Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN KEGIATAN

PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK


Upaya Peningkatan Kesehatan dan Pengetahuan mengenai Tumbuh
Kembang Anak : Program Pembentukan Kelas Ibu Balita
di Dukuh Wates Timur, Desa Bade, Kecamatan Klego, Boyolali

Disusun oleh :
dr. Berlian Permata Sakti

Pendamping :
dr. Sri Kayati
NIP. 19710820 200604 2 020

PUSKESMAS KLEGO I
KABUPATEN BOYOLALI, JAWA TENGAH
PROGRAM DOKTER INTERNSHIP
2018-2019
HALAMAN PENGESAHAN

Telah disahkan laporan kegiatan


Judul : Laporan Kegiatan Program Kesehatan Ibu Dan Anak - Upaya
Peningkatan Kesehatan dan Pengetahuan mengenai Tumbuh
Kembang Anak - Pembentukan Kelas Ibu Balita di Dukuh
Wates Timur, Desa Bade, Kecamatan Klego, Boyolali
Penulis : dr. Berlian Permata Sakti
Pembimbing : dr. Sri Kayati

Boyolali, Januari 2019


Pendamping, Penyusun,

dr. Sri Kayati dr. Berlian Permata Sakti


NIP. 197108202006042020
PROGRAM USAHA KESEHATAN MASYARAKAT
KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA)
Dengan Masalah:
Upaya Peningkatan Kesehatan dan Pengetahuan mengenai Tumbuh
Kembang Anak : Program Pembentukan Kelas Ibu Balita
di Dukuh Wates Timur, Desa Bade, Kecamatan Klego, Boyolali

A. Latar Belakang
Masa anak anak merupakan fase awal kehidupan, sangat bergantung
dengan bantuan orang lain, dipenuhi rasa ingin tahu, aktif serta penuh
harapan. Perlakuan khusus dibutuhkan sesuai masa tumbuh kembangnya.
Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah yang utama dalam
bidang kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Derajat kesehatan
anak mencerminkan derajat kesehatan bangsa, sebab anak sebagai generasi
penerus memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan dalam meneruskan
pembangunan bangsa.
Lima tahun pertama kehidupan adalah saat perkembangan otak yang
paling baik dan sangat sensitif terhadap stimulasi, hal ini menunjukkan
apabila pada usia lima tahun awal kehidupan ini manusia dapat
mengoptimalkan perkembangan otak dengan baik maka akan mempengaruhi
kehidupannya seutuhnya. Sebaliknya apabila lima tahun awal kehidupan ini
tidak dioptimalkan atau terjadi gangguan maka kehidupannya selanjutnya
juga akan terkena imbasnya.
Deteksi tumbuh kembang anak yang dilakukan di Jakarta dalam rangka
peringatan Hari Anak Nasional Juli 2010 pada 400 anak usia 0-6 tahun,
ditemukan 50 (12,5%) anak dengan kelainan tumbuh kembang. Kelainan
tumbuh kembang yang paling banyak ditemui adalah Delayed Development
sebanyak 22 anak, Global Delayed Development sebanyak 4 anak, gizi
kurang sebanyak 10 anak, mikrochepali sebanyak 7 anak dan anak yang tidak
mengalami kenaikan berat badan dalam beberapa bulan terakhir sebanyak 7
anak. (Lestari, 2011)
Gangguan perkembangan pada anak di bawah usia lima tahun atau
balita adalah salah satu hal yang menjadi sorotan dunia, terbukti dengan poin
ketiga dari SDGs yaitu ensure healty lives and promote well-being for all at
all ages. Walaupun sudah menjadi salah satu perhatian dunia, namun hal ini
masih menjadi salah satu masalah di dunia yang belum terselesaikan. Pada
tahun 2016 masih terdapat 52,9 juta anak balita dengan gangguan
perkembangan. Gangguan penglihatan adalah yang terbanyak, disusul
gangguan pendengaran, gangguan kecerdasan, dan autisme. Gangguan
perkembangan meningkat tajam di Afrika bagian sahara (71,3 %) dan di
Afrika bagian utara serta Timur Tengah (7,6 %), Asia Selatan memiliki angka
prevalensi terbesar gangguan perkembangan balita sedangkan Amerika
bagian utara terendah. Angka prevalensi sebesar 52,9 juta tersebut tidak
terpaut jauh oleh angka prevalensi gangguan perkembangan pada tahun 1990
yaitu 53 juta anak balita, hal ini menunjukkan perhatian dunia terhadap
masalah ini masih belum cukup. (Global Research on Developmental
Disabillities Collaborators, 2018)
Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK). SDIDTK
adalah salah satu program Departemen Kesehatan yang telah dikembangkan
sejak tahun 1988 dalam upaya mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Hal
ini merupakan salah satu hak dasar anak sesuai dengan Undang-undang
Nomor 23 tahun 2003 tentang Perlindungan Anak dan Konvensi Hak-hak
anak tahun 1989/1990. SDIDTK dapat diselenggarakan di fasilitas pelayanan
kesehatan dasar atau fasilitas lainnya seperti posyandu, Bina Keluarga Balita,
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) jalur formal dan non formal. (Depkes,
2010)
Indonesia sebagai salah satu pelaksana SDGs tentunya mempunyai
program tersendiri untuk mengatasi gangguan perkembangan anak balita,
dengan berdasarkan SK No. 284/MenKes/SK/III/2004 tentang Buku
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), sejalan dengan upaya strategis desentralisasi
dengan cara meningkatkan kemandirian keluarga dan masyarakat dalam
memelihara dan merawat kesehatan ibu dan anak melalui penggunaan buku
KIA, maka tahun 2006-2009 dikembangkan model peningkatan penggunaan
buku KIA oleh masyarakat melalui Kelas Ibu Balita.
Kelas Ibu balita adalah kelas dimana para ibu yang mempunyai anak
usia 0 sampai 5 tahun secara bersama sama berdiskusi, tukar pendapat, tukar
pengalaman akan pemenuhan pelayananan kesehatan, gizi dan stimulasi
pertumbuhan dan perkembangan dibimbing oleh fasilitator. Dengan adanya
program kelas ibu balita tersebut diharapkan ibu menjadi lebih peka terhadap
pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga angka gangguan
perkembangan anak dapat menurun, khususnya di Indonesia.

B. Tujuan Kelas Ibu Balita


1. Tujuan umum :
Meningkatkan pengetahuan, sikap, pola perilaku peran orang tua dalam
ikut serta dalam mewujudkan tumbuh kembang balita yang optimal
2. Tujuan khusus :
a. Meningkatkan kesadaran orang tua pentingnya tumbuh kembang
balita dalam fase “golden period”
b. Meningkatkan pengetahuan ibu akan pentingnya pemberian asi
ekslusif
c. Meningkatkan keterampilan ibu dalam pemberian gizi seimbang
pada balita
d. Meningkatkan kemampuan ibu dalam memantau pertumbuhan balita
e. Meningkatkan kemampuan ibu dalam memberikan stimulasi
perkembangan balita sesuai usia
f. Meningkatkan pengetahuan dan kewaspadaan ibu terhadap
kesehatan serta kegawatan balita
g. Meningkatkan pengetahuan ibu tentang berbagai macam penyakit,
dalam pencegahan dan perawatan balita
C. Manfaat Kelas Ibu Balita
1. Bagi ibu balita dan keluarganya, kelas ibu balita merupakan sarana untuk
mendapatkan teman, bertanya, dan memperoleh informasi penting yang
harus dipraktekkan.
2. Bagi petugas kesehatan, penyelenggaraan kelas ibu balita merupakan
media untuk lebih mengetahui tentang kesehatan ibu balita, anak dan
keluarganya serta dapat menjalin hubungan yang lebih erat dengan ibu
balita serta keluarganya dan masyarakat.

D. Tinjauan Pustaka
1. Tumbuh kembang
a. Pengertian Tumbuh Kembang
1) Pertumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua kata yang
berbeda, namun tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Pertumbuhan (growth) merupakan peningkatan jumlah dan
ukuran .
2) Perkembangan
Perkembangan (development) merupakan perubahan dan
perluasan secara bertahap.
b. Tumbuh kembang bayi dan balita
Pertumbuhan memiliki arti bertambahnya jumlah dan ukuran sel
alat tubuh sehingga tubuh bertambah besar. Misalnya, bayi saat lahir
beratnya 3,5 kg, kemudian pada usia 1 tahun menjadi 11 kg atau
rambut bayi bertambah panjang dan lebat. Sedangkan yang dimaksud
dengan istilah perkembangan ialah bertambah matangnya fungsi alat
tubuh, termsuk fungsi intelektual, emosi dan kepribadian. Sebagai
contoh usus bayi yang baru lahir belum matang fungsinya, enzim
pencernaannya belum cukup sehingga belum dapat mencerna
makanan padat. Seiring bertambahnya usia, ukuran usus akan
bertambah besar dan enzim pencernaannya makin matang sehingga
dapat mencerna makanan setengh padat atau makanan padat. Hal ini
pulalah yang menyebabkan jenis makanan yang dapat diberikan
kepada bayi berubah secara bertahap sesuai dengan bertambahnya
usia. Bayi dan anak kecil juga belum mempunyai rasa malu karena
aspek psikososialnya belum berkembang, namun rasa malu dan
pengertian mengenai tata krama akan berangsur berkembang sejalan
dengan bertambahnya usia dan pengalaman dalam berhubungan
dengan orang – orang dalam lingkungannya.
c. Faktor – faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang pada bayi dan
balita
1) Faktor genetik
Faktor bawaan tidak dapat diubah tetapi dapat diupayakan dengan
penyediaan lingkungan yang baik.
2) Faktor lingkungan
Faktor yang bersal dari luar dirinya seperti, orangtua. Faktor
lingkungan mencakup aspek kebutuhan fisik, aspek asih (kasih
sayang) dan aspek asuh (pendidikan dan pergaulan)
3) Faktor gizi
Pertumbuhan memerlukan makanan bergizi dalam jumlah yang
seimbang antara kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral, dan air.
d. Perubahan pada bayi dan balita :
1) Tinggi tubuh
Pertumbuhan tinggi tubuh anak satu dengan lainnya berbeda.
Misalnya, bayi baru lahir berukuran 43 sampai 52 cm, dalam 2
tahun pertumbuhan tinggi badannya sangat cepat.
2) Berat tubuh
Berat badan bayi lahir sekitar 3 sampai 4 kg. pada usia 4 bulan,
berat badan anak 2 kali dari berat lahirnya dan pada umur 1 tahun
beratnya 3 kali berat lahir, pada usia 3 tahun beratnya bertambah
dengan cepat dan pada usia 5 tahun beratnya bisa mencapai 5 kali
dari berat lahirnya.
e. Ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan
Tumbuh kembang anak yang sudah dimulai sejak konsepsi
sampai dewasa itu mempunyai ciri-ciri tersendiri,yaitu :
1) Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi
sampaimaturitas/dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan
dan lingkungan.
2) Terdapat masa percepatan dan masa perlambatan, serta laju
tumbuh kembang yang berlainan organ-organ.
3) Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak,tetapi
kecepatannya berbedaantara anak satu dengan lainnya.
4) Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi sistem susunan
saraf.
5) Aktifitas seluruh tubuh diganti respon individu yang khas.
6) Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal.
7) Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan
menghilang sebelum gerakan volunter tercapai. Yang perlu di
ingat mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak adalah
setiap anak adalah individu yang unik, karean adanya faktor
bawaan dan lingkungan yang berbeda, maka pertumbuhan dan
pemcapaiannya kemampuan dalam nerkembangnya juga berbeda.
Tetapi akan tetap menuruti patokan umum.
f. Jenis – jenis stimulasi yang dibutuhkan oleh anak
1) Stimulasi aspek fisik
Rangsangan untuk fisik bayi dan balita amat diperlukan, karena
pada usia mereka perkembangan syaraf-syaraf motorik sangat
pesat. Melakukan gerakan-gerakan sederhana seperti berlari,
berjalan, menari akan sangat membantu perkembangan mereka.
2) Stimulasi aspek emosi
Kenalkan mereka dengan bentuk emosi dasar, bahagia dan sedih.
Dengan menghiburnya pada saat menangis karena mainannya
rusak akan membantu. Ajari pula mereka untuk berbagi dengan
teman sebayanya, misalnya dengan bernagi mainan, sehingga
dapat menimbulkan kepekaan untuk bertoleransi dan berperilaku
menyenangkan.
3) Stimulasi aspek spiritual
Ajarilah anak untuk berdoa dengan menggunakan kata-kata yang
sederhana, mengucapkan terimakasih kepada tuhan atas makanan,
hari yang indah, dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan
hari itu. Akan membuat anak semakin peka. Ajak juga mereka ke
tempat ibadah, dan membacakan dongeng dan kisah-kisah para
nabi juga akan membantu meningkatkan moral.
4) Stimulasi aspek intelektual
Rangsangan intelektual dapat dilakukan dengan sering
memberikan buku bacaan, mengajak anak melakukan permainan,
dan rekreasi bersama, dan juga dengan rajin menjawab
keingintahuan anak. Jadi sebagai orangtua juga harus rajin belajar
agar sanggup memenuhi dan menjawab keingintahuan anak
dengan baik dan benar.
5) Stimulasi aspek social
Anak pun harus diajari untuk peka terhadap lingkungan
sekitarnya. Membantu menjaga adik, membantu orangtua yang
sedang sibuk, akan merangsang kepekaan alaminya. Agar
stimulasi ini dapat menunjukkan hasil yang baik, kita tidak boleh
melupakan istirahat yang cukup dan asupan nutrisinya. Gizi yang
baik amat sangat dibutuhkan oleh anak, karena mereka sedang
berada dalam masa pertumbuhan. Jadi asupan nutrisi tentunya
amat dibutuhkan untuk perkembangan fisik, daya tahan tubuh,
pencernaan, dan juga tentunya untuk perkembangan otak mereka.
g. Gangguan tumbuh kembang anak
Tujuh gangguan tumbuh kembang anak yang perlu diketahui :
1) Gangguan bicara dan bahasa,
2) Cerebral palsy, merupkan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh
yang tidak progresif, yang disebabkan oleh kerusakan pada sel – sel
motorik pada susunan saraf pusat yang sedang tumbuh.
3) Sindrom down, individu yang dapat dikenal dari fenotipnya dan
mempunyai kecerdasan yang terbatas,
4) Parawakan pendek, penyebabnya dapat dikarenkan variasi normal,
ganggua gizi, kelainan kromosom, penyakit sistemik, atau karena
kelainan endokrin.
5) Gangguan social, marupakan gangguan perkembangan pada anak
yang gejalanya muncul sebelum anak berumur 3 tahun
6) Retardasi mental, merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh
intelegensia yang rendah ( IQ < 70 ) yang masyarakat atas
kemampuan yang dianggap normal.
7) Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas ( GPPH ),
merupakan gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk
pemusatan perhatian yang seringkali disertai hiperaktivitas.

2. Kelas Ibu Balita


a. Pengertian kelas ibu balita
Kelas ibu balita adalah kelas dimana para ibu yang mempunyai
anak berusia antara 0-5 tahun secara bersama-sama berdiskusi, tukar
pendapat, tukar pengalaman akan pemenuhan pelayanan kesehatan, gizi
dan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan dibimbing oleh
fasilitator, dalam hal ini digunakan uku KIA. Kelas ibu balita
diselenggarakan secara partisipatif, artinya para ibu tidak diposisikan
hanya menerima informasi karena pasif cenderung tidak efektif dalam
perubahan perilaku. Oleh sebab itu kelas ibu balita dirancang dengan
metode belajar partisipatoris dimana para ibu tidak dipandang sebagai
murid, melainkan sebagai warga belajar. Dalam prakteknya para ibu
didorong untuk belajar dari pengalaman sesame,sementara fasilitator
berperan sebagai pengarah kepada pengetahuan yang benar. Fasilitator
bukanlah guru atau dosen yang mengajari, namun dalam lingkup teratas
ia dapat menjadi sumber belajar.
b. Materi kelas ibu balita
Materi yang diberikan dalam kelas ibu balita terbagi menjadi 3
modul, yaitu
1) Modul A ( usia 0-12 bulan)
a) ASI
b) IMUNISASI
c) Makanan Pendamping ASI
d) Tumbuh kembang Bayi
e) Penyakit terbanyak pada bayi (diare, ISPA)
2) Modul B ( Usia 1-2 tahun )
a) Merawat gigi anak
b) Makanan pendamping ASI
c) Tumbuh kembang anak
d) Penyakit pada anak ( cacingan, gizi buruk )
e) Permainan anak
3) Modul C (Usia 2-5 tahun)
a) Tumbuh Kembang anak
b) Pencegahan kecelakaan
c) Gizi Seimbang
d) Penyakit terbanyak pada anak ( TBC,DBD)
e) Obat Pertolongan Pertama
f) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
c. Persiapan kegiatan kelas ibu balita
Kelas Ibu Balita dirancang untuk dilaksanakan di seluruh wilayah
Provinsi. Mengingat luasnya wilayah cakupan, kegiatan ini perlu
dipersiapkan sedemikian rupa sebelum dilaksanakan di seluruh daerah.
Langkah penting pertama adalah menginformasikan tentang organisasi
pelaksana yang menyangkut posisi penanggung jawab, keterlibatan
aparat pemerintah tingkat provinsi/kabupaten/kota serta lintas program,
lintas sektor dan masyarakat, sebagai berikut:
1) Kelas Ibu Balita bukanlah program baru, tetapi merupakan kegiatan
lanjutan untuk membahas Buku KIA pada ibu Balita. Kegiatan
Kelas Ibu Balita terintegrasi dengan kegiatan lainnya yang ada di
lapangan seperti PAUD, BKB, Posyandu dll.
2) Tim provinsi/kabupaten/kota secara bersama-sama bertugas
memproduksi rancangan program, melaksanakan supervisi,
monitoringevaluasi dan merencanakan pengembangan.
3) Keterlibatan lintas program, lintas sektor dan masyarakat lokal
terlihat dari adanya sinergi dengan program-program yang telah
ada. Kelas Ibu Balita dilaksanakan sejalan dengan kegiatan
Posyandu, Puskesmas, PAUD dengan melibatkan pemerintah
desa/kelurahan dan kecamatan. Dengan demikian Kelas Ibu Balita
diposisikan sebagai kegiatan bersama untuk kepentingan bersama.
Kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam Persiapan Kegiatan
adalah:
a) Pertemuan Persiapan
Pertemuan ini bertujuan untuk mensosialisasikan serta
menyamakan persepsi diantara para stakeholders (aparatur
Dinas, Puskesmas, Posyandu, dan tokoh masyarakat) tentang
Kelas Ibu Balita, diakhiri dengan membuat kesepakatan-
kesepakatan, antara lain tentang kriteria sasaran/peserta,
fasilitator/narasumber dan sebagainya. Hasil dari pertemuan ini
adalah kebijakan yang diberlakukan ditingkat provinsi.
b) Peserta
Peserta Kelas Ibu Balita adalah kelompok belajar ibu-ibu yang
mempunyai anak usia antara 0 – 5 tahun dengan
pengelompokan 0-1 tahun, 1-2 tahun, 2-5 tahun. Peserta
kelompok belajar terbatas, paling banyak 15 orang. Proses
belajar dibantu oleh seorang fasilitator yang memahami
bagaimana teknis pelaksanaan Kelas Ibu Balita.
c) Fasilitator dan narasumber
Fasilitator Kelas Ibu Balita adalah bidan/perawat/tenaga
kesehatan lainnya yang telah mendapat pelatihan fasilitator
Kelas Ibu Balita atau melalui on the job training. Dalam
pelaksanaan Kelas Ibu Balita fasilitator bisa minta bantuan
narasumber untuk menyampaikan materi bidang tertentu.
Narasumber adalah tenaga kesehatan yang mempunyai
keahlian bidang tertentu, misalnya dibidang gizi, gigi, PAUD
(Pendidikan Anak Usia Dini), penyakit menular, dsb.
d. Pengkajian Kebutuhan/Data Dasar
Sebaiknya sebelum kelompok Kelas Ibu Balita dimulai terlebih
dahulu dilaksanakan musyawarah masyarakat untuk mengetahui
masalah kesehatan Balita dan materi prioritas yang akan dibahas dalam
pertemuan kelas Ibu Balita, kewenangan ini diberikan kepada fasilitator
dengan catatan materi tersebut merupakan bagian dari Buku KIA.
Tujuannya untuk memetakan kebutuhan-kebutuhan warga belajar serta
berbagai kebutuhan penyelenggaraan kelas. Kebutuhan warga belajar
diasumsikan tidak sama antara satu daerah dengan daerah lain, sehingga
pengenalan dan pembuatan peta/data dasar kebutuhan merupakan
kegiatan persiapan yang sangat penting untuk menetapkan materi,
supervisi, monitoring dan evaluasi. Pemetaan dilaksanakan secara
bertingkat, dimulai dari Posyandu (nagari/kelurahan/jorong), diteruskan
ke Polindes dan Puskesmas (kecamatan), Dinas Kesehatan
(kota/kabupaten), sampai ke tingkat Dinas Kesehatan Provinsi.
e. Merancang Penyelenggaraan
Tujuannya untuk menetapkan kebijakan teknis, misalnya tentang
waktu dan lokasi penyelenggaraan, kriteria dan proses perekrutan
fasilitator, pelatihan bagi pelatih (training of trainer/TOT) dan
fasilitator, pelibatan tokoh-tokoh masyarakat, pembagian kerja diantara
berbagai instansi, sumber dana dan sebagainya.
f. Pelatihan bagi pelatih
Pelatihan bagi pelatih (TOT) dirancang untuk menghasilkan
personel yang mempunyai kemampuan mentransfer kemampuan dan
keterampilan menyelenggarakan Kelas Ibu Balita ke fasilitator
fasilitator di tingkat Posyandu. Pelatihan dilakukan berjenjang mulai
dari tingkat provinsi sampai ke tingkat kabupaten.
g. Pelatihan bagi fasilitator
Pelatihan bagi fasilitator dimaksudkan untuk menghasilkan
fasilitatorfasilitator Kelas Ibu Balita di tingkat Puskesmas atau
Polindes.
h. Pendekatan kepada tokoh agama dan tokoh masyarakat.
Agar Kelas Ibu Balita dapat dipahami seluruh komponen
masyarakat perlu dilakukan pendekatan kepada tokoh agama dan tokoh
masyarakat. Tokoh-tokoh tersebut diharapkan dapat memahami
pentingnya Kelas Ibu Balita dan memotivasi ibu bayi untuk mengikuti
secara seksama. Kegiatan pendekatan dilakukan oleh penanggungjawab
teknis di lapangan. Materi yang perlu disampaikan kepada para tokoh
tersebut adalah:
1) Pengertian Kelas Ibu Balita
2) Tujuan pelaksanaan Kelas Ibu Balita
3) Manfaat Kelas Ibu Balita
4) Peran tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam mendukung
Kelas Ibu Balita.
Tokoh masyarakat diharapkan tidak hanya memotivasi para ibu
mengikuti Kelas Ibu Balita, tapi juga memberikan dukungan fasilitas.
Diantaranya fasilitas ruang belajar yang tetap dan memadai.
3. Pelaksanaan Kelas Ibu Balita
a. Persiapan
Pelaksanaan Kelas Ibu Balita adalah kegiatan yang harus
dipersiapkan sebaik mungkin. Persiapan ini dilaksanakan dalam ruang
lingkup yang lebih kecil (kecamatan/desa/kelurahan) dengan melibatkan
sejumlah unsur lokal seperti Poskesdes/Polindes/Puskesmas, bidan, kader
Posyandu, dan tokoh masyarakat, PKK, Guru TK. Poin paling penting dari
pertemuan awal adalah mendapatkan dukungan penuh dari segenap pihak,
terutama sekali camat, kepala desa dan lurah berupa tenaga, fasilitas
maupun finansial. Persiapan pelaksanaan Kelas Ibu Balita meliputi:
1) Identifikasi sasaran
Penyelenggara Kelas Ibu Balita perlu mempunyai data sasaran
jumlah ibu yang mempunyai balita antara 0 sampai 5 tahun dan
kemudian mengelompokannya jadi kelompok usia 0-1 tahun, 1-2
tahun, dan 2-5 tahun. Data dapat diperoleh dari Sistem informasi
Posyandu, Puskesmas atau dikumpulkan atas kerjasama dengan
Dasawisma.
2) Mempersiapkan tempat dan sarana belajar
Tempat kegiatan adalah tempat yang disediakan oleh pemerintahan
setempat (camat/desa/lurah). Tempat belajar sebaiknya tidak terlalu
jauh dari rumah warga belajar. Sarana belajar mencakup kursi, tikar,
karpet, alat peraga dan alat-alat praktek/demo. Jika peralatan
membutuhkan listrik perlu diperhatikan apakah tempat belajar
mempunyai aliran listrik. Oleh karena ibu-ibu membutuhkan
konsentrasi untuk mengikuti setiap materi, gangguan yang
ditimbulkan bayi perlu diatasi dengan menyediakan ruangan untuk
bayi bermain. Sebaiknya ibu-ibu peserta dianjurkan datang dengan
suami atau kerabat yang dapat mengasuh bayi/anak saat ibu mengikuti
kelas. Di ruang bermain bayi perlu disediakan mainan sesuai usia.
Hindarkan penggunaan mainan yang menimbulkan bunyi supaya tidak
mengganggu kegiatan Kelas Ibu Balita.
3) Mempersiapkan materi
Persiapan materi mencakup pembuatan jadwal belajar yang terdiri
dari jam, topik/materi, nama fasilitator dan daftar alat bantu (flip
chart/lembar balik, kertas plano, spidol, kartu metaplan, dsb.) untuk
setiap materi.
4) Mengundang ibu yang mempunyai anak berusia antara 0 – 5 tahun
Undangan disampaikan secara lisan maupun tertulis. Pastikan
apakah undangan sudah sampai kepada sasaran.
5) Mempersiapkan tim fasilitator dan narasumber
Menyusun pembagian kerja diantara fasilitator dan narasumber.
Pembagian ini akan terlihat dalam jadwal belajar.
6) Menyusun rencana anggaran
Anggaran perlu ditata dengan baik, termasuk rancangan
pelaporannya. Perlu juga dipastikan apakah ada bantuan keuangan
dari pihak ketiga.
b. Penyelenggaraan Kelas Ibu Balita
1) Pertemuan Persiapan
Sebelum Kelas Ibu Balita dilaksanakan para penyelenggara perlu
melakukan pertemuan untuk membicarakan berbagai hal yang berkaitan
dengan teknis pengelolaan kelas. Misalnya, siapa yang akan bertugas
sebagai fasilitator, fasilitator pembantu, perekam proses (pencatat proses
pelaksanaan kelas), pengasuh anak sementara ibu-ibu mengikuti kelas, dan
sebagainya.
2) Pelaksanaan Kelas Ibu-balita
a. Membuat kesan yang menyenangkan
Fasilitator dituntut untuk mampu membuat suasana kelas
menyenangkan bagi seluruh warga belajar. Untuk itu diperlukan
sikap ramah, tabah, dan kemampuan membuat permainan-
permainan yang memecah kebekuan (ice breaking) dan
mengasyikan.
b. Memilih topik berdasarkan kebutuhan
Topik-topik yang dibahas dalam setiap pertemuan
disesuaikan dengan kebutuhan warga belajar. Oleh sebab itu
fasilitator perlu mengidentifikasi, baik melalui data maupun diskusi
dengan warga belajar, materi apa yang dianggap tepat.
c. Menerapkan metode yang sudah ditentukan
Metode yang ditentukan adalah metode belajar orang
dewasa (andragogy) yang menekankan pada partisipasi warga
belajar dan penggunaan pengalaman sebagai sumber belajar.
Ceramah dibolehkan dalam batas waktu tertentu (tidak lebih 25%
dari total waktu). Untuk sesi yang memerlukan praktek, fasilitator
menyiapkan materi-materi kebutuhan praktek seperti alat-alat
praktek memasak makanan, memberikan pertolongan pertama, dan
sebagainya. Fasilitator harus memahami sebaik mungkin prosedur,
metode dan teknik memfasilitasi orang-orang dewasa dalam
belajar.
d. Disiplin waktu
Waktu penyelenggaraan Kelas Ibu Balita harus diatur
sedemikian rupa dan ditepati. Dari uji coba di lapangan waktu yang
ideal untuk setiap sesi adalah antara 45 sampai 60 menit. Ibu-ibu
kehilangan konsentrasi apabila satu sesi menghabiskan waktu lebih
dari satu jam. Jika sesi memakan waktu panjang fasilitator
diharapkan dapat membuat modifikasi sesuai dengan ketersediaan
waktu warga belajar.

D.1. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan

No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan


1 Persiapan kegiatan Pertemuan persiapan
Pengakajian kebutuhan/ data dasar
Merancang penyelenggaraan
Pertemuan fasilitator dengan
pelatih (para kader)
2 Pelaksanaan kelas ibu balita Persiapan
Penyelenggaraan kelas ibu balita
3 Monitoring dan evaluasi Evaluasi kegiatan
Pencatatan / pelaporan

D.2. Cara Melaksanakan Kegiatan Dan Sasaran

1. Cara melaksanakan kegiatan


2. Sasaran : Ibu batita dan balita.
3. Rincian Kegiatan, Sasaran Khusus, Cara Melaksanakan Kegiatan

No Kegiatan Sasaran Rincian kegiatan Sasaran Cara


Pokok umum melaksanakan
kegiatan
1 Kegiatan Ibu, bayi, a. Identifikasi Tercapainya a. Pertemuan
kelas ibu balita sasaran sasaran persiapan
balita dan anak b. Mempersiapkan untuk lebih b. Pengkajian
pra tempat dan berpartisipsi kebutuhan/
sekolah sarana belajar dalam data dasar
c. Mempersiapkan tumbuh c. Merancang
materi kembang penyelenggar
d. Mengundang anak yang aan
ibu yg optimal
mempunyai
anak berusia
antara 0-5 tahun
e. Mempersiapkan
tim fasilitator
dan narasumber

D.3. Jadwal Kegiatan

No Kegiatan Pelaksanaan Tujuan


1 Rapat bersama Kepala 13 Oktober -pembahasan rancangan
Puskesmas dr Sri Kayati 2018 program selama 4 bulan di
Puskesmas Klego I
2 Rapat bersama Bidan 17 Oktober -pengumpulan data dan
Koordinator Bidan Ais 2018 informasi mengenai
masalah ibu dan balita di
kecamatan Klego
-pembahasan program
kelas ibu balita
3 Posyandu Balita Sesuai jadwal -perkenalan dokter
masing masing internsip kepada kader desa
desa -mengikuti kegiatan
posyandu desa
-mencatat data dan
informasi mengenai
masalah kesehatan ibu dan
balita
4 Pertemuan Kader Kecamatan Sesuai jadwal -mengenalkan program
Klego puskesmas Kelas Ibu balita
5 Kelas ibu balita oleh Sesuai jadwal -membagi kelas
fasilitator dr Internsip masing masing berdasarkan usia balita 0-1
desa tahun , 1-2 tahun, 2-5tahun
-bekerja sama dengan para
kader dalam pelaksanaan
kegiatan
6 Pelatihan kader desa oleh Sesuai jadwal -memberikan pelatihan
fasilitator dr Internsip masing masing dalam pelaksanaan kelas
desa ibu balita, penyampaian
materi, panduan permainan
-pembentukan penanggung
jawab kelas ibu balita
7 Kelas ibu balita oleh pelatih Sesuai jadwal -memandirikan para pelatih
Para kader desa masing masing dalam pelaksanaan kelas
desa ibu balita

E. MONITORING DAN EVALUASI


Monitoring adalah kegiatan pemantauan pelaksanaan Kelas Ibu Balita.
Pelaksanaan Kelas Ibu Balita diiringi oleh kegiatan monitoring dan evaluasi
berkala dan berkesinambungan. Monitoring dilakukan oleh Tim Kecamatan,
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota beserta sektor dan Dinas Kesehatan Provinsi
beserta sektor dengan menggunakan instrumen. Data-data hasil monitoring
secara bersama-sama dengan data hasil evaluasi digunakan sebagai acuan
untuk memperbaiki kualitas pelaksanaan Kelas Ibu Balita pada tahap
berikutnya. Kegiatan monitoring dilakukan secara berkala dan berjenjang
mulai dari tingkat kecamatan/nagari, kabupaten/kota dan provinsi. Agar hasil
monitoring dapat terdokumentasi dengan baik diperlukan perangkat monitoring
sebagaimana terlampir di halaman belakang buku ini. Dokumentasi hasil
monitoring yang baik dapat dijadikan bahan evaluasi guna perbaikan materi
dan metode kelas ibu pada waktu-waktu mendatang.

E.1. Instrumen Monitoring Dan Evaluasi


Lokasi: Tanggal Monitoring:
Nama observer/ assessor:

Indikator input indikator Score Masalah solusi


A Fasilitator
1 Jumlah fasilitator org
B Pelatih
1 Jumlah pelatih org
2 Pelatih dengan Pemula/
kualitas tertentu berpengalaman
org
B Peserta
1 Ibu yg mempunyai Ya / tidak 2 1
anak usia 0-5 tahun
dengan
pengelompokan 0-1
th, 1-2th, 2-5 th.
2 Peserta maksimal Ya / tidak 2 1
15 orang
3 Sarana dan Memadai / 2 1
prasarana belajar tidak memadai

SCORE
SCORE untuk monitoring
1 2 3
Cukup Baik Sangat baik

F. PERMASALAHAN PADA MASYARAKAT


1. Pemahaman masyarakat mengenai tumbuh kembang balita masih sangat
terbatas.
2. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya tumbuh kembang
balita
3. Kurangnya keinginan masyarakat untuk memanfaatkan kegiatan
posyandu balita
4. Kurangnya kader masyarakat yang dapat mengisi kegiatan posyandu
balita
5. Masih terbatasnya sarana dan prasarana untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang tumbuh kembang balita.
6. Banyak masyarakat yang masih percaya terhadap mitos-mitos tentang
tumbuh kembang balita.
G. PERENCANAAN DAN INTERVENSI
Bulan Kegiatan Sarana dan prasarana
Oktober Orientasi posyandu Desa Materi
Perkenalan Dokter Internsip Makanan sehat bergizi
Mengikuti kegiatan posyandu

Pemberian materi mengenai kesehatan ibu dan balita

Pemberian imunisasi dengan pendampingan Ibu bidan


november Berkoordinasi dengan bidan desa mengenai kegiatan KIA Materi untuk posyandu
Makanan sehat bergizi
Mengikuti kegiatan posyandu
Pemberian materi mengenai kesehatan ibu dan balita Materi untuk para kader
Pemberian imunisasi dengan pendampingan Ibu bidan

Mengikuti pertemuan kader desa


Sosialisasi tentang Kelas Ibu Balita

Pemberian materi mengenai kelas ibu balita


desember Mengikuti kegiatan posyandu Materi
Pemberian materi mengenai kesehatan ibu dan balita Alat permainan edukatif
Pemberian imunisasi dengan pendampingan Ibu bidan Makanan sehat bergizi
Kertas absen
Pelaksanaan kelas ibu balita dengan pendampingan kader desa di posyandu Bolpoin
terpilih
Secara terbagi
1. Kelas A (0-1tahun)
2. Kelas B (1-2 tahun)
3. Kelas C (2-5 tahun)
Secara berurutan
1. Kotak kembang
2. Kotak pintar
3. Kotak main

Januari Pendampingan kader Materi


Kader secara mandiri dapat menjalankan Kelas Ibu Balita di posyandu terpilih Alat permainan edukatif
Secara terbagi Makanan sehat bergizi
4. Kelas A (0-1tahun) Kertas absen
5. Kelas B (1-2 tahun) Bolpoin
6. Kelas C (2-5 tahun)
Secara berurutan
4. Kotak kembang
5. Kotak pintar
6. Kotak main

Penyerahan CD + Materi kelas ibu balita dari internsip


N Upaya Kegiatan Wak Tujuan Sasaran Target Kebutuhan Sumber Daya Indikator SBR
o Kesehatan tu Keberhasilan Biaya
Dan Alat Tenaga
a
1. Kegiatan a. Perkenalan 16 a.Mencari Ibu yang Semua ibu - Materi Dokter a. Peserta hadir Puskes
Posyandu dokter internsip Okto permasalahan memiliki balita dan Demam intersip, dalam kegiatan mas
Balita b. Mengikuti ber dan hambatan balita pendamping bidan posyandu rutin
kegiatan 2018 terkait umur 0-5 serta para desa, sebesar 70%
posyandu program tahun kader desa kader desa b. Peserta
c. Pengkajian Kelas Ibu Bade mengikuti
permasalahan di Balita yang seluruh
posyandu wates akan rangkaian
timur. diselenggarak acara
d. Pemberian an c. peserta aktif
materi b.Mengetahui dalam diskusi
e. Pemberian dan mengikuti dan waancara
imunisasi seluruh d. peserta
rangkaian mengetahui
acara pentingnya
posyandu tumbuh
desa kembang anak
c. e. para kader
meningkatkan bersedia
pengetahuan, membantu
sikap dan pola dalam
perilaku ibu pelaksanaan
balita dalam program
upaya tumbuh
kembang anak
yang optimal
2. Kegiatan a.Mengikuti 19 a. Mengetahui Ibu yang Semua ibu - Materi Dokter a. Peserta hadir puskesm
posyandu kegiatan Nove dan mengikuti memiliki balita dan Pentingny intersip, dalam kegiatan as
balita posyandu mber seluruh balita pendamping a ASI bidan posyandu rutin
b.Pemberian 2018 rangkaian rentan serta para eksklusif desa, sebesar 70%
materi acara umur 0-5 kader desa kader desa b. Peserta
c.Pemberian posyandu tahun Bade mengikuti
imunisasi b. meningkatkan seluruh
d.sosialisasi pengetahuan, rangkaian acara
Kelas Ibu Balita sikap dan pola c. peserta
perilaku ibu mengetahui
balita dalam pentingnya
upaya tumbuh tumbuh kembang
kembang anak anak
yang optimal d. peserta
c. membangun bersedia hadir
rasa dalam kelas ibu
keingintahuan balita di bulan
untuk ikut berikutnya
serta dalam
kelas ibu balita
3. Pertemuan a. Pertemuan 20 a. Meningkatkan Perwakila a.Perwakilan - LCD Kepala a) Peserta puskesm
perwakilan perwakilan Nove pengetahuan n kader kader Laptop puskesmas memahami as
kader kader mber para kader kecamatan kecamatan Proyektor Dokter program
kecamatan Kecamatan 2018 tentang Klego Klego Materi intership, kelas ibu
klego Klego pentingnya b.Bidan desa Tumbuh bidan balita
b. Sosialisasi tumbuh kecamatan kembang desa, b) Peserta
program Kelas kembang klego balita, dan Kader desa bersedia
Ibu Balita balita kelas ibu membantu
c. Sosialisasi b. balita. dalam
pemberian gizi Meningkatka Materi pelaksanaan
pada anak n gizi dan program
d. Pelatihan pengetahuan menu
pembuatan mengenai MPASI
menu MP-ASI media
edukatif
dalam
perkembanga
n balita
e. Memberikan
gambaran
mengenai
program
kelas ibu
balita
4. Kegiatan a.Mengikuti 21 a. Mengetahui Ibu yang Semua ibu - Materi Dokter a. Peserta hadir puskes
posyandu kegiatan Dese dan mengikuti memiliki balita dan Makanan intersip, dalam kegiatan mas
balita posyandu mber seluruh balita pendamping sehat bidan posyandu rutin
b.Pemberian 2018 rangkaian rentan serta para bergizi desa, sebesar 50%
materi acara umur 0-5 kader desa kader desa b. Peserta
c.Pemberian posyandu tahun bade mengikuti
imunisasi b. meningkatkan seluruh
d.Pelaksanaan pengetahuan, rangkaian acara
Kelas Ibu Balita sikap dan pola c. peserta
oleh dokter perilaku ibu mengetahui
internship balita dalam pentingnya
upaya tumbuh tumbuh kembang
kembang anak anak
yang optimal d. peserta
c. membangun bersedia hadir
rasa dalam kelas ibu
keingintahuan balita di bulan
untuk ikut berikutnya
serta dalam
kelas ibu
balita
d.bermain
sambil belajar
dengan
melibatkan
seluruh balita
sesuai usia
5. Kelas ibu Pelaksanaan 21 a.memberikan Ibu yang Semua ibu - Materi : Dokter a.Peserta hadir mandi
balita program kelas Dese informasi memiliki balita dan -Imunisasi intersip, dalam kelas ibu ri
ibu balita mber tumbuh balita pendamping -tumbuh bidan balita
1. kotak 2018 kembang balita rentan serta para gigi desa, b.Peserta
kembang sesuai usia umur 0-5 kader desa - kader desa mengikuti
2.kotak pintar b.Meningkatkan tahun bade Bertengka seluruh
3. kotak main pengetahuan, r didepan rangkaian acara
Secara terbagi sikap dan pola anak c.Peserta antusias
1.Kelas A (0- perilaku ibu dalam kegiatan
1tahun) balita dalam Permainan tanya jawab dan
2.Kelas B (1-2 upaya tumbuh edukatif(y berperan aktif
tahun) kembang anak ang dibuat selama acar
3.Kelas C (2-5 yang optimal dari bahan berlangsung
tahun) c. Meningkatkan bekas d. peserta
pengetahuan pakai) bersedia hadir
mengenai dalam kelas ibu
media balita di bulan
edukatif berikutnya
dalam e. kader bersedia
perkembanga mendampingi
n balita dokter internship
d.memberikan
contoh pada
kader dalam
pelaksanaan
kegiatan
e. para kader
ikut serta dalam
keberlangsunga
n acara
6 Pertemuan a.Sosialisasi 24 a.Menjelaskan Seluruh Seluruh kader - Materi Dokter a)Peserta
seluruh pelaksanaan dese mengenai kader desa desa Bade kelas ibu intersip, memahami
kader desa kelas ibu balita mber pelaksanaan Bade balita dan bidan program kelas
Bade b.Penyampaian 2018 kelas ibu tumbuh desa, ibu balita
materi tumbuh balita yang kembang kader desa b)Peserta
kembang balita akan balita bersedia
dilaksanakan membantu
di desa Bade dalam
b.Pemaparan pelaksanaan
materi tumbuh program
kembang
balita
7 Pembuatan Pembuatan 26 a.memberikan Ibu yang Ibu balita - Materi Dokter a. peserta terpilih mandi
video video dese pengetahuan memiliki terpilih Makanan intersip, hadir selama ri
permainan permainan mber melalui media balita berdasarkan sehat bidan kegiatan
edukatif edukatif 2018 audio visual rentan umur balita bergizi desa, b. peserta
yang umur 0-5 kader desa mengikuti
diberikan tahun Seluruh kader Permainan seluruh
untuk para dukuh wates edukatif(y rangkaian acara
kader Dipilih timur, desa ang dibuat c. peserta
kecamatan berdasar Bade, dari bahan kooperatif dan
Klego kriteria+ kecamatan bekas membantu dalam
b. hasil klego pakai) pelaksaan
meningkatkan diskusi program
kreatifitasan dengan
dan skill Bidan
dalam upaya desa Bade,
tumbuh karena
kembang pembuatan
balita yang video di
optimal dukuh
c. wates
membiasakan timur,
penggunaan desa Bade,
media kecamatan
permaianan klego
edukatif di
kelas ibu
balita setiap
posyandu
dalam upaya
tumbuh
kembang
balita yang
optimal sesuai
usia
d.bermain
sambil belajar
dengan
melibatkan ibu
dan balita sesuai
usia

8. Pelatihan a. Penjelasan 18 a. Meningkatkan Kader Seluruh kader - Materi Dokter Kader dukuh puskes
Kader keberlanjutan janua pengetahuan dukuh dukuh wates tumbuh internship, wates timur mas
Wates program kelas ri para kader wates timur desa kembang kader semangat dalam
Timur desa ibu balita 2019 tentang timur desa bade balita bukuh berlatih
Bade b. Pelatihan pentingnya bade wates menyampaikan
langsung tumbuh timur desa materi kelas ibu
kader kelas kembang Bade balita
ibu balita oleh balita
dokter b. Melatih ibu
internship kader dalam
menyampaik
an materi
kelas ibu
balita
c. Memberikan
gambaran
mengenai
program
kelas ibu
balita
9. Kegiatan a.Mengikuti 19 a.Mengetahui Ibu yang Semua ibu - Materi Dokter a. Peserta hadir puskes
posyandu kegiatan Janua dan memiliki balita dan Makanan intersip, dalam kegiatan mas
balita posyandu ri mengikuti balita pendamping sehat bidan posyandu rutin
b.Pemberian 2019 seluruh rentan serta para bergizi desa, sebesar 50%
materi rangkaian umur 0-5 kader desa kader desa b. Peserta
c.Pemberian acara tahun bade mengikuti
imunisasi posyandu seluruh
d.pelaksanaan b. meningkatkan rangkaian acara
Kelas Ibu Balita pengetahuan, c. peserta
sikap dan mengetahui
pola perilaku pentingnya
ibu balita tumbuh kembang
dalam upaya anak
tumbuh d. peserta
kembang bersedia hadir
anak yang dalam kelas ibu
optimal balita di bulan
c. membangun berikutnya
rasa
keingintahua
n untuk ikut
serta dalam
kelas ibu
balita
10 Kelas ibu Pelaksanaan 19 a. kader Ibu yang Semua ibu - Materi Dokter a.para kader Posya
. balita program kelas janua secara mandiri memiliki balita dan Makanan intersip, secara mandiri ndu
ibu balita ri memberikan balita pendamping sehat bidan dapat dan
1. kotak 2019 informasi rentan bergizi desa, menjalankan mandi
kembang tumbuh umur 0-5 kader desa program kelas ri
2.kotak pintar kembang tahun Permainan ibu balita
3. kotak main balita sesuai edukatif(y b. dokter
Secara terbagi usia ang dibuat internship
1.Kelas A (0- b. dari bahan sebagai
1tahun) meningkatkan bekas pengawas selama
2.Kelas B (1-2 pengetahuan, pakai) kegiatan
tahun) sikap dan pola berlangsung
3.Kelas C (2-5 perilaku ibu c.peserta hadir
tahun) balita dalam dalam kelas ibu
upaya tumbuh balita
Secara mandiri kembang anak b.peserta
oleh kader desa yang optimal mengikuti
c. Meningkatkan seluruh
pengetahuan rangkaian acara
mengenai c. peserta
media antusias dalam
edukatif kegiatan tanya
dalam jawab dan
perkembanga berperan aktif
n balita selama acar
d.bermain berlangsung
sambil belajar d. peserta
dengan bersedia hadir
melibatkan dalam kelas ibu
seluruh balita balita di bulan
sesuai usia berikutnya
H. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Pelaksanaan Program Kelas Ibu Balita
Pelaksanaan program kelas ibu balita dilakukan di dukuh Wates
Timur, desa Bade, kecamatan Klego dalam delapan kali pertemuan.
Pelaksanaan kegiatan ini disampaikan secara langsung atau dengan metode
direct communication-face to face communicatio. Berikut merupakan
waktu pelaksanaan kelas ibu balita di desa Bade.
Tabel 1. Data pelaksanaan program Kelas Ibu Balita
Pelaksanaan Tanggal Kegiatan
Ke 1 16 Oktober 2018 Posyandu balita dukuh wates
Ke 2 19 November 2018 Posyandu balita dukuh wates
Ke 3 20 November 2018 Pertemuan seluruh kader kec. Klego
Ke 4 21 Desember 2018 Posyandu dan kelas ibu balita
Ke 5 24 Desember 2018 Pertemuan seluruh kader desa Bade
Ke 6 26 desember 2018 Pembuatan video permainan
Ke 7 17 Januari 2019 Pelatihan kader dukuh wates timur
Ke 8 19 Januari 2019 Pelaksanaan kelas ibu balita mandiri

Pelaksanaan program kelas ibu balita diawali berkoordinasi dengan


Kepala Puskemas dan bidan koordinator Puskesmas Klego I mengenai
penyelarasan ide program kelas ibu balita. Kemudian dokter internship
mengikuti rangkaian posyandu balita di desa masing-masing untuk
mencari permasalahan dan hambatan dalam perencanaan program kelas
ibu balita dengan ibu bidan.
1. Posyandu balita
Pada tanggal 16 oktober 2018 dan 19 november 2018 kami
mengikuti kegiatan posyandu yang dilaksanakan di dukuh Wates
Timur, desa Bade. Kegiatan ini telah rutin dilaksanakan setiap
bulannya. Pada kegiatan ini kami mengumpulkan data dengan
wawancara serta diskusi dengan para ibu balita dan para kader desa
Bade mengenai kegiatan posyandu balita di dukuh wates timur
serta harapan dan keinginan dalam mencapai tumbuh kembang
balita yang optimal. Hasil kegiatan diskusi dan wawancara adalah
sebagai berikut:
a. Kegiatan rutin yang dilakukan di posyandu balita meliputi :
penimbangan, pengukuran tinggi badan, pengukuran lingkar
kepala, dan imunisasi.
b. Sudah pernah terbentuk kelas ibu balita tapi sekarang sudah
tidak berjalan dikarenakan keterbatasan jumlah kader dan
materi tentang tumbuh kembang balita.
c. Belum adanya pelatihan kader desa wates timur untuk
menjadi penyuluh di kelas ibu balita.
d. Masih kurangnya pemahaman orang tua tentang pentingnya
pertumbuhan dan perkembangan balita yang baik.
e. Adanya permasalahan beberapa ibu-ibu keberatan untuk
mengikuti kelas ibu balita karena masih banyaknya tugas
rumah tangga yang harus segera dikerjakan seperti mencuci,
menyetrika dll.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut didapatkan bahwa
program kelas ibu balita di dukuh wates timur desa bade ini sangat
penting dan diharapkan dapat berjalan kembali, maka kemudian
disepakati kelas ibu balita untuk dibentuk kembali. Permasalahan
yang ada akan diatasi semaksimalnya.
2. Pelaksanaan kelas ibu balita
Pelaksanaan kelas ibu balita oleh dokter internship perdana
dilakukan pada tanggal 21 desember 2018. Kelas ibu balita dimulai
setelah penimbangan dan pengukuran selesai dilakukan. Balita
dikelompokkan berdasarkan kelompok usia 0-1 tahun, 1-2 tahun,
dan 2-3 tahun. Peserta yang hadir sejumlah 35 orang. Penyampaian
materi dilakukan per kelompok oleh dokter internship dan satu ibu
kader. Kelas ibu balita ini dimulai dengan penjelasan kotak
perkembangan, kotak pintar, kotak permainan dan diakhiri tanya
jawab. Materi yang disampaikan pada masing-masing kelas, antara
lain :
Usia 0-1 tahun : kotak tumbuh kembang 0-1 tahun, materi
pentingnya imunisasi, permainan seperti
cilukba, sentuhan, dll.
Usia 1-2 tahun : kotak tumbuh kembang 1-2 tahun, tumbuh
gigi, permainan memasukkan bola
Usia 2-5 tahun : kotak tumbuh kembang 2-5 tahun, bertengkar
di depan anak, permainan lempar bola.
3. Pertemuan kader desa Bade
Pertemuan ini dilaksanakan pada tanggal 24 Desember 2018
bertempat di balai desa Bade dan disampaikan tentang
pembentukan kelas ibu balita serta materi tumbuh kembang balita.
Kegiatan diikuti oleh 35 kader desa bade, bidan desa bade, dan
dokter internship.
4. Pembuatan video permainan
Kegiatan berikutnya yakni pembuatan video permainan
pada tanggal 26 desember 2018 yang bertempat di dukuh Wates
Timur, desa Bade. Kami mengundang beberapa perwakilan ibu
balita desa wates timur dalam pembuatan video permainan ini.
5. Pelatihan kader kelas ibu balita
Pelatihan kader dukuh wates timur dilakukan pada tanggal
17 Januari 2019. Pelatihan diikuti oleh ibu-ibu kader sejumlah
tujuh orang. Sebelum memulai pelatihan dilakukan pembagian
penanggung jawab kelompok, sehingga satu ibu kader bertanggung
jawab terhadap satu kelompok. Masing-masing ibu kader dilatih
sesuai materi kelompok yang dipegang. Pelatihan ini meliputi
materi tentang kotak perkembangan, kotak pintar dan kotak
permainan. Kemudian dilakukan simulasi pelaksanaan kelas ibu
balita yang dilatih oleh ibu kader. Diharapkan ibu-ibu kader dapat
mengulang kembali materi yang akan disampaikan saat dirumah,
sehingga pada pelaksanaan kelas ibu balita dapat menguasai materi
dan menyampaikan dengan baik.
6. Pelaksanaan kelas ibu balita mandiri
Pelaksanaan kelas ibu balita mandiri oleh ibu kader pada
tanggal 19 Januari 2019 dapat berjalan dengan cukup lancar.
Kegiatan diawali dengan agenda rutin posyandu balita yaitu
penimbangan dan pengukuran tinggi badan pada pukul 09.00 WIB.
Setelah selesai dilanjutkan dengan kelas ibu balita yang berjalan
selama satu jam. Penyampaian materi oleh ibu kader secara
keseluruhan cukup baik. Selain itu peserta juga cukup aktif
menyampaikan pendapat dan pertanyaan. Setelah selesai
penyampaian materi kegiatan dilanjutkan dengan permainan yang
mengedukasi. Materi yang disampaikan pada kelas balita ini
adalah:
Usia 0-1 tahun : Pentingnya ASI eksklusif
Usia 1-2 tahun : Batuk dan pilek
Usia 2-5 tahun : Diare
Peserta kegitan kelas ibu balita terbagi menjadi tiga, pada
kelompok usia 0-1 tahun jumlahnya 11, kelompok usia 1-2 tahun
jumlahnya 5, dan kelompok usia 2-5 tahun jumlahnya 9. Daftar
hadir peseta terlampir.
Tabel 2. Materi Kelas Ibu Balita
Bulan MATERI
Oktober  Diskusi seputar permasalahan ibu
dan anak
 Pentingnya ASI ekslusif
November  Diskusi seputar kesehatan ibu
dan anak
 Pengenalan kelas Ibu Balita
Desember Kelas A (O-1 tahun) Pentingnya
Imunisasi
Kelas B (1-2 tahun) Tumbuh Gigi
Anak
Kelas C (2-5 tahun) Bertengkar di
depan Anak
Januari Kelas A (0-1 tahun) ASI
Kelas B (1-2 tahun) Batuk dan Pilek
Kelas C (2-5 tahun) Diare

I. MONITORING DAN EVALUASI


Pelaksanaan kelas ibu balita di dukuh Wates Timur Desa Bade
secara keseluruhan dapat berjalan dengan lancar meskipun masih terdapat
beberapa hambatan. Ibu kader sangat antusias dalam menyampaikan
materi dan mengontrol jalannya kelas ibu balita. Waktu pelaksaan dapat
dilakukan secara efisien yakni selama satu jam. Penyampaian materi
dilakukan dengan komunikasi dua arah, dengan mengedepankan
pengalaman sebagai sumber pembelajaran. Sehingga ibu-ibu balita diajak
aktif mengutarakan kondisi pertumbuhan dan perkembangan anaknya
kemudian di sesuaikan dengan kotak perkembangan.
Kelas ibu balita kedepannya akan dibekali dengan materi lembar
bolak-balik dan video permainan. Selanjutnya apabila pada pertemuan
kelas ibu balita terdapat pertanyaan dapat disampaikan ke ibu bidan desa.
Di desa bade terdapat tujuh ibu kader yang dapat bergantian menjadi
pelatih kelas ibu balita.
Tabel 2. Lembar monitoring dan evaluasi kelas ibu balita
Indikator input indikator score masalah Solusi
A Fasilitator - -
1 Jumlah 3 org 3
fasilitator
B Pelatih -Pelatih kelas A -Setiap
datang kelas/kelompo
terlambat, k didampingi
sehingga kelas oleh satu
di pegang internship
terlebih dulu -berlatih untuk
fasilitator yang pemantapan
mendampingi. materi dan
Dalam penyampaian
pelaksanaan ibu materi
pelatih dapat - perlu adanya
mengkondisika ibu kader lain
n peserta yang menjadi
dengan baik. cadangan,
-Pelatih kelas B apabila ibu
mengalami kader yang
sedikit kendala bertugas
karena harus menyampaikan
maenyelesaikan materi
tugas terlambat.
penimbangan - perlu adanya
dan pengukuran pembagian
balita telebih tugas yang
dahulu. Karena tepat dan jelas
itu banyak ibu sehingga
yang tidak kegiatan
mengikuti kelas posyandu dan
balita karena ibu balita dapat
langsung berjalan
pulang. dengan baik.
-Pelatih kelas C
Sudah baik
dalam
menyampaikan
akan tetapi
masih kesulitan
dalam
pengkondisian
kelas.
1 Jumlah pelatih 3 org 2
2 Pelatih dengan Pemula/ 2
kualitas berpengalama
tertentu n
3 org
B Peserta - Ibu - Pemberian
memperhatikan informasi dan
materi yang materi yang
disampaikan menarik,
oleh ibu kader dengan cara
meskipun penyampaian
terkadang yang baik dan
teralihkan oleh tidak terlalu
anak-anak yang lama.
bermain, - Pemberikan
sehingga fokus kemudahan
ibu mudah kepada ibu
teralihkan. dengan dua
- Ibu yang balita untuk
memiliki 2 fokus
anak, sulit mengikuti satu
untuk kelas balita.
mengikuti 2
kelas sekaligus.
1 Ibu yg Ya / tidak 2 1
mempunyai
anak usia 0-5
tahun dengan
pengelompoka
n 0-1 th, 1-2th,
2-5 th.
2 Peserta Ya / tidak 2 1 Sudah baik Sudah baik
maksimal 15
orang
3 Sarana dan Memadai / 2 1 Sudah baik Sudah baik
prasarana tidak memadai
belajar

SCORE

Keterangan

 Fasilitator : dokter Internsip


 Pelatih : ibu kader desa
 Peserta : ibu yang memiliki anak 0-5 tahun
 Fasilitator : bukan berarti hanya tenaga kesehatan (bidan, perawat dan
dokter saja) tapi masyarakat yang sudah dilatih dan dibekali ilmu

SCORE untuk monitoring

1 2 3
Cukup Baik Sangat baik

Dalam pelaksanaan kelas ibu balita di dukuh Wates Timur desa


Bade terdapat beberapa hambatan, antara lain :
1. Pada saat pelatihan ibu-ibu kader merasa kurang percaya diri dalam
menyampaikan materi karena mereka adalah ibu rumah tangga dan
merasa tidak mampu.
2. Pengkondisian peserta membutuhkan waktu yang cukup lama. Hal
tersebut dikarenakan banyak peserta langsung ingin pulang setelah
selesai posyandu.
3. Terdapat ibu kader yang terlambat datang dikarenakan ada rapat.
Sehingga kelas dipimpin terlebih dahulu oleh dokter internship,
kemudian setelah datang dilanjutkan oleh pelatih yang bertugas.
4. Tempat yang digunakan untuk kelas ibu balita kurang luas,
sehingga antar kelas berdekatan dan menjadi kurang fokus.
5. Terdapat beberapa ibu balita yang tidak mengikuti kelas secara
keseluruhan, dengan alasan banyak tugas rumah tangga yang harus
diselesaikan.

J. KESIMPULAN
1. Pelaksanaan kelas ibu balita di dukuh Wates Timur desa Bade dapat
berjalan secara mandiri dengan pelatih ibu kader dan didampingi oleh
dokter internship.
2. Para kader dukuh Wates Timur, desa Bade sangat baik dan kompak
sehingga menambah keberhasilan berjalannya program ini. Meskipun
terdapat beberapa kader yang masih belum percaya diri untuk menjadi
pelatih.
3. Ibu dan balita di dukuh Wates Timur, desa Bade sangat aktif dalam
berpartisipasi dan sangat baik dalam diskusi serta dalam berjalannya
program. Terdapat beberapa ibu-ibu yang tidak mengikuti kegiatan ini
dikarenakan pekerjaan rumah tangga yang harus diselesaikan.

K. SARAN
1. Diadakan pertemuan rutin ibu kader dengan ibu bidan desa untuk belajar
bersama mempersiapkan materi yang akan disampaikan. Kegiatan ini
dilakukan menjelang diadakannya kelas ibu balita.
2. Ibu kader yang bertugas sebagai pelatih diharapkan dapat bergantian.
Sehingga setiap ibu kader dapat menjadi pelatih yang mahir dalam kelas
ibu balita.
3. Kegiatan kelas ibu balita kedepannya dapat terus berjalan dan semakin
berinovasi dengan kegiatan-kegiatan dan permainan balita yang lebih
mengasyikkan.
4. Ibu-ibu kader dapat melakukan inovasi seperti pelatihan pembuatan
menu MPASI, membuat permainan edukasi bersama-sama dari barang
bekas, dan lain sebagainya.
5. Perlu direncakan kedepannya menggunakan tempat yang lebih luas,
seperti rumah warga atau balai desa Bade.
6. Diharapkan kegiatan kelas ibu balita dapat dijalankan di dukuh-dukuh
lain di desa Bade.
DAFTAR PUSTAKA

Abadi, sahlan. 2017. Epidemiologi, Etiologi Dan Patomekanisme Gangguan


Tumbuh Kembang. https://saripediatri.org/index.php/sari-
pediatri/article/download/999/929. Diakses pada 20 Oktober 2018
Departemen Kesehatan RI. 2009. Pedoman penatalaksanaan Kelas Ibu Balita.
Diakses 25 Oktober 2018
Departemen Kesehatan RI. 2009. Pedoman fasilitator Kelas Ibu Balita. Diakses 25
Oktober 2018
Departemen Kesehatann RI. 2010. Pelayanan Stimulasi Deteksi Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : Depkes RI
Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali (Dinkes Boyolali). 2016. Profil Kesehatan
Kabupaten Boyolali 2015. Boyolali: Dinkes.
Dinas Kesehatan Jawa Tengah (Dinkes Jateng). 2016. Profil Kesehatan Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2015. Semarang: Dinkes.
Ibrahim, S. 2008. Kesehatan Ibu dan Anak Dalam Rangka Menurunkan AKI
AKB. http://dinkes-kutaikartanegara.org.id. (Diakses 19 April 2012 Pukul
15.50. WIB)
Lestari, indah. 2011. Deteksi Tumbuh Kembang Balita.
https://media.neliti.com/media/publications/225596-deteksi-dini-
perkembangan-anak-usia-48-7-d4b9c810.pdf. Diakses 20 Oktober 2018.
Undang undang republik Indonesia Nomer 23 tahun 2003. Perlindungan Anak.
https://pih.kemlu.go.id/files/UUNo23tahun2003PERLINDUNGANANAK
.pdf. Diakses pada 20 Oktober 2018.
World Health Organization. 2015. WHO recommendations on health promotion
interventions for maternal and newborn health, 94.
http://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Lampiran

 DOKUMENTASI KEGIATAN
Kegiatan Posyandu balita

Pertemuan kader desa Bade

Pelaksanaan kelas ibu balita


Perbuatan video permainan edukasi

Pelatihan kader desa Bade


Pelaksanaan kelas ibu balita mandiri

 LEMBAR ABSENSI TIAP BULAN


Pertemuan Desember
Pertemuan Januari
 KOTAK KEMBANG
Kelas A

Kelas B
Kelas C
 Lembar monitoring evaluasi berkelanjutan tiap 6 bulan/1x

Kelas Lembar monitoring


A ( 0-1 tahun)
B (1-2 tahun)

C ( 2-5 tahun)

Anda mungkin juga menyukai