Lapkas Interna 14 Cholelitiasis
Lapkas Interna 14 Cholelitiasis
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
Laporan kaus ini diharapkan dapat memeberikan manfaat kepada kami dan
pembaca khususnya yang terlibat dalam bidang medis, coass serta masyarakat secara
umum agar dapat lebih mengetahui dan memahami lebih dalam mengenai
cholelitiasis
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
CHOLELITHIASIS
2.1. Definisi
2.2. Epidemiologi
2
2.3 Etiologi
Ekskresi garam empedu Asam empedu dihidroksi (chenodeoxycholyc dan
deoxycholic acid) kurang polar dibandingkan asam trihidroksi (cholic acid). Jadi
dengan bertambahnya kadar asam empedu dihidroksi mungkin menyebabkan
terbentuknya batu empedu . Pada penderita cholelithiasis dijumpai kenaikan kadar
asam empedu dihidroksi (terutama deoxycholic). Didalam batu empedu dijumpai
asam litocholic.
a. Kolesterol empedu.
Kadar kolesterol empedu yang meningkat dapat dijumpai pada orang yang
obesitas, kehamilan, diit kaya lemak yang menyebabkan kadar kolesterol didalam
vesika felea sangat tinggi.
b. Substansia mukus
Perubahan dalam banyaknya dan komposisi substansia mucus dalam empedu
mungkin penting dalam pembentukan batu empedu.
c. Pigmen empedu
Pada anak muda terjadinya batu empedu mungkin disebabkan karena
bertambahnya pibmen empedu. Kenaikan pigmen empedu dapat terjadi karena
hemolisis yang kronis. Ekskresi bilirubin adalah berupa larutan bilirubin glukoronid.
d. Infeksi
Adanya infeksi dapat menyebabkan kerusakan dinding kandung empedu,
sehingga menyebabkan terjadinya stasis yang dapat menaikkan pembentukan batu.
Terjadinya kemungkinan bergantung pada diit, tingginya kalori dan pemasukan
lemak, usia (< 50 tahun , banyak dijumpai pada kaum wanita).
2.4.Klasifikasi
3
Bentuk ganda
Jenis batu ini jarang dijumpai dan bersifat radiolusen.
Proses pembentukan batu kolesterol:
- Penjenuhan empedu oleh kolesterol disebabkan oleh bertambahnya sekresi
kolesterol (pada keadaan obesitas,diit tinggi kalori dan lemak), atau penurunan
relatif asam empedu atau fosfolipid.
- Pembentukan nidus yang berasal dari pigmen empedu, mukoprotein, lendir,
protein lain, bakteri.
- Kristalisasi yang meliputi suatu nidus.
- Pembentukan batu yang merupakan pengendapan kristal kolesterol diatas matriks
inorganic, stasis kandung empedu.
2.5. Patofisiologi
4
Gambar 1.3
Gejala :
1. Rasa nyeri (kolik empedu) yangMenetap.
2. Mual dan muntah.
3. Febris (38,5°C).
Gejala kronik
5
Tanda :
1. Biasanya tak tampak gambaran pada abdomen.
2. Kadang terdapat nyeri di kwadran kanan atas.
Gejala :
1. Rasa nyeri (kolik empedu), Tempat : abdomen bagian atas (mid epigastrium),
Sifat : terpusat di epigastrium menyebar ke arah skapula kanan.
2. Nausea dan muntah.
3. Intoleransi dengan makanan berlemak.
4. Flatulensi.
5. Eruktasi (bersendawa).
2.7. Penatalaksanaan
Penanganan profilaktik untuk batu empedu asimptomatik tidak dianjurkan.
Sebagian besar pasien dengan batu asimptomatik adalah tidak akan mengalami
keluhan dan jumlah, besar dan komposisi batu tidak berhubungan dengan timbulnya
keluhan selama pemantauan. Untuk batu empedu simptomatik, dapat digunakan
teknik kolesistektomi laparoskopik, yaitu suatu teknik pembedahan invasive minimal
di dalam rongga abdomen dengan menggunakan pneumoperitoneum, sistem
endokamera dan instrument khusus melalui layar monitor tanpa menyentuh dan
melihat langsung kandung empedu. Kolesistektomi laparoskopik telah menjadi
prosedur baku untuk pengangkatan kandung empedu simptomatik. Keuntungan
kolesistektomi laparoskopik ini yaitu dengan teknik ini hanya meliputi operasi kecil
(2-10 mm) sehingga nyeri pasca bedah minimal.
6
BAB III
STATUS ORANG SAKIT
Anamnesis Pribadi
Nama : Marlina sidabalok
Umur : 52 Tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Status perkawinan : sudah menikah
Agama : Kristen protestan
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Alamat : Jl. Gereja Kecamatan Balige
Tanggal Masuk : 2 Oktober 2017
Anamnesa Penyakit
Keluhan Utama : nyeri perut bagian atas
Telaah : nyeri ulu hati
Hal ini di alami os sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan
ulu hati hilang timbul. Mual (+), muntah(+). Os sebelumnya pernah menjalani
pemeriksaan USG dengan hasil adanya batu empedu. Demam (+) sesak nafas (-)
batuk (-). BAK dalam batas normal 1500cc dalam 24 jam. BAK berdarah disangkal,
BAK berpasir juga disangkal os. Nyeri saat berkemih (-). BAB dalam batas normal.
Frekuensi 2x dalam sehari. Riwayat darah tinggi dan sakit gula disangkal Os.
7
Dyspnoe :-
Oedema :-
Refleks fisiologis : (+/+)
Refleks patologis : (-/-)
BB : 65
TB : 157
IMT : 26,4
Kesannya : Overweight
Pemeriksaan Fisik
KEPALA:
Mata:
- conjungtiva palpebral inferior pucat : -/-
- sclera ikterik :-/-
- Refleks cahaya :+/+
T/H/M: Dalam batas normal
LEHER : dalam batas normal
Struma tidak membesar, tingkat : (-)
Pembesaran kelenjar limfa (-), lokasi (-), jumlah (-), konsistensi (-),mobilitas (-),
nyeri tekan (-)
Posisi trakea : Medial
TVJ : R-2 cm H2O.
Kaku kuduk (-), lain-lain (-)
THORAKS
THORAKS DEPAN
Inspeksi
Bentuk : Simetris Fusiformis
Pergerakan : ketinggalan bernapas tidak dijumpai
Palpasi
8
Nyeri tekan :(-)
Fremitus suara : Stem Fremitus Kanan = Kiri
Iktus : tidak teraba
Perkusi
Paru
Batas Paru Hati R/A : Relatif ICS V
Peranjakan :-
Jantung
Batas atas jantung : ICS III Linea para sternalis sinistra
Batas kiri jantung : ICS V, 1 cm Medial Linea mid clavicularis sinistra
Batas kanan jantung : ICS III-IV, Linea sternalis dekstra
Auskultasi
Paru
Suara pernafasan : Vesikuler
Suara tambahan :(-)
Jantung
M1>M2, P2>P1, T1>T2, A2>A1, desah sistolis (-), desah diastolis (-), lain-lain(-),
Heart rate : 96 x/menit, intensitas : cukup
THORAX BELAKANG
Inspeksi : Simetris Fusiformis
Palpasi : Stem Fremitus Kanan = Kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : SP :Vesikuler
ST : ( - )
Abdomen:
ABDOMEN
Inspeksi
9
Bentuk : Simetris
Gerakan Lambung/usus : Tidak terlihat
Vena kolateral :(-)
Caput medusa :(-)
Palpasi
Dinding Abdomen : Soepel, H/L/R tidak teraba
HATI
Pembesaran :(-)
Permukaan :(-)
Pinggir :(-)
Nyeri Tekan : Nyeri tekan (+) , Murphy sign (-)
LIMFA
Pembesaran :(-)
Schuffner :(-)
Haecket :(-)
GINJAL
Ballotement : (-), Kiri / Kanan, lain-lain: (-)
Perkusi
Pekak beralih :(-)
Undulasi :(-)
Auskultasi
Peristaltik usus : Normoperistaltik
10
Lain-lain :(-)
PINGGANG :
Nyeri ketuk sudut kosto vertebra: ( - )
11
Reflex KPR + +
Refleks APR + +
Refleks Fisiologis + +
Refleks Patologis - -
Lain-lain - -
Pemeriksaan Laboratorium:
02 Oktober 2017
PARAMETERS:
NILAI NORMAL:
Hasil Satuan Nilai
Normal
WBC 10,04 103 ul 4,0 – 11,0
Neutrofil 6,78 103 ul 5,0 – 7,0
Limfosit 2,39 103 ul 1,0 – 4,0
Monosit 0,52 103 ul 0,10 –
0,80
Eosinofil 0,33 103 ul 0,00 –
0,50
Basofil 0,02 103 ul 0,0 – 0,10
RBC 4,63 106 ul 4,00 –
5,40
HGB 14,2 g/dl 12-16
Hematokrit 41,9 % 36,0-48,0
PLT 376 103 ul 150-400
Elektrolit :
- Natrium 143,00 mmol/L,
- Kalium 3,70 mmol/L
- Chlorida,109,00 mmol/L
12
KGD ad random : 90 mg/dL
13
BAB III
FOLLOW-UP PASIEN
Tanggal S O A P
Demam(+) Sensorium : ComposMentis - cholelitiasis dd IVFD RL 20 gtt/I -
mual dan TD: 100/50 mmHg, choledocolitia mikro
muntah(+) HR: 96x/menit, sis dd Inj. Ceftriaxone 1
Nyeri ulu RR: 20x/menit colesistitis gr/12jam
hati (+) T: 37,7C - dyspepsia Inj.Ketorolac 1
KEPALA fungsional dd amp/8 jam
Mata : organik Inj. Ranitidine 1
02 Konjungtiva anemis (-/-) amp/12 jam
Oktober Sclera ikterik (-/-) Sucralfat syr 3 x CII
2017 Omeprazol 2 x 20
Thorax : mg
SP : Vesikuler Uldafalk 2 x 250 mg
ST : - PCT 3 X 500 mg
Abdomen :
Soepel,simetris
H/L/R : TTB
BU : peristaltik normal
Extremitas :
-Edema
Superior :(-/-)
Inferior: (-/-)
Lab:
Hb/leukosit/plt:
14,2/10,04/376.000
14
Na/K/Cl
143,00/3,70/109,00
KGD: 90 mg/dl
Penjajakan : USG
Abdomen
Demam(-) Sensorium :
Mual dan ComposMentis IVFD RL 20 gtt/I -
-cholelitiasis dd
03 muntah TD: 120/80 mmHg, mikro
choledocolitiasis
Oktober berkurang HR: 80x/menit, Inj. Ceftriaxone 1
dd colesistitis
2017 Nyeri perut RR: 20x/menit gr/12jam
bagian atas T: 36,5C -dyspepsia Inj.Ketorolac 1
(+) fungsional dd amp/8 jam
KEPALA organik Inj. Ranitidine 1
Mata : amp/12 jam
Konjungtiva anemis (-/-) Sucralfat syr 3 x CII
Sclera ikterik (-/-) Omeprazol 2 x 20
mg
Thorax : Uldafalk 2 x 250 mg
SP : Vesikuler PCT 3 X 500 mg
ST : - K/P
Abdomen :
Soepel,simetris, nyeri
tekan pada pigastrium (+)
H/L/R : TTB
BU : peristaltik normal
15
Extremitas :
-Edema
Superior :(-/-)
Inferior: (-/-)
Penjajakan : pengambilan
Hasil USG abdomen
tanggal 04 oktober 2017.
16
BU : peristaltik normal
Extremitas :
-Edema
Superior :(-/-)
Inferior: (-/-)
Hasil USG :
Usg upper lower abdomen
liver ukuran normal,
permukaan rata, dan tidak
tampak vocal mass. GB
ukuran normal, dinding
licin, tampak multiple
ecostone di dalamnya.
Spleen normal kedua ginjal
tidak tampak kelainan.
Kesimpulan radiologis :
kesan kolelitiasis
Demam(-) Sensorium : cholelitiasis dd Pasien PBJ
05 Mual dan ComposMentis choledocolitiasis anjuran control
okto muntah TD: 120/80 mmHg, dd colesistitis poli bedah
ber berkurang HR: 77x/menit, digestif.
-dyspepsia
2017 Nyeri perut RR: 20x/menit Obat PBJ :
fungsional dd
bagian atas T: 36,0C - Sucralfat syr 3 x
organik
sedikit CII
berkurang KEPALA - Omeprazol 2 x 20
Mata : mg
Konjungtiva anemis (-/-) - Urdafalk 2 x 250
Sclera ikterik (-/-) mg
17
Thorax :
SP : Vesikuler
ST : -
Abdomen :
Soepel,simetris, nyeri
tekan pada pigastrium (+)
H/L/R : TTB
BU : peristaltik normal
Extremitas :
-Edema
Superior :(-/-)
Inferior: (-/-)
18
BAB IV
KESIMPULAN
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Greenbergen N.J., Isselbacher K.J. Diseases of the Gallbladder and Bile Ducts,
dari Harrison’s Princi-ples of Internal Medicine, Edisi ke-14, hal.1725-1736,
Editor Fauci dkk. Mc Graw Hill, 1998
3. Quaid K.R., Friedman S.L., hal. 668- 678, Appleton & Lange , 1996
4. Malet P.F. Complications of Chole- lithiasis, dari Liver and Biliary Diseases,
Edisi II, hal 673-691, Editor Kaplowitz N., Williams & Wilkins, 1996
20