Anda di halaman 1dari 4

2.

2 Pembuatan Produk
2.2.1 Tema Produk
Tema yang kami ambil untuk produk kami adalah childhood, dimana
spesifik produk dinamakan “Kokebirds” yang di adaptasi dari tokoh kartun
Angry Birds. Diharapkan dengan memberikan tema tersebut, dapat
meningkatkan minat anak muda terhadap produk inovasi pertanian.

2.2.2 Cara Memeroleh Bahan


 Tanah kami membeli di toko tanaman di Jatinangor
 Kompos kami memesan ke mang kosim
 Lumut kami membeli di Cibodas Lembang
 Tanaman Chlorophytum comosum (lili paris) kami beli di Cibodas
Lembang
 Benang wol, mata boneka, dan capitan kertas kami beli di toko alat
tulis
 Alat seperti pisau dan nampan kami pinjam dari ilmu tanah

2.2.3 Karakteristik Tanaman Chlorophytum comosum


 Tumbuhan yang umumnya hidup/di budidayakan sebagai tanaman
hias
 Dapat beradaptasi dengan kondisi lingkungan, dimana terkena sinar
matahari langsung ataupun tempat yang terlindung
 Hidup di tanah dengan tekstur berpasir atau lempung dengan
mengandung banyak bahan organik.
 Penyebaranya tumbuh subur didaerah beriklim tropis dan basah.
 Tanaman Lili Paris tumbuh subur pada habitat dengan ketinggian 50-
800 m dpl dengan cahaya matahari 80-100% dan kelembaban 50%.
 Temperatur udara optimum 18-24°C
 Dapat tumbuh pada pH optimal 6,5-7,0

2.2.4 Fungsi dan Komposisi Media Tanaman


 Tanah
Tanah yang kami gunakan yaitu tanah lembang. Tekstur tanah
Lembang memiliki komposisi fraksi pasir 34,8%, debu 49,73% dan liat
15,45 %. Berdasarkan persentase tersebut maka kelas tekstur tanah
menurut USDA adalah lempung (loam) (Widiriani 2009: 70). Solum
tanah umumnya dalam, berwarna coklat sampai hitam, struktur remah
sampai gumpal halus, konsistensi gembur, drainase baik, dan
permeabilitas sedang – tinggi. Berdasarkan hasil beberapa penelitian,
karakteristik tanah Lembang tergolong ke dalam ordo Andisol
(Widiriani 2009: 56).
Tanah dapat berperan sebagai tempat berpijak tanaman, memiliki
kemampuan mengikat air dan menyuplai unsur hara yang dibutuhkan
tanaman, mampu mengontrol kelebihan air (drainase) serta memiliki
sirkulasi dan ketersediaan udara (aerasi) yang baik, dapat
mempertahankan kelembaban di sekitar akar tanaman dan tidak mudah
lapuk atau rapuh.

 Kompos
Kompos merupakan media tanam organik yang bahan dasarnya
berasal dari proses fermentasi tanaman atau limbah organik, seperti
jerami, sekam, daun, rumput, dan sampah kota. Karakteristik : kompos
mampu mengembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat-sifat
tanah, baik fisik, kimiawi, maupun biologis. Dikenal 2 peranan kompos
yaitu soil conditioner dan soil ameliorator. Soil condotioner yaitu
peranan kompos dalam memperbaiki struktur tanah, terutama tanah
kering, sedangkan soil ameliorator berfungsi dalam memperbaiki
kemampuan tukar kation pada tanah.
Kompos yang baik untuk digunakan sebagai media tanam yaitu yang
telah mengalami pelapukan secara sempurna, ditandai dengan
perubahan warna dari bahan pembentuknya (hitam kecokelatan), tidak
berbau, memiliki kadar air yang rendah, danmemiliki suhu ruang.
Teknologi pengomposan sampah sangat beragam, baik secara aerobik
maupun anaerobik, dengan atau tanpa aktivator pengomposan.
Kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan
kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan
tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba
tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan
penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk
menyerap unsur hara dari tanah. Aktivitas mikroba tanah juga d
iketahui dapat membantu tanaman menekan pertumbuhan dan serangan
penyakit, meningkatkan retensi atau ketersediaan hara di dalam tanah.
Peran bahan organik terhadap sifat biologis tanah adalah
meningkatkan aktivitas mikroorganisme yang berperan pada fiksasi
nitrogen dan transfer hara tertentu seperti N, P, dan S. Peran bahan
organik terhadap sifat kimia tanah adalah meningkatkan kapasitas tukar
kation sehingga memengaruhi serapan hara oleh tanaman.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengomposan antara lain:
rasio c/n, ukuran partikel, aerasi, porositas, kelembapan (moisture
content, temperatur/suhu, ph, kandungan hara, kandungan bahan
berbahaya. Lama waktu pengomposan tergantung pada karakteristik
bahan yang dikomposkan, metode pengomposan yang dipergunakan
dan dengan atau tanpa penambahan aktivator pengomposan.

 Lumut
Tumbuhan ini memiliki peranan dalam menyediakan oksigen dan
menjaga kelembaban untuk tumbuhan lain, mengingat tumbuhan lumut
memiliki sifat sel yang menyerupai spons lumut memiliki kemampuan
menyimpan air dengan kapasitas yang besar. Lumut memiliki berbagai
kandungan organik yang dapat menunjang sifatnya sebagai tanaman
perintis. Lapisan lumut yang tebal bisa menghambat pertumbuhan
gulma dan jamur, karena biji-biji gulma dan spora jamur yang
menempel pada lapisan lumut tersebut tidak bisa tumbuh karena kondisi
yang terlalu asam .
DAFTAR PUSTAKA

Widiriani, R. 2009. Model Ecofarming untuk Mewujudkan Sistem Usahatani


Berkelanjutan di Lahan Dataran Tinggi yang telah Dimanfaatkan oleh
Masyarakat. Draft Disertasi. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. 235
hal.

Anda mungkin juga menyukai