Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RUANG MARWAH RUMAH SAKIT ISLAM SITI HAJAR MATARAM


TAHUN 2020

DISUSUN OLEH KELOMPOK 9 :

1. MULTAZAM 8. RILLA AYU SUITARI


2. NANA RATNA DEWI 9. RISAWATI
3. NIRAM BULGIS 10. DAHLAN
4. NURSAIDAH 11. SRI WAHYUNI
5. NURJAETUN 12. OKSA SUHENDI
6. RANI KOMALASARI 13. TRI NURAPRIATI
7. RIANA DHANA YATI 14. ZUL JIHAD

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
MATARAM
2020

1
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Praktik keperawatan adalah tindakan keperawatan profesional masyarakat dalam
menggunakan pengetahuan teoretis yang mantap dan kukuh dari berbagai ilmu dasar
serta ilmu keperawatan sebagai landasan untuk melakukan pengkajian, menegakkan
diagnosis, menyusun perencanaan, melaksanakan asuhan keperawatan, dan
mengevaluasi hasil tindakan keperawatan, serta mengadakan penyesuaian rencana
keperawatan untuk menentukan tindakan selanjutnya. Selain memiliki kemampuan
intelektual, interpersonal, dan teknikal, perawat juga harus mempunyai otonomi
yang berarti mandiri dan bersedia menanggung risiko, bertanggung jawab, dan
bertanggung gugat terhadap tindakan yang dilakukannya, termasuk dalam
melakukan dan mengatur dirinya sendiri (Nursalam, 2014).
Manajemen keperawatan merupakan pelayanan keperawatan profesional dengan
pengelolaan sekelompok perawat dengan menggunakan fungsi manajemen sehingga
dapat memberikan asuhan keperawatan secara optimal kepada klien. Menurut Gillies
(1994), manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan keperawatan melalui
staf keperawatan yang meliputi asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman
kepada klien, keluarga dan masyarakat. Sebagai pemberi pelayanan profesional
dalam asuhan keperawatan, perawat profesional bekerjasama dengan klien dan
tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan lingkup kewenangan dan tanggung
jawabnya. Tingkat pencapaian kesempurnaan pemberian asuhan keperawatan sangat
tergantung dari kemampuan pengetahuan dan keterampilan yang baik dari perawat
serta kuantitas perawat yang sesuai, penempatan yang tepat juga persiapan sumber
daya manusia yang baik. Seorang perawat juga dituntut memiliki kemampuan
manajemen keperawatan yang tangguh sehingga pelayanan yang diberikan mampu
memuaskan kebutuhan klien (Nursalam, 2014).
Manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan
nyata yaitu di rumah sakit dan komunitas sehingga perawat perlu memahami konsep
dan aplikasinya. Konsep yang harus dikuasai adalah konsep tentang pengelolaan
perubahan, konsep manajemen keperawatan, perencanaan, yang berupa rencana

2
strategik melalui pendekatan, meliputi pengumpulan data, identifikasi masalah,
skoring dan menyusun langkah–langkah perencanaan terdiri dari pelaksanaan secara
operasional, khususnya dalam pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan Profesional
dan melakukan pengawasan dan pengendalian (Nursalam, 2014).
Dengan melihat kenyataan tersebut di atas maka mahasiswa calon Ners perlu
diberiali keterampilan manajemen yang akan digunakan untuk pengelolaan pasien,
tenaga keperawatan, tenaga non keperawatan dan lainnya. Pada tahap profesi
praktikan senior keperawatan anak, mahasiswa ditekankan untuk menggunakan
keterampilan manajemen dan kepemimpinan pada asuhan klien secara menyeluruh
melalui manajemen pelayanan keperawatan dan upaya yang dapat dilaksanakan oleh
mahasiswa STIKES YARSI Mataram yaitu dengan mengaplikasikan secara
langsung pengetahuan manajerialnya di Ruang Marwah Rumah Sakit Islam Siti
Hajar Mataram dengan arahan dari pembimbing lapangan maupun dari pembimbing
akademik yang intensif. Pelaksanaan praktek tersebut memberikan masukan yang
positif, sehingga mahasiswa mampu melakukan perbaikan yang efektif dalam
mengelola asuhan keperawatan di Ruang Marwah dengan pendekatan proses
manajemen.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Setelah menyelesaikan program profesi manajemen keperawatan,
diharapkan mahasiswa mampu menerapkan prinsip-prinsip manajemen
keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang professional di
tatanan Rumah Sakit.
1.2.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari praktek manajemen keperawatan ini adalah
sebagai berikut:
A. Melakukan pengkajian mengenai unsur-unsur yang ada di ruang Marwah
RSI Siti Hajar Mataram, meliputi:
1. Mengidentifikasi unsur input (man, money, material, methode,
marketing, mutu) yang ada di ruang Marwah RSI Siti Hajar Mataram
2. Mengidentifikasi unsur proses (penerapan proses keperawatan,
penerapan proses manajemen pelayanan/operasional keperawatan,

3
penerapan proses manajemen bimbingan PKK bagi mahasiswa
praktikan di ruang Marwah RSI Siti Hajar Mataram
3. Mengidentifikasi unsur output (efisiensi ruang rawat, hasil evaluasi
penerapan SAK, hasil evaluasi bimbingan PKK, kepuasan kerja
karyawan, kepuasan pasien rawat inap, kepuasan mahasiswa praktek
di ruang Marwah RSI Siti Hajar Mataram
B. Menganalisa permasalahan yang muncul dari hasil pengkajian di ruang
Marwah RSI Siti Hajar Mataram
C. Membuat perencanaan untuk mengatasi masalah yang ada di ruang
Marwah RSI Siti Hajar Mataram
D. Mengimplementasikan perencanaan yang telah disusun bersama untuk
mengatasi masalah yang ada di ruang Marwah RSI Siti Hajar Mataram
E. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan untuk
mengetahui keberhasilan tindakan yang telah dilaksanakan dalam
mengatasi masalah yang ada di ruang Marwah RSI Siti Hajar Mataram
F. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilaksanakan di ruang Marwah
RSI Siti Hajar Mataram
1.3 Manfaat
A. Bagi Mahasiswa
1. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat sehingga
dapat memodifikasi metode penugasan yang akan dilaksanakan.
2. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan yang diaplikasikan
di Ruang Marwah RSI Siti Hajar Mataram.
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan penerapan
MAKP di Ruang Marwah RSI Siti Hajar Mataram.
4. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan Metode
Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Marwah RSI Siti Hajar Mataram.

4
B. Bagi Perawat Ruangan
1. Melalui praktek profesi manajemen keperawatan dapat diketahui masalah-
masalah yang berkaitan dengan MAKP di Ruang Marwah RSI Siti Hajar
Mataram
2. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
3. Terciptanya hubungan yang baik antara perawat dengan perawat, perawat
dengan tim kesehatan lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga.
4. Terciptanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.
C. Bagi Pasien dan Keluarga
1. Pasien dan keluarga mendapatkan pelayanan yang memuaskan.
2. Tingkat kepuasan pasien dan keluarga tehadap pelayanan tinggi.
D. Bagi Institusi dan Pendidikan
Sebagai bahan masukan dan gambaran tentang pengelolaan ruangan dengan
pelaksanaan metode.
1.4 Waktu dan Tempat
A. Waktu
Pelaksanaan praktik manajemen keperawatan dilaksanakan selama 4 minggu
terhitung tanggal 31 Desember 2019.
B. Tempat
Pelaksanaan praktik manajemen keperawatan dilaksanakan di ruang Marwah
RSI Siti Hajar Mataram
1.5 Pelaksana Kegiatan
Mahasiswa yang melaksanakan praktik manejemen keperawatan adalah
mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners. Tahun Akademik 2019 - 2020
oleh kelompok 9 dengan nama-nama sebagai berikut:
Pembimbing Akademik : Harlina Putri, Ners., M.Kep
Pembimbing Lahan 1 : Hamzan Wadi, Amd.Kep
Pembimbing Lahan 2 : Deni Hardianto, Ners
Ketua : Rilla Ayu Suitari, S.Kep
Wakil Ketua : Multazam, S.Kep
Sekretaris : Nana Ratna Dewi, S.Kep
Bendahara : Riana Dhana Yati, S.Kep.

5
Anggota : 1. Niram Bulgis, S.Kep.
2. Nursaidah, S.Kep.
3. Nurjaetun, S.Kep.
4. Rani Komala Sari, S.Kep.
5. Risawati, S.Kep.
6. Dahlan, S.Kep.
7. Sri Wahyuni, S.Kep.
8. Oksa Suhendi, S.Kep.
9. Tri Nurapriati, S.Kep.
10. Zul Jihad, S.Kep

6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kepemimpinan
Istilah kepemimpinan di dalam managemen sering diartikan hanya berfungsi
pada kegiatan supervisi, tetapi didalam keperawatan fungsi tersebut sangatlah luas.
Jika posisi sebagai ketua tim, kepala ruangan, atau perawat pelaksana dalam suatu
ruang, maka perlu pemahaman tentang bagaimana mengelola dan memimpin orang
lain dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan yang berkualitas.
Sebagai perawat profesional tidak hanya mengelola orang tetapi sebuah proses
secara keseluruhan yang memungkinkan orang dapat menyelesaikan tugasnya. Di
dalam manageman ada beberapa model atau gaya kepemimpinan dalam suatu
organisasi. Gaya kepemimpinan ini dapat diartikan sebagai suatu cara penampilan
karakteristik.
Gaya kepemimpinan menurut Gillies:
1. Otoriter : kepemimpinan berorientasi pada tugas atau pekerjaan. Pemimpin
menentukan semua tujuan yang akan dicapai dalam pengambilan keputusan.
Informasi disampaikan hanya demi kepentingan tugas. Motifasi dengan reward
dan punishment.
2. Demokratis : kepemimpinan yang menghargai sifat dan kemempuan setiap staff.
Informasi diberikan seluas-luasnya dan terbuka. Pemimpin mengguanakan
kekuasaannya untuk mendorong ide dari staff dan memotifasi kelompok untuk
menentukan tujuannya sendiri.
3. Pertisipatif : kepemimpinan gabungan antara gaya otoriter dengan demokratis.
Pemimpin yang menyampaikan hasil analisa dan mengusulkan tindakan tersebut
pada bawahanya. Staff diminta saran dan kritiknya serta mempertimbangkan
respon staff terhadap usulannya, dan keputusan akhir pada kelompok.
4. Bebas tindak : merupakan pimpinan offisial. Karyawan menentukan sendiri
kegiatan tanpa pengarahan, supervise, dan koordinasi. Staff mengevaluasi
pekerjaan sesuai dengan cara sendiri.
Dari gaya kepemimpinan diatas, seorang pemimpin yang baik harus bisa
mengkombinasikanjenis gaya diatas dalam melakukan supervisi terhadap staff.

7
Pemimpin yang efektif harus memiliki kemampuan untuk menggunakan proses
penyelesian masalah, mempunyai kemampuan komunikasi yang baik, menunjukan
kejujuran dalam memimpin, kompeten, kreatif, dan kemampuan mengembangkan
kelompok. Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang manager keperawatan :
kepemimpinan, pengambilan keputusan dan perencanaan, hubungan masyarakat
atau komunikasi, anggaran, pengembangan, personaliti, negosiasi.
2.2 Manajemen Keperawatan
Manajemen adalah suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan di organisasi (Grant dan Massey, 1999). Manajemen
juga didefinisikan sebagai proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui upaya
orang lain. Manajemen berfungsi untuk melakukan semua kegiatan yang perlu
dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas yang telah ditentukan pada
tingkat administrasi (P. Siagian).
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional (Nursalam,
2007). Manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus
dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasi,
mengarahkan serta mengawasi sumber- sumber yang ada baik SDM, alat, maupun
dana sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif, baik kepada
pasien, keluarga dan masyarakat.Untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang
berkualitas sesuai dengan visi dan misi rumah sakit tidak terlepas dari proses
managemen, yang merupakan satu pendekatan dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan organisasi. Didalam organisasi keperawatan,
pelaksanaan managemen dikenal sebagai managemen keperawatan.
Manajer keperawatan dituntut untuk merencanakan, mengorganisasi, memimpin
dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia untuk dapat memberikan
asuhan keperawatan yang seefektif dan seefisien mungkun bagi individu, keluarga
dan masyarakat. Managemen keperawatan adalah suatu proses kerja yang dilakukan
oleh anggota staf keperawatan untuk memberikan askep secara profesional. Dalam
hal ini seorang manajer keperawatan dituntut untuk melakukan lima fungsi utama
yaitu POAC agar dapat memberikan askep yang efektif dan efisien bagi pasien dan
keluarganya (Nursalam 2002, Gillis 1996). Proses managemen keperawatan

8
dilaksanakan dalam tahap-tahap yaitu pengkajian (kaji situasional), perencanaan
(strategi dan operasional), implementasi dan evaluasi.
2.3 Fungsi manajemen keperawatan
1. Planning (perencanaan) sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan
organisasi sampai dengan menyusun dan menetapkan rangkaian kegiatan untuk
mencapainya, melalui perencanaan yang akan daoat ditetapkan tugas- tugas staf.
Dengan tugas ini seorang pemimpin akan mempunyai pedoman untuk
melakukan supervisi dan evaluasi serta menetapkan sumber daya yang
dibutuhkan oleh staf dalam menjalankan tugas- tugasnya
2. Organizing (pengorganisasian) adalah rangkaian kegiatan manajemen untuk
menghimpun semua sumber data yang dimiliki oleh organisasi dan
memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai tujuan organisasi.
3. Actuating (directing, commanding, coordinating) atau penggerakan adalah
proses memberikan bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja secara
optimal dan melakukan tugas- tugasnya sesuai dengan ketrampilan yang mereka
miliki sesuai dengan dukungan sumber daya yang tersedia.
4. Controlling (pengawasan, monitoring) adalah proses untuk mengamati secara
terus menerus pelaksanaan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan
koreksi terhadap penyimpangan yang terjadi.
2.4 Prinsip manajemen keperawatan
1. Manajemen keperawatan seyogyanya berlandaskan perencanaan, karena melalui
fungsi perencanaan pimpinan dapat menurunkan resiko kesalahan, memudahkan
pemecahan masalah.
2. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif.
Manajer keperawatan yang menghargai waktu akan menyusun perencanaan yang
terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan sesuai waktu yang telah
ditentukan.
3. Manajemen keperawatan melibatkan para pengambil keputusan. Berbagai situasi
maupun permasalahan yang terjadi saat mengelola kegiatan keperawatan
memerlukan keterlibatan pengambil keputusan diberbagai tingkat manajerial.
4. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus perhatian
manajer keperawatan dengan mempertimbangkan apa yang pasien lihat, fikir,

9
yakini dan ingini. Kepuasan pasien merupakan point utama dari seluruh tujuan
perawatan.
5. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang meliputi
proses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian pelaksanaan
rencana yang telah diorganisasikan.
6. Divisi keperawatan yang baik dapat memotivasi perawat untuk memperlihatkan
penampilan kerja yang terbaik.
7. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif.
8. Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya persiapan perawat
pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi atau untuk peningkatan
pengetahuan dan ketrampilan perawat.
9. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi:
penilaian pelaksanaan yang rencana yang telah dibuat, pemberian instruksi,
menetapkan standart dan membandingkannya dengan penampilan serta
memperbaiki kekurangan yang terjadi.
Berdasarkan prinsip diatas maka hendaknya manajer keperawatan bekerjasama
dengan perawat dan staf dalam perencanaan dan pengorganisasian untuk mencapai
tujuan yang telah dicapai sebelumnya.

10
BAB 3
PROSES PENYELESAIAN MASALAH MANAJEMEN
KEPERAWATAN

3.1 Profil Ruangan


R.Marwah merupakan ruangan rawat inap yang spesifik merawat pasien dengan
gangguan sistem pernafasan. R.Marwah dibagi menjadi 4 ruangan yaitu pertama
ruang kelas III yang terbagi lagi khusus laki-laki dan perempuan, kedua ruang kelas
II terbagi lagi khusus laki-laki dan perempuan.
Adapun visi dan misi ruangan Marwah selaras dengan visi dan misi rumah sakit
yaitu :
1. VISI :
“ Dengan Ridha Allah SWT, menjadi rumah sakit islam rujukan di NTB ”
2. MISI:
a. Melaksanakan pelayanan kesehatan yang bernuansa islami
b. Melaksanakan pembinaan & pengembangan sarana & prasarana RSI secara
berkesinambungan.
c. Memberikan pelayanan yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan.
3. Motto
“Memberika Pelayanan Sebagai Ibadah, Ikhlas dan Istiqomah ”
3.2 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan selama 3 hari, yaitu tanggal 31 Desember 2019
s/d 3 Januari 2020 meliputi 3 komponen utama : (1) tenaga perawat / M1, (2) sarana
dan prasarana / M2, dan (3) metode pemberian asuhan keperawatan / M3. Data yang
diperoleh, dianalisis dengan analisa SWOT sehingga didapatkan beberapa rumusan
masalah, kemudian dipilih 1 sebagai prioritas masalah.

11
A. Tenaga dan Pasien (M1-Man)

1. Struktur Organisasi Ruang Marwah RSI Siti Hajar Mataram Tahun 2020

KARU ADMINISTRASI

PP PP

PA PA

Keterangan :
= garis komando
= garis koordinasi
Bagan 3.1 : Struktur Organisasi Ruang Marwah RSI Siti Hajar Mataram
Tahun 2020 (Sumber : Ruang Marwah RSI Siti Hajar
Mataram Tahun 2020)

Keterangan :

KARU : Kepala Ruangan

PP : Perawat Pelaksana

PA : Perawat Assosiate

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi tanggal 31 2019 di ruang


Marwah RSI Siti Hajar Mataram terdapat 15 bed pasien. Ruang Marwah RSI Siti
Hajar Mataram dipimpin oleh Kepala Ruangan. Di ruang Marwah RSI Siti Hajar
Mataram menggunakan metode asuhan keperawatan MPKP tim modifikasi, pada
shift pagi terdiri dari 1 kepala ruangan sebagai ketua tim dan 2 perawat primer, shift
sore terdiri dari 1 ketua tim dan 2 orang perawat primer, shift malam terdiri dari 1
ketua tim dan 2 orang perawat primer.

12
2. Tenaga Perawat

Tabel 3.1 Nama - Nama Tenaga Perawat di Ruang Marwah RSI Siti Hajar Mataram Tahun 2020

Jenis Jenjang
No Nama Masa kerja Pendidikan Status Pelatihan Keterangan
Kelamin Karir
1. Hamzan Wadi Tetap - BTCLS, Karu
L 21 tahun D3
PPGD
2. Bq.Yunita P 10 tahun SPK Tetap - BTCLS PP/PA
3. Linda P 12 tahun D3 Tetap - BTCLS PP/PA
4. Ika Tetap - BTCLS PP/PA
P 9 tahun D3
5. Reni Tetap - BTCLS PP/PA
P 9 tahun D3
6. Farid Kontrak - BTCLS PP/PA
L 1 tahun D3
7. Amni P 13 tahun D3 Tetap - BTCLS PP/PA
8. Lale Devy P 9 tahun Ners Tetap - BTCLS PP/PA

9. Kurata Aini Tetap - BTCLS PP/PA


P 13 Tahun D3
10. Kholiska L 9 Tahun D3 Tetap - BTCLS PP/PA

10
Tabel 3.2 Distribusi Tenaga Non Keperawatan Berdasarkan Spesifikasi Pekerjaan
di Ruang Marwah Tahun 2020, sebagai berikut :
No Kualifikasi Jumlah Honor/PT
1. Cleaning Service 2 Orang Tetap
2. Instalasi Gizi 1 Orang Tetap
TOTAL 3 orang
Sumber : Data Primer Ruang Marwah Tahun 2020
3. Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Perawat
Perhitungan jumlah tenaga keperawatan menurut Douglas (1984) dihitung
berdasarkan tingkat ketergantungan pasien untuk setiap shiftnya seperti tabel
berikut:
Tabel 3.3 Jumlah Keperawatan Berdasarkan Klasifikasi Ketergantungan Pasien
Menurut Douglas
Waktu Kebutuhan Perawat
Klasifikasi Pagi Sore Malam
Minimal 0,17 0,14 0,10
Partial 0,27 0,15 0,07
Maksimal 0,36 0,30 0,20
Sumber : Douglas 1984

Sedangkan klasifikasi derajat ketergantungan pasien terhadap keperawatan


berdasarkan kriteria sebagai berikut:
a) Perawatan minimal memerlukan waktu 1-2 jam/24 jam dengan kriteria:
1) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
2) Makan dan minum dilakukan sendiri
3) Ambulasi dengan pengawasan
4) Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift
5) Pengobatan minimal, status psikologis stabil
6) Persiapan pengobatan memerlukan prosedur
b) Perawatan intermediate memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam dengan kriteria :
1) Kebersihan diri dibantu, makan, minum, ke toilet dibantu.
2) Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam
3) Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
4) Terpasang folley catheter, intake, output dicatat

10
5) Klien dengan pemasangan infus, persiapan pengobatan memerlukan
prosedur
c) Perawatan maksimal atau total memerlukan waktu 5-6 jam per 24 jam dengan
kriteria:
1) Segalanya diberikan/dibantu
2) Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam
3) Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi intravena
4) Pemakaian suction
5) Gelisah/ disorientasi/ tidak sadar
Tabel 3.4 Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan perawat pada tanggal 31
Desember 2020 di ruang marwah (metode douglas).
Klasifikasi Jml
Pagi Sore Malam Total
Px Px
Tenaga
10x0,17= 1,7 10x0,14= 1,4 10x0,07= 0,7
Minimal Care 10 Perawat
Partial Care 1 1x0,27= 0,27 1x0,15= 0,15 1x0,10= 0,10
Total 11 1,97 (2) 1,55 (2) 0,8 (1) 5
Sumber : Ruang Marwah
Total tenaga perawat:
Pagi : 2 orang
Sore : 2 orang
Malam : 1 orang
+
5 orang perawat
Jumlah tenaga lepas dinas perhari
86x5= 430 = 1,54 = 2 orang

279

Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada tanggal 31 Desember

2019 di Ruang marwah adalah : 5 orang perawat + 2 lepas dinas + 1 orang tenaga

(kepala shift), jadi total jumlah perawat yaitu 7 orang.

11
Tabel 3.5. Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan perawat pada tanggal 1
Januari 2020 di ruang marwah (metode douglas).
Klasifikasi
Jml Px Pagi Sore Malam
Px
5x0,17 = 0,85 5x0,14= 0,7 5x0,10= 0,5
Minimal Care 5
Partial Care 1 1x0,27= 0.27 1x0,15=0,15 1x,0,07= 0,07
Total Care 0 0 0 0
Jumlah 5 1,12 (2) 0,85 (1) 0,57(1)
Sumber : Ruang Marwah
Total tenaga perawat:
Pagi : 2 orang
Sore : 1 orang
Malam : 1 orang
4 orang perawat
Jumlah tenaga lepas dinas perhari
86x4 = 344 = 1,2 = 1 orang
279
Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada tanggal 1 Januari 2020
di Ruang marwah adalah : 4 orang perawat + 1 lepas dinas + 1 orang tenaga (kepala
shift), jadi total jumlah perawat yaitu 6 orang.
Tabel 3.6. Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan perawat pada tanggal 2
Januari 2020 di ruang marwah (metode douglas).
Klasifikasi
Jml Px Pagi Sore Malam
Px
7x0,17 = 1,19 7x0,14= 0,98 7x0,10= 0,7
Minimal Care 7
Partial Care 1 1x0,27= 0,27 1x0,15=0,15 1x,0,7= 0,7
Total Care 0 0 0 0
Jumlah 5 1,46 (2) 1,13(1) 1,4 (1)
Sumber : Ruang Marwah
Total tenaga perawat
Dinas pagi : 2 orang
Dinas siang : 1 orang
Dinas malam : 1 orang
Jumlah 4 orang perawat

12
Jumlah Perawat lepas yang dibutuhkan :
86 x 4 = 34 = 1,2= 1
279
Jadi, umlah perawat yang dibutuhkan :
4 orang + 1 orang structural (1 kepala ruangan) + 1 orang lepas dinas = 1 orang
Tabel 3.7 Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan perawat pada tanggal 3
Januari 2020 di ruang marwah (metode douglas).
Klasifikasi
Jml Px Pagi Sore Malam
Px
9x0,17 = 1,53 9x0,14= 1,2 9x0,10= 0,9
Minimal Care 9
Partial Care 1 1x0,27= 0,27 1x0,15=0,15 1x,0,7= 0,7
Total Care 0 0 0 0
Jumlah 10 1,8 (2) 1,35(2) 1,6 (1)
Sumber : Ruang Marwah
Total tenaga perawat:
Pagi : 2 orang
Sore : 2 orang
Malam : 1 orang
+
5 orang perawat
Jumlah tenaga lepas dinas perhari
86x5= 430 = 1,5 = 2 orang

279

Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada tanggal 3 Januari 2020

di Ruang marwah adalah : 5 orang perawat + 2 lepas dinas + 1 orang tenaga (kepala

shift), jadi total jumlah perawat yaitu 8 orang.

13
4. Analisis Beban Kerja

Tabel 3.8 Pelaksanaan tindakan keperawatan langsung pada sif pagi di ruang
Marwah Rumah Sakit Islam Siti Hajar Mataram tanggal 31 Desember 2019
No Tindakan Keperawatan Langsung Waktu Frekuensi Rata-rata
waktu
(menit) (menit)

1 Memberikan obat kepada pasien 2 menit 1 2 menit

2 Mengganti selang infus (blood set) 6 menit 1 6 menit

3 Rawat Luka 29 menit 2 14.5


menit

4 Up Kateter 2 menit 1 2 menit

5 Cek GDS 3 menit 1 3 menit

6 Injeksi 32 menit 6 5.3 menit

7 Mengambil darah (Pemeriksaan 5 menit 1 5 menit


Lab)

8 Visite dokter 22 menit 1 22 menit

9 Pemasangan infus 20 menit 1 20 menit

10 TTV 29 menit 11 2.6 menit

Total 150 menit

Tabel 3.9 Pelaksanaan tindakan keperawatan langsung pada sif pagi di ruang Marwah

Rumah Sakit Islam Siti Hajar Mataram tanggal 31 Desember 2019.

No Tindakan Keperawatan Tidak Lama Frekuensi Jumlah


Langsung (Menit) waktu

(menit)

1 Timbang terima 2 11 22

2 CP pasien 9 11 99

3 Menyerahkan status pasien ke pen-rek 10 1 10

4 Menyerahkan sampel ke lab 10 5 50

Total 181

14
Tabel 4.0 Pelaksanaan Kegiatan Produktif pada sif pagi di ruang marwah RSI Siti
Hajar Mataram tanggal 31 Desember 2019

No Kegiatan Produktif Lama Frekuensi Jumlah


(Menit) waktu

(menit)

1 Timbang terima 2 11 22

2 CP pasien 9 11 99

3 Menyerahkan status pasien ke 10 1 10


pen-rek

4 Menyerahkan sampel ke lab 10 5 50

5 Mengganti selang infus (blood 6 1 6


set)

6 Rawat Luka 14.5 2 29

7 Up Kateter 2 1 2

8 Cek GDS 3 1 3

9 Injeksi 5.3 6 32

10 Mengambil darah 5 1 5
(Pemeriksaan Lab)

11 Visite dokter 22 1 22

12 Pemasangan infus 20 1 20

13 TTV 2.6 11 29

Total 329 menit

Tabel 4.1 Pelaksanaan Kegiatan Non Produktif pada sif pagi di ruang Marwah RSI Siti Hajar
Mataram tanggal 31 Desember 2019

No Kegiatan Non Produktif Lama Frekuensi Jumlah


(Menit) waktu

(menit)

1 Mengobrol 30 4 120

15
2 Makan 15 1 15

3 Solat 10 1 10

Total 145 menit

Tabel 4.2 Rekapitulasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan di Ruang Marwah RSI Mataram
Tanggal 31 Desember 2020
No Jenis Kegiatan Pagi

(menit)

1 Produktif 329

a) Langsung 150

b) Tidak Langsung 181

2 Non Produktif 145

TOTAL 805

Sumber : Data Observasi General, 2020


Tabel 4.3 Beban Kerja di Ruang Marwah RSI Mataram tanggal 31 Desember 2020
Shift Beban Kerja Objektif

Prosentase Kategori

Pagi 84% Tinggi

Sumber : Data Observasi General, 2020


Keterangan:
Tinggi > 80 %
Sedang 60 – 80 %
Rendah < 60 %
Penghitungan Time Motion Study dilakukan dengan cara menghitung persentasi
dari jumlah waktu yang dilakukan untuk melakukan kegiatan profesional dan non
profesional dibandingkan dengan jumlah jam kerja keseluruhan. Berdasarkan
observasi Time Motion Study yang kami lakukan pada 31 Desember 2019 saat shift
pagi mengenai beban kerja perawat ruang Marwah yaitu 84 % dari angka tersebut
dapat disimpulkan bahwa perawat memiliki beban kerja yang Tinggi pada shift pagi.

16
Perawat pada ruangan ini tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan berupa
asuhan keperawatan, tetapi juga melakukan tugas tambahan yang diluar wewenang
perawat seperti transportasi pasien, sarana prasarana, dan sebagainya. Sehingga hal ini
dapat mempengaruhi nilai ideal antara jumlah perawat dan jumlah pasien.
3) Penyakit terbanyak
Prosentase Penyakit Tebanyak di Ruang Muzdalifah pada periode bulan
November - Desember 2019
No Nama penyakit Jumlah (November-
Desember)

1 TYPOID 2

2 ABSES HEPAR 4

3 DM 1

4 ABSES MAMAE 1

5 FEBRIS 1

6 COLIC ABDOMEN 4

7 PHYMOSIS 1

8 STT PEDIS 4

9 ANEMIA 2

10 OBS CEPALGIA 2

11 POST OF PAINT 1

12 HEMATOMESIS 1

13 PNEUMONI 1

Pada periode bulan November-Desember 2019 penyakit terbanyak di Ruang


Marwah adalah STT PEDIS, COLIC ABDOMEN, ABSES HEPAR.

5. Alur Pasien Masuk

17
Pasien

IGD IRJ

MRS
1. Pelayanan
2. Terapi medis
RS.Lain Instalasi Rawat Inap 3. Diagnosa medis
4. Keperawatan
5. Penunjang medis
KRS 6. Gizi
7. Rehab medik

Dirujuk APS Dipulangkan Meninggal

Kamar jenazah

Alur pasien masuk di RS.Siti Hajar Mataram adalah pasien datang masuk ke
IGD/IRJ kemudian masuk rumah sakit. Setelah masuk rumah sakit
melakukan observasi kemudian mengidentifikasi pasien ke RS.Lain/
Instalasi Rawat Inap. Di rawat unap dilakukan dari pelayanan medis sampai
rehab medic. Kemudian Keluar rumah sakit dengan pilihan
dirujuk/APS/Dipulangkan/meninggal( kamar jenazah).

B. Sarana Dan Prasarana (M2-MATERIAL)


1. Peralatan dan fasilitas
a) Fasilitas untuk pasien :
JUMLAH
NO. NAMA BARANG KONDISI
BARANG
1. Brancart 14 Baik
2. Jam Dinding 1 Baik
3. Tempat Sampah 5 Baik
Nonifeksius
4. Tempat Sampah 1 Baik
infeksius
5. Kursi roda 1 Baik
6. Timbangan Dewasa 1 Baik

18
7. Toilet 4 Baik
Sumber : Ruang Marwah Tahun 2020
b) Alat Medik
JUMLAH
NO NAMA BARANG KONDISI
BARANG

1. Alat EKG 1 Baik

2. Nebulizer 1 Baik

3. Monitor 1 Baik

4. Troli Emergency 1 Baik

5. Troli Alat Kesehatan 3 Baik

6. Safety Box 4 Baik

7. Oxymeter 2 Baik

8. Tensi 1 Baik

9. Oksigen Transport 3 Baik

10. Brancart 14 Baik

11. Tiang Infus 14 Baik

12. Timbangan 1 Baik

13. Apar 1 Baik

14. Stetoskop 1 Baik

15. Heating set 2 Baik

16. Kursi Roda 2 Baik

17. Bengkok 2 Baik

18. Suction 1 Baik

19. Ambubag 1 Baik

20. Alat GDS 1 Baik

21. Termometer 1 Baik

22. Sterilitator 1 Baik

19
23. Sampiran 14 Baik

24. Korentang 1 Baik

25. Lampu Darurat 1 Baik

Sumber : Ruang Marwah Tahun 2020


c) Alat Meubel
JUMLAH
NO. NAMA BARANG KONDISI
BARANG

Lemari Alat 3 Baik


1.
Lemari File 1 Baik
2.

3. Meja Apotek 1 Baik

4. Meja komputer 2 Baik

Meja Operan 1 Baik


5.

6. Meja Administrasi 1 Baik

7. Meja Karu 1 Baik

Sumber : Ruang Marwah Tahun 2020


d) Alat Tenun
JUMLAH
NO. NAMA BARANG KONDISI
BARANG

1. Gorden 17 Baik

2. Tirai 15 Baik

3. Sprai 45 Baik

4. Sarung Bantal 45 Baik

5. Bantal 15 Baik

Sumber : Ruang Marwah 2020


e) Alat Elektronik
JUMLAH
NO. NAMA BARANG KONDISI
BARANG

1. Ac 2 Baik

20
2. Remote Ac 2 Baik

3. Telephone 1 Baik

4. Komputer 1 Baik

Sumber : Ruang Marwah 2020


f) Fasilitas untuk petugas kesehatan
JUMLAH
NO. NAMA BARANG KONDISI
BARANG

Nurse Station 1 Baik


1.
Kamar mandi dan wc 1 Baik
2.

3. Komputer 1 Baik

4. Telepon 1 Baik

Kasur 2 Baik
5.

6. Kulkas 1 Baik

7. Meja operan 1 Baik

8. Meja karu 1 Baik

Loker 1 Baik
9.
Ruang jaga perawat 1 Baik
10.

Sumber : Ruang Marwah 2020


g) Administrasi penunjang
JUMLAH
NO. NAMA BARANG KONDISI
BARANG

Blanko Lab 1 Baik


1.

2. Blanko Transfusi 1 Baik

Blanko resep JPS/ 1 Baik


3.
Umum

4. Blanko EWS 1 Baik

Blanko Keterangan 1 Baik


5.
Istirahat

21
Blanko Surat 1 Baik
6.
kematian
Blanko Menolak 1 Baik
7.
Tindakan
Blanko Persetujuan 1 Baik
8.
Operasi

9. Blanko Askep 1 Baik

10. Blanko Radiologi 1 Baik

Sumber : Ruang Marwah 2020

Kesimpulan yang kami dapatkan dari hasil observasi dan wawancara bersama
kepala ruangan R.Marwah mengenai sarana dan prasarana yang ada di ruangan sudah
memadai, terdapat 14 brancart dan rata-rata setiap brancart masih berfungsi dengan
baik. Di setiap ruangan, terdapat box pasien sesuai dengan banyaknya bed. Tidak
terdapat oksigen central hanya ada oksigen transport dan tidak sesuai dengan jumlah
ruangan yang ada. Kondisi ruangan yang bersih karna tetap di bersihkan oleh cleaning
service. Terdapat tempat sampah infeksius dan non infeksius di ruangan kelas III dan
ada hendscrub di setiap bad pasien. Terdapat 1 ruang jaga petugas, yaitu ruang jaga
perawat.

22
LOKASI DENAH
R.MARWAH RSI SITI HAJAR MATARAM

PINTU DEPAN

KELAS III RUANG KELAS II LAKI TOIL


PEREMPUAN PERAWAT LAKI ET
PASI
EN

TOIL
ET TOIL
PASI ET
EN PER
AW
AT

RUANG ALAT NURSE STATION

BAD PASIEN BAD PASIEN BAD PASIEN BAD PASIEN

RUANG KELAS II COWOK RUANG KELAS II CEWEK

23
C. Metode Pemberian Asuhan Keperawatan (M3-Method)
1. Penerapan MAKP
Berdasarkan Wawancara dengan kepala ruangan pada tanggal 31
Desember 2019 jam 10.00-12.00 di ruang marwah didapatkan bahwa model
asuhan keperawatan yang digunakan di Ruang Marwah RSI Siti Hajar Mataram
adalah model asuhan keperawatan professional dengan model keperawatan tim
modifikasi.

Modifikasi tim tersebut dilakukan karena kurangnya sumber daya manusia


(perawat), masih adanya perawat dengan pendidikan vokasi, kurangnya perawat
professional dengan latar belakang profesi Ners hanya satu orang saja.

2. Operan/ Timbang terima


Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu perawat ruangan
didapatkan bahwa Overan dilakukan 3 kali 24 jam, yaitu pada pergantian shift
malam ke pagi (pukul 08:00), pergantian shift pagi ke sore (pukul 14:00), dan
pergantian shift sore ke malam (pukul 20:00).
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 31 Desember
2019 didapatkan bahwa tidak selalu diikuti oleh semua perawat yang telah dinas
dan akan dinas, penyampaian isi timbang terima secara konprehensif, meliputi :
isi timbang terima (masalah keperawatan pasien lebih fokus pada diagnosa medis
dan pemberian tindakan kolaboratif). Pelaporan timbang terima ruang marwah
menggunkan metode SBAR dan dicatat dalam buku status pasien dan buku
khusus yang akan ditandatangani oleh perawat yang melaporkan, perawat yang
menerima laporan dan kepala ruangan. Setelah pelaksanaan timbang terima
kepala ruangan tidak selalu mengadakan diskusi singkat untuk mengetahui
sekaligus mengevaluasi kesiapan shift selanjutnya.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 31 Desember
2019 didapatkan bahwa setiap perawat yang malakukan overan pada pergantian
ship pagi kesiang dan siang kemalam dilakukan dimeja perawat. Operan
dilakukan kadang tidak tepat waktu.
Berdasarkan hasil observasi juga didapatkan bahwa tidak Selalu diikuti
oleh semua perawat yang telah dinas dan akan dinas, penyampaian isi timbang
terima secara komprehensif, meliputi : isi timbang terima (masalah keperawatan
pasien lebih fokus pada diagnosa medis dan pemberian tindakan kolaboratif).

24
Pelaporan timbang terima dicatat dalam buku khusus oleh perawat yang
melaporkan, perawat yang menerima laporan dan kepala ruangan. Setelah
pelaksanaan timbang terima kepala ruangan tidak selalu mengadakan diskusi
singkat untuk mengetahui sekaligus mengevaluasi kesiapan shift selanjutnya.
3. Ronde Keperawatan
Ronde Keperawatan merupakan metode untuk menggali dan membahas
secara mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada pasien dengan
melibatkan tim keperawatan, kepala ruangan, dokter, dan melibatkan pasien
secara langsung sebagai focus kegiatan.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dari perawat didapatkan
bahwa ronde keperawatan tetap dilakukan namun tidak semua perawat dalam
pergantian shif datang tepat waktu untuk melakukan ronde. Pembahasan atas
kasus-kasus pasien untuk mencari solusi dilakukan terpisah/tidak bersamaan
dengan menghadirkan para praktisi ahli yang berkompeten yang terlibat dalam tim
perawatan pasien yang bersangkutan dari berbagai disiplin ilmu (medis,
paramedic senior, apoteker, atau praktisi kesehatan lain yang diperlukan). Selama
ini hanya dibahas antara perawat dan dokter diruangan pasien dan di Nurse
station.
Kesimpulannya ronde keperawatan di ruang marwah belum berjalan secara
optimal.
4. Pengelolaan Sentralisasi Obat
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dengan system menyerahkan seluruh
obat pasien sepenuhnya kepada perawat, dengan tujuan penggunaan obat dapat
dilakukan secara benar sehingga tidak terjadi pemborosan dan kemungkinan
terjadinya kesalahan obat.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 31 Desember 2019
didapatkan bahwa data yang kami peroleh di ruang marwah adalah proses
sentralisasi obat di ruang marwah dilakukan dengan cara meresepkan dari ruang
marwah terlebih dahulu kemudian di proses di depo farmasi selanjutnya diberikan
ke ruang marwah kembali dan di masukkan ke box masing-masing pasien.
Sentralisasi obat berjalan dengan semestinya dilihat dari kesiapan perawat, alat
dan kelengkapan untuk mendukung sentralisasi obat seperti, kotak obat injeksi,
infuse, dan spuit diberikan sesuai kamar masing-masing pasien.

25
5. Supervisi Keperawatan
Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan peningkatan
kemampuan pihak yang di supervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas
kegiatan yang telah di tetapkan secara efisien dan efektif. Berdasarkan hasil
observasi dan hasil wawancara pada tanggal 31 Desember 2019 didapatkan bahwa
di ruang Marwah tidak dilakukan supervisi dengan alasan karena kekurangan
SDM sehingga apapun masalah yang terjadi langsung diselesaikan oleh perawat
yang sedang bertugas.
6. Discharge Planning
Discharge planning merupakan bagian penting dari program keperawatan
klien yang dimuali segera setelah klien masuk rumah sakit. Hal ini merupakan
suatu proses yang menggambarkan usaha kerja sama antar tim kesehatan, klien
dan keluarga klien. Berdasarkan hasil observasi didapatkan pelaksanaan discharge
planning di marwah masih belum terlaksana secara optimal. Discharge planning
yang meliputi penjelasan diagnosa keperawatan, obat-obatan, perawatan, lembar
control, nutrisi, aktivitas, dan istirahat ketika di rumah, dan kalau ada penjelasan
biasanya dijelaskan oleh perawat atau dokter, mengenai penyakit secara lisan dan
tidak menggunakan form Discharge planning.
Perawat marwah melakukan Discharge planning setiap pasien akan pulang.
Selain itu isi dari discharge planning belum dilakukan secara optimal karena
hanya meliputi pemberian informasi tentang waktu control dan obat yang harus
diminum (keteraturan minum obat).
7. Dokumentasi Keperawatan
a) Sistem pendokumentasian sudah optimal, menggunakan metode manual untuk
mengisi status pasien
b) Beberapa pendokumentasian secara langsung diisi, biasanya dilengkapi ketika
pasien datang sampai pasien pulang.
c) Catatan perkembangan pasien cukup lengkap dan berkesinambungan
d) Sistem pendokumentasian masih dilakukan secara manual akan tetapi
pendokumentasian administrasi sudah menggunakan sistem komputerisasi.

26
D. M4 (Money)

a) Kajian teori
Salah satu fungsi Rumah Sakit adalah memberikan pelayanan kesehatan,
baik medis maupun non medis, dalam kaitan tersebut agar pelayanan Rumah Sakit
dapat berjalan seoptimal mungkin dan dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat
maka untuk itu Rumah Sakit perlu mempersiapkan peralatan atau bahan medis, non
medis dan jasa pemborongan.

Sumber dana Rumah Sakit yaitu:

1) Daftar isian proyek pemerintah pusat dari Yayasan Rumah Sakit Islam
2) Daftar isian kegiatan dari Yayasan Rumah Sakit Islam
3) Pendapatan fungsional dan non fungsional dari pendapatan pelayanan rumah
sakit
b) Kajian data
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan kepala Ruang
marwah RSI Siti Hajar Mataram dana operasional berasal dari umum dan BPJS.

a. Pemasukan: pasien umum, BPJS.


Berdasarkan rumah sakit PERDA BLUD (badan layanan umum
daerah)

b. RAB yang meliputi dana untuk kegiatan berikut


1. Operasional (kegiatan pelayanan):diaturoleh perencanann umum rumah
sakit.
2. Manajemen (pembayaran pegawai, listrik, air, telpon dan lainnya).
a. Pegawai tetap : digaji oleh sistem yayasan dan dari jasa pelayanan.
b. Pegawai kontrak : digaji dari jasa pelayanan.
c. Listrik, telpon : pembayaran ditanggung rumah sakit
3. Pengembangan (sarana prasaranan dan sumberdaya manusia)
a. Sarana dan prasarana diatur oleh manajemen perencanaan.
b. SDM dihitung berdasarkan kebutuhan masing-msing bidang.

27
E. M5 (Mutu)
1. Kajian Teori
Mutu asuhan kesehatan sebuah rumah sakit akan selalu terkait dengan struktur,
proses dan outcome system pelayanan RS tersebut. Mutu asuhan pelayanan RS
juga dapat dikaji dari tingkat pemanfaatan sarana pelayanan oleh masyarakat,
mutu pelayanan dan tingkat efisiensi RS secara umum aspek penilaian meliputi
evaluasi, dokumen, instrument, audit (EDIA).
a) Aspek instruktur (input)
Struktur adalah semua input untuk system pelayanan sebuah RS yang
meliputi MI (tenaga), M2 (sarana prasarana) , M3 (material) , M4 (dana), M5
(mutu) dan lainnya. Ada sebuah asumsi yang menyatakan bahwa jika struktur
system RS tertata dengan baik akan lebih menjamin mutu pelayanan. Kualitas
struktur RS diukur dari tingkat kewajaran, kuantitas, biaya (efisiensi), dan
mutu dari masing-masing komponen struktur.
b) Proses
Proses adalah semua kegiatan dokter, perawat dan tenaga profesi lain yang
mengadakan interaksi secara professional dengan pasien. Interaksi ini di ukur
antara lain dalam bentuk penilaian tentang penyakit pasien, penegakan
diagnosis, rencana tindakan pengobatan ,indikasi pengobatan,indikasi
tindakan, penanganan penyakit dan prosedur pengobatan.
c) Outcome
Outcome adalah hasil akhir kegiatan dokter, perawat, dan tenaga profesi lain
terhadap pasien.
2. Hasil kajian
a) BOR Pasien( Bed Occuption Rate )
BOR = Jumlah Pasien/jumlah bed x 100%
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 31 Desember 2019 diruang
Marwah didapatkan gambaran kapasitas tempat tidur adalah 14 tempat tidur
dengan rincian sebagai berikut :
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 31 Desember 2019 diruang
marwah didapatkan gambaran kapasitas tempat tidur adalah 14 tempat tidur
dengan rincian sebagai berikut :

28
NO KAMAR JUMLAH BED TOTAL

1. Kelas III (laki-laki dan 10 Bed ( 7 terisi)


perempuan)

2. Kelas II ( laki-laki dan 4 Bed ( 3 terisi)


perempuan)
14 Bed ( 10 terisi )

BOR/Hari 10/14 X 100% = 71,4%

BOR/ Bulan
A = Jumlah TT Bulan Desember 2020 : 14
HP = Jumlah hari perawatan Desember 2020 : 237
T : Jumlah Hari Dalam 1 Bulan : 31
BOR = (JUMLAH HP/ AxT) x 100%
= (237/14x31)x 100%
= 52,47 %

b) AVLOS
(Average Length Of stay = rata-rata lamanya pasien dirawat)
AVLOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien.
Rumus AVLOS = Jumlah lama dirawat / jumlah pasien keluar (hidup/mati).
Jumlah pasien pada bulan Desember 2019 di ruang marwah sebanyak 79
pasien dengan lama rawat semua pasien sebanyak 237 hari. Jumlah pasien
yang keluar (hidup/mati) sebanyak 74 pasien sedangkan 5 pasien lainnya
masih di rawat sampai hari ini.
Perhitungan :
AVLOS = 237/74 = 3,2 dibulatkan menjadi 3 hari
Jadi rata-rata lama rawat pasien pada bulan Desember 2019 di ruang
marwah selama 3 hari.
1) NY. S (masih) 1 hari rawat
2) NY.E (masih) 3 hari rawat
3) TN.T (masih) 2 hari rawat
4) NY.R (masih) 2 hari rawat
5) TN.A (masih) 4 hari rawat

29
c) TOI
Jumlah tempat tidur =14
Periode = 31
Periode Hari Perawatan = 237
Jumlah Pasien keluar = 74
TOI = jmlh TTxperiode-HP/jmlh pasien keluar
= 14x31-237/74
=430
d) BTO
Jumlah pasien keluar = 74
Jumlah TT = 14
BTO = Jmlh pasien Kluar /Jlmh TT
=74/14
=5,3
e) PPI
1. SPO cuci tangan
2. SPO Etika Batuk
3. SPO Pembuangan Sampah Infeksius
4. SPO Penatalaksanaan Tertusuk Jarum/benda tajam
5. SPO APD
6. SPO Perawatan Jenazah Non Infeksius
7. SPO Perawatan Jenazah Infeksius
8. SPO Praktek Mnyuntik Aman
9. SPO Surgical Scrab
10. SPO Dekontaminasi
11. SPO Penanganan B3
f) Kepuasan dan Kenyamanan Pasien
Kepuasan pasien didapatkan dengan menyebarkan angket yang berisi
18 item pertanyaan pada 8 pasien/keluarga pasien yang ada di ruang Marwah
selam 1 hari.
Tingkat kepuasan pasien yang tinggi juga merupakan sebuah peluang
bagi rumah sakit dan ruangan untuk mendapatkan dana yang lebih besar.
Adapun data tingkat kepuasan pasien adalah sebagai berikut :

30
Kepuasan Dan Kenyamanan Pasien Terhadap Pelayanan Pasien

No. Tingkat Kepuasan Jumlah Prosentase

1 Tidak puas 3 4,17

2 Cukup puas 6 8,3

3 Puas 45 62,5

4 Sangat puas 18 25

TOTAL 72 100%

Kusioner kenyamanan pasien

No Pertanyaan Sangat Puas Cukup Tidak


Puas Puas Puas

1 Kemampuan perawat dalam menjalankan


tugasnya

2 Sikap dan perilaku perawat saat berkerja

3 Pasien menjelaskan tujuan perawatan pada pasien

4 Perawat memperhatikan keluhan pasien

5 Dalam melayani pasien perawat bersikap sopan


dan ramah
Perawat menjelaskan tujuan perawatan pada
6 pasien
Perawat meminta persetujuan pasien dan keluarga
sebelum melakukan tindakan
7

8 Tenaga medis/perawat melakukan tindakan secara


cepat dan tepat

9 Perawat memberikan pelayanan teliti, hati-hati,


dan tepat waktu sesuai dengan yang di janjikan

Berdasarkan tabel tingkat kepuasan dan kenyamanan pasien terhadap


pelayanan perawat didapatkan hasil tidak puas 3 ( 4,17). Cukup puas 6(8,3),
puas 45(62,5), sangat puas 18(25). Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan
kepuasan dan kenyamanan pasien terhadap perawat didapatkan hasil terbanyak

31
puas 45(62,5). Berdasarkan pendidikan dan keselamatan pasien terhadap
pelayanan perawat diatas didapatkan data sebagai berikut tidak puas 5(6,94),
cukup puas 14(19,4), puas 38(52,8), sangat puas 15(20,83), dapat disimpulkan
berdasarkan pendidkan dan keselamatan pasien terhadap pelayanan perawat di
atas didapatkan hasil terbanyak yaitu puas 38(52,8).

Kusioner kenyamanan pasien

No Pertanyaan Sangat Puas Cukup Tidak


Puas Puas Puas

1 Kemampuan perawat dalam menjalankan


tugasnya

2 Sikap dan perilaku perawat saat berkerja

3 Pasien menjelaskan tujuan perawatan pada pasien

4 Perawat memperhatikan keluhan pasien

5 Dalam melayani pasien perawat bersikap sopan


dan ramah
Perawat menjelaskan tujuan perawatan pada
6 pasien
Perawat meminta persetujuan pasien dan keluarga
sebelum melakukan tindakan
7

8 Tenaga medis/perawat melakukan tindakan secara


cepat dan tepat

9 Perawat memberikan pelayanan teliti, hati-hati,


dan tepat waktu sesuai dengan yang di janjikan

d. Pendidikan dan Keselamatan Pasien


Pendidikan dan Keselamatan pasien didapatkan dengan menyebarkan
angket yang berisi 18 item pertanyaan pada 8 pasien/keluarga pasien yang ada
di ruang Marwah selam 1 hari.

Pendidikan dan Keselamatan Pasien

No. Tingkat Kepuasan Jumlah Prosentase

1 Tidak puas 5 6,94

32
2 Cukup puas 14 19,4

3 Puas 38 52,8

4 Sangat puas 15 20,83

TOTAL 72 100%

Berdasarkan tabel tingkat pendidikan dan keselamatan pasien terhadap


pelayanan perawat didapatkan hasil tidak puas 5 (6,94). Cukup puas 14 (19,4),
puas 38(52,8), sangat puas 15(25). Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan
kepuasan dan kenyamanan pasien terhadap perawat didapatkan hasil terbanyak
puas 38(52,8).

e. Kepuasan Dan Kenyamanan Perawat


Kepuasan Dan Kenyamanan Perawat didapatkan dengan menyebarkan
angket yang berisi 9 item pertanyaan pada 10 perawat yang ada di ruang
Marwah selam 1 hari.
Kepuasan dan Kenyamanan Perawat

No. Tingkat Kepuasan Jumlah Prosentase

1 Tidak puas 0 0

2 Cukup puas 21 0,24

3 Puas 29 0,32

4 Sangat puas 40 0,44

TOTAL 90 100%

Berdasarkan tabel tingkat Kepuasan Dan Kenyamanan Perawat Dapat


disimpulkan bahwa didapatkan hasil tidak puas 0 (0),Cukup puas 21 (0,24),
puas 29(0,32), sangat puas 40(0,44). Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan
kepuasan dan kenyamanan perawat didapatkan hasil terbanyak puas 40(0,44).

33
b. Analisis SWOT
Identifikasi Situasi Ruangan berdasarkan Pendekatan Analisis SWOT
No Analisa SWOT Bobot Ratin Bobot X Rating
g
1. M1 (ketenagaan)
Sumber Daya Manusia (Man)
Kekuatan
1. Rata-rata Semua perawat
lulusan DIII 0,3 1 0,3
2. Semua perawat sudah
mengikuti pelatihan bantuan
hidup dasar (BTCLS) 0,3 2 0,6

TOTAL S-W
0,6 0,9 0,9-1,4
= 2,3

Kelemahan (W – Weakness)
1. Sebagian perawat belum 0,3 1 0,3
mengikuti pelatihan MAKP
2. Jumlah perawat D3 lebih 0,4 2 0,8
banyak dari S1
3. Kurangnya apresiasi atau 0,3 1 0,3
motivasi kerja yang diberikan
dari pihak Rumah Sakit

TOTAL 1 1,4

34
Peluang (O – Opportunity)
1. Adanya kesempatan 0,4 0,4 O-T
1
melanjutkan pendidikan ke 1-1=0
jenjang yang lebih tinggi
2. Adanya kebijakan 0,3 0,3
1
pemerintah tentang
profesionalisasi perawat 0,3 0,3
1
3. Adanya program akreditasi
RS dari pemerintah
1 1
TOTAL
Ancaman (T – Threatened)
1. Ada tuntutan tinggi dari 0,3 1 0,3
masyarakat untuk pelayanan
yang lebih profesional
2. Semakin tingginya kesadaran 0,2 1 0,2
masyarakat akan hukum
3. Persaingan antar Rumah Sakit 0,25 1 0,25
yang semakin kuat
4. Terbatasnya kuota tenaga 0,25 1 0,25
keperawatan yang
melanjutkan pendidikan tiap
tahun
1 1
TOTAL
2. M2. Material
Kekuatan
1. Mempunyai ruangan untuk 0.4 4 1.6
Kepala Ruangan
2. Terdapata administrasi yang
menunjang 0.3 2 0.6 S-W
3. Mempunyai sarana dan 2,8-
prasarana yang cukup untuk 2,2=0,6
pasien dan tenaga kesehatan 0.3 2 0.6

TOTAL 1 2,8
Kelemahan
1. Tidak ada papan struktur 0.3 3 0,9
organisasi untuk ruangan
2. Tidak ada peringatan bagi 0.2 2 0.4
pengunjung untuk
menggunakan masker
3. Tidak ada larangan untuk
pengunjung dibawah 12 tahun 0,3 3 0,9

TOTAL
1 2,2

35
Peluang O-T
1. Adanya kesempatan untuk 3 1,5 2,5-
menambah sarana yang 0,5 2=0,5
kurang
2. Adanya kesempatan untuk 2 1
penggantian alat yang tidak 0,5
layak pakai
1 2,5
TOTAL
Ancaman
1. Adanya tuntutan dari 0,5 2 1
masyarakat untuk
melengkapi sarana dan
prasarana 0,5 2 1
2. Adanya tuntutan untuk
mengganti alat yang tidak
layalk pakai
1 2
TOTAL
3. M3 (MAKP)

1. MPKP
Kekuatan
1. Memiliki visi dan misi 0.3 3 0,9
sebagai acuan melaksanakan
kegiatan pelayanan
2. Sudah ada model MPKP yang 0,3 3 0,9
digunakan yaitu MPKP
kombinasi
S-W
3. Mempunyai standar asuhan 0,2 3 0,6
3,2-2 =
keperawatan
1,2
4. Mempunyai standar operating 0,2 4 0,8
prosedur (SOP)

TOTAL 1 3,2
Kelemahan
Kontinuitas rencana 1 2 2
keperawatan kurang
terlaksana
1 2
TOTAL
Peluang
1. Adanya mahasiswa 0,7 3 1
keperawatan praktik
managemen keperawatan 0,3 2 0,5 O-T
2. Adanya kebijakan pemerintah 1,5-0,8
tentang profesionalisasi = 0,7
perawat 1 1,5

TOTAL

36
Ancaman
1. Persaingan dengan rumah 0,2 1 0,2
sakit swasta yang semakin
ketat 0,3 2 0,6
2. Adanya tuntutan masyarakat
yang semakin tinggi terhadap
peningkatan pelayanan
keperawatan yang lebih
profesional

TOTAL
0,5 0,8
2. Sentralisasi Obat
Kekuatan
1. Tersedianya sarana dan 0,2 2 0,4
prasarana untuk pengelolaan
sentralisasi obat
2. Kepala ruangan mendukung 0,1 3 0,3
kegiatan sentralisasi obat
3. Sudah dilaksanakan kegiatan 0,2 4 0,8
sentralisasi obat oleh perawat
berkolaborasi dengan depo
farmasi
4. Adanya kemauan perawat 0,2 2 0,4
untuk melakukan sentralisasi
S-W
obat 0,2 2 0,4
2,6-
5. Adanya buku injeksi dan obat
2=0,6
oral bekerja sama dengan
depo farmasi 0,1 3 0,3
6. Ada lembar
pendokumentasian obat yang
diterima di setiap status
pasien

TOTAL 1 2,6
Kelemahan
Pelabelan obat NASA belum 1 2 2
belum berjalan dengan baik

TOTAL 1 2
Peluang
1. Adanya mahasiswa 0,4 3 1,2
keperawatan praktik
managemen keperawatan O-T
2. Kerjasama yang baik antara 0,6 2 1,2 2,4-2,3
perawat dan mahasiswa = 0,1
keperawatan
1 2,4
TOTAL

37
Ancaman
1. Adaanya tuntutan pasien 0,3 3 0,9
untuk mendapatkan
pelayanan yang profesional
2. Makin tinggi kesadaran 0,7 2 1,4
masyarakat akan hukum

TOTAL 1 2,3
3. Ronde Keperawatan
Kekuatan
3. Bidang perawatan dan 0,5 4 2
ruangan mendukung adanya
kegiatan ronde keperawatan
4. Beberapa kasus memerlukan 0,5 3 1,5
perhatian khusus

TOTAL 1 3,5
S-W
Kelemahan
3,5-3 =
5. Ronde keperawatan adalah 0,5 2 1
0,5
kegiatan yang belum
dilaksanakan secara teratur di
ruang Marwah
6. Karakteristik tenaga yang 0,5 4 2
memenuhi kualifikasi belum
merata

TOTAL 1 3
Peluang
7. Adanya pelatihan dan seminar 0,7 3 2,1
tentang manajemen
keperawatan 0,3 4 1,2
8. Adanya kesempatan dari
kepala ruangan untuk
mengadakan ronde
keperawatan pada perawat
dan mahasiswa praktik 1 3,3
O-T
TOTAL 3,3-
Ancaman 2=1,3
9. Adanya tuntutan yang lebih 0,4 2 0,8
tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan yang
profesional
10. Persaingan antar ruang 0,6 2 1,2
rawat inap semakin kuat
dalam pemberian pelayanan

TOTAL 1 2

38
M3 (MAKP)

4. MPKP
Kekuatan
11. Memiliki visi dan misi 0.3 3 0,9
sebagai acuan melaksanakan
kegiatan pelayanan
12. Sudah ada model MPKP 0,3 3 0,9
yang digunakan yaitu MPKP
kombinasi S-W
13. Mempunyai standar 0,2 3 0,6 3,2-2
asuhan keperawatan = 1,2
14. Mempunyai standar 0,2 4 0,8
operating prosedur (SOP)

TOTAL 1 3,2
Kelemahan
15. Kontinuitas rencana 1 2 2
keperawatan kurang
terlaksana
1 2
TOTAL
Peluang
16. Adanya mahasiswa 0,7 3 1
keperawatan praktik
managemen keperawatan 0,3 2 0,5
17. Adanya kebijakan
pemerintah tentang
profesionalisasi perawat 1 1,5

TOTAL
Ancaman O-T
18. Persaingan dengan rumah 0,2 1 0,2 1,5-
sakit swasta yang semakin 0,8=-
ketat 0,3 2 0,6 0,7
19. Adanya tuntutan
masyarakat yang semakin
tinggi terhadap peningkatan
pelayanan keperawatan yang
lebih profesional

TOTAL 0,5 0,8


5. Sentralisasi Obat
Kekuatan
S-W
20. Tersedianya sarana dan 0,2 2 0,4
2,6-
prasarana untuk pengelolaan
2=0,6
sentralisasi obat
21. Kepala ruangan 0,1 3 0,3
mendukung kegiatan
sentralisasi obat 0,2 4 0,8

39
22. Sudah dilaksanakan
kegiatan sentralisasi obat oleh
perawat berkolaborasi dengan
depo farmasi 0,2 2 0,4
23. Adanya kemauan perawat
untuk melakukan sentralisasi 0,2 2 0,4
obat
24. Adanya buku injeksi dan
obat oral bekerja sama dengan 0,1 3 0,3
depo farmasi
25. Ada lembar
pendokumentasian obat yang
diterima di setiap status
pasien

TOTAL 1 2,6
Kelemahan
26. Pelabelan obat NASA 1 2 2
belum belum berjalan dengan
baik
1 2
TOTAL
Peluang
27. Adanya mahasiswa 0,4 3 1,2
keperawatan praktik
managemen keperawatan
28. Kerjasama yang baik 0,6 2 1,2
antara perawat dan mahasiswa
keperawatan O-T
1 2,4 2,4-
TOTAL 2,3=
Ancaman 0,1
29. Adaanya tuntutan pasien 0,3 3 0,9
untuk mendapatkan pelayanan
yang profesional
30. Makin tinggi kesadaran 0,7 2 1,4
masyarakat akan hukum

TOTAL 1 2,3
6. Ronde Keperawatan
Kekuatan
31. Bidang perawatan dan 0,5 4 2
ruangan mendukung adanya S-W
kegiatan ronde keperawatan 3,5-
32. Beberapa kasus 0,5 3 1,5 3=0,5
memerlukan perhatian khusus

TOTAL 1 3,5

40
Kelemahan
33. Ronde keperawatan 0,5 2 1
adalah kegiatan yang belum
dilaksanakan secara teratur di
ruang marwah
34. Karakteristik tenaga yang 0,5 4 2
memenuhi kualifikasi belum
merata

TOTAL 1 3
Peluang
35. Adanya pelatihan dan 0,7 3 2,1 O-T
seminar tentang manajemen 3,3-
keperawatan 0,3 4 1,2 2=1,3
36. Adanya kesempatan dari
kepala ruangan untuk
mengadakan ronde
keperawatan pada perawat
dan mahasiswa praktik 1 3,3

TOTAL
Ancaman
37. Adanya tuntutan yang 0,4 2 0,8
lebih tinggi dari masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan
yang profesional
38. Persaingan antar ruang 0,6 2 1,2
rawat inap semakin kuat
dalam pemberian pelayanan

TOTAL 1 2
3. M3 (MAKP)

7. MPKP
Kekuatan
39. Memiliki visi dan misi 0.3 3 0,9
sebagai acuan melaksanakan
kegiatan pelayanan
S-W
40. Sudah ada model MPKP 0,3 3 0,9
3,2-
yang digunakan yaitu MPKP
2=1,2
kombinasi
41. Mempunyai standar 0,2 3 0,6
asuhan keperawatan
42. Mempunyai standar 0,2 4 0,8
operating prosedur (SOP)

TOTAL 1 3,2

41
Kelemahan
43. Kontinuitas rencana 1 2 2
keperawatan kurang
terlaksana
1 2
TOTAL
Peluang
44. Adanya mahasiswa 0,7 3 1
keperawatan praktik
managemen keperawatan 0,3 2 0,5
45. Adanya kebijakan
pemerintah tentang
profesionalisasi perawat 1 1,5

TOTAL
Ancaman
O-T
46. Persaingan dengan rumah 0,2 1 0,2
1,5-
sakit swasta yang semakin
1,3=0,2
ketat 0,3 2 0,6
47. Adanya tuntutan
masyarakat yang semakin
tinggi terhadap peningkatan
pelayanan keperawatan yang
lebih profesional 0,5 1 0,5
48. Persaingan dengan
masuknya perawat asing
1 1,3
TOTAL
4. M4 (Money)
Kekuatan
49. Adanya jasa insentif 0,3 4 1,2
50. Sumber pendapatan 0,7 2 1,4

TOTAL 1 2,6
Kekurangan S-W
51. Sekitar 40% dari 2,6-2,4
pendapatan jasa BPJS untuk = 0,2
jasa medik 0,4 2 0,8
52. Belum ada tunjangan
untuk lauk pauk 0,1 4 0,4

TOTAL
1 2,4

42
Peluang
53. Pengeluaran sebagian 0,4 3 3
besar dibiayai oleh rumah
sakit 0,6 2 1,2
54. Mantenance alat
1 4,2
TOTAL O-T
Ancaman 4,2-2 =
55. Adanya tuntutan lebih 1 2 2 2,2
tinggi dari masyarakat untuk
melakukan pelayanan
kesehatan yang lebih
profesional
1 2
TOTAL
5. M5 (MUTU)
Kekuatan
56. Kepuasan pasien terhadap 3 0,9
0,3
pelayanan kesehatn di Rumah
sakit
57. Rata rata BOR cukup baik 3 0,9
0,3
58. Adanya pariasi 1 0,1
0,1
karakteristik dari pasien
(BPJS, umum,) 3 0,9
0,3
59. Sebagai tempat praktik
S-
mahasiswa keperawatan D-3
W=2,8-
dan S-1
2=0,8
2,8
1
TOTAL
Kelemahan
60. Adanya LOS pasien lebih 2 0,8
0,4
dari 9 hari
61. CP yang belum lengkap 2 1,2
0,6
(PPOK, TB, asma, efusi
pleura)
2
1
TOTAL
Peluang
62. Mahasiswa S1 0,5 4 2
keerawatan praktik manajmen O-T=
63. Kerja sama yang baik 0,5 3 1,5 3,5-
anatara prawat dan 2,3= -
mahasiswa 1,2
1 3,5
TOTAL

43
Ancaman
64. Adanya standar 0,3 3 0,9
masyarakat yag harus
dipenuhi 0,7 2 1,4
65. Persaingan rumah sakit
dalam memberikan pelayanan
kesehatan 1 2,3

TOTAL

c. Analisa Data

Setelah dilakukan analisis situasi dengan menggunakan pendekatan SWOT


maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. M1 (Ketenagaan)
a) Jumlah perawat D3 lebih banyak dari S1
b) Kurangnya apresiasi atau motivasi kerja yang diberikan dari pihak Rumah
Sakit
2. M2 (Material)
a) Belum lengkapnya sarana dan prasarana di ruangan, seperti struktur
organisasi
b) Tidak ada peringatan bagi pengunjung untuk menggunakan masker
3. M3 (MPKP)
a) Model keperawatan
1) Kurangnya pelatihan terkait peran perawat dan ketua tim
2) Pendidikan mayoritas D3
b) Ronde keperawatan
Belum optimalnya dilakukan ronde keperawatan diruangan
c) Supervisi
1) Belum ada program yang jelas tentang suverfisi
2) Belum mempunyai format yang baku dalam pelaksanaan supervisi
3) Supervisi belum terstruktur dan tidak ada formulir penilaian yang
tetap
4) Belum adanya dokumentasi supervisi yang jelas
5) Kurangnya apresiasi terhadap orang yang melakukan suvervisi
d) Tmbang terima
1) Pelaksanaan timbang terima masih belum optimal, khususnya dari
sif sore kemalam
2) Perawat kurang disiplin pada waktu timbang terima
e) Discharge planning
1) Pelaksanaan discharge planning belum optimal
2) Tidak tersedianya brosur/leaflet untuk pasien saat melakukan
discharge planning

44
3) Pemberian pendidikan kesehatan dilakukan secara lisan pada setiap
pasien dan keluarga
d. Penyelesaian Masalah dengan (CARL)

No Masalah Capabillity( Accessibillity Relevacnce Legalisation TOTAL


C) (A) (R) (L)

1 Belum lengkapnya 3 2 2 1 8
sarana dan
prasarana di
ruangan, seperti
struktur organisasi

2 Tidak ada 2 3 3 3 54
peringatan bagi
pengunjung untuk
menggunakan
masker

3 Pelaksanaan 3 4 3 2 64
timbang terima
yang masih belum
optimal

4 Perawat kurang 2 3 2 2 24
disiplin pada waktu
timbang terima

5 Tidak tersedianya 3 3 2 1 18
brosur/leaflet untuk
pasien saat
melakukan
discharge planning

e. Prioritas masalah
1) Tidak ada peringatan bagi pengunjung untuk menggunakan masker
2) Perawat kurang disiplin pada waktu timbang terima
3) Pelaksanaan timbang terima masih belum optimal
4) Tidak tersedianya brosur/leaflet untuk pasien saat melakukan discharge
planning
5) Belum lengkapnya sarana dan prasarana di ruangan, seperti struktur
organisasi

45
Plan of action (POA)

No Masalah Tujuan Sasaran Rencana Waktu Kriteria PJ


Hasil

1 Belum Mengetahu Perawat Menyaran Perawat Kelompok


lengkapnya i ruangan kan untuk melakuka
sarana dan pentingnya melakuka n timbang
prasarana di timbang n timbang terima
ruangan, seperti terima terima setiap
struktur setiap pergantian
organisasi pergantian sif
sif

2 Tidak ada Mencegah Pengunjung Membuat Dengan Kelompok


peringatan bagi penularan atau keluarga poster adanya
pengunjung penyakit pasien tentang banner
untuk kepada penggunaa diruangan
menggunakan pengunjung n masker dapat
masker atau ketika menjadi
keluarga memasuki sarana
pasien ruangan informasi

3 Pelaksanaan Mengoptim Perawat Menganju Dengan Perawat


timbang terima alkan ruangan rkan untuk adanya
yang masih kinerja melakuka timbang
belum optimal perawat di n timbang terima
ruangan terima yang
secara optimal
optimal untuk
dapat
meningkat
kan
pelayanan

4 Perawat kurang Meningkat Perawat Menyaran Dengan Perawat


disiplin pada kan ruangan kan agar adanya
waktu timbang kedisiplina perawat kesadaran
terima n perawat disiplin kedisiplin
dalam an
timbang sehingga
terima pelayaan
dapat
dilakukan
secara

46
tepat
waktu

5 Tidak Menambah Pasien dan Membuat Diharapka Kelompok


tersedianya kemandiria keluarga brosur n tercapai
brosur/leaflet n pasien pasien /leaflet kemandiri
untuk pasien saat saat tentang an pasien
melakukan meninggalk pendidika saat
discharge an rumah n meninggal
planning sakit kesehatan kan rumah
sakit

47
DAFTAR PUSTAKA

Data Primer Ruang Marwah RSI Siti Hajar Mataram 2020

Data Sekunder Ruang Marwah RSI Siti Hajar Mataram 2020

Nursalam, (2014). Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan

Profesional. Jakarta, Salemba Medika

Azwar, azrul.2010. Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi Ketiga. Tangerang: Binarupa


Aksara

48

Anda mungkin juga menyukai