Anda di halaman 1dari 30

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN INTERNALISASI NILAI LINGKUNGAN


pada Kegiatan Ekonomi dalam
Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup

Workshop
Urun Daya Kegiatan Pengendalian
Kerusakan Perairan Darat

Padang, 23 Oktober 2019


Outline

2
1. PENGANTAR: PERAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

25.07.1966 06.06.1968 14.03.1993 23.08.2000


7 kali perubahan Menteri Utama Menko EKUIN Menko EKUIN/ Menko Perekonomian
16 Menteri Ekonomi & Keuangan 23.10.2019
Kepala Bappenas
WHO?

Penyusunan, Pemutakhiran & Penyampaian Kemenko melakukan koordinasi kebijakan terkait:


Kerangka Ekonomi Makro, Pokok2 Kebijakan Fiskal, (i) sifat lintas sektoral dan berimplikasi luas pada
Anggaran, RKP, dan Pagu Indikatif melibatkan dan kinerja K/L lain, (ii) skala nasional, penting,
melalui Kemenko bidang Perekonomian strategis atau dampak luas pada masyarakat
INPRES No 7/2017
PP No 17/2017 Pengambilan, Pengawasan, dan Pengendalian
Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Pelaksanaan Kebijakan Tingkat Kementerian
Penganggaran Pembangunan Nasional Negara dan Lembaga Pemerintahan

Kemenko bidang Perekonomian


mempunyai Standing Position dalam
penentuan arah & strategi kebijakan
perekonomian nasional

3
2. KEBIJAKAN PEREKONOMIAN INDONESIA

• Dalam rangka menghadapi tantangan perekonomian saat ini, Pemerintah telah menetapkan 5 Pilar utama
transformasi ekonomi menuju Indonesia Maju 2024 yaitu: optimalisasi pembangunan infrastrutkur, kebijakan
pemerataan ekonomi, mengurangi ketergantungan terhadap modal asing, peningkatan kualitas SDM & efisiensi
pasar tenaga kerja, dan konfigurasi investasi yang mendukung pertumbuhan yang berkualitas.

4
3. ISU DAN PARADIGMA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA ..... 1/5

Pertumbuhan ekonomi yang kuat telah menjadi dasar bagi pencapaian pembangunan. Akan tetapi,
eksploitasi sumber daya alam tanpa pertimbangan DDDT-LH, aktivitas pembangunan yang tinggi karbon,
penggunaan energi dan sistem transportasi yang tidak efisien, telah berdampak pada peningkatan
kerusakan lingkungan, hilangnya KEHATI, dan dampak negatif perubahan iklim.

Perubahan
Paradigma
Pembangunan

5
3. ISU DAN PARADIGMA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA ..... ..... 2/5

• Diantara dampak utama perubahan iklim penurunan ketersediaan air (RAN API, 2014)
• Simulasi sampai tahun 2045, menunjukan tingkat ketersedian air di wilayah Jawa, Sumatera bagian selatan,
Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi bagian selatan, sudah pada tingkat langka/kritis. (KLHS RPJMN; 2019)
ANALISA KETERSEDIAAN AIR DAN DAMPAKNYA

6
3. ISU DAN PARADIGMA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA ..... ..... 3/5

Referensi resmi pemerintah terkait kebencanaan di Indonesia


http://inarisk.bnpb.go.id/

26 April 2019

7
3. ISU DAN PARADIGMA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA ..... ..... 4/5

• Diantara bentuk perubahan


paradigma tersebut adalah
paradigma mainstreaming
pertumbuhan ekonomi
lingkungan / Ekonomi Hijau,
penerapan pembangunan
rendah karbon dan
adaptasi/mitigasi terhadap
perubahan iklim.

8
3. ISU DAN PARADIGMA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA ..... ..... 5/5

• Kebijakan Perencanaan Pembangunan Rendah Karbon (PPRK) merupakan sekumpulan kebijakan


perencanaan pembangunan terintegrasi dan strategi investasi rendah karbon untuk RPJMN 2020-2024
dan Roadmap SDG 2030 yang mendorong Indonesia menurunkan intensitas emisi dan emisi GRK.
• Dalam hal ini, Daya Dukung SDA dan Daya Tampung Lingkungan menjadi faktor penentu dalam
perumusan kebijakan dan target PRK.

9
4. KEBIJAKAN & INSTRUMEN “EKONOMI” LINGKUNGAN HIDUP ..... 1/5

• Pada prinsipnya, terdapat 3


(tiga) pendekatan kebijakan
pengelolaan lingkungan
hidup yaitu partnership,
command/control and
market-based.
• Indonesia telah membuat
sejumlah komitmen
pendekatan kebijakan
pengelolaan lingkungan
hidup secara terpadu,
seperti Undang-Undang No.
32/2009 tentang
Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan dan
Peraturan Pemerintah No.
46/2017 tentang Instrumen
Ekonomi Lingkungan. 10
4. KEBIJAKAN & INSTRUMEN “EKONOMI” LINGKUNGAN HIDUP ..... 2/5

• Untuk mendorong para pemangku kepentingan (Pemerintah, Pelaku Usaha atau Setiap Orang) ke arah
Pengelolaan, Perlindungan Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup, telah diterbitkan PP Nomor 46/2017 tentang
Instrumen Ekonomi Lingkungan Hidup.
• Ruang lingkup PP No. 46/2017 mengatur tentang: instrumen untuk kegiatan ekonomi dan perencanaan
pembangunan; instrumen untuk pembiayaan lingkungan dan instrumen untuk insentif dan/atau disinsentif.

Terwujudnya
keseimbangan yang
baik antara
pemanfaatan
sumber daya alam
dan perlindungan
dan pengelolaan
lingkungan

11
4. KEBIJAKAN & INSTRUMEN “EKONOMI” LINGKUNGAN HIDUP ..... 3/5

• Pelaksanaan PP 46/2017 akan didukung oleh sejumlah peraturan turunan / peraturan teknis dari
Kementerian / Lembaga.

Mandat PP Bentuk
No Perihal
46/2017 Peraturan

Peraturan
1 Pasal 30 Pengelolaan Dana Lingkungan Hidup Telah diundangkan 18 Sep 2018 Perpres 77/2018
Presiden
Peraturan
2 Pasal 9 Tata cara penyusunan Neraca SDA dan LH dan penyusunan PDB dan PDRB LH
Kepala BPS Sedang diproses

Mekanisme, tata cara perhitungan, dan penetapan besarnya Dana Jaminan Pemulihan
3 Pasal 22
Lingkungan Hidup

4 Pasal 34 Kriteria persyaratan perolehan label dan mekanisme pemberian label


5 Pasal 39 Peraturan Penghitungan dasar pengenaan pajak (sesuai ketentuan Perundang-Undangan)
Menteri
6 Pasal 44 Pengembangan sistem Perdagangan lzin Pembuangan Limbah dan/atau Emisi
7 Pasal 46 Pengembangan asuransi lingkungan hidup
8 Pasal 48 Pengembangan sistem pembayaran jasa lingkungan hidup
9 Pasal 50 Kriteria kinerja di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
12
4. KEBIJAKAN & INSTRUMEN “EKONOMI” LINGKUNGAN HIDUP ..... 4/5

Internalisasi Biaya Lingkungan Hidup – pasal 18-19


• Internalisasi biaya lingkungan hidup dilaksanakan dengan memasukkan biaya pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup dalam perhitungan biaya produksi atau biaya suatu Usaha dan/atau Kegiatan.
• Internalisasi biaya lingkungan hidup dilaksanakan oleh penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan

Pencegahan/pemantauan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup

pemeliharaan lingkungan hidup

pengelolaan limbah dan emisi

pemulihan lingkungan hidup pasca operasi

perkiraan penanganan risiko lingkungan hidup

Biaya Pencemaran dan/atau kerusakan LH


13
4. KEBIJAKAN & INSTRUMEN “EKONOMI” LINGKUNGAN HIDUP ..... 5/5

Insentif/Disinsentif – pasal 31-50


• Instrument ekonomi lingkungan hidup diterapkan sebagai INSENTIF (pada kegiatan yang berdampak positif)
dan DISINSENTIF (pada kegiatan yang berdampak negatif) pada SDA dan fungsi lingkungan hidup.

Dampak Dampak
INSENTIF DISINSENTIF
(+) (-)
1. Pemberian keringanan kewajiban 1. Penambahan kewajiban
2. Pemberian kemudahan/ pelonggaran persyaratan 2. Penambahan dan/atau pengetatan
usaha persyaratan usaha
3. Pemberian fasilitas/ bantuan 3. Pemberitahuan kinerja negatif kepada
4. Pemberian dorongan / bimbingan publik
5. Pemberian pengakuan/ penghargaan
6. Pemberitahuan kinerja positif kepada publik
Ruang Lingkup / Model Kegiatan yang mendapat Insentif/Disinsentif (8)

label barang pajak, pajak, perdagangan asuransi jasa penghargaan


ramah Jasa retribusi retribusi izin pembuangan lingkngn lingkngan kinerja
lingkungan ramah Ling subsidi Subsidi limbah/emisi hidup hidup PPLH 14
5. IMPLEMENTASI “INSTRUMEN EKONOMI” LINGKUNGAN HIDUP ..... 1/5

Pembentukan BLU Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup


PP 46/2017 tentang IELH Mengatur: Pengelolaan Dana Lingkungan Hidup melalui pengelolaan keuangan Badan
Layanan Umum (BLU)
Perpres 77/2018 tentang Mengatur: pembentukan unit organisasi non eselon untuk mengelola dana lingkungan
Pengelolaan Dana Ling Hidup hidup melalui PMK
PMK 137/2019 tentang Mengatur: struktur organisasi dan tata kerja Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup
Organisasi & Tata Kerja BPDLH 30 Sep 2019

BPDLH adalah Badan Layanan Umum di bawah Kementerian Keuangan, yang pengelolaanya dilakukan secara
profesional. BPDLH diharapkan mampu mendorong pembiayaan di bidang lingkungan hidup, guna
memastikan keberlangsungan/sustainability perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

15
5. IMPLEMENTASI “INSTRUMEN EKONOMI” LINGKUNGAN HIDUP ..... 2/5

STRUKTUR ORGANISASI BPDLH (Perpres Nomor: 77/2018 dan PMK Nomor: 137/2019)

16
5. IMPLEMENTASI “INSTRUMEN EKONOMI” LINGKUNGAN HIDUP ..... 3/5

LoI Norway, BioCarbon, FCPF


Pendapatan Operasional BLU Pusat Pendanaan sebesar US$ 800 juta
Pembiayaan Pembangunan Hutan (P3H) (Norwegia), US$ 95 juta (BioCarbon), US$
Surplus BLU P3H sebesar Rp 972M 110 juta (FCPF)

Rekening Pembangunan Hutan Laba BPDLH


Dana Bagi Hasil Dana Reboisasi SUMBER Hasil pemupukan dana
(DBH-DR) sebesar Rp 2,1 triliun DANA BPDLH dapat digunakan
(saat ini dikelola BLU P3H) untuk operasional BLU
BPDLH

Penyertaan Modal Pemerintah


Alokasi APBN untuk BPDLH Dana Penanggulangan Pencemaran
sebesar Rp 1 triliun per tahun Lingkungan**)
(selama 3 tahun) *)

*) Diputuskan lebih lanjut oleh Komite Pengarah


**) tercantum dalam PP dan Perpres dan sedang dirumuskan kriteria dan mekanismenya 17
5. IMPLEMENTASI “INSTRUMEN EKONOMI” LINGKUNGAN HIDUP ..... 4/5

Mekanisme Layanan BPDLH 18


5. IMPLEMENTASI “INSTRUMEN EKONOMI” LINGKUNGAN HIDUP ..... 5/5

contoh usulan - Eligible Projects

Termasuk
Ekosistem
Perairan
Darat 19
6. PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL ..... 1/3

• Dalam Rancangan RPJMN 2020-2024, telah ditetapkan 7 agenda pembangunan yaitu: 1) memperkuat
ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas, 2) mengembangkan wilayah untuk mengurangi
Detail by
Bappenas kesenjangan, 3) meningkatkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing, 4) Revolusi mental dalam
pembangunan kebudayaan, 5) memperkuat infrastruktur untuk mendukung pengembangan ekonomi dan
pelayanan dasar, 6) membangun LINGKUNGAN HIDUP, meningkatkan ketahanan bencana dan perubahan
iklim serta 7) memperkuat stabilitas polhukam dan transformasi pelayanan publik.

20
6. PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL ..... 2/3

Detail by
SDGs dan Fokus RPJMN 2020-2024 Bappenas

21
6. PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL ..... 3/3

Sumber : Bappenas, 2019

22
7. PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP (PPP) / KERJASAMA PEMERINTAH dgn BADAN USAHA (KPBU) … ..... 1/4

• Latarbelakang: Dengan
adanya keterbatasan
anggaran negara untuk
pembiayaan pembangunan
infrastruktur, Pemerintah
mencari alternatif pendanaan
pembangunan, salah satunya
mengunakan skema
kerjasama pembangunan
yang melibatkan pihak
swasta (Public Private
Partnership) atau dikenal
sebagai Kerjasama
Pemerintah dengan Badan
Usaha (KPBU).
• Dasar Hukum: Peraturan
Presiden Nomor 38 Tahun
2015 tentang Kerjasama
Pemerintah dengan Badan
Usaha dalam Penyediaan
Infrastruktur. 23
7. PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP (PPP) / KERJASAMA PEMERINTAH dgn BADAN USAHA (KPBU) … ..... 2/4

KPBU merupakan skema pendanaan infrastruktur yang menggabungkan keunggulan seKtor public dan swasta,
sehingga kelemahan setiap skema dapat diatasi dan manfaatnya dapaty dioptimalkan.

24
7. PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP (PPP) / KERJASAMA PEMERINTAH dgn BADAN USAHA (KPBU) … ..... 3/4

Saat ini, telah disusun sejumlah peraturan yang dibutuhkan untuk mensukseskan KPBU tersebut pada setiap
tahapannya mulai Perencanaan, Penyiapan, Transaksi dan Implementasi.

25
7. PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP (PPP) / KERJASAMA PEMERINTAH dgn BADAN USAHA (KPBU) … ..... 4/4

Kementerian BAPPENAS telah menginisiasi pembentukan Kantor Bersama KPBU yang terdiri dari 6 instansi dan
1 BUMN. Kemenko Perekonomian melalui KPPIP berperan dalam hal fasilitas studi, penetapan skema
pendanaan dan debottlenecking.

26
8. CONTOH PENERAPAN PRINSIP INSTRUMEN EKONOMI DALAM PENGELOLAAN LH
• Untuk pengembangan ekonomi dan wilayah, Pemerintah berkomitmen mengembangkan KEK (berbasis
industri, pariwisata dan IPTEK), dengan target pembangunan 25 KEK.
• Diantaranya KEK Sei Mangkei di Provinsi Sumut, dengan bantuan GGGI untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi hijau berbasis pada pengelolaan Landskap /KEK.

KEK SEI MANGKEI

Sei Mangkei adalah KEK


yang terletak di Kabupaten
Simalungun, Provinsi
Sumatra Utara dengan
total area seluas 1.984 ha.

27
9. PENUTUP

1 2 3

Internalisasi biaya LH atas Pemerintah sedang Urun daya /


aktivitas ekonomi menjadi menerapkan/ Crowd Sourcing dengan
sangat diperlukan dalam menyempurnakan penuh kepedulian &
setiap kegiatan/usaha agar kebijakan/instrumen ekonomi tanggungjawab merupakan
dapat memberikan lingkunguan hidup untuk upaya yang harus didukung,
peningkatan kapasitas dan sehingga lahir inovasi dan
kepastian bagi upaya
kualitas pengelolaan kemitraan yang kuat
pelestarian lingkungan
khususnya dalam upaya
hidup yang berkelanjutan. lingkungan hidup yang
pengendalian kerusakan
akuntable dan lebih baik.
perairan darat di Indonesia.

28
https://ekon.go.id/
Exercise
Kategori A:
8 Provinsi
Diantara Faktor2 penyebab kerusakan
lingkungan hidup adalah:
tidak adanya /lemahnya kerjasama untuk
melestarikan LH, dan
ketidakpedulian pada LH Kategori B:
7 Provinsi

Kategori C:
19 Provinsi
• Indeks Perilaku Ketidakpedulian Lingkungan Hidup
(IPKLH) merupakan upaya mengukur tingkat
ketidakpedulian wilayah di Indonesia terhadap lingkungan
hidup. Semakin tinggi angka indeks menunjukkan bahwa
provinsi tersebut semakin tidak peduli terhadap
IPKLH Indonesia pada tahun 2017 sebesar 0,51. Provinsi dengan nilai IPKLH
lingkungan. (Asumsi: terbatas pada perilaku rumah tangga tertinggi ditempati oleh Aceh dengan nilai IPKLH sebesar 0.55 dan nilai IPKLH
mengenai pengelolaan air dan energi, transportasi pribadi, terendah ditempati oleh NTT dengan nilai IPKLH sebesar 0,41. Provinsi
dan pengelolaan sampah – PCA). Sumbar pada nilai 0.52 (lebih tinggi = lebih buruk dari rata2 nasional) 30

Anda mungkin juga menyukai