Jurnal Edisi Desember 2016 PDF
Jurnal Edisi Desember 2016 PDF
Suroyo
Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tribuana
Email: suroyo@gmail.com
Abstract
The purpose of this study to determine the impact of employee discipline on Work
Productivity This research is a quantitative survey approach which seeks to find out
how the influence of discipline against the employee productivity by taking a sample of
10 respondents. Data collection techniques are the methods of questionnaires, and
documentation used as a complement to the data. For testing instrument using validity
and reliability. As for the technique of data analysis using simple linear regression with
t test. The results showed that the impact of disciplinary impact on employee
productivity proved by t = -3.021 and -3.021, the table = t = t table. Average value of
R Squere of 0.300 means that the independent variable discipline (X) have an impact
on work productivity dependent variable (Y) amounted to 33.6% while the remaining
66.4% is the impact of other variables outside the research.
Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dampak Kedisiplinan pada
Produktivitas Kerja karyawan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
dengan pendekatan survey yang berusaha untuk mengetahui bagaimana pengaruh
kedisiplinan terhadap Produktivitas kerja karyawan dengan pengambilan sampel
sebanyak 10 responden. Teknik pengumpulan data yaitu dengan metode angket, dan
dokumentasi digunakan sebagai data pelengkap. Untuk pengujian instrument
menggunakan uji Validitas dan Reabilitas. Sedangkan untuk teknik analisis data
menggunakan metode regresi linier sederhana dengan uji t. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dampak kedisiplinan berdampak pada produktifitas kerja
karyawan di buktikan dengan thitung = -3,021 dan ttabel = -3,021 maka t hitung = t table.
Sedang nilai R Squere sebesar 0,300 berarti bahwa variabel bebas kedisiplinan (X)
berdampak pada variabel terikat produktivitas kerja (Y) sebesar 33,6 % sedangkan
sisanya sebesar 66,4 % adalah dampak dari variabel lain diluar penelitian.
Kata Kunci : Kedisiplinan, Produktivitas Kerja
JURNAL PARAMETER Volume 2, No. 001TB Desember 2016 ISSN 1979-8865
PENDAHULUAN
c) Keadilan
Keadilan ikut mendorong karyawan yang baik. Manajer yang
terwujudnya kedisiplinan karyawan, cakap dalam memimpin selalu
karena ego dan sifat manusia yang berusaha bersikap adil terhadap semua
selalu merasa dirinya penting dan bawahannya. Dengan keadilan yang
minta diperlakukan sama dengan baik akan menciptakan kedisiplinan
manusia lainnya. yang baik pula. Jadi, keadilan harus
Keadilan yang dijadikan dasar diterapkan dengan baik pada setiap
kebijakan dan pemberian balas jasa perusahaan supaya kedisiplinan
(pengakuan) atau hukuman akan karyawan perusahaan baik pula.
merangsang terciptanya kedisiplinan
d) Waskat
Waskat (pengawasan melekat) agar dapat mengawasi dan memberikan
adalah tindakan nyata dan paling petunjuk, jika ada bawahannya yang
efektif dalam mewujudkan kedisiplinan mengalami kesulitan dalam
karyawan perusahaan. Dengan waskat menyelesaikan pekerjaanya. Waskat
berarti atasan harus aktif dan langsung efektif merangsang kedisiplinan dan
mengawasi perilaku, moral, sikap, moral kerja karyawan. Karyawan
gairah kerja, dan prestasi kerja merasa mendapat perhatian,
bawahannya. Hal ini berarti atasan bimbingan, petunjuk, pengarahan, dan
harus selalu ada / hadir ditempat kerja pengawasan dari atasannya.
JURNAL PARAMETER Volume 2, No. 001TB Desember 2016 ISSN 1979-8865
keadaan itu berlanjut terus, maka akan menolak melaksanakan tugas yang
mengakibatkan produktivitas kerja seharusnya dilakukan, Adanya
menurun. Adapun hambatan- Pemogokan, Tindakan pemogokan
hambatan kerja yang sering terjadi tidak dibenarkan, karena disamping
menurut Dharma dalam bukunya merugikan karyawan itu sendiri juga
“Manajemen Supervisi” adalah merugikan pihak perusahaan. Untuk
sebagai berikut: mengatasi tindakan pemogokan
Melanggar peraturan jam istirahat dan tersebut dapat dilakukan dengan
jadwal kerja lain, Melanggar peraturan tindakan yang bijaksana yaitu
keamanan dan kesehatan kerja, musyawarah untuk mufakat. Sering
Terlambat masuk kerja, mankir, terjadi kesalahan, Sering terjadinya
terutama sebelum dan sesudah kesalahan dalam melaksanakan
lebaran, Bekerja dengan ceroboh atau pekerjaan sehari-hari yang bukan
merusak peralatan, pasok, atau bahan pekerjaan baru, hal ini mungkin
baku Suka bertengkar, tidak mau disebabkan diluar faktor kemampuan
bekerja sama, atau perilaku lain yang manusia misalnya kesalahan sistem
tidak menyenangkan (mengganggu) material, kerusakan mesin atau layout
sesame karyawan, Terang-terangan dan sebagainya.
menunjukkan ketidak patuhan, seperti
2.1.2.1.Produktivitas Kerja 1) Pengertian Produktivitas Kerja
Pada dasarnya produktivitas hari ini harus lebih baik dari hari
kerja adalah konsep universal yang kemarin.
berlaku bagi semua sistem, karena Produktivitas mengandung arti
setiap kegiatan memerlukan sebagai perbandingan antara hasil yang
produktivitas dalam pelaksanaanya. dicapai dengan keseluruhan sumber
Produktivitas menurut Dewan daya yang digunakan. Dengan kata lain
Produktivitas Nasional mengartikan produktivitas memiliki dua dimensi,
sebagai sikap mental yang selalu yaitu :
berpandangan bahwa mutu kehidupan
JURNAL PARAMETER Volume 2, No. 001TB Desember 2016 ISSN 1979-8865
kemarin, dan hari esok lebih baik efisiensi penggunaan input untuk
dari hari ini. memproduksi barang atau jasa sebagai
c. Produktivitas merupakan interaksi konsep pemenuhan kebutuhan manusia
terpadu secara resmi dari tiga faktor atau sering juga disebut sebagai sikap
esensial yaitu invertasi termasuk mental yang selalu memiliki pandangan
penggunaan pengetahuan dan bahwa mutu kehidupan hari ini harus
teknologi serta riset, manajemen dan lebih baik dari pada hari kemarin dan
tenaga kerja. hari esok harus lebih baik dari hari ini.
Menurut Gasperz (2003 ; 130) Produktivitas merupakan suatu
bahwa produktivitas dapat diartikan perbandingan dari hasil kegiatan yang
sebagai kemampuan seperangkat seharusnya. Didalam perusahaan,
sumber-sumber ekonomi untuk produktivitas inin dapat dipergunakan
menghasilkan sesuatu yang diartikan sebagai alat pengukur efektivitas dari
juga sebagai kemampuan seperangkat penggunaan input atau penggunaan
sumber-sumber ekonomi untuk peralatan (sarana atau fasilitas) produksi
menghasilkan sesuatu yang diartikan dalam perusahaan yang bersangkutan.
juga sebagai pengorbanan (input) Menurut Sinungan (2000 ; 12),
dengan penghasilan (output). Apabila secara umum produktivitas diartikan
ukuran keberhasilan produksi hanya sebagai hubungan antara hasil nyata
dipandang satu sisi output, maka maupun fisik (barang-barang atau jasa)
produktivitas dipandang dari dua sisi dengan masuknya sebenarnya. Misalnya
sekaligus yaitu sisi input dan sisi output. produktivitas adalah ukuran efisiensi
Dengan demikian dapat dikatakan produktif suatu
bahwa produktivitas berkaitan dengan
perbandingan antara hasil keluaran sering diukur dalamkesatuan
keluaran dan masuk atau output : input. fisik, bentuk dan nilai.
Masukan sering dibatasi dengan Menurut Klingner dan
masukan tenaga kerja, sedangkan Nanbaldian (2003 ; 160) yang dikutip
oleh FaustinoCardoso Gomes,
JURNAL PARAMETER Volume 2, No. 001TB Desember 2016 ISSN 1979-8865
namun modal saja tidaklah cukup, riset. Melalui riset maka akan dapat
untuk itu harus ditambah dengan dikembangkan penyempurnaan
komponen teknologi, terutama produk atau bahkan dapat
teknologi yang bisa memberi menghasilkan formula-formula baru
dukungan kepada kemajuan yang sangat penting artinya bagi
pembangunan nasional, ditingkat kemajuan suatu usaha. Karena itu
mikro tentunya teknologi yang keterpaduan antara modal teknologi
mampu mendukung kemajuan usaha dan riset akan membawa perusahaan
atau perusahaan. berkembang dan dengan
Berkaitan dengan perkembangan itu maka outputnya
penguasaan teknologi ini ialah adanya pun akan bertambah pula.
b. Manajemen
Kelompok manajemen dalam pengetahuan dan teknologi yang
organisasi bertugas pokok mempengaruhi seluruh aspek
menggerakkan orang-orang lain untuk organisasi seperti proses produksi
bekerja sedemikian rupa sehingga distribusi, pemasaran dan lain-lain.
tujuan tercapai dengan baik Kemajuan teknologi yang berjalan
Hal-hal yang kita hadapi dalam cepat maka harus diimbangi dengan
manajemen, terutama dalam proses yang terus menerus melalui
organisasi modern, ialah semakin pengeembangan sumber daya
cepatnya cara kerja sebagai pengaruh manusia, yakni melalui pendidikan
langsung dari kemajuan-kemajuan dan pengembangan. Dari pendidikan,
yang diperoleh dalam bidang ilmu latihan dan pengembangan
tersebut akan menghasilkan aspek teknis dan aspek-aspek
tenaga skill yang menguasai aspek- manajerial.
1) Technical Skill Tenaga kerja yang mempunyai
kualifikasi tertentu, terampil dan
ahli dibidang teknis
2.Managerial Skill
JURNAL PARAMETER Volume 2, No. 001TB Desember 2016 ISSN 1979-8865
Tabel 4.5
Rekapitulasi Analisis Regresi Linear Sederhana
Variabel Koefisien Regresi T hitung Probabilitas (sig t ) Keterangan
Kedisiplinan 0,516 3,021 0,007 Signifikan
Konstanta 5,785
N 20
F hitung 9,125
R2 0,336
Adjusted R2 0,300
R Square 0,580
Sumber: Data Primer diolah 2016
JURNAL PARAMETER Volume 2, No. 001TB Desember 2016 ISSN 1979-8865
Analisis Regresi
Dari tabel diatas dapat dibuat searah, artinya semakin tinggi
persamaan regresi linear sederhana kedisiplinan akan menyebabkan
sebagai berikut : Y= 5,785 + -0,516x semakin tinggi produktivitas kerja
1. Konstanta (a) sebesar 5,785 dengan asumsi variabel bebas
menunjukkan besarnya nilai lainnya besar adalah kostan.
variabel Y jika variabel bebasnya 3. Besarnya koefisien determinasi
dianggap nol, artinya jika tanpa (R2)=0,336 dan setelah
dipengaruhi oleh variabel disesuaikan menjadi Adjusted R
kedisiplinan dalam perusahaan Square sebesar 0,300
maka besarnya produktivitas kerja menunjukkan kedisiplinan secara
adalah 5,785. bersama-sama memberikan
2. Koefisien regresi kedisiplinan (b) kontribusi/sumbangan sebesar
menunjukkan variabel 33,6% terhadap perubahan
kedisiplinan mempunyai pengaruh produktivitas kerja, sedangkan
sebesar -0,516 terhadap sisanya sebesar 66,4 %
produktivitas kerja, koefisien menciptakan sumbangan atau
regresi bernilai positif kontribusi variabel lain yang tidak
menunjukkan pengaruh yang diamati dalam penelitian.
Pengujian Hipotesis
a. Uji Hipotesis I (Uji F)
Tabel 4.6
Hasil Analisis Data
ANOVA
Tabel 4.7
Hasil Analisis Regresi
Coefisients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 5,785 ,767 7,539 ,000
Kedisiplinan ,516 ,171 ,580 3,021 ,007
a. Dependent Variabel : Produktivitas
D
AFTAR PUSTAKA Husein, Umar, 2002, Riset Pemasa
ran dan Perilaku Konsumen,
Gramedia
Arikunto,Suharsimi. 2002. Prosedur Pe
Pustaka Umum, Jakarta.
nelitian.PT Rineka Cipta, Jakar
ta.
___________, 2003 Riset Pemasaran d
an Perilaku Konsumen, Grame
Afida,2003,Ekonomi Sumber daya Man
dia Pustaka
usia Penerbit Ghalia Indonesia
Umum, Jakarta.
Jakarta
Indriantoro, Supomo,2004, Metode Pene
Azwar, Saifuddin.2000 Validitas dan Re
litian Bisnis, Alfabetha, Bandu
liabilitas.PustakaPelajar, Yogy
ng,
akarta
.
Mangkunegara,Prabu,Anwar,2005, Man
Bacal,Robert, 2001, Performance Mana
ajemen Sumber Daya Manusia
gement, Gramedia Pustaka Uta
Perusahaan,
ma, Jakarta
PT Remaja Rosdakarya, Bandu
ng.
Dharma, Agus, 2000,Manajemen Superv
isi, Raja Gravindo Persada, Jak
Rahayu, Sri, 2005, Aplikasi SPSS Vers
arta.
i 12.00 dalam Risit Pemasara
n, Alfabeta,
Fathoni, Abdurrahmat, 2006, Sumber D
Bandung.
aya Manusia, Rineka Cipta, Ba
ndung.
Sinungan,Muchdarsyah,2000, Produkti
vitas apa dan bagaimana edi
Gomes,Faustino Cardoso,2002,Manaje
si 2, Bumi
men Sumber Daya,AndiOffset,
Aksara, Jakarta.
Yogyakarta
Sinungan 2005 Produktivitas Apa dan B
Hadi, Sutrisno,2000. Metode Research.
agaimana Edisi 2, Bumi Aksar
Andi offset , Yogyakarta.
a, Jakarta
Hasibuan,SP,Malayu,2001,Manajemen
Sugiyono,2001, Metode Penelitian Bisni
Sumber Daya Manusia,Bu
s, Alfa Beta, Bandung.
mi Aksara,
Jakarta.
________, 2004, Metode Penelitian Bis
nis, Alfa Beta, Bandung.
__________________,2005,Manajemen
Sumber Daya Manusia,Bu
mi Aksara,
Jakarta.
JURNAL PARAMETER Volume 2, No. 001TB Desember 2016 ISSN 1979-8865
<https://clarashinta92.wordpress.com/20
<http://www.referensimakalah.com/2012 13/04/17/msdm-disiplin-kerja-pegawai/>
/09/pengertian-unit-analisis-dalam-
penelitian.html> <thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2007-1-
00263-TI%20BAB%202.pdf>
<http://2frameit.blogspot.co.id/2011/12/
definisi-disiplin.html>
<http://doditaku.blogspot.co.id/2014/02/
pengertian-disiplin_15.html>
PENGAWASAN DAN PEMBERIAN INSENTIF TERHADAP KINERJA
KELEMBAGAAN MASYARAKAT
Sardi Efendi
Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tribuana
Email:sardiefendi98@gmail.com
Abstract
The purpose of this study was to determine whether supervision and incentives can
affect the performance of community organizations. The population in the study of 100
people, so that unrestricted random sampling technique was used or the total
sampling, ie a total of 100 people as a population entirely taken as a sample. Reality
on the ground finally set just 93 respondents, resulting in a decrease of 7%, and the
implications of the decline in the percentage of the sample size is still considered to
meet the principle representitas research, because below 30 percent. In this study
using multiple linear regression analysis. This analysis examines how the influence of
variable incentives and job satisfaction variables affect the dependent variable is the
performance of employees.The results showed that there is a positive and significant
effect of incentives on institutional performance can be explained by the model is
70.7%, there is a positive and significant direct effect on job satisfaction and employee
performance can be described in the research model by 63.1%, and incentives
sigifikan positive effect on employee job satisfaction can be explained by the model
amounted to 49.7%.
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pengawasan dan insentif
dapat mempengaruhi kinerja kelembagaan masyarakat.
Populasi dalam penelitian sebanyak 100 orang, sehingga digunakan teknik
unrestricted random sampling atau total sampling, yaitu sejumlah 100 orang sebagai
populasi diambil seluruhnya sebagai sampel. Realita di lapangan akhirnya menetapkan
hanya 93 responden, sehingga terjadi penurunan sebesar 7%, dan implikasinya
penurunan persentase sample size tersebut masih dianggap memenuhi asas
representitas penelitian, karena di bawah 30 persen. Pada penelitian ini menggunakan
analisis regresi linear berganda. Analisis ini menguji bagaimana pengaruh variabel
insentif dan variabel kepuasan kerja berpengaruh terhadap variabel dependennya yaitu
kinerja karyawan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan antara Insentif terhadap kinerja kelembagaan dapat dijelaskan oleh model
sebesar 70,7%, terdapat pengaruh langsung positif dan signifikan terhadap kepuasan
kerja dengan kinerja karyawan dapat dijelaskan dalam model penelitian sebesar
JURNAL PARAMETER Volume 2, No. 001TB Desember 2016 ISSN 1979-8865
63,1%, dan insentif berpengaruh positif dan sigifikan terhadap kepuasan kerja
karyawan dapat dijelaskan oleh model sebesar 49,7%.
. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Keberhasilan suatu aktivitas kelembagaan itu telah
kelembagaan atau organisasi tidak mempunyai modal yang cukup besar
terlepas dari kualitas SDM yang dan teknologi modern, sebab
dimilikinya. Hal ini cukup beralasan bagaimanapun majunya teknologi
karena melalui SDM yang berkualitas, tanpa ditunjang oleh manusia sebagai
keterbatasan sumber daya alam suatu sumber dayanya maka tujuan suatu
kelembagaan atau organisasi dapat lembaga tidak akan tercapai, dengan
diatasi melalui pemikiran-pemikiran demikian maka sumber daya manusia
yang kreatif, inovatif dan efektif, sangat penting untuk diberikan arahan
sehingga tujuan kelembagaan atau dan bimbingan dari manajemen
organisasi yang telah ditetapkan dapat kelembagaan pada umumnya dan
tercapai. Untuk menjamin manajemen sumber daya manusia pada
kesinambungan suatu kelembagaan khususnya.
atau organisasi didukung oleh kegiatan Untuk dapat mengikuti segala
pendayagunaan sumber daya perkembangan yang ada dan
manusianya yaitu orang-orang yang tercapainya tujuan suatu lembaga maka
menyediakan tenaga, bakat kreativitas perlu adanya suatu pengawasan agar
dan semangat bagi perusahaan serta pegawai mampu bekerja dengan baik,
memegang peranan penting dalam dan salah satu pengawasan itu adalah
fungsi operasional kelembagaan atau dengan memenuhi keinginan-keinginan
organisasi. Kelembagaan atau pegawai antara lain: gaji atau upah
organisasi tidak mungkin terlepas dari yang baik, pekerjaan yang aman,
tenaga kerja manusia, walaupun suasana kerja yang kondusif,
JURNAL PARAMETER Volume 2, No. 001TB Desember 2016 ISSN 1979-8865
yang mendorong mereka untuk bekerja oleh pegawai dan oleh perusahaan
dengan lebih baik dalam arti lebih tersebut dapat dijadikan kontribusi
produktif agar tujuan yang ingin yang baik untuk dapat menambah
dicapai oleh perusahaan/instansi dapat gairah kerja bagi pegawai yang
terpenuhi sedangkan bagi pegawai bersangkutan. Menurut ahli manajemen
sebagai salah satu alat pemuas sumber daya manusia Sondang P.
kebutuhannya Pemberian Insentif Siagian (2002: 268), jenis-jenis insentif
adalah semua pendapatan atau balas tersebut adalah: 1. Piece work Piece
jasa yang berbentuk uang atau berupa work adalah teknik yang digunakan
barang langsung atau tidak langsung untuk mendorong kinerja kerja
yang diterima pegawai sebagai imbalan pegawai berdasarkan hasil pekerjaan
atas jasa yang diberikan kepada pegawai yang dinyatakan dalam jumlah
lembaga atau organisasi. Di mana unit produksi. Bonus Bonus adalah
insentif yang diberikan lembaga atau Insentif yang diberikan kepada
organisasi adalah sebagai salah satu pegawai yang mampu bekerja
usaha yang dilakukan untuk sedemikian rupa sehingga tingkat
meningkatkan kinerja pegawai. produksi yang baku terlampaui. Komisi
Pemberian insentif yang tepat di Komisi adalah bonus yang diterima
samping untuk meningkatkan kinerja karena berhasil melaksanakan tugas
pegawai, dimaksudkan pula untuk dan sering diterapkan oleh tenaga-
membuat pegawai memiliki kesetiaan tenaga penjualan. Insentif bagi
bekerja di lembaga atau organisasi dan eksekutif Insentif bagi eksekutif ini
dapat menstabilkan perputaran tenaga adalah insentif yang diberikan kepada
kerja khususnya di Kantor Kelurahan pegawai khususnya manajer atau
Kartini Jakarta Pusat. pegawai yang memiliki kedudukan
2.2.1 Jenis-jenis Insentif tinggi dalam suatu perusahaan,
Jenis-jenis insentif dalam suatu misalnya untuk membayar cicilan
perusahaan/instansi, harus dituangkan rumah, kendaraan bermotor atau biaya
secara jelas sehingga apat diketahui pendidikan anak. Kurva “kematangan”
JURNAL PARAMETER Volume 2, No. 001TB Desember 2016 ISSN 1979-8865
Adalah diberikan kepada tenaga kerja terus menjaga dan meningkatkan hasil
yang karena masa kerja dan golongan kerjanya ada akhirnya akan
pangkat serta gaji tidak bisa mencapai meningkatkan keuntungan itu sendiri
pangkat dan penghasilan yang lebih dalam mencapai tujuan dan sasaran
tinggi lagi, misalnya dalam bentuk yang ditetapkan, sehingga instansi dan
penelitian ilmiah atau dalam bentuk pegawai diharapkan lebih solid dalam
beban mengajar yang lebih besar dan membangun kebersamaan menuju
sebagainya. kemajuan perusahaan/instansi. 2.2.2
Rencana insentif kelompok Tujuan Pemberian Insentif
Rencana insentif kelompok adalah Tujuan pemberian insentif
kenyataan bahwa dalam banyak adalah untuk memenuhi kepentingan
organisasi, kinerja bukan karena berbagai pihak, yaitu:
keberhasilan individual melainkan 1. Bagi perusahaan:
karena keberhasilan kelompok kerja a) Mempertahankan tenaga kerja yang
yang mampu bekerja sebagai suatu tim. terampil dan cakap agar
Berdasarkan pengertian di atas, maka loyalitasnya tinggi terhadap
penulis dapat menyimpulkan bahwa perusahaan.
jenis-jenis insentif adalah: a. Insentif b) Mempertahankan dan meningkatkan
material Dapat diberikan dalam bentuk: moral kerja pegawai yang
1) Bonus 2) Komisi 3) Pembagian laba ditunjukkan akan menurunnya
4) Kompensasi yang ditangguhkan 5) tingkat perputaran tenaga kerja dan
Bantuan hari tua. b. Insentif non-ma absensi.
material Dapat diberikan dalam bentuk: c) Meningkatkan produktivitas
1) Jaminan social 2) Pemberian piagam perusahaan yang berarti hasil
penghargaan 3) Pemberian promosi 4) produksi bertambah untuk setiap
Pemberian pujian lisan atau tulisan. unit per satuan waktu dan
Jelas bahwa insentif yang memadai penjualan yang meningkat.
akan mendorong semangat dan gairah 2. Bagi pegawai:
kerja pegawai, sehingga pegawai akan
JURNAL PARAMETER Volume 2, No. 001TB Desember 2016 ISSN 1979-8865
e. Standar produksi terhadap mana waktu kerja pegawai. Cara ini dapat
program insentif didasarkan diterapkan apabila hasil kerja diukur
haruslah disusun dan dipelihara secara kuantitatif, memang dapat
secara cermat. dikatakan bahwa dengan cara ini
f. Begitu standar produksi selesai dapat mendorong pegawai yang
disusun, standar tersebut haruslah kurang produktif menjadi lebih
dikaitkan terhadap tingkat gaji. produktif dalam bekerjanya. Di
g. Rentang waktu yang masuk akal. samping itu juga sangat
h. Komitmen manajemen terhadap menguntungkan bagi pegawai yang
program-program adalah vital bagi dapat bekerja cepat dan
kesuksesannya. berkemampuan tinggi. Sebaliknya
i. Iklim organisasional yang sehat dan sangat tidak favourable bagi
positif di mana perjuangan terhadap pegawai yang bekerja lamban atau
keunggulan individu dan kelompok pegawai yang sudah berusia agak
didorong. lanjut.
2. Lama Kerja
Besarnya insentif ditentukan atas
2.2.4 Indikator-indikator Pemberian
dasar lamanya pegawai
Insentif
melaksanakan atau menyelesaikan
Beberapa cara perhitungan atau
suatu pekerjaan. Cara
pertimbangan dasar penyusunan
perhitungannya dapat menggunakan
insentif antara lain sebagai berikut:
per jam, per hari, per minggu
1. Kinerja
ataupun per bulan. Umumnya cara
Sistem insentif dengan cara ini
yang diterapkan apabila ada
langsung mengkaitkan besarnya
kesulitan dalam menerapkan cara
insentif dengan kinerja yang telah
pemberian insentif berdasarkan
ditunjukkan oleh pegawai yang
kinerja. Memang ada kelemahan
bersangkutan. Berarti besarnya
dan kelebihan dengan cara ini,
insentif tergantung pada banyak
antara lain sebagai berikut:
sedikitnya hasil yang dicapai dalam
JURNAL PARAMETER Volume 2, No. 001TB Desember 2016 ISSN 1979-8865
dan mampu tersebut keluar dari oleh suatu jabatan. Input dari
perusahaan/instansi. suatu jabatan ditunjukkan oleh
4. Kebutuhan spesifikasi yang harus dipenuhi
Cara ini menunjukkan oleh orang yang memangku
bahwa insentif pada pegawai jabatan tersebut. Oleh karena itu
didasarkan pada tingkat urgensi semakin tinggi pula output yang
kebutuhan hidup yang layak dari diharapkan. Output ini
pegawai. Ini berarti insentif yang ditunjukkan oleh insentif yang
diberikan adalah wajar apabila diterima para pegawai yang
dapat dipergunakan untuk bersangkutan, di mana di
memenuhi sebagian kebutuhan dalamnya terkandung rasa
pokok, tidak berlebihan namun keadilan yang sangat
tidak berkekurangan. Hal seperti diperhatikan sekali oleh setiap
ini memungkinkan pegawai pegawai penerima insentif
untuk dapat bertahan dalam tersebut.
perusahaan/instansi. b. Kelayakan
5. Keadilan dan Kelayakan Disamping masalah keadilan
a. Keadilan dalam pemberian insentif
Dalam sistem insentif tersebut perlu pula diperhatikan
bukanlah harus sama rata tanpa masalah kelayakan. Layak
pandang bulu, tetapi harus terkait pengertiannya membandingkan
pada adanya hubungan antara besarnya insentif dengan
pengorbanan (input) dengan perusahaan lain yang bergerak
(output), makin tinggi dalam bidang usaha sejenis.
pengorbanan semakin tinggi Apabila insentif didalam
insentif yang diharapkan, perusahaan yang bersangkutan
sehingga oleh karenanya yang lebih rendah dibandingkan
harus dinilai adalah dengan perusahaan lain, maka
pengorbanannya yang diperlukan perusahaan/instansi akan
JURNAL PARAMETER Volume 2, No. 001TB Desember 2016 ISSN 1979-8865
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Mode Std.
1 B Error Beta t Sig.
1 (Constant) 13.197 5.195 2.540 .016
Pengawasan .554 .116 4.763 .000
Insentif .233 .104 .595 2.238 .032
.280
Tabel IV-10.
Nilai R dan R- Square
Std. Error
of the
Mode Adjusted
Estimate
1 R R Square R Square
1 .743a .553 .525 1 .68423
a. Predictors: (Constant), Insentif, Pengawasan
Melalui tabel di atas terlihat pengujian hipotesis dengan uji F untuk
bahwa nilai korelasi ganda (R) adalah regresi berganda.
0,743 dan R-Square = 0,553 atau
Hipotesis substansial dalam
55,30%. Selanjutnya untuk melihat
penelitian ini adalah : pengawasan (X1)
apakah kontribusi variabel bebas yang
dan insentif (X2) berpengaruh terhadap
dilihat dari nilai R-Square di atas
kinerja (Y). Agar dapat dilakukan
terjadi secara kebetulan hanya pada
pengujian statistik, maka hipotesis
sample penelitian saja, atau mungkin
substansial tersebut dikonversi ke
memang benar-benar mencerminkan
dalam hipotesis statsitik sebagai
keadaan populasi, maka dilakukan
berikut
Mode Sum of
1 Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 115.614 2 57.807 20.379 .000a
Residual 93.608 33 2.837
Total 209.222 35
a. Predictors: (Constant), Insentif, Pengawasan
b2= 0,233
Jadi persamaan regresi ganda
linier untuk dua prediktor (pengawasan
dan insentif) adalah:
Saran
Anita Novialumi
ABSTRACT
The results showed that (1) task-oriented leadership style and employees have
a significant influence on work motivation, (2) task-oriented leadership style and
employees have a significant influence on employee job satisfaction, and (3) a task-
oriented leadership style and employees' work motivation and job satisfaction of
employees.
2. Pembatasan Masalah
JURNAL PARAMETER Volume 2, No. 001TB Desember 2016 ISSN 1979-8865
PT dibandingkan dengan
2. Motivasi kerja
responden yang tidak setuju
Tabel 3 menunjukan bahwa
hanya 20 orang (13.8 %). Hal ini
sebahagian besar responden yang
bisa dilihat pada tabel ini. Tabel
menyatakan setuju 125 orang
3. Distribusi Responden
(86.2%) atas dorongan dari
Berdasarkan Motivasi Kerja
semua pihak selama bekerja di
JURNAL PARAMETER Volume 2, No. 001TB Desember 2016 ISSN 1979-8865
3. Kepuasan kerja
Tabel 5 menunjukan bahwa (51 %) untuk yang setuju
hampir setara antara setuju sedangkan 71 0rang (49 %)
dengan tidak setuju mengenai untuk yang tidak setuju. Hal
kinerja petugas yaitu 74 0rang ini dapat di lihat seperti pada
tabel ini:
4 Analisis Hubungan
5. Analisis Multivariat
Analisis multivariat dilakukan dependen (kepuasan kerja )
untuk melihat pengaruh variabel dengan menggunakan regresi
independen (gaya kepemimpinan linear ganda. Berdasarkan
memprakarsai struktur serta analisis regresi diketahui hasil
Motivasi kerja) terhadap variabel sebagai berikut:
Tabel 14. Hasil Uji Statistik Koefisien Regresi Gaya Kepemimpinan
Memprakarsai Struktur, motivasi kerja dan Kepuasan Kerja.
Muratin
Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tribuana
Email:muratin.mur@yahoo.com
Abstract
This study aims to determine and prove empirically Effect of Service Quality on
Customer Satisfaction using the services Horisin hotel in Bekasi.
Methods used in this research is survey method with quantitative approach. The
collection of data through observation, interviews, questionnaires, and literature study
using Likert scale and the method of determining the sample used was accidental
sampling as many as 100 visitors. The analytical method used is multiple linear
regression analysis (multiple linear regression).
The results showed that the quality of service (X) consisting of Realibility,
Assurance, Empathy, Tangible, and Responsiveness together have a positive effect on
customer satisfaction Hotel Horison Bekasi. Where the regression equation Y = 3.647
+ 0.183 + 0.355 + 0.282 + -0.255 + 0.258. In addition, the F test shows that service
quality has a significant influence on customer satisfaction with the level of
significance of 0.000 or 0%. Likewise, partial test (t), all variables have a significant
influence on customer satisfaction with the significant level of Realibility 0,001 or
0.1%; Assurance of 0,000 or 0%; Tangible 0,000 or 0%; Emphaty 0,000 or 0% and
Responsiveness of 0,000 or 0%.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris
Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pelanggan yang menggunakan jasa
Hotel Horisin di Bekasi.
Motode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai dengan
pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data melalui observasi, wawancara, kuesioner,
dan studi kepustakaan dengan menggunakan skala likert dan metode penentuan
sampel yang digunakan adalah aksidental sampling sebanyak 100 orang pengunjung.
Metode analisis yang digunakan adalah metode regresi linear berganda (multi linear
regression).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan (X) yang terdiri atas
Realibility, Assurance, Empathy, Tangible, dan Responsiveness secara bersama-sama
memiliki pengaruh yang positif terhadap kepuasan pelanggan hotel Horison Bekasi. Di
mana persamaan regresi Y = 3,647 + 0,183 + 0,355 + 0,282 + -0,255 + 0,258. Selain
itu, dengan uji F dilihat bahwa kualitas pelayanan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kepuasan pelanggan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 atau 0%.
Begitu juga uji parsial (t), semua variabel memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kepuasan pelanggan dengan tingkat signifikan untuk Realibility sebesar 0,001 atau
0,1%; Assurance sebesar 0,000 atau 0%; tangible sebesar 0,000 atau 0%; Emphaty
0,000 atau 0% dan Responsiveness sebesar 0,000 atau 0%.
PENDAHULUAN
atau bahkan memberikan pelayanan and Berry (1997:111) bahwa ada lima
yang melebihi harapan dan keinginan kesenjangan (gap) yang membuat
pelanggan sehingga pelanggan akan perusahaan perhotelan tidak mampu
merasa puas. memberikan layanan yang bermutu
Namun pada kenyataannya sehingga menyebabkan ketidakpuasan
masih banyak terjadi keluhan pelanggan yaitu 1). kesenjangan
ketidakpuasan para pelanggan yang antara harapan pelanggan dan persepsi
menginap di hotel disebabkan karena manajemen. Kesenjangan tersebut
fasilitas dan kualitas pelayanan yang terbentuk akibat pihak manajemen
kurang memadai, seperti yang salah memahami apa yang menjadi
diungkapkan Alma (2000:3) harapan pelanggan. 2) kesenjangan
mengenai ketidakpuasan pelanggan antara persepsi pihak manajemen
timbul karena rendahnya kinerja yang terhadap harapan pelanggan dan
diterima dibandingkan dengan spesifikasi kualitas layanan.
harapan yang disebabkan oleh Kesenjangan tersebut terjadi akibat
beberapa hal yaitu 1). ketidak sesuaian kesalahan dalam menerjemahkan
harapan dengan kenyataan yang persepsi pihak manajemen yang tepat
dialami, 2). layanan selama proses atas harapan para pelanggannya ke
menikmati jasa tidak memuaskan 3). dalam bentuk tolak ukur penyerahan
perlakuan personel kurang jasa. 3) kesenjangan antara spesifikasi
menyenangkan 4). suasana dan kualitas layanan dan pemberian
kondisi fisik lingkungan yang tidak layanan kepada pelanggan.
menunjang, 5). biaya terlalu tinggi Kesenjangan tersebut lebih
karena jarak terlalu jauh, banyak diakibatkan oleh ketidak mampuan
waktu terbuang, dan harga yang sumber daya manusia untuk
terlalu tinggi, 6). promosi atau iklan memenuhi standar mutu layanan yang
tidak sesuai dengan kenyataan. ditetapkan. 4) kesenjangan antara
Pernyataan tersebut di dukung oleh pemberian layanan kepada pelanggan
Valerie A. Zeithaml A. Parasuraman dan komunikasi eksternal.
JURNAL PARAMETER Volume 2, No. 001TB Desember 2016 ISSN 1979-8865
untuk jasa berbagai upaya telah dan penilaian kualitas terletak pada
dan sedang dikembangkan untuk dua sisi, yaitu dari sudut pandang
merumuskan ukuran-ukuran konsumen dalam hal ini
semacam itu (Tjiptono, 2006:51). harapannya, dan disatu sisi terletak
Selanjutnya, Parasuraman, et al., pada sudut pandang manajemen
(1988:12) mendefinisikan perusahaan dalam hal ini kinerja
penilaian kualitas pelayanan atas kualitas jasa secara
sebagai sikap yang berhubungan keseluruhan. Dengan kata lain,
dengan keunggulan suatu jasa seperti yang dikemukakan oleh
pelayanan, atau pertimbangan Parasuraman, et al. (1985:43)
konsumen tentang keunggulan bahwa terdapat dua faktor utama
secara keseluruhan suatu yang mempengaruhi kualitas jasa,
perusahaan. Demikian pula yaitu; jasa yang diharapkan
Wyckof yang melihat keunggulan (expected service) dan jasa yang
jasa pelayanan sebagai suatu dipersepsikan (perceived service).
tingkat kesempurnaan yang Sejalan dengan pendapat tersebut,
diharapkan dan pengendalian atas menurut Rush, et al. (1996) dalam
kesempurnaan tersebut, untuk Fandy Tjiptono, (2006:51-52).
memenuhi seperangkat keinginan Harapan pelanggan dapat berupa
dan kebutuhan pelanggan tiga tipe. Pertama, will
(Wyckof, dalam Lovelock, expectation, yaitu tingkat kinerja
1994:57). yang diprediksi atau diperkirakan
Berdasarkan pemahaman konsumen akan diterimanya,
diatas dapatlah dikatakan, bahwa berdasarkan semua informasi yang
pengukuran dan penilaian kualitas diketahuinya. Kedua, should
jasa tidaklah berbeda, akan tetapi expectation, yaitu tingkat kinerja
dalam pelaksanaannya agak sukar yang dianggap sudah sepantasnya
dibandingkan pada produk fisik. diterima konsumen. Ketiga, ideal
Pada dasarnya inti dari pengukuran
JURNAL PARAMETER Volume 2, No. 001TB Desember 2016 ISSN 1979-8865
setuju (3), tidak setuju (2) dan 3.5. Metode Pengumpulan data
sangat tidak setuju (1) .
Pengumpulan data dalam langsung melalui media perantara
penelitian ini adalah Data (diperoleh dan dicatat oleh pihak
sekunder yaitu data yang didapat lain). Dan data primer deengan
oleh peneliti secara tidak
Wawancara
Penulis mengadakan Hotel Horison yang terpilih
wawancara langsung dengan sebagai responden guna
pihak-pihak yang bersangkutan, mendapatkan data-data yang
yaitu para tamu dan pengunjung diperlukan.
Kuesioner
Tabel 4.12
Rekapitulasi Hasil Analisa Regresi Berganda
Coefficients (a)
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model t Sig.
B Std. Beta
Error
1 (Constant) 3,647 1,209 3,017 0,003
REABILITY 0,183 0,051 0,224 3,606 0,001
ASSURANCE 0,355 0,068 0,415 5,224 0,000
JURNAL PARAMETER Volume 2, No. 001TB Desember 2016 ISSN 1979-8865
k = variabel bebas
maka F tabel = 2,3113
Ketentuan penerimaan hipotesis yaitu
Ha ditolak bila sig. > 0,05 atau F hitung < F tabel
Ha diterima bila sig. ≤ 0,05 atau F hitung > F table
d. membandingkan F hitung dan F tabel
berdasarkan hasil penelitian signifikan antara kualitas
yang terdapat pada tabel 15 pelayanan X terhadap
bahwa hasil dari Fhitung yaitu kepuasan pelanggan Y, hal ini
sebesar 57,043 dan F tabel menunjukkan bahwa
2,31, nilai F hitung > F perubahan naik turunya
tabel. Oleh karena Fhitung > variabel kualitas pelayanan
Ftabel, maka dapat dikatakan berpengaruh nyata terhadap
terdapat pengaruh yang tingkat kepuasan pelanggan.
Secara teoritis, kualitas atau kecewa seseorang yang
pelayanan memiliki pengaruh muncul setelah membandingkan
yang signifikan terhadap antara persepsi/kesannya
kepuasan pelanggan, seperti yang terhadap kinerja (atau hasil)
dinyatakan oleh Kotler suatu produk dan harapan-
(2007:177) bahwa kepuasan harannya.
pelanggan yaitu perasaan senang
Berdasarkan pengujian sebesar 57,043 lebih besar dari F
statistik dengan metode uji F, tabel yakni 2,31, maka dapat
dimana disimpulkan bahwa Ha diterima
tingkat signifikansi diperoleh atau kualitas layanan memiliki
lebih kecil yakni 0% dari standar pengaruh yang signifikan
signifikansi yakni 5% atau 0,05 terhadap kepuasan pelanggan
dan perbandingan antara F hitung Jadi dapat disimpulkan bahwa
dan F tabel, dimana F hitung berdasarkan teori dan hasil
JURNAL PARAMETER Volume 2, No. 001TB Desember 2016 ISSN 1979-8865
Tabel 4.14
Hasil Uji t
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model t Sig.
B Std. Beta
Error
1 (Constant) 3,647 1,209 3,017 0,003
REABILITY 0,183 0,051 0,224 3,606 0,001
JURNAL PARAMETER Volume 2, No. 001TB Desember 2016 ISSN 1979-8865
0%. Jadi dapat dikatakan bahwa Oleh karena t hitung (3,959) > t
tingkat signifikansi assurance tabel (1,98) maka dapat
berada dibawah standar, artinya dikatakan terdapat pengaruh yang
variabel ini memiliki pengaruh nyata antara kehandalan dengan
terhadap variabel dependen. tingkat
Dari penjelasan secara kepuasan pelanggan dan
teori dan hasil statistik dari menunjukkan pengaruh
penelitian, dapat disimpulkan signifikan terhadap
bahwa benar assurance memiliki tingkat kepuasan pelanggan.
pengaruh signifikan terhadap Berdasarkan teori,
kepuasan pelanggan dijelaskan bahwa tangible
c. Uji hipotesis untuk variabel merupakan bagian dari kalitas
kualitas layanan bukti fisik pelayanan. Kualitas pelayanan
(Tangible) merupakan tingkat keunggulan
Uji hipotesis untuk variabel yang diharapkan dan
kualitas layanan bukti fisik pengendalian atas tingkat
terhadap keunggulan tersebut untuk
tingkat kepuasan pelanggan, memenuhi keinginan pelanggan.
dapat dijelaskan dengan hipotesis Secara logika apabila tingkat
sebagai berikut: kualitas pelayanan meningkat,
1. Ho : β3 = 0 (tidak ada maka tingkat
pengaruh antara X terhadap Y) kepuasan pelanggan akan
Ha : β3 > 0 (ada pengaruh meningkat. Hasil ini terjadi
antara X terhadap Y) karena pelanggan merasa bahwa
2. Level of convidence = 95% pelayanan yang mereka dapatkan
dengan tingkat kesalahan α = sesuai dengan harapannya.
0,05 Apabila kita melakukan
3. Daerah kritis ( t tabel = 1,98) ( analisis berdasarkan hasil
thit X3= 3,959 ) penelitian yang terdapat pada
JURNAL PARAMETER Volume 2, No. 001TB Desember 2016 ISSN 1979-8865
Edison Hamid
Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tribuana
Email: edisonvgh@yahoo.com
Abstract
This study aims to determine how the administration of State and to
determine how the application of state property through the Management Information
System which is under the management of the working unit (PIU) of the Directorate
General of Mineral and Coal Jakarta ,.
This research use descriptive research with a qualitative approach. The
results showed that. administration of property of the state, some are still not in
accordance with the regulations of the Minister of Finance No. 120 / PMK.05 / 2007.
Satker Directorate General of Mineral and Coal Jakarta do not have verification
procedures and internal reconciliation to test the accuracy of the number of state-
owned goods both buying and transfer incoming / outgoing goods. Satker Directorate
General of Mineral and Coal Jakarta has been proactive enforcement efforts the
administration of property of the State which they are responsible. Its application
through the Management Information System of the user or users, has been operating
effectively.
Abstrak
Kata Kunci : Penatausahaan Barang Milik Negara (BMN) dan Penerapan Sistem
Informasi Manajemen
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Negara. Penelitian ini dapat Yasser, 2010). The Liang Gie dalam
(b) barang yang diperoleh sebagai manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan
pelaksanaan perjanjian/kontrak; untuk digunakan, atau dimaksudkan
(c) barang yang diperoleh berdasarkan untuk digunakan, dalam kegiatan
ketentuan undang -undang; dan pemerintah atau dimanfaatkan oleh
(d) barang yang diperoleh berdasarkan masyarakat umum. Aset tetap
putusan pengadilan yang telah merupakan suatu bagian utama dalam
memperoleh kekuatan hukum aset pemerintah. Oleh karena itu, aset
tetap. tetap ini sangat signifikan dalam penyajian
Definisi BMN tersebut juga neraca. Aset tetap diakui pada saat
dinyatakan dalam Peraturan manfaat ekonomi masa depan dapat
Pemerintah Nomor 6 tahun 2006 diperoleh dan nilainya dapat diukur
tentang Pengelolaan Barang Milik dengan handal. Untuk dapat diakui
Negara/Daerah dan Peraturan Menteri sebagai aset tetap harus dipenuhi
Keuangan Nomor 120/PMK.06/2007 criteria
tentang Penatausahaan BMN. a) Berwujud;
2.2.1.2 Jenis Barang Milik Negara b) Mempunyai masa manfaat lebih dari
No. 71 tahun 2010 tentang Standar c) Biaya perolehan aset dapat diukur
menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, Aset d) Tidak dimaksudkan untuk dijual
Tak Berwujud, Aset Lainnya, dan Aset dalam operasi normal entitas;
Akuntansi Aset Tetap merupakan aset berpindah. Pengakuan aset akan dapat
bahwa telah terjadi perpindahan hak telah diterima atau diserahkan hak
kepemilikan dan/atau penguasaan kepemilikannya dan atau pada saat
secara hukum, misalnya sertifikat tanah penguasaannya berpindah.
dan bukti kepemilikan kenderaan d. Pengakuan Jalan, Irigasi dan
bermotor. Jaringan Jalan, irigasi dan jaringan
a. Pengakuan Tanah Pengakuan aset mencakup jalan, irigasi dan jaringan
tetap tanah akan sangat andal bila yang dibangun oleh pemerintah serta
aset tetap telah diterima atau dimiliki dan/atau dikuasai oleh
diserahkan hak kepemilikannya pemerintah dan dalam kondisi siap
dan/atau pada saat penguasaannya pakai. Jalan, irigasi dan jaringan
berpindah. diakui pada saat jalan, irigasi dan
b. Pengakuan Peralatan dan Mesin jaringan telah diterima atau
Untuk pengakuan peralatan dan diserahkan hak kepemilikannya
mesin dapat dilakukan apabila dan/atau pada saat penguasaannya
terdapat bukti bahwa berpindah serta telah siap pakai.
hak/kepemilikan telah berpindah, e. Pengakuan Aset Tetap Lainnya, Aset
dalam hal ini misalnya ditandai yang termasuk dalam kategori aset
dengan berita acara serah terima tetap lainnya adalah koleksi
pekerjaan, dan untuk kenderaan perpustakaan/buku dan non buku,
bermotor dilengkapi dengan bukti barang bercorak
kepemilikan kenderaan. kesenian/kebudayaan/olahraga,
c. Pengakuan Gedung dan Bangunan hewan, ikan, dan tanaman.
Gedung dan bangunan diakui pada Termasuk dalam kategori aset tetap
saat gedung dan bangunan telah lainnya adalah aset tetap renovasi,
diterima atau diserahkan hak yaitu biaya renovasi atas aset tetap
kepemilikannya dan/atau pada saat yang bukan miliknya dan biaya
penguasaannya berpindah serta telah partisi suatu ruangan kantor yang
siap pakai. Pengakuan aset tetap bukan miliknya. Pengakuan aset
akan sangat andal bila aset tetap tetap lainnya diakui pada saat aset
JURNAL PARAMETER Volume 2, No. 001TB Desember 2016 ISSN 1979-8865
BMN yang dikuasai oleh suatu unit sinifikan. Berbeda dengan kesimpulan
akuntansi pengguna barang. yang didapat oleh Wijaya dkk. (2013)
Berdasar studi empiris yang dimana faktor pengguna sangat
penulis baca dari beberapa literatur, mempengaruhi keefektivitasan
diantaranya penelitian yang dilakukan SIMAK-BMN yang berdampak pada
oleh Rahardiyanti dan Abdurachman informasi yang disajikan oleh
(2012) dan Wijaya dkk. (2013) SIMAK-BMN menjadi tidak efektif
didapat kesimpulan bahwa terdapat karena menjadi tidak andal (reliable).
hubungan yang erat antara kualitas Selain itu, seperti penulis sampaikan
kemampuan pengguna aplikasi didepan bahwa untuk mengukur
SIMAK-BMN dengan efektivitas efektivitas SIMAK-BMN dari sisi
pelaksanaan SIMAK-BMN dalam informasi yang disajikan diperlukan
mewujudkan laporan yang transparan sebuah parameter atau indikator.
dan akuntabel. Namun, menurut Indikator yang menjadi penguat atas
Rahardiyanti dan Abdurachman efektivitas SIMAK-BMN adalah opini
(2012), faktor pengguna tidak terlalu atas pemeriksaan laporan keuangan
signifikan dalam menentukan Kementerian/Lembaga. Sebagaimana
efektivitas SIMAK-BMN, karena dari diketahui, bahwa SIMAK-BMN
keenam faktor yang diduga menjadi salah satu sumber utama
mempengaruhi efektivitas SIMAK- dalam penyusunan neraca laporan
BMN, didapat hanya tiga faktor yang keuangan Kementerian/Lembaga.
secara signifikan mempengaruhi Semakin banyak
efektivitas SIMAK-BMN, yaitu Kementerian/Lembaga yang meraih
kegunaan sistem, kemudahan sistem opini WTP, berarti semakin efektif
dan kualitas sistem. Sedangkan ketiga informasi yang disajikan SIMAK-
faktor lainnya, yaitu faktor kualitas BMN.
informasi, lama penggunaan SIMAK- METODE PENELITIAN
BMN dan tingkat pendidikan (kualitas
3.1 Strategi Penelitian
pengguna) tidak mempengaruhi secara
JURNAL PARAMETER Volume 2, No. 001TB Desember 2016 ISSN 1979-8865
satker adalah memproses ulang yang terjadi selama Juni 2013 sampai
seluruh rangkaian tahapan penyusutan dengan Desember 2013 sebesar
dimulai dari melakukan koreksi 15.078.079.324.
normalisasi, penyusutan pertama kali,
Laporan Barang Kuasa
penyusutan transaksional Semester I
Pengguna tahunan tahun anggaran
dan II serta penyusutan reguler
2014 adalah sebesar Rp
Semester I dan II. Satker melakukan
330.949.930.432 yang merupakan
proses pengiriman ulang ADK ke
nilai BMN berupa saldo awal laporan
Sistem Akuntansi Keuangan (SAK)
sebesar Rp 312.168.983.892 dan nilai
dan unit akuntansi di atasnya secara
mutasi tambah yang terjadi selama
berjenjang.
Juni 2014 sampai dengan Desember
Untuk mengetahui pembukuan,
2014 sebesar 12.038.771.450.
yang telah dilakukan satker adalah
Laporan Barang Kuasa
melaporkan barang milik Negara
Pengguna Tahunan tahun anggaran
berupa
2015 Nilai BMN gabungan
Laporan Barang Kuasa
(intrakomptabel dan ekstrakomptabel)
Pengguna Semester II Audited tahun
yang disajikan pada tahunan tahun
Anggaran 2013 adalah laporan yang
2015 ini adalah sebesar
mencakup seluruh aspek BMN yang
Rp173.657.361.531 yang merupakan
ditatausahakan dan dikelola oleh
nilai BMN berupa saldo awal laporan
Sekretariat Direktorat Jenderal
sebesar Rp330.949.930.432 (dan nilai
Mineral dan Batubara. Nilai BMN
mutasi tambah yang terjadi selama
gabungan (intrakomptabel dan
Januari 2015 sampai dengan
ekstrakomptabel) yang disajikan pada
Desember 2015 sebesar
Semester II Audited tahun 2013 ini
Rp34.103.536.706 dan mutasi kurang
adalah sebesar Rp 318.933.012.332
sebesar Rp191.396.105.607. Nilai
merupakan nilai BMN berupa saldo
mutasi tambah BMN tersebut berasal
awal laporan sebesar Rp
dari perolehan dan/atau penambahan
303.854.933.008 dan nilai tambah
BMN yang berasal dari pembiayaan
JURNAL PARAMETER Volume 2, No. 001TB Desember 2016 ISSN 1979-8865
a. Barang Persediaan
Tahun Uraian Saldo Awal (Rp) Mutasi Rp Mutasi Mutasi Kurang Saldo Akhir (Rp)
(Rp)
Tambah (Rp)
Dedde Supriatna
Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tribuana
Email:deddesupriatna@gmail.com
Abstract
The purpose of this study is: To analyze the influence of organizational culture on
work motivation, job rotation on work motivation, influence of organizational culture
on employee performance, job rotation on employee performance and work motivation
on employee performance. The result is that "organizational culture positive influence
on work motivation" can be empirically proven. have the perception index of 60.4, job
rotation positive influence on work motivation "can be proven empirically has a
perception index of 55.4. positive effect on the organizational culture of performance
"can be empirically proven. have the perception index of 56.6, "job rotation positive
influence on performance" has a perception index of 54.5, which reads "work
motivation positive influence on the performance of" The value of Chi Square = 182
906 with probability = 0149. This indicates that the null hypothesis stating that there
is no difference between the sample covariance matrix and covariance matrix
estimated population can not be denied. The test results showed that the values of
normality for multivariate CR is 1.916 which was under 2:58, so we can say there is
no evidence that the observed variable data distribution is not normal. Parameter
estimation for testing the influence of organizational culture on work motivation
shows the value CR of 2,021 with probability equal to 0.043.
Abstrak
PENDAHULUAN
Jenderal Pajak. Objek ini dipilih beratnya tugas yang diemban untuk
karena Direktorat Jenderal Pajak menghimpun penerimaan negara
adalah salah satu lembaga yang dari sektor pajak, semakin pesatnya
secara konsisten melakukan perkembangan dunia usaha, dan
perbaikan sistem mekanisme kerja juga semakin besarnya tuntutan
demi mencapai kinerja pegawai pelayanan dari masyarakat Wajib
yang optimal. Direktorat Jenderal Pajak, menuntut Ditjen Pajak
Pajak sebagai institusi negara melakukan perbaikan sistem
merupakan abdi negara dan abdi mekanisme kerja dan performance
masyarakat. Sebagai abdi negara lembaga Ditjen Pajak.
memiliki tanggung jawab dalam Hasil jajak pendapat Fokus
mengamankan penerimaan negara, Kompas yang dimuat harian
khususnya dari sektor pajak. Kompas tanggal 26 Nopember
Sebagai abdi masyarakat bertugas 2005 menunjukkan bahwa
memberikan pelayanan kepada sebanyak 66 % responden yang
Wajib Pajak yang akan memenuhi menilai buruknya citra pegawai
kewajibannya dalam pembayaran Ditjen Pajak, dan hanya 34 % saja
pajak. Direktorat Jenderal Pajak yang menilai positif terhadap citra
dihadapkan pada tantangan dimana pegawai Ditjen Pajak dalam
lembaga ini bertugas untuk menjalankan tugasnya. (Intranet
menghimpun dana penerimaan DJP,2006). Pada tahun 2006 dan
negara dengan terus memberikan 2007, data statistik internal yang
pelayanan yang lebih baik kepada diperoleh dari Ditjen Pajak
Wajib Pajak. Dalam hal menunjukkan masih tingginya
pemungutan pajak diperlukan angka penjatuhan sanksi kepada
kekuasaan, namun di sisi pelayanan pegawai Ditjen Pajak, dari tingkat
dituntut untuk memberikan hukuman ringan sebanyak 43
pelayanan sebaik-baiknya. Semakin orang, sedang sebanyak 30 orang,
dan berat sebanyak 43 orang, dan skorsing (pidana) sebanyak 11 orang.
(Direktorat Kitsda DJP, 2007).
Grafik 1.1
Data Penjatuhan Sanksi Kepada Pegawai Ditjen Pajak
prinsipnya adalah meliputi dua hal (Pola Pikir) dari aparat Ditjen
yaitu ; Perubahan Culture (Budaya Pajak. (Berita Pajak,
Organisasi) dan Perubahan Mindset
Nopember 2007). Perubahan teknologi, serta penerapan
yang dilakukan oleh Direktorat Manajemen Sumber Daya Manusia
Jenderal Pajak bersifat menyeluruh yang lebih profesional terhadap
dan komprehensif yang meliputi pegawai Ditejen Pajak seperti
perubahan struktur organisasi, peningkatan moral, etika, dan
1.
Dari penelitian yang telah mendukung penelitian yang
dilakukan dapat disimpulkan dilakukan oleh Koesmono (2005)
bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa budaya organisasi
”budaya organisasi berpengaruh berpengaruh positif dan signifikan
positif terhadap motivasi kerja” terhadap motivasi kerja karyawan.
dapat dibuktikan secara empiris. Dari keempat indicator yang
Dengan demikian penelitian ini digunakan untuk mengukur
budaya organisasi menunjukan bahwa positif terhadap motivasi kerja”
variabel misi dalam organisasi dapat dibuktikan secara empiris.
merupakan indikator yang Dengan demikian penelitian ini
dipersepsikan paling tinggi oleh memperkuat pendapat yang
responden. disampaikan oleh Jaime Ortega
2. Dari penelitian yang telah (2001) bahwa rotasi pekerjaan
dilakukan dapat disimpulkan dapat meningkatkan motivasi. Hasil
bahwa hipotesis yang menyatakan penelitian ini juga mendukung
”rotasi pekerjaan berpengaruh penelitian yang dilakukan oleh
JURNAL PARAMETER Volume 2, No. 001TB Desember 2016 ISSN 1979-8865
Grenberg dan Baron, 2000, “Assesing Kinman, Gail and Kinman, Russell,
Construct Validity in 2001, “The Role of Motivation
Organizational esearch”, to Learn in Management
Administrative Scince Education”, Journal of
Quartely. Workplace Learning, Vol. 3,
No.
H. Teman Koesmono, 2005, “ Pengaruh
Budaya Organisasi terhadap Lily Marida Putri, 2003, ”Merancang
Motivasi dan Kepuasan Kerja Sistem Pelatihan Strategik”,
serta Kinerja pegawai pada Sub Jurnal Bisnis & Manajemen,
Sektor Industri Pengolahan Vol. 3, No. 1
Kayu Skala Menengah di Jawa
Timur “, Jurnal Manajemen & Mangiapane, Adele R, 1988,
Kewirausahaan, Vol.7, No. 2 “Empowering People To
Improve a Process”
Herpen, Marco; Praag, Mirjan and Manufacturing Systems, Vol. 6,
Cools, Kess, 2002, “The Effects No. 1
of Performance Measurement Masrukhin dan Waridin, 2006,
and Compensation on “Pengaruh Motivasi Kerja,
Motivation and Empirical Kepuasan Kerja Budaya
Study”, Conference of The Organisasi dan Kepemimpinan
Performance Measurement terhadap Kinerja Pegawai”,
Association in Boston Jurnal Ekonomi & Bisnis, Vol.
7, No. 2
Hikmah Endraswati, 2003, “Mengelola McNeese-Smith, Donna, 1996,
Program Training yang Efektif “Increasing Employee
dengan Kendala-kendala Productivity, Job Satisfaction &
Organisasional (Managing Organizational Commitment”,
Effective Training Program Hospital & Health Services
Within Organizational Administration, Vol. 41, No. 2
Constraints)”, Utilitas, Vol. 11,
No. 2 Mourdoukoutas, Panos, 1994, “Job
Rotation and Public Policy :
Hofstede, G and Bornd MH, 1984, Theory with Applications to
“Hofstede Culture Dimension : Japan and The USA”
An Independent Validation International Journal of
Using Rokeach Value Survey”, Manpower, Vol.15
Journal of Cross Cultural Ninuk Muljani, 2002, “Kompensasi
Psychology sebagai Motivator untuk
Meningkatkan Kinerja
Husein Umar, 1999., Riset Sumber Pegawai”, Jurnal Manajemen
Daya Manusia Dalam & Kewirausahaan, Vol. 4,
Organisasi., Gramedia Pustaka No.2
Utama, Jakarta.
Ofner, J. Alan, 1987, “Keeping Your
High Achievers Motivated”,
JURNAL PARAMETER Volume 2, No. 001TB Desember 2016 ISSN 1979-8865
Suhartono, 2003, “Usaha Menuju Veithzal Rivai dan Ahmad Fawzi Mohd
Keunggulan Kompetitif Basri, 2005, Performance
Perusahaan Dengan Appraisal : Sistem yang Tepat
Memposisikan Kembali Peran Untuk Menilai Kinerja
dan Fungsi Sumber Daya Pegawai dan Meningkatkan
Manusia : Suatu Kajian Daya Saing Perusahaan,
Teoritis”, Kajian Bisnis STIE Divisi Buku Perguruan Tinggi,
Widya Wiwaha Yogyakarta, PT. RajaGrafindo Persada,
No. 28 Jakarta