.

Peran dan tanggung jawab auditor diatur dalam Standar Profesional

Akuntan Publik (SPAP) yang ditetapkan oleh IAI ataupun Statement on Auditing

Standards (SAS) yang dikeluarkan oleh Auditing Standards Board (ASB), yaitu

tanggung jawab mendeteksi dan melaporkan kecurangan (fraud), kekeliruan, dan

ketidakberesan, tanggung jawab mempertahankan sikap independensi dan

menghindari konflik, tanggung jawab mengkomunikasikan informasi yang

berguna tentang sifat dan hasil proses audit, dan tanggung jawab menemukan

tindakan melanggar hukum dari klien. Kualitas hasil pekerjaan auditor dapat

dipengaruhi oleh rasa kebertanggungjawaban (akuntabilitas) yang dimiliki auditor

dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dengan demikian hipotesis yang dapat

diajukan:

22
Berdasarkan uraian di atas, diperoleh gambaran pengaruh Kompetensi dan

Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit dengan kerangka pemikiran sebagai

berikut:

Dian, Hiro dkk (2017)


Lia dan Octavianty (2016)
Ni Putu, Fortuna dkk (2015)
Jasman, Andi, Moh Iqbal (2016)
Putu Ratih,Dyan (2013)

Kompetensi (X1)
Priansa DJ (2017:86)
Farid, Yayan (2015:212)
Edi Sutrusno (2010:203)
Sudarmnto (2014:44)

Kualitas Audit (Y)


Matius (2016: )
Junaidi, Nurdiono (2016:1)
Winwin, Abdulloh (2017:113)
Sanyoto (2007:592)
Arum (2018)
Akuntabilitas (X2)
Subarjo (2018:129)
Adnan (2018:26)
Bambang (2016:80)
Hermien (2017:153)
Toto (2006:19)

Saripudin, Netty, Rahayu (2016)


Putu Kemal, I Dewa Gede Dhama (2018)
Bella dan Haryanto (2014)
Putri dan Nur Cahyonowati (2013)
William dan Ketut (2015)

Gambar 2.3. Kerangka Pemikiran

23
2.4 Hipotesis

Sugiono (2017:105) mengemukakan bahwa perumusan hipotesis

penelitian merupakan langka ketiga dalam penelitian, setelah penelitian

mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir. Tetapi perlu diketahui

bawa tidak setiap penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian yang

bersifat eksploratif dan sering juga dalam penelitian desktiptif tidak petlu

merumuskan hipotesis.

Menurut Nanang (2010:57) Hipotesis dapat didefinisikan sebagai

jawaban sementara yang kebenarannya masih harus diuji, atau rangkuman

kesimpulan teoritis yang diperoleh dari tinjauan pustaka. Hipotesis juga

merupakan proposisi yang akan diuji keberlakuannya atau merupakan suatu

jawaban sementara atas penelitian.

Berdasarkan pada berbagai hasil penelitian sebelumnya dan

kerangka pemikiran yang dikembangkan maka dirumuskan hipotesis

alternatif dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Hipotesis I

H0 : Tidak ada pengaruh kompetensi terhadap Kualitas Audit

H1 : Ada pengaruh kompetensi terhadap Kualitas Audit

2. Hipotesis II

H0 : Tidak ada pengaruh Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit

H1 : Ada pengaruh Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit

24
3. Hipotesis III

H0 : Tidak ada pengaruh Kompetensi dan Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit

H1 : Ada pengaruh Kompetensi dan Akuntabilitas terhadap Kualitas

25
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Menurut Creswell & Clark (2007:4) menjelaskan desain peneltian

sebagai “the plan of action that links the philosophical assumtions to

specific method” Dapat dijelaskan bahwa desain penelitian mengacu pada

rancangan/rencana tindakan penelitian yang menghubungkan kerangka

filosofi penelitian dengan metode-metode penelitian.

Sedangkan menurut Suryani dan Hendrayadi (2015:108) menyatakan

bahwa adalah seperangkat keputusan mengenai apa topik yang akan

dipelajari, bagaimana populasi penelitian, metode penelitian apa yang akan

digunakan, dan untuk tujuan apa penelitian dilakukan. Sekarang membagi

jenis penelitian berdasarkan tujuannya menjadi tiga yaitu ekplorasi

(eksploration), deskriptif (decriptive) dan pengujian hipotesis (hypothesis

testing).

1. Penelitian Eksporatif

Penelitian ekspolarif umumnya dilakukan untuk menggali lebih dalam

mengenai sebuah topik atau masalah yang sebelumnya belum

terjelaskan secara baik pada penelitian terdahulu. Selain itu, seorang

peneliti yang tertarik meneliti sebuah kajian baru atau subjek kajian

baru yang sebelumnya belum diteliti juga dapat menggunakan

pendekatan eksploratif. Dalam beberapa kasus, penelitian yang bersifat

eksploratif dapat dilakukan sebagai penelitian pendahuluan yang lebih

26
dalam mengenai fenomena dalam sebua situasi, dan mengerti apa yang

terjadi sebelum membangun sebuah model penelitian yang lebih

komprehensif.

Studi ekspolarif dilakukan untuk :

1. Memuaskan keingintahuan peneliti dan keinginan untuk

pemahaman yang lebih baik tentang topik tertentu.

2. Menentukan kelayakan studi secara lebih berhati-hati

3. Mengembangkan teknik penelitian dan arah untuk penelitian masa

depan.

Kelemahan utama studi eksporasi adalah bahwa penelitian ini jarang

memberikan jawaban yang memuaskan atas pertanyaan penelitian.

Penelitian eksploratif dapat mengisyaraktan jawaban tetapi tidak bisa

memberikan jawaban pasti karena kurangnya keterwakilan.

2. Penelitian Deskriptif

Penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan situasi atau kejadian

yang terjadi. Tujuan utama dari penelitian deskriptif adalah untuk

memberikan gambaran akurat dari sebuah data, menggambarkan

karakteristik karyawan seperti usia, jenis kelamin, masa kerja, dan

berbagai karakteristik lainnya yang ingin dipelajari. Dalam penelitian

pemasaran bisa dalam bentuk profil orang/konsumen yang

menggunakan produk tertentu, dan lain sebagainya.

3. Hipotesis Testing

Penelitian yang ditujukan untuk meenguji hipotesis tertentu untuk

27
menjelaskan hubungan (korelasi) antara dua atau lebih variabel atau

perbedaan (komparasi) beberapa kelompok sampel. Misalnya penelitian

yang ditujukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh promosi

terhadap tingkat penjualan sebuah produk, pengaruh besaran gaji

terhadap kepuasan kerja, dan lainnya.

3.2 Operasionalisasi Variabel

Menurut Wiwien dan Susatyo (2018:62) mendefinisikan bahwa

operasionalisasi variabel adalah proses merumuskan variabel-variabel berdasarkan

karakteristik-karakteristik variabel-variabel tersebut yang dapat diamati.

Operasionalisasi variabel adalah proses unik, dimana penelitilah yang menentukan

karakteristik-karakteristik yang dapat diamati tersebut

Sesuai dengan judul penelitian yang diajukan mengenai Pengaruh

Kompetensi dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan

Publik Di Kota Bandung,

28
Tabel 3.2.
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala
1. Pendidikan 1. Pendidikan formal
yang ditempuh

2. Pengetahuan 1. Pengetahuan akan


prinsip akuntansi dan
Kompetensi adalah suatu standar auditing
kemampuan yang dilandasi
oleh keterampilan dan
2. Pengetahuan akan
pengetahuan yang
didukung oleh sikap kerja prinsip akuntansi dan
serta perapannya dalam standar auditing
Kompetensi melaksanakan tugas dan Skala
(X1) pekerjaan di tempat kerja Likert
yang mengacu pada 3. Pengetahuan tentang
persyaratan kerja yang konsidi perusahaan
ditetapkan. klien

Sumber: Edi Sutrusno


(2010:203) 3. Pelatihan 1. Pelatihan mengenai
seluru bidang tugas
pemeriksaan

2. Pelatiian secara
internal

Akuntabilitas adalah salah 1. Motivasi 1. Motivasi atau


satu istilah dalam bahasa keinginan untuk
Inggris disebut menyelesaikan
accountability yang berarti Skala
pekerjaan dan
Akuntabilitas pertanggungjawaban atau
(X2) keadaan untuk bertanggung jawab Likert
dipertanggungjawabkan terhadap lingkungan
atau keadaan untuk diminta
dalam menyelesaikan
pertanggung jawaban.
pekerjaan.

29
Sumber: Adnan (2018:26) 2. Kemampuan 2. Kemampuan berfikir
Berpikir yang dimiliki dalam
menganalisis dan
menyelesaikan
pekerjaan

3. Keyakinan 3. Keyakinan hasil


pekerjaan akan
diperiksa atasan.

1. Tanggung 1. Melaporkan kesalahan


jawab Profesi yang didapat dari
klien

2. Kepentingan 2. Pemahaman terhadap


Publik sistem informasi klien
berupa pelayanan
kepada publik.

3. Integritas 3. Tanggung jawab dan


komitmen dalam
Kualitas audit merupakan menyelesaikan audit
probabilitas seorang auditor
dalam menemukan dan 4. Objektivitas 4. Prinsip auditing dan
melaporkan suatu akuntansi menjadi Skala
Kualitas Audit kekeliruan atau patokan dalam
(Y) penyelewengan yang terjadi melaksanakan Likert
dalam suaru system pekerjaan lapangan
akuntansi klien.
5. Kompetensi
Sumber: Matius (2016:169) dan kehati- Mempertahankan
hatian pengetahuan dan
professional keterampilan
professional yang
dimiliki serta tidak
percaya begitusaja pada
pernyataan dari klien

6. Kerahasiaan 5. Menghormati
kerahasiaan informasi
yang didapat dan
bersikap hati-hati
dalam pengambilan

30
keputusan.

7. Perilaku 6. Berperilaku yang


Profesional konsisten dan
menjauhi tindakan
yang dapat
mendiskreditkan
profesi

8. Standar Teknis 7. Kesesuaian denan


SPAP.

3.3 Sumber dan Cara Pengumpulan Data

Menurut Suharsimi Arikunto, (2010:172) yang dimaksud dengan sumber

data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Apabila

penelitian menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan data,

maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab

pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan

Apabila peneliti menggunakan teknik observasi, maka sumber datanya

bisa berupa benda, gerak atau proses sesuatu. Peneliti yang mengamati tumbunya

jagung, sumber datanya adala jagung, sedang objek penelitiannya adalah

pertumbuhan jagung. Apabila peneliti menggunakan dokumentasi, maka dokumen

atau catatanlah yang menjadi sumber data, sedang isi catatan subjek penelitian

atau variabel penelitian.

3.3.1 Sumber Data (data Primer dan Sekunder)

Suryani dan Hendryadi (2015:173) mengatakan bawa Data Primer adalah

data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti. Metode atau pendekatan

31
yang dapat dilakukan dalam proses pengumpulan data yang bersifat primer ini

dapat menggunakan angket/kuesioner, wawancara, pengamatan, tes, dokumentasi,

dan sebagainya. Instrumen pengumpulan data sendiri merupakan alat yang

digunakan untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen dapat

berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka/tertutup), pedoman wawancara,

camera photo, video camera, buku catatan, dan lain sebagainya.

Dan Data Sekunder adalah sumber data penelitian bidang ekonomi dan

keuangan, dapat diperoleh dari berbagai sumber, antara lain :

1. Badan pusat statistik

Badan pusat statistik (BPS) menerbitkan berbagai data ekonomi indonesia

mulai dari ekspor-impor, energi, harga produsen, kemiskinan,

kependudukan, nilai tukar petani, neraca arus dana, dan berbagai data

lainnya. Saat ini, data BPS merupakan data yang paling sering dijadikan

rujukan dalam penelitian bidang ekonomi.

2. Bank Indonesia

Selain BPS, Bank Indonesia juga menerbitkan laporan secara berkala

mengenai statistik ekonomi dan keuangan Indonesia (SEKI), statistik

ekonomi moneter Indonesia, Statistik ekonomi dan keuangan daerah,

statistik perbankan, statistik utang luar negeri Indonesia.

3. Bursa Eek Indonesia

Bursa efek indoneia (BEI) merupakan sumber data yang banyak digunakan

untuk penelitian. BEI menyediakan mengenai saham dan laporan

32
keaungan perusahaan yang terdaftar di BEI dapat diperoleh melalui

website: http://www.idx.co.id

4. Majalah dan Website lainnya

Selain dari Bursa Efek Indonesia , website-website yang aktif membahas

mengenai ekonomi, keuangan, dan perbankan.

Sedangkan menurut Iqbal Hasan (2004:19) Data Primer adalah data yang

diperoleh atau dikumpulkan langsung oleh orang yang melakukan penelitian atau

yang bersangkutan yang memerlukannya. Data primer ini disebut juga data asli

atau data baru. Dan Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan

oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data

ini biasanya diperoleh dari perpustakaan atau laporan-laporan penelelitian

terdahulu.

3.3.2 Cara Pengumpulan Data (Observasi, Wawancara, Kuesioner)

Menurut Sugiyono (2017:104-125) teknik mengumpulan data merupakan

langka yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitan

adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka

peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang

ditetapkan.

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai

sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan

pada setting alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan metode

eksperimen, dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, dijalan dan

33
lain-lain. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat

menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah

sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpulan data, dan

sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpulan data.

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural

setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data

lebih banyak pada observasi berperan serta (participant observation), wawancara

mendalam (in depth interview) dan dokumntasi

Macam – macam pengumpulan data :

1. Observasi

Nasution (1998) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu

pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta

mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu

dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat canggih, sehingga

benda-benda yang sangat kecil maupun sangat jauh dapat diobservasi dengan

jelas.

2. Wawancara/Interview

Esterberg (2002) medeinisakn interview sebagai berikut. “a meeting of two

persons to exchange inormation and idea through question and respons,

resulting in communication and joint8 construction o meaning abiut a

particular topic”. Wawancar adalah pertemuan dua orang yang bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan

34
makna dalam suatu topik tertentu.

3. Dokumen

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlaku. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian sejarah kehidupan,

ceritera, biografi, peraturan, kebijakan.

3.4 Teknik Penentuan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan metode angket atau kuisioner. Metode ini dilakukan melalui

penyebaran kuesioner yang telah disusun secara terstruktur, dimana sejumlah

pertanyaan tertulis disampaikan pada responden untuk ditanggapi sesuai dengan

kondisi yang dialami oleh responden yang bersangkutan dan disertai surat

permohonan kepada pimpinan kantor akuntan publik.

3.4.1 Populasi

Menurut Harbani (2012:99) populasi yaitu wilayah generalisasi yang terdiri

atas objek dan subjek yang mempunyai jumlah dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dianalisis dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda yang lain, populasi juga

bukan sekedar jumlah yang ada pada objek dan subjek, tetapi meliputi seluruh

karakeristik dan sifat yang dimiliki oleh subjek tersebut. Populasi sering juga

disebut “Universe”.

35
Menurut Sugiyono (2015:167) populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto, (2010:173) Populasi adalah

keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen

yang ada dalam wilaya penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian

populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut populasi atau studi sensus.

3.4.2 Sampel (Jika menggunakan)

Menurut Nanang Martono, (2010:66) Sampel merupakan bagian dari

populasi yang memiliki ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Atau,

sample dapat didevinisikan sebagai anggota populasi yang dipilih dengan

menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakilli populasi.

Sample dalam contoh penelitian tersebut, dapat diambil sebagian mahasiswa

unsoed dengan menggunakan tekni atau metode penentuan sampel tertentu.

Menurut Sugiyono (2015:168) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populas besar, dan peneliti tidak

mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya kareta

keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel

itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel

yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).

Sedangkan menurut Nawawi (1995:141) sampel adalah sebagai bagian dari

populasi yang menjadi sumber data yang sebenarnya dalam suatu penelitian.

36
Dengan kata lain sampel adalah sebagian dari populasi yang dapat mewakili

seluruh populasi.

Syarat-syarat pengambilan sampel

1. Sampel dapat memberikan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh

populasi. Daam artian bahwa sampel harus dapat menjelaskan atau mewakili

populasi.

2. Sampel dapat menentukan presisi dari hasil penelitian dengan menentukan

sifat baku dari hasil yang diperoleh.

3. Sampel tersebut dapat memberikan keterangan sebanyak-banyaknya dengan

waktu, biaya, dan tenaga yang paling minimal.

4. Sampel itu hendaknya edquate (cukup dan representatif). Dalam artian bahwa

sampel yang dipilih harus dapat mewakili populasi yang dipilih

3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas

Harbani (2012:174) menjelaskan bahwa pada dasarnya hasil penelitian

yang valid dan reliabel adalah penelitian yang menggunakan instrumen yang valid

reliabel. Hasil penelitian dapat diartikan valid jika terdapat kesesuaian antara data

yang diperoleh dengan data yang sesungguhnya terjadi di lapangan.

Validitas adalah menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu

mengukur apa yang ingin diukur. Jadi alat ukur yang valid adalat alat ukur yang

digunakan untuk mendapatkan data valid. Sedangkan yang dimaksud valid adalah

alat ukur atau instrumen yang digunakan untuk mengukur apa yang ingin diukur.

Oleh karena itu, peneliti dalam menggunakan kuewioner di dalam

pengumpulan data penelitian, maka kuesioner itu dipergunakan harus mengukur

37
apa yang ingin diukur. Setelah kuesioner tersebut tersusun dan teruji tingkat

validitasnya, dalam praktek belum tentu data yang terkumpulkan adalah data

valid.

Selain itu validitas data akan ditentukan oleh keadaan responden pada

waktu diwawancara. Bila waktu menjawab semua pertanyaan, responden harus

merasa bebas tanpa adanya gangguna, maka data yang diperoleh akan valid dan

reliabel. Akan tetapi bila responden merasa terganggu, maka ada kemungkinan dia

akan memberikan jawaban yang tidak benar

Sedangkan Reliabilitas adalah suatu istila yang dipergunakan untuk

menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila

pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Jadi Reliabilitas adala tingkat

keterandalan atau konsistensi suatu alat ukur menghasilkan yang sama bila

dilakukan secara berulang-ulang. Sedangkan yang dimaksud reliabel adalah

mempunyai hasil yang sama pada setiap pengukuran dilakukan.

3.6 Teknik Analisis Data (termasuk didalamnya uji hipotesis)

Menurut Suryani dan Hendryadi (2015:210) menentukan teknik analasis

merupakan sebuah proses yang teritergrasi dalam prosedur penelitian. Analisis

data dilakukan untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis yang sudah

diajukan. Hasil analisis data selanjutnya diinterpretasikan dan dibuatkan

kesimpilannya.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

analisis statistik menggunakan SPSS versi 22. Model analisis data yang digunakan

38
pada penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda yang bertujuan untuk

mengungkapkan pengaruh antara beberapa variabel independen (bebas) dengan

variable dependen (terikat).

3.6.1 Model Analisis Data

Persamaan regresi linear berganda adalah sebagai berikut.

Y = a + B1X1 + B2X2 + e

Keterangan:

Y : Kualitas Audit

X1 : Kompetensi

X2 : Akuntabilitas

a : Konstanta

B : Koefisien Regresi

e : Standar error

3.6.2 Statistik Deskriptif

Menurut Suryani dan Hendryadi (2015:210) statistik deskriptif meliputi

kegiatan mengumpulkan data, mengolah data, dan menyajikan data. Penyajian

bisa menggunakan tabel, diagram, ukuran, dan gambar. Statistik desktiptif

ditujunkkan dengan frekuensi, ukuran tedensi sentral (mean, median, modus) dan

disperse (kisaran, varian, standar deviasi).

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk mendeskripsikan

atau menggambarkan data yang telah dikumpulkan sebagaimana adanya tanpa

39
bermaksud untuk menarik kesimpulan yang berlaku secara generalisasi. Dalam

statistik deskriptif, hasil jawaban responden akan dideskripsikan menurut masing

masing variabel penelitian, tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan

yang lebih luas (Sugiyono, 2012:147).

3.6.3 Uji Kualitas Data

Dalam penelitian ini untuk mengukur variabel dengan menggunakan

instrumen dalam kuesioner maka maka data terlebih dahulu dianalisis dengan

menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Kualitas data yang dihasilkan dari

penggunaan instrument penelitian ini dapat dievaluasi melalui uji validitas dan

reliabilitas. Pengujian tersebut masing-masing untuk mengetahui konsistensi dan

akurasi data yang dikumpulkan dari penggunaan instrumen.

1. Uji Validitas

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan

data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan

untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2012:121). Pada

penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor

item masing-masing pertanyaan dengan total skor pertanyaan. Perhitungan

dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical Package for Sosial

Science). Pengujian validtas memiliki kriteria jika nilai sig. (2-tailed) pada

total skor konstruk < 0,05 atau jika nilai r hitung lebih besar dari r tabel (pada

taraf signifikansi 0,05), maka butir pernyataan atau indikator tersebut

dikatakan “valid”, dan sebaliknya.

40
2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah instrument yang

digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan

menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2012:121). Untuk menguji

reabilitas dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan teknik

Cronbach Alpha dengan bantuan software SPSS. Uji reabilitas dapat

dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir pertanyaan. Adapun

kriteria untuk menilai reliabilitas instrumen penelitian menurut Nunnally

(1997) dalam Ghozali (2009:42) ini adalah sebagai berikut: “Suatu

konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach

Alpha > 0,60.”

3.6.4 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dalam penelitian ini mencakup uji normalitas, uji

multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi

variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat) keduannya

memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Uji normalitas bertujuan

untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau

residual memiliki distribusi normal. Salah satu cara untuk melihat normalitas

residual adalah dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal

41
dari grafik. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal, maka regersi mengikuti asumsi normalitas, sedangkan jika

data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis

diagonal maka regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Salsabila,2011)

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dimaksudkan untuk mendeteksi gejala korelasi antara

variabel independen (bebas) yang satu dengan variabel independen yang lain.

Pada model regeresi yang baik seharusnya tidak terdapat korelasi antara

variabel independen. Uji Multikolinieritas dapat dilakukan dengan 2 cara

yaitu dengan melihat VIF (Variance Inflation Factors) dan nilai tolerance.

Jika VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,1 (Ghozali, 2013).

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,

maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.

Pengujian heteroskedasitas berupa grafik scatterplot antara nilai prediksi

variabel terikat dengan nilai residualnya dan dasar untuk menganalisanya

adalah sebagai berikut.

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit)

maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.

42
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik- titik menyebar di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

Model regresi yang baik adalah model yang menghindari atau tidak terjadi

Heteroskedastisitas (Ghozali, 2013).

3.6.5 Uji Hipotesis

Penelitian ini akan menguji pengaruh variabel independen yang terdiri dari

Independensi, due professional care dan akuntabilitas terhadap variabel dependen

yaitu kualitas audit.

1. Koefisien Determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

presentase variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi berada antara 0 dan1. Nilai R2 yang

mendekati 1 memberi arti bahwa variabel-variabel independen memberikan

seluruh informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen

(Ghozali, 2013).

2. Uji t bertujuan untuk menguji apakah variabel independen (Independensi, due

professional care dan akuntabilitas) secara parsial atau individual terhadap

variabel dependen (kualitas audit). Adapun langkah-langkah dalam

pengambilan keputusan untuk uji t adalah sebagai berikut:

Ho : B = 0, independensi, due professional care dan akuntabilitas tidak

berpengaruh secara parsial terhadap kualitas audit.

Ha : B + 0, independensi, due professional care dan akuntabilitas berpengaruh

secara parsial terhadap kualitas audit.

43
Untuk mencari t tabel dengan df = n-k-1, taraf nyata 5% dapat dilihat dengan

menggunakan table statistik. Nilai t tabel dapat dilihat dengan menggunakan

tabel t. Dasar pengambilan keputusan adalah:

1. Jika t hitung > t tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak

2. Jika t hitung < t tabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima.

Keputusan statistik hitung dan statistik tabel dapat juga dilakukan

berdasarkan probabilitas, dengan dasar pengambilan keputusan sebagai

berikut :

1. Jika probabilitas > tingkat signifikan, maka Ha diterima dan Ho ditolak.

2. Jika probabilitas < tingkat signifikan, maka Ha ditolak dan Ho diterima.

3. Uji F dilakukan untuk menguji adanya pengaruh variable independen

(Independensi, due professional care dan akuntabilitas) secara simultan atau

bersama-sama terhadap variabel dependen (kualitas audit). Adapun langkah-

langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji F adalah sebagai berikut.

Ho : B = 0, independensi, due professional care dan akuntabilitas tidak

berpengaruh secara simultan terhadap kualitas audit.

Ha : B + 0, independensi, due professional care dan akuntabilitas berpengaruh

secara simultan terhadap kualitas audit.

Pada tabel ANOVA didapat uji F yang menguji semua sub variabel bebas

yang akan mempengaruhi persamaan regresi. Dengan menggunakan derajat

keyakinan 95% atau taraf nyata 5%. Dasar pengambilan keputusan adalah

sebagai berikut.

1. Jika F hitung > F tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak.

44
2. Jika F hitung < F tabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima.

Keputusan statistik hitung dan statistik tabel dapat juga dilakukan

berdasarkan probabilitas, dengan dasar pengambilan keputusan sebagai

berikut.

1. Jika probabilitas > tingkat signifikan, maka Ha diterima dan Ho ditolak.

2. Jika probabilitas < tingkat signifikan, maka Ha ditolak dan Ho diterima

45
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Priansa, Donni J. 2017. Manajemen Kinerja Kepegawaian. Bandung : CV. PUSTAKA


SETIA

Sedarmayanti. 2017. Perencanaan & Pengembangan Sumber Daya Manusia.


Bandung : PT. Revika Aditama

Poniman dan hidayat. 2015. Manajemen HR STIFIn Terobosan untuk Mendokrak


Produktivitas. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Sudarmanto. 2014. Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM. Yogyakarta :


PUSTAKA PELAJAR

Joyosumarto, Subarjo. 2018. B.A.N.K.I.R Kepemimpinan Lembaga Perbankan Abad


ke-21. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo

Baralemba, Adnan M. 2018. Indahnya Ber-Aneka (Bahan Bacaan untuk Penunjang


Penguatan Pendidikan Karakter). Yogyakarta : CV. Budi Utama

Rudito, Bambang. 2016. Aparatur Sipil Negara Penduduk Reormasi Birokrasi. Jakarta
: PT. Kharisma Putri Utama

Nugraha, Hermien. 2017. Mahasiswa Pelopor Gerakab Antikorupsi. Yogyakarta : CV.


Budi Utama

Tasmara, Toto. 2006. Spiritual Centered Leadership (Kepemimpinan Berbasis


Spriritual). Jakarta : Gema Insani

Tandiontong, Matius. 2016. Kualitas Audit dan Pengukuran. Bandung : Alfabet, cv


Junaidi dan Nurdiono. 2016. Kualitas Audit Perspektif Opini Going Concern.
Yogyakarta : CV. Andi Offset

Yadiati dan Mubarok. 2017. Kualitas Pelaporan Keuangan Kajian Teoretis dan
Empiris. Jakarta : Kencana

Gondodiyoyo, Sanyoto. 2007. Audit Sistem Informasi. Jakarta : Penerbit Mitra Wacana
Media

Ardianingsih, Arum. 2018. Audit Laporan Keuangan. Jakarta :PT. Bumi Aksara

Suryani dan Hendryadi. 2015. Metode Riset Kuantitatif Teori dan Aplikasi pada
penelitian Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam. Jakarta : Prenadamedia
Group

46
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kualitatif untuk penelitiann yang bersifat;
eksploratif, enterpretif, interaktif dan konstuktif. Bandung : Alfabeta, cv

Hasan, Iqbal. 2004. Analisis data penelitian dengan Statistika. Jakarta : PT. Bumi
Aksara

Pasolong, Harbani. 2012. Metode penelitian Administrasi Publik. Bandung : Alfabeta


Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
Kombinasi dan R&D. Bandung : 2017

Sugiyono. 2015. Metode penelitian tindakan komprehensif. Bandung : Alfabeta

Sumber Jurnal:

Saputra D.A, Tugiman H, Nurbaiti A, “ Pengaruh Independensi Auditor Dan


Kompetensi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Study Empiris Pada Kantor
Akuntan Publik di Bandung )” ISSN : 2355-9357 Vol.4, No.1 April 2017

Dahlia L, Ellyn, Octaviany, “Pengaruh Kompetensi, Independensi, Dan Profesional


Auditor Terhadap Kualitas Audit” E-ISSN 2502-4159

Piorina N.P, Sari F, Ramantha W, “Pengaruh Sikap Skeptisme, Pengalaman Audit,


Kompetensi, Dan Independensi Auditor Pada Kualitas Audit” ISSN: 2302-8556 E-
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 11.2 (2015): 470-482

Jasman, Amir A.M, Iqbal M, “Pengaruh Kompetensi, Independensi Dan Etika Terhadap
Kinerja Aparat Pengawas Intern Pemerintah (Apip) Inspektorat Daerah Kabupaten
Parigi Moutong” ISSN: 2302-2019 Volume 4 Nomor 4, April 2016

Ningsih P.R.C, Yaniartha D, “Pengaruh Kompetensi, Independensi, Dan Time Budget


Pressure Terhadap Kualitas Audit” ISSN: 2302-8556 E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana 4.1 (2013): 92- 109

Saripudin, Herawaty N, Rahayu, “Pengaruh Indepensi, Pengalaman, Due Professional


Care dan Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit (Survei terhadap Auditor KAP di
Jambi dan Palembang” ISSN: 2303-1552 Vol 1, No 1, Thn 2012

Vidyantari P.K, Saputra I.D.G.D, “Pengaruh Due Profesional Care, Akuntabilitas, dan
Kecerdasan Emosional pada Kualitas Audit dengan Reward sebagai Pemoderasi”
ISSN : 2302-8556 Vol. 22, No. 3 Thn 2018

Ariviana B, Haryanto, “Pengaruh Akuntabilitas, Pengetahuan, Pengalaman, Dan


Independensi Terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor (Studi Empiris Pada Kap Di
Kota Semarang Dan Surakarta)” ISSN: 2337-3806 Volume 3, Nomor 2, Tahun
2014

Nimala R.P.A, Cahyonowati N, “Pengaruh Indepensi, Pengalaman Kerja, Due


Profesional Care, Akuntabilitas, Kompleksitas Audit, dan Time Budget Pressure
terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Auditor KAP di Jawa Tengah dan

47
DIY)” ISSN : 2337-3806 Vol 2, No 3 Thn 2013

Wiratama W.F, Budiartha K,” Pengaruh Indepensi, Pengalaman Kerja, Due Profesional
Care dan Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit” ISSN : 2302-8578 Vol.10, No, 1
Thn 2015

Lain-lain :

Mustaslimah. 2018; 29 Agustus. Auditor Internal Perlu Tingkatkan Kompetensi.


Republika.co.id (Online)

Wahyu Budi Santoso. 2011; 26 Desember. Kompetensi Auditor Forensik BPK di


Pertanyakan. News.okezone.co/sindonews.com (online)

Sugiyarto. 2015; 8 April. Penyidik KPK Punya Kompetensi Auditor Keuangan..


Id.beritasatu.com/investory Daily (Online)

Dr. Agus Nurhadi, DEA. 2014;10 September. Peningkatan Kompetensi Auditor Internal

48

Anda mungkin juga menyukai