Anda di halaman 1dari 28

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN
INTERNALISASI NILAI LINGKUNGAN
pada Kegiatan Ekonomi dalam
Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup
Workshop Jambi,
Urun Daya Kegiatan Pengendalian Kerusakan Lingkungan Hidup 22-23 Agustus 2019
Outline

Detail by Bappenas
2
1. PENGANTAR: PERAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN .... 1/2

25.07.1966 06.06.1968 14.03.1993 23.08.2000


7 kali perubahan Menteri Utama Menko EKUIN Menko EKUIN/ Menko Perekonomian
16 Menteri Ekonomi & Keuangan Kepala Bappenas

Penyusunan, Pemutakhiran & Penyampaian Kemenko melakukan koordinasi kebijakan terkait:


Kerangka Ekonomi Makro, Pokok2 Kebijakan Fiskal, (i) sifat lintas sektoral dan berimplikasi luas pada
Anggaran, RKP, dan Pagu Indikatif melibatkan dan kinerja K/L lain, (ii) skala nasional, penting,
melalui Kemenko bidang Perekonomian strategis atau dampak luas pada masyarakat
INPRES No 7/2017
PP No 17/2017 Pengambilan, Pengawasan, dan Pengendalian
Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Pelaksanaan Kebijakan Tingkat Kementerian
Penganggaran Pembangunan Nasional Negara dan Lembaga Pemerintahan

Kemenko bidang Perekonomian


Mempunyai Standing Position dalam
penentuan arah & strategi kebijakan
perekonomian nasional

3
1. PENGANTAR: PERAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN .... 2/2

Asisten Deputi
Pelestarian Lingkungan Hidup menyiapkan koordinasi dan sinkronisasi perumusan,
penetapan, dan pelaksanaan kebijakan serta
pengendalian pelaksanaan kebijakan Kementerian/
Asisten Lembaga yang terkait dengan isu di bidang
TUGAS pengendalian kerusakan dan pemulihan lingkungan
Deputi PASAL 245
hidup.

Kepala Bidang a. koordinasi dan sinkronisasi perumusan,


Kepala Bidang
Perubahan Iklim
Pengendalian penetapan, dan pelaksanaan kebijakan
Kerusakan LH
Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di
Kasubbid Kasubbid
FUNGSI bidang pengendalian kerusakan dan pemulihan
Adaptasi Pencegahan
Perubahan Iklim Kerusakan LH PASAL 246 lingkungan hidup serta perubahan iklim;
b. pengendalian pelaksanaan kebijakan
Kasubbid Kasubbid
Mitigasi Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di
Pemulihan
Perubahan Iklim
Kerusakan LH bidang pengendalian kerusakan dan pemulihan
lingkungan hidup serta perubahan iklim; dan
STAFF / PELAKSANA
c. pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan
tentang masalah dan kegiatan di bidang
Sumber: pengendalian kerusakan dan pemulihan
Permenko bidang Perekonomian Nomor 5 tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Koordinator bidang Perekonomian
lingkungan hidup serta perubahan iklim.
4
2. OUTLOOK, TANTANGAN & KEBIJAKAN PEREKONOMIAN INDONESIA ..... 1/3

• Secara umum outlook perekonomian Indonesia tahun 2019 cukup baik diindikasikan dengan pertumbuhan
ekonomi yang positif (5,17%), perbaikan rating investasi (BBB/stabil), dan peningkatan peringkat daya saing
Indonesia (#32 tahun 2019).
• Namun terdapat sejumlah tantangan perekonomian pada tahun mendatang. Perekonomian global masih
dipengaruhi oleh kebijakan dan kondisi ekonomi AS, Kawasan Eropa dan China. Pasar keuangan terdampak
oleh kebijakan moneter AS sementara pasar komoditas dipengaruhi oleh penurunan produksi di negara-negara
industri. Sektor perdagangan juga mengalami tekanan dengan adanya eskalasi tensi dalam hubungan AS
dengan negara-negara ekonomi besar seperti China dan India.

5
2. OUTLOOK, TANTANGAN & KEBIJAKAN PEREKONOMIAN INDONESIA .... 2/3

• Dalam rangka menghadapi tantangan perekonomian tersebut, Pemerintah menetapkan 5 Pilar utama
transformasi ekonomi menuju Indonesia Maju 2024 yaitu: optimalisasi pembangunan infrastrutkur, kebijakan
pemerataan ekonomi, mengurangi ketergantungan terhadap modal asing, peningkatan kualitas SDM & efisiensi
pasar tenaga kerja, dan konfigurasi investasi yang mendukung pertumbuhan yang berkualitas.

6
2. OUTLOOK, TANTANGAN & KEBIJAKAN PEREKONOMIAN INDONESIA .... 3/3

Sesuai arahan Bapak Presiden, Kebijakan Perekonomian Indonesia diarahkan yaitu:


• Agar dapatmendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, kebijakan pemerintah diarahkan dengan mendorong investasi
& ekspor yang berkualitas, yang dirumuskan dalam kebijakan jangka pendek, menengah dan jangka Panjang.
• Kebijakan jangka pendek: perbaikan iklim usaha/OSS, insentif fiskal, vokasi, peningkatan ekspor dan pengembangan
pariwisata
• Kebijakan jangka menengah/panjang: pengembangan kuaitas infrastruktur, SDM, transformsi ekonomi dan saving melalui
inklusi keuangan

Kebijakan Jangka Pendek Kebijakan Jangka Menengah/Panjang

Perbaikan iklim usaha / OSS Peningkatan Investasi


dan Eksport Pemerataan Infrastruktur
dan Pembangunan SDM
Fasilitas insentif perpajakan

Pendidikan & Pelatihan Vokasi Transformasi Ekonomi


Pertumbuhan
Peningkatan Ekspor Ekonomi yang Peningkatan Pendapatan
berkualitas melalui inklusi keuangan
Pengembangan Pariwisata
• Peningkatan: PDB
• Penurunan: inflasi, pengangguran,
kemiskinan dan gini rasio
7
3. ISU DAN PARADIGMA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA ..... 1/3

Pertumbuhan ekonomi yang kuat telah menjadi dasar bagi pencapaian pembangunan. Akan tetapi,
eksploitasi sumber daya alam tanpa pertimbangan DDDT-LH, aktivitas pembangunan yang tinggi karbon,
penggunaan energi dan sistem transportasi yang tidak efisien, telah berdampak pada peningkatan
kerusakan lingkungan, hilangnya KEHATI, dan dampak negatif perubahan iklim.

Perubahan
Paradigma
Pembangunan

8
3. ISU DAN PARADIGMA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA ..... 2/3

• Diantara bentuk perubahan


paradigma tersebut adalah
paradigma mainstreaming
pertumbuhan ekonomi
lingkungan / Ekonomi Hijau,
penerapan pembangunan
rendah karbon dan
adaptasi/mitigasi terhadap
perubahan iklim.

9
3. ISU DAN PARADIGMA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA ..... 3/3

• Kebijakan Perencanaan Pembangunan Rendah Karbon (PPRK) merupakan sekumpulan kebijakan


perencanaan pembangunan terintegrasi dan strategi investasi rendah karbon untuk RPJMN 2020-2024
dan Roadmap SDG 2030 yang mendorong Indonesia menurunkan intensitas emisi dan emisi GRK.
• Dalam hal ini, Daya Dukung SDA dan Daya Tampung Lingkungan menjadi faktor penentu dalam
perumusan kebijakan dan target PRK.

10
4. KEBIJAKAN & INSTRUMEN “EKONOMI” LINGKUNGAN HIDUP ..... 1/5

• Pada prinsipnya, terdapat 3


(tiga) pendekatan kebijakan
pengelolaan lingkungan
hidup yaitu partnership,
command/control and
market-based.
• Indonesia telah membuat
sejumlah komitmen
pendekatan kebijakan
pengelolaan lingkungan
hidup secara terpadu,
seperti Undang-Undang No.
32/2009 tentang
Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan dan
Peraturan Pemerintah No.
46/2017 tentang Instrumen
Ekonomi Lingkungan. 11
4. KEBIJAKAN & INSTRUMEN “EKONOMI” LINGKUNGAN HIDUP ..... 2/5

• Untuk mendorong para pemangku kepentingan (Pemerintah, Pelaku Usaha atau Setiap Orang) ke arah
Pengelolaan, Perlindungan Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup, telah diterbitkan PP Nomor 46/2017 tentang
Instrumen Ekonomi Lingkungan Hidup.
• Ruang lingkup PP No. 46/2017 mengatur tentang: instrumen untuk kegiatan ekonomi dan perencanaan
pembangunan; instrumen untuk pembiayaan lingkungan dan instrumen untuk insentif dan/atau disinsentif.

Terwujudnya
keseimbangan yang
baik antara
pemanfaatan
sumber daya alam
dan perlindungan
dan pengelolaan
lingkungan

12
4. KEBIJAKAN & INSTRUMEN “EKONOMI” LINGKUNGAN HIDUP ..... 3/5

• Pelaksanaan PP 46/2017 akan didukung oleh sejumlah peraturan turunan / peraturan teknis dari
Kementerian / Lembaga.

Mandat PP Bentuk
No Perihal
46/2017 Peraturan

Peraturan
1 Pasal 30 Pengelolaan Dana Lingkungan Hidup Telah diundangkan 18 Sep 2018 Perpres 77/2018
Presiden
Peraturan
2 Pasal 9 Tata cara penyusunan Neraca SDA dan LH dan penyusunan PDB dan PDRB LH
Kepala BPS Sedang diproses

Mekanisme, tata cara perhitungan, dan penetapan besarnya Dana Jaminan Pemulihan
3 Pasal 22
Lingkungan Hidup

4 Pasal 34 Kriteria persyaratan perolehan label dan mekanisme pemberian label


5 Pasal 39 Peraturan Penghitungan dasar pengenaan pajak (sesuai ketentuan Perundang-Undangan)
Menteri
6 Pasal 44 Pengembangan sistem Perdagangan lzin Pembuangan Limbah dan/atau Emisi
7 Pasal 46 Pengembangan asuransi lingkungan hidup
8 Pasal 48 Pengembangan sistem pembayaran jasa lingkungan hidup
9 Pasal 50 Kriteria kinerja di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
13
4. KEBIJAKAN & INSTRUMEN “EKONOMI” LINGKUNGAN HIDUP ..... 4/5

Internalisasi Biaya Lingkungan Hidup – pasal 18-19


• Internalisasi biaya lingkungan hidup dilaksanakan dengan memasukkan biaya pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup dalam perhitungan biaya produksi atau biaya suatu Usaha dan/atau Kegiatan.
• Internalisasi biaya lingkungan hidup dilaksanakan oleh penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan

Pencegahan/pemantauan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup

pemeliharaan lingkungan hidup

pengelolaan limbah dan emisi

pemulihan lingkungan hidup pasca operasi

perkiraan penanganan risiko lingkungan hidup

Biaya Pencemaran dan/atau kerusakan LH


14
4. KEBIJAKAN & INSTRUMEN “EKONOMI” LINGKUNGAN HIDUP ..... 5/5

Insentif/Disinsentif – pasal 31-50


• Instrument ekonomi lingkungan hidup diterapkan sebagai INSENTIF (pada kegiatan yang berdampak positif)
dan DISINSENTIF (pada kegiatan yang berdampak negatif) pada SDA dan fungsi lingkungan hidup.

Dampak Dampak
INSENTIF DISINSENTIF
(+) (-)
1. Pemberian keringanan kewajiban 1. Penambahan kewajiban
2. Pemberian kemudahan/ pelonggaran persyaratan 2. Penambahan dan/atau pengetatan
usaha persyaratan usaha
3. Pemberian fasilitas/ bantuan 3. Pemberitahuan kinerja negatif kepada
4. Pemberian dorongan / bimbingan publik
5. Pemberian pengakuan/ penghargaan
6. Pemberitahuan kinerja positif kepada publik
Ruang Lingkup / Model Kegiatan yang mendapat Insentif/Disinsentif (8)

label barang pajak, pajak, perdagangan asuransi jasa penghargaan


ramah Jasa retribusi retribusi izin pembuangan lingkngn lingkngan kinerja
lingkungan ramah Ling subsidi Subsidi limbah/emisi hidup hidup PPLH 15
5. IMPLEMENTASI “INSTRUMEN EKONOMI” LINGKUNGAN HIDUP ..... 1/5

Pembentukan BLU Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup

Nilai Strategis Pembentukan BPDLH

16
5. IMPLEMENTASI “INSTRUMEN EKONOMI” LINGKUNGAN HIDUP ..... 2/5

Mekanisme Layanan BPDLH 17


5. IMPLEMENTASI “INSTRUMEN EKONOMI” LINGKUNGAN HIDUP ..... 3/5

contoh usulan - Eligible Projects

Termasuk
Ekosistem
Perairan
Darat 18
5. IMPLEMENTASI “INSTRUMEN EKONOMI” LINGKUNGAN HIDUP ..... 4/5

• Untuk mendukung sistem Natural Capital Accounting (NCA) Indonesia dan mendorong kolaborasi lintas
kementerian dalam mengembangkan neraca SDA, Pemerintah bersama Bank Dunia melaksanakan
program Indonesia Wealth Accounting and Valuation of Ecosystem Services (I-WAVES)
• Waves diharapkan membantu pendekatan yang lebih sistematis terhadap NCA bisa memberi masukan bagi
Rencana Pembangunan Nasional.

Seharusnya
Dilakukan untuk
ekosistem perairan darat
Temuan Kunci
1. Neraca Lahan/Extend: perubahan Kawasan hutan di Indonesia dengan ekspansi tanaman menahun (perennial crops).
2. Neraca Ekosistem: Luas perkebunan kelapa sawit meningkat signifikan dan menghasilkan nilai moneter tertinggi pada
tahun 2015, sedangkan produksi kayu, sekuestrasi CO2, dan lahan yang dilindungi mengalami penurunan.
3. Neraca Air: Terjadi peningkatan penggunaan air di DAS Citarum dari selama tahun 2014-2016. Selain itu, juga terjadi
penurunan stok akhir air pada tahun 2016 dibandingkan dengan 2014, yang disebabkan oleh perubahan penggunaan 1
lahan di bagian hulu dan hilir dari DAS sehingga arus masuk air ke lingkungan berkurang. 19
9
5. IMPLEMENTASI “INSTRUMEN EKONOMI” LINGKUNGAN HIDUP ..... 5/5

Sustainable Public Procurement/SPP

• Pengadaan Barang/Jasa berkelanjutan (SPP)


adalah Pengadaan barang/jasa Berkelanjutan
(SPP) sebagai upaya efisiensi penggunaan
sumberdaya dan pengurangan beban
pencemaran terhadap lingkungan hidup dan
peningkatan kualitas kehidupan masyarakat
(Ekonomi, Sosial dan Lingkungan) TARGET 12.7 Promote public procurement practices that are
sustainable, in accordance with national policies and priorities

• Progress:
K/L terkait telah menyiapkan/mengembangkan
Green Public Procurement, penerapan terpadu
strategi produksi bersih melalui strategi produksi
bersih dituangkan dalam 5 R (Re-think, Re-use,
Reduction, Recovery, and Recycle), penyusunan
Roadmap SPP, penyiapan pilot project SPP di
K/L.
20
6. PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM RPJMN 2020-2024 dan RKP 2020 ..... 1/4

• Dalam Rancangan RPJMN 2020-2024, telah ditetapkan 7 agenda pembangunan yaitu: 1) memperkuat
ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas, 2) mengembangkan wilayah untuk mengurangi
Detail by
Bappenas kesenjangan, 3) meningkatkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing, 4) Revolusi mental dalam
pembangunan kebudayaan, 5) memperkuat infrastruktur untuk mendukung pengembangan ekonomi dan
pelayanan dasar, 6) membangun LINGKUNGAN HIDUP, meningkatkan ketahanan bencana dan perubahan
iklim serta 7) memperkuat stabilitas polhukam dan transformasi pelayanan publik.

21
6. PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM RPJMN 2020-2024 dan RKP 2020 ..... 2/4

Detail by
SDGs dan Fokus RPJMN 2020-2024 Bappenas

22
6. PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM RPJMN 2020-2024 dan RKP 2020 ..... 3/4

Detail by
Bappenas

23
6. PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM RPJMN 2020-2024 dan RKP 2020 ..... 4/4

Mengacu pada target RKP 2020, upaya Pelestarian Lingkungan Hidup merupakan bagian dari Program Nasional
ke-4, dengan program prioritas peningkatan sumber daya air (PP.2) dan Peningkatan Peningkatan Kualitas
Detail by
Bappenas Lingkungan Hidup (PP.4), dengan sejumlah program dan target pencapaian.

24
7. CONTOH PENERAPAN PRINSIP INSTRUMEN EKONOMI DALAM PENGELOLAAN LH
• Untuk pengembangan ekonomi dan wilayah, Pemerintah berkomitmen mengembangkan KEK (berbasis
industri, pariwisata dan IPTEK), dengan target pembangunan 25 KEK.
• Diantaranya KEK Sei Mangkei di Provinsi Sumut, dengan bantuan GGGI untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi hijau berbasis pada pengelolaan Landskap /KEK.

KEK SEI MANGKEI

Sei Mangkei adalah


KEK yang terletak di
Kabupaten
Simalungun, Provinsi
Sumatra Utara dengan
total area seluas 1.984
ha.

25
8. PENUTUP

1 2 3 4

Pergeseran paradigma Internalisasi biaya LH atas Pemerintah sedang Urun daya /


ke arah pendekatan aktivitas ekonomi menerapkan/ Crowd Sourcing yang
pertumbuhan ekonomi menjadi sangat menyempurnakan disertai kepedulian &
hijau yang menghargai diperlukan dalam setiap kebijakan/instrumen tanggungjawab merupakan
layanan ekosistem kegiatan/usaha agar ekonomi lingkunguan hidup kunci penting yang harus
dapat membantu dapat memberikan untuk peningkatan kapasitas didukung para pihak,
pencapaian prioritas kepastian bagi upaya dan kualitas pengelolaan sehingga lahir inovasi dan
pembangunan pelestarian lingkungan lingkungan hidup yang kemitraan yang kuat
berkelanjutan (SDGs). hidup yang akuntable dan lebih baik. khususnya dalam upaya
berkelanjutan. pengendalian kerusakan
perairan darat di Indonesia.

26
https://ekon.go.id/
Exercise

Diantara Faktor2 penyebab kerusakan


lingkungan hidup adalah:
tidak adanya /lemahnya kerjasama untuk
melestarikan LH, dan
ketidakpedulian pada LH

• Indeks Perilaku Ketidakpedulian Lingkungan Hidup (IPKLH)


merupakan upaya mengukur tingkat ketidakpedulian wilayah di
Indonesia terhadap lingkungan hidup. Semakin tinggi angka indeks
menunjukkan bahwa provinsi tersebut semakin tidak peduli terhadap
lingkungan. (Asumsi: terbatas pada perilaku rumah tangga secara
aggregat berdasarkan Provinsi di Indonesia mengenai pengelolaan air
dan energi, transportasi pribadi, dan pengelolaan sampah – PCA ).
• Indeks ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam perencanaan IPKLH Indonesia pada tahun 2017 sebesar 0,51. Provinsi dengan nilai IPKLH
kebijakan yang melibatkan rumah tangga atau individu pada tertinggi ditempati oleh Aceh dengan nilai IPKLH sebesar 0.55 dan nilai IPKLH
pengelolaan lingkungan serta bermanfaat sebagai tolak ukur monitoring terendah ditempati oleh NTT dengan nilai IPKLH sebesar 0,41. Provinsi Jambi
dan evaluasi terhadap kebijakan yang telah dilakukan. pada nilai 0.54 (lebih tidak peduli dibandingkan dari rata2 nasional) 28

Anda mungkin juga menyukai