BAB I
PENDAHULUAN
Kota Malang sebagai kota yang berpotensi akan wisata tentu dapat
menjadi tempat yang baik bagi perkembangan bisnis terutama pada sektor
Malang meningkat setiap tahunnya. Menurut Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata
Kota Malang pada tahun 2016 peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke
Kota Malang lebih dari 10%. Pada tahun 2016 saja sudah tercatat 3 juta
bagi bisnis pusat perbelanjaan untuk dapat meningkatkan penjualan produknya tak
terkecuali pusat belanja modern. Para pelaku bisnis tentunya berusaha keras untuk
dapat menarik calon konsumen mereka dengan berbagai cara agar pusat
konsumen akan lebih leluasa memilih sesuai dengan selera mereka. Menurut
sikap yang sudah ada. Hal ini tentu sudah dipahami oleh pelaku bisnis untuk
Saat ini banyak pusat perbelanjaan modern yang tumbuh di Kota Malang.
Sebut saja saja MATOS,MOG, CIBER MALL, PLAZA ARAYA, MALL ALUN-
ALUN dan yang saat ini yang sedang berkembang adalah MALL DINOYO CITY
( MDC). Pusat perbelanjaan modern ini bukan sekedar menjual produk berupa
barang tapi tempat untuk menjual barang tersebut. Karena jika tempat tersebut
tidak ada yang mengisi dengan barang jualan maka pilihan berbelanja juga akan
terbatas. Oleh sebab itu sangat penting bagi setiap pusat perbelanjaan untuk
Ada beberapa hal yang mengatur mengenai dengan siapa kita bicara,
dalam keadaan seperti apa serta dengan nada dan cara apa kita berkomunikasi
dengan tepat. Maka dari itu, sangat penting bagi perusahaan menciptakan citra
atau publikasi yang positif merupakan prestasi, reputasi dan sekaligus menjadi
perusahaan yang diwakilinya (Ruslan, 2007: 27). Citra atau image merupakan
sebuah tolak ukur bagaimana perusahaan dipandang baik atau buruk oleh
kalangan masyarakat secara luas. Citra pada suatu brand atau merek di sebuah
langkah terbaik dalam menjaga dan memelihara citra perusahaan dalam dunia
konsumen hingga mereka tetap loyal kepada merek produk maupun percaya pada
kredibilitas perusahaan.
seditik dari mall dinoyo, alasan mengambil judul knapa di mall dinoyo
image?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
“Public Relation Profesi dan Praktik” Humas adalah suatu kegiatan yang
prosedur, kebijakan, produk dan aksi perusahaan. Mereka juga memiliki power
mengubah sesuatu yang seharusnya diubah. Mereka harus terlibat dalam segala
bentuk perubahan organisasi. Melalui peran ini mereka menjadi paham spirit
program.
terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap
merek itu. Citra terhadap merek berhubungan dengan sikap yang berupa
keyakinan dan preferensi terhadap suatu merek. Konsumen yang memiliki citra
pembelian. Setiadi (2003) berpendapat: Citra merek mengacu pada skema memori
akan sebuah merek, yang berisikan interpretasi konsumen atas atribut, kelebihan,
karakteristik pembuat dari produk/merek tersebut. Citra merek adalah apa yang
konsumen pikirkan dan rasakan ketika mendengar atau melihat nama suatu merek
(hlm.180).
konsumen untuk melakukan pembelian. Brand yang lebih baik juga menjadi dasar
untuk membangun citra perusahaan yang positif. Pengertian citra menurut Kotler
(2002) bahwa “Citra adalah seperngkat keyakinan, ide, dan kesan, yang dimiliki
posisi merek (brand position), yaitu brand image yang jelas berbeda unggul
24
secara relatif dibanding pesaing. Citra akhirnya akan menjadi baik, ketika
baru yang dimaksud yaitu bahwa sebenarnya organisasi bekerja lebih efektif dan
Brand image atau brand description, yakni deskripsi tentang asosiasi dan
kenyataan yang objektif ataupun tidak. Citra yang terbentuk dari asosiasi inilah
yang mendasari dari keputusan membeli bahkan loyalitas merek (brand loyalty)
dari konsumen.
penggunaan yang sesuai, begitu juga dengan evaluasi, perasaan dan emosi yang
direfleksikan oleh berbagai macam asosiasi merek yang ada dalam ingatan
konsumen. Meskipun asosiasi merek dapat terjadi dalam berbagai macam bentuk
tapi dapat dibedakan menjadi asosiasi performansi dan asosiasi imajeri yang
Boush dan Jones (dalam Kahle & Kim, 2006: 6-8) mengemukakan bahwa citra
25
1. Pintu masuk pasar (Market Entry)
alliance. Produk pionir dalam sebuah kategori yang memiliki citra merek
minuman dari merek favorit mereka memiliki rasa yang lebih baik dari
blinded taste tests (Allison & Uhl, 1964). Dengan demikian citra merek
memiliki peran yang jauh lebih kuat dalam menambah nilai produk dengan
26
mengubah pengalaman produk (Aaker & Stayman, 1992; Puto & Wells,
1984).
Sementara itu, nama merek dengan citra yang kuat berfungsi baik
power). Ini berarti merek tidak hanya berperan penting secara horizontal
shelf space, dan juga dapat memberikan daya tawar dalam hal negosiasi
27
perdagangan, karena Coca Cola dianggap memiliki kekuatan dalam
meningkatkan penjualan.
pencatatan akuntansi
2. Bentuk proteksi hukum terhadap fitur yang unik. Merek bisa mendapatkan
bisa dilindungi melalui hak paten, dan kemasan bisa diproteksi melalu hak
bernilai tersebut.
3. Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka
bisa dengan mudah memilih dan membelinya lagi dilain waktu. Loyalitas
28
4. Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk
konsumen.
adalah:
1. Faktor lingkungan
teknis yang ada pada suatu produk di mana faktor ini dapat dikontrol oleh
produsen. Di samping itu, sosial budaya juga termasuk dalam faktor ini.
2. Faktor personal
29
Menurut Bambang Sukma Wijaya (2011) menyimpulkan bahwa dimensi-
dimensi utama yang mempengaruhi dan membentuk citra sebuah merek tertuang
dalam gambar.
1. Brand Identity
lain-lain.
2. Brand Personality
3. Brand Association
30
dengan suatu merek, bisa muncul dari penawaran unik suatu produk,
aktivitas yang berulang dan konsisten misalnya dalam hal sponsorship atau
sangat kuat melekat pada suatu merek, misalnya “ingat beras ingat
merek. Brand attitude and behavior adalah sikap atau perilaku komunikasi
jujur, konsisten antara janji dan realitas, pelayanan yang baik dan
yang baik pula terhadap sikap dan perilaku merek tersebut. Jadi brand
dan atribut yang melekat pada merek saat berhubungan dengan khalayak
31
5. Brand Benefit & Competence
nilai dan keunggulan khas yang ditawarkan oleh suatu merek kepada
lingkungan untuk peduli pada kebersihan diri, lingkungan dan hati nurani
lembaga/perusahaan tersebut.
32
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah jenis
untuk menganalisis peristiwa sosial yang terjadi. Metode ini juga relatif
serta situasi atau kelompok tertentu dengan cara yang tidak sulit (Ruslan,
2006:12)
yang dihadapi pada situasi sekarang. Hal ini dilakukan dengan langkah-langkah
33
34
dimana penelitian akan dilakukan. Penentuan lokasi ini jelas berkaitan dengan
relations dalam menciptakan brand Image mall Dinoyo dalam upaya peningkatan
jumlah pengunjung dan hambatan yang terjadi dalam membangun brand image.
diproses oleh peneliti (Ruslan, 2010:29). Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang diperoleh atau
Guna memperolah data yang valid dan objektif serta dapat dipertanggung
jawabkan perlu adanya sumber data. Sumber data menurut Ruslan (2011 :293)
diperoleh dari :
a) Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data yang ditemukan langsung setelah
b) Data Sekunder
dijadikan data sekunder dalam penelitian ini adalah data berupa dan data-
aspek yang berperan dalam kelancaran dan keberhasilan dalam suatu penelitian.
A. Wawancara
keterangan yang dilakukan dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
36
wawancara.
orang (narasumber) yang akan diminta datanya, serta dokumen apa yang akan
Untuk membantu peneliti agar dalam waktu yang singkat banyak informasi yang
2004 :90).
B. Observasi
37
menggunakan panca indra mata sebagai alat bantu utamanya (Bungin, 2007 :
pengamatan melalui hasil kerja panca indra mata dibantu panca indra lainnya.
C. Dokumentasi
berhubungan dengan humas setda serta literatur yang relevan dengan penelitian
yang dilakukan.
orang (narasumber) yang akan diminta datanya, serta dokumen apa yang akan
Untuk membantu peneliti agar dalam waktu yang singkat banyak informasi yang
2004 :90).
data dalam penelitian. Dalam penelitian ini untuk mengetahui kebenaran data
(2006 : 92).
berbagai sumber data yang berbeda dengan maksud data yang diperoleh dari satu
sumber bisa lebih teruji bila dibandingkan dengan data yang sama dengan sumber
yang berbeda.
Bagan 1.
Trianggulasi Sumber
Dalam analisis data penelitian ini, menggunakan teori dari Miles dan
Huberman, 1984 yang dikutip Sutopo, 2006 yaitu dengan 3 proses. Yang pertama
dengan Reduksi data (mengoreksi data yang diperoleh pada yang penting),
40
Gambar 1