Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat yang diberikan-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Makalah yang membahas tentang “Efek
Stokastik,Efek Non Stokastik,Efek Genetik,Efek Somatik dan Efek Teratogenetik” ini dapat
kami selesaikan dengan tepat waktu. Makalah ini kami buat sebagai kewajiban untuk
memenuhi tugas dari peljaran PROTEKSI RADIASI.

Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih yang dalam kepada semua pihak yang
telah membantu dalam pembuatan maklah ini demi terwujudnya makalah ini.Kami
mengharapkan semoga makalah kami ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca. Dan
saya menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,maka dari itu
kami berharap saran dan kritik pembaca yang dimaksud untuk mewujudkan kesempurnaan
makalah ini.

Medan,November 2019

penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………1

DAFTAR ISI............………………………………………………………...2

BAB I

PENDAHULUAN……………………………………….…………………..3

1.1.Latar Belakang……………………………….……………….….…………………..3

1.2.Rumusan Masalah…………………………….……………….….………………….3

1.3.Tujuan Masalah……………………………………….………..…………………….3

BAB II

PEMBAHASAN………………………………………………………….….4

2.1.Efek Stokastik………………………………………………..…………….………...4

2.2.Efek Non Stokastik………………………………………………………..……....…4

2.3.Efek Genetik…………………………………………………………..………….….5

2.4.Efek Somatik………………………………………………………….……...………5

2.5.Efek Teratogenik…………………………………………………….………...……..5

BAB III

PENUTUP……………………………………………………………..……..7

KESIMPULAN………………………………………………………...……..7

SARAN…………………………………………………………………...…..7

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Sel dalam tubuh manusia terdiri dari sel genetic dan sel somatic. Sel genetic adalah sel telur pada
perempuan dan sel sperma pada laki-laki, sedangkan sel somatic adalah sel-sel lainnya yang ada
dalam tubuh. Berdasarkan jenis sel, maka efek radiasi dapat dibedakan atas efek genetik dan efek
somatik. Efek genetik atau efek pewarisan adalah efek yang dirasakan oleh keturunan dari individu
yang terkena paparan radiasi. Sebaliknya efek somatik adalah efek radiasi yang dirasakan oleh
individu yang terpapar radiasi.

Waktu yang dibutuhkan sampai terlihatnya gejala efek somatik sangat bervariasi sehingga dapat
dibedakan atas efek segera dan efek tertunda. Efek segera adalah kerusakan yang secara klinik
sudah dapat teramati pada individu dalam waktu singkat setelah individu tersebut terpapar radiasi,
seperti epilasi (rontoknya rambut), eritema (memerahnya kulit), luka bakar dan penurunan jumlah
sel darah. Kerusakan tersebut terlihat dalam waktu hari sampai mingguan pasca iradiasi. Sedangkan
efek tertunda merupakan efek radiasi yang baru timbul setelah waktu yang lama (bulanan/tahunan)
setelah terpapar radiasi, seperti katarak dan kanker.
Bila ditinjau dari dosis radiasi (untuk kepentingan proteksi radiasi), efek radiasi dibedakan atas efek
deterministik dan efek stokastik. Efek deterministik adalah efek yang disebabkan karena kematian
sel akibat paparan radiasi, sedangkan efek stokastik adalah efek yang terjadi sebagai akibat paparan
radiasi dengan dosis yang menyebabkan terjadinya perubahan pada sel.
Efek Deterministi (efek non stokastik) Efek ini terjadi karena adanya proses kematian sel akibat
paparan radiasi yang mengubah fungsi jaringan yang terkena radiasi. Efek ini dapat terjadi sebagai
akibat dari paparan radiasi pada seluruh tubuh maupun lokal. Efek deterministik timbul bila dosis
yang diterima di atas dosis ambang (threshold dose) dan umumnya timbul beberapa saat setelah
terpapar radiasi. Tingkat keparahan efek deterministik akan meningkat bila dosis yang diterima lebih
besar dari dosis ambang yang bervariasi bergantung pada jenis efek. Pada dosis lebih rendah dan
mendekati dosis ambang, kemungkinan terjadinya efek deterministik dengan demikian adalah nol.

Paparan radiasi pada tubuh dapat menimbulkan kerusakan baik pada tingkat moleku- ler,
seluler ataupun jaringan/organ. Dosis radiasi harus mencapai tingkat ambang tertentu untuk
dapat menimbulkan kerusakan akut, tetapi tidak sama halnya untuk kerusakan genetik atau
induksi kanker. Secara teori, dosis radiasi sangat rendah sudah cukup untuk menimbulkan
kerusakan, berarti bahwa tidak ada tingkat dosis radiasi yang dapat dinyatakan aman bagi
manusia. Pada saat yang bersamaan, tidak ada tingkat dosis yang berbahaya secara homogen.
Bahkan pada dosis yang relatif lebih tinggi tidak setiap orang akan mengalami tingkat
kerusakan yang sama karena adanya perbedaan tingkat kemampuan dan ketepatan
mekanisme perbaikan terhadap kerusakan yang timbul akibat radiasi. Kematian sel terjadi
bila tubuh terpajan radiasi dengan dosis relatif tinggi. Bila dalam waktu yang tidak terlalu
lama, tubuh tidak mampu untuk menggantikan sejumlah sel yang mengalami kematian, maka
akan timbul efek akut yang dapat segera diamati secara klinik. Pada rentang dosis rendah,
radiasi dapat menginduksi terjadinya serangkaian perubahan pada tingkat molekuler dan
seluler yang tidak menyebabkan kematian sel tetapi menyebabkan perubahan pada materi
genetik sel sehingga terbentuk sel baru yang bersifat abnormal. Sel seperti ini berpotensi
untuk mengarah pada pembentukan kanker dan/atau kerusakan genetik yang dapat
diwariskan. Kerusakan yang terjadi dapat diperbaiki tanpa kesalahan sehingga struktur DNA
kembali seperti semula dan tidak menimbulkan perubahan fungsi pada sel. Tetapi dalam
kondisi tertentu, proses perbaikan tidak berjalan sebagaimana mestinya sehingga walaupun
kerusakan dapat diperbaiki tetapi tidak secara tepat atau sempurna sehingga menghasilkan
DNA dengan struktur yang berbeda, yang dikenal dengan mutasi. Kerusakan yang terjadi
pada sebuah sel somatik yang tidak dapat mengalami proses perbaikan secara benar dan tepat
maka akan terjadi mutasi somatik. Tetapi bila kerusakan terjadi pada sel telur atau sel sperma,
maka akan terjadi mutasi genetik. Sebuah mutasi genetik berpotensi untuk menimbulkan
perubahan yang dapat diamati pada generasi berikutnya.

1.2.Rumusan Masalah

1).Apa itu Efek Stokastik?

2).Apa itu Efek Non Stokastik?

3).Apa itu Efek Genetik?

4)Apa itu Efek Somatik?

5).Apa itu Efek Teratogenik?

1.3.Tujuan Masalah

1).Menjelaskan tentang Efek Stokastik

2).Menjelaskan tentang Efek Non Stokastik

3).Menjelaskan tentang Efek Genetik

4).Menjelaskan tentang Somatik

5). Menjelaskan tentang Teratogenik


BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Efek Stokastik
A.Pengertian Efek Stokastik
Efek Stokastik merupakan efek yang terjadi pada organ yang terkena paparan radiasi
sebesar atau serendah apapun selalu terdapat kemungkinan menimbulkan perubahan pada
sistem biologi,baik pada molekul sel.Dengan demikian stokastik ini dapat pula tidak
membunuh sel yang mati namun dapat mengubah sel, sel yang berubah ini mempunyai
peluang untuk lolos dari sistem pertahana tubuh yang berusaha untuk menghilangkan sel
yang seprti ini.Proses perubahan sel ini disebut dengan efek stokastik yang terjadi secara
acak.Efek stokastik terjadi tanpa ada dosis ambang dan baru muncul setelah masa laten yang
lama.Semakin besas dosis paparan, maka semakin besar pula peluang efek stokastik
sedangkan tingkat keparahannya tidak di tentukan dari jumlah dosisi yang di terima
Bila sel yang mengalami perubahan adalah sel genetik, maka sifat sifat sel yang baru
tersebut akan di wariskan kepada turunannya sehingga timbul efek genetic atau
pewarisan.Apabila sel yang mengalami perubahan adalah sel somatik, maka sel sel tersebuat
dalam jangka waktu yang relatif lama, ditambah lagi dengan pengaruh dari bahan bahanyang
bersifat toksik lainnya akan tumbuh dan berkembang menjadi jaringan yang ganas atau
kanker.Paparan radiasi dosis rendah dapat meningkatkan resiko kanker dan efek pewarisan
yang secara statistik dapat dideteksi pada suatu populasi,namun tidak secara serta merata
terkait dengan paparan indivudu. Efek stokastik ini mengacu penundaan antara saat
pemaparan radiasi dan saat penampakan efek yang terjadi akibat akibat pemparan
tersebut.Kecuali untuk leukemia yang dapat berkembang dalam waktu 2 tahun,efek
pemaparan radiasi tidak memperlihatkan efek apapun dalam waktu 20 tahun atau lebih.

B.Sifat Efek Stokastik


1).Tidak memiliki dosis ambang
2).Timbul setelah melali masa tenang lama
3).Tidak ada penyembuhan spontan
4).Keparahan tidak tergantung pada dosis radiasi

2.2.Efek Non Stokastik


A.Pengertian Efek Non Stokastik
Efek Non Stokastik adalah efek yang terjadi karena adanya proses kemtian sel akibat
paparan radiasi yang mengubah fungsi jaringan yang terkena radiasi.Efek ini dapat terjadi
sebagai akibat dari paparan radiasi pada seluruh tubuh maupun lokal. Efek Non Stikastik ini
timbul apabila dosis yang di terima di atas dosis ambang dan umumnya timbul beberapa saat
setelah terpapar radiasi.
Tingkat keparahan efek non stokastik ini akan meningkat bila dosis yang di terima
lebih besar dari dosis ambang yang bervariasi tergantung pada jenis efek.Pda dosis lebih
rendah dan mendekati dosis ambang, kemungkinan terjadinya efek non stokastik,dengan
demikian adalah nol, sedangkan di atas dosis ambang, peluang terjadinya efek ini adalah
100%.
Efek Non Stokastik bisa juga terjadi dalam jangka waktu yang agak lama setelah
terkena radiasi, dan umumnya btidak berakibat fatal.Sebagai contoh katarak pada lensa
mata,kulit yang menjadi merah,pelepuhan dan terkelupas,peradangan akut paru,gangguan
proses pembentukan sel sperma,gangguan pembentukan sel darah dan ganguan
perkembangan janin dalam kandungan.

B.Ciri Efek Non Stokastik

1).Mempunyai dosis ambang


2).Timbul setelah beberapa saat setelah mengenai radiasi
3)Adanya penyembuhan spontan pada keparahannya
4).Keparahannya tergantung pada dosis radiasi
5).penyakit yang dapat ditimbulkan yaitu katarak, kemandulan dll.

2.3.Efek Genetik
Efek Genetik (pewarisan) adalah efek radiasi yang dirasakan oleh keturunan dari
orang yang terkena atau menerima paparan radiasi.Jika sel genetik pada orang tua ini
terkena dosis radiasi maka sel genetiknya akan berubah sifat dan komponen di dalam gen
sehingga menimbulkan penyakit,atau kelainan pada gen yang di warisi dari orang tua yang
terkena radiasi tersebut.
Kelainan genetic dapat menimbulkan beragam kondisi, mulai dari cacat atau kelainan
fisik dan mental, sehingga penyakit tertentu seperti kanker.Meski begitu, tidak semua
penyakit kanker disebakan oleh kelainan genitik.

2.4.Efek Somatik
A.Pengertian Efek somatic
Efek Somatik adalah efek radiasi yang di rasakan oleh individu yang terpapar
radiasi.Waktu yang di butuh kan sampai terlihatnya gejala efek somatk sangat bervariasi
sehingga dapat dibedakan menjadi dua efek yaitu:
1.efek segera
Efek segera adalah kerusakan yang secara klinik sudah dapat teramati pada
individu dalam waktu singkat setelah individu tersebut terpapar radiasi,seperti epilasi
(rontoknya rambut),eritema(memerahnya kulit),dan penurunan jumlah sel darah.Kerusakan
tersebuat terlihat dalam waktu hari sampai mingguan pasca iradiasi.
2.efek tertundah
Efek tertunda adalah efek radiasi yang baru timbul setelah waktu yang
lama(bulanan/tahunan) setelah terpapar radiasi,seperti kataral dan kanker.

2.5.Efek Teratogenik
A Pengertian .Efek Teratogenik
Efek teratogenik adalah efek timbulnya cacat bawaan, karena penyinaran yang terjadi
sewaktu janin berada dalam kandungan. Efek ini dapat berupa kematian dalam kandungan
atau kematian segera setelah bayi lahir, kemunduran pertumbuhan, maupun kelainan bawaan,
tergantung saat penyinaran terjadi. Pada usai kurang dari 15 hari umur kehailan, maka hasil
konsepsi biasanya mengalami kematian. Apabila penyinaran terjadi pada usia kehamilan
antara 15 hari sampai 50 hari, maka pada umumnya terjadi kelainan bawaan. Sedangkan
penyinaran setelah usia kehamilan 50 hari dapat berakibat gangguan pertumbuhan janin
dalam kandungan.
Radiasi dosis rendah dapat menimbulkan kerusakan sun letal yang berpotensi
menyebabkan kemtian sel.Pada orang dewasa kehilangan beberapa sel tidak masalah karna
akan di ganti kan lagi dengan sel yang baru, sedangakan pada janin paparan radiasi dosis
rendah dapat mengakibatkan kematian lebih banyak sel embrionik dibandingkan pada sel
orang dewasa.Jaringan embionik sangat sensitive terhadap radiasi karena sel pada janin
mempunyai tingkat proliferasi yang sangat tinggi dan belum terdiferensiasikan dengan baik.
Pada embrio dan fetus hilangnya sejumlah kecil sel akan sangat berpengaruh.Tubuh
janin tersusun dari sejumlah kecil sel dalam tubuh.dan setiap sel nantinya akan menjadi cikal
bakal untuk sejumlah besar sel dalam tubuh.Sel tersebut tidak mudah digantikan jika sudah
mengalami kematian.
BAB III
PENUTUP

3.1.KESIMPULAN

 Efek Stokastik merupakan efek yang terjadi pada organ yang terkena paparan radiasi
sebesar atau serendah apapun selalu terdapat kemungkinan menimbulkan perubahan
pada sistem biologi,baik pada molekul sel. Dengan demikian stokastik ini dapat pula
tidak membunuh sel yang mati namun dapat mengubah sel,
Sifat Efek Stokastik
1).Tidak memiliki dosis ambang
2).Timbul setelah melalui masa tenang lama
3).Tidak ada penyembuhan spontan
4).Keparahan tidak tergantung pada dosis radiasi
 Efek Non Stokastik adalah efek yang terjadi karena adanya proses kemtian sel akibat
paparan radiasi yang mengubah fungsi jaringan yang terkena radiasi. Efek ini dapat
terjadi sebagai akibat dari paparan radiasi pada seluruh tubuh maupun local.
Ciri Efek Non Stokastik
1).Mempunyai dosis ambang
2).Timbul setelah beberapa saat setelah mengenai radiasi
3)Adanya penyembuhan spontan pada keparahannya
4).Keparahannya tergantung pada dosis radiasi
5).penyakit yang dapat ditimbulkan yaitu katarak, kemandulan dll.
 Efek Genetik (pewarisan) adalah efek radiasi yang dirasakan oleh keturunan dari
orang yang terkena atau menerima paparan radiasi. Kelainan genetic dapat
menimbulkan beragam kondisi, mulai dari cacat atau kelainan fisik dan mental,
sehingga penyakit tertentu seperti kanker.Meski begitu, tidak semua penyakit kanker
disebakan oleh kelainan genitik.
 Efek Somatik adalah efek radiasi yang di rasakan oleh individu yang terpapar radiasi.
Efek teratogenik adalah efek timbulnya cacat bawaan, karena penyinaran yang terjadi
sewaktu janin berada dalam kandungan. Efek ini dapat berupa kematian dalam kandungan
atau kematian segera setelah bayi lahir, kemunduran pertumbuhan, maupun kelainan bawaan,
tergantung saat penyinaran terjadi. Pada usai kurang dari 15 hari umur kehailan, maka hasil
konsepsi biasanya mengalami kematian. Apabila penyinaran terjadi pada usia kehamilan
antara 15 hari sampai 50 hari, maka pada umumnya terjadi kelainan bawaan. Sedangkan
penyinaran setelah usia kehamilan 50 hari dapat berakibat gangguan pertumbuhan janin
dalam kandungan.

3.2.SARAN

Sebaiknya menghindari paparan radiasi terhadap janin , memakai apron saat


pemeriksaan untuk menghindari paparan radiasi terhadap organ yang tidak di
periksa, meminimalisir radiasi yang diberikan kepada pasien sehingga tidak
menimbulkan efek yang berlebihan.

Daftar Pustaka
1. https://www.coursehero.com
2. http://paj89.blogspot.com/2013/03/radiasi-part-5.html?m=1
3. http://jurnal.batan.go.id/index.php/Alara/article/view/1571
4. https://jiwafotografi.wordpress.com/tag/efek-radiasi/
5. https://www.aladokter.com/ragam-kelainan-genetik-yang-tidak-dapat-
dicegah
6. http://ss-radiology.blogspot.com/2008/08/efek-radiasi.htm?m=1
7. https://jiwafotografi.wordpress.com/tag/efek-radiasi/
DISUSUN OLEH :

Kelompok 3 :

1. Resky Romauli Dalimunthe (18032)


2. Nuraida Hasibuan (18028)
3. Cahayati (18003)
4. Dendi Fazrul Lubis 918006)
5. Sonatafati Gulo (18038)

TAHUN AJARAN 2019/2020

Anda mungkin juga menyukai