Anda di halaman 1dari 19

PENGARUH INTERVAL PEMBERIAN POC DARI BERBAGAI BAHAN ORGANIK

TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Mentimun (Cucumis sativus, L) adalah salah satu sayuran buah yang umumnya
dikonsumsi secara langsung sebagai lalapan, bahan rujak, asinan, dan olahan pangan lainnya
oleh masyarakat. Mentimun mengandung kalori, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor
vitamin B, vitamin C, niasin, karoten, aksetilkolil, serat, saponin (Cahyono, 2003). Selain bahan
makanan, mentimun juga dapat dijadikan sebagai obat batuk, penurun panas dalam, berkasiat
mengurangi sakit tenggorokan. Manfaat dari mentimun menyebabkan permintaan mentimun
terus meningkat dari waktu ke waktu, namun permintaan ini tidak didukung dengan produksinya
(Cahyono, 2003)
Data Statistik Pertanian (2015) menampilka rata-rata produktivitas mentimun Provinsi
NTT, adalah 49,50 Ku/Ha (2012); 34,10 Ku/Ha (2013); dan 47,24 Ku/Ha (2014) sedangkan
untuk tingkat Nasional mencapai 99,74 Ku/Ha (2012); 99,73 Ku/Ha (2013); dan 98,39 Ku/Ha
(2014). Data produktivitas mentimun di NTT selain berfluktuatif dari tahun ke tahun, juga
produktivitasnya cenderung menurun. Jika dibandingkan dengan skala nasional, maka angkanya
masih tergolong rendah yaitu hanya mencapai 47–60 %. Rendahnya produktivitas mentimun
dapat disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya karena teknik budidaya dan tingkat
kesuburan tanah.
Teknik budidaya berkaitan dengan pemilihan benih yang digunakan, pengelolaan lahan
termasuk pemupukan, dan sebagainya. Pemupukan akan berkaitan dengan kesuburan tanah.
Tingkat kesuburan tanah dapat diperbaiki atau ditingkatkan dengan pemberian pupuk yang
sesuai dengan kebutuhan hara tanaman. Umumnya, petani lebih cenderung menggunakan pupuk
kimia (anorganik) untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman tanpa pemberian pupuk organik.
Akibatnya dalam jangka panjang terjadi penurunan kesuburan tanah, seperti: tanah menjadi
padat, mengganggu keseimbangan hara, membunuh organisme dan mikroorganisme tanah,
menghambat dekomposisi bahan organik, menghambat peyerapan hara oleh akar dan
mempengaruhi hasil panen (Prasetyo, 2019).
Penurunan kesuburan tanah dapat diperbaiki dengan penggunaan pupuk organik. Pupuk
organik memiliki kelebihan dbanding pupuk kimia, diantaranya selain mengandung hara, pupuk
organik juga mampu memperbaiki granulasi tanah sehingga struktur tanah tidak mudah hancur,
meningkatkan aerasi dan draenasi tanah, meningkatkan kemampuan tanah mengikat air,
mengandung humus sehingga meningkatkan KTK tanah, serta sebagai sumber energi bagi
mikroorganisme sehingga meningkatkan aktivitasnya (Stevenson, 1982). Peranan pupuk organik
ini akan mampu memperbaiki kesuburan tanah dan berdampak pada pertumbuhan dan
hasil/produksi tanaman yang lebih baik.
Pupuk organik terbagi atas pupuk organik padat dan cair. Pupuk organik padat telah
dikenal dan dimanfaatkan petani sebaliknya pupuk organik cair (POC) belum banyak yang
menggunakannya walaupun telah banyak penelitian yang membuktikan bahwa POC mampu
memberikan pengaruh yang nyata terhadap tanaman dan tanah. Kelebihan POC yaitu: dapat
menyediakan hara secara cepat dan tidak merusak tanah dan tanaman. selain itu, pupuk cair juga
dapat dimanfaatkan sebagai aktivator untuk membuat kompos (Lingga dan Marsono, 2003).
Pupuk organik cair dapat dibuat dengan memanfaatkan bahan organik atau limbah
pertanaman yang ada di lingkungan sekitar. Berbagai bahan organik yang dapat dijadikan
sebagai bahan POC, yaitu: daun gamal, sabut kelapa, batang pisang, buah pepaya,tomat busuk,
abu kayu, limbah cair tahu, dan urin sapi. Penggunaan air kelapa juga dapat memperkaya
kandungan kimia POC karena air kelapa mengandung unsur N, P, K, Ca, Mg, Fe, Cl, S, Mn, Zn,
dan Cu, serta sejumlah senyawa organik kompleks seperti karbohidrat, protein, vitamin
(Yuwono, 2015). Selain itu air kelapa juga mengandung auksin dan sitokinin (Lawalata, 2011
dalam Rajiman, 2018).
Pemberian POC ke tanaman selain dipengaruhi oleh konsentrasi atau dosis POC, juga
dipengaruhi oleh waktu aplikasi POC. Sahri, M., dan Rusdiana (2017) yang meneliti tentang
respon tanaman terung terhadap interval pemberian POC membuktikan bahwa interval
pemberian POC 7 hari sekali memberikan tanaman terung tertinggi, sedangkan jumlah daun
terbanyak, daun terlebar, umur berbunga tercepat, diameter buah terbesar, dan buah terpanjang
ditunjukkan oleh perlakuan interval pemberian 3 hari sekali sedangkan untuk jumlah buah
terbanyak per tanaman, buah terbesar per tanaman dan rata-rata buah terberat dihasilkan oleh
interval pemberian 5 hari sekali.
TAMBAHKAN 1 KONSENTRASI DAN DOSIS POC UNTUK TIMUN YANG TERBAIK
DARI PENELITIAN ORANG LAIN AGAR JADI ACUAN KONSENTRASI DAN DOSIS
POC YANG DIPAKAI OLEH KAMU
1.2. Rumusan masalah
Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:
a. Adakah pengaruh interval waktu pemberian POC dari beberapa bahan organik terhadap
pertumbuhan dan hasil mentimun
b. Berapakah interval waktu pemberian POC dari beberapa bahan organik terbaik yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil mentimun

1.3. Tujuan Penelitian


a. Mengetahui pengaruh interval waktu pemberian POC dari beberapa bahan organik terhadap
pertumbuhan dan hasil mentimun.
b. Mendapatkan interval waktu pemberian POC dari beberapa bahan organik terbaik yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil mentimun.

1.4. Manfaat Penelitian


a. Menambah pengetahuan terkait dengan interval waktu pemberian POC pada tanaman
mentimun.
b. Bahan informasi bagi pihak-pihak terkait terkait dengan interval waktu pemberian POC pada
tanaman mentimun.

1.5. Hipotesis
a. Interval waktu pemberian POC dari beberapa bahan organik berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan hasil mentimun.
b. Minimal terdapat satu interval waktu pemberian POC dari beberapa bahan organik terbaik
yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil mentimun.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Taksonomi Tanaman Mentimun


Kedudukan tanaman mentimun dalam tata naman tumbuhan yang dibuat oleh ahli
taksonomi dalam Rukmana 1995, adalah:
Divisi : Spermatophyte
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Cucurbitales
Genus : Cucumis
Spesies : Cucumis sativa, L.

2.2. Morfologi Tanaman Mentimun


Morfologi tanaman mentimun terdiri atas akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji.
Mentimun memiliki akar tunggang dan bulu-bulu akar akan tetapi daya tembusnya relatif
dangkal yaitu kedalaman 30-60 cm. Kondisi ini mengakibatkan tanaman mentimun peka
terhadap kekurangan dan kelebihan air (Rukmana, 1994). Tanaman mentimum memiliki batang
lunak dan berair, berbentuk pipih, berambut halus, berbuku-buku, dan berwarna hijau segar.
Batang utama dapat menumbuhkan cabang anakan. Luas batang atau buku-buku batang
berukuran 7-10 cm dan berdiameter 10-15 mm. diameter cabang anakan lebih kecil dari batamgt
utama. Pucuk batang aktif memanjang (Imdad dan Nawangsih, 2001). Daun mentimun terdidri
atas helaian daun, tangkai daun, dan ibu tulang daun. Helaian daun mempunyai bangun dasar
bulat atau bangun ginjal, bagian ujung daun runcing berganda. Pangkal daun berlekuk, tepi daun
bersegi ganda. Dan mentimun dewasa mempunyai ukuran Panjang dan lebar yang dapat
mencapai 20 cm, berwarna hijau tua hingga hijau muda, permukaan daun berbuku halus dan
berkerut (Imdad dan Nawangsih, 2001).
Bunga mentimun seperti terompet yang mahkota bunganya berwarna putih atau kuning
cerah jika telah mekar. Mentimun termasuk tanaman berumah satu, artinya bunga jantan dan
betina letaknya terpisah, tetapi masih dalam satu tanaman. Bunga betina mempunyai bakal buah
yang membengkak, terletak di bawah mahkota bunga, sedangkan pada bunga jantan tidak
mempunyai bagian bakal buah yang membengkak (Sumpena, 2008).
Buah mentimun letaknya menggantung dari ketiak antara daun dan batang. Bentuk dan
ukuranya bermacam-macam tetapi umumnya bulat Panjang atau bulat pendek, kulit buah
mentimun ada yang berbintil-bintil, adapula yang halus. Warna kulit buah antara hijau keputih-
putihan hijau muda dan hijau gelap (Imdad dan Nawangsih, 2001). Biji mentimun berbentuk
pipih, kulitnya berwarnah putih atau putih kekuning-kuningan sampai coklat. Biji ini dapat
digunakan sebagai alat perbanyakan tanaman (Cahyono, 2003).

2.3. Syarat Tumbuh Mentimun


a. Iklim
Tanaman mentimun mempunyai daya adaptasi cukup luas terhadap lingkungan
tumbuhnya. Di Indonesia mentimun dapat ditanam di dataran rendah maupun tinggi yaitu lebih
kurang 1.000 m dpl (Sumpena, 2001). Tanaman mentimum membutuhkan kondisi iklim, antara
lain:
1. Suhu
Untuk tumbuh dengan baik, tanaman mentimun cocok pada suhutanah antara 18-30oC.
dengan suhu dibawah atau diatasd kisaran tersebut, pertumbuhan tanaman mentimun
kuyrang optimal. Namun, untuk perkecambahan benih, suhu optimal yand dibutuhkan
antara 25-35 oC (Cahyono, 2003).
2. Cahaya
Cahaya merupakan faktor yang sangat penting dalam pertumbuhan tanaman mentimun.
Penyerapan unsur hara akan berlangsung dengan optimal jika pencahayaan berlangsung
antara 8-12 jam/hari (Cahyono, 2003).
3. Kelembaban dan curah hujan
Kelembaban relatif udara yang dikehendaki oleh tanaman mentimun untuk pertumbuhanya
antara 50-85% (Wijoyo, 2012).
4. Curah hujan
Curah hujan optimal yang diinginkan tanaman sayur ini antara 200-400 mm/bulan. Curah
hujan yang terlalu tinggi tidak baik untuk pertumbuhan tanaman ini, terlebih pada saat
mulai berbunga karena curah hujan yang tinggi bayak menggugurkan bunga (Sumpena,
2001).
b. Tanah
Pada dasarnya hampir semua jenis tanah yang digunakan untuk lahan pertanian, cocok
ditanami mentimun. Untuk mendapatkan produksi tinggi dan kualitas baik tanaman mentimun
membutuhkan tanah yang subur, gembur, banyak mengandung humus, tidak tergenang dan pH
berkisar antara 6-7. Namun mentimun masih toleran pada pH tanah sampai 5,5 sebagai batasan
minimal dan 7,5 sebagai batasan maksimal. Pada pH tanah kurang dari 5,5 akan terjadi gangguan
penyerapan zat hara oleh akar sehingga pertumbuhan tanaman akan terganggu, sedangkan pada
tanah yang terlalu masam tanaman mentimun akan menderita penyakit klorosis. Tanah yang
kaya akan bahan organik sangat baik untuk pertumbuhan tanaman mentimun, karena tanah yang
kaya bahan organik memiliki tingkat kesuburan yang tinggi (Rukmana, 1994). Wahyudi (2011)
menambahkan bahwa mentimun sesuai ditanam pada lahan yang tanahnya bertekstur lempung
sampai lempung berpasir, gembur dan mengandung bahan organik. Mentimun membutuhkan pH
tanah pada kisaran 5,5-6,8 dengan ketinggian tempat 200-800 m dpl. drainase baik, dan bukan
bekas penanaman mentimun dan familinya seperti melon, semangka dan waluh.

2.4. Budidaya Mentimun Secara Organik


Budidaya mentimun secara organik tidak berbeda dengan budidaya mentimun pada
umumnya. Perbedaannya terletak pada pemanfaatan sumber daya alam yang organik dalam
menndukung pertumbuhan tanaman, seperti penggunaan pupuk organik, pestisida nabati, dan
tindakan lainnya yang tidak menambahkan bahan kimia atau sintetik dalam budidayanya.
Tahapan budidaya mentimun secara rinci, yaitu:
1. Persiapan lahan
Sebelum penanaman tanah diolah atau dicangkul dengan kedalaman 30-40 cm, setelah
diolah, tanah dibiarkan gembur selama 1-2 minggu. Kemudian dibuat bedengan dengan lebar
120 cm dan jarak antara bedengan 30 cm. setelah itu, ditaburkan pupuk kandang pada
permukaan bedengan, kemudian dicamburkan dengan tanah menggunakan cangkul. Dosis
pupuk kendang yang digunakan 15-20 ton/ha. Setelah itu lahan dibiarkan 3-5 hari agar pupuk
kendang terdekomposisi dengan sempurnah (Tafajani, 2011).
2. Penanaman
Sehari sebelum penanaman benih mentimun, sebaiknya benih direndam kedalam air hangat
selama 3-5 jam kemudian diletekkan dikain yang basah/lembab. Kemudian benih yang
diletekkan pada kain lembab tersebut selama 24 jam maka biasanya akan tumbuh tunas-tunas
(biji mengalami perkecambahan), dan dari sinilah benih mentimun siap ditanam pada lajan
terbuka (kebun, sawa, tegalan, dan media lainya).
Benih mentimun yang telah berkecambah tersebut sebaiknya segera ditanam. Langkahnya
adalah memasukkan 1 biji kedalam lubang tanam yang telah disediakan lalu tutup lubang
dengan tanah disekitarnya. Sebaiknya pembenaman bibit kedalam lubang tanaman jangan
terlalu dalam karena akan memperlama bibit untuk tumbuh, yakni sebaiknya setinggi 2-3 cm
saja. Umumnya sejak 4 hari tanam benih, maka pada saat itu juga benih sudah mulai tumbuh
dan bertunas lebih tinggi. Apabila ada benih yang tidak tummbuh atau mati dan rusak, maka
segeralah laukan penyulaman benih susulan (Priyono, 2017).
3. Pemeliharaan tanaman
Kegiatan pemiliharaan tanaman dalam budidaya mentimun menurut (Sumpena, 2001):
a. Penyulaman
Penyulaman dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari setelah tanam. Tanaman yang
tidak tumbuh ataupun yang tumbuh Abnormal diganti gengan benih yang baru
b. Pemupukan
Pada umur 2 minggu, biasanya pada tanaman muda suda ada daunya, maka tanaman
diberi pupuk tambahan yakni pupuk organik cair (POC). POC dapat dibuat dari kotoran
kambing/sapi dengan penambahan 1 liter air bersih, lalu kocok atau aduk hingga menjadi
larutan POC. Kemudian campuran tersebut didiamkan selama 7 hari, lalu setelah itu beri
pupuk cair encer tersebut dengan cara menyiramkan pada masing-masing lubang tanam
mentimun. Kebutuhan pupuk organic cair yakni 1 liter untuk 1 m2 lahan (Priyono, 2017).
c. Pengendalian gulma
Usaha pengendalian gulma yang efektif pada tanaman mentimun, yaitun penerapan sistim
penyiangan secara manual atau menggunakan tangan. Pengendalian gulma sering
dilakukan dengan pengemburan tanah dan pemupukan
d. Pemasangan ajir
Mentimun merupakan tanaman yang (inderteteminater) untuk pertumbuhanya
memerlukan ajir sehingga dapat tumbuh tegak dan pembentukan buah tidak terhalang.
e. Penyiraman
Pada musim kemarau perlu dilakukan penyiraman 2 kali sehari. Apabila kekurangan air,
tanaman akan tumbuh kerdil.
f. Pemangkasan
Pemangkasan yang dilakukan pada tanaman mentimun bertujuan untuk mengurangi
persaingan fotosintesis antar daun dan buah, sehingga dapat mengoptimalkan
pembentukan buah.
g. Pengendalian hama penyakit
Pengendalian hama penyakit diberikan sesuai dengan hama dan pengakit yang ada
dengan pestisida yang sesuai.
4. Panen dan pasca panen
Kegiatan panen dan pasca panen mentimun menurut Nabila (2013), yaitu:
a. Panen
Panen buah mentimun dilakukan pada saat tanaman berumur 35 HST. Selanjutnya
dilakukan setiap hari secara berturut-turut sebanyak 33 kali pemanenan. Pemanenan
dilakukan dengan cara dipetik langsung dan tangkainya secara manual menggunakan
tangan. Ciri-ciri buah mentimun yang siap di panen adalah buah berwarna hijau muda
cerah, bentuknya lurus dan tidak cacat dan berukuran sedang.
b. Pasca panen
Buah mentimun hasil panen dikumpulkan dalam wadah atau karung lalu disimpan di
tempat yang sejuk, agar buah mentimun tetep segar. Kegiatan pasca panen buah mentimun
meliputi: buah hasil panen dikumpulkan, penimbangan, dan buah sipa dijual pada pembeli
(pengumpul dan pengencer).

a. Pupuk Organik Cair (POC)


Pupuk organic cair adalah larutan hasil dari pembusukan bahan orgnik yang berasal dari
sisa-sisa tanaman dan kotoran hewan yang kandungan unsur haranya lebih dari 1 unsur. Pupuk
cair merupakan salah satu jenis pupuk yang dihasilkan dari proses fermentasi. Manfaat pupuk
organik cair adalah untuk menyuburkan tanaman, menjaga stabilitas unsur hara dalam tanah,
mengurangi dampak sampah organik di lingkungan sekitar, membantu revitalisasi produktivitas
tanah, dan meningkatkan kualitas produksi (Hadisuwito, 2007).
Pupuk organik cair memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan pupuk organik cair
(Pertanianku, 2017), yaitu:
1. Umumnya tidak menyebabkan tanah dan tanaman menjadi rusak walaupun di gunakan
sesering mungkin.
2. Mengandung giberelin atau asam gibrelat (GA), yaitu hormone perang sang pertumbuhan
tanaman untuk memicu munculnya bunga dan pembungaan yang serempek.
3. Memiliki bahan pengikat sehingga larutan pupuk yang diberikan ke permukaan tanah bisa
langsung digunakan oleh tanaman.
4. Kandungan alcohol pada pupuk organik berfungsi untuk sterilisasi pada tanaman yaitu
mengurangi dan menghentikan pertumbuhan mikroba pengganggu pada tumbuhan terutama
pada daun dan batang seperti bercak daun, jamur, dan spora organisme penyakit
5. Ramah lingkungan, gampang di dapat, dan ramah kantong di banding dengan harga pupuk
organik yang tergolong mahal.
Sedangkan kelemahan pupuk organik cair (WineeBali Agro, 2018) yaitu: viabilitas (daya
hidup) mikroorganisme yang dikandung sangat rendah, populasi mikroorganisme kecil (<106
cfu/ml), nutrisi yang terkandung sangat rendah, nutrisi yang ada berupa tambahan seperti Urea
dan NPK, mikroorganisme didalamnya mudah sekali berkurang dan bahkan mati, memiliki
tingkat kontaminasi sangat tinggi, seringkali menghasilkan gas dan bau tidak sedap (busuk),
tidak tahan lama (kurang dari setahun) dan hasil yang digunakan dalam pembuatan tidak
langsung di produksi secara masal.

b. Bahan Baku Pupuk Organik Cair


Pupuk organik cair dibuat dari bahan-bahan organik yang mengandung unsur hara yang
dibutuhkan tanaman. Bahan organik yang dapat digunakan untuk membuat POC, yaitu: daun
gamal, batang pisang, buah papaya, tomat busuk, abu kayu (abu dapur), limbah tahu, sabut
kelapa, urin sapi dan air kelapa.
a. Daun Gamal
Bagian dari tanaman gamal yang dapat digunakan sebagai pupuk yaitu daun. Gamal
(Gliricida sepium) dapat dimnfaatka n sebagai bahan organic karena memiliki kandungan
hara yang tinggi. Menurut Ibrahim dalam Jusuf, dkk (2007) jaringan daun gamal mengandung
3,15% N, 0,22 P, 2,655 K, 1,35% Ca dan 0,14 Mg. Selain meningkatkan unsur hara, daun
gamal juga memberikan manfaat lain yaitu sebagai pakan bagi ternak.
b. Batang Pisang
Batang pisang mengandung unsur yang dibutuhkan oleh tanaman, sehingga limbah yang satu
ini patut mendapat perhatian untuk dimanfaatkan sebagai bahan pupuk cair. Menurut
Suprihatin (2011) batang pisang mempunyai kandungan kimia seperti kalsium 16%, kalium
23% dan fosfor 32 %. Ketersediaan batang pisang sangat melimpah karena petani pada
umumn ya hanya membiarkan batang pisang tersebut hingga membusuk begitu saja, setelah
memanen buahnya.
c. Buah tomat busuk
Buah tomat nmerupakjan salah satu sayuran buah yang menjadi limbah di pasar. Buah tomat
adalag buah yang memiliki kadar air tinggi sehingga mudah membusuk. Buah tomat busuk
mengandung 1,5% N, 0,2% P dan 1,0% K (Klinik Tani Organik, 2012).
d. Buah papaya busuk
Buah pepaya merupakan salah satu buah yang kaya akan vitamin dan mineral yang sangat
baik untuk tubuh. Buah pepaya tentunya sangat mudah didapatkan terutama di pasar yang
berskala tradisional dan harganya pun sangat terjangkau. Buah yang memiliki rasa manis
dengan warna orange yang khas tentunya sangat di sukai oleh berbagai kalangan baik tua
maupun muda. Banyak peminat dari buah ini tentunya pasokan yang tersedia di pasaran juga
melimpah. Kandungan hara dari buah pepaya busuk, yaitu: 0,14 % N, 0,02% P dan 0.023% K
(Susanto, 2012).
e. Abu kayu
Berdasarkan hasil p enelitian Wijaya, dkk (2012) yang melakukan analisis abu kayu di peroleh
kandungan fosfor 0,49%, kalium 1,45%, kalsium 0,09%, Magnesium 0,02% dan daya
netralisasi 53,93%.
Menurut Sukmawati dan Zein (2016) peran abu dapur bagi tanah: Pemberian abu dapur pada
tanah akan menigkatkan pH media sampai kisaran alkali, menigkatkan ketersediaan unsur P
dan K tanah sampai sangat tinggi. Semakin besar komposisi abu dapur maka semakin tinggi
kandungan P dan K pada tanah tersebut. Dan dapat menurunkan ketersediaan unsur N tanah
sampai sangat rendah. Semakin besar komposisi abu dapur maka semakin rendah kandungan
N pada tanah tersebut.
f. Limbah Cair Tahu
Penggunaan limbah cair tahu sebagai pupuk organic merupakan salah satu alternatif. Limbah
cair tahu didapat dari hasil samping pembuatan tahu. Limbah tahu mengandung unsur hara N
1,24 %, P2O5 5,54 %, K2O 1,34 % dan C-Organik 5,803 % yang merupakan unsur hara
esensial yang dibutuhkan tanaman (Aamoro, 2008).
g. Sabut Kelapa
Limbah sabut kelapa berpotensi sebagai salah satu alterantif pupuk organic cair yang bahan
bakunya sangat mudah didaptkan dan ramah lingkungan. Sabut kelapa mengandung 30%
serat yang kaya dengan unsur kalium dan 2% fosfor (Rahmadani, 2011).
h. Urin Sapi
Urin sapi mengandung zat perangsang tumbuh yang dapat digunakan sebagai pengatur
tumbuh diantaranya IAA. Urin sapi juga memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan
vegetative tanaman. Karena baunya yang khas, urin sapi juga dapat mencegah datangnya
berbagai hama tanaman, sehingga urin sapi juga dapat berfungsi sebagai pengendalian hama
serangga pada tanaman. Menurut Lingga (1991) dalam Yuliarti (2009), jenis kandungan hara
pada ur in sapi yaitu N=1,00%, P=0,50% dan K=1,50%.
i. Air Kelapa
Menurut Kristina dan Syahid, (2012) menyatakan bahwa setiap 100 ml air kelapa
mengandung mineral yang meliputi nitrat 43,00 mg, fosfor 13,17 mg, kalium 14,11 mg,
magnesium 9,11 mg, bei 0,25 mg, natrium 21,07 mg, zinc 1,05 mg, dan kalsium 24,67 mg.
Selain mengandung vitamin dan mineral, air kelapa mengandung hormone auksin dan
sitokinin yang berperan dalam pertumbuhan tanaman.

c. Aplikasi Pupuk Organik Cair


Penelitian Muldiana dan Rosdiana (2018) tentang respon tanaman terung terhadap
interval pemberian POC dengan interval waktu yang berbeda menunjukan bahwa tanaman terung
tertinggi ditunjukan oleh perlakuan interval pemberian 7 hari, sedangkan daun terbanyak dan
terlebar, umur berbunga tercepat, diameter buah terbesar, dan buah terpanjang ditunjukan oleh
perlakuan interval pemberian 3 hari buah terba nyak per tanaman, buah terberat pertanaman dan
rata-rata buah terberat ditunjukan oleh perlakuan interval pemberian 5 hari. Hasil penelitian Salis
(2018) tentang pengaruh konsentrasi dan interval waktu pemberian pupuk organik cair (POC)
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung menunjukkan konsentrasi pupuk organik cair
berpengaruh tidak nyata pada pertumbuhan dan hasil tanaman terung, namun interval waktu
berpengaruh nyata pada tanaman terung pada parameter panjang buah terung, yaitu interval
waktu 9 hari menunjukan hasil terbaik dengan 20-70 cm dibangdingkan dengan control 15-22
cm. Penelitian Jumini, dkk., (2012) tentang pengaruh interval waktu pemberian pupuk organik
cair Enviro terhadap pertumbuhan dan hasil dua varietas mentimun menunjukkan hasilnya yaitu
interval waktu pemberian pupuk organik cair Enviro berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi
tanaman umur 10, 20 dan 30 HST, jumlah, Panjang dan diameter seta berat buah mentimun.
Akan tetapi varietas tersebut berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 10,
20 dan 30 HST, jumlah, Panjang dan beter buah, dan berpengaruh nyata terhadap diameter buah.
Hasil terbaik dijumpai pada varietas lokal. Perlakuan yang mana yang terbaik???? Tambahkan !

Timun: konsentrasi yang digunakan 30 ml/l per tanaman


Aplikasi ke tanaman 3,0 ml per tanaman (dosis) DOSISNYA KECIL SEKALI???
SONDE SALAH KO?? INI POC NYA APA???
KHUSUS TIMUN………………….!!!! INFORMASI INI DITAMBAHKAN DI
LATAR BELAKANG DAN DI TP TENTANG APLIKASI POC AGAR JADI
PATOKAN KONSENTRASI POC NYA….
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat


Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret – Juni 2020. Penelitian lapangan
dilaksanakan di Kebun TIH Politeknik Pertanian Negeri Kupang.

3.2. Alat dan Bahan Penelitian


Alat yang dibutuhkan, yaitu: polybag, arang, cangkul, sekop, ember, tong plastik
bertutup, meteran, penggaris, jangka sorong, gelas ukur, timbangan analitik, kayu pengaduk,
jerigen, kayu ajir, raffia, gunting, dan papan perlakuan. Bahan yang digunakan yaitu: Tanah,
bokashi, benih pare Varietas Raden F1, urin sapi, daun gamal, batang pisang, buah papaya
busuk, buah tomat busuk, abu kayu, limbah cair tahu, sabut dan air kelapa, pupuk kandang sapi,
air, EM4, dan gula.

3.3. Rancangan Penelitian


Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yamg terdiri dari tujuh
perlakuan. Perlakuan yang dicobakan adalah:
P0 = Tanpa POC
P1 = 3 hari sekali
P2 = 5 hari sekali
P3 = 7 hari sekali
P4 = 9 hari sekali
P5 = 11 hari sekali
P6 = 15 hari sekali
Masing-masing perlakuan diulang 4 kali sehingga terdapat 28 satuan percobaan. Penelitian
ini menggunakan wadah polibek. Setiap satuan percobaan terdiri atas 5 polibek dan untuk
tanaman sampel sebanyak 3 tanaman.

3.4. Prosedur Pelaksanaan Penelitian


1)
Penelitian ini dilakukan dalam dua tahapan kegiatan yaitu: pembuatan POC dari
2)
kotoran hewan dan limbah per tanaman, serta budidaya mentimun dengan mengaplikasikan
POC dari kotoran hewan dan limbah per tanaman pada tingkatan konsentrasi yang berbeda.
a. Pembuatan POC dari kotoran hewan dan limbah pertanaman
Pembuatan POC dari kotoran hewan dan limbah pertanaman mengikuti metode Nanangri,
(2017) yang dimodifikasi pada beberapa tahapan dan komposisi bahan-bahan yang
digunakan. Prosedur pembuatan POC, sebagai berikut:
1. Pembuatan larutan biakan, bahan yang digunakan yaitu EM4, air, dan gula. Larutan
biakan dibuat dengan perbandngan 10 ml EM4: 5 l air: 1 sendok makan gula. Jika ingin
membuat 100 l POC maka dibutuhkan 200 ml EM4: 100 l air; dan 20 sendok makan gula.
Cara membuat larutan biakan adalah air ditampung dalam ember kemudian diberi gula
sambil diaduk dan setelah gula larut, selanjutkan diberikan EM4 sambil terus diaduk
hingga melarut sempurna. Larutan biakan didiamkan selama kurang lebih 15 menit.
2. Batang pisang (5 kg), daun gamal (5 kg), tomat (5 kg), sabut kelapa tanpa kulit (5 kg) dan
papaya (5 kg) dicincang halus, kemudian seluruh bahan dicampur sambil ditaburi abu
kayu atau abu dapur (5 g). Setelah bahan-bahan pupuk tercampur merata, bahan tersebut
dimasukkan kedalam tong plastik.
3. Urin sapi (5 liter), air kelapa tua (5 liter), dan limbah cair tahu (5 liter) dimasukkan ke
dalam tong plastik berisi bahan pupuk sambil diaduk.
4. Larutan biakan yang telah dipersiapkan sebelumnya (point 1) dituangkan ke dalam tong
plastik yang telah berisi bahan pupuk.
5. Air ditambahkan secukupnya, perbandingannya 35% air dan 65% padatan. Setelah
seluruh bahan dimasukan ke dalam tong plastik maka dilakukan pengadukan hingga
tercampur merata.
6. Kemudian tong plastik ditutup rapat (menggunakan penutupnya) dan selang dimasukkan
lewat tutup tong yang telah diberi lubang. Tempat selang direkatkan dengan tutup plastic
sehingga tidak ada celah udara. Ujung selang yang satu dimasukan ke dalam campuran
bahan pupuk dan ujung yang lain dimasukan ke dalam botol bekas air mineral ukuran 1.5
liter yang telah diberi air.
7. Tong plastik diletakan pada tempat teduh yang tidak dikenai sinar matahari secara
langsung. Bahan pupuk dibiarkan selama ± 2-3 minggu, setiap 3 hari sekali tutupan tong
dibuka dan bahan pupuk diaduk selama beberapa menit untuk mengeluarkan gas yang
terbentuk akibat proses fermentasi sambil diamati perubahan yang terjadi.
8. POC dari kotoran hewan dan limbah pertanaman dikatakan telah matang jika telah
memberikan ciri-ciri seperti: tidak berbau busuk dan justru berbau fermentasi (seperti bau
tape)
9. Selanjutnya POC disaring untuk memisahkan antara cairan dan ampasnya. Penyaringan
menggunakan kain saring. Cairan POC ditampung dalam jerigen bertutup dan siap untuk
diaplikasikan ke tanaman.

b. Budidaya mentimun dan aplikasi POC dari kotoran hewan dan limbah pertanaman
1. Persiapan Media Tanam
Menyiapkan media tanam untuk penanaman mentimun caranya dengn mencampurkan
tanah dengan kompos dengan perbandingan 3:1 YANG UMUM TUH 1:1 TAPI
KALAU ADA ACUAN/PUSTAKA TENTANG KOMBINASI MEDIA TANAM
YANG BAIK UNTUK BUDIDAYA TIMUN 3:1 MAKA SILAKAN SAJA YANG
PENTING ADA ALASAN KENAPA. Tanah dan kompos dicampur merata kemudian
dimasukkan media tanam ke dalam polibek yang berukuran 30 x 15 cm.
2. Penanaman
Lubang tanam dibuat sedalam 2-3 cm PASTINYA BERAPA CM di bagian tengah
media tanam yang sudah disiapkan, kemudian benih mentimun dimasukkan dalam lubang
sebanyak …… biji kemudian lubang ditutup dengan media tanam dan selanjutnya
dilakukan penyiraman secukupnya. TANAMAN BERAPA BIJI, CARA TANAM
BAGAIMANA 1 LUBANG RAME2 ATAU 1 LUBANG 1 BIJI
3. Pemeliharaan
Tahapan pemeliharaan tanaman pare SU PARE LAI???, meliputi: penyiraman,
penyulaman, penyiangan, pembuatan para-para, aplikasi POC, pemangkasan, serta
pengendalian hama dan penyakit tanaman.
a. Penyiraman, melakukan penyiraman secara teratur yaitu sebanyak dua kali sehari
pada pagi dan sore. pemberian air untuk setiap polibek adalah sama.
b. Penyulaman, melakukan penyulaman pada tanaman mentimun yang tumbuh tidak
normal atau mati dan diganti dengan tanaman yang baru. APAKAH ADA SIAP
PERSEMAIAN UNTUK PERSIAPAN PENYULAMAN ATAU TANAM BIJI??
c. Penyiangan, melakukan penyiangan gulma yang tumbuh di sekitar tanaman di
polibek.
d. Pemasangan ajir, melakukan pemasangan ajir saat tanaman setinggi 2-3 cm di atas
permukaan tanah. Ajir tersebut dapat dibuat dari bambu atau kayu kecil dengan
Panjang sekitar 1,5-2 m. SEKITAR UMUR TANAMAN BERAPA HST DAN
JARAK ANTARA KAYU AJIR DAN TANAMAN BERAPA CM
e. Aplikasi POC, aplikasi POC dilakukan dengan terlebih dahulu membuat larutan
aplikasi yang disesuaikan dengan perakuan. Pembuatan larutan aplikasi secara rinci
dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Pembuatan Larutan Aplikasi POC dari Kotoran Hewan dan Limbah
Pertanaman Sesuai Perlakuan Kapasitas 1 Liter
Larutan Aplikasi untuk 1000 Larutan Aplikasi per plot per 1
Perlakuan ml kali pemberian (6 liter)
POC (ml) Air (ml) POC (ml) Air (ml)
Tanpa POC 0 1000 0 5000
POC 25 ml/l 25 975 125 4875
POC 50 ml/l 50 950 250 4750
POC 75 ml/l 75 925 375 4625
POC 100 ml/l 100 900 500 4500
POC 125 ml/l 125 875 625 4375
Total 1 kali pemberian 375 - 1875 -
Kebutuhan POC 1x aplikasi untuk 120 tanaman: 120 x 1.875 ml = 225.000 ml
Kebutuhan POC 6x aplikasi untuk 120 tanaman: 6 x 225.000 ml = 1.350.000 ml
Sumber: Olahan sendiri, (2019)

Setelah dibuat larutan aplikasi POC sesuai acuan Tabel 3.1, selanjutkan larutan
aplikasi POC diberikan ke petak-petak percobaan sesuai perlakuan. Larutan POC
disiramkan ke media tanam sekitar tanaman sebanyak 250 ml/tanaman. Aplikasi POC
dimulai saat tanaman berumur 7 HST dan pemberian dilanjutkan dengan interval 7
hari sekali. Aplikasi POC dihentikan saat tanaman berumur 42 HST. Untuk satu kali
aplikasi dibutuhkan larutan aplikasi POC sebanyak 5 liter per plot percobaan. Dalam
penelitian ini terdapat 120 tanaman percobaan sehingga dibutuhkan 225 l POC untuk
satu kali aplikasi sehingga total kebutuhan POC untuk 6 kali pemberian sebanyak
1.350 l. APLIKASI KAMU BUKAN KONSENTRASI TAPI WAKTU
PEMBERIAN JADI CARA HITUNGNYA BEDA. Jadi nanti hitung kebutuhan POC
per pemberian untuk 1 perlakuan kemudian dikalikan dengan jumlah pemberian hinga
panen.
Contoh :
Perlakuan 3 hari sekali :
Jumlah tanaman = 5 per ulangan, jumlah ulanga = 4 jadi 5 x 4 = 20 tanaman. Kalau
setiap POC diberi 30 ml/l dan 250 ml/tanaman maka 1 kali pemberian = 20/4 = 5 liter
larutan aplikasi per 1 kali pemberian atau 30 x 5 = 150 ml POC untuk 1 kali
pemberian.
Sesuai interval waktu pemberian, maka kamu hitung untuk setiap perlakuan itu
berapa kali pemberian POC hingga pemberian terakhir. Kalau sudah dapat, baru
dikalikan dengan 150 ml POC.
KALAU BINGUNG, KETEMU IBU SAJA………………
f. Pemangkasan, pemangkasan dilakukan dua kali. Pemangkasan pertama dilakukan
saat tanaman berumur 3 MST. Cabang-cabang tanaman pare dipotong agar tunas
dapat tumbuh menyebar sehingga banyak bunga tumbuh dan produksi pare lebih
banyak. Tanaman pare dipangkas hingga membiarkan 2 cabang yang paling besar dan
sehat untuk bertumbuh. Sisa cabang lain yang tumbuh pada batang sampai dengan
ketinggian 1,5 cm dari permukaan tanah dipotong. Pemangkasan kedua dilakukan
saat umur 6 MST dengan memangkas cabang yang telah tua dan tidak tumbuh lagi,
juga memangkas daun-daun tua maupun daun yang sakit. IKUTI CARA
PEMANGKASAN PADA MENTIMUN BUKAN PADA PARE !!! LIHAT
PUSTAKA TENTANG BUDIDAYA MENTIMUN
g. Pengendalian hama dan penyakit, pengendalian hama dan penyakit dilakukan apabila
tanaman terserang hama dan pathogen, dapat dilakukan secara fisik, mekanis atau
penggunaan pestisida nabati disesuaikan dengan jenis hama atau pathogen dan tingkat
serangannya.
4. Panen
Tanaman mentimun dapat dipanen setelah berumur 2-3 BST. Pemanenan dilakukan
dengan cara memetik buah beserta tangkai buah secara langsung. Pemanenan dilakukan
pada pagi hari dan sore hari agar kualitasnya terjaga. Ciri buah mentimun yang telah siap
dipanen, yaitu: …………………………………

3.5. Variabel Pengamatan


Variabel pengamatan meliputi variabel utama dan pendukung. Variabel utama yaitu:
a. Diameter batang pare (cm)
Pengukuran diameter batang dilakukan dengan mengukur diameter batang jarak 5 cm di atas
permukaan tanah dengan menggunakan jangka sorong dalam satuan cm. Pengukuran
dilakukan 2 kali yaitu pada umur 3 MST dan 6 MST pada tanaman sampel.
b. Klorofil daun
Penentuan kadar klorofil daun pare di lakukan dengn metode International Rice Research
Institute (IRRI) yang telah di modifikasioleh Balitbo Bogor (Alsuhendra, 2004; Nurdin,
2009). Daun ditimbang dengan menggunakan neraca analitik dengan berat 0,1 gr daun pare
kemudian dimasukkan kedalam mortar dan martil selanjutnya dihluskan dengn ditambahkan
alcohol 70% sebanyak 20 ml. Setelah itu disaring dengan tipe yang berbeda. Ekstrak yang
diperoleh di analisis konsentrasi klorofil a maupun klorofil b-ya menggunakan
spektrofotometer dengan panjang gelombang 645 dan 663 nm. Kadar klorofil dihitung
dengan menggunakan rumus (mg/L) =20,2 A nm + 8.02 A 663,0 nm.
c. Jumlah buah per tanaman (gram)
Penghitungan jumlah buah dilakukan dengan menghitung semua buah yang dihasilkan setiap
tanaman sampel.
d. Diameter buah per tanaman (cm)
Buah pare diukur menggunakan jangka sorong. Bagian yng diukur adalah lingkar tengah
diameter buah tanaman sampel.
e. Panjang buah (cm)
Buah pare diukur panjangnya menggunakan mistar dari pangkal buah hingga ujung buah
pada tanaman sampel.
f. Bobot buah per tanaman
Bobot buah pare diketahui dengan cara menimbang buah pare menggunakan timbangan
digital untuk tanaman sampel.
g. Bobot buah per petak
Bobot buah per petak didapat dari semua buah pare yang dipanen dalam satu petak yang
dihasilkan ditimbang dengan menggunakan timbangan digital.
Variabel pendukung meliputi:
a. Umur Berbunga (hari)
Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung umur tanaman dari saat tanam sampai
tanaman membentuk bunga.
b. Analisis media tanam awal
Analisis media tanam awal meliputi: pH, KTK, C-organik dan unsur hara makro dan mikro.
Cara pengambilam sampel dilakukan dengan mengambil media tanam sebelum penanaman
yang telah tercampur merata sebanyak 250 gram untuk dianalisis. Analisis tanah awal
dikirim ke Laboratorium Tanah IPB - Bogor.
c. Analisis POC
Analisis POC meliputi: pH, C-organik, dan unsur hara makro - mikro. Cara pengambilan
sampel POC dengan cara menyaring POC kemudian larutan POC diambil 200 ml dikemas
dalam botol plastik, kemudian dikirim ke Laboratorium Tanah IPB - Bogor untuk analisis.

POINT ANALISIS DATA MANA??????


DAFTAR PUSTAKA ?????
LAMPIRAN DENAH PENELITIAN ?????

Anda mungkin juga menyukai