1
BAB 1
PENDAHULUAN
2
strategik melalui pendekatan, meliputi pengumpulan data, identifikasi masalah,
skoring dan menyusun langkah–langkah perencanaan terdiri dari pelaksanaan secara
operasional, khususnya dalam pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan Profesional
dan melakukan pengawasan dan pengendalian (Nursalam, 2014).
Dengan melihat kenyataan tersebut di atas maka mahasiswa calon Ners perlu
diberiali keterampilan manajemen yang akan digunakan untuk pengelolaan pasien,
tenaga keperawatan, tenaga non keperawatan dan lainnya. Pada tahap profesi
praktikan senior keperawatan anak, mahasiswa ditekankan untuk menggunakan
keterampilan manajemen dan kepemimpinan pada asuhan klien secara menyeluruh
melalui manajemen pelayanan keperawatan dan upaya yang dapat dilaksanakan oleh
mahasiswa STIKES YARSI Mataram yaitu dengan mengaplikasikan secara
langsung pengetahuan manajerialnya di Ruang Marwah Rumah Sakit Islam Siti
Hajar Mataram dengan arahan dari pembimbing lapangan maupun dari pembimbing
akademik yang intensif. Pelaksanaan praktek tersebut memberikan masukan yang
positif, sehingga mahasiswa mampu melakukan perbaikan yang efektif dalam
mengelola asuhan keperawatan di Ruang Marwah dengan pendekatan proses
manajemen.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Setelah menyelesaikan program profesi manajemen keperawatan,
diharapkan mahasiswa mampu menerapkan prinsip-prinsip manajemen
keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang professional di
tatanan Rumah Sakit.
1.2.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari praktek manajemen keperawatan ini adalah
sebagai berikut:
A. Melakukan pengkajian mengenai unsur-unsur yang ada di ruang Marwah
RSI Siti Hajar Mataram, meliputi:
1. Mengidentifikasi unsur input (man, money, material, methode,
marketing, mutu) yang ada di ruang Marwah RSI Siti Hajar Mataram
2. Mengidentifikasi unsur proses (penerapan proses keperawatan,
penerapan proses manajemen pelayanan/operasional keperawatan,
3
penerapan proses manajemen bimbingan PKK bagi mahasiswa
praktikan di ruang Marwah RSI Siti Hajar Mataram
3. Mengidentifikasi unsur output (efisiensi ruang rawat, hasil evaluasi
penerapan SAK, hasil evaluasi bimbingan PKK, kepuasan kerja
karyawan, kepuasan pasien rawat inap, kepuasan mahasiswa praktek
di ruang Marwah RSI Siti Hajar Mataram
B. Menganalisa permasalahan yang muncul dari hasil pengkajian di ruang
Marwah RSI Siti Hajar Mataram
C. Membuat perencanaan untuk mengatasi masalah yang ada di ruang
Marwah RSI Siti Hajar Mataram
D. Mengimplementasikan perencanaan yang telah disusun bersama untuk
mengatasi masalah yang ada di ruang Marwah RSI Siti Hajar Mataram
E. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan untuk
mengetahui keberhasilan tindakan yang telah dilaksanakan dalam
mengatasi masalah yang ada di ruang Marwah RSI Siti Hajar Mataram
F. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilaksanakan di ruang Marwah
RSI Siti Hajar Mataram
1.3 Manfaat
A. Bagi Mahasiswa
1. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat sehingga
dapat memodifikasi metode penugasan yang akan dilaksanakan.
2. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan yang diaplikasikan
di Ruang Marwah RSI Siti Hajar Mataram.
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan penerapan
MAKP di Ruang Marwah RSI Siti Hajar Mataram.
4. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan Metode
Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Marwah RSI Siti Hajar Mataram.
4
B. Bagi Perawat Ruangan
1. Melalui praktek profesi manajemen keperawatan dapat diketahui masalah-
masalah yang berkaitan dengan MAKP di Ruang Marwah RSI Siti Hajar
Mataram
2. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
3. Terciptanya hubungan yang baik antara perawat dengan perawat, perawat
dengan tim kesehatan lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga.
4. Terciptanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.
C. Bagi Pasien dan Keluarga
1. Pasien dan keluarga mendapatkan pelayanan yang memuaskan.
2. Tingkat kepuasan pasien dan keluarga tehadap pelayanan tinggi.
D. Bagi Institusi dan Pendidikan
Sebagai bahan masukan dan gambaran tentang pengelolaan ruangan dengan
pelaksanaan metode.
1.4 Waktu dan Tempat
A. Waktu
Pelaksanaan praktik manajemen keperawatan dilaksanakan selama 4 minggu
terhitung tanggal 31 Desember 2019.
B. Tempat
Pelaksanaan praktik manajemen keperawatan dilaksanakan di ruang Marwah
RSI Siti Hajar Mataram
1.5 Pelaksana Kegiatan
Mahasiswa yang melaksanakan praktik manejemen keperawatan adalah
mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners. Tahun Akademik 2019 - 2020
oleh kelompok 9 dengan nama-nama sebagai berikut:
Pembimbing Akademik : Harlina Putri, Ners., M.Kep
Pembimbing Lahan 1 : Hamzan Wadi, Amd.Kep
Pembimbing Lahan 2 : Deni Hardianto, Ners
Ketua : Rilla Ayu Suitari, S.Kep
Wakil Ketua : Multazam, S.Kep
Sekretaris : Nana Ratna Dewi, S.Kep
Bendahara : Riana Dhana Yati, S.Kep.
5
Anggota : 1. Niram Bulgis, S.Kep.
2. Nursaidah, S.Kep.
3. Nurjaetun, S.Kep.
4. Rani Komala Sari, S.Kep.
5. Risawati, S.Kep.
6. Dahlan, S.Kep.
7. Sri Wahyuni, S.Kep.
8. Oksa Suhendi, S.Kep.
9. Tri Nurapriati, S.Kep.
10. Zul Jihad, S.Kep
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kepemimpinan
Istilah kepemimpinan di dalam managemen sering diartikan hanya berfungsi
pada kegiatan supervisi, tetapi didalam keperawatan fungsi tersebut sangatlah luas.
Jika posisi sebagai ketua tim, kepala ruangan, atau perawat pelaksana dalam suatu
ruang, maka perlu pemahaman tentang bagaimana mengelola dan memimpin orang
lain dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan yang berkualitas.
Sebagai perawat profesional tidak hanya mengelola orang tetapi sebuah proses
secara keseluruhan yang memungkinkan orang dapat menyelesaikan tugasnya. Di
dalam manageman ada beberapa model atau gaya kepemimpinan dalam suatu
organisasi. Gaya kepemimpinan ini dapat diartikan sebagai suatu cara penampilan
karakteristik.
Gaya kepemimpinan menurut Gillies:
1. Otoriter : kepemimpinan berorientasi pada tugas atau pekerjaan. Pemimpin
menentukan semua tujuan yang akan dicapai dalam pengambilan keputusan.
Informasi disampaikan hanya demi kepentingan tugas. Motifasi dengan reward
dan punishment.
2. Demokratis : kepemimpinan yang menghargai sifat dan kemempuan setiap staff.
Informasi diberikan seluas-luasnya dan terbuka. Pemimpin mengguanakan
kekuasaannya untuk mendorong ide dari staff dan memotifasi kelompok untuk
menentukan tujuannya sendiri.
3. Pertisipatif : kepemimpinan gabungan antara gaya otoriter dengan demokratis.
Pemimpin yang menyampaikan hasil analisa dan mengusulkan tindakan tersebut
pada bawahanya. Staff diminta saran dan kritiknya serta mempertimbangkan
respon staff terhadap usulannya, dan keputusan akhir pada kelompok.
4. Bebas tindak : merupakan pimpinan offisial. Karyawan menentukan sendiri
kegiatan tanpa pengarahan, supervise, dan koordinasi. Staff mengevaluasi
pekerjaan sesuai dengan cara sendiri.
Dari gaya kepemimpinan diatas, seorang pemimpin yang baik harus bisa
mengkombinasikanjenis gaya diatas dalam melakukan supervisi terhadap staff.
7
Pemimpin yang efektif harus memiliki kemampuan untuk menggunakan proses
penyelesian masalah, mempunyai kemampuan komunikasi yang baik, menunjukan
kejujuran dalam memimpin, kompeten, kreatif, dan kemampuan mengembangkan
kelompok. Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang manager keperawatan :
kepemimpinan, pengambilan keputusan dan perencanaan, hubungan masyarakat
atau komunikasi, anggaran, pengembangan, personaliti, negosiasi.
2.2 Manajemen Keperawatan
Manajemen adalah suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan di organisasi (Grant dan Massey, 1999). Manajemen
juga didefinisikan sebagai proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui upaya
orang lain. Manajemen berfungsi untuk melakukan semua kegiatan yang perlu
dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas yang telah ditentukan pada
tingkat administrasi (P. Siagian).
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional (Nursalam,
2007). Manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus
dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasi,
mengarahkan serta mengawasi sumber- sumber yang ada baik SDM, alat, maupun
dana sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif, baik kepada
pasien, keluarga dan masyarakat.Untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang
berkualitas sesuai dengan visi dan misi rumah sakit tidak terlepas dari proses
managemen, yang merupakan satu pendekatan dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan organisasi. Didalam organisasi keperawatan,
pelaksanaan managemen dikenal sebagai managemen keperawatan.
Manajer keperawatan dituntut untuk merencanakan, mengorganisasi, memimpin
dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia untuk dapat memberikan
asuhan keperawatan yang seefektif dan seefisien mungkun bagi individu, keluarga
dan masyarakat. Managemen keperawatan adalah suatu proses kerja yang dilakukan
oleh anggota staf keperawatan untuk memberikan askep secara profesional. Dalam
hal ini seorang manajer keperawatan dituntut untuk melakukan lima fungsi utama
yaitu POAC agar dapat memberikan askep yang efektif dan efisien bagi pasien dan
keluarganya (Nursalam 2002, Gillis 1996). Proses managemen keperawatan
8
dilaksanakan dalam tahap-tahap yaitu pengkajian (kaji situasional), perencanaan
(strategi dan operasional), implementasi dan evaluasi.
2.3 Fungsi manajemen keperawatan
1. Planning (perencanaan) sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan
organisasi sampai dengan menyusun dan menetapkan rangkaian kegiatan untuk
mencapainya, melalui perencanaan yang akan daoat ditetapkan tugas- tugas staf.
Dengan tugas ini seorang pemimpin akan mempunyai pedoman untuk
melakukan supervisi dan evaluasi serta menetapkan sumber daya yang
dibutuhkan oleh staf dalam menjalankan tugas- tugasnya
2. Organizing (pengorganisasian) adalah rangkaian kegiatan manajemen untuk
menghimpun semua sumber data yang dimiliki oleh organisasi dan
memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai tujuan organisasi.
3. Actuating (directing, commanding, coordinating) atau penggerakan adalah
proses memberikan bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja secara
optimal dan melakukan tugas- tugasnya sesuai dengan ketrampilan yang mereka
miliki sesuai dengan dukungan sumber daya yang tersedia.
4. Controlling (pengawasan, monitoring) adalah proses untuk mengamati secara
terus menerus pelaksanaan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan
koreksi terhadap penyimpangan yang terjadi.
2.4 Prinsip manajemen keperawatan
1. Manajemen keperawatan seyogyanya berlandaskan perencanaan, karena melalui
fungsi perencanaan pimpinan dapat menurunkan resiko kesalahan, memudahkan
pemecahan masalah.
2. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif.
Manajer keperawatan yang menghargai waktu akan menyusun perencanaan yang
terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan sesuai waktu yang telah
ditentukan.
3. Manajemen keperawatan melibatkan para pengambil keputusan. Berbagai situasi
maupun permasalahan yang terjadi saat mengelola kegiatan keperawatan
memerlukan keterlibatan pengambil keputusan diberbagai tingkat manajerial.
4. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus perhatian
manajer keperawatan dengan mempertimbangkan apa yang pasien lihat, fikir,
9
yakini dan ingini. Kepuasan pasien merupakan point utama dari seluruh tujuan
perawatan.
5. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang meliputi
proses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian pelaksanaan
rencana yang telah diorganisasikan.
6. Divisi keperawatan yang baik dapat memotivasi perawat untuk memperlihatkan
penampilan kerja yang terbaik.
7. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif.
8. Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya persiapan perawat
pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi atau untuk peningkatan
pengetahuan dan ketrampilan perawat.
9. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi:
penilaian pelaksanaan yang rencana yang telah dibuat, pemberian instruksi,
menetapkan standart dan membandingkannya dengan penampilan serta
memperbaiki kekurangan yang terjadi.
Berdasarkan prinsip diatas maka hendaknya manajer keperawatan bekerjasama
dengan perawat dan staf dalam perencanaan dan pengorganisasian untuk mencapai
tujuan yang telah dicapai sebelumnya.
10
BAB 3
PROSES PENYELESAIAN MASALAH MANAJEMEN
KEPERAWATAN
11
A. Tenaga dan Pasien (M1-Man)
1. Struktur Organisasi Ruang Marwah RSI Siti Hajar Mataram Tahun 2020
KARU ADMINISTRASI
PP PP
PA PA
Keterangan :
= garis komando
= garis koordinasi
Bagan 3.1 : Struktur Organisasi Ruang Marwah RSI Siti Hajar Mataram
Tahun 2020 (Sumber : Ruang Marwah RSI Siti Hajar
Mataram Tahun 2020)
Keterangan :
PP : Perawat Pelaksana
PA : Perawat Assosiate
12
2. Tenaga Perawat
Tabel 3.1 Nama - Nama Tenaga Perawat di Ruang Marwah RSI Siti Hajar Mataram Tahun 2020
Jenis Jenjang
No Nama Masa kerja Pendidikan Status Pelatihan Keterangan
Kelamin Karir
1. Hamzan Wadi Tetap - BTCLS, Karu
L 21 tahun D3
PPGD
2. Bq.Yunita P 10 tahun SPK Tetap - BTCLS PP/PA
3. Linda P 12 tahun D3 Tetap - BTCLS PP/PA
4. Ika Tetap - BTCLS PP/PA
P 9 tahun D3
5. Reni Tetap - BTCLS PP/PA
P 9 tahun D3
6. Farid Kontrak - BTCLS PP/PA
L 1 tahun D3
7. Amni P 13 tahun D3 Tetap - BTCLS PP/PA
8. Lale Devy P 9 tahun Ners Tetap - BTCLS PP/PA
10
Tabel 3.2 Distribusi Tenaga Non Keperawatan Berdasarkan Spesifikasi Pekerjaan
di Ruang Marwah Tahun 2020, sebagai berikut :
No Kualifikasi Jumlah Honor/PT
1. Cleaning Service 2 Orang Tetap
2. Instalasi Gizi 1 Orang Tetap
TOTAL 3 orang
Sumber : Data Primer Ruang Marwah Tahun 2020
3. Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Perawat
Perhitungan jumlah tenaga keperawatan menurut Douglas (1984) dihitung
berdasarkan tingkat ketergantungan pasien untuk setiap shiftnya seperti tabel
berikut:
Tabel 3.3 Jumlah Keperawatan Berdasarkan Klasifikasi Ketergantungan Pasien
Menurut Douglas
Waktu Kebutuhan Perawat
Klasifikasi Pagi Sore Malam
Minimal 0,17 0,14 0,10
Partial 0,27 0,15 0,07
Maksimal 0,36 0,30 0,20
Sumber : Douglas 1984
10
5) Klien dengan pemasangan infus, persiapan pengobatan memerlukan
prosedur
c) Perawatan maksimal atau total memerlukan waktu 5-6 jam per 24 jam dengan
kriteria:
1) Segalanya diberikan/dibantu
2) Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam
3) Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi intravena
4) Pemakaian suction
5) Gelisah/ disorientasi/ tidak sadar
Tabel 3.4 Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan perawat pada tanggal 31
Desember 2020 di ruang marwah (metode douglas).
Klasifikasi Jml
Pagi Sore Malam Total
Px Px
Tenaga
10x0,17= 1,7 10x0,14= 1,4 10x0,07= 0,7
Minimal Care 10 Perawat
Partial Care 1 1x0,27= 0,27 1x0,15= 0,15 1x0,10= 0,10
Total 11 1,97 (2) 1,55 (2) 0,8 (1) 5
Sumber : Ruang Marwah
Total tenaga perawat:
Pagi : 2 orang
Sore : 2 orang
Malam : 1 orang
+
5 orang perawat
Jumlah tenaga lepas dinas perhari
86x5= 430 = 1,54 = 2 orang
279
2019 di Ruang marwah adalah : 5 orang perawat + 2 lepas dinas + 1 orang tenaga
11
Tabel 3.5. Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan perawat pada tanggal 1
Januari 2020 di ruang marwah (metode douglas).
Klasifikasi
Jml Px Pagi Sore Malam
Px
5x0,17 = 0,85 5x0,14= 0,7 5x0,10= 0,5
Minimal Care 5
Partial Care 1 1x0,27= 0.27 1x0,15=0,15 1x,0,07= 0,07
Total Care 0 0 0 0
Jumlah 5 1,12 (2) 0,85 (1) 0,57(1)
Sumber : Ruang Marwah
Total tenaga perawat:
Pagi : 2 orang
Sore : 1 orang
Malam : 1 orang
4 orang perawat
Jumlah tenaga lepas dinas perhari
86x4 = 344 = 1,2 = 1 orang
279
Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada tanggal 1 Januari 2020
di Ruang marwah adalah : 4 orang perawat + 1 lepas dinas + 1 orang tenaga (kepala
shift), jadi total jumlah perawat yaitu 6 orang.
Tabel 3.6. Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan perawat pada tanggal 2
Januari 2020 di ruang marwah (metode douglas).
Klasifikasi
Jml Px Pagi Sore Malam
Px
7x0,17 = 1,19 7x0,14= 0,98 7x0,10= 0,7
Minimal Care 7
Partial Care 1 1x0,27= 0,27 1x0,15=0,15 1x,0,7= 0,7
Total Care 0 0 0 0
Jumlah 5 1,46 (2) 1,13(1) 1,4 (1)
Sumber : Ruang Marwah
Total tenaga perawat
Dinas pagi : 2 orang
Dinas siang : 1 orang
Dinas malam : 1 orang
Jumlah 4 orang perawat
12
Jumlah Perawat lepas yang dibutuhkan :
86 x 4 = 34 = 1,2= 1
279
Jadi, umlah perawat yang dibutuhkan :
4 orang + 1 orang structural (1 kepala ruangan) + 1 orang lepas dinas = 1 orang
Tabel 3.7 Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan perawat pada tanggal 3
Januari 2020 di ruang marwah (metode douglas).
Klasifikasi
Jml Px Pagi Sore Malam
Px
9x0,17 = 1,53 9x0,14= 1,2 9x0,10= 0,9
Minimal Care 9
Partial Care 1 1x0,27= 0,27 1x0,15=0,15 1x,0,7= 0,7
Total Care 0 0 0 0
Jumlah 10 1,8 (2) 1,35(2) 1,6 (1)
Sumber : Ruang Marwah
Total tenaga perawat:
Pagi : 2 orang
Sore : 2 orang
Malam : 1 orang
+
5 orang perawat
Jumlah tenaga lepas dinas perhari
86x5= 430 = 1,5 = 2 orang
279
Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada tanggal 3 Januari 2020
di Ruang marwah adalah : 5 orang perawat + 2 lepas dinas + 1 orang tenaga (kepala
13
4. Analisis Beban Kerja
Tabel 3.8 Pelaksanaan tindakan keperawatan langsung pada sif pagi di ruang
Marwah Rumah Sakit Islam Siti Hajar Mataram tanggal 31 Desember 2019
No Tindakan Keperawatan Langsung Waktu Frekuensi Rata-rata
waktu
(menit) (menit)
Tabel 3.9 Pelaksanaan tindakan keperawatan langsung pada sif pagi di ruang Marwah
(menit)
1 Timbang terima 2 11 22
2 CP pasien 9 11 99
Total 181
14
Tabel 4.0 Pelaksanaan Kegiatan Produktif pada sif pagi di ruang marwah RSI Siti
Hajar Mataram tanggal 31 Desember 2019
(menit)
1 Timbang terima 2 11 22
2 CP pasien 9 11 99
7 Up Kateter 2 1 2
8 Cek GDS 3 1 3
9 Injeksi 5.3 6 32
10 Mengambil darah 5 1 5
(Pemeriksaan Lab)
11 Visite dokter 22 1 22
12 Pemasangan infus 20 1 20
13 TTV 2.6 11 29
Tabel 4.1 Pelaksanaan Kegiatan Non Produktif pada sif pagi di ruang Marwah RSI Siti Hajar
Mataram tanggal 31 Desember 2019
(menit)
1 Mengobrol 30 4 120
15
2 Makan 15 1 15
3 Solat 10 1 10
Tabel 4.2 Rekapitulasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan di Ruang Marwah RSI Mataram
Tanggal 31 Desember 2020
No Jenis Kegiatan Pagi
(menit)
1 Produktif 329
a) Langsung 150
TOTAL 805
Prosentase Kategori
16
Perawat pada ruangan ini tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan berupa
asuhan keperawatan, tetapi juga melakukan tugas tambahan yang diluar wewenang
perawat seperti transportasi pasien, sarana prasarana, dan sebagainya. Sehingga hal ini
dapat mempengaruhi nilai ideal antara jumlah perawat dan jumlah pasien.
3) Penyakit terbanyak
Prosentase Penyakit Tebanyak di Ruang Muzdalifah pada periode bulan
November - Desember 2019
No Nama penyakit Jumlah (November-
Desember)
1 TYPOID 2
2 ABSES HEPAR 4
3 DM 1
4 ABSES MAMAE 1
5 FEBRIS 1
6 COLIC ABDOMEN 4
7 PHYMOSIS 1
8 STT PEDIS 4
9 ANEMIA 2
10 OBS CEPALGIA 2
11 POST OF PAINT 1
12 HEMATOMESIS 1
13 PNEUMONI 1
17
Pasien
IGD IRJ
MRS
1. Pelayanan
2. Terapi medis
RS.Lain Instalasi Rawat Inap 3. Diagnosa medis
4. Keperawatan
5. Penunjang medis
KRS 6. Gizi
7. Rehab medik
Kamar jenazah
Alur pasien masuk di RS.Siti Hajar Mataram adalah pasien datang masuk ke
IGD/IRJ kemudian masuk rumah sakit. Setelah masuk rumah sakit
melakukan observasi kemudian mengidentifikasi pasien ke RS.Lain/
Instalasi Rawat Inap. Di rawat unap dilakukan dari pelayanan medis sampai
rehab medic. Kemudian Keluar rumah sakit dengan pilihan
dirujuk/APS/Dipulangkan/meninggal( kamar jenazah).
18
7. Toilet 4 Baik
Sumber : Ruang Marwah Tahun 2020
b) Alat Medik
JUMLAH
NO NAMA BARANG KONDISI
BARANG
2. Nebulizer 1 Baik
3. Monitor 1 Baik
7. Oxymeter 2 Baik
8. Tensi 1 Baik
19
23. Sampiran 14 Baik
1. Gorden 17 Baik
2. Tirai 15 Baik
3. Sprai 45 Baik
5. Bantal 15 Baik
1. Ac 2 Baik
20
2. Remote Ac 2 Baik
3. Telephone 1 Baik
4. Komputer 1 Baik
3. Komputer 1 Baik
4. Telepon 1 Baik
Kasur 2 Baik
5.
6. Kulkas 1 Baik
Loker 1 Baik
9.
Ruang jaga perawat 1 Baik
10.
21
Blanko Surat 1 Baik
6.
kematian
Blanko Menolak 1 Baik
7.
Tindakan
Blanko Persetujuan 1 Baik
8.
Operasi
Kesimpulan yang kami dapatkan dari hasil observasi dan wawancara bersama
kepala ruangan R.Marwah mengenai sarana dan prasarana yang ada di ruangan sudah
memadai, terdapat 14 brancart dan rata-rata setiap brancart masih berfungsi dengan
baik. Di setiap ruangan, terdapat box pasien sesuai dengan banyaknya bed. Tidak
terdapat oksigen central hanya ada oksigen transport dan tidak sesuai dengan jumlah
ruangan yang ada. Kondisi ruangan yang bersih karna tetap di bersihkan oleh cleaning
service. Terdapat tempat sampah infeksius dan non infeksius di ruangan kelas III dan
ada hendscrub di setiap bad pasien. Terdapat 1 ruang jaga petugas, yaitu ruang jaga
perawat.
22
LOKASI DENAH
R.MARWAH RSI SITI HAJAR MATARAM
PINTU DEPAN
TOIL
ET TOIL
PASI ET
EN PER
AW
AT
23
C. Metode Pemberian Asuhan Keperawatan (M3-Method)
1. Penerapan MAKP
Berdasarkan Wawancara dengan kepala ruangan pada tanggal 31
Desember 2019 jam 10.00-12.00 di ruang marwah didapatkan bahwa model
asuhan keperawatan yang digunakan di Ruang Marwah RSI Siti Hajar Mataram
adalah model asuhan keperawatan professional dengan model keperawatan tim
modifikasi.
24
Pelaporan timbang terima dicatat dalam buku khusus oleh perawat yang
melaporkan, perawat yang menerima laporan dan kepala ruangan. Setelah
pelaksanaan timbang terima kepala ruangan tidak selalu mengadakan diskusi
singkat untuk mengetahui sekaligus mengevaluasi kesiapan shift selanjutnya.
3. Ronde Keperawatan
Ronde Keperawatan merupakan metode untuk menggali dan membahas
secara mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada pasien dengan
melibatkan tim keperawatan, kepala ruangan, dokter, dan melibatkan pasien
secara langsung sebagai focus kegiatan.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dari perawat didapatkan
bahwa ronde keperawatan tetap dilakukan namun tidak semua perawat dalam
pergantian shif datang tepat waktu untuk melakukan ronde. Pembahasan atas
kasus-kasus pasien untuk mencari solusi dilakukan terpisah/tidak bersamaan
dengan menghadirkan para praktisi ahli yang berkompeten yang terlibat dalam tim
perawatan pasien yang bersangkutan dari berbagai disiplin ilmu (medis,
paramedic senior, apoteker, atau praktisi kesehatan lain yang diperlukan). Selama
ini hanya dibahas antara perawat dan dokter diruangan pasien dan di Nurse
station.
Kesimpulannya ronde keperawatan di ruang marwah belum berjalan secara
optimal.
4. Pengelolaan Sentralisasi Obat
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dengan system menyerahkan seluruh
obat pasien sepenuhnya kepada perawat, dengan tujuan penggunaan obat dapat
dilakukan secara benar sehingga tidak terjadi pemborosan dan kemungkinan
terjadinya kesalahan obat.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 31 Desember 2019
didapatkan bahwa data yang kami peroleh di ruang marwah adalah proses
sentralisasi obat di ruang marwah dilakukan dengan cara meresepkan dari ruang
marwah terlebih dahulu kemudian di proses di depo farmasi selanjutnya diberikan
ke ruang marwah kembali dan di masukkan ke box masing-masing pasien.
Sentralisasi obat berjalan dengan semestinya dilihat dari kesiapan perawat, alat
dan kelengkapan untuk mendukung sentralisasi obat seperti, kotak obat injeksi,
infuse, dan spuit diberikan sesuai kamar masing-masing pasien.
25
5. Supervisi Keperawatan
Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan peningkatan
kemampuan pihak yang di supervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas
kegiatan yang telah di tetapkan secara efisien dan efektif. Berdasarkan hasil
observasi dan hasil wawancara pada tanggal 31 Desember 2019 didapatkan bahwa
di ruang Marwah tidak dilakukan supervisi dengan alasan karena kekurangan
SDM sehingga apapun masalah yang terjadi langsung diselesaikan oleh perawat
yang sedang bertugas.
6. Discharge Planning
Discharge planning merupakan bagian penting dari program keperawatan
klien yang dimuali segera setelah klien masuk rumah sakit. Hal ini merupakan
suatu proses yang menggambarkan usaha kerja sama antar tim kesehatan, klien
dan keluarga klien. Berdasarkan hasil observasi didapatkan pelaksanaan discharge
planning di marwah masih belum terlaksana secara optimal. Discharge planning
yang meliputi penjelasan diagnosa keperawatan, obat-obatan, perawatan, lembar
control, nutrisi, aktivitas, dan istirahat ketika di rumah, dan kalau ada penjelasan
biasanya dijelaskan oleh perawat atau dokter, mengenai penyakit secara lisan dan
tidak menggunakan form Discharge planning.
Perawat marwah melakukan Discharge planning setiap pasien akan pulang.
Selain itu isi dari discharge planning belum dilakukan secara optimal karena
hanya meliputi pemberian informasi tentang waktu control dan obat yang harus
diminum (keteraturan minum obat).
7. Dokumentasi Keperawatan
a) Sistem pendokumentasian sudah optimal, menggunakan metode manual untuk
mengisi status pasien
b) Beberapa pendokumentasian secara langsung diisi, biasanya dilengkapi ketika
pasien datang sampai pasien pulang.
c) Catatan perkembangan pasien cukup lengkap dan berkesinambungan
d) Sistem pendokumentasian masih dilakukan secara manual akan tetapi
pendokumentasian administrasi sudah menggunakan sistem komputerisasi.
26
D. M4 (Money)
a) Kajian teori
Salah satu fungsi Rumah Sakit adalah memberikan pelayanan kesehatan,
baik medis maupun non medis, dalam kaitan tersebut agar pelayanan Rumah Sakit
dapat berjalan seoptimal mungkin dan dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat
maka untuk itu Rumah Sakit perlu mempersiapkan peralatan atau bahan medis, non
medis dan jasa pemborongan.
1) Daftar isian proyek pemerintah pusat dari Yayasan Rumah Sakit Islam
2) Daftar isian kegiatan dari Yayasan Rumah Sakit Islam
3) Pendapatan fungsional dan non fungsional dari pendapatan pelayanan rumah
sakit
b) Kajian data
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan kepala Ruang
marwah RSI Siti Hajar Mataram dana operasional berasal dari umum dan BPJS.
27
E. M5 (Mutu)
1. Kajian Teori
Mutu asuhan kesehatan sebuah rumah sakit akan selalu terkait dengan struktur,
proses dan outcome system pelayanan RS tersebut. Mutu asuhan pelayanan RS
juga dapat dikaji dari tingkat pemanfaatan sarana pelayanan oleh masyarakat,
mutu pelayanan dan tingkat efisiensi RS secara umum aspek penilaian meliputi
evaluasi, dokumen, instrument, audit (EDIA).
a) Aspek instruktur (input)
Struktur adalah semua input untuk system pelayanan sebuah RS yang
meliputi MI (tenaga), M2 (sarana prasarana) , M3 (material) , M4 (dana), M5
(mutu) dan lainnya. Ada sebuah asumsi yang menyatakan bahwa jika struktur
system RS tertata dengan baik akan lebih menjamin mutu pelayanan. Kualitas
struktur RS diukur dari tingkat kewajaran, kuantitas, biaya (efisiensi), dan
mutu dari masing-masing komponen struktur.
b) Proses
Proses adalah semua kegiatan dokter, perawat dan tenaga profesi lain yang
mengadakan interaksi secara professional dengan pasien. Interaksi ini di ukur
antara lain dalam bentuk penilaian tentang penyakit pasien, penegakan
diagnosis, rencana tindakan pengobatan ,indikasi pengobatan,indikasi
tindakan, penanganan penyakit dan prosedur pengobatan.
c) Outcome
Outcome adalah hasil akhir kegiatan dokter, perawat, dan tenaga profesi lain
terhadap pasien.
2. Hasil kajian
a) BOR Pasien( Bed Occuption Rate )
BOR = Jumlah Pasien/jumlah bed x 100%
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 31 Desember 2019 diruang
Marwah didapatkan gambaran kapasitas tempat tidur adalah 14 tempat tidur
dengan rincian sebagai berikut :
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 31 Desember 2019 diruang
marwah didapatkan gambaran kapasitas tempat tidur adalah 14 tempat tidur
dengan rincian sebagai berikut :
28
NO KAMAR JUMLAH BED TOTAL
BOR/ Bulan
A = Jumlah TT Bulan Desember 2020 : 14
HP = Jumlah hari perawatan Desember 2020 : 237
T : Jumlah Hari Dalam 1 Bulan : 31
BOR = (JUMLAH HP/ AxT) x 100%
= (237/14x31)x 100%
= 52,47 %
b) AVLOS
(Average Length Of stay = rata-rata lamanya pasien dirawat)
AVLOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien.
Rumus AVLOS = Jumlah lama dirawat / jumlah pasien keluar (hidup/mati).
Jumlah pasien pada bulan Desember 2019 di ruang marwah sebanyak 79
pasien dengan lama rawat semua pasien sebanyak 237 hari. Jumlah pasien
yang keluar (hidup/mati) sebanyak 74 pasien sedangkan 5 pasien lainnya
masih di rawat sampai hari ini.
Perhitungan :
AVLOS = 237/74 = 3,2 dibulatkan menjadi 3 hari
Jadi rata-rata lama rawat pasien pada bulan Desember 2019 di ruang
marwah selama 3 hari.
1) NY. S (masih) 1 hari rawat
2) NY.E (masih) 3 hari rawat
3) TN.T (masih) 2 hari rawat
4) NY.R (masih) 2 hari rawat
5) TN.A (masih) 4 hari rawat
29
c) TOI
Jumlah tempat tidur =14
Periode = 31
Periode Hari Perawatan = 237
Jumlah Pasien keluar = 74
TOI = jmlh TTxperiode-HP/jmlh pasien keluar
= 14x31-237/74
=430
d) BTO
Jumlah pasien keluar = 74
Jumlah TT = 14
BTO = Jmlh pasien Kluar /Jlmh TT
=74/14
=5,3
e) PPI
1. SPO cuci tangan
2. SPO Etika Batuk
3. SPO Pembuangan Sampah Infeksius
4. SPO Penatalaksanaan Tertusuk Jarum/benda tajam
5. SPO APD
6. SPO Perawatan Jenazah Non Infeksius
7. SPO Perawatan Jenazah Infeksius
8. SPO Praktek Mnyuntik Aman
9. SPO Surgical Scrab
10. SPO Dekontaminasi
11. SPO Penanganan B3
f) Kepuasan dan Kenyamanan Pasien
Kepuasan pasien didapatkan dengan menyebarkan angket yang berisi
18 item pertanyaan pada 8 pasien/keluarga pasien yang ada di ruang Marwah
selam 1 hari.
Tingkat kepuasan pasien yang tinggi juga merupakan sebuah peluang
bagi rumah sakit dan ruangan untuk mendapatkan dana yang lebih besar.
Adapun data tingkat kepuasan pasien adalah sebagai berikut :
30
Kepuasan Dan Kenyamanan Pasien Terhadap Pelayanan Pasien
3 Puas 45 62,5
4 Sangat puas 18 25
TOTAL 72 100%
31
puas 45(62,5). Berdasarkan pendidikan dan keselamatan pasien terhadap
pelayanan perawat diatas didapatkan data sebagai berikut tidak puas 5(6,94),
cukup puas 14(19,4), puas 38(52,8), sangat puas 15(20,83), dapat disimpulkan
berdasarkan pendidkan dan keselamatan pasien terhadap pelayanan perawat di
atas didapatkan hasil terbanyak yaitu puas 38(52,8).
32
2 Cukup puas 14 19,4
3 Puas 38 52,8
TOTAL 72 100%
1 Tidak puas 0 0
3 Puas 29 0,32
TOTAL 90 100%
33
b. Analisis SWOT
Identifikasi Situasi Ruangan berdasarkan Pendekatan Analisis SWOT
No Analisa SWOT Bobot Ratin Bobot X Rating
g
1. M1 (ketenagaan)
Sumber Daya Manusia (Man)
Kekuatan
1. Rata-rata Semua perawat
lulusan DIII 0,3 1 0,3
2. Semua perawat sudah
mengikuti pelatihan bantuan
hidup dasar (BTCLS) 0,3 2 0,6
TOTAL S-W
0,6 0,9 0,9-1,4
= 2,3
Kelemahan (W – Weakness)
1. Sebagian perawat belum 0,3 1 0,3
mengikuti pelatihan MAKP
2. Jumlah perawat D3 lebih 0,4 2 0,8
banyak dari S1
3. Kurangnya apresiasi atau 0,3 1 0,3
motivasi kerja yang diberikan
dari pihak Rumah Sakit
TOTAL 1 1,4
34
Peluang (O – Opportunity)
1. Adanya kesempatan 0,4 0,4 O-T
1
melanjutkan pendidikan ke 1-1=0
jenjang yang lebih tinggi
2. Adanya kebijakan 0,3 0,3
1
pemerintah tentang
profesionalisasi perawat 0,3 0,3
1
3. Adanya program akreditasi
RS dari pemerintah
1 1
TOTAL
Ancaman (T – Threatened)
1. Ada tuntutan tinggi dari 0,3 1 0,3
masyarakat untuk pelayanan
yang lebih profesional
2. Semakin tingginya kesadaran 0,2 1 0,2
masyarakat akan hukum
3. Persaingan antar Rumah Sakit 0,25 1 0,25
yang semakin kuat
4. Terbatasnya kuota tenaga 0,25 1 0,25
keperawatan yang
melanjutkan pendidikan tiap
tahun
1 1
TOTAL
2. M2. Material
Kekuatan
1. Mempunyai ruangan untuk 0.4 4 1.6
Kepala Ruangan
2. Terdapata administrasi yang
menunjang 0.3 2 0.6 S-W
3. Mempunyai sarana dan 2,8-
prasarana yang cukup untuk 2,2=0,6
pasien dan tenaga kesehatan 0.3 2 0.6
TOTAL 1 2,8
Kelemahan
1. Tidak ada papan struktur 0.3 3 0,9
organisasi untuk ruangan
2. Tidak ada peringatan bagi 0.2 2 0.4
pengunjung untuk
menggunakan masker
3. Tidak ada larangan untuk
pengunjung dibawah 12 tahun 0,3 3 0,9
TOTAL
1 2,2
35
Peluang O-T
1. Adanya kesempatan untuk 3 1,5 2,5-
menambah sarana yang 0,5 2=0,5
kurang
2. Adanya kesempatan untuk 2 1
penggantian alat yang tidak 0,5
layak pakai
1 2,5
TOTAL
Ancaman
1. Adanya tuntutan dari 0,5 2 1
masyarakat untuk
melengkapi sarana dan
prasarana 0,5 2 1
2. Adanya tuntutan untuk
mengganti alat yang tidak
layalk pakai
1 2
TOTAL
3. M3 (MAKP)
1. MPKP
Kekuatan
1. Memiliki visi dan misi 0.3 3 0,9
sebagai acuan melaksanakan
kegiatan pelayanan
2. Sudah ada model MPKP yang 0,3 3 0,9
digunakan yaitu MPKP
kombinasi
S-W
3. Mempunyai standar asuhan 0,2 3 0,6
3,2-2 =
keperawatan
1,2
4. Mempunyai standar operating 0,2 4 0,8
prosedur (SOP)
TOTAL 1 3,2
Kelemahan
Kontinuitas rencana 1 2 2
keperawatan kurang
terlaksana
1 2
TOTAL
Peluang
1. Adanya mahasiswa 0,7 3 1
keperawatan praktik
managemen keperawatan 0,3 2 0,5 O-T
2. Adanya kebijakan pemerintah 1,5-0,8
tentang profesionalisasi = 0,7
perawat 1 1,5
TOTAL
36
Ancaman
1. Persaingan dengan rumah 0,2 1 0,2
sakit swasta yang semakin
ketat 0,3 2 0,6
2. Adanya tuntutan masyarakat
yang semakin tinggi terhadap
peningkatan pelayanan
keperawatan yang lebih
profesional
TOTAL
0,5 0,8
2. Sentralisasi Obat
Kekuatan
1. Tersedianya sarana dan 0,2 2 0,4
prasarana untuk pengelolaan
sentralisasi obat
2. Kepala ruangan mendukung 0,1 3 0,3
kegiatan sentralisasi obat
3. Sudah dilaksanakan kegiatan 0,2 4 0,8
sentralisasi obat oleh perawat
berkolaborasi dengan depo
farmasi
4. Adanya kemauan perawat 0,2 2 0,4
untuk melakukan sentralisasi
S-W
obat 0,2 2 0,4
2,6-
5. Adanya buku injeksi dan obat
2=0,6
oral bekerja sama dengan
depo farmasi 0,1 3 0,3
6. Ada lembar
pendokumentasian obat yang
diterima di setiap status
pasien
TOTAL 1 2,6
Kelemahan
Pelabelan obat NASA belum 1 2 2
belum berjalan dengan baik
TOTAL 1 2
Peluang
1. Adanya mahasiswa 0,4 3 1,2
keperawatan praktik
managemen keperawatan O-T
2. Kerjasama yang baik antara 0,6 2 1,2 2,4-2,3
perawat dan mahasiswa = 0,1
keperawatan
1 2,4
TOTAL
37
Ancaman
1. Adaanya tuntutan pasien 0,3 3 0,9
untuk mendapatkan
pelayanan yang profesional
2. Makin tinggi kesadaran 0,7 2 1,4
masyarakat akan hukum
TOTAL 1 2,3
3. Ronde Keperawatan
Kekuatan
3. Bidang perawatan dan 0,5 4 2
ruangan mendukung adanya
kegiatan ronde keperawatan
4. Beberapa kasus memerlukan 0,5 3 1,5
perhatian khusus
TOTAL 1 3,5
S-W
Kelemahan
3,5-3 =
5. Ronde keperawatan adalah 0,5 2 1
0,5
kegiatan yang belum
dilaksanakan secara teratur di
ruang Marwah
6. Karakteristik tenaga yang 0,5 4 2
memenuhi kualifikasi belum
merata
TOTAL 1 3
Peluang
7. Adanya pelatihan dan seminar 0,7 3 2,1
tentang manajemen
keperawatan 0,3 4 1,2
8. Adanya kesempatan dari
kepala ruangan untuk
mengadakan ronde
keperawatan pada perawat
dan mahasiswa praktik 1 3,3
O-T
TOTAL 3,3-
Ancaman 2=1,3
9. Adanya tuntutan yang lebih 0,4 2 0,8
tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan yang
profesional
10. Persaingan antar ruang 0,6 2 1,2
rawat inap semakin kuat
dalam pemberian pelayanan
TOTAL 1 2
38
M3 (MAKP)
4. MPKP
Kekuatan
11. Memiliki visi dan misi 0.3 3 0,9
sebagai acuan melaksanakan
kegiatan pelayanan
12. Sudah ada model MPKP 0,3 3 0,9
yang digunakan yaitu MPKP
kombinasi S-W
13. Mempunyai standar 0,2 3 0,6 3,2-2
asuhan keperawatan = 1,2
14. Mempunyai standar 0,2 4 0,8
operating prosedur (SOP)
TOTAL 1 3,2
Kelemahan
15. Kontinuitas rencana 1 2 2
keperawatan kurang
terlaksana
1 2
TOTAL
Peluang
16. Adanya mahasiswa 0,7 3 1
keperawatan praktik
managemen keperawatan 0,3 2 0,5
17. Adanya kebijakan
pemerintah tentang
profesionalisasi perawat 1 1,5
TOTAL
Ancaman O-T
18. Persaingan dengan rumah 0,2 1 0,2 1,5-
sakit swasta yang semakin 0,8=-
ketat 0,3 2 0,6 0,7
19. Adanya tuntutan
masyarakat yang semakin
tinggi terhadap peningkatan
pelayanan keperawatan yang
lebih profesional
39
22. Sudah dilaksanakan
kegiatan sentralisasi obat oleh
perawat berkolaborasi dengan
depo farmasi 0,2 2 0,4
23. Adanya kemauan perawat
untuk melakukan sentralisasi 0,2 2 0,4
obat
24. Adanya buku injeksi dan
obat oral bekerja sama dengan 0,1 3 0,3
depo farmasi
25. Ada lembar
pendokumentasian obat yang
diterima di setiap status
pasien
TOTAL 1 2,6
Kelemahan
26. Pelabelan obat NASA 1 2 2
belum belum berjalan dengan
baik
1 2
TOTAL
Peluang
27. Adanya mahasiswa 0,4 3 1,2
keperawatan praktik
managemen keperawatan
28. Kerjasama yang baik 0,6 2 1,2
antara perawat dan mahasiswa
keperawatan O-T
1 2,4 2,4-
TOTAL 2,3=
Ancaman 0,1
29. Adaanya tuntutan pasien 0,3 3 0,9
untuk mendapatkan pelayanan
yang profesional
30. Makin tinggi kesadaran 0,7 2 1,4
masyarakat akan hukum
TOTAL 1 2,3
6. Ronde Keperawatan
Kekuatan
31. Bidang perawatan dan 0,5 4 2
ruangan mendukung adanya S-W
kegiatan ronde keperawatan 3,5-
32. Beberapa kasus 0,5 3 1,5 3=0,5
memerlukan perhatian khusus
TOTAL 1 3,5
40
Kelemahan
33. Ronde keperawatan 0,5 2 1
adalah kegiatan yang belum
dilaksanakan secara teratur di
ruang marwah
34. Karakteristik tenaga yang 0,5 4 2
memenuhi kualifikasi belum
merata
TOTAL 1 3
Peluang
35. Adanya pelatihan dan 0,7 3 2,1 O-T
seminar tentang manajemen 3,3-
keperawatan 0,3 4 1,2 2=1,3
36. Adanya kesempatan dari
kepala ruangan untuk
mengadakan ronde
keperawatan pada perawat
dan mahasiswa praktik 1 3,3
TOTAL
Ancaman
37. Adanya tuntutan yang 0,4 2 0,8
lebih tinggi dari masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan
yang profesional
38. Persaingan antar ruang 0,6 2 1,2
rawat inap semakin kuat
dalam pemberian pelayanan
TOTAL 1 2
3. M3 (MAKP)
7. MPKP
Kekuatan
39. Memiliki visi dan misi 0.3 3 0,9
sebagai acuan melaksanakan
kegiatan pelayanan
S-W
40. Sudah ada model MPKP 0,3 3 0,9
3,2-
yang digunakan yaitu MPKP
2=1,2
kombinasi
41. Mempunyai standar 0,2 3 0,6
asuhan keperawatan
42. Mempunyai standar 0,2 4 0,8
operating prosedur (SOP)
TOTAL 1 3,2
41
Kelemahan
43. Kontinuitas rencana 1 2 2
keperawatan kurang
terlaksana
1 2
TOTAL
Peluang
44. Adanya mahasiswa 0,7 3 1
keperawatan praktik
managemen keperawatan 0,3 2 0,5
45. Adanya kebijakan
pemerintah tentang
profesionalisasi perawat 1 1,5
TOTAL
Ancaman
O-T
46. Persaingan dengan rumah 0,2 1 0,2
1,5-
sakit swasta yang semakin
1,3=0,2
ketat 0,3 2 0,6
47. Adanya tuntutan
masyarakat yang semakin
tinggi terhadap peningkatan
pelayanan keperawatan yang
lebih profesional 0,5 1 0,5
48. Persaingan dengan
masuknya perawat asing
1 1,3
TOTAL
4. M4 (Money)
Kekuatan
49. Adanya jasa insentif 0,3 4 1,2
50. Sumber pendapatan 0,7 2 1,4
TOTAL 1 2,6
Kekurangan S-W
51. Sekitar 40% dari 2,6-2,4
pendapatan jasa BPJS untuk = 0,2
jasa medik 0,4 2 0,8
52. Belum ada tunjangan
untuk lauk pauk 0,1 4 0,4
TOTAL
1 2,4
42
Peluang
53. Pengeluaran sebagian 0,4 3 3
besar dibiayai oleh rumah
sakit 0,6 2 1,2
54. Mantenance alat
1 4,2
TOTAL O-T
Ancaman 4,2-2 =
55. Adanya tuntutan lebih 1 2 2 2,2
tinggi dari masyarakat untuk
melakukan pelayanan
kesehatan yang lebih
profesional
1 2
TOTAL
5. M5 (MUTU)
Kekuatan
56. Kepuasan pasien terhadap 3 0,9
0,3
pelayanan kesehatn di Rumah
sakit
57. Rata rata BOR cukup baik 3 0,9
0,3
58. Adanya pariasi 1 0,1
0,1
karakteristik dari pasien
(BPJS, umum,) 3 0,9
0,3
59. Sebagai tempat praktik
S-
mahasiswa keperawatan D-3
W=2,8-
dan S-1
2=0,8
2,8
1
TOTAL
Kelemahan
60. Adanya LOS pasien lebih 2 0,8
0,4
dari 9 hari
61. CP yang belum lengkap 2 1,2
0,6
(PPOK, TB, asma, efusi
pleura)
2
1
TOTAL
Peluang
62. Mahasiswa S1 0,5 4 2
keerawatan praktik manajmen O-T=
63. Kerja sama yang baik 0,5 3 1,5 3,5-
anatara prawat dan 2,3= -
mahasiswa 1,2
1 3,5
TOTAL
43
Ancaman
64. Adanya standar 0,3 3 0,9
masyarakat yag harus
dipenuhi 0,7 2 1,4
65. Persaingan rumah sakit
dalam memberikan pelayanan
kesehatan 1 2,3
TOTAL
c. Analisa Data
44
3) Pemberian pendidikan kesehatan dilakukan secara lisan pada setiap
pasien dan keluarga
d. Penyelesaian Masalah dengan (CARL)
1 Belum lengkapnya 3 2 2 1 8
sarana dan
prasarana di
ruangan, seperti
struktur organisasi
2 Tidak ada 2 3 3 3 54
peringatan bagi
pengunjung untuk
menggunakan
masker
3 Pelaksanaan 3 4 3 2 64
timbang terima
yang masih belum
optimal
4 Perawat kurang 2 3 2 2 24
disiplin pada waktu
timbang terima
5 Tidak tersedianya 3 3 2 1 18
brosur/leaflet untuk
pasien saat
melakukan
discharge planning
e. Prioritas masalah
1) Tidak ada peringatan bagi pengunjung untuk menggunakan masker
2) Perawat kurang disiplin pada waktu timbang terima
3) Pelaksanaan timbang terima masih belum optimal
4) Tidak tersedianya brosur/leaflet untuk pasien saat melakukan discharge
planning
5) Belum lengkapnya sarana dan prasarana di ruangan, seperti struktur
organisasi
45
Plan of action (POA)
46
tepat
waktu
47
DAFTAR PUSTAKA
48