Filtrasi protein neoplasma, virus, terganggu streptococcus pyogenes, stafilococcus aureus, CHF hemofilius Tumor paru Gangguan Albuminuria sintesis protein Peradangan Pembesaran tumor Bendungan pada vena dapat menyumbat dan arteri pulmonalis saluran getah bening Hipoalbuminemia Chemiocal respon
Kegagalan aliran Tekanan hidrostatis ↑
Bradikinin, cerotonin, protein pada sel getah Tekanan osmotik koloid ↓ histamin, bening prostaglandin, diaktifkan Cairan terdorong keluar dari kapiler Cairan berpindah Akumulasi cairan di pleura keluar kapiler Permeabilitas kapiler ↑ rongga pleura
Ekstravasasi cairan yang terjadi
di antara lapisan viseralis Transudat Eksudat perietalis (Sudoyo dkk, 2007).
Efusi Pleura
Akumulasi cairan Masa di Ekspansi paru tidak D.0003
yang berlebihan di bronkus maksimal Gangguan rongga pleura pertukaran gas
Respon silia berusaha Suplai O2 menurun
Ekspansi paru Mendorong menghilangkan massa menurun diafragma dengan hipersekresi mukus RR ↑ Penatalaksanaan RR ↑ Penekanan pada lambung Secret/ mukus Distribusi O2 ke tertahan di seluruh tubuh Tindakan D.0005 saluran napas menurun dekompresi (WSD, Pola napas tidak Nafsu makan ↓ torakosintesis, atau efektif plerektomi) Ronchi (+) Energi berkurang D.0019 Port de entry Defisit nutrisi D.0001 D.0056 masuknya Bersihan jalan Intoleransi mikroorganisme napas tidak efektif aktivitas D.0142 Referensi : Risiko infeksi Nurjannah. I., Tumanggor, R.D,. 2016. Nursing Outcomes Clasification (NOC) Pengukuran Outcomes Kesehatan Edisi Bahasa Indonesia. Edisi Kelima. Indonesia: Mocomedia. Price, Sylvia Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6. Jakarta: EGC. D.0074 Sudoyo, Aru W dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4, Jilid 1. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam Gangguan rasa FKUI. nyaman Tim POKJA SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta Selatan: DPP PPNI. Tim POKJA SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta Selatan: DPP PPNI. Intervensi Keperawatan Intervensi Keperawatan Intervensi Keperawatan Intervensi Keperawatan TERAPI OKSIGEN MANAJEMEN NUTRISI MANAJEMEN JALAN NAFAS MANAJEMEN ENERGI Observasi Observasi: Observasi: Observasi 1. Monitor kecepatan aliran 1. Identifikasi status nutrisi 1. Monitor Pola Napas 1. Identifikasi gangguan fungsi oksigen 2. Identifikasi alergi dan intoleransi 2. Monitor Bunyi napas tambahan tubuh yang mengakibatan 2. Monitor posisi alat terapi makanan 3. Monitor sputum oksigen 3. Identifikasi perlunya kelelahan Terapeutik: 3. Monitor aliran oksigen secara penggunaan selang nasogastric 4. Pertahankan kepatenan jalan 2. Monitor kelelahan fisik dan periodik dan pastikan fraksi 4. Monitor asupan makanan napas emosional yang iberikan cukup 5. Monitor berat badan 5. Posisikan posisi fowler-semi 3. Monitor pola dan jam tidur 4. Monitor efektifitas terapi Terapeutik: fowler 4. Monitor lokasi dan oksigen (mis. oksimetri, analisa 6. Lakukan oral hygiene sebelum 6. Berikan Minum hangat ketidaknyamanan selama gas darah) jika perlu makan, jika perlu 7. Lakukan fisioterapi dada melakukan aktivitas 5. Monitor kemampuan 7. Sajikan makanan secara menarik 8. Lakukan penghisapan lendir Terapeutik melepaskan oksigen saat makan dan suhu yang sesuai selama 15 detik, jika perlu 5. Sediakan lingkungan nyaman 6. Monitor tanda-tanda 8. Hentikan pemberian makanan 9. Berikan oksigen, jika perlu dan rendah stimulus hipoventilasi melalui selang nasogastric jika Edukasi 7. Monitor integritas mukosa asupan oral dapat ditoleransi 10. Ajarkan teknik batuk efektif 6. Lakukan latihan rentang gerak hidung akibat pemasangan Edukasi Kolaborasi pasif atau aktif oksigen 9. Anjurkan posisi duduk, jika 11. Kolaborasi pemberian 7. Berikan aktivitas distraksi yang Terapeutik mampu bronkodilator mukolitik atau menenangkan 8. Bersihkan sekret pada mulut, 10. Ajarkan diet yang diprogramkan ekspektoran, jika perlu oksigen 8. Fasilitas duduk di sisi tempat hidung dan trakea, jika perlu 11. Kolaborasi 12. Kolaborasi penggunaan oksigen tidur, jika tidak dapat berpindah 9. Pertahankan kepatenan jalan 12. Kolaborasi dengan ahli gizi saat aktivitas dan/atau tidur atau berjalan nafas untuk menentukan jumlah kalori Edukasi 10. Siapkan dan atur peralatan dan jenis nutrien yang 9. Anjurkan tirah baring pemberian oksigen dibutuhkan 10. Anjurkan melakukan aktivias 11. Berikan oksigen jika perlu 12. Tetap berikan oksigen saat secara bertahap pasien ditransportasi 11. Ajarkan strategi koping untuk 13. Gunakan perangkat oksigen mnegurangi kelelahan yang sesuai dengan tingkat Kolaborasi mobilitas pasien 12. Kolaborasi dengan ahli gizi Edukasi tentang cara meningkatkan 14. Ajarkan pasien dan keluarga asupan makanan cara menggunakaan oksigen di rumah Kolaborasi 15. Kolaborasi penentuan dosis oksigen Intervensi Keperawatan Intervensi Keperawatan PENCEGAHAN INFEKSI TERAPI OKSIGEN Observasi: Observasi: 1. Monitor tanda dan gejala 1. Monitor kecepatan aliran infeksi lokal dan sistemik oksigen Terapeutik: 2. Monitor posisi alat terapi 2. Batasi jumlah pengunjung oksigen 3. Beriakan perawatan kulit pada 3. Monitor efektifitas terapi area edema oksigen (oksimetri, analisa gas 4. Cuci tangan sebelum dan darah) setelah kontak dengan pasien 4. Monitor tanda-tanda dan lingkungan pasien hipoventilasi 5. Pertahankan teknik aseptik 5. Monitor tanda dan gejala pada pasien berisiko tinggi toksikasi oksigen dan Edukasi atelektasis 6. Jelaskan tanda dan gejala 6. Monitor tingkat kecemasan infeksi akibat pemberian oksigen 7. Ajarkan cara mencuci tangan 7. Monitor integritas mukosa yang benar hidung akibat pemasangan 8. Ajarkan etika batuk oksigen 9. Ajarkan cara memeriksa Terapeutik: kondisi luka atau luka operasi 8. Bersihkan sekret pada mulut, 10. Anjurkan meningkatkan hidung dan trakea jika perlu asupan cairan dan nutrisi 9. Pertahankan kepatenan jalan Kolaborasi napas 10. Berikan oksigen tambahan jika 11. Kolaborasi pemberian perlu imunisasi, jika perlu Edukasi 11. Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan oksigen di rumah Kolaborasi 12. Kolaborasi penentuan dosis oksigen 13. Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas dan atau tidur