Anda di halaman 1dari 26

TUGAS INDIVIDU

MATA KULIAH JIWA

STANDART PRAKTEK TINDAKAN KEPERAWATAN DEFISIT


PERAWATAN DIRI DAN WAHAM

Nama : Eva Yuliatin, A.Md Kep


NIM : 1614314201058

STIKES MAHARANI MALANG


Jl. Akordion Selatan, Mojolangu, Kec. Lowokwaru, Kota Malang,
Jawa Timur 65143, Indonesia
DAFTAR ISI

Halaman judul ....................................................................................................... i


Daftar isi ................................................................................................................ ii
BAB I . STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
PASIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI...................................... 1

1.1. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan 1……….…………………… 1


1.2. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan 2 …....................................3
1.3. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan 3 .................................... ...…5
1.4. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan 4...................................... ...…7

BAB II. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


PASIEN DENGAN WAHAM. ................................................................... ……10

2.1.Proses Keperawatan................................................................................. ……10


2.2.Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan................ . 11
2.3. Strategi Pelaksanaan Komunikasi Pada Keluarg ........................................... 16

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 23

ii
BAB I
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PASIEN
DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

1.1. SRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN 1


1.1.1. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Pasien
Ny. H terlihat duduk di salah satu sudut ruangan sambil menggaruk –
garuk kepala yang terlihat kotor, rambut sebahu dan tidak tertata rapi.
Pakaian yang digunakan Ny. H tidak terpasang dengan benar, dan
terlihat banyak robekan. Kuku jari tangan terlihat hitam dan panjang.
Gigi Ny. H terlihat kotor, dan mulut Ny. H mengeluarkan bau.
2. Diagnosa Keperawatan : Defisit Perawatan Diri
3. Tujuan Khusus :
1) Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri.
2) Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik.
3) Pasien mampu melakukan makan dengan baik
4) Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri.
4. Tindakan Keperawatan
1) Melatih pasien cara – cara perawatan kebersihan diri
2) Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri
3) Menjelaskan alat – alat untuk menjaga kebersihan diri.
4) Menjelaskan cara – cara melakukan kebersihan diri
5) Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri.
1.1.2. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Orientasi
1) Salam terapeutik
Selamat pagi? Perkenalkan nama saya perawat Eva, saya adalah
mahasiswa keperawatan STIKES Maharani yang sedang praktek
disini. Saya praktek disini selama tujuh hari. Nama ibu siapa ya?
Senangnya dipanggil apa? Oh, jadi ibu senangnya dipanggil Ny. H
saja.

1
2) Evaluasi/Validasi
Eva perhatikan dari tadi Ny. H menggaruk – garuk kepala, gatal ya?
3) Kontrak
Topik : Bagaimana kalau kita berbincang tentang kebersihan diri?
Waktu : Mau berapa lama kira – kira kita ngobrolnya? Oke, Jadi Ny.
H maunya kita ngobrol ngobrolnya 20 menit?
Tempat : Baiklah mau dimana kita ngobrolnya Ny. H? Oh, jadi kita
ngobrolnya diruang ini saja?
2. Kerja (langkah – langkah tindakan keperawatan)
1) Berapa kali Ny. H mandi dalam sehari? Apakah Ny. H sudah mandi
hari ini? Menurut Ny. H apa kegunaanya mandi? Apa alasan Ny. H
sehingga tidak bisa merawat diri? Menurut Ny. H apa manfaatnya kalau
kita menjaga kebersihan diri? Kira – kira tanda – tanda orang yang tidak
merawat diri dengan baik seperti apa ya? Badan gatal, mulut bau, terus
apa lagi? Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri, menurut Ny.
H masalah apa yang bisa muncul? “ Betul ada kudis, kutu...dsb
2) Menurut Ny. H mandi itu seperti apa? Sebelum mandi apa yang
biasanya Ny. H persiapkan? Benar sekali, Ny. H perlu menyiapkan
pakaian ganti yang bersih, handuk kering, sikat gigi, odol, shampo dan
sabun mandi.
3) Menurut Ny. H tempat mandinya dimana? Benar sekali kita mandi di
kamar mandi, bagaimana kalau kita kekamar mandi sekarang, Eva akan
bantu melakukannya. Pertama kita gosok gigi dulu dengan sikat gigi,
ambil sikat gigi yang sudah dikasih odol kemudian sikat gigi dengan
gerakan memutar dari atas kebawah kemudian Ny. H berkumur –
kumur dengan air bersih. Bagus sekali Ny. H sekarang buka pakaian
Ny. H, siram seluruh tubuh Ny. H dengan air termasuk rambut dan
kepala lalu ambil shampo sedikit dan gosokkan keatas kepala Ny. H
sampai berbusa lalu bilas sampai bersih. Bagus sekali Ny. H, sekarang
ambil sabun dan gosokkan keseluruh tubuh Ny. H secara merata dan
dimulai dari bagian sebelah kanan lalu siram dengan air sampai bersih,

2
pastikan bersih tidak ada sisa sabun yang menempel. Setelah selesai
disiram dengan air sampai bersih keringkan tubuh Ny. H dengan
handuk kering yang sudah disiapkan. Bagus sekali Ny. H
melakukannya. Selanjutnya Ny. H menggunakan pakaian bersih yang
sudah disiapkan.
3. Terminasi
1) Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
a. Evaluasi pasien/subyektif
Bagaimana perasaan Ny. H setelah mandi dan mengganti pakaian?
Coba Ny. H sebutkan lagi apa saja cara – cara mandi yang baik yang
sudah Ny. H lakukan tadi. Bagus sekali sekarang Ny. H sudah tahu
manfaat dan cara mandi yang baik.
b. Evaluasi perawat/obyektif
Ternyata Ny. H masih memiliki kemampuan yang baik dalam menjaga
kebersihan diri. Nah kemampuan ini dapat dilakukan juga dirumah
setelah pulang.
2) Tindak lanjut pasien
Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian Ny. H mau berapa kali
sehari mandi dan sikat gigi? Bagus, dua kali yaitu pagi dan sore. Kalau pagi
jam berapa? Kalau sore? Beri tanda M (mandiri) kalau dilakukan tanpa
disuruh, B (bantuan) kalau diingatkan baru dilakukan dan T (tidak) tidak
melakukan.
3) Kontrak yang akan datang.
Topik : Baik besok kita akan bertemu kembali untuk latihan berdandan
Waktu : Kalau begitu kita akan latihan berdandan besok jam 7 pagi setelah
Ny. H melakukan kegiatan mandi.
Tempat : Ny. H mau kita bertemu dimana? “ Kita bertemu di dalam kamar
Ny. H besok bagaimana?

1.2. SRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN 2


1.2.1. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Pasien

3
Ny. H terlihat duduk di salah satu sudut ruangan sambil memegang rambut
yang basah. Pasien terlihat menggunakan pakaian dengan kancing baju yang
tidak terpasang. Pasien mengatakan merasa segar setelah mandi.

2. Diagnosa Keperawatan : Defisit Perawatan Diri


3. Tujuan Khusus :
1) Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri.
2) Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik.
3) Pasien mampu melakukan makan dengan baik
4) Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri.
4. Tindakan Keperawatan
Membantu klien latihan berhias
1) Berpakaian
2) Menyisir rambut
3) Berhias
1.2.2. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
1. Orientasi
1) Salam terapeutik
Selamat pagi? Ny. H masih ingat dengan saya?
2) Evaluasi/Validasi
Eva perhatikan dari tadi Ny. H memegang kepala, kenapa Ny. H? “
Bagaimana perasaan Ny. H setelah melakukan kegiatan mandi?
3) Kontrak
Topik : Bagaimana kalau kita berbincang tentang berhias diri?
Waktu : Mau berapa lama kira – kira kita ngobrolnya? Oke, Jadi Ny. H
maunya kita ngobrol - ngobrolnya 20 menit?
Tempat : Baiklah mau dimana kita ngobrolnya Ny. H? Oh, jadi kita
ngobrolnya diruang ini saja?
2. Kerja (langkah – langkah tindakan keperawatan)
1) Bagaimana perasaan Ny. H setelah mandi? Apa yang Ny. H lakukan
setelah mandi? Baiklah sekarang kita akan melakukan latihan berdandan

4
2) Apa Ny. H sudah mengganti baju? Untuk pakaian pilihlah yang bersih dan
kering. Berganti pakaian yang bersih dua kali sehari. Sekarang coba Ny. H
melakukan mengganti pakaian. Bagus sekali Ny. H kerja yang bagus.
Sekarang setelah menggunakan pakaian yang baik kita akan latihan
berdandan supaya Ny. H tampak rapi dan cantik.
3) Kira – kira apa alat yang Ny. H butuhkan untuk berdandan? Bagus sekali
Ny. H alat yang dibutuhkan sisir, bedak dan kaca.
4) Setelah Ny. H memasang pakaian dengan baik, sekarang sisir rambut yang
rapi, bagus Ny. H, sekarang ambil bedak dan bedaki muka Ny. H rata dan
tipis. Bagus sekali Ny. H bisa melakukan dengan baik.
3. Terminasi
1) Evaluasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan
a. Evaluasi pasien/subyektif
Bagaimana perasaan Ny. H setelah latihan berdandan?
b. Evaluasi perawatan/obyektif
Ny. H terlihat segar dan cantik
2) Tindak lanjut pasien
Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian Ny. H sehabis Ny.H
melakukan mandi kemudian, melakukan cara berdandan, yang baik dan
benar sesuai dengan latihan kita hari ini. Beri tanda M (mandiri) kalau
dilakukan tanpa disuruh, B (bantuan) kalau diingatkan baru dilakukan dan
T (tidak) tidak melakukan.
3) Kontrak yang akan datang.
Topik : Baik nanti siang kita akan bertemu kembali untuk latihan cara
makan yang baik dan benar
Waktu : Kalau begitu kita akan latihan cara makan nanti siang atau sesuai
jadwal Ny. H
Tempat : Siang nanti latihan makan yang baik diruang makan.

1.3. SRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN 3


1.3.1. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Pasien

5
Ny. H terlihat duduk di salah satu kursi didekat meja makan. Ny. H terlihat
rapi dengan rambut yang disisir.

2. Diagnosa Keperawatan : Defisit Perawatan Diri


3. Tujuan Khusus :
1) Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri.
2) Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik.
3) Pasien mampu melakukan makan dengan baik
4) Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri.
4. Tindakan Keperawatan
Menjelaskan cara persiapan makanan
Menjelaskan cara makan yang tertip
Menjelaskan cara merapikan peralatan makan setelah makan.
1.3.2. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
1. Orientasi
1) Salam terapeutik
Selamat siang Ny. H? Bagus sekali Ny. H terlihat rapi siang ini.
2) Evaluasi/Validasi
Bagaimana perasaan Ny. H siang hari ini?
3) Kontrak
Topik : Bagaimana kalau kita latihan cara makan yang baik?
Waktu : Mau berapa lama kira – kira kita ngobrolnya? Oke, Jadi
Ny. H maunya kita ngobrol - ngobrolnya 25 menit?
Tempat : Kita akan latihan cara makan yang baik jadi kita latihan
langsung diruang makan
2. Kerja (langkah – langkah tindakan keperawatan)
1) Bagaimana menurut Ny. H cara makan yang baik? Bagus Ny. H
sebelum kita makan kita cuci tangan dengan air sabun.
2) Setelah mencuci tangan dengan air dan sabun, Ny. H bisa
mengambil makanan diatas meja dengan menggunakan piring.

6
3) Sebelum makan Ny. H dapat berdoa.Bagus sekarang Ny. H dapat
berdoa sebelum makan, suap makanan dengan pelan – pelan, ya
bagus Ny. H sekarang sudah bisa melakukan menyuap makanan
dengan baik dan benar.
4) Setelah makan Ny. H harus membereskan piring dan gelas yang
kotor, setelah dibereskan sekarang Ny. H dapat mencuci tangan
kembali dengan air dan sabun. Setelah itu keringkan tangan dengan
sapu tangan yang bersih.
3. Terminasi
1) Evaluasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan
a. Evaluasi pasien/subyektif
Bagaimana perasaan Ny. H setelah latihan cara makan yang baik?
b. Evaluasi perawatan/obyektif
Ny. H terlihat rapi dan bersih
2) Tindak lanjut pasien
Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian Ny. H sehabis Ny.H
melakukan mandi kemudian, melakukan cara berdandan, dan cara makan
yang baik dan benar sesuai dengan latihan kita hari ini. Beri tanda M
(mandiri) kalau dilakukan tanpa disuruh, B (bantuan) kalau diingatkan
baru dilakukan dan T (tidak) tidak melakukan.
3) Kontrak yang akan datang.
Topik : Baik besok kita akan bertemu kembali untuk latihan BAB/BAB
yang baik
Waktu : Kalau begitu kita akan latihan cara BAB/BAK besok jam 10 pagi
atau sesuai jadwal kapan Ny. H merasa ingin BAB/BAK.
Tempat : Besok kita latihan cara BAB/BAK dengan baik diruangan ini.

1.4. SRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN 4


1.4.1. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Pasien
Ny. H terlihat duduk di salah satu sisi kamar. Ny. H terlihat rapi dengan
rambut yang disisir.

7
2. Diagnosa Keperawatan : Defisit Perawatan Diri
3. Tujuan Khusus :
1) Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri.
2) Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik.
3) Pasien mampu melakukan makan dengan baik
4) Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri.
4. Tindakan Keperawatan
Mengajarkan klien melakukan BAB/BAK secara mandiri
Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB/BAK
Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB/BAK
1.4.2. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
1. Orientasi
1) Salam terapeutik
Selamat siang Ny. H? Sudahkah dilakukan jadwal harian yang telah
kita lakukan kemarin? Bagus sekali Ny. H dapat melakukan secara
mandiri semua latihan yang telah kita lakukan.
2) Evaluasi/Validasi
Bagaimana perasaan Ny. H siang hari ini?
3) Kontrak
Topik : Bagaimana kalau kita latihan cara BAB/BAK yang baik?
Waktu : Kita akan membutuhkan waktu sekitar 30 menit, bagaimana
menurut Ny. H?
Tempat : Kita akan latihan cara BAB/BAK yang baik jadi kita latihan
langsung ditempat BAB/BAK
2. Kerja (langkah – langkah tindakan keperawatan)
1) Menurut Ny. H dimana kita BAB/BAK yang benar? Benar Ny. H kita
BAB/BAK diruang tertutup dan ada saluran pembuangan kotoran. Jadi
kita tidak boleh BAB/BAK disembarang tempat.
2) Sekarang coba sebutkan bagaimana cara membersikkan atau cebok.
Bagus Ny. H cebok itu adalah cara membersihkan bokong atau tempat

8
keluar BAB/BAK dengan air yang bersih dan jernih. Setelah Ny. H
cebok pastikan juga tidak ada BAB/BAK yang tersisa diWC dengan
cara menyiram WC dengan air bersih. Setelah dipastikan bokong dan
WC bersih baru Ny. H mencuci tangan dengan air dan sabun
3. Terminasi
1) Evaluasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan
 Evaluasi pasien/subyektif
Bagaimana perasaan Ny. H setelah latihan cara BAB/BAK
yang baik?
 Evaluasi perawatan/obyektif
Ny. H terlihat tersenyum dan wajah yang segar.
2) Tindak lanjut pasien
Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian Ny. H sehabis Ny.H
melakukan mandi kemudian, melakukan cara berdandan, dan cara
makan yang baik dan benar, jika Ny. H merasakan keinginan
BAB/BAK Ny. H dapat melakukan latihan yang telah kita lakukan.
Beri tanda M (mandiri) kalau dilakukan tanpa disuruh, B (bantuan)
kalau diingatkan baru dilakukan dan T (tidak) tidak melakukan.
3) Kontrak yang akan datang.
Topik : Baiklah Ny. H sekarang kita akhiri pertemuan ini, kalau Ny. H
masih ada yang ingin ditanyakan dan ada masalah yang ingin
dibicarakan boleh kepada suster lain yang dinas diruangan ini. Saya
permisi dulu ya Ny. H. Selamat siang.

9
BAB II
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PASIEN
DENGAN WAHAM

2.1. PROSES KEPERAWATAN


1. Kondisi Pasien
Ibu A mengatakan bahwa ia adalah salah satu nabi yang diutus Tuhan
untuk datang kedunia untuk meluruskan jalan pikiran manusia yang
tersesat.Ibu A sangat bersemangat ketika bercerita
2. Diagnosa Keperawatan : Waham kebesaran
3. Tujuan Khusus (TUK) :
1) Pasien mampu berorientasi terhadap realitas kehidupan.
2) Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan
lingkungan.
3) Pasien mampu menggunakan obat dengan prinsip enam
benar.
4. Tindakan Keperawatan
1) Membina hubungan saling percaya
 Mengucapkan salam terapeutik
 Menjelaskan tujuan interaksi
 Membuat kontrak topic, waktu dan tempat bertemu
dengan pasien.
2) Jika pasien membicarakan wahamnya, dengarkan tanpa
memberikan dukungan atau menyangkal sampai pasien berhenti
membicarakannya
3) Meyakinkan pasien dalam kondisi yang aman
4) Mendiskusikan kebutuhan psikologi/emosional yang dapat
menimbulkan ketakutan, kecemasan dan kemarahan pasien
5) Mendiskusikan kemampuan realistis yang dimiliki pasien baik
masa lalu maupun saat ini.
6) Berikan pujian bila orientasi pasien sudah sesuai realitas.

10
7) Anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas sesuai kemampuan
yang dimiliki
8) Jelaskan tentang program pengobatan ( manfaat, dosis obat,
jenis, dan efek samping obat yang diminum serta cara
pemberian obat )
9) Jelaskan akibat yang terjadi bila berhenti minum obat tana
konsultasi.

2.2. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN
2.2.1. STRATEGI PELAKSANAAN 1
 Membina hubungan saling percaya
 Mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi dan cara
memenuhi kebutuhan
 Mempraktekkan pemenuhan kebutuhan yang tidak terpenuhi.

1. Fase Orientasi
Membina hubungan saling percaya
1) Salam terapeutik
“Selamat pagi ibu A, perkenalkan nama saya Eva, saya
perawat yang dinas pagi ini, di Ruang Melati. Saya dinas
dari jam 07.00–14.00, saya yang akan merawat ibu hari ini.
Nama ibu siapa? senang dipanggil apa?”
2) Evaluasi/Validasi
Bagaimna perasaan ibu hari ini? Apakah semalam bisa tidur
nyenyak? Hari ini masih ada keluhan apa tidak?
3) Kontrak
 Topik : Bisa kita berbincang-bincang tentang apa
yang ibu A rasakan sekarang?”
 Waktu : “Berapa lama ibu A kita mau berbincang-
bincang? Bagaimana kalau 15 menit?”

11
 Tempat : Dimana enaknya kita berbincang-bincang
ibu?”
2. Fase kerja
Saya mengerti ibu A merasa bahwa ibu A adalah seorang Nabi,
tapi sulit bagi saya untuk mempercayainya, karena setahu saya
semua Nabi tidak hidup didunia ini, bisa kita lanjutkan
pembicaraan yang tadi terputus ibu?”
“Tampaknya ibu A gelisah sekali, bisa ibu A ceritakan kepada saya
apa yang ibu A rasakan?”
“Oooo, jadi ibu A merasa takut nanti diatur-atur oleh orang lain
dan tidak punya hak untuk mengatur diri ibu A sendiri?”
“Siapa menurut ibu A yang sering mengatur-atur diri ibu A?”
“Jadi teman ibu A yang terlalu mengatur-atur ya pak, juga adik ibu
A yang lain?”
“Kalau ibu A sendiri inginnya seperti apa?”
“Ooo, Bagus ibu A sudah punya rencana dan jadwal unutk diri
sendiri.”
“Mari kita tuliskan rencana dan jadwal tersebut kedalam kegiatan
sehari – hari ya ibu A.”
“Wah, bagus sekali, jadi setiap harinya ibu A ingin ada kegiatan di
luar rumah sakit karena bosan kalau dirumah sakit terus ya?”

3. Fase terminasi
1) Evaluasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan
 Evaluasi subyektif : “Bagimana perasaan ibu A
setelah berbincang-bincang dengan saya?”
 Evaluasi obyektif : “Apa saja tadi yang telah kita
bicarakan? Bagus.”
2) Rencana tindak lanjut
“Bagaimana kalau bincang-bincang kita saat ini akan kita
lanjutkan lagi?.”
“Kalau ibu setuju, saya akan datang kembali dua jam lagi.”

12
3) Kontrak yang akan datang
 Topik : “Kita akan berbincang-bincang tentang
kemampuan dan potensi yang ibu A miliki?”

 Waktu : “Kira – kira nanti ibu A mau bertemu dan


berbincang-bincang jam berapa? Bagaimana kalau
jam 12.00 wib?”
 Tempat : “Ibu A mau kita berbincang-bincang
dimana? Bagaimana kalau disini saja ibu A?”

2.2.2. STRATEGI PELAKSANAAN 2


Mengidentifikasi kemampuan positif pasien dan membantu
mempraktekannya
1. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
“Selamat siang ibu A, bagaimana perasaannya saat ini?
Bagus“
2) Evaluasi/Validasi
Apakah ibu A sudah mengingat-ngingat apa saja hobi atau
kegemaran ibu?”
3) Kontrak
 Topik : “Bagaimana kalau kita bicarakan hobi
tersebut sekarang?”
 Waktu : “Berapa lama kita mau berbincang-
bincang? Bagaimana kalau 20 menit?”
 Tempat : “Dimana enaknya kita berbincang-
bincang tentang hobi ibu A tersebut?”

2. Fase kerja
“Apa saja hobi ibu A? Saya catat ya bu, terus apa lagi?”
“Wah, rupanya ibu A pandai menyulam ya.”
“Bisa ibu A ceritakan kepada saya kapan pertama kali belajar

13
menyulam, siapa yang dulu mengajarkannya kepada ibu A,
dimana?”
“Bisa ibu A peragakan kepada saya bagaimana menyulam yang
baik itu.”
“Wah, bagus sekali ibu. Bagaimana kalau kita buat jadwal
untuk kemampuan ibu A ini. Berapa kali sehari/seminggu ibu
A mau menyulam?”
“Apa yang ibu A harapkan dari kemampuan menyulam ini?”
“Ada tidak hobi atau kemampuan ibu A yang lain selain
menyulam?”
3. Fase terminasi
1) Evaluasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan
 Evaluasi subyektif : “Bagimana perasaan ibu A
setelah berbincang-bincang tentang hobi dan
kemampuan ibu A?”
 Evaluasi obyektif : “Coba ibu A sebutkan lagi
kemampuan ibu tadi.”
2) Rencana tindak lanjut
“Setelah ini coba ibu A lakukan latihan menyulam sesuai
dengan jadwal yang telah kita buat ya?.”
3) Kontrak yang akan datang
 Topik : “Ibu A besok kita akan bertemu lagi untuk
membahas tentang obat – obat yang harus ibu
minum ya?”

 Waktu : “Kira – kira besok ibu A bisa bertemu jam


berapa? Bagaimana kalau jam 08.00 pagi?”
 Tempat : “Besok kita mau berbincang-bincang
dimana? Bagaimana kalau disini saja ibu A?”
2.2.3. STRATEGI PELAKSANAAN 3
Mengajarkan dan melatih cara minum obat yang benar
1. Fase Orientasi

14
1) Salam terapeutik
“Selamat pagi ibu A, sesuai dengan janji saya kemarin,
saya datang lagi, bagaimana perasaannya ibu A hari ini?
Bagus“
2) Evaluasi/Validasi
Apakah ibu A sudah mempraktekkan latihan menyulam
sesuai jadwal yang sudah kita susun?”
3) Kontrak
 Topik : “Sesuai kesepakatan kita kemarin, hari ini
kita akan membicarakan tentang obat – obatan yang akan
ibu minum”
 Waktu : “Berapa lama kita mau berbincang-
bincang? Bagaimana kalau 20 menit?”
 Tempat : “Dimana enaknya ibu A mau berbincang-
bincang?”

2. Fase kerja
“Ibu A berapa macam obat yang diminum, jam berapa saja obat
yang diminum?”
“Ibu A perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang,
tidurnya juga tenang.”
“Obatnya ada tiga macam ibu, yang warnanya oranye namanya
CPZ gunanya agar tenang, yang putih ini namanya THP
gunanya supaya ibu bisa rileks, dan yang merah jambu ini
namanya HLP gunanya agar pikiran jadi teratur. Semuanya ini
diminum 3 kali sehari, jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7
malam.”
“Bila nanti setelah minum obat mulut ibu A terasa kering,
untuk membantu mengatasinya ibu A bisa banyak minum dan
mengisap-isap es batu.”
“Sebelum minum obat ini ibu A harus mengecek dulu label
dikotak obat apakah benar nama ibu A tertulis disitu, berapa

15
dosis atau butir yang harus diminum, jam berapa saja harus
diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar!”
“Obat-obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan
besar harus diminum dalam waktu yang lama. Agar tidak
kambuh lagi, sebaiknya ibu A tidak menghentikan sendiri obat
yang harus diminum sebelum berkonsultasi dengan dokter.”
3. Fase terminasi
1) Evaluasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan
 Evaluasi subyektif : “Bagimana perasaan ibu A
setelah berbincang-bincang tentang obat yang harus
diminum ibu A?”
 Evaluasi obyektif : “Coba ibu A sebutkan lagi apa
saja nama obatnya dan jam berapa minum
obatnya?.”
2) Rencana tindak lanjut
“Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan ibu! Jangan lupa
minum obatnya dan jadwal yang telah kita buat kemarin
dilanjutkan ya bu!”
3) Kontrak yang akan datang
 Topik : “Ibu A besok kita akan bertemu lagi untuk
melihat jadwal kegiatan yang sudah ibu A
laksanakan ya?”
 Waktu : “Besok kita akan bertemu lagi jam 08.00
pagi ya bu?”
 Tempat : “Besok kalau kita bertemu ditaman?
Sampai bertemu besok ya bu?”

2.3.STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI PADA KELUARGA


1. Tujuan tindakan keperawatan pada keluarga
1) Keluarga mampu mengidentifikasi waham pasien

16
2) Keluarga mampu memfasilitasi pasien untuk memenuhi kebutuhan
yang dipenuhi oleh wahamnya
3) Keluarga mampu mempertahankan program pengobatan pasien
secara optimal.
2. Tindakan keperawatan
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga saat merawat pasien
dirumah
2) Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami pasien
3) Diskusikan dengan keluarga tentang
 Cara merawat pasien waham dirumah
 Tindak lanjut dan pengobatan yang teratur
 Lingkungan yang tepat untuk pasien
 Obat pasien (nama obat, dosis, frekuensi, efek samping
dan akibat penghentian obat)
4) Berikan latihan kepada keluarga tentang cara merawat pasien
waham
5) Menyusun rencana pemulangan pasien bersama keluarga
2.3.1. STRATEGI PELAKSANAAN 1
Membina hubungan saling percaya dengan keluarga
1. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
“Selamat pagi pak, pekenalkan nama saya Eva. Saya
yang merawat ibu A selama ini. Kalau boleh tahu
nama bapak siapa? Biasa dipanggil apa?”

2) Evaluasi/ Validasi
 Bagaimana keadaan bapak hari ini?

3) Kontrak
 Topik : “Bagaimana kalau sekarang kita
membicarakan tentang masalah ibu A dan

17
cara merawat ibu A dirumah?.”

 Waktu : “Berapa lama bapak mau


berbincang-bincang dengan saya?
Bagaimana kalau 25 menit saja?”

 Tempat : “Dimana bapak mau berbincang -


bincang dengan saya? Bagaimana kalau
diruang tamu?”
2. Fase Kerja
“Pak B, apa masalah yang bapak rasakan dalam merawat
ibu A? apa yang sudah dilakukan ibu A dirumah? Dalam
menghadapi sikap ibu A yang selalu mengaku-ngaku sebagi
seorang nabi tetapi nyatanya bukan nabi hanya merupakan
salah satu gangguan proses berpikir. Untuk itu akan saya
jelaskan sikap dan cara menghadapinya. Setiap kali ibu A
berkata bahwa ia seorang nabi, pak B harus bersikap dengan
mengatakan;
Pertama: Pak B mengerti bahwa ibu A merasa seorang nabi,
tapi sulit bagi pak B untuk mempercayainya karena setahu
kita semua nabi tidak ada yang hidup didunia.
Kedua: Pak B harus lebih sering memuji ibu A jika ia
melakukan hal-hal yang baik”
Ketiga: hal-hal ini sebaiknya dilakukan oleh seluruh
keluarga yang berinteraksi dengan ibu A. Bapak dapat
bercakap-cakap dengan ibu A tentang kebutuhan yang
diinginkan oleh ibu A, misalnya; Pak B percaya kalau ibu A
punya kemampuan dan keinginan. Coba ceritakan kepada
kami, ibu A kan punya kemampuan”
Keempat: Pak B mengatakan kepada ibu A, Bagaimana
kalau kemampuan untuk menyulam dengan baik dicoba

18
sekarang” dan kemudian setelah dia melakukannya pak B
harus memberikan pujian.
Pak B jangan lupa, ibu A ini perlu minum obat agar
pikirannya jadi tenang.”
“Obatnya ada tiga macam pak, yang warnanya oranye
namanya CPZ gunanya agar tenang, yang putih ini namanya
THP gunanya supaya rileks, dan yang merah jambu ini
namanya HLP gunanya agar pikiran jadi teratur. Semuanya
ini diminum 3 kali sehari, jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam
7 malam, jangan dihentikan sebelum berkonsultasi dengan
dokter karena dapat menyebabkan ibu A bisa kambuh
kembali. Ibu A sudah punya jadwal minum obat. Jika dia
minta obat sesuai jamnya, segera berikan pujian!”

3. Fase Terminasi
1) Evaluasi respon keluarga terhadap tindakan
perawatan
 Evaluasi subyektif : “Bagaimana perasaan
bapak setelah berbincang-bincang dengan
saya tentang cara merawat ibu A?”
 Evaluasi Obyektif : “ Dapatkah bapak
menjelaskan kembali masalah yang dihadapi
ibu A dan bagaimana cara merawatnya?”
2) Rencana tindak lanjut
“Bagus sekali bapak, setelah ini coba bapak lakukan
apa yang sudah saya jelaskan tadi setiap kali
berkunjung kerumah sakit.”
3) Kontrak yang akan datang
 Topik : “Baiklah, bagaimana kalau ada
waktu bapak bisa datang kembali kesini dan
kita akan mencoba melakukan langsung cara

19
merawat ibu A sesuai dengan pembicaraan
kita tadi.”
 Waktu : “Bagaimana kalau dua hari lagi
bapak datang kembali kesini?”
 Tempat : “Baik kalau begitu, saya tunggu
kedatangan bapak, kita ketemu lagi ditempat
ini ya pak.”
2.3.2. STRATEGI PELAKSANAAN 2
Melatih keluarga cara merawat pasien
1. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
“Selamat pagi pak, sesuai dengan janji kita dua hari
yang lalu kita sekarang ketemu lagi.
2) Evaluasi/ Validasi
 Bagaimana pak, ada pertanyaan tentang cara
merawat ibu A seperti yang telah kita
bicarakan dua hari yang lalu pak?,
3) Kontrak
 Topik : Sekarang kita akan latihan cara-cara
merawat ibu A ya pak.”
“Kita akan coba disini dulu, setelah itu baru
kita coba langsung pada ibu A?”
 Waktu : Bagaimana kalau kita latihan dulu
selama 15 menit?
 Tempat : Kita latihan disini saja ya pak?
2. Fase Kerja
“Sekarang anggap saja saya sebagai ibu A yang sedang
mengaku nabi, coba bapak praktikkan cara bicara yang
benar bila ibu A sedang dalam keadaan seperti ini!”
“Bagus,betul begitu caranya, sekarang coba praktikkan cara
memberikan pujian atas kemampuan yang dimiliki oleh ibu
A. bagus !”

20
“Sekarang coba cara memotivasi ibu A minum obat dan
melakukan kegitan positifnya sesuai jadwalnya!” Bagus
sekali ternyata bapak sudah mengerti cara merawat ibu A.”
“Bagaimana kalau sekarang kita coba langsung kepada ibu
A?.”
3. Fase Terminasi
1) Evaluasi respon keluarga terhadap tindakan
perawatan
Evaluasi subyektif :“Bagaimana perasaan bapak
setelah kita berlatih cara merawat ibu A?”
Evaluasi Obyektif : “Setelah ini coba bapak lakukan
apa yang sudah dilatih tadi setiap kali bapak
mengunjungi ibu A!”
2) Rencana tindak lanjut
“Baiklah, bagaimana kalau dua hari lagi bapak
datang kembali ke sini dan kita akan mencoba lagi
cara merawat ibu A sampai bapak lancar
melakukannya?”
3) Kontrak yang akan datang
 Topik : “Baiklah, kita akan mencoba lagi
melakukan langsung cara merawat ibu A
saat bapak berkunjung kembali ketempat
ini.”
 Waktu : Jam berapa kira – kira bapak akan
datang berkunjung?
 Tempat : Baik kita akan bertemu lagi
ditempat ini ya pak?

2.3.3. STRATEGI PELAKSANAAN 3


Membuat rencana pemulangan bersama keluarga
1. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik

21
“Selamat pagi pak, senang bisa bertemu kembali
dengan bapak.”
2) Evaluasi/ Validasi
Bagaimana pak, apakah selama menerapkan latihan
cara merawat ibu A, bapak masih ada kesulitan atau
pertanyaan?
3) Kontrak
 Topik : “Karena hari ini ibu A sudah boleh
pulang, maka kita akan membicarakan
jadwal ibu A selama dirumah.”
 Waktu : Sambil menunggu proses
administrasi Bagaimana kalau kita
berbincang - bincang dulu selama 15 menit?
Apakah bapak bersedia?
 Tempat : Bagaimana kalau kita berbincang -
bincangnya di teras saja pak?
2. Fase Kerja
“Pak, ini jadwal ibu A selama di rumah sakit. Coba
perhatikan! Apakah kira-kira dapat dilaksanakan semuanya
di rumah? Jangan lupa perhatikan ibu A agar ia tetap
melaksanakannya dirumah dan jangan lupa memberi tanda
M (mandiri), B (bantuan), atau T (tidak mau
melaksanakannya).”
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilku
yang ditampilkan oleh ibu A selama dirumah. Misalnya ibu
A mengaku sebagai seorang nabi terus menerus dan tidak
memeperlihatkan perbaikan, menolak minum obat atau
memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika
hal ini terjadi segera hubungi petugas rumah sakit, agar
petugas rumah sakit dapat memantaunya.”

3. Fase Terminasi

22
1) Evaluasi respon keluarga terhadap tindakan
perawatan
“Apakah ada yang ingin bapak tanyakan?
Bagaimana perasaan bapak? Apakah sudah siap
untuk melanjutkan perawatan ibu A dirumah?”

2) Rencana tindak lanjut


“Ini jadwal kegiatan hariannya. Ini rujukan untuk
bisa kontrol lagi. Kalau ada apa-apa bapa dan ibu
segera menhubungi kami. Mungkin hanya ini yang
bisa saya sampaikan mohon maaf bila ada kata-kata
saya yang menyinggung perasaan bap dan ibu
mohon dimaafkan. Terimakasih atas kerjasamanya
pak,bu.”
3) Kontrak yang akan datang
Kalau ada apa-apa bapak bisa segera menghubungi
kami.. Terimakasih atas kerjasamanya pak.”
“Silahkan, bapak sudah bisa menyelesaikan
administrasinya ke kantor depan!”

23
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Anna Budi. Akemat. Helena, Novy, dkk 2007. Keperawatan Kesehatan Jiwa
Komunitas : CMHN (Basic Care). Jakarta : EGC
Keliat, Anna Budi. Akemat. (Editor) 2006. Modul Model Praktik Keperawatan Profesional
Jiwa Kerjasama WHO perwakilan Indonesia dan FKUI
Keliat, Budi Anna, dkk. (Editor) 2005. Modul Basic Course Community Mental Health
Nursing (CMHN).

24

Anda mungkin juga menyukai