Anda di halaman 1dari 12

ISSN

Jurnal Penelitian & PKM Juli 2017 Vol 4, No: 2 Hal: 129 - 389
2442-448X (p), 2581-1126 (e)

PROSES COMMUNITY DEVELOPMENT PADA PROGRAM KAMPUNG


IKLIM DI DESA CUPANG KECAMATAN GEMPOL KABUPATEN CIREBON
(STUDI KASUS PROGRAM BANK SAMPAH DALAM PROGRAM KAMPUNG
IKLIM)

OLEH
REZA RINALDY1,SONI A. NULHAQIM, 2, ARIE SURYA GUTAMA,3

1
Alumni Program Studi Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran,
rezarinaldy94@gmail.com
2
Dosen Departemen Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran,
soni.nulhaqim@unpad.ac.id
3
Dosen Departemen Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran, arie@unpad.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan proses community development yang terdiri tahapan engagement,
assessment, perencanaan program, pemformulasian rencana aksi, implementasi, evaluasi dan hasil perubahan,
dan tahapan terminasi. Proses Community Development yang dilakukan di Desa Cupang melalui program bank
sampah dari kegiatan CSR PT.Indocement.Metode penelitian yang digunakan adalah jenis deskriptif dengan
pendekatan kualitatif, dan teknik penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara
mendalam, observasi non partisipasi, studi kepustakaan dan studi dokumentasi. Penelitian ini melibatkan 7
Informan yang terdiri dari, staff divisi CSR Indocement, kelompok pengelolaan sampah, aparat pemerintah Desa
Cupang dan masyarakat Desa Cupang yang terlibat langsung dalam program bank sampah. Penentuan informan
dilakukan berdasarkan tujuan penelitian untuk menggali lebih dalam mengenai community development pada
program bank sampah di Desa Cupang.

Hasil dari penelitian ini menunjukan proses community development pada 7 tahapan yang dilakukan hanya ada 5
tahapan yang sudah berjalan sebagaimana mestinya, yaitu tahapan engagement, assessment, perencanaan
program, Implementasi, dan terminasi. Adapun tahapan evaluasi belum dilakukan secara menyeluruh dan
berkesinambungan. Temuan lain dalam penelitian ini menunjukkan kendala pada pemasaran produk dan
manajemen organisasi terutama terhadap sumber daya manusia (SDM) dalam pelaksanaan kegiatan. Dengan
demikian, Peneliti memberikan saran agar dilakukan evaluasi secara menyeluruh pada peningkatan kapasitas
kelompok pengelolaan sampah dalam bentuk kegiatan Workhshop “Manajemen Organisasi” untuk meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman terkait dalam manajemen organisasi pada anggota kelompok pengelolaan sampah.

Kata Kunci : Community Development , CSR, Kelompok Pengelolaan Sampah”.

ABSTRACT

This thesis aims to describe the community development process that consists of several phases;
engagement, assessment, program planning, action plan formulation, implementation, evaluation and
changes results, and termination. Community development process is necessary to be described because
PT Indocement’s CSR initiator said that if this process can be described well, it is impossible for waste
bank of community development conducted in Cupang village can be adopted by PT Indocement’s

269
ISSN
Jurnal Penelitian & PKM Juli 2017 Vol 4, No: 2 Hal: 129 - 389
2442-448X (p), 2581-1126 (e)

CSR.Method used in this research is descriptive method along with qualitative approach and descriptive
technique. Meanwhile, data collection techniques used in this research are in-depth interviews, non-
participation observation, literature study, and documentation study. The informants involved in this
research are seven people; one of CSR region coordinator, one of waste bank program coordinator of
Indocement’s CSR, one of head of the waste management group, two of member of the waste
management group, one of Cupang’s village officials, and one of Cupang village’s citizen who directly
involved in the waste bank program.

The result of this research indicates that, instead of seven, there are five phases of community
development process that are already running. Those phases are engagement, assessment, program
planning, implementation, and termination. Meanwhile, the evaluation process has not been done either
comprehensively nor sustainable. The other finding in this research shows the obstacles of product
marketing and organizational management in the process, especially human resources (SDM). This
company used to have 30 member of waste management group but now it was cut to 6 active members,
so it hampers the implementation and lowers the service to the community.

Keywords: community development process, PT Indocement Tbk CSR, waste management group,
“Manajemen Organisasi” workshop.

PENDAHULUAN sampah/limbah (www.menlh.go.id.com diakses


: 16/03/2016).
Sampah menjadi salah satu pendorong
perubahan iklim termasuk pada isu GRK, Program kampung iklim ini salah satunya
volume sampah di Indonesia sekitar 1 juta meter dilakukan di Desa Cupang sebagai salah satu
kubik perhari, namun baru 42% di antaranya program tanggung jawab sosial perusahaan PT.
yang terangkut dan diolah dengan baik. Sampah Indocement Tunggal Prakarsa, Palimana.
menjadi masalah penting di Indonesia Dengan menggunakan metode community
(www.tempo.co.com diakses pada 20/03/2016) development (pengembangan masyarakat)
sebagai pendekatan atau strategi dalam
Kerusakan lingkungan yang terjadi tanggung jawab sosial perusahaan (corporate
khususnya dalam lingkup sampah pemerintah social responsibility) (Suharto, 2006).
mengeluarkan peraturan pemerintah terkait
pengelolaan sampah PP No.18 Tahun 2012 Pengembangan masyarakat ini bertujuan
sebagai peraturan pelaksanaan UU No 18 Tahun untuk memberdayakan masyarakat yang
2008 tentang pengelolaan sampah rumah tangga dilakukan melalui usaha-usaha yang terorganisir
dan sampah sejenis sampah rumah tangga. untuk memperbaiki kondisi kehidupan
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan masyarakat, serta meningkatkan kemampuan
(KLHK) untuk merespon perubahan iklim masyarakat melalui integritas dan kemandirian
melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup sehingga lebih bernuansa pembangunan
Nomor 19 Tahun 2012 menggagas Program berkelanjutan (Dunham, 1960 : 33-35).
Kampung Iklim. Aksi adaptasi dan mitigasi Sehingga metode pengembangan masyarakat
salah satunya Pengelolaan dan pemanfaatan menjadi metode yang sesuai dilakukan dalam
program kampung iklim.

270
ISSN
Jurnal Penelitian & PKM Juli 2017 Vol 4, No: 2 Hal: 129 - 389
2442-448X (p), 2581-1126 (e)

Program kampung iklim yang di 5. Bagaimana tahapan Implementasidalam


laksanakan di Desa Cupang Kecamatan Gempol Program Bank Sampah di Desa Cupang ?
Kabupaten Cirebon bersama CSR
PT.Indocement didasarkan kepada kondisi
wilayah dan potensi masyarakat juga menjadi METODE
alasan Desa Cupang melaksanakan program Metode penelitian yang digunakan
kampung iklim. Kondisi wilayah yang gersang dalam penelitian ini adalah jenis deskriptif
akibat eksploitasi alam yang ada membuat dengan pendekatan kualitatif dan teknik studi
rentan terhadap perubahan iklim. kasus. Teknik pengumpulan data yang
Program Kampung Iklim di Desa Cupang digunakan adalah wawancara mendalam,
sudah berlangsung sejak April 2013 dan di mulai observasi nonpartisipasi, studi kepustakaan dan
sejak tahun 2014 dengan lingkup adaptasi dan studi dokumentasi. Teknik pengolahan data
mitigasi perubahan iklim, aksi yang dilakukan yang digunakan adalah reduksi data, penyajian
dalam program kampung iklim Desa Cupang data (display data), dan penarikan kesimpulan.
terkait aksi mitigasi yang dilakukan adalah Penelitian ini melibatkan tujuh informan, yang
pengendalian sampah yang dilakukan oleh terdiri dari, 2 orang staff divis CSR Indocement
kelompok pengelola sampah. Pabrik Palimanan, 3 orang kelompok
pengelolaan sampah, 1 orang aparat
Penelitian mengkaji tahapan community pemerintahan Desa Cupang dan 1 orang
development pada program bank sampah sebagai masyarakat Desa Cupang. Penentuan informan
bagian dari program kampung iklim, program dilakukan berdasarkan tujuan penelitian untuk
bank sampah dirasakan menarik karena menjadi menggali lebih dalam mengenai proses
percontohan untuk bank sampah Kabupaten community development pada program bank
Cirebon dan program bank sampah juga sebagai sampah di Desa Cupang.
penggerak awal dari program-program
lingkungan lainnya dan berkontribusi menjuarai
aplikasi program kampung iklim. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Desa Cupang merupakan desa yang
PERMASALAHAN terletak di Kabupaten Cirebon, Kecamatan
Gempol. dengan mempunyai luas wilayah ± 193
Berdasarkan latar belakang yang Ha dengan luas wilayah pemukiman itu sendiri
dikemukakan diatas, maka rumusan masalah seluas 26,385 Ha dengan sebagian besar luas
dari penelitian ini yaitu sebagai berikut : wilayah adalah lahan pertanian.
1. Bagaimana tahapan Engagementdalam Jumlah penduduk Desa Cupang pada
Program Bank Sampah di Desa Cupang ? tahun 2016 berjumlah 3.828 orang dengan
2. Bagaimana tahapan Assessmentdalam jumlah kepala keluarga (KK) adalah sebesar
Program Bank Sampah di Desa Cupang ? 1.226 orang dengan mata pencaharian yang
paling banyak adalah petani.
3. Bagaimana tahapan Perencanaan
Alternatifdalam Program Bank Sampah di Program kampung iklim berlingkup
Desa Cupang ? nasional yang dikembangkan Kementerian
Lingkungan Hidup (KLH) untuk mendorong
4. Bagaimana tahapanPemformulasian
partisipasi aktif masyarakat dan seluruh pihak
Rencana Aksi dalam Program Bank
dalam melaksanakan aksi lokal untuk
Sampah di Desa Cupang ?

271
ISSN
Jurnal Penelitian & PKM Juli 2017 Vol 4, No: 2 Hal: 129 - 389
2442-448X (p), 2581-1126 (e)

meningkatkan ketahanan terhadap dampak b. Persiapan lapangan


perubahan iklim dan pengurangan emisi GRK Persiapan lapangan dilakukan dengan
(Gas Rumah Kaca). berkontribusi kepada upaya
melihat kondisi dan kecocokan tempat sasaran.
pembangunan nasional. Permasalahan sampah di Desa Cupang yang
Program bank sampah ini dilakukan di cukup ditemui beberapa permasalahan sampah
Desa Cupang yang bermitra dengan Indocement yang berbahaya seperti penimpunan, penguraian
pabrik palimanan melalui divisi CSRnya sebagai dengan pembakaran dan jumlah yang
bentuk pengembangan masyarakat yang meningkat.
dilakukan kepada desa binaanya. Pada akhir tahun 2012 mulailah
Community development yang disosialisasikannya program bank sampah oleh
dilaksanakan oleh Indocement dengan petugas kepada kelompok Jamaah Al-Karimah
kelompok pengelolaan sampah dikaji yang berada di Dusun Desa di RW 06 karena
menggunakan teori proses community dengan melihat keaktifan mereka. Ibu-ibu
development menurut Isbandi (2010) yang Kelompok Jamaah Al-Karimah pun tertarik akan
terdapat 7 tahapan didalamnya berikut adalah adanya program ini, sehingga disana sudah
uraiannya. adanya kecocokan.
1.Tahapan Enggagement Tidak adanya kesepakatan mengenai
waktu. Namun, adanya batasan waktu yang
Tahapan Engagement merupakan proses
dibuat petugas untuk mengoptimalkan program.
pendekatan paling awal yang dilakukan dalam
pengembangan masyarakat. Pendekatan ini 2.Tahapan Assessment
berbicara mengenai persiapan baik didalam Tahapan assessment ini merupakan proses
persiapan petugas terkait dengan kapabilitas dan mengindentifikasian berbagai masalah dan
kesediaan petugas kemudian persiapan lapangan kebutuhan serta potensi yang ada di masyarakat
dalam meninjau kecocokan lapangan yang Desa Cupang..
sesuai dengan tujuan kemudian melakukan
pendekatan awal kepada sasaran kelompok a. Perumusan kebutuhan dan masalah
masyarakat di Desa Cupang sehingga dapat masyarakat
meningkatkan keberdayaannya.
a. Persiapan petugas Perumusan dilakukan petugas bersama
Pada awal tahun 2012 Indocement Pabrik masyarakat dengan pola Komunikasi melalui
Palimanan terdorong dalam melakukan program BILIKOM (BIna LIngkungan dan KOMunikasi)
untuk mengurangi atau menguraikan sampah yaitu terdiri dari tokoh masyarakat, RT atau RW
khususnya kepada desa binaan. yang ada dimasyarakat. Bilikom ini berfungsi
sebagai sarana komunikasi antara Indocement
Program bank sampah disosialisasikan dengan Desa Cupang.
melalui beberapa pertimbangan antar pertugas,
sehingga diputuskan dilakukan di Desa Cupang Didalam proses komunikasi dan diskusi
sebagai desa percontohan. selalu melibatkan masyarakat selaras dengan
penuturan Diana Conyers dalam Susetiawan
(1994: 154-155) pentingnya partisipasi salah
satunya, bahwa masyarakat akan lebih
mempercayai program pembangunan jika
dilibatkan dalam proses persiapan dan

272
ISSN
Jurnal Penelitian & PKM Juli 2017 Vol 4, No: 2 Hal: 129 - 389
2442-448X (p), 2581-1126 (e)

perencanaanya. Namun, terkadang masyarakat Struktur organisasi dari kelompok


tidak cepat merespon informasi yang ada karena pengelolaan sampah itu sendiri terdiri dari Ketua
itu disini peran petugas. kelompok, Sekretaris, Bendahara, Seksi
Kerajinan, Seksi Penimbangan, Seksi
masalah yang didapatkan dari proses
Transportasi dan Penjualan, dan Seksi
identifikasi diantaranya penimbunan sampah di
Dokumentasi.
lingkungan. Sampah rumah tangga banyak
berserakan dan menggunung. Dan belum Anggota kelompok pengelolaan sampah
adanya kesadaran pemahaman tentang menjaga juga selain terlibat didalam organisasi kelompok
lingkungan dengan baik terutama terkait pengelolaan sampah tapi aktif di keorganisasian
masalah sampah yang memang kerap dianggap masyarakat lainnya.
sepele.
3.Tahapan Perencanaan Program
Masalah lain adalah belum ada wadah Tahapan perencanaan program terkait
untuk dapat melaksanakan permasalahan kegiatan apa saja yang tepat dilaksanakan
sampah ini seperti kelompok bergerak dibidang dengan menggunakan metode musyawarah.
lingkungan. Perencanaan program ini dapat berisi metode
dan strategi. Dalam proses perencanaan program
ini juga ditentukannya tolak ukur keberhasilan
b. Pengidentifikasian potensi masyarakat
program.
Potensi-potensi yang didapat yaitu
a. Perumusan alternatif kegiatan dalam
kesadaran yang mulai timbul, kesadaran akan
penyelesaian masalah
memilah-milih sampah. Masyarakat sudah tidak
menggunakan lubang sampah lagi untuk Perencanaan yang dibuat kelompok
menampung sampah digantikan oleh tong pengelolaan sampah bersama petugas. Terkait
sampah dan karung sampah sebagai pada kapabilitas SDM terkait pengetahuan dan
penampungan sampah. Potensi lain bahwa keterampilan khususnya terkait dengan
terdapat banyak kelompok masyarakat di Desa pengelolaan sampah ramah lingkungan.
Cupang seperti Kelompok PKK, dan Kelompok Perencanaanpenyebaran informasi dan
Ibu-ibu Jamaah Pengajian yang aktif. Menjadi penyadaran masyarakat. Hal ini untuk
potensi besar untuk dapat menjalankan meningkatkan partispasi masyarakat didalam
kelompok pengelola sampah. Potensi mengikuti program bank sampah.
selanjutnya terkait pada angka partisipasi yang
tinggi terkait dengan adanya suatu kegiatan-
kegiatan yang diadakan. b. Perumusan metode dan strategi program
Metode dan strategi pelatihaan untuk
meningkatkan kapabilitas SDM kelompok
c. Penilaian kebutuhan dan masalah pengelolaan sampah. Setiap pelatihan yang
masyarakat dilakukan oleh tenaga yang profesional di
Pembentukan Kelompok dijadikan bidang pelatihan yang ingin diberikan. Petugas
kebutuhan yang harus segera dibentuk didalam sendiri hanya mengkordinasikan.
pengelolaan sampah. Sehingga dengan bantuan Metode dan strategi penyebaran
petugas dibentuklah kelompok bank sampah informasi terkait adanya program bank sampah.
yang berasal dari kelompok ibu-ibu jamaah Al-
Strategi yang digunakan aparat desa melalui
Karimah tahun 2013. setiap perangkatRTnya. Kemudian kelompok

273
ISSN
Jurnal Penelitian & PKM Juli 2017 Vol 4, No: 2 Hal: 129 - 389
2442-448X (p), 2581-1126 (e)

pengelolaan sampah melalui jamaah pengajian 5) Mewujudkan peningkatan penghasilan


disetiap RTnya.Serta mengundang masyarakat
masyarakatuntuk menghadiri acara sosialisasi
6) Menciptakan ciri khas desa cupang yang
sekaligus diskusi terkait dengan program bank asri
sampah di balai desa. Strategi penyadaran yaitu
dengan percontohan yang dilakukan oleh
kelompok pengelolaan sampah dan pembuatan 4.Tahapan Pemformulasian Rencana Aksi
film tentang pengelolaan sampah.Metode
strategi selanjutnya untuk mempermudah Proses selanjutnya yang dilakukan
partisipasi masyarakat adalah tidak adanya adalah tahapan pemformulasian rencana aksi.
persyaratan khusus untuk mengikuti program Disini Petugas membantu menentukan skala
bank sampah. Staregi menarik masyarakat prioritas terkait kegiatan mana yang harus
dengan mengikutkan masyarakat dalam dilakukan terlebih dahulu. Dan juga
pelatihan. merumuskan terkait dengan gagasan-gagasan
kelompok pengelolaan sampah terkait program
bank sampah dalam bentuk tertulis (proposal).
c. Perumusan tolak ukur keberhasilan a. Penetepan prioritas rencana aksi
Dalam memaksimalkan program bank Tidak adanya penentuan atau penilaian
sampah dibuatlah tolak ukur bahwa program mana yang sebaiknya dilakukan terlebih
bank sampah ini dikatakan berhasil. Kelompok dahulu. hal ini lebih terkait dengan kebutuhan
pengelolaan sampahbersama dengan petugas apa saja yang harus dilaksanakan terlebih
menentukan tujuan program bank sampah yang dahulu. Hal yang utama yang mereka lakukan
menjadi tolak ukur keberhasilan program bank adalah kegiatan-kegiatan pelatihan sebagai
sampah.Tujuan ini ada Adapun tujuannya modal pelaksanaan kelompok melakukan
terbagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus, pengelolaan sampah.
yang berisi sebagai berikut :
Tujuan Umum
b. Pembuatan permintaan bantuan
Menciptakan lingkungan desa yang asri dari (proposal)
pencemaran sampah rumah tangga
Proses pembuatan proposal awalnya
dibuatkan oleh petugas tetapi kini dibuat
Tujuan Khusus sendiri oleh pihak kelompok pengelola
sampah. Walaupun, begitu tetapi isi didalam
1) Mewujudkan kelompok pengelolaan limbah proposal itu sendiri didiskusikan bersama
sampah desa di tiap-tiap blok antara kelompok pengelolaan sampah dengan
2) Mewujudkan sistem pengelolaan limbah petugas.
sampah desa yang baik Proposal isinya terkait hal-hal yang
3) Mewujudkan pemanfaatan sampah menjadi sekiranya untuk menunjang program bank
barang yang berdaya jual sampah itu sendiri disampaikan baik oleh
kelompok pengelolaan sampah atau petugas.
4) Membuka lapangan kerja bagi masyarakat
desa cupang

274
ISSN
Jurnal Penelitian & PKM Juli 2017 Vol 4, No: 2 Hal: 129 - 389
2442-448X (p), 2581-1126 (e)

5.Tahapan Implementasi tentunya lebih besar. Permasalah juga


ditemukan dalam pelaksanaan diantaranya
Tahapan implementasi program lebih
masalah pertama adalah terkait pada informasi,
kepada kegiatan yang disesuiakan dengan
keterlambatan informasi didalam penjualan
perencanaan yang sebelumnya disepakati
sampah membuat kelompok pengelolaan
bersama yaitu kegiatan pelatihan, penyebaran
sampah kerap mengalami kerugian. Kurangnya
informasi, penyadaran masyarakat. Pelaksanaan
pengoptimalaan penjualan kerajinan karena
program bank sampah terkait dengan
tidak di lakukan besar-besaran dan juga tidak
pengolahan sampah. Hal-hal yang terkait dengan
ada target pasar.
bantuan yang didapatpun dilihat dalam tahapan
implementasi ni. Pada tahun pertama tepatnya 2013
anggota bank sampah berkisar sekitar 40-50
a. Tahapan pelaksanaan program
anggota. Setelah berjalan sekitar 3 tahun
Pelaksanaan program diawali pelatihan. lamanya atau sampai tahun 2016. Jumlah dari
Pelatihan yang diberikan adalah pelatihan anggota bank sampah itu sendiri sudah mencapai
kerajinan, pemilahan, pelatihan pemasaran dan 160 orang yang tercatat di pembukuan anggota
pelatihan lainnya yang berhubungan terkait bank sampah (ditabung) tapi untuk seluruhnya
program bank sampah.Dalam pelatihan ada sekitar 200 orang lebih. Namun, justru
kerajinan memfokuskan pada terjadi penurunan anggota kelompok
pemanfaatansampah plasticmenjadi pengelolaan sampah awalnya berjumlah puluhan
kerajinan.Pelatihan itu sendiri diadakan di balai orang yang menjadi kini hanya 5-6 orang saja
desa pada bulan April-Juni 2013. yang terdiri dari 5 wanita dan 1 pria yang aktif.
Penyebaran informasi diberikan kepada
ibu-ibu pada acara di balai desa dilakukan
b. Pengawasan dan pendampingan
sebanyak 3 kali adanya pada bulan Februari
2013 dengan jumlah 100 orang yang datang. Proses pendampingan dan pengawasan
Penyebaran informasi selain itu dilakukan yang dilakukan oleh petugas tidak hanya
melalui aparat desa dan petugas. Sedangkan dilakukan selama pelaksanaan berlangsung
penyadaran dengan melakukannya melalui tetapi sudah dilakukan sejak awal program
percontohan dan media film. Film ini bermuatan berlangsung. Petugas mendatangi kelompok
informasi mengenai pengelolaan sampah. pengelolaan sampah untuk bertemu dan
berdiskusi. sesuai dengan pendapat Adicondro
Proses pembayaran sampah kepada
(1990) yaitu Fasilitator harus bekerjasama
masyarakat diberikan 2 pilihan yaitu bayar
dengan masyarakat dan bukannya bekerja untuk
langsung atau ditabung, Proses pencatatan yang
masyarakat.
dilakukan sangat manual dan tradisional karena
terkendala dengan pengetahuan teknologi. Pendampingan yang dilakukan oleh
petugas yaitu dengan terus adanya komunikasi
Proses pengambilan sampah ke rumah
yang baik dengan kelompok pengelolaan
anggota bank sampah itu sendiri biasanya
sampah. Pengawasan yang dilakukan oleh
dilakukan seminggu sekali, namun tidak bisa
petugas dengan metode pengawasan dalam
tentukan. Hal ini dikarenakan kesibukan anggota
bentuk langsung dengan melihat kondisi-kondisi
kelompok pengelolaan sampah.penjualan
lingkungan yang ada di Desa Cupang dantidak
sampah itu sendiri, adanya perbedaan
langsung adalah berupa data yaitu log control
pendapatan yang didapat dari sampah keluarga
dengan sampah yang dihasilkan dari usaha yang

275
ISSN
Jurnal Penelitian & PKM Juli 2017 Vol 4, No: 2 Hal: 129 - 389
2442-448X (p), 2581-1126 (e)

yang menjadi lingkup kewenangan untuk bank sampah kini dapat dikatakan berhasil
pengumpulannya oleh kordinator program. walaupun belum memuaskan. Hal ini juga
didukung oleh hasil exit programe menurut data
yang didapat oleh petugas.
c. Pemberian bantuan
Prestasi juga menjadi pendorong
Bantuan disini dapat berupa sarana dan kemajuan dengan diraihnya juara 2 didalam
prasarana maupun pelatihan-pelatihan untuk aplikasi program kampung iklim dan juga sudah
menunjang sumber daya manusia yang ada yang banyak dikunjungi oleh pihak-pihak yang ingin
terkait dengan kemajuan program.Bantuan mengetahui dan belajar terhadap proses
pelatihan yang didapatkan seperti pelatihan pengelolaan sampah yang ada di Desa Cupang.
kerajinan, pemasaran, pengolahan sampah oleh Perubahan perilaku masyarakat. Dampak dari
pihak Indocement. program bank sampah kini masyarakat semakin
Selain pelatihan yang diberikan tapi juga inisiatif didalam pengumpulan sampah.Jadi
diberikan bantuan sarana prasarana serta fasilitas program ini sudah tercapai tujuannya atau
yang menunjang. Fasilitas ini berupa tempat dikatakan berhasil.
pengelolaan sampah (TPS) pada bulan mei-juni Tetapi juga ditemukan hambatan-
2013 yang difungsikan sebagai tempat untuk hambatan. Hambatan pertama yaitu
menampung sampah. Fasilitas keterbatasannya ilmu dan pengetahuan
sekre/perpustakaan lingkungan pada bulan masyarakat terkait sampah. Kedua adalah
februari 2014.Bantuan fasilitas transpotrasi juga penyebaran informasi terhadap adanya program
diberikan yaitu motor bak terbuka yang mampu bank sampah kepada masyarakat belum merata
untuk mengambil sampah ke setiap rumah- dan informasi soal harga sampah yang terlambat.
rumah warga. Bantuan transportasi datang pada Hambatan selanjutnya adalah masalah sumber
bulan september 2013.Bantuan-bantuan yang daya manusia.
diberikan melalui proses diskusi bersama.
6. Tahapan Evaluasi dan Hasil
7. Tahapan Terminasi
Perubahan
Pertemuan awal antara kelompok
Evaluasi yang dilakukan suatu
pengelolaan sampah dengan pihak Indocement
pengawasan dan penilaian oleh petugas dan
sekitar seminggu sekali atau kadang sebulan dua
kelompok pengelolaan sampah. Menurut
kali. Tetapi sekarang sudah semakin jarang
Suharto (2009) menuliskan bahwa jika
berkisar 1 bulan sekali atau bahkan 2 bulan
pemeliharaan tidak dilakukan maka tidak akan
sekali. Komunikasi yang sudah semakin jarang
diketahui kelemahan, kekuatan, kebutuhan yang
adanya oleh petugas begitu juga dengan
diperlukan hingga efektivitas dan efisiensinya
bantuan-bantuan yang semakin jarang.
tercapai jika program ini masih ingin terus
Dikatakan bahwa pada masa sekarang program
dilanjutkan sehingga diperlukan evaluasi.
bank sampah sedang menuju kearah
Petugas melakukan evaluasi dari data kemandirian. Sehingga memang belum serta
fisik dan non fisik yang didapatkan dari hasil merta dilepas, walaupun programnya sudah
pengawasan. Melalui data fisik dan non fisik ini selesai. Petugas terus melakukan monitoring
petugas dapat memberikan penilaian. Didalam untuk memastikan keberlanjutan program.
proses evaluasi dari tolak ukur yang sebelumnya
telah di tetapkandidapat 5 tercapai 2 belum
tercapai. Sehingga dapat disimpulkan program

276
ISSN
Jurnal Penelitian & PKM Juli 2017 Vol 4, No: 2 Hal: 129 - 389
2442-448X (p), 2581-1126 (e)

KESIMPULAN pengambilan hingga pengolahan (penjualan,


pendaur ulangan dan pemanfaatan)
Berdasarkan pada hasil penelitian dan
sampah.Proses ini berjalan dengan baik disini
pembahasan yang telah diuraikan sebelumya,
masyarakat secara partisipastif didalam
mengenai proses community development pada
musyawarah untuk menentukan apa yang akan
program bank sampah di Desa Cupang diperoleh
mereka pilih.
kesimpulan sebagai berikut:
4. Tahapan Pemformulasian rencana aksi.
1. Tahapan Engagement
Tahapan ini adalah menentukan skala
Pada tahapan ini, petugas telah menentukan
prioritas dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan
lokasi wilayah dan sasaran program sebelumnya
didalam proses pengembangan masyarakat
dilakukan dengan observasi langsung dan
disini. Tetapi didalam pengembangan
interaksi kepada masyarakat. Hal ini tidak
masyarakat ini, tidak adanya skala prioritas yang
terlepas dari masalah dan potensi yang dilihat
digunakan tetapi lebih kepada masalah,
sebelumnya. Kontak awal yang dilakukan
kebutuhan dan waktu yang tersedia melakukan
dengan musyawarah untuk melihat ketertarikan
kegiatan. Proses ini dikatakan tidak begitu
dan kesediaan masyarakat untuk menjalani
berjalan namun tetap disesuaikan dengan hasil
program. Proses ini berjalan dengan baik dengan
assessment.Tahapan ini juga dilakukan
timbulnya ketertarikan dan minat masyarakat
pembuatan proposal baik oleh petugas awalnya
akan adanya program.
dan kini oleh kelompok pengelola sampah.
2. Tahapan Assessment
5. Tahapan Implementasi
Pada tahapan ini pelibatan langsung
Tahapan implementasi dimulai dari
masyarakat didalam proses musyawarah dan
kelompok pengolahan sampah berdiri serta
diskusi didalam mengidentifikasi masalah,
pembuat perencanaan atau pada saat pelatihan.
kebutuhan dan potensi melalui wadah
Proses ini sudah baik sesuai dengan apa yang
BILIKOM yang melibatkan peran serta
direncanakan.
masyarakat didalam mencari solusi
permasalahannya.Proses ini berjalan dengan Pengolahan sampah itu sendiri ada 3 jenis
baik dengan terbentuknya kelompok pengolahan. Pertama sampah untuk dijual,
pengelolaan sampah mandiri ramah lingkungan sampah untuk didayagunakan kembali, dan
Al-Karimah hasil dari penilaian akan kebutuhan sampah untuk biopori. Didalam proses
bersama masyarakat dengan peran petugas pendayagunaan kembali tidak terlalu
sebagai pendamping.. memberikan dampak ekonomis diakibatkan
sistem pemasaran yang kurang.
3. Tahapan Perencanaan Program
Pelaksanaan kegiatan pengolahan sampah
Perencanaan dilakukan dengan
ini juga dimulai dari pengambilan sampah oleh
menggunakan metode musyawarah yaitu
kelompok pengolahan sampah sampai penjualan
merupakan proses perencanaan kegiatan
kepada pengepul, pendayagunaan menjadi
program bank sampah. Kegiatan-kegiatan yang
kerajinan serta dimasukan kedalam biopori
dirasakan perlu dilakukan seperti peningkatan
walaupun biopori kedepannya tidak berfungsi
kapabilitas SDM didalam pengelolaan sampah,
kembali.Program bank sampah didalam
penyebaran informasi dan penyadaran untuk
perkembangnnya terus mengalami kenaikan
melancarkan kegiatan pengelolaan sampah.
hingga dikatakan kegiatan-kegiatan penyebaran
Perencanaan ini juga membahas terkait tahapan
informasi dan penyadaran masyarakat berhasil
pengelolaan sampah adanya dari mulai

277
ISSN
Jurnal Penelitian & PKM Juli 2017 Vol 4, No: 2 Hal: 129 - 389
2442-448X (p), 2581-1126 (e)

adanya, serta kelompok pengolahan sampah inidapat menjadi bahan perbaikan setiap
juga sudah memiliki kemampuan pengolahan kegiatannya.
sampah yang baik sehingga juga dikatakan
7. Tahapan Terminasi
bahwa kegiatan peningkatan kapabilitas SDM
sudah baik. Namun, sumber daya manusia Tahapan ini belum dikatakan selesai masih
(SDM) semakin menurun selama pelaksanaan didalam proses pemandirian, dimulai dari
berlangsung dari semula berjumlah 30 menjadi kontak yang semakin jarang dilakukan oleh
hanya 6 orang yang aktif. petugas serta bantuan-bantuan yang berkurang
dari penyokong dana..
Pendampingan dilakukan dimulai dari
pembentukan kelompok hingga pelaksanaan.
Petugas juga melakukan pengawasan sejak awal SARAN
program disosialisasikan hingga pelaksanaan
dilakukan. Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan mengenai proses community
Pengalokasian dana yang didapatkan dari development program kampung iklim di Desa
hasil pemformulasian rencana tindakan Cupang Kecamatan Gempol Kabupaten
(proposal) yg ini didapatkan dari penyokong Cirebon. Kegiatan pengembangan masyarakat
dana (Indocement) didalam kelancaran program. dalam pengelolan sampah ini sudah dikatakan
cukup baik meskipun hambatan banyak datang
dari internal maupun eksternal. Hambatan-
6. Tahapan Evaluasi dan Hasil perubahan hambatan yang muncul diantaranya adalah
Evaluasi yang dilakukan adalah dengan Pertama pada tahapan engagement dengan
melakukan evaluasi fisik (lapangang) dan ketiadaan kontrak yang dibuat membuat petugas
evaluasi non fisik (data laporan) oleh petugas. sulit didalam pengoptimalan program.
Evaluasi yang dilakukan dimulai dari sosialisasi Hambatan kedua dengan tidak adanya
dimulai hingga pelaksanaan berlangsung. kemampuan keorganisasian yang cukup baik
Evaluasi umum yang dilakukan adalah dengan dari kelompok pengelolaan sampah
melihat dari tolak ukur keberhasilan yang mengakibatkan, hambatan muncul pada tahap
dilakukan serta exit programe yaitu berupa data implementasi dengan kinerja yang sulit
survey yang dilakukan petugas terkait kinerja berkembang, hambatan ketiga pada saat
program bank sampah. pemandirian atau menuju tahapan terminasi,
Selain itu, terlihat kekurangan terhadap pada kelompok pengelolaan sampah disini mereka
proses penggalian kebutuhan peningkatan kerap kesulitan didalam menyelesaikan
kapasitas kelompok terutama pada kemampuan permasalahan yang timbul dikarenakan belum
menajemen organisasi dalam pengelolaan memilki kemampuan didalam menyusun suatu
sampah dari perencanaan hingga evaluasi secara penyelesaian masalah dari mulai assessment
mandiri dan kemampuan memasarkan produk sampai evaluasi secara mandiri.
khususnya produk kerajinan. Walaupun Oleh karena itu peneliti menyarankan
demikian secara keseluruhan proses kegiatan ini kegiatan berupa program Workshop
sudah berjalan dengan baik. Hasil perubahanpun “Manajemen kelompok pengelolaan sampah”
terjadi baik terhadap perubahan perilaku dan yang tujuannya Peserta pelatihan diharapkan
perubahan lingkungan yang didapatkan. Prestasi dapat memahami dan memiliki keterampilan
dan penghargaan pun didapatkan pada program mengenai manajemen tersebut secara konseptual
kampung iklim. Sehingga evaluasi program dan teoritis, mampu mengelola suatu organisasi

278
ISSN
Jurnal Penelitian & PKM Juli 2017 Vol 4, No: 2 Hal: 129 - 389
2442-448X (p), 2581-1126 (e)

dengan baik dengan pelatihan manajemen yang (corporate social responbility).Refika


diberikan, dan terbantu dengan adanya Aditama.Bandung
pendampingan langsung ketika terdapat
Suharto, Ign. 2010.Program Pengembangan
permasalahan organisasi.Untuk keberlanjutan Masyarakat dan Peningkatan
kegiatan adanya Kesejahteraan. Unpad Press
Hal diatas karena pada tahapan evaluasi Isbandi. 2010. Pemberdayaan, Pengembangan
yang dilakukan petugas kurangnya proses Masyarakat, dan Intervensi Komunitas:
penggalian kebutuhan terutama terkait Pengantar Pada Pemikiran dan
kemampuan manajemen kelompok Pendekatan Praktisi. Lembaga Penerbit
mengakibatkan pengelolaan kelompok yang Fakultas Ekonomi Universitas
kurang baik dan kesadaran yang kurang Padjajara. Jakarta.
dianggotanya. Kesimpang siuran identitas
kelompok yang tidak aktif juga memberikan Isbandi. 2012. Intervensi Komunitas &
dampak terhadap kinerja karena kelompok yang Pengembangan Masyarakat: Sebagai
baik adalah kelompok yang memiliki jumlah dan Upaya Pemberdayaan Masyarakat.
identitas kelompok yang pasti. Sehingga Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada
kemampuan pengelolaan kelompok yang baik Jim Ife. 2008. Community Development:
agar kedepannya mampu menyelesaikan Alternatif Pengembangan Masyarakat
permasalahan baik pada pelaksanaan program di Era Globalisasi.Yogyakarta: Pustaka
maupun ke organisasian untuk keberlanjutan Pelajar
program.
Wibhawa, B.T Raharjo & M.Budiarti. 2010.
Dasar-Dasar Pekerjaan Sosial.
DAFTAR PUSTAKA Bandung: Widya Padjajaran
Buku Suharto, Edi. 1997. Pembangunan, Kebijakan
Sosial, & Pekerjaan Sosial. Bandung:
Maleong, Lexy J.2010. Metode Penelitian LSP-STKS Bandung
Kualitatif : Edisi revisi. Pt. Remaja
Rosdakarya, Bandung. Mardikanto & Soebianto, 2013. Pemberdayaan
Masyarakat: Dalam Perspektif
Soehartono, Irawan. Metode Penelitian Sosial. Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta,
Remaja Rosdakarya.2011.Bandung Edisi Revisi
Untung, Hendri B.2008. Corporate Social Isbandi. 2012. Intervensi Komunitas &
Responbility.Sinar Grafika..Jakarta Pengembangan Masyarakat: Sebagai
Suharto, Edi. 2006. Membangun Masyarkaat- Upaya Pemberdayaan Masyarakat.
Memberdayakan Masyarakat.Reflika Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada
Aditama.Bandung M.Anwas, 2014. Pemberdayaan Masyarakat Di
Suharto, Edi. 2008. CSR & COMDEV Investarsi Era Global. Bandung: Alfabeta
Perusahaan di Era Hikmat, Harry. 2013. Strategi Pemberdayaan
Globalisasi.Alfabeta.Bandung Masyarakat. Bandung: Humaniora
Suharto, Edi. 2007. Pekerja Sosial di Dunia Utama Press, Edisi Revisi
Industri memperkuatan
Burhan Bungin, 2007. Penelitian Kualitatif:
tanggungjawab sosial perusahaan Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan

279
ISSN
Jurnal Penelitian & PKM Juli 2017 Vol 4, No: 2 Hal: 129 - 389
2442-448X (p), 2581-1126 (e)

Publik, dan Ilmu sosial lainnya. Jakarta: Profil Desa Cupang Tahun 2016
Kencana. Edisi Kedua
Huraerah, Abu. 2008. Pengorganisasian dan Kementrian Lingkungan Hidup Tahun 2012 :
Pengembangan Masyarakat: Model dan Proklim Sebagai Penguat Inisiatif
Strategi Pembangunan Berbasis Pengelolaan SDH Berbasis Masyarakat
Kerakyatan. Bandung: Humaniora
Theresia, Aprilia Dkk. 2015. Pembangunan
Berbasis Masyarakat. Bandung : PP No 18 Tahun 2012 yaitu pengelolaan sampah
Alfabeta rumah tangga dan sampah sejenis
sampah rumah tangga

Karya Ilimiah : Jurnal/Skripsi/Tesis


Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 19
Kamilah, E. 2014. Pemberdayaan Pengarajin Tahun 2012 tentang Program Kampung
Batik (Studi Kasus Program Pembinaan Iklim
Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Pengrajin Batik Tulis Ciwaringin oleh PT. Indocement Tunggal Prakarsa. 2012.
CSR PT.Indocement Tunggal Perkasa Laporan Keberlanjutan 2012
Palimanan di Desa Ciwaringin, Suistanably Report
Kecamatan Ciwaringin, Kabupaten PT. Indocement Tunggal Prakarsa.2013.
Cirebon, Jawa Barat).Skripsi. Fakultas Laporan Keberlanjutan 2013
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Suistanably Report
Universitas Padjajaran
Raharjo, ST. 2015. Assessment untuk Praktik
Putra, L.S. 2014. Proses Community Pekerjaan Sosial dan Kesejahteraan Sosial.
Development Oleh Yayasan Insan Bandung: Unpad Press
Multi Mandiri Dalam Pengelolaan _________, 2015. Dasar Pengetahuan Pekerjaan
Sampah Di Perumahan Griya Taman Sosial. Bandung: Unpad Press.
_________, 2015. Keterampilan Pekerjaan Sosial:
Lestari Gudang Tanjungsari
Dasar-dasar. Bandung, Unpad Press.
Sumedang. Skirpsi. Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik. Univerisitas “Sampah di Indonesia Mencapai 1 Juta Meter
Padjajaran. perkubik” www.tempo.co.com diakses
pada 20/03/2016
Jurnal : Pengelolaan Sampah Mandiri Ramah
Lingkungan Skala Rumah Tangga
Studi Kasus Desa Cupang
Sumber Lainnya:
Arsip CSR Indocement : Program Unggulan
Pemberdayaan Masyarakat (SDP)
Pengelola Sampah Ramah Lingkungan
Kelompok Al-Karimah Desa Cupang

280

Anda mungkin juga menyukai