Anda di halaman 1dari 65

BAB II

ISI

2.1 Gambaran umum Asam urat


a. Definisi asam urat
Asam urat adalah asam berbentuk kristal yang merupakan produk akhir
dari metabolisme atau pemecahan purin (bentuk turunan nukleoprotein), yaitu
salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel-sel tubuh. Secara
alamiah purin terdapat dalam tubuh dan dijumpai pada makanan dari sel hidup,
yaitu makanan dari tanaman (sayur, buah, kacang-kacangan) maupun dari hewan
(daging, jeroan, ikan sarden). Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh,
karena pada setiap metabolisme normal dihasilkan asam urat (Dhalimarta S,
2008).
b. Etiologi asam urat
Etiologi dari artritis gout meliputi usia, jenis kelamin, riwayat medikasi,
obesitas, konsumsi purin dan alkohol. Pria memiliki tingkat serum asam urat lebih
tinggi dari pada wanita, yang meningkatkan resiko mereka terserang artritis gout.
Perkembangan artritis gout sebelum usia 30 tahun lebih banyak terjadi pada pria
dibandingkan wanita. Namun angka kejadian artritis gout menjadi sama antara
kedua jenis kelamin setelah usia 60 tahun. Prevalensi artritis gout pada pria
meningkat dengan bertambahnya usia dan mencapai puncak antara usia 75 dan 84
tahun (Weaver, 2008).
c. Patofiologi asam urat
Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan yang
mengandung asam urat tinggi dan sistem eksresi asam urat yang tidak adekuat
akan menghasilkan akumulasi asam urat yang berlebihan di dalam plasma darah
(hiperuricemia), sehingga mengakibatkan kristal asam urat menumpuk dalam
tubuh. Penimbunan ini menimbulkan iritasi lokal dan menimbulkan respon
inflamasi.
Hiperuricemia merupakan hasil:
 Meningkatnya produksi asam urat akibat metabolisme purine abnormal.

5
6

 Menurunnya eksresi asam urat.


 Kombinasi keduanya.
d. Tanda dan gejala asam urat
Menurut Prince dan Wilson, (1992) tanda dan gejala asam urat adalah
terjadinya peningkatan asam urat serum, nyeri hebat yang datang tiba-tiba,
pergerakan kaku, mudah merasa letih dan lesu, ruam kulit, sakit tenggorokan,
nafsu makan berkurang, lidah berwarna merah (gusi berdarah).
Tanda-tanda yang khas pada asam urat antara lain nyeri pada satu atau
beberapa sendi pada malam hari, makin lama makin memburuk, pada sendi yang
bengkak, kulit kemerahan hingga keunguan, kencang licin dan hangat, demam,
menggigil, tidak enak badan. Pada beberapa penderita terjadi peningkatan denyut
jantung, bila benjolan kristal disendi pecah, akan keluar massa seperti kapur,
kadar asam urat dalam darah tinggi.
e. Penatalaksanaan diet purin rendah
1. Gambaran umum diet purin rendah
Diet rendah purin adalah purin hasil metabolisme protein yang dapat
membentuk kristal asam urat dan dapat menumpuk pada sendi-sendi tangan serta
ginjal/saluran kencing.

2. Tujuan diet purin rendah


 Menurunkan kadar asam urat dalam darah
 Memperlancar pengeluaran asam urat
3. Syarat diet purin rendah
 Energi sesuai dengan kebutuhan tubuh. Bila berat badan berlebih
kebutuhan energi mengikuti pedoman diet energi rendah
 Protein cukup, yaitu 1,0 – 1,2 g/kg BB atau 10-15% dari kebutuhan energi
total.
 Hindari bahan makanan sumber protein yang mempunyai kandungan
protein >150 mg/100g.
 Lemak sedang yaitu 10-20% dari kebutuhan energi total. Lemak berlebih
dapat menghambat pengeluaran asam urat atau purin melalui urin.
7

 Karbohidrat dapat diberikan lebih banyak, yaitu 65-75% dari kebutuhan


energi total. Karena kebanyakan pasien gout artritis mempunyai berat
badan lebih, maka dianjurkan untuk menggunakan sumber karbohidrat
kompleks.
 Vitamin dan mineral cukup sesuai dengan kebutuhan.
 Cairan sesuai dengan urin yang dikeluarkan setiap hari. Rata-rata asupan
cairan yang dianjurkan adalah 2 – 2 ½ liter/hari.
4. Jenis diet dan indikasi pemberiannya
Diet Gout Atritis diberikan kepada pasien dengan gout dan/ atau batu asam
urat dengan kadar asam urat > 7,5 mg/dl. Diet ini terdiri dari dua jenis, yaitu :
 Diet Purin Rendah I / DPR I (1500 kkal)
 Diet Purin Rendah II / DPR II (1700 kkal)
5. Bahan makanan yang dianjurkan
 Kelompok 1 : kandungan purin tinggi (100- 1000 mg purin/100 g bahan
makanan) sebaiknya dihindari.
Otak, hati, jantung, ginjal, jeroan, ekstrak daging/kaldu, bebek, ikan
sardin, makarel, remis, kerang.
 Kelompok 2 : kandungan purin sedang (9-100 mg purin/100 g bahan
makanan) dibatasi : maksimal 50-75 g (1-1 ½ ptg) daging, ikan atau
unggas, atau 1 mangkok (100 g) sayuran sehari.
Daging sapi dan ikan (kecuali yang terdapat dalam kelompok 1) ayam,
udang, kacang kering dan hasil olah, seperti tahu dan tempe, asparagus,
bayam, daun singkong, kangkung, daun dan biji melinjo.
 Kelompok 3 : kandungan purin rendah (dapat diabaikan), dapat dimakan
setiap hari.
Nasi, ubi, singkong, jagung, roti, mi, bihun, tepung beras, cake, kue
kering, puding, susu, keju, telur, lemak dan minyak, gula sayuran dan
buah-buahan (kecuali sayuran dalam kelompok 2).
8

2.1.1 Kasus asam urat (Noor Rahmah)


Tn.I usia 48 tahun, TB 165 cm, BB 62 kg datang ke Puskesmas pada
tanggal 28 januari 2019 dengan keluhan radang sendi disiku dan sakit kaki
dibagian kanan dan kiri, keadaan umum pasien compos mentis, dengan diagnosis
medis asam urat hasil pemeriksaan klinis tensi: 110/80 mmHg dan suhu: 37oC
Data biokimia:
Cholesterol total: 203 mg/dl (N: < 200 mg.dl)
Trigliserida: 105 mg/dl (N: 40 – 155 mg/dl)
Asam urat: 7,6 mg/dl (N: 3,4 – 7 mg/dl)
Hasil recal 1 x 24 jam :
Pagi: teh manis (gula pasir 2 sdm) dan kue nagasari 3 bh
Siang: nasi putih 180 gram, rawon daging sapi dan teh manis (gula pasir 2 sdm)
Selingan: tahu goreng 2 bh dan tempe goreng 2 bh
Malam: nasi putih 180 gram, ikan sarden 1 ½ ptg dan tumis kangkung 3 sdm
Energi: 2482,7 kkal
Protein: 82,5 gram
Lemak: 89,6 gram
Karbohidrat: 342,3 gram
9

Hasil recall 24 jam


Tabel 2.1 Recall Tn. I
Nama responden:Tn.I tanggal pelaksanaan:28-01-2019

Berat
Waktu makan menu Bahan
makanan
URT Gram

Makan pagi Teh manis Teh 1 kantong 2


kecil
Gula pasir 2 sdm 26
Kue nagasari Pisang kepok 3 bh 150
Tepung beras 8 sdm 50
Tepung sagu 8 sdm 50
Makan siang Nasi putih Beras 3 centong 180
plastik
Rawon daging Daging sapi 2 ptg 100
sapi
Teh manis Teh 1 kantong 2
kecil
Gula pasir 2 sdm 26
Selingan Gorengan Tempe 2 bh 50
tempe
Tepung terigu 2 sdm 20
Minyak 1 sdm 10
Gorengan tahu Tahu 2 bh 110
Tepung terigu 2 sdm 20
Minyak 1 sdm 10
Makan malam Nasi putih Beras 3 centong 180
plastik
Sarden Ikan sarden 1 ½ ptg 90
Tumis Kangkung 3 sdm 30
kangkung
Minyak 1 sdt 5
10

Form Skrining Pasien Dewasa

Nama/No.RM : Tn.I

Tanggal Lahir : Banjarmasin 18-03-1970

Tanggal Skrining : 28-01-2019

Ruang Perawatan : ruangan Poli Umum

NO Parameter Skor
1. Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak
direncanakan/tidak diinginkan dalam 6 bulan
teraakhir? 0
a. Tidak ada penurunan BB 2
b. Tidak yakin ada tanda baju menjadi longgar
c. Jika ya, berapa penurunan BB tersebut 1
 1 – 5 kg 2
 6 – 10 kg 3
 11 – 15 kg 4
 >15 kg 2
 Tidak tahu berapa kg penurunannya
2. Apakah asupan makan pasien bekuranf karena
penurunan nafsu makan/kesulitan menerima
makanan? 0
a. Tidak 1
b. Ya
3. Pasien dengan diagnosis khusus/kondisi khusus (DM, 2
Kemoterapi/hemodialisa, geriatric/ imunitas menurun/
lain-lain....sebutkan) asam urat
Total skor: 2
Dirujuk ke Ahli Gizi Ya
Skor 0 – 1 : Resiko Malnutrisi Ringan
Skor 2 – 3 : Resko Malnutrisi Sedang
Skor 4 – 5 : Resiko Manutrisi Tinggi

Kesimpulan:

Total Skor <2 : dilakukan asuhan gizi diet umum (standar makanan umum RS)

Total Skor ≥ 2 : dilakukan asuhan gizi diet khusus (standar makanan


khusus RS)

Dilengkapi dalam 24 jam pertama pasien masuk ruang rawat


11

Tabel 2.2 Formulir Asuhan Gizi Tn. I

Nama: Tn. I Jeniskelamin : L Usia: 48 th


Diagnosis Medis : asam urat
ASSESMEN / PENGKAJIAN GIZI
Antropometri IMT (kg/m2):
BeratBadan (kg): 62 kg BB (kg) 62(kg)
IMT = TB (m2) = 165 (m2)
TinggiBadan (cm): 165 cm 62 (kg) 62 (kg)
= 1,65 (m2) = 2.7225 (m2) =
TinggiLutut (cm): -
LLA(cm): - 22,77 kg/m2
RentangLengan (cm): - LLA(cm): -
BBI : (TB- 100) – (10%(TB-100)) TinggiLutut (cm): -
: (165 – 100 ) – (10% (165 – 100)) RentangLengan (cm): -
: 65 – 6.5 = 58,5 kg Kesimpulan
Dilihat dari hasil perhitungan
diperoleh IMT (Indeks Massa
Tubuh) sebesar 22,77 kg/m2,
maka status gizi pasien tersebut
adalah normal.
Biokimia :
Pemeriksaan Nilai Normal Keterangan
Biokimia
Cholesterol 203 mg/dl < 200 mg/dl Tinggi
Trigliserida 105 mg/dl 40 - 155 mg/dl Normal
Asam urat 7,6 mg/dl 3,4 – 7 mg/dl Tinggi
Klinik/Fisik :
Fisik Klinik
Keadaan umum : pasien Tanda vital:
composmentis, radang sendi disiku Tekanan darah : 110/80 mmHg
dan sakit kaki dibagian kanan dan kiri (N : 120/80 mmHg)
Suhu : 37 oC (N: 36 – 37oC)
12

Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik
pasien composmentis, radang sendi
disiku dan sakit kaki dibagian kanan
dan kiri, dan hasil pemeriksaan klinik
TD rendah dan suhu normal.

RIWAYAT GIZI
Pola makan :
Pagi: teh manis (gula pasir 2 sdm) dan kue nagasari 3 bh
Siang : nasi putih 180 gram, rawon daging sapi dan teh manis
(gula pasir 2 sdm)
Selingan: tahu goreng 2 bh dan tempe goreng 2 bh
Malam : nasi putih 180 gram, ikan sarden 1 ½ ptg dan tumis kangkung 3 sdm
Asupan Gizi :
Asupan oral Kebutuhan %Asupan
Energi = 2482,7 kkal Energi = 2205,8 kkal Energi = 113 % (lebih)
Protein = 82,5 gram Protein = 55 gram Protein = 150 % (lebih)
Lemak = 89,6 gram Lemak = 37 gram Lemak = 242 % (lebih)
Kh = 342,3 gram Kh = 413,5 gram Kh = 83 % (cukup)

Tingkat Kecukupan Energi dan Zat Gizi


Asupan Lebih
Baik Cukup Kurang Defisit
Energi > 110 %
100- 80-100% 70-80% <70%
110%
Protein > 110 % 100- 80-100% 70-80% <70%
110%
Lemak > 110 % 100- 80-100% 70-80% <70%
110%
Karbohidrat > 110 % 100- 80-100% 70-80% <70%
110%
Sumber : KEMENKES 2013
13

Kesimpulan:
Berdasarkan pola makan yang dibandingkan dengan kebutuhan gizi pasien
diperoleh asupan energi sebesar 113% , protein sebesar 99,7%, lemak 183 % dan
karbohidrat sebesar 96%. Asupan energi dan lemak termasuk kategori lebih.
Riwayat Personal
Keluhan Utama : pasien composmentis, radang sendi disiku dan sakit kaki
dibagian kanan dan kiri
Riwayat Penyakit Sekarang: asam urat
Riwayat Penyakit Dahulu: tidak ada riwayat penyakit dahulu
Riwayat Penyakit Keluarga: DM

DIAGNOSIS / MASALAH GIZI


Intake :
NI.2.2 Kelebihan intake makanan dan minuman oral berkaitan dengan kurangnya
pengetahuan terhadap kecukupan kebutuhan bahan makanan dan minuman
oral ditandai dengan adanya intake energi dengan persentase 113% dan
protein dengan persentase sebesar 150%.
NI.5.6.2 Kelebihan intake lemak berkaitan dengan kurang pengetahuan tentang
makanan dan zat gizi ditandai dengan cholesterol total > 200 mg/dl,sering
mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan digoreng dengan persentase
intake lemak 183% (lebih).
Clinic :
NC.2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi khusus berkaitan dengan
gangguan metabolisme purin ditandai dengan kadar asam urat tinggi yaitu
7,6 mg/dl (N : 3,4 – 7 mg/dl)
Behaviour :
NB.1.1 Pengetahuan yang kurang dikaitkan dengan makanan dan zat gizi
berkaitan dengan keyakinan/perhatian yang salah mengenai makanan dan
zat gizi ditandai dengan pola makan Tn.I yang salah dengan suka
mengkonsumsi sumber makanan lemak tinggi dan tinggi purin.
14

INTERVENSI GIZI
A. Tujuan Intervensi
- Memberikan makanan secukupnya sesuai dengan kebutuhan zat gizi pasien
- Menurunkan kadar asam urat dalam darah dan urin hingga batas normal
- Membatasi asupan tinggi kolesterol
- Memperbaiki pola makan yang salah dengan memberikan pengetahuan
tentang pedoman umum gizi seimbang dan diet rendah purin
B. Jenis Intervensi
a. Pemberian makanan dan atau zat gizi
 Preskripsi diet :
Jenis diet : Diet Purin Rendah
Bentuk Makanan : Biasa
Cara pemberian : Oral
 Tujuan Diet
- Memberikan makanan secukupnya sesuai dengan kebutuhan zat gizi pasien
- Membatasi asupan tinggi kolesterol
- Mempertahankan status gizi yang optimal
- Menurunkan kadar asam urat dalam darah dan urin hingga batas normal
- Memperbaiki pola makan yang salah dengan memberikan pengetahuan
tentang pedoman umum gizi seimbang
 Syarat atau Prinsip Diet
- Energi sesuai kebutuhan pasien sebesar 2205,8 kkal
- Protein cukup sebesar 55 gram (10% dari kebutuhan energi total)
- Lemak sedang sebesar 37 gram (15% dari kebutuhan energi total)
- Karbohidrat tinggi sebesar 413,5 gram (75% dari kebutuhan energi total)
- Vitamin, mineral dan serat cukup
- Cairan tinggi yaitu 2 – 2,5 liter/hari
- Hindari bahan makanan sumber protein yang mempunyai kandungan purin
> 150 mg/100 gram bahan makanan.
15

 Perhitungan
BEE = 66 + (13,7 x BB) + ( 5 x TB ) – (6,8 x U )
BEE = 66 + (13,7 x 62 ) + ( 5 x 165 ) – (6,8 x 48 )
BEE = 66 + 849,9 + 825 – 326,4
BEE = 1414 kkal
TEE = BEE x F.A x F.S
TEE = 1414 x 1,2 x 1,3
TEE = 2205,8 kkal
Faktor aktifitas = 1,2 tidak terikat tempat tidur
Faktor stress = 1,3 stress ringan
Protein = 10% x 2205,8 / 4 = 55 gram
Lemak = 15% x 2205,8 / 9 = 37 gram
Karbohidrat = 75% x 2205,8 / 4 = 413,5 gram
b. Konseling Gizi
Sasaran : Tn.I
Waktu : 15 menit
Tempat : Ruangan Poli Umum
Tujuan: - Mencapai kesehatan pasien
- Memberikan pengetahuan tentang penyakit asam urat dan diet
rendah purin
- Diharapkan pasien menerapkan pola makan yang baik dan
seimbang
Materi: - Pengertian asam urat
- Faktor penyebab asam urat
- Bagaimana pencegahannya
- Diet purin rendah untuk pasien asam urat
- Makanan yang dibatasi dan tidak diperbolehkan
Metode : konsultasi dengan pasien dan tanya jawab
Media : leaflet dan buku foto makanan
Evaluasi: - Menanyakan kembali kepada pasien mengenai materi yang
16

diberikan.
- Pasien perlu membatasi konsumsi makanan tinggi purin dan
tinggi lemak.
c. Koordinasi dengan tim asuhan gizi:
Tidak ada koordinasi dengan tim asuhan gizi
RENCANA MONITORING DAN EVALUASI

Yang Diukur Hasil Pengukuran Evaluasi / Target


/ Nilai Normal
Anamnesis / Radang sendi Radang sendi Radang sendi
Keluhan disiku dan sakit disiku dan sakit dan sakit kaki
kaki dibagian kaki dibagian dibagian kanan
kanan dan kiri kanan dan kiri dan kiri pasien
berkurang.
Antropometri BB = 62 kg BB (kg) Mempertahankan
IMT = TB (m2) =
TB = 165 cm 62(kg)
status gizi
165 (m2) normal
62 (kg)
= 1,65 (m2) =
62 (kg)
=
2.7225 (m2)

22,77 kg/m2

Biokimia Cholesterol 203 mg/dl N : < 200 mg/dl


Trigliserida 105 mg/dl N : 40 - 155
Asam urat 7,6 mg/dl mg/dl
N : 3,4 – 7 mg/dl
17

Klinik Keadaan umum Keadaan umum : TD :120/80


Klinik : composmentsi mmHg
Tekanan darah Klinik : Suhu: 36-37OC
Suhu TD : 110/80 mmHg
Suhu : 37 oC

AsupanZatGizi Energi Asupan oral Kebutuhan


Protein Energi = 2482,7 Energi = 2205,8
Lemak kkal kkal
Karbohitdrat Protein = 82,5 Protein = 55
gram gram
Lemak = 89,6 gram Lemak = 37
Kh = 342,3 gram gram
Kh = 413,5
gram

2.2 Gambaran umum Dislipidemia


a. Definisi dislipidemia
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan
peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang
utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, Low Density Lipoprotein (LDL),
dan trigliserida serta penurunan kadar High Density Lipoprotein (HDL) (Price,
2012).
b. Etiologi dislipidemia
Etiologi dislipidemia dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
seperti:
1. Faktor Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan faktor yang berhubungan dengan rendahnya
kolesterol HDL. Resiko terjadinya dislipidemia pada wanita lebih besar daripada
pria. Sebagaimana penelitian Cooper pada 589 perempuan didapatkan respon
peningkatan kolesterol sedikit berbeda yaitu kadar LDL kolesterol meningkat
18

lebih cepat sedangkan kadar HDL kolesterol juga meningkat sehingga rasio kadar
kolesterol total/HDL menjadi rendah (Djauzi, 2005).
2. Faktor Usia
Semakin tua usia seseorang maka fungsi organ tubuhnya semakin
menurun, begitu juga dengan penurunan aktivitas reseptor LDL, sehingga bercak
perlemakan dalam tubuh semakin meningkat dan menyebabkan kadar kolesterol
total lebih tinggi, sedangkan kolesterol HDL relative tidak berubah. Pada usia 10
tahun bercak perlemakan sudah dapat ditemukan di pembuluh darah. Prevalensi
hiperkolesterolemia pada kelompok usia 25-34 tahun adalah 9,3% dan meningkat
sesuai dengan pertambahan usia hingga 15,5% pada kelompok usia 55-64 tahun
(Djauzi, 2005).
3. Faktor Genetik
Faktor genetik merupakan salah satu faktor terjadinya dislipidemia. Dalam
ilmu genetika menyebutkan bahwa gen diturunkan secara berpasangan
memerlukan satu gen dari ibu dan satu gen dari ayah, sehingga kadar
hiperlipidemia tinggi dan diakibatkan oleh faktor dislipidemia primer karena
faktor genetik (Djauzi, 2005).
4. Faktor Kegemukan
Salah satu penyebab kolesterol naik adalah karena kelebihan berat badan
atau juga bisa disebut dengan penyakit obesitas. Kelebihan berat badan ini juga
bisa disebabkan oleh makanan yang terlalu banyak yang mengandung lemak jahat
tinggi di dalamnya. Kelebihan berat badan dapat meningkatkan trigliserida dan
dapat menurunkan HDL (Anwar, 2004).
5. Faktor Olahraga
Manfaat berolahraga secara teratur dapat membantu untuk meningkatkan
kadar kolesterol baik atau HDL dalam tubuh. Selain itu berolahraga mampu
meproduksi enzim yang berperan untuk membantu proses memindahkan
kolesterol LDL dalam darah terutama pada pembuluh arteri kemudian
dikembalikan menuju ke hati untuk diubah menjadi asam empedu. Asam empedu
ini diperlukan melancarkan proses pencernaan kadar lemak dalam darah. Semakin
19

rutin berolahraga dengan teratur maka kadar kolesterol LDL dalam tubuh akan
semakin berkurang sampai menuju ke titik normal (Arisman, 2008).
6. Faktor Merokok
Merokok dapat meningkatkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL,
trigliserida, dan menurunkan kolesterol HDL. Ketika pengguna rokok menghisap
rokok maka secara otomatis akan memasukkan karbon monoksida ke dalam paru-
paru dan akan merusak dinding pembuluh darah. Nikotin yang terkandung dalam
asap rokok akan merangsang hormone adrenalin, sehingga akan mengubah
metabolisme lemak yang dapat menurunkan kadar kolesterol HDL dalam darah
(Anwar, 2004).
7. Faktor Makanan
Konsumsi tinggi kolesterol menyebabkan hiperkolesterolemia dan
arterosklerosis. Asupan tinggi kolesterol dapat menyebabkan peningkatan kadar
kolestertol total dan LDL sehingga mempunyai resiko terjadinya dislipidemia
(Anwar, 2004).
c. Patofisiologi
Kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid diangkut dalam darah sebagai
kompleks lipid dan protein (lipoprotein). Lipid dalam darah diangkut dengan 2
cara yaitu jalur eksogen dan jalur endogen. Jalur eksogen yaitu trigliserida dan
kolesterol yang berasal dari makanan dalam usus dikemas sebagai kilomikron.
Selain kolesterol yang berasal dari makanan dalam usus juga terdapat kolesterol
dari hati yang diekskresi bersama empedu ke usus halus. Baik lemak di usus halus
yang berasal dari makanan maupun yang berasal dari hati disebut lemak eksogen.
Jalur endogen yaitu trigliserida dan kolesterol yang disintesis oleh hati mengalami
hidrolisis dalam sirkulasi oleh lipoprotein lipase yang juga menghidrolisis
kilomikron menjadi partikel lipoprotein yang lebih kecil. LDL merupakan
lipoprotein yang mengandung kolesterol paling banyak (60-70%). Lipoprotein
dikelompokkan menjadi 6 kategori yaitu: I (Kilomikron), IIa (LDL), IIb
(LDL+very-low-density lipoprotein [VLDL]), III (intermediate density
lipoprotein), IV (VLDL), V (VLDL+kilomikron) (Dipiro et al, 2015). Jumlah
kolesterol yang akan teroksidasi tergantung dari kadar kolesterol yang terkandung
20

di LDL. Beberapa keadaan mempengaruhi tingkat oksidasi seperti meningkatnya


jumlah LDL seperti pada sindrom metabolik dan kadar kolesterol HDL, makin
tinggi kadar HDL maka HDL bersifat protektif terhadap oksidasi LDL (Suyatna,
2006).
d. Tanda dan gejala
 Tanda : nyeri abdomen yang parah, pankreatitis, xanthomas eruptif,
polineuropati perifer, tekanan darah tinggi, indeks massa tubuh >30
kg/m2atau ukuran pinggang >40 inci(101,6 cm)pada pria atau 35 inci
(88,9 cm) pada wanita.
 Gejala : tanpa sampai dengan nyeri dada yang parah, palpitasi, berkeringat,
anxietas, nafas pendek, kehilangan kesadaran atau kesulitan dalam
berbicara atau bergerak, nyeri abdomen, kematian yang tiba-tiba.
e. Penatalkasanaan diet Dislipidemia
1. Gambaran umum diet Dislipidemia
Diet ini diberikan kepada pasien dislipidemia. Dislipidemia adalah
gangguan metabolisme lemak dalam darah yang ditandai dengan peningkatan
kadar kolesterol total, kolesterol LDL, kadar trigliserida serta penurunan kadar
kolesterol HDL. Dislipidemia merupakan faktor risiko terjadinya Penyakit
Jantung Koroner (PJK).
2. Tujuan diet Dislipidemia
Tujuan diet dislipidemia adalah untuk :
 Menurunkan berat badan bila kegemukan.
 Mengubah jenis dan asupan lemak makanan.
 Menurunkan asupan kolesterol makanan
 Meningkatkan asupan karbohidrat kompleks dan menurunkan asupan
karbohidrat sederhana.
3. Syarat diet Dislipidemia
Syarat diet Dislipidemia adalah :
 Energi disesuaikan menurut Berat Badan dan aktivitas fisik. Bila
kegemukan, penurunan berat badan dapat dicapai dengan asupan energi
rendah dan meningkatkan aktifitas fisik. Penurunan asupan energi disertai
21

penurunan berat badan biasanya menghasilkan penurunan kadar


trigliserida darah yang cepat.
 Protein cukup yaitu 10-20 % dari kebutuhan energi total. Sumber protein
hewani, terutama dari ikan yang banyak mengandung mengandung lemak
omega-3. Sumber protein nabati lebih dianjurkan.
 Lemak sedang < 30 % dari kebutuhan energi total. Lemak jenuh untuk
diet Dislipidemia tahap I, < 10 % dari kebutuhan energi total dan untuk
diet Dislipidemia tahap II, < 7 % dari kebutuhan energi total. Lemak tak
jenuh ganda dan tunggal untuk diet Dislipidemia tahap I maupun II adalah
10-15 % dari kebutuhan energi total. Kolesterol < 300 mg untuk diet
Dislipidemia tahap I dan < 200 mg untuk diet Dislipidemia tahap II.
 Karbohidrat sedang yaitu 50-60 % dari kebutuhan energi total.
 Serat tinggi, terutama serat larut air yang terdapat dalam apel, beras
tumbuk atau beras merah, havermout, dan kacang-kacangan.
 Vitamin dan mineral cukup. Suplemen multivitamin dianjurkan untuk
pasien yang mengkonsumsi < 1200 kkal energi sehari.
4. Jenis dan indikasi pemberiannya
Ada dua jenis diet dislipidemia yaitu diet dislipidemia tahap I dan Tahap
II. Diet dislipidemia tahap I mengandung kolesterol dan lemak jenuh lebih
tinggi dari pada diet dislipidemia tahap II.
5. Bahan makanan yang dianjurkan
 Sumber karbohidrat : beras terutama beras tumbuk/beras merah, pasta,
makaroni, roti tinggi serat (wbole wheat bread), cereal, ubi, kentang, kue
buatasan sendiri dengan menggunakan sedikit minyak/lemak tak jenuh.
 Sumber protein : ikan, unggas tanpa kulit, daging kurus, putih telur, susu
skim, yoghurt rendah lemak dan keju rendah lemak
 Sumber nabati : tempe, tahu, dan kacang-kacangan
 Sayuran : semua sayuran dalam bentuk segar, direbus, dikukus, disetup,
ditumis menggunakan minyak jagung, minyak kedelai atau margarin tanpa
garam yang dibuat dari minyak tidak jenuh ganda, dimasak dengan santan
encer.
22

 Buah : semua buah dalam keadaan segar atau bentuk jus


 Sumber lemak : minyak jagung, kedelai, kacang tanah, bunga matahari dan
wijen, margarin tanpa garam, yang dibuat dari minyak tidak jenuh ganda,
mayones dan salad dressing tanpa garam yang dibuat dari minyak tidak
jenuh ganda.
2.2.1 Kasus Dislipidemia (Supia Ranti)
Ny.H usia 54 tahun, TB 137 cm, BB 54 kg datang ke Puskesmas pada
tanggal 28 januari 2019 dengan keluhan nyeri dibagian lutut, keadaan umum
pasien composmentis, dengan diagnosis medis dislipidemia hasil pemeriksaan
klinis tensi : 120/80 mmHg dan suhu:36.7oC
Data biokimia:
Cholesterol total : 212 mg/dl (N: < 200 mg.dl)
Asam urat: 8 mg/dl (N: 3,4 – 7 mg/dl)
Hasil recal 1x24 jam:
Pagi: Nasi putih @200 gram, ikan asin goreng @15 gram dan buah papaya @100
gram
Siang: Nasi putih @200 gram, nila bakar @80 gram dan sayuran rebus seperti
wortel @50 gram dan papaya muda @50 gram.
Malam: Nasi goreng @200 gram
Energi = 1.483,6 kkal

Protein = 47,4 gram

Lemak = 30,2 gram

Karbohidrat = 251,1 gram


23

Hasil recall 24 jam


Tabel 2.3 Recall Ny. H
Nama responden: Ny. H tanggal pelaksanaan:28-01-2019

Berat
Waktu makan menu Bahan
makanan
URT Gram

Makan pagi Nasi putih Nasi 2 ctg 200


Ikan asin Ikan asin 1 ptg sdg 15
goring
Minyak 1 sdt 5
Buah Pepaya 1 ptg sdg 100
Makan siang Nasi putih Nasi 2 ctg 200
Nila bakar Nila 1 ekor sdg 80
Minyak 1 sdm 10
Sayur rebus Wortel ½ gls 50
Pepaya muda ½ gls 50
Makan malam Nasi goreng Nasi 2 ctg 200
Wortel ½ gls 50
Minyak 1 sdm 10
24

Form Skrining Pasien Dewasa

Nama/No.RM : Ny. H

Tanggal Lahir :-

Tanggal Skrining : 28-01-2019

Ruang Perawatan : Ruangan Poli Gizi

NO Parameter Skor
1. Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak
direncanakan/tidak diinginkan dalam 6 bulan
teraakhir?
a. Tidak ada penurunan BB 0
b. Tidak yakin ada tanda baju menjadi longgar 2
c. Jika ya, berapa penurunan BB tersebut
 1 – 5 kg 1
 6 – 10 kg 2
 11 – 15 kg 3
 >15 kg 4
 Tidak tahu berapa kg penurunannya 2
2. Apakah asupan makan pasien bekuranf karena
penurunan nafsu makan/kesulitan menerima
makanan?
a. Tidak 0
b. Ya 1
3. Pasien dengan diagnosis khusus/kondisi khusus (DM, 2
Kemoterapi/hemodialisa, geriatric/ imunitas menurun/
lain-lain....sebutkan) Dislipidemia
Total skor: 2
Dirujuk ke Ahli Gizi Ya
Skor 0 – 1 : Resiko Malnutrisi Ringan
Skor 2 – 3 : Resko Malnutrisi Sedang
Skor 4 – 5 : Resiko Manutrisi Tinggi
Kesimpulan:

Total Skor <2 : dilakukan asuhan gizi diet umum (standar makanan umum RS)

Total Skor ≥ 2 : dilakukan asuhan gizi diet khusus (standar makanan


khusus RS)

Dilengkapi dalam 24 jam pertama pasien masuk ruang rawat


25

Tabel 2.4 Formulir Asuhan Gizi Ny. H

Nama: Ny. H Jenis kelamin : P Usia: 54 th


Diagnosis Medis : Dislipidemia
ASSESMEN / PENGKAJIAN GIZI
Antropometri IMT (kg/m2):
BeratBadan (kg): 54 kg BB (kg) 54(kg)
IMT = TB (m2) = 137 (m2)
TinggiBadan (cm): 137 cm 54 (kg) 54 (kg)
= 1,37 (m2) = 2,0 (m2) =
TinggiLutut (cm): -
LLA(cm): - 27 kg/m2
RentangLengan (cm): - LLA(cm): -
BBI : (TB- 100) – (10%(TB-100)) TinggiLutut (cm): -
: (137 – 100 ) – (10% (137 – 100)) RentangLengan (cm): -
: 37 – 3,7 = 33,3 kg Kesimpulan
Dilihat dari hasil perhitungan
diperoleh IMT (Indeks Massa
Tubuh) sebesar 27 kg/m2, maka
status gizi pasien tersebut adalah
gemuk.
Biokimia :
Pemeriksaan Nilai Normal Keterangan
Biokimia
Cholesterol 212 mg/dl < 200 mg/dl Tinggi
Asam urat 8 mg/dl 3,4 – 7 mg/dl Tinggi
Klinik/Fisik :
Fisik Klinik
Keadaan umum : pasien composmentis Tanda vital:
dan nyeri dibagian lutut Tekanan darah : 120/80 mmHg
(N : 120/80 mmHg)
Suhu : 36,7 oC (N: 36 – 37oC)
26

Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik
pasien composmentis dan nyeri
dibagian lutut.

RIWAYAT GIZI
Pola makan :
Pagi: Nasi putih @200 gram, ikan asin goreng @15 gram dan buah papaya @100
gram
Siang: Nasi putih @200 gram, nila bakar @80 gram dan sayuran rebus seperti
wortel @50 gram dan papaya muda @50 gram.
Malam: Nasi goreng @200 gram
Asupan Gizi :
Asupan oral Kebutuhan %Asupan
Energi = 1.483,6 kkal Energi = 1.493,6 kkal Energi = 99 % (cukup)
Protein = 47,4 gram Protein = 56 gram Protein = 85 %(cukup)
Lemak = 30,2 gram Lemak = 41,4 gram Lemak = 73 % (kurang)
Kh = 251,1 gram Kh = 224 gram Kh = 112 % (lebih)

Tingkat Kecukupan Energi dan Zat Gizi


Asupan Lebih Baik Cukup Kurang Defisit
Energi > 110 %
100- 80-100% 70-80% <70%
110%
Protein > 110 % 100- 80-100% 70-80% <70%
110%
Lemak > 110 % 100- 80-100% 70-80% <70%
110%
Karbohidrat > 110 % 100- 80-100% 70-80% <70%
110%
Sumber : KEMENKES 2013
Kesimpulan:
Berdasarkan pola makan yang dibandingkan dengan kebutuhan gizi pasien
diperoleh asupan energi sebesar 99% , protein sebesar 85%, lemak 73 % dan
karbohidrat sebesar 112%. Asupan lemak termasuk kategori kurang dan asupan
27

karbohidrat termasuk kategori lebih.

Riwayat Personal
Keluhan Utama : pasien composmentis dan nyeri dibagian lutut
Riwayat Penyakit Sekarang: dislipidemia
Riwayat Penyakit Dahulu: tidak ada riwayat penyakit dahulu
Riwayat Penyakit Keluarga: tidak ada riwayat penyakit keluarga

DIAGNOSIS / MASALAH GIZI


Intake :
NI-5.6.1 Kekurangan Intake Lemak berkaitan dengan pemilihan makanan secara
spesifik ditandai dengan lemak yang kurang, yaitu 73 % (kurang).
NI-5.8.2 Kelebihan Intake Karbohidrat berkaitan dengan kurangnya pengetahuan
tentang nutrisi dan makanan ditandai dengan jumlah intake karbohidrat
yang berlebih, yaitu 112 % (lebih)
Clinic :
NC-2.2 Perubahan Nilai Laboratorium Terkait Zat Gizi Khusus berkaitan dengan
tingginya asupan makanan tinggi kalori ditandai dengan hasil
laboratorium cholesterol total, yaitu 212 mg/dl (tinggi).
NC-2.2 Perubahan Nilai Laboratorium Terkait Zat Gizi Khusus berkaitan dengan
gangguan metabolisme purin ditandai dengan hasil laboratorium asam
urat, yaitu 8 mg/dl (tinggi).
NC-3.3) Berat badan lebih/overweight berkaitan dengan kepercayaan atau sikap
yang salah mengenai makanan atau zat gizi ditandai dengan IMT di atas
batas normal yaitu 27 kg/m2
Behaviour :
NB-1.2 Kepercayaan atau Sikap yang Salah Mengenai Makanan atau Zat Gizi
berkaitan dengan kebiasaan makan tidak untuk memenuhi kebutuhan zat
gizi ditandai dengan intake makan menunjukkan ketidakseimbangan zat
gizi.
28

INTERVENSI GIZI
A. Tujuan Intervensi:
- Memberikan makanan secukupnya sesuai dengan kebutuhan zat gizi pasien
- Menurunkan kadar asam urat dalam darah dan urin hingga batas normal
- Membatasi asupan tinggi kolesterol
- Menurunkan berat badan hingga mencapai IMT normal yaitu 18,5-25 kg/m2
- Memperbaiki pola makan yang salah dengan memberikan pengetahuan
tentang pedoman umum gizi seimbang, diet dislipidemia II dan diet rendah
purin I
B. Jenis Intervensi : Diet Dislipidemia dan Rendah Purin I
a. Pemberian makanan dan atau zat gizi
 Preskripsi diet:
Jenis diet: Diet Dislipidemia II dan Rendah Purin I
Bentuk Makanan : Biasa
Cara pemberian : Oral
 Tujuan Diet
- Mencapai berat badan ideal
- Mengubah jenis dan asupan lemak makanan
- Menurunkan asupan kolesterol makanan
- Meningkatkan asupan karbohidrat kompleks dan menurunkan asupan
karbohidrat sederhana
- Pengetahuan tentang gizi seimbang
 Syarat atauPrinsip Diet
1. Energi sesuai dengan kebutuhan pasien yaitu 1493,6 kkal
2. Protein cukup, yaitu 56 gram dari kebutuhan total
3. Lemak sedang, yaitu 41,4 gram dari kebutuhan energi total
4. Karbohidrat sedang, yaitu 224 gram dari kebutuhan energi total
5. Serat tinggi, terutama serat larut air yang terdapat dalam apel, beras
tumbuk atau beras merah, havermour, dan kacang-kacangan
6. Vitamin dan mineral cukup.
29

 Perhitungan
BEE = 655 + (9,6 x BB) + ( 1,8 x TB ) – (4,7 x U )
BEE = 655 + (9,6 x 33,3 ) + (1,8 x 137 ) – (4,7 x 54 )
BEE = 655 + 309,69+ 246,6 – 253,8
BEE = 957,49 kkal
TEE = BEE x F.A x F.S
TEE = 957,49 x 1,2 x 1,3
TEE = 1493,6 kkal
Faktor aktifitas = 1,2 tidak terikat tempat tidur
Faktor stress = 1,3 tidak mengalami stress
Protein = 15% x 1493,6 / 4 = 56 gram
Lemak = 25% x 1493,6 / 9 = 41,4 gram
Karbohidrat = 60% x 1493,6 / 4 = 224 gram
b. Konseling Gizi
Sasaran: Pasien
Waktu: ±15 mnt
Tempat: Ruang Poli Gizi
Tujuan:
1. Agar dapat menurunkan kadar purin dan kolesterol pada pasien
2. Agar dapat membantu pasien merubah hidup sehat
3. Agar dapat membantu pasien mengatur pola makan yang baik dan benar
Materi:
1. Pengertian kolesterol dan asam urat
2. Menjelaskan jenis makanan yang boleh atau yang tidak boleh
3. Pola makanan gizi seimbang
Metode : langsung, menggunakan leaflet dan wawancara
Evaluasi: menanyakan kembali kepada pasien apakah sudah jelas
c. Koordinasi dengan tim asuhan gizi:
Tidak ada koordinasi dengan tim asuhan gizi
30

RENCANA MONITORING DAN EVALUASI

Yang Diukur Hasil Pengukuran Evaluasi /


Target
Anamnesis / Keluhan umum Nyeri dibagian Dapat mengatasi
Keluhan lutut keluhan umum
pasien
Antropometri BB 54 kg BBI = 33,3 kg
TB 137 cm Kategori IMT
IMT 27 kg/m2 Kurus: <17
Normal: 18,5 –
25
Gemuk: >25
Biokimia Cholesterol total 1 hari Normal
Asam urat

Klinik TD, RR, suhu 1 hari Normal


dan nadi

AsupanZatGizi Energi 1 hari Kebutuhan


Protein Energi = 1.048,6
Lemak kkal
Karbohitdrat Protein= 50
gram
Lemak = 22,2
gram
Kh = 150 gram
31

2.3 Gambaran umum Preeklampsia


a. Definisi preeklampsia
Preeklampsia merupakan kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil,
bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias: hipertensi, proteinuri, dan
edema, yang kadang-kadang disertai konvulsi sampai koma. Ibu tersebut tidak
menunjukkan tanda tanda kelainan-kelainan vascular atau hipertensi sebelumnya.
b. Etiologi preeklampsia
Etiologi pasti penyebab preeklamsi belum jelas. Seperti yang diketahui
bahwa permulaan penyakit saat trimester pertama dan kedua kehamilan dengan
masalah plasentasi serta endothelium ibu sebagai sel target yang memicu
manifestasi klinik penyakit. Preeklamsi terus berkembang seiring bertambahnya
usia kehamilan, terjadi secara bertahap 2 sampai 4 minggu atau berat dan
mendadak dalam 24 jam (Benson, 2008:373). Menurut Satrawinata, dkk
(2004:70) penyebab preeklamsi belum diketahui dengan pasti. Meskipun
demikian, faktor predisposisi penyakit ini lebih sering ditemukan pada wanita
hamil:
1) Primigravida.
2) Hiperplasentosis seperti pada kehamilan kembar, anak besar, mola hidatidosa
dan hidrops fetalis.
3) Mempunyai dasar penyakit vascular seperti hipertensi atau diabetes militus.
4) Mempunyai riwayat preeklamsi atau eklamsi dalam keluarganya.
c. Patosiologi
Menurut Cunningham, dkk (2005:644) semua teori yang memuat tentang
preeklamsi harus dapat menjelaskan pengamatan bahwa hipertensi pada
kehamilan jauh lebih besar, wanita yang kemungkinan terkena hipertensi:
1)Terpajan virus korion untuk pertama kali. 2)Terpajan virus korion dalam jumlah
sangat besar, seperti pada kehamilan kembar ataumola hidatidosa. 3)Sudah
mengidap penyakit vascular. 4)Secara genetis rentan terhadap hipertensi yang
timbul saat hamil Walaupun esensial, virus korion tidak harus menunjang janin
atau terletak di dalam uterus.
32

d. Tanda dan gejala


Menurut Sastrawinata, dkk (2004:69-70) gejala-gejala subjektif yang
umum ditemukan pada preeklamsi adalah: 1)Sakit kepala yang hebat karena
vasospasme atau edema otak. 2)Sakit di ulu hati karena regangan selaput hati oleh
perdarahan atau edema atau sakit karena perubahan pada lambung. 3)Gangguan
penglihatan, seperti penglihatan menjadi kabur bahkan kadang-kadang pasien
buta. Gangguan ini disebabkan vasospasme, edema, atau ablotio retinae.
Perubahan-perubahan ini dapat dilihat dengan oftalmoskop.
e. Penatalaksanaan diet preeklampsia
1. Gambaran umum diet
Preeklampsia merupakan sindroma yang terjadi pada saat kehamilan
masuk pada minggu kedua puluh dengan tanda dan gejala seperti hipertensi,
proteinuria, kenaikan berat badan yang cepat (karena edema), mudah timbul
kemerah-kemrahan, mual, muntah, pusing, nyeri lambung, oliguria, gelisah, dan
kesadaran menurun. Ciri khas diet ini adalah memperhatikan asupan garam dan
protein (sunita almatsier 2010)
2. Tujuan diet
Tujuan diet preeklampsia adalah untuk:
 Mencapai dan mempertahankan status gizi yang optimal
 Mencapai dan mempertahankan tekanan darah normal
 Mencegah atau mengurangi retensi garam atau air
 Mencapai keseimbangan nitrogen
 Menjaga agar penambahan berat badan tidak melibihi normal
 Mengurangi atau mencegah timbulnya faktor fisikologi atau penyulit baru
pada saat kehamilan atau setelah melahirkan
3. Syarat diet
Syarat-syarat diet preeklampsia adalah:
 Energi dan semua zat gizi cukup. Dalam keadaan berat, makanan diberikan
secara berangsur, sesuai dengan kemampuan pasien menerima makanan.
33

Penambahan energi tidak lebih dari 300 kkal dari makanan atau diet sebelum
hamil.
 Garam diberikan rendah sesuai dengan berat-ringannya retensi garam atau
air. Penambahan berat badan diusahakan di bawah 3 kg/bulan atau di bawah
1 kg/minggu.
 Protein tinggi (1 ½ -2 g/kg berat badan)
 Lemak sedang,bagian lemak berupa lemak tidak jenuh tunggal dan lemak
tidak jenuh ganda.
 Vitamin cukup, vitamin C dan B6 diberikan sedikit lebih tinggi
 Mineral cukup terutama kalsium dan kalium.
 Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan makan pasien.
 Cairan diberikan 2500 ml sehari. Pada keadaan oliguria, cairan dibatasi dan
disesuaikan dengan cairan yang keluar dan urin, muntah, keringat dan
pernapasan.
4. jenis dan indikasi pemberiannya
 Diet preeklampsia I
Diberikan pada pasien preeclampsia berat. Diet ini diberikan sebagai makanan
perpindahan dari preeclampsia I atau kepada pasien yang tidak begitu berat. Makanan
berbentuk saring atau lunak dan diberikan sebagai diet rendah garam I. makanan ini
cukup energy dan zat gizi lainnya.
 Diet preeklamsia II
Diberikan sebagai makanan perpindahan dari preeclampsia I makanan ini juga
tidak begitu berat dan makanannya berbentuk lunak dan diberikan sebagai diet rendah
garam.
 Diet preeklampsia III
Diberikan sebagai makanan perpindahan dari preeklamsia II atau kepada pasien
preeklamsia ringan. Makanan ini mengandung protein tinggi, dan garam rendah,
dibearikan dalam bentuk lunak atau biasa. Makanan ini cukup semua zat gizi. Karena
jumlah energinya sesuai dengan kenaikan berat badan yang boleh lebih dari 1 kg tiap
bulan.
34

2.3.1 Kasus Preeklampsia (Syidikah)


Ny.K usia 27 tahun, TB 146 cm, BB 42 kg, LILA 24 cm dan usia
kehamilan 24 minggu datang ke Puskesmas pada tanggal 28 januari 2019 dengan
keluhan mual, muntah, pusing, keadaan umum pasien compos mentis dengan
diagnosis medis Preeklampsia hasil pemeriksaan klinis tensi : 150/80 mmHg dan
suhu:37oC
Data biokimia:
Hemoglobin: 14 gr/dl (N: 12-14 gr/dl)
Hasil recal 1x 24 jam :
Pagi: nasi putih 2 ctg plastik, ikan mujair goreng 1 ptg sdg, sayur bayam jagung 1
mangkok
Selingan: rambutan 1 ikat
Siang : nasi putih 2 ctg plastik, ikan mujair goreng 1 ptg sdg, sayur bayam jagung
1 mangkok
Malam : nasi putih 2 ctg plastik, telur goreng 1 biji, kecap 1 sdm.
35

Hasil recall 24 jam


Tabel 2.5 Recall Ny. K
Nama responden: Ny.K tanggal pelaksanaan:28-01-2019

Berat
Waktu makan menu Bahan
makanan
URT Gram

Makan pagi Nasi Putih Beras 2 centong 100


plastik
Ikan mujair Ikan mujair 1 ptg sdg 40
goreng
Sayur bayam Bayam 1 ikat kcl 50
jagung
Jagung Jagung ½ buah 50
Selingan Rambutan Rambutan 1 ikat kcl 100
Selingan Nasi putih Beras 2 centong 100
plastik
Ikan mujair Ikan mujair 1 ptg sdg 40
goreng
Sayur bayam Bayam 1 ikat kcl 50
jagung
Jagung ½ buah 50
Susu ibu hamil Susu 1 gls 100
Makan malam Nasi putih Beras 2 centong 100
plastik
Telur goreng Teluar ayam 1 btr 55
Kecap Kecap 1 sdm 10
36

Form Skrining Pasien Dewasa

Nama/No.RM : Ny. K

Tanggal Lahir :-

Tanggal Skrining : 28-01-2019

Ruang Perawatan : Ruangan KIA

NO Parameter Skor
1. Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak
direncanakan/tidak diinginkan dalam 6 bulan
teraakhir?
a. Tidak ada penurunan BB 0
b. Tidak yakin ada tanda baju menjadi longgar 2
c. Jika ya, berapa penurunan BB tersebut
 1 – 5 kg 1
 6 – 10 kg 2
 11 – 15 kg 3
 >15 kg 4
 Tidak tahu berapa kg penurunannya 2
2. Apakah asupan makan pasien bekuranf karena
penurunan nafsu makan/kesulitan menerima
makanan?
a. Tidak 0
b. Ya 1
3. Pasien dengan diagnosis preeklampsia 2
Total skor: 2
Dirujuk ke Ahli Gizi Ya
Skor 0 – 1 : Resiko Malnutrisi Ringan
Skor 2 – 3 : Resko Malnutrisi Sedang
Skor 4 – 5 : Resiko Manutrisi Tinggi
Kesimpulan:

Total Skor <2 : dilakukan asuhan gizi diet umum (standar makanan umum RS)

Total Skor ≥ 2 : dilakukan asuhan gizi diet khusus (standar makanan


khusus RS)

Dilengkapi dalam 24 jam pertama pasien masuk ruang rawat


37

Tabel 2.6 Formulir Asuhan Gizi Ny. K

Nama: Ny. K Jenis kelamin : P Usia: 27 th


Diagnosis Medis : Preeklampsia
ASSESMEN / PENGKAJIAN GIZI
Antropometri IMT (kg/m2):
BeratBadan (kg): 42 kg BB (kg) 42 (kg)
IMT = TB (m2) = 146 (m2)
TinggiBadan (cm): 146 cm 42 (kg) 42 (kg)
= 1,46 (m2) = 2.1316 (m2) =
TinggiLutut (cm): -
LLA(cm): - 19,70 kg/m2
RentangLengan (cm): - LLA(cm): 24 cm
BBI : (TB- 100) – (10%(TB-100)) TinggiLutut (cm): -
: (146 – 100 ) – (10% (165 – 100)) RentangLengan (cm): -
: 46 – 4,6 = 41,4 kg Kesimpulan
Dilihat dari hasil perhitungan
diperoleh IMT (Indeks Massa
Tubuh) sebesar 19,70 kg/m2,
maka status gizi pasien tersebut
adalah normal.
Biokimia :
Pemeriksaan Nilai Normal Keterangan
Biokimia
Hemoglobin 14 gr/dl 12-14 gr/dl Normal
Klinik/Fisik :
Fisik Klinik
Keadaan umum : pasien composmentis Tanda vital:
Tekanan darah : 150/80 mmHg
(N : 120/80 mmHg)
Suhu : 37 oC (N: 36 – 37oC)
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan klinik
38

TD rendah dan suhu normal.

RIWAYAT GIZI
Pola makan :
Pagi: nasi putih 2 ctg plastik, ikan mujair goreng 1 ptg sdg, sayur bayam jagung 1
mangkok
Selingan: rambutan 1 ikat
Siang : nasi putih 2 ctg plastik, ikan mujair goreng 1 ptg sdg, sayur bayam jagung
1 mangkok
Malam : nasi putih 2 ctg plastik, telur goreng 1 biji, kecap 1 sdm.

Asupan Gizi :
Asupan oral Kebutuhan %Asupan
Energi = 1155,3 kkal Energi = 2163 kkal Energi = 53 % (defisit)
Protein = 54,6 gram Protein = 101 gram Protein = 54 %(defisit)
Lemak = 29,9 gram Lemak = 58 gram Lemak = 51 % (defisit)
Kh = 167,5 gram Kh = 391 gram Kh = 42 % (defisit)

Tingkat Kecukupan Energi dan Zat Gizi


Asupan LebihBaik Cukup Kurang Defisit
Energi > 110 %
100- 80-100% 70-80% <70%
110%
Protein > 110 % 100- 80-100% 70-80% <70%
110%
Lemak > 110 % 100- 80-100% 70-80% <70%
110%
Karbohidrat > 110 % 100- 80-100% 70-80% <70%
110%
Sumber : KEMENKES 2013
Kesimpulan:
Berdasarkan pola makan yang dibandingkan dengan kebutuhan gizi pasien
39

diperoleh asupan energi sebesar 53 %, protein sebesar 54%, lemak 51 % dan


karbohidrat sebesar 42%. Asupan energi, protein, karbohidrat dan lemak termasuk
kategori defisit.
Riwayat Personal
Keluhan Utama : pasien composmentis, mual, muntah dan pusing
Riwayat Penyakit Sekarang: preeklampsia
Riwayat Penyakit Dahulu: tidak ada riwayat penyakit dahulu
Riwayat Penyakit Keluarga: tidak ada riwayat penyakit dahulu

DIAGNOSIS / MASALAH GIZI


Intake :
NI.2.1 Kekurangan intake makanan dan minuman oral berkaitan dengan
kurangnya pengetahuan terhadap kecukupan kebutuhan makanan dan
minuman oral ditandai dengan persentase intake energi 53%, intake
protein 54%, intake lemak 51% dan intake karbohidrat 42% (defisit)
NI.5.10.1 Kekurangan intake mineral kalium berkaitan dengan pengetahuan yang
rendah terhadap makanan dan zat gizi ditandai dengan meningkatnya
tekanan darah pasien 150/80 mmHg dari keadaan normal.
Clinic :
-
Behaviour :
NB.1.1) Pengetahuan yang kurang dikaitkan dengan makanan dan zat gizi
berkaitan dengan kurangnya informasi ditandai dengan ketidaktertarikan
mempelajari informasi mengenai zat gizi

INTERVENSI GIZI
A. Tujuan Intervensi
- Memberikan makanan secukupnya sesuai dengan kebutuhan zat gizi pasien
- Menurunkan tekanan darah pasien
- Membantu menghilangkan retensi garam dalam jaringan tubuh pasien
- Memperbaiki poka makan pasien yang salah dengan memberikan
40

pengetahuan tentang pedoman umum gizi seimbang dan diet preeklampsia


B. Jenis Intervensi Pemberian makanan dan atau zat gizi
a. Preskripsi diet
Jenis diet : Diet Preeklampsia III
Bentuk Makanan : Biasa
Cara pemberian : Oral
 Tujuan Diet
- Memberikan makanan secukupnya sesuai dengan kebutuhan zat gizi pasien
- Menurunkan tekanan darah pasien
- Mempertahankan status gizi yang optimal
- Membantu menghilangkan retensi garam dalam jaringan tubuh pasien
- Memperbaiki pola makan pasien yang salah dengan memberikan
pengetahuan tentang pedoman umum gizi seimbang.
 Syarat atau Prinsip Diet
- Energi sesuai kebutuhan pasien sebesar 2163 kkal
- Protein tinggi sebesar 101 gram (15% dari kebutuhan energi total)
- Lemak sedang sebesar 58 gram (20% dari kebutuhan energi total)
- Karbohidrat tinggi sebesar 391 gram (65% dari kebutuhan energi total)
- Vitamin cukup, vitamin C dan vitamin B6 diberiakn sedikit lebih tinggi
- Mineral cukup terutama kalsium dan kalium
- Cairan diberika 2500 ml sehari.
 Perhitungan
BEE = 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) - (4,7 x U)
BEE = 655 + (9,6 x 42) + (1,8 x 146) – (4,7 x 27)
BEE = 655 + 403,2 + 262,8 – 126,9
BEE = 1194,1 kkal

TEE = BEE x F.A x F.S


TEE = 1194,1 x 1,2 x 1,3
TEE = 1863 kkal + 300
41

TEE = 2163 kkal


Faktor aktifitas = 1,2 tidak terikat tempat tidur
Faktor stress = 1,3 stress ringan
Protein = 15 % x 2163 / 4 = 81 gr + 20 = 101 gram
Lemak = 20 % x 2163 / 9 = 48 gr + 10 = 58 gram
KH = 65 % x 2163 / 4 = 351 gr + 40 = 391 gram
b. Konseling Gizi
Sasaran: Ny. K
Waktu: 15 menit
Tempat: ruangan KIA
Tujuan:
- Mencapai kesehatan pasien
- Memberikan pengetahuan tentang penyakit preeklampsia
- Diharapkan pasien menerapkan pola makan yang baik dan seimbang
Materi:
- Pengertian preeklampsia
- Faktor penyebab preeklampsia
- Bagaimana pencegahannya
- Diet rendah garam untuk pasien
Metode : konsultasi dengan pasien,tanya jawab
Media : leaflet dan buku foto makanan
Evaluasi: - Menanyakan kembali kepada pasien mengenai materi yang
diberikan.
c. Koordinasi dengan tim asuhan gizi
Tidak ada koordinasi dengan tim asuhan gizi
42

RENCANA MONITORING DAN EVALUASI

Yang Diukur HasilPengukuran Evaluasi /


Target / Nilai
Normal
Anamnesis / Keluhan utama Mual, muntah dan Dapat mengatasi
Keluhan pusing keluhan utama
pasien

Antropometri BB 42 kg BBI 41,1 kg


TB 146 cm
IMT 19,70 kg/m2 Kriteria IMT :
Kurus : < 17
Normal : 18,5 –
25
Gemuk : > 25

Biokimia - - -

Klinik Keadaan umum Composmentsi

Klinik : Klinik : TD :120/80


Tekanan darah TD : 150/80 mmHg mmHg
Suhu Suhu : 37 oC Suhu: 36-37OC
AsupanZatGizi Energi 1155, 3 kkal 2163 kkal
Protein 54,6 gram 101 gram
Lemak 29,9 gram 58 gram
Karbohitdrat 167,5 gram 391am
43

2.4 Gambaran umum Hipertensi


a. Definisi hipertensi
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana dijumpai tekanan darah 140/90
mmHg atau lebih untuk usia 13 – 50 tahun dan tekanan darah mencapai 160/95
mmHg untuk usia di atas 50 tahun. Pengukuran tekanan darah minimal sebanyak
dua kali untuk lebih memastikan keadaan tersebut (WHO, 2005). Hipertensi dapat
dikelompokan menjadi dua jenis, yaitu: Hipertensi primer atau essensial dan
hipertensi sekunder.
Hipertensi primer adalah hipertensi yang tidak atau belum diketahui
penyebabnya. Hipertensi primer menyebabkan perubahan pada jantung dan
pembuluh darah. Sedangkan hipertensi sekunder adalah hipertensi yang
disebabkan atau sebagai akibat dari adanya penyakit lain dan biasanya
penyebabnya sudah diketahui, seperti penyakit ginjal dan kelainan hormonal atau
pemakaian obat tertentu (Anggraini, 2009).
b. Etiologi hipertensi
Penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu hipertensi
essensial (primer) merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya dan
ada kemungkinan karena faktor keturunan atau genetik (90%). Hipertensi
sekunder yaitu hipertensi yang merupakan akibat dari adanya penyakit lain. Faktor
ini juga erat hubungannya dengan gaya hidup dan pola makan yang kurang baik.
Faktor makanan yang sangat berpengaruh adalah kelebihan lemak (obesitas),
konsumsi garam dapur yang tinggi, merokok dan minum alkohol.
Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka
kemungkinan menderita hipertensi menjadi lebih besar. Faktor-faktor lain yang
mendorong terjadinya hipertensi antara lain stress, kegemukan (obesitas), pola
makan, merokok (M.Adib,2009).
c. Patofiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar
44

dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.


Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke
bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi
respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan
hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan
jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana sistem saraf
simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar
adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi.
Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi.
Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat
memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin. Renin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang
sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium
dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler.
Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi (Rohaendi, 2008).
d. Gejala Hipertensi
Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak memiliki
gejala khusus. Menurut Sutanto (2009), gejala-gejala yang mudah diamati antara
lain yaitu : gejala ringan seperti, pusing atau sakit kepala, sering gelisah, wajah
merah, tengkuk terasa pegal, mudah marah, telinga berdengung, sukar tidur, sesak
napas, rasa berat ditengkuk, mudah lelah, mata berkunang-kunang, mimisan
(keluar darah dari hidung).
45

e. Penatalaksanaan diet rendah garam


1. Gambaran umum
Diet Garam Rendah adalah garam natrium seperti yang terdapat di dalam
garam dapur (NaCl), soda kue (NaHCO3), baking powder, natrium benzoat, dan
vetsin (monosodium glutamat). Natrium adalah kation utama dalam cairan
ekstraseluler tubuh yang berfungsi menjaga keseimbangan cairan dan asam basa
tubuh, serta berperan dalam transmisi saraf dan kontraksi otot. Asupan makanan
sehari-hari umumnya mengandung lebih banyak natrium daripada yang
dibutuhkan tubuh. Dalam keadaan normal, jumlah natrium yang dikeluarkan
tubuh melalui urin sama dengan jumlah yang dikonsumsi, sehingga terdapat
keseimbangan.
Makanan sehari-hari biasanya cukup mengandung natrium yang
dibutuhkan, sehingga tidak ada penetapan kebutuhan natrium sehari. WHO (1990)
menganjurkan pembatasan konsumsi garam dapur hingga 6 gr per hari (ekuivalen
dengan 2400 mg natrium). Asupan natrium yang berlebihan, terutama dalam
bentuk NaCl, dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan tubuh, sehingga
menyebabkan edema atau asites dan/atau hipertensi. Penyakit-penyakit tertentu
seperti sirosis hati, penyakit ginjal tertentu, dekompensasio kordis, toksemia pada
kehamilan dan hipertensi esensial dapat menyebabkan gejala edema atau asites
danatau hipertensi. Dalam keadaan demikian asupan garam natrium perlu dibatasi.
2. Tujuan diet
Tujuan Diet Garam Rendah adalah membantu menghilangkan retensi
garam atau air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada pasien
hipertensi.
3. Syarat diet
Syarat-syarat Diet Garam Rendah adalah :
 Cukup energi, protein, mineral dan vitamin
 Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan penyakit.
 Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam atau air
dan/atau hipertensi.
46

4. Jenis dan indikasi pemberiannya


Diet Garam Rendah diberikan kepada pasien dengan edema atau asites
dan/atau hipertensi seperti yang terjadi pada penyakit dekompensasio kordis,
sirosis hati, penyakit ginjal tertentu, toksemia pada kehamilan dan hipertensi
esensial.
Diet ini mengandung cukup zat-zat gizi sesuai dengan keadaan penyakit dapat
diberikan berbagai tingkat Diet Garam Rendah.
 Diet Garam Rendah I (200 - 400 mg Na)
Diet Garam Rendah I diberikan kepada pasien dengan edema, asites
dan/atau hipertensi berat. Pada pengolahan makanannya tidak ditambahkan
garam dapur. Dihindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya.
 Diet Garam Rendah II (600 – 800 mg Na)
Diet Garam Rendah II diberikan kepada pasien dengan edema, asites,
dan/atau hipertensi tidak terlalu berat. Pemberian makanan sehari sama
dengan Diet Garam Rendah I. Pada pengolahan makanannya boleh
menggunakan ½ sdt garam dapur (2 g). Dihindari bahan makanan yang
tinggi kadar natriumnya.
 Diet Garam Rendah III (1000 – 1200 mg Na)
Diet Garam Rendah III diberikan kepada pasien dengan edema dan/atau
hipertensi ringan. Pemberian makanan sehari sama dengan Diet Garam
Rendah I. Pada pengolahan makanannya boleh menggunakan 1 sdt (4 g)
garam dapur.
5. Bahan makanan yang di anjurkan
 Sumber karbohidrat : Beras, kentang singkong, terigu, tapioca, hunkwe,
gula, makanan yang diolah dari bahan di atas tanpa garam dapur dan soda
seperti : makaroni, mi, bihun, roti, biscuit, kue kering.
 Sumber protein hewani : Daging dan ikan maksimal 100 gr sehari, telur
maksimal satu butir sehari.
 Sumber protein nabati : Semua jenis kacang-kacangan dan hasilnya yang
diolah dan dimasak tanpa garam.
47

 Sayuran : Semua sayuran segar, sayuran yang diawetkan tanpa garam dapur
dan natrium benzoat
 Buah-buahan : Semua buah-buahan segar; buah yang diawetkan tanpa garam
dapur dan natrium benzoate
 Lemak : Minyak goreng, margarin dan mentega tanpa garam.

2.4.1 Kasus Hipertensi (Nor Aprianti Eka Wardani)


Ny.S usia 38 tahun, TB 151,5 cm, BB 49,6 kg datang ke POSYANDU
pada tanggal 29 januari 2019 dengan keluhan sakit kepala bagian belakang,
keadaan umum pasien compos mentis, dengan diagnosis medis hipertensi hasil
pemeriksaan klinis tensi : 170/80 mmHg dan suhu:36, 7oC
Hasil recal 1x 24 jam :
3x makan utama
Pagi: nasi 2p, ikan asin 1p
Siang : nasi 2p, ikan asin 1p
Malam : nasi 2p, telur dadar 1p
Pasien jarang mengkonsumsi buah dan sayur
48

Hasil recall 24 jam


Tabel 2.7 Recall Ny. S
Nama responden: Ny. S tanggal pelaksanaan:29-01-2019

Berat
Waktu menu Bahan
makan makanan
URT Gram

Makan pagi Nasi putih Beras 1 porsi 200


sedang ( 2 P)
Ikan asin Ikan asin 1 potong 40
kecil ( 1 P)
Makan siang Nasi putih Beras 1 porsi 200
sedang ( 2 P)
Ikan Asin Ikan Asin 1 potong 40
kecil ( 1 P)
Makan malam Nasi putih Beras 3 centong 200
plastik
Telur dadar Telur 1 btr 55
Minyak 1 sdt 5
49

Form Skrining Pasien Dewasa

Nama/No.RM : Ny S

Tanggal Lahir :-

Tanggal Skrining : 29-01-2019

Ruang Perawatan : Posyandu Lansia

NO Parameter Skor
1. Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak
direncanakan/tidak diinginkan dalam 6 bulan
teraakhir?
a. Tidak ada penurunan BB 0
b. Tidak yakin ada tanda baju menjadi longgar 2
c. Jika ya, berapa penurunan BB tersebut
 1 – 5 kg 1
 6 – 10 kg 2
 11 – 15 kg 3
 >15 kg 4
 Tidak tahu berapa kg penurunannya 2
2. Apakah asupan makan pasien bekurang karena
penurunan nafsu makan/kesulitan menerima
makanan? 0
a. Tidak 1
b. Ya
3. Pasien dengan diagnosis khusus/kondisi khusus (DM, 2
Kemoterapi/hemodialisa, geriatric/ imunitas menurun/
lain-lain....sebutkan) Abses Periumberikal
Total skor: 2
Dirujuk ke Ahli Gizi Ya
Skor 0 – 1 : Resiko Malnutrisi Ringan
Skor 2 – 3 : Resko Malnutrisi Sedang
Skor 4 – 5 : Resiko Manutrisi Tinggi
Kesimpulan:

Total Skor <2 : dilakukan asuhan gizi diet umum (standar makanan umum RS)

Total Skor ≥ 2 : dilakukan asuhan gizi diet khusus (standar makanan


khusus RS)

Dilengkapi dalam 24 jam pertama pasien masuk ruang rawat


50

Tabel 2.8 Formulir Asuhan Gizi Ny. S

Nama: Ny. S Jeniskelamin : P Usia: 38 th


Diagnosis Medis : Hipertensi
ASSESMEN / PENGKAJIAN GIZI
Antropometri IMT (kg/m2):
BeratBadan (kg): 49,6 kg BB (kg) 49,6(kg)
IMT = TB (m2) = 1,515 (m2)
TinggiBadan (cm): 151.5 cm 49,6 𝑘𝑔
= 1,551 (𝑚2)
TinggiLutut (cm): -
LLA(cm): - 21,6 kg/m2
RentangLengan (cm): - LLA(cm): -
BBI : (TB- 100) – (10%(TB-100)) TinggiLutut (cm): -
: (151,5 – 100 ) – (10% (151,5 – 100)) RentangLengan (cm): -
: 51,5 – 5,15 = 46,35 kg Kesimpulan
Berdasarkan data antrometri Ny.
S memiliki status gizi yang
normal
Biokimia : -

Klinik/Fisik :
Fisik Klinik
Keadaan umum : pasien Tanda vital:
composmentis, sakit bagian belakang Tekanan darah : 170/80 mmHg
kepala (N : 120/80 mmHg)
Nadi: 80x/menit (N: 80-100x/menit)
Respirasi 25x/menit (N:16-20x/menit)
Suhu : 36, 7 oC (N: 36 – 37oC)
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik
pasien composmentis, tekanan darah
tinggi (hipertensi), nadi, respirasi, dan
51

suhu normal

RIWAYAT GIZI
Pola makan : pola makan 3x sehari makan utama
Pagi: nasi 2 p, ikan asin 1 p
Siang: nasi 2 p, ikan asin 1 p
malam : nasi 2p, telur dadar 1p
pasien jarang mengkonsumsi buah dan sayur, dan menyukai makanan yang asin.
Asupan Gizi :
Asupan oral Kebutuhan %Asupan
Energi = 1012,5 kkal Energi = 1887 kkal Energi = 53% (defisit)
Protein = 31,1 gram Protein = 70 gram Protein = 44% (defisit)
Lemak = 18,9 gram Lemak = 41,9 gram Lemak = 45,1% (defisit)
Kh = 172,3 gram Kh = 306,6 gram Kh = 56,1 % (defisit)

Tingkat Kecukupan Energi dan Zat Gizi


Asupan Lebih
Baik Cukup Kurang Defisit
Energi > 110 %
100- 80-100% 70-80% <70%
110%
Protein > 110 % 100- 80-100% 70-80% <70%
110%
Lemak > 110 % 100- 80-100% 70-80% <70%
110%
Karbohidrat > 110 % 100- 80-100% 70-80% <70%
110%
Sumber : KEMENKES 2013
Kesimpulan:
Defisit : energi, protein, lemak, dan karbohidrat
52

Riwayat Personal
Keluhan Utama : pasien composmentis, sakit bagian belakang kepala
Riwayat Penyakit Sekarang: hipertensi
Riwayat Penyakit Dahulu: tidak ada riwayat penyakit dahulu
Riwayat Penyakit Keluarga: tidak ada riwayat penyakit dahulu
DIAGNOSIS / MASALAH GIZI
Intake :
NI.2.1 Kekurangan intake makanan dan minuman oral berkaitan dengan
kurangnya pengetahuan terhadap kecukupan kebutuhan makanan dan minuman
oral ditandai dengan asupan energi defisit yaitu 53% , protein 44%, lemak 45,1 %
dan karbohidrat 56,1 %.
NI.5.10.1 Kekurangan intake mineral kalium berkaitan dengan pengetahuan yang
kurang terhadap makanan dan zat gizi ditandai dengan meningkatnya tekanan
darah yaitu 170/80 mmHg dari keadaan normal.
Clinic :
NC.2.1 Gangguan penggunaan zat gizi berkaitan dengan gangguan metabolik
ditandai dengan hipertensi yaitu 170/80 mmHg.
Behaviour :
NB. 1.1 Pengetahuan yang kurang dikaitkan dengan makanan dan zat gizi
berkaitan dengan kurang informasi ditandai dengan suka mengonsumsi ikan asin.
INTERVENSI GIZI
A. Tujuan Intervensi
- Memberikan makanan secukupnya sesuai dengan kebutuhan zat gizi pasien
- Menurunkan tekanan darah hingga batas normal
- Membatasi asupan natrium
- Memperbaiki pola makan yang salah dengan memberikan pengetahuan
tentang pedoman umum gizi seimbang dan diet garam rendah I

B. Jenis Intervensi : Diet Garam Rendah I


a. Pemberian makanan dan atau zat gizi
53

 Preskripsi diet :
Jenis diet : diet Garam Rendah I
Bentuk Makanan : Biasa
Cara pemberian : Oral
 Tujuan Diet
- Menurunkan tekanan darah menjadi normal
- Memberikan makanan secukupnya sesuai dengan kebutuhan zat gizi pasien
- Membatasi asupan natrium
- Mempertahankan status gizi yang optimal
- Memperbaiki pola makan yang salah dengan memberikan pengetahuan
tentang pedoman umum gizi seimbang
 Syarat atau Prinsip Diet
- Energi sesuai kebutuhan yaitu 1887 kkal
- Protein cukup sebesar 70 gram (15% dari kebutuhan energi total)
- Lemak cukup sebesar 41,9 gram (20% dari kebutuhan energi total)
- Karbohidrat cukup sebesar 306,6 gram (65% dari kebutuhan energi total)
- Vitamin, mineral dan serat cukup
 Perhitungan
BEE = 655 + (9,6 x BB) + ( 1,7 x TB ) – (4,7x U )
BEE = 655 + (9,6 x 49,6 ) + ( 1,7 x 151,5 ) – (4,7 x 38 )
BEE = 1210,11 kkal
TEE = BEE x F.A x F.S
TEE = 1210,11x 1,2 x 1,3
TEE = 1887 kkal
Faktor aktifitas = 1,2 tidak terikat tempat tidur
Faktor stress = 1,3 stress ringan
Protein = 15% x 1887 / 4 = 70 gram
Lemak = 20% x 1887 / 9 = 41,9 gram
Karbohidrat = 65% x 1887 / 4 = 306,6 gram
54

b. Konseling Gizi
Sasaran : Ny.S
Waktu : 15 menit
Tempat : POSYANDU Lansia
Tujuan: - Mencapai kesehatan pasien
- Memberikan pengetahuan tentang hipertensi dan diet rendah garam
- Diharapkan pasien menerapkan pola makan yang baik dan
seimbang
Materi: - Pengertian hipertensi
- Diet rendah garam untuk pasien hipertensi
- Makanan yang dibatasi dan diperbolehkan
Metode : konsultasi dengan pasien,tanya jawab
Media : leaflet dan buku foto makanan
Evaluasi: pasien sudah mengerti setelah tanya jawab

c. Koordinasi dengan tim asuhan gizi


Tidak ada koordinasi dengan tim asuhan gizi
55

RENCANA MONITORING DAN EVALUASI

Yang Diukur HasilPengukuran Evaluasi / Target


/ Nilai Normal
Anamnesis / Sakit kepala Sakit kepala bagian Sakit kepala
Keluhan bagian belakang belakang kepala pada bagian
kepala belakang
berkurang

Antropometri BB = 49,6 kg BB (kg) Mempertahankan


IMT = TB (m2) =
TB = 1,515 cm 49,6(kg)
status gizi
1,515 (m2) normal
49,6 (kg)
= 1,515 (m2) =
49,6 (kg)
=
2.295225 (m2)

21,6 kg/m2

Biokimia - - -

Klinik Keadaan umum Keadaan umum : TD :120/80


Klinik : composmentsi, mmHg
Tekanan darah sakit kepala bagian Suhu: 36-37OC
Suhu belakang
Klinik :
TD : 170/80 mmHg
Suhu : 36,7 oC
Nadi: 80x/menit
Respirasi:
25x/menit
56

AsupanZatGizi Energi Asupan oral Kebutuhan


Protein Energi =1012,11 Energi =
Lemak kkal 1887kkal
karbohitdrat Protein = 31,1 Protein =
gram 70gram
Lemak =18,9 gram Lemak = 41,9
Kh = 172,3 gram gram
Kh = 306,6
gram
2.5 Gambaran Umum Diabetes Melitus
a. Definisi Diabetes melitus
Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang berlangsung kronik
dimana penderita diabetes tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah yang
cukup atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif sehingga
terjadilah kelebihan gula di dalam darah dan baru dirasakan setelah terjadi
komplikasi lanjut pada organ tubuh (Misnadiarly, 2006, p.50).
b. Etiologi Diabetes Melitus
Diabetes Melitus disebabkan oleh penurunan produksi insulin oleh sel - sel
beta pulau Langerhans. Jenis juvenilis ( usia muda ) disebabkan oleh predisposisi
herediter terhadap perkembangan antibodi yang merusak sel - sel beta atau
degenerasi sel - sel beta. Diabetes jenis awitan maturitas disebabkan oleh
degenerasi sel - sel beta akibat penuaan dan akibat kegemukan / obesitas. Tipe ini
jelas disebabkan oleh degenerasi sel - sel beta sebagai akibat penuaan yang cepat
pada orang yang rentan dan obesitas mempredisposisi terhadap obesitas ini karena
diperlukan insulin dalam jumlah besar untuk pengolahan metabolisme pada orang
kegemukan dibandingkan orang normal (Riyadi, S. dan Sukarmin, 2011 ).
c. Patofisologi Diabetes Melitus
 Patofisiologi DM tipe 2
Terjadinya DM tipe 2 utamanya disebabkan oleh resistensi insulin (Raju
dan Raju, 2010 dalam Ozougwu et al., 2013). Selain itu, terjadinya DM tipe 2
bisa terjadi karena resistensi insulin dan defisiensi insulin (Holt, 2004 dalam
57

Ozougwuet al., 2013). Umumnya patofisiologi DM tipe 2 dipengaruhi oleh


beberapa keadaan yaitu:
1) Resistensi insulin dikarenakan obesitas dan penuaan (Lemos et al., 2011
dalam Fatimah, 2015).
2) Disfungsi sel βpankreas sehingga menyebabkan defisiensi insulin yang terjadi
melalui 3 jalur yaitu (Hakimet al.,2010dalam Fatimah, 2015):
a) Pengaruh luar yang menyebabkan rusaknya sel β pankreas seperti virus
dan zat kimia.
b) Penurunan reseptor glukosa pada kelenjar pankreas.
c) Kerusakan reseptor insulin di jaringan perifer.
3) Terjadinya peningkatan glukosa hepatik yang tidak disertai kerusakan sel β
pankreas.
Resistensi insulin dan defisiensi insulin merupakan penyebab utama DM tipe 2.
Terjadinya lipolisis dan peningkatan glukosa hepatik merupakan karakteristik dari
resistensi insulin (Dipiro et al., 2015).
d. Tanda dan gejala
Beberapa gejala DM tipe 2 yaitu sering berkemih (poliuria), meningkatnya
rasa haus (polidipsia), banyak makan (polifagia), kehilangan berat badan secara
drastis, pandangan kabur, dan merasa kelelahan (fatigue). Selain itu, ditandai
dengan sering buang air kecil pada malam hari (nokturia) dan lesu (lethargy)
(Dipiroet al., 2015). Gejala yang dikeluhkan pada penderita antara lain kesemutan,
penurunan berat badan, serta 3 gejala khas DM yaitu polidipsia, poliuria, dan
polifagia (Hakim et al., 2010dalam Fatimah, 2015).
e. Penatalaksanaan diet Diabetes melitus
1. Gambaran umum
Diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejalan yang timbul pada
seseorang yang mengalami peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
kekurangan hormon insulin secara absolut atau relatif (sunita almatsir 2010).
2. Tujuan diet
Membantu pasien memperbaiki kebiasaan makan dan olahraga untuk
mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik, dengan cara :
58

 Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal dengan


menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin dengan obat penurun
glukosa oral dan aktifitas fisik.
 Mencapai dan mempertahankan kadar lipida serum normal
 Memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai berat badan
normal.
 Mehindari atau menangani komplikasi akut pasien yang menggunakan
insulin seperti hipoglikemia, komplikasi jangka pendek dan jangka lama
serta masalah yang berhubungan dengan latihan jasmani.
 Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang
optimal.
3. Syarat diet
 Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal.
 Kebutuhan protein normal, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total.
 Kebutuhan lemak sedang, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total.
 Kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari dari kebutuhan energi total yaitu 60-
70%.
 Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan tidak diperbolehkan
kecuali jumlahnya sedikit sebagai bumbu.
 Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas.
 Asupan serat dianjurkan 25 g/hari dengan mengutamakan serat larut air yang
terdapat dalam sayur dan buah.
 Pasien DM dengan tekanan darah normal diperbolehkan mengkonsumsi
natrium dalam bentuk garam dapur, seperti orang sehat, yaitu 300 mg/hari.
 Cukup vitamin dan mineral.
59

2.1.1.5 Kasus Diabetes melitus (Ria Ervina)


Ny.W berumur 48 tahun, TB 145,5 cm, dengan BB 54 kg datang ke
Posyandu Lansia pada tanggal 29 januari 2019 dengan keluhan badan terasa lemas
dan nyeri kepala, keadaan umum pasien composmentis dengan diagnosis medis
Diabetes Melitus.
Hasil pemeriksaan klinis : Tekanan darah: 150/90 mmHg.
Data biokimia :
GDP : 242 mg/dl (N: < 110 mg/dl)
Kolesterol : 242 mg/dl (N: < 200 mg.dl)
Au : 3,4 mg/dl (N: 3,4 – 7 mg/dl)
Hb : 13,6 gr/dl (N: 12-14 gr/dl)
Trigliserida : 220 mg/dl (N: 40-155 mg/dl)
Hasil Recal 1 x 24 jam :
Pagi: nasi putih 1 centong setengah, telur dadar 1 butir.
Selingan : kacang telur
Siang: nasi putih 2 centong, oseng jagung potren, tempe goreng, ikan lele goreng.
Selingan: -
Malam: -
60

Hasil recall 24 jam


Tabel 2.9 Recall Ny. W
Nama responden:Ny.W tanggal pelaksanaan:29-01-2019

Berat
Waktu makan menu Bahan
makanan
URT Gram

Makan pagi Nasi putih Beras 1 ½ centong 150


Telur dadar Telur 1 butir 55
Minyak Minyak kelapa ½ sdt 3
sawit
Selingan Kacang telur Kacang telur 1 bungkus 100
garuda garuda

Makan siang Nasi putih Beras 2 centong 200


Oseng jagung Jagung putren 4 sdm 40
putren
Tempe goreng Tempe 2 potong 50
Ikan lele Ikan lele 1 ekor 70
goreng
Minyak Minyak kelapa 2 ½ sdt 13
sawit
selingan -

Makan malam -
61

Form Skrining Pasien Dewasa

Nama/No.RM : Ny. W

Tanggal Lahir :-

Tanggal Skrining : 29-01-2019

Ruang Perawatan : Posyandu Lansia

NO Parameter Skor
1. Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak
direncanakan / tidak diinginkan dalam 6 bulan
teraakhir?
a. Tidak ad apenurunan BB 0
b. Tidak yakin ada tanda baju menjadi longgar 2
c. Jika ada, berapa penurunan BB tersebut
 1 – 5 kg 1
 6 – 10 kg 2
 11 – 15 kg 3
 >15 kg 4
 Tidak tahu berapa kg penurunannya 2
2. Apakah asupan makan pasien bekurang karena
penurunan nafsu makan / kesulitan menerima
makanan?
b. Tidak 0
c. Ya 1
3. Pasien dengan diagnosis khusus/kondisi khusus (DM, 2
Kemoterapi/hemodialisa, geriatric/ imunitas menurun/
lain-lain....sebutkan) Diabetes Militus
Total skor: 2
DirujukkeAhliGizi Ya
Skor 0 – 1 : Resiko Malnutrisi Ringan
Skor 2 – 3 : Resko Malnutrisi Sedang
Skor 4 – 5 : Resiko Manutrisi Tinggi
Kesimpulan:

Total Skor<2 : dilakukan asuhan gizi diet umum (standar makanan umum RS)

Total Skor ≥ 2 : dilakukan asuhan gizi diet khusus (standar makanan


khusus RS)

Dilengkapi dalam 24 jam pertama pasien masuk ruang rawat


62

Tabel 2.10 Formulir Asuhan Gizi Ny. W

Nama:Ny. W Jeniskelamin : P Usia:48 th


Diagnosis Medis : Diabetes Melitus
ASSESMEN / PENGKAJIAN GIZI
Antropometri IMT (kg/m2):
BeratBadan (kg): 58 kg BB (kg) 58(kg)
IMT = TB (m2) = 145,5 (m2)
TinggiBadan (cm): 145,5 cm 58 (kg) 58 (kg)
= 1,455 (m2) = 2.117 (m2) =
TinggiLutut (cm): -
LLA(cm): - 27,39 kg/m2 (Gemuk)
RentangLengan (cm): - LLA(cm):-
BBI : (TB- 100) – (10%(TB-100)) Tinggi Lutut (cm): -
: (145,5 – 100 ) – (10% (145,5 – 100)) Rentang Lengan (cm): -
: 45,5 – 4.55 = 40,95 kg Kesimpulan
Dilihat dari hasil perhitungan
diperoleh IMT (Indeks Massa
Tubuh) sebesar 27,39 kg/m2, maka
status gizi pasien tersebut adalah
gemuk.
Biokimia :
PemeriksaanBiokimia Nilai Normal Keterangan
GDP 242 mg/dl < 110 mg/dl Tinggi
Kolesterol 242 mg/dl <200 mg/dl Tinggi
Asam urat 3,4 mg/dl 3,4 – 7 mg/dl Normal
Hb 13,6 gr/dl 12-14 gr/dl Normal
Trigliserida 220 mg/dl 40-155 mg/dl Tinggi
Klinik/Fisik :
Fisik Klinik
Keadaan umum : pasien Tanda vital:
composmentis. Tekanan darah : 150/90 mmHg
(N : 120/80 mmHg)
63

Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik
pasien composmentis, dan hasil
pemeriksaan tekanan darah pasien
tinggi.
RIWAYAT GIZI
Pola makan :
Pagi: Nasi putih 1 centong setengah, telur dadar 1 butir.
Selingan : Kacang telur garuda 1 bungkus.
Siang: Nasi putih 2 centong, oseng jagung potren, tempe goreng, ikan lele goreng.
Malam: -
Asupan Gizi :
Asupan oral Kebutuhan %Asupan
Energi = 1191,4kkal Energi = 1329,9 kkal Energi = 89 % (Cukup)
Protein = 47,4 gram Protein = 49,87 gram Protein=95,04%(Cukup)
Lemak = 59,4 gram Lemak = 29,55 gram Lemak = 201 % (lebih)
Kh = 128,3 gram Kh = 216,10 gram Kh = 59,37 % (Defisit)

Tingkat Kecukupan Energi dan Zat Gizi


Asupan LebihBaik Cukup Kurang Defisit
Energi > 110 %
100- 80-100% 70-80% <70%
110%
Protein > 110 % 100- 80-100% 70-80% <70%
110%
Lemak > 110 % 100- 80-100% 70-80% <70%
110%
Karbohidrat > 110 % 100- 80-100% 70-80% <70%
110%
Sumber : KEMENKES 2013
Kesimpulan:
Berdasarkan pola makan yang dibandingkan dengan kebutuhan gizi pasien
diperoleh asupan energi sebesar 89 %, protein sebesar 95,04 %, lemak 201 % dan
karbohidrat sebesar 59,37 %. Asupan energi, protein termasuk kategori cukup,
lemak termasuk kategori lebih, dan karbohidrat termasuk kategori defisit.
64

Riwayat Personal
Keluhan Utama : pasien mengeluh badan terasa lemas dan nyeri kepala
Riwayat Penyakit Sekarang: Diabetes Melitus
Riwayat Penyakit Dahulu: Pasien tidak memiliki riwayat penyakit dahulu
Riwayat Penyakit Keluarga: Diabetes Melitus
DIAGNOSIS / MASALAH GIZI
Intake :
NI.5.6.2) Kelebihan intake lemak berkaitan dengan kurangnya pengetahuan yang
berhubungan dengan makanan dan nutrisi ditandai dengan sering mengkonsumsi
makanan yang digoreng dan persentase lemak 201 % (dalam kategori lebih).
NI.5.8.1) kekurangan intake karbohidrat berkaitan dengan pembatasan pemberian
makanan ditandai dengan persentase asupan karbohidrat 59,37 % (dalam kategori
defisit).
NI.5.10.1) kekurangan intake mineral kalium berkaitan dengan pengetahuan yang
kurang terhadap makanan dan zat gizi ditandai dengan meningkanya tekanan
darah pasien yaitu 150/90 mmHg dari keadaan normal.
Clinic :
NC.2.2) Perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi khusus berkaitan dengan
peningkatan gula darah dalam tubuh ditandai dengan kadar GDP 242 mg/dl
dalam kategori tinggi.
NC.2.2) Perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi khusus berkaitan dengan
peningkatan gula darah dalam tubuh ditandai dengan kadar Kolesterol : 242 mg/dl
dalam kategori tinggi.
NC.2.2) Perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi khusus berkaitan dengan
peningkatan gula darah dalam tubuh ditandai dengan kadar Trigliserida : 220
mg/dl dalam kategori tinggi.
NC 3.3) Berat badan lebih/overweight berkaitan dengan aktivitas kurang ditandai
dengan IMT diatas batas normal yaitu 27,39 kg/m2.
Behaviour :
NB.1.3) Belum siap untuk melakukan diet /perubahan pola hidup berkaitan
65

dengan kurangnya kemapuan untuk berubah/memperbaiki kesalahan ditandai


dengan kurangnya kemauan untuk merubah kebiasaan.
INTERVENSI GIZI
A. Tujuan Intervensi
- Memberikan makanan secukupnya sesuai dengan kebutuhan zat gizi pasien
- Menurunkan kadar glukosa darah hingga batas normal.
- Menurunkan tekanan darah mencapai normal
- Membatasi mengkonsumsi gula murni
- Menurunkan berat badan hingga mencapai IMT normal.
- Memperbaiki pola makan yang salah dengan memberikan pengetahuan
tentang pedoman umum gizi seimbang, diet diabetes melitus II dan diet
garam rendah III
B. Jenis Intervensi : Diet Diabetes melitus II dan Diet garam rendah III
a. Pemberian makanan atau zatgizi
 Preskripsi diet :
Jenis diet : Diet diabetes mellitus II dan Diet garam rendah III
Bentuk Makanan: Biasa
Cara pemberian: Oral
 Tujuan Diet
- Mempertahankan kadar glokusa darah agar mendekati nilai normal.
- Memberi cukup energi untuk mencapai berat badan normal.
- Menghindari komplikasi lebih lanjut
- Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui zat gizi
yang optimal.
 Syarat atau Prinsip Diet
- Energi sesuai kebutuhan pasien sebesar 2267,7 kkal
- Protein normal sebesar 85,03 gram (15% dari kebutuhan energi total)
- Lemak sedang sebesar 50,39 gram (20% dari kebutuhan energi total)
- Karbohidrat sebesar 368,50 gram (65% dari kebutuhan energi total).
- Pengunaan gula murni tidak diperbolehkan kecuali dalam jumlah
66

sedikit sebagai bumbu.


- Asupan serat dianjurkan 25 g/hari dengan mengutamakan serat larut
air yang terdapat dalam sayur dan buah.
- Vitamin dan mineral cukup
 Perhitungan
Kebutuhan kalori basal: 25 x BBI
= 25 x 40,95 kg
= 1.023
Koreksi kebutuhan :
- Aktivitas : 20% x 1.023
= 204,6
- strees : 15% x 1.023
= 153,45
- umur : 5% x 1.023
= 51,15
Energi : Kebutuhan kalori basal + Aktivitas + Strees - Umur
= 1.023 + 204,6 + 153,45 – 51,15
= 1.329,9 kkal
Protein : 15% x 1329,9 / 4
= 49,87 gram
Lemak : 20% x 1329,9 / 9
= 29,55 gram
Karbohidrat : 65% x 1329,9 /4
= 216,10 gram
67

b. Konseling Gizi
Sasaran :Ny. W
Waktu: 15 menit
Tempat: Posyandu Lansia
Tujuan : - Mencapai kesehatan pasien
- Memberikan pengetahuan tentang penyakit diabetes melitus
- Diharapkan pasien menerapkan pola makan yang baik dan
seimbang
Materi : - Pengertian diabetes melitus.
- Faktor penyebab diabetes melitus.
- Bagaimana pencegahannya.
- diet diabetes melitus dan diet garam rendah
- Makanan yang dibatasi dan tidak diperbolehkan.
Metode : konsultasi dengan pasien dan tanya jawab
Media : leaflet dan buku foto makanan
Evaluasi: - Menanyakan kembali kepada pasien mengenai materi yang
diberikan.
- Pasien perlu membatasi konsumsi gula murni.

c. Koordinasi dengan tim asuhan gizi


Tidak ada koordinasi dengan tim asuhan gizi
68

RENCANA MONITORING DAN EVALUASI

Yang Diukur HasilPengukuran Evaluasi / Target /


Nilai Normal
Anamnesis / pasien mengeluh pasien mengeluh badan terasa lemas
Keluhan badan terasa badan terasa lemas dan nyeri kepala
lemas dan nyeri dan nyeri kepala. pasien telah
kepala. berkurang.

Antropometri BB = 58 kg BB (kg) Mempertahankan


IMT = TB (m2) =
TB = 145,5 cm 58(kg)
status gizi normal
145,5 (m2)
58 (kg)
= 1,455 (m2) =
62 (kg)
=
2.117 (m2)

27,39 kg/m2

Biokimia - GDP - 242 mg/dl - < 110 mg/dl


- Kolesterol - 242 mg/dl - < 200 mg/dl
- Asam Urat - 3,4 mg/dl - 3,4 – 7 mg/dl
- Hb - 13,6 gr/dl - 12-14 gr/dl
- Trigliserida - 220 mg/dl - 40-155 mg/dl
Klinik TD TD : 150/90 TD :120/80 mmHg
mmHg

Asupan Zat Gizi - Energi Asupan oral Kebutuhan


- Protein Energi= 1191,kkal Energi=2.267,7kkal
- Lemak Protein = 47,4 g Protein=85,03 g
- karbohidrat Lemak = 59,4 g Lemak=50,39 g
Kh = 128,3 g Kh = 368,50 g
69

Anda mungkin juga menyukai