Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

ACUTE DECOMPENSATED OF HEART FAILURE (ADHF)


CENTRAL VENA PRESSURE (CVP)

R.5B CVCU
RSU DR.SAIFUL ANWAR MALANG
PERIODE TANGGAL 14 OKTOBER – 19 OKTOBER 2019

Oleh :

NAMA : SUCI NUR RAMADHANI


NIM : 172303101043
KELOMPOK : A1

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN INI TELAH DISAHKAN PADA


TANGGAL ................................. 2019

MAHASISWA

..........................................
NIM. ..................................

MENGETAHUI,

PEMBIMBING KLINIK PEMBIMBING AKADEMI

......................................... .........................................
NIP. .................................. NIP. ..................................

Laporan Pendahuluan
Acute Decompensated Heart Failure (ADHF)

A. Konsep Dasar Penyakit


1. Definisi
Gagal jantung adalah pemberhentian sirkulasi normal darah dikarenakan
kegagalan dari ventrikel jantung untuk berkontraksi secara efektif pada saat systole.
Akibat kekurangan penyediaan darah, menyebabkan kematian sel dari kekurangan
oksigen.
Gagal jantung adalah suatu keadaan dimana jantung tidak mampu lagi
memompakan darah secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi untuk
metabolisme jaringan tubuh, sedangkan tekanan pengisian ke dalam jantung masih
cukup tinggi.
Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam
jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap nutrien dan
oksigen.
Gagal jantung adalah Suatu keadaan patofisiologi adanya kelainan fungsi jantung
berakibat jantung gagal memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
jaringan dan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian tekanan
pengisian ventrikel kiri.

2. Anatomi Fisiologi

Jantung berbentuk seperti buah pir atau kerucut terletak seperti piramida terbalik
dengan apeks (puncak) berada di bawah dan basis (alas) berada di atas. Beratnya 250-
350 gram pada orang dewasa. Jantung terletak pada rongga dada (cavum thorax)
tepatnya pada rongga mediastinum diantara paru-paru kiri dan kanan.

Lapisan Jantung
Lapisan jantung terdiri dari perikardium, epikardium, miokardium dan
endokardium. Lapisan perikardium adalah lapisan paling atas dari jantung terdiri dari
fibrosa dan serosa dan berfungsi sebagai pembungkus jantung. Lapisan perikardium
terdiri dari perikardium parietal (pembungkus luar jantung) dan perikardium visceral
(lapisan yang langsung menempel pada jantung). Antara perikardium parietal dan
visceral terdapat ruangan perikardium yang berisi cairan serosa berjumlah 15-50 ml
dan berfungsi sebagai pelumas.
Lapisan epikardium merupakan lapisan paling atas dari dinding jantung.
Selanjutnya adalah lapisan miokardium yang merupakan lapisan fungsional jantung
yang memungkinkan jantung bekerja sebagai pompa. Miokardium mempunyai sifat
istimewa yaitu bekerja secara otonom (miogenik), durasi kontraksi lebih lama dari
otot rangka dan mampu berkontraksi secara ritmik.
Ketebalan lapisan miokardium pada setiap ruangan jantung berbeda-beda.
Ventrikel kiri mempunyai lapisan miokardium yang paling tebal karena mempunyai
beban lebih berat untuk memompa darah ke sirkulasi sistemik yang mempunyai
tahanan aliran darah lebih besar.
Miokardium terdiri dari dua berkas otot yaitu sinsitium atrium dan sinsitium
ventrikel. Setiap serabut otot dipisahkan diskus interkalaris yang berfungsi
mempercepat hantaran impuls pada setiap sel otot jantung. Antara sinsitium atrium
dan sinsitium ventrikel terdapat lubang yang dinamakan anoulus fibrosus yang
merupakan tempat masuknya serabut internodal dari atrium ke ventrikel. Lapisan
endokardium merupakan lapisan yang membentuk bagian dalam jantung dan
merupakan lapisan endotel yang sangat licin untuk membantu aliran darah.

Katup-Katup Jantung
Katup jantung ada dua macam yaitu katup AV (atrioventrikular) dan katup SL
(semilunar). Katup AV terletak antara atrium dan ventrikel, sedangkan katup SL
terletak antara ventrikel dengan pembuluh darah besar pada jantung. Katup AV antara
atrium dekstra dan ventrikel dekstra adalah katup trikuspidalis dan antara atrium
sinistra dan ventrikel sinistra adalah katup bikuspidalis (mitral). Katup AV hanya
membuka satu arah (ke arah ventrikel) karena berfungsi mencegah aliran balik dari
ventrikel ke atrium pada saat sistol. Secara anatomi katup AV hanya membuka ke satu
arah karena terikat oleh korda tendinae yang menempel pada muskulus papilaris pada
dinding ventrikel. Katup SL terdiri dari katup pulmonal yang terdapat antara ventrikel
kanan dengan arteri pulmonalis dan katup aortik yang terletak antara ventrikel kiri dan
aorta.
Pembuluh Darah Besar Pada Jantung
Ada beberapa pembuluh darah besar yang berdekatan letaknya dengan jantung yaitu :
a. Vena Cava Superior
Vena cava superior adalah vena besar yang membawa darah kotor dari tubuh
bagian atas menuju atrium kanan.
b. Vena Cava Inferior
Vena cava inferior adalah vena besar yang membawa darah kotor dari bagian
bawah diafragma ke atrium kanan.
c. Sinus Conaria
Sinus coronary adalah vena besar di jantung yang membawa darah kotor dari
jantung sendiri.
d. Trunkus Pulmonalis
Pulmonary trunk adalah pembuluh darah besar yang membawa darah kotor dari
ventrikel kanan ke arteri pulmonalis. Arteri pulmonalis dibagi menjadi 2 yaitu
kanan dan kiri yang membawa darah kotor dari pulmonary trunk ke kedua paru-
paru.
e. Vena Pulmonalis
Vena pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa darah
bersih dari kedua paru-paru ke atrium kiri.
f. Aorta Asendens
Ascending aorta, yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah bersih dari
ventrikel kiri ke arkus aorta (lengkung aorta) ke cabangnya yang bertanggung
jawab dengan organ tubuh bagian atas.
g. Aorta Desendens
Descending aorta,yaitu bagian aorta yang membawa darah bersih dan bertanggung
jawab dengan organ tubuh bagian bawah.

Sirkulasi Darah
Sirkulasi darah terbagi menjadi dua yaitu sirkulasi sistemik dan sirkulasi
pulmonal. Sirkulasi pulmonal adalah peredaran darah antara jantung dengan paru-
paru. Sirkulasi pulmonal diawali dengan keluarnya darah dari ventrikel kanan ke paru-
paru melalui arteri pulmonalis dan kembali ke atrium kiri melalui vena-vena
pulmonalis.
Sirkulasi sistemik merupakan peredaran darah dari jantung ke seluruh tubuh
(kecuali paru-paru). Sirkulasi sistemik dimulai dari keluarnya darah dari ventrikel kiri
ke aorta kemudian ke seluruh tubuh melalui berbagai percabangan arteri. Selanjutnya
kembali ke jantung (atrium kanan) melalui vena cava. Darah dari tubuh bagian atas
kembali ke jantung melalui vena cava superior dan darah dari tubuh bagian bawah
kembali ke jantung melalui vena cava inferior.
3. Etiologi
Terjadinya gagal jantung dapat disebabkan :
1) Disfungsi miokard (kegagalan miokardial)
Ketidakmampuan miokard untuk berkontraksi dengan sempurna mengakibatkan
isi sekuncup (stroke volume) dan curah jantung (cardiac output) menurun.
2) Beban tekanan berlebihan-pembebanan sistolik (systolic overload)
Beban sistolik yang berlebihan diluar kemampuan ventrikel (systolic overload)
menyebabkan hambatan pada pengosongan ventrikel sehingga menurunkan curah
ventrikel atau isi sekuncup.
3) Beban volum berlebihan-pembebanan diastolic (diastolic overload)
Preload yang berlebihan dan melampaui kapasitas ventrikel (diastolic overload)
akan menyebabkan volum dan tekanan pada akhir diastolic dalam ventrikel
meninggi. Prinsip Frank Starling ; curah jantung mula-mula akan meningkat
sesuai dengan besarnya regangan otot jantung, tetapi bila beban terus bertambah
sampai melampaui batas tertentu, maka curah jantung justru akan menurun
kembali.
4) Peningkatan kebutuhan metabolic-peningkatan kebutuhan yang berlebihan
(demand overload)
Beban kebutuhan metabolic meningkat melebihi kemampuan daya kerja jantung
di mana jantung sudah bekerja maksimal, maka akan terjadi keadaan gagal
jantung walaupun curah jantung sudah cukup tinggi tetapi tidak mampu untuk
memenuhi kebutuhan sirkulasi tubuh.

5) Gangguan pengisian (hambatan input).


Hambatan pada pengisian ventrikel karena gangguan aliran masuk ke dalam
ventrikel atau pada aliran balik vena/venous return akan menyebabkan
pengeluaran atau output ventrikel berkurang dan curah jantung menurun.
6) Kelainan Otot Jantung
Gagal jantung paling sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung,
menyebabkan menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari
penyebab kelainan fungsi otot mencakup arterosklerosis koroner, hipertensi
arterial dan penyakit otot degeneratif atau inflamasi.
7) Aterosklerosis Koroner
Mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darah ke otot
jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat). Infark
miokardium (kematian sel jantung) biasanya mendahului terjadinya gagal
jantung.
8) Hipertensi Sistemik / Pulmonal
Meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertropi
serabut otot jantung.
9) Peradangan dan Penyakit Miokardium
Berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak
serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas menurun.
10) Penyakit jantung
Penyakit jantung lain seperti stenosis katup semilunar, temponade perikardium,
perikarditis konstruktif, stenosis katup AV.
11) Faktor sistemik
Faktor sistemik seperti hipoksia dan anemia yang memerlukan peningkatan curah
jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen sistemik. Hipoksia atau anemia juga
dapat menurunkan suplai oksigen ke jantung. Asidosis dan abnormalitas
elektrolit juga dapat menurunkan kontraktilitas jantung.

4. Manifestasi Klinis
a. Peningkatan volume intravaskular (gambaran dominan)
b. Ortopnue yaitu sesak saat berbaring
c. Dipsneu on effort (DOE) yaitu sesak bila melakukan aktifitas
d. Paroxymal noctural dipsneu (PND) yaitu sesak nafas tiba-tiba pada malam hari
disertai batuk
e. Berdebar-debar
f. Lekas lelah
g. Batuk-batuk
h. Peningkatan desakan vena pulmonal (edema pulmonal) ditandai oleh batuk dan
sesak nafas.
i. Peningkatan desakan vena sistemik seperti yang terlihat pada edema perifer umum
dan penambahan berat badan.

5. Patofisiologi
Kelainan pada otot jantung karena berbagai sebab dapat menurunkan
kontraktilitas otot jantung sehingga menurunkan isi sekuncup dan kekuatan kontraksi
otot jantung sehingga terjadi penurunan curah jantung. Demikian pula pada penyakit
sistemik (misal : demam, tirotoksikosis, anemia, asidosis) menyebabkan jantung
berkompensasi memenuhi kebutuhan oksigen jaringan. Bila terjadi terus menerus,
pada akhirnya jantung akan gagal berkompensasi sehingga mengakibatkan penurunan
curah jantung. Penurunan curah jantung ini mempunyai akibat yang luas yaitu:
a) Menurunkan tekanan darah arteri pada organ vital
- Pada jantung akan terjadi iskemia pada arteri koroner yang akhirnya
menimbulkan kerusakan ventrikel yang luas.
- Pada otak akan terjadi hipoksemia otak.
- Pada ginjal terjadi penurunan haluaran urine.
Semua hal tersebut akan menimbulkan syok kardiogenik yang merupakan
stadium akhir dari gagal jantung kongestif dengan manifestasi klinis berupa
tekanan darah rendah, nadi cepat dan lemah, konfusi dan agitasi, penurunan
haluaran urine serta kulit yang dingin dan lembab.
b) Menghambat sirkulasi dan transport oksigen ke jaringan sehingga menurunkan
pembuangan sisa metabolisme sehingga terjadi penimbunan asam laktat. Pasien
akan menjadi mudah lelah.
c) Tekanan arteri dan vena meningkat
Hal ini merupakan tanda dominan ADHF. Tekanan ini mengakibatkan
peningkatan tekanan vena pulmonalis sehingga cairan mengalir dari kapiler ke
alveoli dan terjadilah odema paru. Odema paru mengganggu pertukaran gas di
alveoli sehingga timbul dispnoe dan ortopnoe. Keadaan ini membuat tubuh
memerlukan energy yang tinggi untuk bernafas sehingga menyebabkan pasien
mudah lelah. Dengan keadaan yang mudah lelah ini penderita cenderung
immobilisasi lama sehingga berpotensi menimbulkan thrombus intrakardial dan
intravaskuler. Begitu penderita meningkatkan aktivitasnya sebuah thrombus akan
terlepas menjadi embolus dan dapat terbawa ke ginjal, otak, usus dan tersering
adalah ke paru-paru menimbulkan emboli paru. Emboli sistemik juga dapat
menyebabkan stroke dan infark ginjal.
Odema paru dimanifestasikan dengan batuk dan nafas pendek disertai sputum
berbusa dalam jumlah banyak yang kadang disertai bercak darah. Pada pasien
odema paru sering terjadi Paroxysmal Nocturnal Dispnoe (PND) yaitu ortopnoe
yang hanya terjadi pada malam hari, sehingga pasien menjadi insomnia.
d) Hipoksia jaringan
Turunnya curah jantung menyebabkan darah tidak dapat mencapai jaringan dan
organ (perfusi rendah) sehingga menimbulkan pusing, konfusi, kelelahan, tidak
toleran terhadap latihan dan panas, ekstremitas dingin dan haluaran urine
berkurang (oliguri). Tekanan perfusi ginjal menurun mengakibatkan pelepasan
renin dari ginjal yang pada gilirannya akan menyebabkan sekresi aldosteron,
retensi natrium dan cairan, serta peningkatan volume intravaskuler.
e) Kegagalan ventrikel kanan mengosongkan volume darah, yang mengakibatkan
beberapa efek yaitu:
- Pembesaran dan stasis vena abdomen, sehingga terjadi distensi abdomen yang
menyebabkan terjadinya gerakan balik peristaltik, terjadi mual dan anoreksia.
- Pembesaran vena di hepar, menyebabkan nyeri tekan dan hepatomegali
sehingga tekanan pembuluh portal meningkat, terjadi asites yang juga
merangsang gerakan balik peristaltik.
- Cairan darah perifer tidak terangkut, sehingga terjadi pitting odema di daerah
ekstrimitas bawah.
6. P
1) Kateterisasi jantung : Tekanan normal merupakan indikasi dan membantu
membedakan gagal jantung sisi kanan verus sisi kiri, dan stenosi katup atau
insufisiensi, juga mengkaji potensi arteri kororner. Zat kontras disuntikkan kedalam
ventrikel menunjukkan ukuran bnormal dan ejeksi fraksi/perubahan kontrktilitas

7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan gagal jantung kongestif dengan sasaran :
1) Untuk menurunkan kerja jantung
2) Untuk meningkatkan curah jantung dan kontraktilitas miokard
3) Untuk menurunkan retensi garam dan air.
a) Tirah Baring
Tirah baring mengurangi kerja jantung, meningkatkan tenaga cadangan jantung
dan menurunkan tekanan darah dengan menurunkan volume intra vaskuler
melalui induksi diuresis berbaring.
b) Oksigen
Pemenuhan oksigen akan mengurangi demand miokard dan membantu
memenuhi kebutuhan oksigen tubuh.
c) Diet
Pengaturan diet membuat kerja dan ketegangan otot jantung minimal. Selain itu
pembatasan natrium ditujukan untuk mencegah, mengatur, atau mengurangi
edema.
d) Revaskularisasi koroner
e) Transplantasi jantung
f) Kardoimioplasti

8. Komplikasi
1. Trombosis vena dalam, karena pembentukan bekuan vena karena stasis darah.
2. Syok kardiogenik akibat disfungsi nyata
3. Toksisitas digitalis akibat pemakaian obat-obatan digitalis.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Pengkajian Primer
1) Airway
Kepatenan jalan nafas meliputi pemeriksaan obstruksi jalan nafas, adanya
benda asing, adanya suara nafas tambahan.
2) Breathing
Frekuensi nafas, apakah ada penggunaan otot bantu nafas, retraksi dada,
adanya sesak nafas, palpasi pengembangan paru, auskultasi suara nafas, kaji
adanya suara nafas tambahan.
3) Circulation
Pengkajian mengenai volume darah dan cardiac output serta adanya
perdarahan. pengkajian juga meliputi status hemodinamik, warna kulit, nadi.
b. Pengkajian Sekunder
1. Aktivitas/istirahat
a. Gejala : Keletihan/kelelahan terus menerus sepanjang hari, insomnia,
nyeri dada dengan aktivitas, dispnea pada saat istirahat.
b. Tanda : Gelisah, perubahan status mental mis : letargi, tanda vital
berubah pada aktivitas.
2. Sirkulasi
a. Gejala : Riwayat HT, IM baru/akut, episode GJK sebelumnya, penyakit
jantung, bedah jantung , endokarditis, anemia, syok septik, bengkak
pada kaki, telapak kaki, abdomen.
b. Tanda : TD ; mungkin rendah (gagal pemompaan), Tekanan Nadi ;
mungkin sempit, Irama Jantung ; Disritmia, Frekuensi jantung ;
Takikardia , Nadi apical ; PMI mungkin menyebar dan merubah, posisi
secara inferior ke kiri, Bunyi jantung ; S3 (gallop) adalah diagnostik, S4
dapat, terjadi, S1 dan S2 mungkin melemah, Murmur sistolik dan
diastolic, Warna ; kebiruan, pucat abu-abu, sianotik, Punggung kuku ;
pucat atau sianotik dengan pengisian, kapiler lambat, Hepar ;
pembesaran/dapat teraba, Bunyi napas ; krekels, ronkhi, Edema ;
mungkin dependen, umum atau pitting , khususnya pada ekstremitas.

3. Integritas ego
a. Gejala : Ansietas, kuatir dan takut. Stres yang berhubungan dengan
penyakit/keperihatinan finansial (pekerjaan/biaya perawatan medis)
b. Tanda : Berbagai manifestasi perilaku, mis : ansietas, marah,
ketakutan dan mudah tersinggung.
4. Eliminasi
a. Gejala : Penurunan berkemih, urine berwana gelap, berkemih malam
hari (nokturia), diare/konstipasi.
5. Nutrisi
a. Gejala : Kehilangan nafsu makan, mual/muntah, penambhan berat
badan signifikan, pembengkakan pada ekstremitas bawah,
pakaian/sepatu terasa sesak, diet tinggi garam/makanan yang telah
diproses dan penggunaan diuretic.
b. Tanda : Penambahan berat badan cepat dan distensi abdomen (asites)
serta edema (umum, dependen, tekanan dn pitting).
6. Higiene
a. Gejala : Keletihan/kelemahan, kelelahan selama aktivitas Perawatan
diri.
b. Tanda : Penampilan menandakan kelalaian perawatan personal.
7. Neurosensori
a. Gejala : Kelemahan, pening, episode pingsan.
b. Tanda : Letargi, kusut pikir, diorientasi, perubahan perilaku dan mudah
tersinggung.
8. Nyeri/Kenyamanan
a. Gejala : Nyeri dada, angina akut atau kronis, nyeri abdomen kanan atas
dan sakit pada otot.
b. Tanda : Tidak tenang, gelisah, focus menyempit danperilaku
melindungi diri.
9. Pernapasan
a. Gejala : Dispnea saat aktivitas, tidur sambil duduk atau dengan
beberapa bantal, batuk dengn/tanpa pembentukan sputum, riwayat
penyakit kronis, penggunaan bantuan pernapasan.
b. Tanda :
1) Pernapasan; takipnea, napas dangkal, penggunaan otot asesori
pernpasan.
2) Batuk : Kering/nyaring/non produktif atau mungkin batuk terus
menerus dengan/tanpa pemebentukan sputum.
3) Sputum ; Mungkin bersemu darah, merah muda/berbuih (edema
pulmonal)
4) Bunyi napas ; Mungkin tidak terdengar.
5) Fungsi mental; Mungkin menurun, kegelisahan, letargi.
6) Warna kulit ; Pucat dan sianosis.
10. Interaksi sosial
a. Gejala : Penurunan keikutsertaan dalam aktivitas sosial yang biasa
dilakukan.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan Perubahan kontraktilitas
miokardial/perubahan inotropik.
b. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan reflek batuk,
penumpukan secret.
c. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan edema paru
d. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan menurunnya laju filtrasi
glomerulus, meningkatnya produksi ADH dan retensi natrium/air.
e. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

3. Intervensi

N Diagnosa Tujuan dan Kriteria


Intervensi
o keperawatan hasil
1 Penurunan NOC : NIC :
1. Cardiac Pump Cardiac Care
. curah jantung
1. Evaluasi adanya nyeri dada
effectiveness
berhubungan
2. Circulation Status (intensitas,lokasi, durasi)
dengan 3. Vital Sign Status 2. Catat adanya disritmia jantung
3. Catat adanya tanda dan gejala penurunan
Perubahan
Setelah diberikan cardiac output
kontraktilitas
asuhan keperawatan 4. Monitor status kardiovaskuler
miokardial/per 5. Monitor status pernafasan yang
selama ….x….
ubahan menandakan gagal jantung
diharapkan tanda vital 6. Monitor abdomen sebagai indicator
inotropik.
dalam batas yang penurunan perfusi
dapat diterima 7. Monitor balance cairan
8. Monitor adanya perubahan tekanan darah
(disritmia terkontrol 9. Monitor respon pasien terhadap efek
atau hilang) dan bebas pengobatan antiaritmia
gejala gagal jantung. 10. Atur periode latihan dan istirahat untuk
Kriteria Hasil: menghindari kelelahan
1. Tanda Vital dalam 11. Monitor toleransi aktivitas pasien
12. Monitor adanya dyspneu, fatigue,
rentang normal
tekipneu dan ortopneu
(Tekanan darah,
13. Anjurkan untuk menurunkan stress
Nadi, respirasi)
2. Dapat mentoleransi
Vital Sign Monitoring
aktivitas, tidak ada
1. Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
kelelahan 2. Catat adanya fluktuasi tekanan darah
3. Tidak ada edema 3. Monitor VS saat pasien berbaring, duduk,
paru, perifer, dan atau berdiri
4. Auskultasi TD pada kedua lengan dan
tidak ada asites
4. Tidak ada bandingkan
5. Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama,
penurunan
dan setelah aktivitas
kesadaran
6. Monitor kualitas dari nadi
7. Monitor adanya puls paradoksus
8. Monitor adanya puls alterans
9. Monitor jumlah dan irama jantung
10. Monitor bunyi jantung
11. Monitor frekuensi dan irama pernapasan
12. Monitor suara paru
13. Monitor pola pernapasan abnormal
14. Monitor suhu, warna, dan kelembaban
kulit
15. Monitor sianosis perifer
16. Monitor adanya cushing triad (tekanan
nadi yang melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
17. Identifikasi penyebab dari perubahan
vital sign

2 Bersihan jalan NOC : NIC :


1. Respiratory status : Airway suction
. nafas tidak
1. Pastikan kebutuhan oral / tracheal
Ventilation
efektif
2. Respiratory status : suctioning
berhubungan 2. Auskultasi suara nafas sebelum dan
Airway patency
dengan 3. Aspiration Control sesudah suctioning.
Setelah diberikan 3. Informasikan pada klien dan keluarga
penurunan
asuhan keperawatan tentang suctioning
reflek batuk,
4. Minta klien nafas dalam sebelum suction
penumpukan selama ….x…. dilakukan.
5. Berikan O2 dengan menggunakan nasal
secret. diharapkan klien dapat
untuk memfasilitasi suksion nasotrakeal
menunjukkan
6. Gunakan alat yang steril sitiap melakukan
keefektifan jalan napas
tindakan
Kriteria Hasil :
7. Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas
1. Mendemonstrasika
dalam setelah kateter dikeluarkan dari
n batuk efektif dan
nasotrakeal
suara nafas yang
8. Monitor status oksigen pasien
bersih, tidak ada 9. Ajarkan keluarga bagaimana cara
sianosis dan melakukan suction
10. Hentikan suksion dan berikan oksigen
dyspneu (mampu
apabila pasien menunjukkan bradikardi,
mengeluarkan
peningkatan saturasi O2, dll.
sputum, mampu
bernafas dengan Airway Management
1. Buka jalan nafas, guanakan teknik chin
mudah, tidak ada
lift atau jaw thrust bila perlu
pursed lips)
2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan
2. Menunjukkan jalan
ventilasi
nafas yang paten
3. Identifikasi pasien perlunya pemasangan
(klien tidak merasa
alat jalan nafas buatan
tercekik, irama 4. Pasang mayo bila perlu
5. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
nafas, frekuensi
6. Keluarkan sekret dengan batuk atau
pernafasan dalam
suction
rentang normal, 7. Auskultasi suara nafas, catat adanya
tidak ada suara suara tambahan
8. Lakukan suction pada mayo
nafas abnormal)
9. Berikan bronkodilator bila perlu
3. Mampu
10. Berikan pelembab udara Kassa basah
mengidentifikasika
NaCl Lembab
n dan mencegah 11. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
factor yang dapat keseimbangan.
12. Monitor respirasi dan status O2
menghambat jalan
nafas
3 Gangguan NOC : NIC :
1. Respiratory Airway Management
. pertukaran gas
1. Pasang mayo bila perlu
Status : Gas
berhubungan 2. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
exchange 3. Keluarkan sekret dengan batuk atau
dengan edema
2. Respiratory
suction
paru
Status : ventilation 4. Auskultasi suara nafas, catat adanya
3. Vital Sign Status
suara tambahan
Setelah diberikan
5. Lakukan suction pada mayo
asuhan keperawatan 6. Berika bronkodilator bial perlu
7. Berikan pelembab udara
selama ….x….
8. Atur intake untuk cairan
diharapkan gangguan
mengoptimalkan keseimbangan.
pertukaran gas 9. Monitor respirasi dan status O2
teratasi
Respiratory Monitoring
Kriteria Hasil :
1. Monitor rata – rata, kedalaman, irama
1. Mendemonstrasika
dan usaha respirasi
n peningkatan
2. Catat pergerakan dada,amati
ventilasi dan
kesimetrisan, penggunaan otot
oksigenasi yang
tambahan, retraksi otot supraclavicular
adekuat
dan intercostals
2. Memelihara
3. Monitor suara nafas, seperti dengkur
kebersihan paru 4. Monitor pola nafas : bradipena,
paru dan bebas takipenia, kussmaul, hiperventilasi,
dari tanda tanda cheyne stokes, biot
5. Catat lokasi trakea
distress pernafasan
6. Monitor kelelahan otot diagfragma
3. Mendemonstrasika
(gerakan paradoksis)
n batuk efektif dan
7. Auskultasi suara nafas, catat area
suara nafas yang
penurunan / tidak adanya ventilasi dan
bersih, tidak ada
suara tambahan
sianosis dan 8. Tentukan kebutuhan suction dengan
dyspneu (mampu mengauskultasi crakles dan ronkhi pada
mengeluarkan jalan napas utama
9. auskultasi suara paru setelah tindakan
sputum, mampu
untuk mengetahui hasilnya
bernafas dengan
mudah, tidak ada
pursed lips)
4. Tanda tanda vital
dalam rentang
normal

4. IMPLEMENTASI
Implementasi dilaksanakan sesuai dengan intervensi yang telah dilaksanakan.

5. EVALUASI
Dx 1 : tanda vital dalam batas yang dapat diterima (disritmia terkontrol atau hilang)
Dx 2 : kepatenan jalan nafas pasien terjaga
Dx 3 : dapat mempertahankan tingkat oksigen yang adekuat
DAFTAR PUSTAKA

Arif Mansjoer. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1. Jakarta : Media Aesculapius ; 2000

Kasuari, Asuhan Keperawatan Sistem Pencernaan dan Kardiovaskuler Dengan


Pendekatan Patofisiology, Magelang, Poltekes Semarang PSIK Magelang,
2002

Lynda Juall Carpenito. Handbook Of Nursing Diagnosis. Edisi 8. Jakarta : EGC ;


2001

Sandra M. Nettina , Pedoman Praktik Keperawatan, Jakarta, EGC, 2002

Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. Brunner and Suddarth’s Textbook of Medical – Surgical
Nursing. 8th Edition. Alih bahasa : Waluyo, A. Jakarta: EGC; 2000 (Buku asli
diterbitkan tahun 1996)

Suyono, S, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ketiga. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI; 2001

Anda mungkin juga menyukai

  • Faizah - 051 - Efek Pestisida
    Faizah - 051 - Efek Pestisida
    Dokumen2 halaman
    Faizah - 051 - Efek Pestisida
    Faizah Shofiya
    Belum ada peringkat
  • KECEPATAN MEMUKUL
    KECEPATAN MEMUKUL
    Dokumen27 halaman
    KECEPATAN MEMUKUL
    Faizah Shofiya
    Belum ada peringkat
  • PPT
    PPT
    Dokumen11 halaman
    PPT
    Faizah Shofiya
    Belum ada peringkat
  • 17 HNP
    17 HNP
    Dokumen18 halaman
    17 HNP
    Faizah Shofiya
    Belum ada peringkat
  • New
    New
    Dokumen1 halaman
    New
    Faizah Shofiya
    Belum ada peringkat
  • Tugas Eksperimen
    Tugas Eksperimen
    Dokumen2 halaman
    Tugas Eksperimen
    Di La
    Belum ada peringkat
  • Sap R.12
    Sap R.12
    Dokumen11 halaman
    Sap R.12
    Faizah Shofiya
    Belum ada peringkat
  • New c5
    New c5
    Dokumen48 halaman
    New c5
    Faizah Shofiya
    Belum ada peringkat
  • Sap DM
    Sap DM
    Dokumen11 halaman
    Sap DM
    Rosyidatur Rohmah
    Belum ada peringkat
  • LP Trauma Thorax Fix
    LP Trauma Thorax Fix
    Dokumen21 halaman
    LP Trauma Thorax Fix
    Faizah Shofiya
    Belum ada peringkat
  • LP Trauma Thorax Fix
    LP Trauma Thorax Fix
    Dokumen21 halaman
    LP Trauma Thorax Fix
    Faizah Shofiya
    Belum ada peringkat
  • Cover PKM
    Cover PKM
    Dokumen5 halaman
    Cover PKM
    Faizah Shofiya
    Belum ada peringkat
  • LP Combustio (r.16)
    LP Combustio (r.16)
    Dokumen23 halaman
    LP Combustio (r.16)
    Nunung
    Belum ada peringkat
  • Cover PKM
    Cover PKM
    Dokumen5 halaman
    Cover PKM
    Faizah Shofiya
    Belum ada peringkat
  • P
    P
    Dokumen11 halaman
    P
    Faizah Shofiya
    Belum ada peringkat
  • Sap R.12
    Sap R.12
    Dokumen11 halaman
    Sap R.12
    Faizah Shofiya
    Belum ada peringkat
  • Cover PKM
    Cover PKM
    Dokumen5 halaman
    Cover PKM
    Faizah Shofiya
    Belum ada peringkat
  • P
    P
    Dokumen11 halaman
    P
    Faizah Shofiya
    Belum ada peringkat
  • Fore and and Aft Carry
    Fore and and Aft Carry
    Dokumen13 halaman
    Fore and and Aft Carry
    Faizah Shofiya
    Belum ada peringkat
  • 26S Sah
    26S Sah
    Dokumen18 halaman
    26S Sah
    Faizah Shofiya
    Belum ada peringkat
  • Arista Maisyaroh.,S.Kep.,Ns.,M.Kep
    Arista Maisyaroh.,S.Kep.,Ns.,M.Kep
    Dokumen23 halaman
    Arista Maisyaroh.,S.Kep.,Ns.,M.Kep
    Faizah Shofiya
    Belum ada peringkat
  • Surat Keterangan
    Surat Keterangan
    Dokumen1 halaman
    Surat Keterangan
    Faizah Shofiya
    Belum ada peringkat
  • Tugas Eksperimen
    Tugas Eksperimen
    Dokumen2 halaman
    Tugas Eksperimen
    Di La
    Belum ada peringkat
  • Tanggap Bencana Tsunami
    Tanggap Bencana Tsunami
    Dokumen10 halaman
    Tanggap Bencana Tsunami
    Faizah Shofiya
    Belum ada peringkat
  • ALGORITMA-ABSENT
    ALGORITMA-ABSENT
    Dokumen2 halaman
    ALGORITMA-ABSENT
    Saviramega Andriani
    Belum ada peringkat
  • Kisah Robi yang Berjuang Menjadi Perawat
    Kisah Robi yang Berjuang Menjadi Perawat
    Dokumen3 halaman
    Kisah Robi yang Berjuang Menjadi Perawat
    Faizah Shofiya
    Belum ada peringkat
  • Arista Maisyaroh.,S.Kep.,Ns.,M.Kep
    Arista Maisyaroh.,S.Kep.,Ns.,M.Kep
    Dokumen23 halaman
    Arista Maisyaroh.,S.Kep.,Ns.,M.Kep
    Faizah Shofiya
    Belum ada peringkat
  • LP 2 Minggu
    LP 2 Minggu
    Dokumen28 halaman
    LP 2 Minggu
    Faizah Shofiya
    Belum ada peringkat
  • LP 2 Minggu
    LP 2 Minggu
    Dokumen28 halaman
    LP 2 Minggu
    Faizah Shofiya
    Belum ada peringkat