Anda di halaman 1dari 3

Hafid, F & Nasrul, N., (2015).

Faktor Risiko Stunting Pada Anak Usia 6-23 Bulan di


Kabupaten Jeneponto, Indonesian Journal of Human Nutrition, 3(1)

Proverawati, A & Ismawati, C., (2010). BBLR, Berat Badan Lahir Rendah, Nuha Medika,
Yogyakarta.

Sofha, E, Yasin, H, Rahmawati, R., (2015). Klasifikasi Data Berat Bayi Lahir Menggunakan
Probabilistic Neural Network Dan Regresi Logistik (Studi Kasus Di Rumah Sakit Islam
Sultan Agung Semarang Tahun 2014). Jurnal Gaussian Volume 4, Nomor 4, Semarang.

Andiani. Faktor Determinan Stunting pada Anak Usia 0-59 Bulan di Indonesia [Disertasi].
Bogor : Institut Pertanian Bogor; 2013.

Boyle MA. 2010. Personal Nutrition, Seventh Edition. Wadsworth Cengage Learning. USA.

Terati. 2010. Studi Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Anak

Balita di Propinsi Sumatera Selatan. [Tesis]. Sekolah Pascasarjana. Institut

Pertanian Bogor

Hayati AW. Faktor-Faktor Risiko Stunting, Pola Konsumsi Pangan, Asupan Energi dan Zat
Gizi Anak 0-23 Bulan [Tesis]. Bogor: Ins tititut Pertanian Bogor; 2013.

Rukmana, E, Briawan, D, Ekayanti, I. (2016). Faktor Risiko Stunting pada Anak Usia 6-24
bulan di Kota Bogor. Jurnal MKMI, Vol. 12 No. 3, September 2016.

Umiati. 2010. Hubungan Antara Sanitasi Lingkungan DenganKejadian Diare Pada Balita Di
Wilayah Kerja Puskesmas Nogosari Kabupaten Boyolali Tahun 2009. Surakarta.

Rahayu, Dwi. 2018. Pengaruh infeksi kecacingan terhadap kadar hemoglobin pada remaja putri
dengan anemia. SMART MEDICAL JOURNAL Vol. 1 No. 2. eISSN : 2621-0916

1. Weisz A, Meuli G, Thakwalakwa C, Trehan I, Maleta K, Manary M. The Duration of


Diarrhea and Fever is Jurnal Kesehatan Andalas. 2018; 7(2) . Associated with Growth
Faltering in Rural Malawian Children Aged 6-18 Months. Nutrition Journal.
2011;10(25):1-4
2. Setiawan, Eko, rizanda Mahmud, and Masrul. "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Kejadian Stunting." Jurnal Kesehatan Unand, 2018: 275.

3. 5. Barilla Center for Food and Nutrition. Healthy growth and nutrition in children. Parma:
Barilla Center for Food and Nutrition; 2009.hlm.8-9.

4. 6. Damayanti RA, Muniroh L, Farapti. Perbedaan tingkat kecukupan zat gizi dan riwayat
pemberian
5. ASI eksklusif pada balita stunting dan non stunting. Media Gizi Indonesia. 2016;11(1):61-9.

6. 7. Ross et all, 2017. Poverty, Dietary Intake, Intestinal Parasites, and Nutritional Status among
School-Age Children in the Rural PhilippinesTrop. Med. Infect. Dis. 2017, 2, 49;
doi:10.3390/tropicalmed2040049ww

7. 8. Oliveira D, Ferreira FS, Atouguia J, Fortes F, Guerra A, Centeno-Lima S (2015) Infection


by Intestinal Parasites, Stunting and Anemia in SchoolAged Children from Southern Angola.
PLoS ONE 10 (9): e0137327. doi:10.1371/journal.pone.0137327

8. 9. Destiadi et al, 2015. Frekuensi Kunjungan Posyandu dan Riwayat Kenaikan Berat Badan
sebagai Faktor Risiko Kejadian Stunting pada Anak Usia 3-5 Tahun. Media Gizi Indonesia,
Vol. 10, No. 1 Januari–Juni 2015: hlm. 71–75

Kementerian Kesehatan R.I. 2014. Laporan Riskesdas 2013.


Kuchenbecker, J. et al. (2015). Exclusive breastfeeding and its effect on growth of
Malawian infants: results from a cross-sectional study. Paediatr. Int. Child Health.
Supariasa, IDN, Bakri, B, & Fajar, I. 2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Gizi
Kedokteran EGC.
Rahayu, A, Khairiyati, L. (2013) Risiko Pendidikan Ibu Terhadap Kejadian Stunting Pada
Anak 6-23 Bulan.
Helsa, N. Losong. Adriani, M. , 2007. Journal : The Differences of Hemoglobin Level,
Iron, and Zinc Intake in Stunting and non Stunting Toodler
Almatsier. (2009). Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sulistianingsih A, Yanti DAM. Kurangnya Asupan Makan Sebagai Penyebab Kejadian
Balita Pendek (Stunting). Jurnal Dunia Kesehatan. 2015.
Berg. 1986. Peranan Gizi Dalam Pembangunan Nasional (Zahara, Penerjemah).C.V.
Rajawali. Jakarta.

WHO. 2017. Stunted Growth and Development. Geneva.

Anda mungkin juga menyukai