Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI MELON DI

KELOMPOK TANI LESTARI


DESA TEMBOKREJO

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Oleh:
BAYU ARI SUSANTO
NIM: 361741311114

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV AGRIBISNIS


POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakng


Negara Indonesia terkenal sebagai negara agraris, hal ini dapat ditunjukkan
dengan besarnya luas lahan yang digunakan untuk pertanian. Lahan yang
dimanfaatkan untuk tegal, kolam, dan sawah sebesar 74,68 persen. Pada tahun 2003
luas lahan yang digunakan untuk usaha pertanian mencapai 46,90 juta hektar,
sedangkan luas ahan yang tidak digunakan untuk pertanian sebesar 15,90 juta hektar
(badan pusat statistik, 2018)
Indonesia sebagai negara yang beriklim tropis, memiliki potensi yang besar
dalam sektor pertanian, kisran ketinggian tempat yang luas dan jenis tanah yang
subur. Memungkinkan Indonesia untuk menghasilkan berbagai macam-macam
komoditas pertanian. Salah satunya adalah tanaman holtikultura yang terdiri dari
tanaman sayur-sayuran, tanaman hias tanaman obat, dan buah-buahan. Yang
dikumpulkan dalam survei pertanian terdiri atas 24 jenis tanaman diantaranya alpukat
mangga, manggis, semangka, melon dan blewah. (Badan Pusat statistik, 2018).
Buah-buahan dibutuhkan tubuh sebagai salah satu sumber vitamin yang dapat
member efek psikologis tersendiri bagi yang mengkonsumsinya, karena dapat
memberikan kepuasan pada saat mengkonsuminya. Masing masing buah akan
memberikan efek psikologis yang berbeda karena dipengaruhi oleh nilai dan
kandungan gizi, misalnya buah melon.
Buah melon merupakan buah yang dapat tumbuh didataran rendah maupun
didataran tinggi. Buah melon memiliki kandungan yang bermanfaat dalam tubuh,
kandungan yang terdapat dalam buah melon yaitu kalium, asam fosfat, protein,
vitamin C, mineral, dan magnesium. Beberapa manfaat yang diperoleh ketika
mengkonsumsi buah melon, yaitu membantu meningkatkan penglihatan, menjaga
kesehatan percernakan, meningkatkan kesehatan tulang, menurunkan tekanan darah
tinggi, dan melancaran peredaran darah dalam tubuh.
Pulau jawa memiliki luas panen, produksi, dan produktivitas melon terbesr
dibandingkan dengan Sumatra, Bali, Nusa tenggara, Kalimantan, dan Sulawesi, yaitu
masing-masing sebesar 4.925 ton/tahun, 289 ton/tahun, 3.357 ton/tahun, 1.505
ton/tahun. Produksi melon di pulau jawa pada tahun 2018 sebesar 97.474, dari Jawa
Timur menyumbang sebesar 40.823 ton/tahun, jawa Tengah sebesar 25.522
ton/tahun, Yogyakarta sebesar 30.743 ton/tahun, dan Jawa Barat sebesar 377
ton/tahun. (Badan Pusat Statistik,2018)
Salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang memproduksi melon yaitu
Kabupaten Banyuwangi. Saat ini di Kabupaten Banyuwangi produksi melon terdapat
di Kecamatan Muncar, Siliragung, Pesanggaran dan Kecamatan Tegaldlimo
(Tempo.co Banyuwangi). Di Kecamatan muncar tepatnya di desa Tembokrejo
menjadi salah satu produktivitas melon yang potensinya sangat bagus.
Kecilnya bagian atau persentasi dari harga konsumen yang diterima petani dan
besarnya marjin pemasaran merupakan permasalahan yang sering terjadi pada
pemasaran produk pertanian di Indonesia. Demikian pula yang terjadi pada sistem
pemasaran melon di Desan Tembokrejo. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian
’’Analisis Pendapatan Usahatani Melon Di Kelompok Tani Lestari Desa
Tembokrejo’’.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun perumusan masalah untuk mencapai tujuan akhir adalah:
1. Bagaimana tingkat pendapatan petani dari usaha tani melon di kelompok
tani lestari desa Tembokrejo?
2. Bagaimana sistem pemasaran usaha tani melon di kelompok tani desa
Tembokrejo?

1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang akan dicapai adalah:
1. Untuk mengetahui tingkat pendapatan petani dari usaha tani melondi
kelompok tani desa Tembokrejo.
2. Untuk mengetahui sistem usha tani melon di kelompoktani desa
Tembokrejo.

1.4. Manfaat
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
1. Bagi pemerintah Kabupaten Banyuwangi dan masyarakat setempat sebagai
bahan informasi tentang tingkat pendapatan usaha tani melon dan sistem
pemasaran melon.
2. Bagi para pedagang melon lebih meningkatkan kemitraan atau kerjasama
yang baik dengan petani melon.
3. Membantu petani produsen lebih meningkatkan kemitraan atau kerjasama
yang baik dengan petani melon.
4. Sebagai bahan informasi dan bahan pembanding untuk penelitian
selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Taksonimi Tanaman Melon


Dunia tumbuh-tumbuhan (Plantarum), tanaman melon (Cucumis melo L.)
termsuk dalam keluarga labu-labuan (Cucurbitaceae) seperti halnya dengan blewah
(Cucumis melo L.), semangka (Citrullus vulgaris Schard), mentimun (Cucumis
sativus L.) pare (Momordica charantia L. Roxb.) dan waluh (Cucurbita moschata).
Melon termasuk tanaman yang menghasilkan biji sehingga dimasukkan tumbuhan
berbiji (Spermatophyta). Biji melon tertutup oleh bakal buah sehingga dimasukkan
kedalam golongan tumbuhan berbiji tertutup (Prajnanta,2016).
Tanaman melon terdiri dari dua daun lembaga sehinga dimasukkan kedalam
kelas tumbuhan berbiji belah (dikotil) dan tergolong dalam genera Cucumis.
Taksonomi tanaman melon diklasifikasikan sebagai berikut (Prajnanta,2016)
Kingdom : Plantarum
Divisi : Spermatophyta
Sub-devisi : Agiospermae
Kelas : Dikotil
Sub-kelas : Sympetalae
Ordo : Cucurbitles
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Cucumis
Spesies : Cucumis melo L.

2.2. Usahatani
Usahatani adalah organisasi dari alam, kerja, dan modal yang ditunjukkan
kepada produksi di lapangan pekerjaan. Ketatalaksanaan organisasi dapat
diusahakan oleh seseorang atau sekumpulan orang. Istilah usaha tani mencakup
pengertian luas mulai dari bentuk sederhana yaitu mencari keuntungan (
Hernanto,2013).
Usahatani sebagai salah satu kegiatan produksi di lapangan pertanian pada
akhirnya akan dinilai dari biaya yang dikeluarkan dan penerimaan yang diperoleh.
Pendapatan usahatani adalah selisih dari nilai-nilai penerimaan dengan biaya
yangdikeluarkan. Pendpatan ini berfungsi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
petani dan keluarganya serta untuk melanjutkan usahanya. Ciri-ciri usahatani di
Indonesia (Soekarti, et.al,2013) adalah (1) lahan sempit, (2) kurang modal, (3)
kurangnya pengetahuan para petani, (4) rendahnya pendapatan petani.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ushatani di Indonesia adalah modal, tenaga
kerja, lahan dan manajemen. Modal adalah setiap benda yang didapat atau
dipergunakan untuk menghasilkan barang lain yang jumlahnya besar dikemudian
hari. Jenis modal berdasarkan bentuk adalah uang tunai, tanah, bangunan, alat dan
mesin, hewan ternak, tumbuhan. Sedangkan berdasarkan sifatnya modal dibagi
menjadi dua, yaitu modal tetap dan modal bebas atau bergerak. Modal tetap adalah
modal yang tidak habis dalam satu kali pemakaian. Modal bergerak adlah modal
yang dapat habis dalam satu kali pemakaian.
Tenaga kerja usahatani adalah tenaga manusia dan tenaga kerja mekanik.
Tenaga kerja manusia digunakan untuk melakukan kegiatan dalam proses produksi.
Tenaga kerja manusia dipengaruhu oleh usia, pendidikan, penglaman kerja, tingkat
kesehatan. Tenaga kerja manusia diperoleh dari keluarga maupun orang lain yang
diperintah dan diberi upah. Tenaga kerja untuk usahatani digunakan sebagai
pengolahan lahan, penyemaian benih, penanaman, penyiangan, pengendalian hama
dan penyakit pada tanaman , pemanenan, dan pasca panen.
Lahan adalah unsur produksi yang sifatnya tahan lama dan tidak dapat
dipindahkan. Lahan usahatani berupa sawah, kebun, dan pekrangan. Lahan dapat
diperoleh dari membeli, menyewa, atau warisan dari keluarganya. Fungsi lahan
adalah untuk bercocok tanam, tempat tinggal dan sebagai tempat berdirinya
bangunan produksi hasil pertanian.
Manajemen adalah kemampuan seseorang menentukan, mengorganisir dan
mengoorganisasikan factor-faktor dalam kesuksesan tujuan usaha. Fungsi
manajemen adalah untuk perencanaan, pengorganisasian pengarahan
pengkoorganisasian dan pengendalian. Manajemen dalam usahatani harus dikuasai
oleh para petani agar dalam setiap kegiatan produksi bisa berjalan lancar dan hasil
yang diperoleh bisa memuaskan.

2.3. Analisis Penelitian Terdahulu


Berdasarkan penelitian Rekhan Andrianto, Istiko agus Wicaksono, Dyah
Panuntun Utami, 2018, tentang “Analisis Usahatani Melon di Desa Wonosari
Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo” hasil analisis diketahui rata-rata total
biaya produksi pada masa tanam 2017 adalah Rp 22.728.534. Rata rata penerimaan
masa tanam 2017 adalah Rp 66.262.132. Rata-rata pendapatan pada masa tanam 2017
adalah Rp 46.040.796. Rata-rata keuntungan pada masa tanam 2017 adalah Rp
43.533.598. Analisis kelayakan usahatani melon berdasarkan nilai R/C ratio sebesar
2,9 dan layak diusahakan. Produktivitas modal layak diusahakan karena nilai modal
sebesar 61,257% ebih dari suku bunga KUR Bank BRI sebesar 1,75% per 3 masa
tanam. nilai produktivitas tenaga kerja sebesar Rp 1.176.442,59 layak diusahakan
karena kurang dari upah rata-rata per hari di Desa Wonosari Rp 50.000 per hari.
Berdasarkan penelitian Rosihan Asmara dan Ardiyani Sulistyaningrum, 2009,
tentang “Efisiensi Usahatani Melon di Desa Kori Kecamatan Sawoo kabupaten
Ponorogo” rata-rata pendapatan melon lahan luas per hektar adalah Rp
13.788.637,86, lebih besar dibandingkan rata-rata pendapatan usahatani melon lahan
sempit per hektar yaitu sebesar Rp 13.767.537,9. Hal ini disebabkan total biaya
produksi yang dikeluarkan petani pada usahatani lebih kecil disbanding usahatani
lahan sempit.
Berdasarkan penelitian A. Zubaidin dan A. A Sa’diyah 2012, tentang “Analisis
Efisiensi Usahatani Dan Pemasaran Melon di Kecamatan Muncar Kabupaten
Banyuwangi” rata rata keuntungan usahatani melon sebesar Rp. 24.802.500 per
hektar. Nilai marjin pemasaran melon pada saluran pemasaran I sebesar Rp 1.400,-
saluran pemasaran II sebesar Rp 1.000,- dan nilai ratio saluran pemasaran I dan II >
1 berarti saluran pemasaran efisien. Share yang diterima petani pada saluran
pemasaran I dan II sebesar 57,58% dan 69,69 % berarti dengan menggunakan saluran
pemasaran yang pendek, share harga yang diterima petani lebih besar.
Berdasarkan ketiga hasil penelitian sebelumnya tentang komoditas melon , yang
mempunyai persamaan sebagai perbandingan adalah analisis pendapatan usahatani.
Hasil analisis dapat digunakan untuk mengevaluasi kelemahan dan kekuatan
usahatani, sebagai bahan pertimbangan bagi analisis usahatani berikutnya. Selain itu,
analisis usahatani berguna bergun untuk mengetahui untung, rugi, dan pendapatan
usahatani.

Anda mungkin juga menyukai