Anda di halaman 1dari 13

Volume 19, No.

1, Januari 2019 p-ISSN 1410-9794


e-ISSN 2597-792X

Penerapan Metode Simple Additive Weighting Pada


Sistem Pakar Bimbingan Konseling Siswa SMA

Rizal Rachman
STMIK Nusa Mandiri Jakarta, rizal.rzc@bsi.ac.id

ABSTRAK - Bimbingan konseling adalah suatu proses bantuan yang diberikan kepada siswa
secara terus-menerus supaya siswa dapat memahami, menerima dan mengaktualisasikan diri
dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Bimbingan
konseling sangat diperlukan oleh siswa Sekolah Menengah Atas terutama dalam membantu
siswa untuk menghadapi permasalahan yang dialami. Kurangnya guru bimbingan konseling yang
bertugas di SMA menyebabkan banyaknya kasus permasalahan siswa yang tidak dapat diatasi
dengan baik, selain itu mahalnya biaya untuk melakukan konseling pada psikolog serta adanya
rasa takut, rasa malu dan rasa tidak percaya yang dirasakan oleh para siswa untuk melakukan
konsultasi secara langsung membuat kegiatan bimbingan konseling sulit untuk dilakukan. Dari
masalah tersebut maka dilakukanlah penelitian penerapan metode simple additive weighting
pada sistem pakar bimbingan konseling siswa SMA. Dari penelitian yang dilakukan dihasilkan
sebuah sistem pakar bimbingan konseling untuk siswa SMA berbasis web dengan menggunakan
metode simple additive weighting yang menghitung bobot yang diberikan oleh pakar (guru BK)
dan nilai yang dilakukan oleh pengguna sistem (siswa) berupa penilaian penyebab yang
dialaminya. Informasi yang dihasilkan berupa persentase permasalahan yang dialami dan
penyebab terbesar dari permasalahan tersebut serta solusi dari penyebab tersebut.
Kata Kunci : Sistem Pakar, Simple Additive Weighting, Bimbingan Konseling

ABSTRACT - Counseling guidance is a proccess assistance to students countinously that


students can understand, receive and actualize self in daily life in family envitonment, school and
the community. Counseling is needed by high school studens especially in helping students to
face the problems experienced. Lack of counseling teachers who are in charge of high schoool
especially in helping students deal with problems experienced, in addition to the high cost of
counseling psychologists as well as the fear, embarrassment and confidence felt by students to
make consultation make counseling difficult. Of that problems so did research the application of
simple additive weighting method in expert system of counseling high school students. From the
research that was done resulted by an expert system of counseling guidance for high school
students web based by using simple additive weighting method which calculate the given weight
given by expert (teacher of BK) and value done by system user (student) in the form of
assessment of the causes of the experienced. The resulting information is the percentage of
problems experienced and the biggest cause of the problem and the solution of the cause.
Keywords: Expert System, Simple Additive Weighting, Counseling Guidance

Naskah diterima : 24 September 2018, Naskah dipublikasikan : 15 Januari 2019

Jurnal Kajian Ilmiah 73


Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
Volume 19, No. 1, Januari 2019 p-ISSN 1410-9794
e-ISSN 2597-792X

PENDAHULUAN malu, takut atau bahkan tidak percaya pada


Menurut Undang-Undang Pendidikan konselor menyebabkan siswa kurang terbuka
nomor 20 Tahun 2003, pengertian siswa yang dan menghambat dalam melakukan bimbingan
mengacu pada peserta didik adalah anggota konseling.
masyarakat yang berusaha mengembangkan Penelitian terdahulu yang sudah
potensi diri melalui proses pembelajaran yang melakukan penelitian pada kasus serupa,
tersedia pada jalur, jenjang dan jenis diantaranya adalah penelitian yang dilakukan
pendidikan tertentu. Siswa adalah individu oleh (Syah & Gunawan, 2016) mendapat
yang memiliki karakteristik dan potensi yang kesimpulan bahwa sistem pakar bimbingan
berbeda-beda dan harus dikembangkan (UU konseling dapat membantu untuk siswa, guru
No 20, 2003). BK, orangtua siswa dan proses pengarsipan.
Pada SMA Negeri 1 Wanayasa tercatat Penelitian lain yang dilakukan oleh (Supriati,
ada 106 siswa yang berkunjung ke fasititas Salim, & Sofhan, 2015) menyatakan bahwa
bimbingan konseling sekolah pada tahun penerapan Aplikasi Monitoring Siswa
ajaran 2015-2016, dan pada tahun ajaran 2016- Bermasalah akan dapat mendukung aktifitas
2017 yang saat ini belum mencapai satu tahun guru bimbingan konseling, khususnya dalam
ajaran penuh sudah tercatat 82 kunjungan memantau siswa yang bermasalah. Penelitian
siswa. Angka tersebut merupakan angka oleh (Hendra & Kusumadewi, 2015),
kunjungan siswa yang berkonsultasi atas walaupun objek penelitiannya berbeda namun
keinginannya sendiri, sedangkan untuk kesimpulan yang di dapat menyatakan bahwa
penanganan siswa bermasalah pada tahun metode yang digunakan berhasil diterapkan
ajaran 2016-2017 sekarang sudah tercatat 54 untuk proses konseling mahasiswa.
kasus untuk tingkat pertama, 32 kasus untuk Dengan diterapkannya metode simple
tingkat kedua dan 46 kasus untuk tingkat additive weighting pada sistem pakar
ketiga, dengan total mencapai 132 kasus siswa bimbingan konseling siswa SMA diharapkan
bermasalah. Menurut guru BK yang bertugas dapat membantu menyelesaikan masalah yang
kasus siswa bermasalah disebabkan oleh muncul saat siswa ingin melakukan konseling
kurangnya siswa mengenali dirinya sendiri, secara langsung dengan mendapatkan hasil
terbawa pergaulan, kurang mendukungnya konsultasi yang tidak hanya berdasarkan
lingkungan tempat tinggal atau dapat juga penilaian guru BK tapi juga melibatkan
disebabkan oleh rasa ingin tahu siswa SMA penilaian yang dilakukan oleh siswa sebagai
yang bisa disebut remaja memang sedang pengguna sistem.
besar-besarnya.
Menurut salah satu guru bimbingan LANDASAN TEORI
konseling yang bertugas di SMA Negeri 1 Pada penelitian ini penulis mengambil
Wanayasa, kurangnya tenaga ahli atau pakar beberapa teori atau materi dari berbagai
(guru BK) yang bertugas di sekolah sumber. Hal ini dimaksudkan untuk
menyebabkan guru BK tidak bisa mengatasi memudahkan penulis dalam pengerjaannya,
segala urusan yang seharusnya ditangani para karena dengan materi yang tepat diharapkan
guru BK walaupun mereka telah berusaha menghasilkan aplikasi sistem pakar yang baik
sebaik mungkin. Perbandingan yang dan berguna. Berikut penulis paparkan materi
seharusnya antara guru BK dan siswa yang atau teori-teori yang menjadi landasan
ditangani adalah 1 banding 150 sedangkan dalam penelitian ini.
pada pelaksanaanya sangat jauh dari
perbandingan tersebut. Pilihan lain untuk Sistem pakar
berkonsultasi adalah pergi ke tenaga ahli lain Sistem pakar merupakan cabang dari
yaitu psikolog, tapi tidak bisa disalahkan jika artificial intelligence yang menggunakan
biaya untuk konsultasi kepada psikolog pengetahuan khusus secara luas untuk
bukanlah biaya yang murah. Masalah lain menyelesaikan masalah yang dimengerti hanya
yang terjadi adalah mental siswa baik itu rasa oleh pakarnya. Sedangkan menurut Wijaya,

Jurnal Kajian Ilmiah 74


Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
Volume 19, No. 1, Januari 2019 p-ISSN 1410-9794
e-ISSN 2597-792X

sistem pakar merupakan program komputer masalah yang dihadapi tersebut. Bimbingan
yang dirancang untuk mengambil keputusan konseling adalah suatu proses bantuan yang
layaknya seorang pakar, dengan menggunakan diberikan kepada siswa secara terus-menerus
pengetahuan, fakta dan teknik tertentu untuk supaya siswa dapat memahami, menerima dan
menyelesaikan masalah yang biasanya hanya mengaktualisasikan diri dalam kehidupan
dapat diselesaikan oleh seorang pakar (Hayadi, sehari-hari di lingkungan keluarga, sekolah
2016). Profesor Edward Feigenbaum dan masyarakat. (Prayitno & Amti, 2015).
mendefinisikan sistem pakar sebagai program Layanan bimbingan konseling
komputer pintar yang memanfaatkan bertujuan agar siswa dapat menjadi pribadi
pengetahuan dan prosedur inferensi untuk yang mandiri, bertanggungjawab, kreatif dan
memecahkan masalah yang cukup sulit produktif (Syah & Gunawan, 2016). Siswa
sehingga membutuhkan manusia yang atau peserta didik yang berhasil memahami
berkeahlian khusus (Rosnelli, 2012). diri dan lingkungannya akan lebih menghargai
dan menjadikan kehidupannya lebih efektif
Simple Additive Weighting dan ke arah yang positif. Sedangkan siswa
Metode simple additive weighting yang belum memahami diri dan
merupakan metode penjumlahan terbobot yang lingkungannya akan berprilaku sedikit
digunakan untuk menyelesaikan masalah menyimpang, cendrung ke arah negatif dan
multiple attribute decision making. Konsep cendrung bermasalah di sekolah sehingga
dasar metode ini adalah mencari penjumlahan membutuhkan perhatian khusus (Supriati,
terbobot dari rating kinerja pada setiap Salim, & Sofhan, 2015).
alternatif dari semua atribut (Adianto, Arifin,
& Khairina, 2017). Metode simple additive METODE PENELITIAN
weighting dapat membantu dalam Metode yang digunakan pada
pengambilan keputusan suatu kasus dengan penelitian ini adalah metode analisa deskriptif,
hasil nilai terbesar yang akan terpilih sebagai metode tersebut digunakan untuk
alternatif yang terbaik, metode ini lebih efisien mengupulkan berbagai data terkait yang
karena waktu yang dibutuhkan dalam dimana data tersebut akan disampaikan
perhitungan lebih singkat (Pahlevi, 2010). kembali dengan bahasa sendiri agar lebih
Metode simple additive weighting mengenal mudah dimengerti dengan tanpa mengubah
adanya dua kriteria atribut yaitu kriteria makna yang sebenarnya dari data awal.
keuntungan (benefit) dan kriteria biaya (cost),
perbedaan mendasar dari kedua kriteria ini Teknik Pengumpulan Data
adalah dalam pemilihan kriteria ketika Pengumpulan data pada penelitian ini
mengambil keputusan (Kusumadewi & et al, dilakukan dengan kegiatan observasi,
2006). wawancara dan studi pustaka.
1. Observasi
Bimbingan Konseling Kegiatan observasi dilakukan di SMA
Bimbingan adalah proses pemberian Negeri 1 Wanayasa, Purwakarta.
bantuan oleh seorang ahli kepada individu atau 2. Wawancara
beberapa individu agar dapat mengembangkan Wawancara dilakukan dengan guru
kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, bimbingan konseling yang bertugas di SMA
dengan memanfaatkan kemampuan dan sarana Negeri 1 Wanayasa, SMK Negeri 5
yang ada dan dapat dikembangkan Bandung dan MA YPMI Wanayasa.
berdasarkan norma-norma yang berlaku. Tahapan wawancara yang dilakukan antara
Sedangkan konseling diartikan sebagai proses lain:
pemberian bantuan yang dilakukan melalui a. Wawancara umum tentang bimbingan
wawancara oleh seorang ahli (konselor) pada konseling
individu yang sedang mengalami masalah b. Diskusi mengenai permasalahan dan
(klien/konsuli) dengan tujuan teratasinya penyebab permasalahan

Jurnal Kajian Ilmiah 75


Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
Volume 19, No. 1, Januari 2019 p-ISSN 1410-9794
e-ISSN 2597-792X

c. Wawancara hubungan antar untuk basis data serta HTML5, PHP, Css
permasalahan dan penyebab dan Java Script untuk bahasa
permasalahan pemrogramannya.
d. Diskusi mengenai alur konsultasi d. Pengujian
(algoritma) Pada tahap ini, karena sistem pakar yang
e. Wawancara mengenai solusi dari dibangun berbasis pemrograman web maka
penyebab permasalahan aplikasi yang digunakan adalah MYSQL
3. Studi Pustaka untuk basis data serta HTML5, PHP, Css
Studi pustaka dilakukan dengan cara dan Java Script untuk bahasa
mempelajari kasus dan objek yang diteliti pemrogramannya.
dari sumber lain yang tertulis. e. Support
Ketika terjadi error/bug saat sistem telah
Model Pengembangan Sistem diberikan pada pengguna, support
Model pengembangan sistem pada dilakukan untuk pengembangan lebih lanjut
penelitian ini dapat dijelaskan dengan dua agar dapat mengurangi atau menghilangkan
jenis pengembangan yaitu pengembangan error/bug yang ada.
pakar dan pengembangan software.
Algoritma Sistem Pakar
1. Pengembangan Pakar Algoritma yang akan digunakan untuk
Metode yang digunakan untuk sistem pakar bimbingan konseling siswa SMA
pengembangan pakar pada penelitian ini pada penelitian ini menunjukan alur konsultasi
adalah metode simple additive weighting. yang harus dilakukan untuk berkonsultasi
Metode simple additive weighting merupakan menggunakan sistem, sebagaimana disajikan
metode penjumlahan terbobot yang digunakan pada gambar 1.
untuk menyelesaikan masalah multiple
attribute decision making. Konsep dasar
metode ini adalah mencari penjumlahan
terbobot dari peringkat kinerja pada setiap
altertatif dari semua atribut.

2. Pengembangan Software
Pengembangan software dilakukan
dengan melakukan analisa kebutuhan, desain,
coding, pengujian, dan support.
a. Analisa Kebutuhan
Kegiatan pengumpulan data dan
pengetahuan mengenai kasus dan objek
yang diteliti. Dimana data yang didapat
akan menjadi acuan saat membangun
sistem.
b. Desain
Pada penelitian ini digunakan Entity
Relationship Diagram, Logical Record Gambar 1. Algoritma Sistem Pakar Yang
Structure dan Unified Modeling Language Diterapkan
untuk desain pengembangan perangkat
lunaknya. Basis Pengetahuan
c. Coding Basis pengetahuan pada penelitian ini
Pada tahap ini, karena sistem pakar yang didapatkan dengan cara melakukan tinjauan
dibangun berbasis pemrograman web maka pustaka dari penelitian-penelitian terdahulu,
aplikasi yang digunakan adalah MYSQL buku dan artikel lain yang membahas tentang

Jurnal Kajian Ilmiah 76


Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
Volume 19, No. 1, Januari 2019 p-ISSN 1410-9794
e-ISSN 2597-792X

bimbingan konseling siswa SMA, selanjutnya Tidak memahami/menguasai mata


P13
dilakukan diskusi dengan guru bimbingan pelajaran tertentu
konseling untuk mendapatkan data yang akan Merasa kurang mampu dalam
digunakan pada sistem ini. P14
mengerjakan tugas/soal
Sistem pakar bimbingan konseling P15 Terjadi saling mencela
siswa SMA pada penelitian ini diangkat 10 Mengikuti adegan yang ada di
jenis permasalahan dengan 23 penyebab P16
televisi dan film aksi
permasalahan beserta solusinya. Tabel 1, 2 dan P17 Frustasi dengan keadaan keluarga
3 menunjukkan daftar permasalahan, daftar Memiliki masalah kesehatan
penyebab permasalahan dan hubungan P18
pribadi (gangguan emosi)
permasalahan dengan penyebab permasalahan. Keinginan sendiri karena merasa
P19
sudah dewasa
Tabel 1. Daftar Permasalahan Memiliki masalah dengan lawan
Kode Permasalahan P20
jenis/pacar
M01 Malas Pengaruh menonton film/video
M02 Bolos P21
dewasa
M03 Kesulitan Belajar P22 Terpaksa karena keadaan ekonomi
M04 Menyontek P23 Kelainan kejiwaan
M05 Berkelahi
M06 Gangguan Emosional Tabel 3. Hubungan Permasalahan Dengan
Mengkonsumsi Alkohol dan Penyebab Permasalahan
M07
Narkotika M M M M M M M M M M
Berpacaran dangan Perbuatan Kode 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
M08
Menyimpang 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
M09 Pelaku Kriminalitas P01 X X X X
M10 Keinginan Bunuh Diri P02 X X X X X X X
P03 X X X X X
Tabel 2. Daftar Penyebab Permasalahan P04 X X X X X
Kode Penyebab Permasalahan P05 X X X X
P01 Kurang motivasi P06 X X X X X X
Kurang perhatian dari orang P07 X X X X
P02
terdekat P08 X X
Bermasalah dengan kepercayaan P09 X
P03
diri dan mental P10 X X X X
Kurangnya rasa tanggung jawab P11 X X
P04
terhadap diri sendiri P12 X X X X X X
Adanya perbedaan potensi dan P13 X
P05
bakat P14 X X
P06 Mengikuti ajakan teman P15 X X X
P07 Merasa diasingkan oleh teman P16 X X
Tidak menyukai mata pelajaran P17 X X X X X X X
P08
terentu P18 X X X X X X
Tidak menyukai guru mata P19 X
P09
pelajaran tertentu P20 X X
Ingin mengikuti pola hidup remaja P21 X
P10
zaman sekarang P22 X
P11 Prestasi belajar rendah P23 X X
Memiliki masalah pribadi yang
P12
cukup berat

Jurnal Kajian Ilmiah 77


Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
Volume 19, No. 1, Januari 2019 p-ISSN 1410-9794
e-ISSN 2597-792X

Logika Sistem Pakar And Memiliki masalah pribadi yang cukup


Logika sistem pakar yang digunakan berat
merupakan aturan yang diterapkan agar sistem And Frustasi dengan keadaan keluarga
dapat melakukan prosedur konsultasi dan Then Kesulitan Belajar 100 %
menggambil keputusan dari hasil konsultasi 4. Logika Keempat
layaknya seorang pakar yaitu guru bimbingan If Menyontek
konseling. And If Bermasalah dengan kepercayaan
1. Logika Pertama diri dan mental
If Malas And Kurangnya rasa tanggung jawab
And If Kurang motivasi terhadap diri sendiri
And Kurang perhatian dari orang terdekat And Adanya perbedaan potensi dan bakat
And Bermasalah dengan kepercayaan diri And Prestasi belajar rendah
dan mental And Tidak memahami/menguasai mata
And Kurangnya rasa tanggung jawab pelajaran tertentu
terhadap diri sendiri And Merasa kurang mampu dalam
And Adanya perbedaan potensi dan bakat mengerjakan tugas/soal
And Mengikuti ajakan teman Then Menyontek 100 %
And Merasa diasingkan oleh teman 5. Logika Kelima
And Tidak menyukai mata pelajaran If Berkelahi
tertentu And If Mengikuti ajakan teman
And Frustasi dengan keadaan keluarga And Merasa diasingkan oleh teman
And Memiliki masalah dengan lawan And Ingin mengikuti pola hidup remaja
jenis/pacar zaman sekarang
Then Malas 100 % And Memiliki masalah pribadi yang cukup
2. Logika Kedua berat
If Bolos And Terjadi saling mencela
And If Kurang motivasi And Mengikuti adegan yang ada di televisi
And Kurangnya rasa tanggung jawab dan film aksi
terhadap diri sendiri And Memiliki masalah kesehatan pribadi
And Adanya perbedaan potensi dan bakat (gangguan emosi)
And Mengikuti ajakan teman Then Berkelahi 100 %
And Merasa diasingkan oleh teman 6. Logika Keenam
And Tidak menyukai mata pelajaran If Gangguan Emosional
tertentu And If Kurang perhatian dari orang
And Tidak menyukai guru mata pelajaran terdekat
tertentu And Bermasalah dengan kepercayaan diri
And Ingin mengikuti pola hidup remaja dan mental
zaman sekarang And Kurangnya rasa tanggung jawab
And Merasa kurang mampu dalam terhadap diri sendiri
mengerjakan tugas/soal And Memiliki masalah pribadi yang cukup
Then Bolos 100 % berat
3. Logika Ketiga And Frustasi dengan keadaan keluarga
If Kesulitan Belajar And Memiliki masalah kesehatan pribadi
And If Kurang motivasi (gangguan emosi)
And Kurang perhatian dari orang terdekat Then Gangguan Emosional 100 %
And Adanya perbedaan potensi dan bakat 7. Logika Ketujuh
And Tidak menyukai mata pelajaran If Mengkonsumsi Alkohol dan Narkotika
tertentu And If Kurang perhatian dari orang
And Prestasi belajar rendah terdekat

Jurnal Kajian Ilmiah 78


Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
Volume 19, No. 1, Januari 2019 p-ISSN 1410-9794
e-ISSN 2597-792X

And Bermasalah dengan kepercayaan diri And Kurang perhatian dari orang terdekat
dan mental And Bermasalah dengan kepercayaan diri
And Kurangnya rasa yanggung jawab dan mental
terhadap diri sendiri And Merasa diasingkan oleh teman
And Mengikuti ajakan teman And Memiliki masalah pribadi yang cukup
And Ingin mengikuti pola hidup ramaja berat
zaman sekarang And Terjadi saling mencela
And Memiliki masalah pribadi yang cukup And Frustasi dengan keadaan keluarga
berat And Memiliki gangguan kesehatan pribadi
And Frustasi dengan keadaan keluarga (gangguan emosi)
And Memiliki masalah kesehatan pribadi And Memiliki masalah dengan lawa
(gangguan emosi) jenis/pacar
And Keinginan sendiri karena merasa And Kelainan kejiwaan
sudah dewasa Then Keinginan Bunuh Diri 100 %
Then Mengkonsumsi Alkohol dan
Narkotika 100 % Pohon Keputusan Pakar
8. Logika Kedelapan Pohon keputusan pakar dibuat untuk
If Berpacaran dengan Perbuatan menggambarkan permasalahan dan
Menyimpang pemecahannya secara sederhana sehingga
And If Kurang perhatian dari orang memudahkan untuk mengambil keputusan
terdekat disajikan pada gambar 2.
And Mengikuti ajakan teman
And Ingin mengikuti pola hidup remaja
zaman sekarang
And Memiliki masalah pribadi yang cukup
berat
And Frustasi dengan keadaan keluarga
And Memiliki masalah kesehatan pribadi
(gangguan emosi)
And Pengaruh menonton film/video
dewasa
And Kelainan kejiwaan
Then Berpacaran dengan Perbuatan
Menyimpang 100 %
9. Logika Kesembilan
If Pelaku Kriminalitas
And If Kurangnya perhatian dari orang
terdekat
And Mengikuti ajakan teman Gambar 2. Pohon Keputusan Pakar
And Terjadi saling mencela
And Mengikuti adegan yang ada di televisi PEMBAHASAN
dan film aksi Dari penelitian yang telah dilakukan,
And Frustasi dengan keadaan keluarga didapatkan hasil penelitian berupa sistem
And Memiliki masalah kesehatan pribadi pakar bimbingan konseling siswa SMA
(gangguan emosi) dengan menggunakan metode simple additive
And Terpaksa karena keadaan ekonomi weighting dengan penjelasan implementasi
Then Pelaku Kriminalitas 100 % sebagai berikut:
10. Logika Kesepuluh
If Keinginan Bunuh Diri
And If Kurang motivasi

Jurnal Kajian Ilmiah 79


Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
Volume 19, No. 1, Januari 2019 p-ISSN 1410-9794
e-ISSN 2597-792X

Database
Database digunakan untuk memberi
gambaran basis data yang diterapkan pada
sistem yang dibangun, sebagaimana disajikan
pada gambar 3 dan gambar 4.

Gambar 6. Use Case Diagram Admin

Gambar 3. Entity Relationship Diagram

Gambar 4. Logical Record Structure

System Description
System description digunakan untuk
memberi penjelasan tentang sistem yang
dibangun, sebagaimana disajikan pada gambar
5, 6 dan 7.

Gambar 7. Activity Diagram Melakukan


Konsultasi

Gambar 5. Use Case Diagram Pengguna Software Architecture


Software architecture digunakan untuk
memberi gambaran arsitektur perangkat lunak
untuk membangun sistem, sebagaimana
disajikan pada gambar 8 dan 9.
Jurnal Kajian Ilmiah 80
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
Volume 19, No. 1, Januari 2019 p-ISSN 1410-9794
e-ISSN 2597-792X

Gambar 8. Deployment Diagram


Gambar 12. Halaman Isi Nilai Penyebab
Permasalahan

Gambar 9. Component Diagram

User Interface
User interface digunakan untuk
memberi gambaran tampilan antar muka Gambar 13. Halaman Hasil Konsultasi
sistem yang dibangun, sebagaimana disajikan
pada gambar 10, 11, 12 dan 13. Testing
Testing dilakukan untuk melakukan
pengujian dari metode simple additive
weighting yang diterapkan pada sistem.

Perhitungan Manual
Untuk menjelaskan aturan perhitungan
menggunakan metode simple additive
weighting, digunakan contoh kasus berupa
seorang siswa SMA yang menggunakan sistem
untuk konsultasi permasalahan kesulitan
belajar.
1. Menentukan Alternatif (A)
Gambar 10. Halaman Beranda Pengguna Alternatif pada sistem pakar bimbingan
konseling siswa SMA ini berupa 10
permasalahan yang telah dibahas
sebelumnya. Sebagai contoh alternatif
yang dipilih kali ini adalah permasalahan
kesulitan belajar.
2. Menentukan Kriteria (C)
Dalam metode simple additive weighting
menggunakan dua jenis kriteria yaitu
kriteria benefit dan kriteria cost. Kriteria
yang digunakan adalah kemungkinan
Gambar 11. Halaman Isi Data Diri penyebab permasalahan berdasarkan jenis
permasalahannya. Terdapat 10 alternatif
berupa jenis permasalahan yang berbeda,
sehingga terdapat 10 kumpulan kriteria
yang berbeda untuk setiap alternatifnya.

Jurnal Kajian Ilmiah 81


Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
Volume 19, No. 1, Januari 2019 p-ISSN 1410-9794
e-ISSN 2597-792X

Tabel 4 menunjukkan kriteria dari setiap kriteria berdasarkan yang dirasakan


contoh alternatif kesulitan belajar. dan dialaminya. Tabel 6 menunjukkan
penilaian kriteria dari contoh alternatif
Tabel 4. Kriteria dari Contoh Alternatif kesulitan belajar.
Kesulitan Belajar
Jenis Tabel 6. Penilaian Kriteria dari Contoh
Cj Kriteria
Kriteria Alternatif Kesulitan Belajar
C1 Kurang motivasi Benefit Cj Kriteria Bobot
Kurang perhatian dari Cost C1 Kurang motivasi 1
C2 Kurang perhatian dari orang
orang terdekat C2 0,5
Adanya perbedaan Benefit terdekat
C3 Adanya perbedaan potensi
potensi dan bakat C3 0,2
Tidak menyukai mata Cost dan bakat
C4 Tidak menyukai mata
pelajaran tertentu C4 0,7
pelajaran tertentu
C5 Prestasi belajar rendah Benefit
C5 Prestasi belajar rendah 0,2
Memiliki masalah pribadi Benefit Memiliki masalah pribadi
C6 C6 0,8
yang cukup berat yang cukup berat
Frustasi dengan keadaan Cost Frustasi dengan keadaan
C7 C7 0,1
keluarga keluarga

3. Memberikan nilai bobot tingkat 5. Melakukan normalisasi keputusan (R)


kepentingan (W) Normalisasi keputusan dilakukan dengan
Nilai bobot tingkat kepentingan dua jenis perhitungan yaitu normalisasi
merupakan nilai yang didapatkan dari tiga keputusan untuk kriteria benefit dan
guru bimbingan konseling berbeda seperti normalisasi keputusan untuk kriteria cost.
yang telah dijelaskan sebelumnya. Tabel 5 a. Normalisasi keputusan kriteria
menunjukkan bobot kepentingan kriteria benefit, dilakukan dengan rumus:
dari contoh alternatif kesulitan belajar. R = X / max(X)
b. Normalisasi keputusan kriteria cost,
Tabel 5. Bobot Kepentingan Kriteria dari dilakukan dengan rumus:
Contoh Alternatif Kesulitan Belajar R = min(X) / X
Cj Kriteria Bobot
C1 Kurang motivasi 0,27 Tabel 7 menunjukkan perhitungan
Kurang perhatian dari normalisasi keputusan dari alternatif
C2 0,06
orang terdekat kesulitan belajar.
Adanya perbedaan potensi
C3 0,23
dan bakat Tabel 7. Perhitungan Normalisasi Keputusan
Tidak menyukai mata dari Alternatif Kesulitan Belajar
C4 0,06
pelajaran tertentu Jenis Perhitungan Hasil
Cj
C5 Prestasi belajar rendah 0,2 Kriteria
Memiliki masalah pribadi Benefit X / max(X) =
C6 0,13 C1 1
yang cukup berat 1/1
Frustasi dengan keadaan Cost min(X) / X =
C7 0,04 C2 0,2
keluarga 0,1 / 0,5
Benefit X / max(X) =
C3 0,2
4. Menentukan nilai peringkat kecocokan 0,2 / 1
Nilai peringkat keccokan adalah angka Cost min(X) / X =
C4 1
yang diberikan oleh pengguna untuk 0,1 / 0,1

Jurnal Kajian Ilmiah 82


Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
Volume 19, No. 1, Januari 2019 p-ISSN 1410-9794
e-ISSN 2597-792X

Benefit X / max(X)
C5 0,2
0,2 / 1
Benefit X / max(X) =
C6 0,8
0,8 / 1
Cost min(X) / X =
C7 1
0,1 / 0,1

6. Menghitung nilai preferensi (V)


Nilai preferensi merupakan hasil akhir
dari perhitungan dengan metode simple
additive weighting, nilai ini yang akan Gambar 19. Pengujian Perhitungan Sistem
menjadi penentuan dari kesimpulan akhir Langkah 2
dari sistem. Nilai preferensi dihitung
menggunakan rumus: V = ∑W.R. Sebagai
contoh perhitungan nilai preferensi untuk
alternatif kesulitan belajar dilakukan
seperti berikut:
V = (0,27 x 1) + (0,06 x 0,2) + (0,23 +
0,2) + ( 0,06 x 1) + (0,2 x 0,2) + (0,13
x 0,8) + (0,04 x 1)
= 0,27 + 0,012 + 0,046 + 0,06 + 0,04 +
0,104 + 0,04
= 0,572
Jadi kesimpulan akhir untuk contoh
alternatif kesulitan belajar dengan nilai
preferensi 0,572 menandakan bahwa siswa Gambar 20. Pengujian Perhitungan Sistem
tersebut mengalami kesulitan belajar sebesar Langkah 3
57,2%.

Perhitungan Sistem
Pengujian perhitungan sistem
dilakukan untuk mengetahui keakuratan sistem
yang telah selesai dibuat. Pengujian ini
dilakukan dengan membandingkan hasil
konsultasi pada sistem ini dengan hasil
perhitungan sistem pada poin pengujian
sebelumnya, yang disajikan pada gambar 18,
19, 20 dan 21.
Gambar 21. Pengujian Perhitungan Sistem
Langkah 4

Hasil perhitungan sistem adalah 60%


sedangkan hasil perhitungan langsung adalah
57,2 %, hal ini dikarenakan sistem
menerapkan sistem pembulatan angka untuk
hasil konsultasinya.

Gambar 18. Pengujian Perhitungan Sistem


Langkah 1

Jurnal Kajian Ilmiah 83


Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
Volume 19, No. 1, Januari 2019 p-ISSN 1410-9794
e-ISSN 2597-792X

PENUTUP Hayadi, B. (2016). Sistem Pakar. Yogyakarta:


Deepublish.
Sistem pakar ini dapat digunakan Hendra, S., & Kusumadewi, S. (2015).
ketika siswa ingin melakukan konsultasi Perancangan Aplikasi Konseling
bimbingan konseling atas masalahnnya Mahasiswa Menggunakan Metode
sehingga diharapkan dapat membantu Case Based Reasoning. Prosiding
permasalahan yang muncul dari pelaksanaan SNATIF Ke-2.
bimbingan secara langsung seperti kurangnya Kusumadewi, S., & et al. (2006). Fuzzy Multi-
tenaga guru BK yang bertugas, mahalnya Attribute Decision Making (FUZZY
biaya konsultasi kepada psikolog dan adanya MADM). Yogyakarta: Graha Ilmu.
rasa takut atau rasa malu dan rasa tidak Pahlevi, A. (2010). Membuat Aplikasi Rental
percaya ketika siswa harus berkonsultasi Movie dengan Visual Basic 6.0.
secara langsung. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Metode simple additive weighting pada Prayitno, & Amti, E. (2015). Dasar-Dasar
sistem pakar bimbingan konseling siswa SMA Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
membantu dari segi hasil konsultasi yang Rineka Cipta.
didapatkan. Dengan metode ini hasil yang Rosnelli, R. (2012). Sistem Pakar Konsep dan
didapatkan tidak hanya berdasarkan ketentuan Teori. Yogyakarta: ANDI.
dari pakar (guru BK) saja, tapi penilaian oleh Supriati, R., Salim, N., & Sofhan, R. (2015).
pengguna (siswa) atas yang dirasakannya Penerapan Aplikasi MSBe Sebagai
dirasakannya juga berpengaruh dalam Media Alat Bantu Guru Bimbingan
penentuan hasil konsultasinya. Konseling Pada SMK Fadilah. CERITA
Volume 1.
Syah, M., & Gunawan, A. (2016). Sistem
DAFTAR PUSTAKA Pakar Bimbingan Dan Konseling Siswa
Dengan Metode Certainty Factor
Adianto, T., Arifin, Z., & Khairina, D. (2017). Berbasis Web Pada SMAN 1
Sistem Pendukung Keputusan Cikembar. SNIPTEK.
Pemilihan Rumah Tinggal Di UU No 20. (2003). Undang Undang
Perumahan Menggunakan Metode Pendidikan. Jakarta.
SAW. Prosiding Seminar Ilmu
Komputer dan Teknologi Informasi.

Jurnal Kajian Ilmiah 84


Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Anda mungkin juga menyukai