Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nanik Setiyowati

NIM : P07220419115

“Efusi Pleura”
Syndrom nefrotik

Kerusakan nefron Sirosis hepatis

Bakteri tuberkulosis, Fungsi hepar ↓


Filtrasi protein
neoplasma, virus,
terganggu
streptococcus pyogenes,
stafilococcus aureus, CHF
hemofilius Tumor paru Gangguan
Albuminuria sintesis protein
Peradangan Pembesaran tumor Bendungan pada vena
dapat menyumbat dan arteri pulmonalis
saluran getah bening Hipoalbuminemia
Chemiocal respon

Kegagalan aliran Tekanan hidrostatis ↑


Bradikinin, cerotonin, protein pada sel getah Tekanan osmotik koloid ↓
histamin, bening
prostaglandin,
diaktifkan Cairan terdorong
keluar dari kapiler Cairan berpindah
Akumulasi cairan di pleura keluar kapiler
Permeabilitas kapiler ↑ rongga pleura

Ekstravasasi cairan yang terjadi


di antara lapisan viseralis Transudat
Eksudat perietalis (Sudoyo dkk, 2007).

Efusi Pleura

Akumulasi cairan Masa di Ekspansi paru tidak D.0003


yang berlebihan di bronkus maksimal Gangguan
rongga pleura pertukaran gas

Respon silia berusaha Suplai O2 menurun


Ekspansi paru Mendorong menghilangkan massa
menurun diafragma dengan hipersekresi
mukus RR ↑
Penatalaksanaan
RR ↑ Penekanan pada
lambung Secret/ mukus Distribusi O2 ke
tertahan di seluruh tubuh Tindakan
D.0005 saluran napas menurun dekompresi (WSD,
Pola napas tidak Nafsu makan ↓ torakosintesis, atau
efektif plerektomi)
Ronchi (+) Energi berkurang
D.0019
Port de entry
Defisit nutrisi
D.0001 D.0056 masuknya
Bersihan jalan Intoleransi mikroorganisme
napas tidak efektif aktivitas
D.0142
Referensi : Risiko infeksi
Nurjannah. I., Tumanggor, R.D,. 2016. Nursing Outcomes Clasification (NOC) Pengukuran Outcomes Kesehatan Edisi
Bahasa Indonesia. Edisi Kelima. Indonesia: Mocomedia.
Price, Sylvia Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6.
Jakarta: EGC.
D.0074
Sudoyo, Aru W dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4, Jilid 1. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Gangguan rasa
FKUI.
nyaman
Tim POKJA SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta
Selatan: DPP PPNI.
Tim POKJA SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan.
Jakarta Selatan: DPP PPNI.
Intervensi Keperawatan Intervensi Keperawatan Intervensi Keperawatan Intervensi Keperawatan
TERAPI OKSIGEN MANAJEMEN NUTRISI MANAJEMEN JALAN NAFAS MANAJEMEN ENERGI
Observasi Observasi: Observasi: Observasi
1. Monitor kecepatan aliran 1. Identifikasi status nutrisi 1. Monitor Pola Napas 1. Identifikasi gangguan fungsi
oksigen 2. Identifikasi alergi dan intoleransi 2. Monitor Bunyi napas tambahan
tubuh yang mengakibatan
2. Monitor posisi alat terapi makanan 3. Monitor sputum
oksigen 3. Identifikasi perlunya kelelahan
Terapeutik:
3. Monitor aliran oksigen secara penggunaan selang nasogastric 4. Pertahankan kepatenan jalan 2. Monitor kelelahan fisik dan
periodik dan pastikan fraksi 4. Monitor asupan makanan napas emosional
yang iberikan cukup 5. Monitor berat badan 5. Posisikan posisi fowler-semi 3. Monitor pola dan jam tidur
4. Monitor efektifitas terapi Terapeutik: fowler 4. Monitor lokasi dan
oksigen (mis. oksimetri, analisa 6. Lakukan oral hygiene sebelum 6. Berikan Minum hangat ketidaknyamanan selama
gas darah) jika perlu makan, jika perlu 7. Lakukan fisioterapi dada melakukan aktivitas
5. Monitor kemampuan 7. Sajikan makanan secara menarik 8. Lakukan penghisapan lendir Terapeutik
melepaskan oksigen saat makan dan suhu yang sesuai selama 15 detik, jika perlu 5. Sediakan lingkungan nyaman
6. Monitor tanda-tanda 8. Hentikan pemberian makanan 9. Berikan oksigen, jika perlu
dan rendah stimulus
hipoventilasi melalui selang nasogastric jika Edukasi
7. Monitor integritas mukosa asupan oral dapat ditoleransi 10. Ajarkan teknik batuk efektif 6. Lakukan latihan rentang gerak
hidung akibat pemasangan Edukasi Kolaborasi pasif atau aktif
oksigen 9. Anjurkan posisi duduk, jika 11. Kolaborasi pemberian 7. Berikan aktivitas distraksi yang
Terapeutik mampu bronkodilator mukolitik atau menenangkan
8. Bersihkan sekret pada mulut, 10. Ajarkan diet yang diprogramkan ekspektoran, jika perlu oksigen 8. Fasilitas duduk di sisi tempat
hidung dan trakea, jika perlu 11. Kolaborasi 12. Kolaborasi penggunaan oksigen tidur, jika tidak dapat berpindah
9. Pertahankan kepatenan jalan 12. Kolaborasi dengan ahli gizi saat aktivitas dan/atau tidur atau berjalan
nafas untuk menentukan jumlah kalori Edukasi
10. Siapkan dan atur peralatan dan jenis nutrien yang 9. Anjurkan tirah baring
pemberian oksigen dibutuhkan
10. Anjurkan melakukan aktivias
11. Berikan oksigen jika perlu
12. Tetap berikan oksigen saat secara bertahap
pasien ditransportasi 11. Ajarkan strategi koping untuk
13. Gunakan perangkat oksigen mnegurangi kelelahan
yang sesuai dengan tingkat Kolaborasi
mobilitas pasien 12. Kolaborasi dengan ahli gizi
Edukasi tentang cara meningkatkan
14. Ajarkan pasien dan keluarga asupan makanan
cara menggunakaan oksigen di
rumah
Kolaborasi
15. Kolaborasi penentuan dosis
oksigen
Intervensi Keperawatan Intervensi Keperawatan
PENCEGAHAN INFEKSI TERAPI OKSIGEN
Observasi: Observasi:
1. Monitor tanda dan gejala 1. Monitor kecepatan aliran
infeksi lokal dan sistemik oksigen
Terapeutik: 2. Monitor posisi alat terapi
2. Batasi jumlah pengunjung oksigen
3. Beriakan perawatan kulit pada 3. Monitor efektifitas terapi
area edema oksigen (oksimetri, analisa gas
4. Cuci tangan sebelum dan darah)
setelah kontak dengan pasien 4. Monitor tanda-tanda
dan lingkungan pasien hipoventilasi
5. Pertahankan teknik aseptik 5. Monitor tanda dan gejala
pada pasien berisiko tinggi toksikasi oksigen dan
Edukasi atelektasis
6. Jelaskan tanda dan gejala 6. Monitor tingkat kecemasan
infeksi akibat pemberian oksigen
7. Ajarkan cara mencuci tangan 7. Monitor integritas mukosa
yang benar hidung akibat pemasangan
8. Ajarkan etika batuk oksigen
9. Ajarkan cara memeriksa Terapeutik:
kondisi luka atau luka operasi 8. Bersihkan sekret pada mulut,
10. Anjurkan meningkatkan hidung dan trakea jika perlu
asupan cairan dan nutrisi 9. Pertahankan kepatenan jalan
Kolaborasi napas
10. Berikan oksigen tambahan jika
11. Kolaborasi pemberian
perlu
imunisasi, jika perlu Edukasi
11. Ajarkan pasien dan keluarga
cara menggunakan oksigen di
rumah
Kolaborasi
12. Kolaborasi penentuan dosis
oksigen
13. Kolaborasi penggunaan
oksigen saat aktivitas dan atau
tidur

Anda mungkin juga menyukai