Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PEMBERDAYAAN KELUARGA DALAM PRAKTEK KEBIDANAN


KOMUNITAS

”Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Puskesmas”

Dosen Pengampu : Isnaniah, S.Si.T., M.Pd

Kelompok 9 :

Riska Aulia P07124118233


Rizka Aulia P07124118235
Roinda Khoirotun Najah P07124118237
Sheila Yunia Anggini P07124118239

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
DIII KEBIDANAN
SEMESTER 4A
2020
Kata Pengantar

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya pada kami, sehingga dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul ”Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Puskesmas”.

Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Pemberdayaan Keluarga


Dalam Praktek Kebidanan Komunitas yang diberikan Ibu Isnaniah, S.Si.T., M.Pd
ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca. Akhirnya besar harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Banjarbaru, Februari 2020

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar ........................................................................................................ ii


Daftar Isi................................................................................................................. iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
Pendahuluan ............................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
Pembahasan ............................................................................................................. 3
A. Definisi ......................................................................................................... 3
1. Pemberdayaan .......................................................................................... 3
2. Masyarakat ............................................................................................... 3
3. Program .................................................................................................... 4
4. Puskesmas ................................................................................................ 4
5. Pemberdayaan Masyarakat melalui Program Puskesmas......................... 5
B. Posyandu ...................................................................................................... 5
1. Pengertian Posyandu ................................................................................ 5
2. Tujuan dan Manfaat Posyandu ................................................................. 5
3. Sasaran dan Fungsi Posyandu .................................................................. 7
4. Kegiatan Pokok Posyandu ........................................................................ 7
5. Pelaksanaan Layanan Posyandu ............................................................... 7
6. Keberhasilan Posyandu ............................................................................ 8
7. Kegiatan Posyandu ................................................................................... 8
8. Penyelenggaraan Posyandu .................................................................... 10
9. Pembentukan Posyandu .......................................................................... 11
BAB III ................................................................................................................. 12
Penutup.................................................................................................................. 12
A. Kesimpulan ................................................................................................ 12
B. Saran ........................................................................................................... 12
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 13

iii
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Kebijakan desentralisasi sebagaimana yang diamanatkan dalam
Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 telah memberi keleluasaan kepada
daerah untuk mengatur dan mengurus kepentingan rumah tangganya sendiri
dalam wujud ‘Otonomi Daerah’. Melalui konsep otonomi luas, nyata dan
bertanggungjawab. Dalam mendukung otonomi tersebut manusia adalah
faktor utama dalam pembangunan yang diharapkan mampu menciptakan
kinerja yang berkualitas dan mencapai produktivitas yang tinggi sehingga
mampu mencapai tujuan pembangunan. Untuk mencapainya, maka
diperlukan sumber daya manusia yang sehat baik jasmani dan rohani karena
kesehatan merupakan kebutuhan dasar yang menunjang semua aktifitas
kehidupan.

Lebih lanjut, dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23


Tahun 1992 tentang kesehatan ditegaskan bahwa : “Pembangunan
kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal”. Dalam Undang-Undang tersebut ditegaskan
bahwa tiap-tiap warga negara Republik Indonesia berhak memperoleh
derajat kesehatan setinggi-tingginya dan diikutsertakan dalam usaha-usaha
kesehatan pemerintah Republik Indonesia dan derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya itu harus dapat dicapai oleh seluruh rakyat Indonesia
secara merata.

Adapun yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan (Health Service)


menurut Levey dan Loomba dalam Azrul (1996,34) ialah setiap upaya yang
diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencagah dan

1
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan,
keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat.

Puskesmas merupakan sarana atau organisasi dalam memberikan


pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang di dalamnya terdapat konsep
akuntabilitas. Puskesmas sendiri adalah satu kesatuan organisasi kesehatan
fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat
yang juga membina peran serta masyarakat di samping memberikan
pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah
kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Puskesmas diharapkan mampu
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara merata, tidak ada
diskriminasi sehingga pelayanan tersebut menjadi lebih akuntabel, efektif
dan efisien.

B. Rumusan Masalah
1. Apa maksud dan definisi dari pemberdayaan masyarakat melalui
program puskesmas?
2. Apa maksudnya dan bagaimana posyandu sebagai program dari
puskesmas untuk memberdayakan masyarakat?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi dan memahami maksud dari pemberdayaan
masyarakat melalui program puskesmas?
2. Mengetahui dan memahami dengan apa yang dimaksud dengan
posyandu sebagai program dari puskesmas untuk memberdayakan
masyarakat?

2
BAB II

Pembahasan

A. Definisi
1. Pemberdayaan
Pemberdayaan atau psemberkuasaan dapat dipahami sebagai upaya
memberikan atau meningkatkan kekuasaan (power) kepada pihak yang
lemah atau kurang beruntung, dimana pemberdayaan dilaksanakan
dengan bertolak dari situasi ketidak berdayaan yang dialami oleh
sekolompok masyarakat baik secara perseorangan, kelompok maupun
komunitas.

Dalam pemberdayaan diharapkan masyarakat yang kurang berdaya


menjadi masyarakat yang berdaya dan kuat dengan menggali serta
mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Dengan kata lain,
pemberdayaan adalah untuk mencapai tujuan akhir yang disebut dengan
masyarakat sejahtera dan mandiri yang mempunyai kekuatan hidup atas
potensi dirinya sendiri.

2. Masyarakat
Menurut Paul B.Horton, mengatakan bahwa masyarakat adalah
sekumpulan manusia yang relatif mandiri dengan bersama dalam
jangka waktu cukup lama, mendiami suatu wilayah tertentu dengan
memiliki kebudayaan yang sama dan sebagian besar kegiatan dalam
kelompok itu.

Menurut Soerjono Soekanto, masyarakat pada umumnya


mempunyai ciri-ciri dengan kriteria;

a. Manusia yang hidup bersama, sekurang-kurangnya terdiri atas


dua orang.
b. Bercampur atau bergaul dalam jangka waktu yang cukup lama.
Berkumpulnya manusia akan menimbulkan manusia baru.

3
Sebagai akibat dari hidup bersama, timbul sistem komunikasi
dan peraturan yang mengatur hubungan antarmanusia.
c. Sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan.
d. Merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan
bersama menimbulkan kebudayaan karena mereka merasa
dirinya terkait satu sama lain.

Secara umum pengertian masyarakat adalah sekumpulan individu-


individu yang hidup bersama, bekerja sama untuk memperoleh
kepentingan bersama yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-
norma, dan adat istiadat yang ditaati dalam lingkungannya

3. Program
Program adalah sederetan kegiatan yang akan dilakukan untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut J.C. Tukian, dalam
pengembangan masyarakat program merupakan kegiatan yang dapat
mendukung adanya aktualisasi dan partisipasi aktif dari masyarakat.
Program dapat bermacam-macam wujudnya ditinjau dari berbagai
aspek, yakni tujuan, jenis, jangka waktu, luas, sempitnya, pelaksana,
sifatnya dan sebagainya.

4. Puskesmas
Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
membina peran serta masyarakat dan memberikan pelayanan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam
bentuk kegiatan pokok (Depkes RI, 1991).

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana


pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
suatau wilayah kerja (Depkes, 2011).

4
Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 puskesmas
merupakan Unit Pelayanan Teknis Dinas kesehatan kabupaten/kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
suatu wilayah kerja.

5. Pemberdayaan Masyarakat melalui Program Puskesmas


Pemberdayaan masyarakat adalah proses pembangunan di mana
masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk
memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri. Pemberdayaan masyarakat
hanya bisa terjadi apabila masyarakat itu sendiri ikut pula
berpartisipasi. Pemberdayaan masyarakat jenis ini dilakukan melalui
program puskesmas yang merupakan organisasi kesehatan fungsional
dan juga merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat di
wilayah kerjanya. Program yang diadakan puskesmas untuk
memberdayakan masyarakat adalah posyandu.

B. Posyandu
1. Pengertian Posyandu
Posyandu adalah akronim dari Pos Pelayanan Keluarga Berencana -
Kesehatan Terpadu, merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersama Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan
dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan
pembangunan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.

2. Tujuan dan Manfaat Posyandu


a. Tujuan Posyandu
Menurut Suharsimi (1998), tujuan umum dari posyandu adalah
menunjan percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia melalui upaya
pemberdayaan masyarakat. Sedangkan tujuan khusus posyandu yaitu:

5
1) Meningkatkan peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan
AKI dan AKB.
2) Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaraan
Posyandu, terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.
3) Meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan
dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI dan
AKB.

b. Manfaat Posyandu
1) Bagi Masyarakat
a) Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan
pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan
penurunan AKI dan AKB.
b) Memperoleh bantuan secara profesional dalam
pemecahan masalah kesehatan teruta terkait kesehatan ibu
dan anak.
c) Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu kesehatan
dan sektor lain terkait.
2) Bagi Kader, Pengurus Posyandu dan Tokoh Masyarakat
a) Mendapatkan informasi terdahulu tentang upaya kesehatan
yang terkait dengan penurunan AKI dan AKB.
b) Dapat mewujudkan aktualisasi dirinya dalam membantu
masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan terkait dengan
penuruna AKI dan AKB.
3) Bagi Puskesmas
a) Optimalisasi fungsi puskesmas sebagi pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan
masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
b) Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan
masalah kesehatan sesuai kondisi setempat.
c) Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga dan dana melalui
pemberian pelayanan secara terpadu.

6
4) Bagi Sektor Lain
a) Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan
masalah sektor terkait, utamanya yang terkait dengan upaya
penurunan AKI dan AKB sesuai kondisi setempat.
b) Meningkatkan efisiensi memlalui pemberian pelayanan secara
terpadu sesuai dengan tupoksi masing-masing sektor.

3. Sasaran dan Fungsi Posyandu


a. Sasaran Posyandu

Sasaran posyandu adalah seluruh masyarakat, utamanya :

1) Bayi
2) Anak Balita
3) Ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas dan ibu menyusui
4) Pasangan Usia Subur (PUS)
b. Fungsi Posyandu
1) Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi
dan keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan
antarsesama masyarakat dalam rangka mempercepat penurunan
AKI dan AKB.
2) Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar,
terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB

4. Kegiatan Pokok Posyandu


a. KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)
b. KB (Keluarga Berencana)
c. Imunisasi
d. Gizi
e. Penanggulangan diare

(Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM USU. 2007)

5. Pelaksanaan Layanan Posyandu


Pada hari buka posyandu dilakukan pelayanan masyarakat dengan
sistem 5 meja yaitu:

7
Meja I : Pendaftaran

Meja II : Penimbangan

Meja III : Pengisian KMS

Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS

Meja V : Pelayanan kesehatan berupa:

• Imunisasi
• Pemberian vitamin A dosis tinggi.
• Pembagian pil KB atau kondom.
• Pengobatan ringan.
• Konsultasi KB.

Petugas pada meja I dan IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan


meja V merupakan meja pelayanan medis.

(Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM USU. 2007)

6. Keberhasilan Posyandu
a. Keberhasilan posyandu tergambar melalui cakupan SKDN.

S : Semua balita di wilayah kerja posyandu.

K : Semua balita yang memiliki KMS.

D : Balita yang ditimbang.

N : Balita yang Berat Badannya naik

b. Keberhasilan Posyandu berdasarkan:

D : Baik/ kurangnya peran serta masyarakat.

N : Berhasil tidaknya program posyandu.

(Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM USU. 2007)

7. Kegiatan Posyandu
a. Jenis pelayanan minimal kepada anak

8
1) Penimbangan untuk memantau pertumbuhan anak, perhatian
harus diberikan khusus terhadap anak yang selama ini 3 kali
tidak melakukan penimbangan, pertumbuhannya tidak cukup
baik sesuai umurnya dan anak yang pertumbuhannya berada di
bawah garis merah KMS.
2) Pemberian makanan pendamping ASI dan Vitamin A.
3) Pemberian PMT untuk anak yang tidak cukup pertumbuhannya
(kurang dari 200 gram/ bulan) dan anak yang berat badannya
berada di bawah garis merah KMS.
4) Memantau atau melakukan pelayanan imunisasi dan tanda-tanda
lumpuh layu.
5) Memantau kejadian ISPA dan diare, serta melakukan rujukan
bila perlu.
b. Pelayanan tambahan yang diberikan
1) Pelayanan ibu hamil dan menyusui.
2) Program Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD) yang
diintegenerasikan dengan program Bina Keluarga Balita (BKB)
dan kelompok bermain lainnya.
3) Program dana sehat atau JPKM dan sejenisnya, seperti tabulin,
tabunus dan sebagainya.
4) Program penyuluhan dan penyakit endemis setempat.
5) Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman.
6) Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD).
7) Program diversifikasi pertanian tanaman pangan.
8) Program sarana air minum dan jamban keluarga (SAMIJAGA)
dan perbaikan lingkungan pemukiman.
9) pemanfaatan pekarangan.
10) Kegiatan ekonomis produktif, seperti usaha simpan pinjam dan
lain-lain.
11) Dan kegiatan lainnya seperti: TPA, pengajian, taman bermain.

(Bagian Kependudukan dan Biostatik FKM USU. 2007)

9
Kegiatan pengembangan/pilihan, masyarakat dapat
menambah kegiatan baru disamping lima kegiatan utama yang
telah ditetapkan, dinamakan Posyandu Terintegrasi. Kegiatan baru
tersebut misalnya:

- Bina Keluarga Balita (BKB);


- Tanaman Obat Keluarga (TOGA);
- Bina Keluarga Lansia (BKL);
- Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD);
- Berbagai program pembangunan masyarakat desa
lainnya.

(Pusat Promosi Kesehatan.2012)

8. Penyelenggaraan Posyandu
a. Penyelenggara Posyandu

Dalam penyelenggaraannya, pengelola Posyandu dipilih dari


dan oleh masyarakat pada saat musyawarah pembentukan
Posyandu. Pengurus Posyandu sekurang-kurangnya terdiri dari
ketua, sekretaris, dan bendahara.

Berikut ini beberapa kriteria pengelola Posyandu:

1) Sukarelawan dan tokoh masyarakat setempat.


2) Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi, dan
mampu memotivasi masyarakat.
3) Bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat.

(Pusat Promosi Kesehatan.2012)

b. Waktu dan Lokasi Posyandu

Penyelenggaraan Posyandu sekurang-kurangnya satu (1) kali


dalam sebulan. Jika diperlukan, hari buka Posyandu dapat lebih dari
satu (1) kali dalam sebulan. Hari dan waktunya sesuai dengan hasil
kesepakatan masyarakat.

10
Posyandu berlokasi di setiap desa/kelurahan/RT/RW atau
dusun, salah satu kios di pasar, salah satu ruangan perkantoran, atau
tempat khusus yang dibangun oleh swadaya masyarakat. Tempat
penyelenggaraan kegiatan Posyandu sebaiknya berada di lokasi yang
mudah dijangkau oleh masyarakat.

(Pusat Promosi Kesehatan.2012)

9. Pembentukan Posyandu
Langkah-langkah pembentukan Posyandu.

a. Mempersiapkan para petugas/aparat sehingga bersedia dan


memiliki kemampuan mengelola serta membina Posyandu.
b. Mempersiapkan masyarakat, khususnya tokoh masyarakat
sehingga bersedia mendukung penyelenggaraan Posyandu.
c. Melakukan Survei Mawas Diri (SMD) agar masyarakat
mempunyai rasa memiliki, melalui penemuan sendiri masalah
yang dihadapi dan potensi yang dimiliki.
d. Melakukan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) untuk
mendapatkan dukungan dari tokoh masyarakat.
e. Membentuk dan memantau kegiatan Posyandu dengan kegiatan
pemilihan pengurus dan kader, orientasi pengurus dan pelatihan
kader Posyandu, pembentukan dan peresmian Posyandu, serta
penyelengaraan dan pemantauan kegiatan Posyandu.

(Pusat Promosi Kesehatan.2012)

11
BAB III

Penutup
A. Kesimpulan
Pemberdayaan masyarakat adalah proses pembangunan di mana
masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk
memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri. Pemberdayaan masyarakat
hanya bisa terjadi apabila masyarakat itu sendiri ikut pula berpartisipasi.
Pemberdayaan masyarakat jenis ini dilakukan melalui program puskesmas
yang merupakan organisasi kesehatan fungsional dan juga merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Program yang
diadakan puskesmas untuk memberdayakan masyarakat adalah posyandu.

Keberhasilan pengelolaan Posyandu memerlukan dukungan yang


kuat dari berbagai pihak, baik dukungan moril, materil, maupun
finansial. Selain itu diperlukan adanya kerjasama, tekanan dan pengabdian
para pengelolanya termasuk kader. Apabila kegiatan Posyandu
terselenggara dengan baik akan memberikan kontribusi yang besar,
dalam menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak balita. Sehingga
terciptalah masyarakat yang sejahtera.

B. Saran
Makalah ini sangat disadari belumlah sempurna, oleh karena itu saran
dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan
penulisan makalah yang akan datang.

12
Daftar Pustaka

Notoatmodjo, Soekidjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Donabedian. 1999. Kualitas Pelayanan Kesehatan. Buku Kedokteran. Jakarta

Sinonim, 1999. Menuju Indonesia Sehat 2010. Departemen Kesehatan RI. Jakarta

Adi, Isbandi Rukminto. 2002. Pemikiran-Pemikiran dalam Pembangungan


Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI.

Roesmidi, H. dan Riza Risyanti. 2006. Pemberdayaan Masyarakat. Sumedang:


ALQAPRINT.

Departemen kesehatan RI. 2008. Buku Kader Posyandu Dalam Usaha Perbaikan
Gizi Keluarga. Jakarta. Departemen Kesehatan RI.

Dinas Kesehatan Kota Tangerang. 2009. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu.


Tangerang: BPMKB Kota Tangerang.

Kementrian Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan. 2012. Buku Saku Posyandu.


Jakarta. Kementrian Kesehatan RI

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan

13

Anda mungkin juga menyukai