Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KASUS

Ny. K UMUR 41 TAHUN G5P2A2Ah2 UK 11 MINGGU


DENGAN ABORTUS IMMINENS
DI PUSKESMAS TEMPEL 1 SLEMAN

Disusun Oleh :

NAMA : SELLA RIDHA AGFIANY

NIM : 201210105308

Program Studi DIII Kebidanan


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta
2012
BAB 1

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Kebidanan dalam arti menolong persalinan dapat dikatakan sebagai praktik


kesehatan tertua di dunia, sama tuanya dengan umat manusia. Pada mulanya semua
persalinan ditolong oleh dukun atau mereka yang mengkhususkan diri dalam pertolongan
persalinan, tanpa membolehkan tenaga medis lainnya untuk ikut membantu melakukan
hal tersebut.

Dengan pengetahuan yang serba terbatas serta jumlah tenaga ahli kebidanan dan
penyakit kandungan di Indonesia yang masih sangat kurang bila dibandingkan dengan
negara di Asia Tenggara lain, contoh di Filipina terdapat 2.000 orang tenaga ahli
kebidanan dalam jumlah penduduk 40 juta jiwa. Maka sudah dapat dibayangkan bahwa
jumlah kematian ibu dan bayi di Indonesia menjadi paling tinggi di Asia Tenggara.

Sebagai ukuran kemmapuan pelayanan kesehatan satu negara ditetapkan


berdasarkan angka kematian ibu dan angka kematian karena melahirkan. Sementara
persalinan di Indonesia sebagian besar yaitu sekitar 70 – 80 % masih ditolong oleh
dukun terutama di pedesaan dengan kemampuan dan peralatan yang serba terbatas.
Penyebab kematian terjadi terutama karena perdarahan, infeksi, dan keracunan hamil
serta terlambatnya sistem rujukan.

Pemerintah sendiri telah mengupayakan berbagai cara untuk mengendalikan angka


kematian ibu dan bayi yang sangat tinggi tersebut guna meningkatkan kesejahteraan
masyarakat pada umumnya serta kesehatan ibu pada khususnya. Dengan berkembangnya
pengetahuan dan teknologi dewasa ini, membuat model pengawasan terhadap masa
kehamilan seperti yang dikembangkan di Paris pada tahun 1901 dengan nama plea of
promaternity hspital yang bertujuan memberikan pelayanan kepada ibu selama masa
kehamilan sehingga ibu dapat menyelesaikan masa kehamilannya dengan baik dan bayi
dapat dilahirkan dengan sehat dan selamat. Di Indonesia sendiri model pengawasan
tersebut semakin membuka pandangan masyarakat bahwa pengawasan yang ketat pada
masa kehamilan menjadi hal yang sangat penting guna mengantarkan ibu dan bayi
kepada keadaan yang sehat dan sejahtera. Oleh karenanya di Indonesia dikembangkan
model pengawasan yang sama dengan nama BKIA yaitu Balai Kesehatan Ibu dan Anak.
Dimana BKIA menjadi bagian terpenting dari program Puskesmas dan telah tersebar
diseluruh Indonesia yang dipimpin oleh beberapa orang dokter sehingga kemampuan
pelayanannya dapat lebih ditingkatkan. Bahkan menjelang pencapaian Indonesia Sehat
2010, dikembangkan program Bidan di Desa guna mengupayakan masyarakat di pelosok
dapat menjangkau pelayanan kesehatan yang mereka butuhkan dengan lebih mudah.

Pemerintah memberikan perhatian khusus kepada masalah kebidanan ini mengingat


permasalahan yang muncul selama masa kehamilan adalah sangat kompleks yang
meliputi masalah fisik, psikologis dan sosial (Sarwono, 2008). Bahkan dengan
kecenderunagn angka kematian pada ibu yang sangat tinggi yang diakibatkan karena
perdarahan, infeksi dan keracunan pada masa kehamilan, menjadikan program
pengawasan pada ibu hamil lebih diperketat dan ditingkatkan melalui upaya ANC (Ante
Natal Care).

Salah satu permasalahan yang sering terjadi pada ibu hamil adalah keguguran atau
abortus. Mengingat semkain berkembnagnya pendidikan dan pengethauan masyarakat
khususnya wanita dengan emansipasinya dalam turut serta menghidupi ekonomi
keluarga, membuat kejadian abortus menjadi cukup tinggi dalam dekade terakhir.
Didukung pula oleh pengaruh budaya barat dengan pergaulan bebasnya menjadinya
banyak kejadian kehamilan tidak diinginkan menjadi meningkat sehingga kecenderungan
kejadian abortus provocatus juga meningkat. Bahkan semakin merebaknya klinik –
klinik aborsi di tanah air, semakin membuka peluang wanita untuk melakukan aborsi
tanpa memikirkan akibatnya.

Berdasarkan pemikiran tersebut di atas, maka kami mengangkat permasalahan


abortus sebagai makalah, mengingat permasalahan abortus sendiri merupakan suatu
permasalahan yang kompleks bagi ibu, suami/pasangan maupun keluarga.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum

Menerapkan asuhan kebidanan pada ibu dengan kejadian abortus sesuai dengan
konsep teori asuhan kebidanan.

2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi data fokus kebidanan melalui pengkajian pada ibu hamil
denagn kejadian abortus.
b. Mengidentifikasi diagnosa kebidanan yang timbul pada ibu hamil dengan
kejadian abortus.
c. Mengidentifikasi rencana intervensi kebidanan pada ibu hamil dengan
kejadian abortus.
d. Menerapkan implementasi kebidanan pada ibu hamil dengan kejadian abortus.
e. Mengidentifikasi evaluasi kebidanan pada ibu hamil dengan kejadian abortus.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi mahasiswa

Memberikan kesempatan kepada mahasiswa guna menerapkan asuhan kebidanan


pada ibu hamil dengan kejadian abortus sehingga dapat menambah pengalaman dan
pemahaman mahasiswa terhadap penatalaksanaan asuhan kebidanan pada pasien
dengan abortus.

2. Bagi Institusi pendidikan

Meningkatkan pengetahuan mengenai penatalaksanaan asuhan kebidanan pada ibu


hamil dengan kejadian abortus di rumah sakit sehingga dapat menetapkan prosedur
tetap mengenai model asuhan keperawatan yang tepat digunakan pada ibu dengan
permasalahan abortus.
BAB II
Tinjauan Pustaka
A. Definisi Abortus
1. Berakhirnya masa kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia luar (Bagian
Obgyn Unpad, 2008). Anak baru mungkin hidup di dunia luar kalau beratnya
telah mencapai 1000 gram atau umur kehamilan 28 minggu.
2. Pengeluaran atau ekstraksi janin atau embrio yang berbobot 500 gram atau
kurang dari ibunya yang kira – kira berumur 20 sampai 22 minggu kehamilan
(Hacker and Moore, 2001).

B. Jenis Abortus, Macam Abortus, Definisi, Tanda dan Gejala


1. Spontan (terjadi dengan sendiri, keguguran) merupakan ± 20% dari semua
abortus.
Abortus spontan terdiri dari 7 macam, diantaranya :
a. Abortus imminens (keguguran mengancam) adalah Abortus ini baru
mengancam dan ada harapan untuk mempertahankan.
Tanda dan Gejala
 Perdarahan per-vaginam sebelum minggu ke 20.
 Kadang nyeri, terasa nyeri tumpul pada perut bagian bawah menyertai
perdarahan.
 Nyeri terasa memilin karena kontraksi tidak ada atau sedikit sekali.
 Tidak ditemukan kelainan pada serviks.
 Serviks tertutup.
b. Abortus incipiens (keguguran berlangsung) adalah Abortus sudah
berlangsung dan tidak dapat dicegah lagi.
Tanda dan Gejala
 Perdarahan per vaginam masif, kadang – kadang keluar gumpalan darah.
 Nyeri perut bagian bawah seperti kejang karena kontraksi rahim kuat.
 Serviks sering melebar sebagian akibat kontraksi.
c. Abortus incomplete (keguguran tidak lengkap) adalah Sebagian dari buah
kehamilan telah dilahirkan tetapi sebagian (biasanya jaringan plasenta) masih
tertinggal di rahim.
Tanda dan Gejala
 Perdarahan per vaginam berlangsung terus walaupun jaringan telah keluar.
 Nyeri perut bawah mirip kejang.
 Dilatasi serviks akibat masih adanya hasil konsepsi di dalam uterus yang
dianggap sebagai corpus allienum.
 Keluarnya hasil konsepsi (seperti potongan kulit dan hati).
d. Abortus completus (keguguran lengkap) adalah Seluruh buah kehamilan telah
dilahirkan lengkap. Kontraksi rahim dan perdarahan mereda setelah hasil
konsepsi keluar.
Tanda dan Gejala
 Serviks menutup.
 Rahim lebih kecil dari periode yang ditunjukkan amenorea.
 Gejala kehamilan tidak ada.
 Uji kehamilan negatif.
e. Missed abortion (keguguran tertunda) adalah Missed abortion ialah keadaan
dimana janin telah mati sebelum minggu ke 22 tetapi tertahan di dalam rahim
selama 2 bulan atau lebih setelah janin mati.
Tanda dan Gejala
 Rahim tidak membesar, malahan mengecil karena absorpsi air ketuban dan
macerasi janin.
 Buah dada mengecil kembali.
 Gejala kehamilan tidak ada, hanya amenorea terus berlangsung.
f. Abortus habitualis (keguguran berulang – ulang) adalah abortus yang telah
berulang dan berturut – turut terjadi sekurang – kurangnya 3 kali berturut –
turut.
g. Abortus febrilis adalah Abortus incompletus atau abortus incipiens yang
disertai infeksi.
Tanda dan Gejala
 Demam kadang – kadang menggigil.
 Lochea berbau busuk.
2. Abortus provocatus (disengaja, digugurkan) merupakan 80% dari semua
abortus.
Abortus provocatus terdiri dari 2 macam, diantaranya :
a. Abortus provocatus artificialis atau abortus therapeutics adalah Pengguguran
kehamilan dengan alat – alat dengan alasan bahwa kehamilan membahayakan
membawa maut bagi ibu, misal ibu berpenyakit berat. Indikasi pada ibu
dengan penyakit jantung (rheuma), hypertensi essensialis, carcinoma cerviks.
b. Abortus provocatus criminalis Adalah pengguguran kehamilan tanpa alasan
medis yang syah dan dilarang oleh hukum.
C. Etiologi Abortus
1. Kelainan telur
Kelainan telur menyebabkan kelainan pertumbuhan yang sedinikian rupa
hingga janin tidak mungkin hidup terus, misalnya karena faktor endogen seperti
kelainan chromosom (trisomi dan polyploidi).
Penyakit ibu
Berbagai penyakit ibu dapat menimbulkan abortus, yaitu:
a. Infeksi akut yang berat: pneumonia, thypus dapat mneyebabkan abortus dan
partus prematurus.
b. Kelainan endokrin, misalnya kekurangan progesteron atau disfungsi kelenjar
gondok.
c. Trauma, misalnya laparatomi atau kecelakaan langsung pada ibu.
d. Gizi ibu yang kurang baik.
e. Kelainan alat kandungan:
 Hypoplasia uteri.
 - Tumor uterus
 - Cerviks yang pendek
 - Retroflexio uteri incarcerata
 - Kelainan endometrium
f. Faktor psikologis ibu.
2. Faktor suami
Terdapat kelainan bentuk anomali kromosom pada kedua orang tua serta
faktor imunologik yang dapat memungkinkan hospes (ibu) mempertahankan
produk asing secara antigenetik (janin) tanpa terjadi penolakan.
3. Faktor lingkungan
Paparan dari lingkungan seperti kebiasaan merokok, minum minuman beralkohol serta
paparan faktor eksogen seperti virus, radiasi, zat kimia, memperbesar peluang terjadinya
abortus.
4. Patofisiologi
Pada awal abortus terjadilah pendarahan dalam desidua basalis, kemudian diikuti
oleh nekrosis jaringan sekitarnya, hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian
atau seluruhnya, sehingga merupakan benda asing dalam uterus, keadaan ini menyebabkan
uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya, pada kehamilan <8 minggu hasil konsepsi ini
biasanya dikeluarkan seluruhnya karena vilis korealis belum menembus desidu lebih dalam.
Sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna yang dapat menyebabkan banyak
perdarahan. pada kehamilan >14 minggu umumnya yang dikeluarkan setelah ketuban pecah
ialah janin, disusul beberapa waktu kemudian plasenta. Perdarahan tidak banyak jika plasenta
segera terlepas dengan lengkap. hasil konsepsi pada abortus dapat dikeluarkan dalam
berbagai bentuk ada kalanya kantong amniom kosong atau tampak didalam benda kecil tanpa
bentuk yang jelas (Blighed ovum) mungkin pula janin telah mati lama (Missed abotion).

Hal lain terjadinya keguguran ialah mulai dari terlepasnya sebagian atau seluruh jaringan
plasenta yang menyebabkan perdarahan sehingga janin kekurangan nutrisi dan O2 .bagian
yang terlepas dianggap benda asing, sehingga rahim berusaha untuk mengeluarkan dengan
kontraksi.
Pengeluaran tersebut dapat terjadi spontan seluruhnya atau sebagian masih tertinggal yang
menyebabkan berbagai penyakit. Oleh karena itu, keguguran memberikan gejala umum sakit
perut karena kontraksi rahim, terjadi perdarahan, dan disertai pengeluaran seluruh atau
sebagian hasil konsepsi.
Bentuk perdarahan bervariasi diantaranya:
1. Sedikit-sedikit dan berlangsung lama
2. Sekaligus dalam jumlah yang besar dapat disertai gumpalan
3. Akibat perdarahan dapat menimbulkan syok, nadi meningkat, tekanan darah turun, tampak
anemis dan daerah ujung (akral) dingin.
5. Web Of Caution (WOC)

Etiologi:
- Faktor kelainan telur.
- Faktor penyakit pada ibu
- Faktor suami
- Faktor lingkungan
/eksogen

Buah kehamilan pada usia 20 minggu dan berat < 500 gram

Janin dapat beradaptasi Janin tidak dapat beradaptasi

Usia kehamilan dapat Janin gugur


dipertahankan > 37 minggu
atau BB janin > 2500 gram

Rangsangan pada uterus Lepasnya buah kehamilan dari Terganggunya psikologis ibu
implantasinya

Kontraksi uterus Kecemasan


Terputusnya pembuluh darah
ibu
Defisit knowledge

Prostaglandin ↑ Perdarahan dan nekrose


desidua

Dilatasi serviks
Resiko defisit volume cairan

Kelemahan
Nyeri
Resiko gawat janin

Resiko terjadi infeksi


6. Penatalaksanaan Abortus
 Abortus imminens
Karena ada harapan bahwa kehamilan dapat dipertahankan, maka pasien:
a. Istirahat rebah (tidak usah melebihi 48 jam).
b. Diberi sedativa misal luminal, codein, morphin.
c. Progesteron 10 mg sehari untuk terapi substitusi dan mengurangi kerentanan otot-
otot rahim (misal gestanon).
d. Dilarang coitus sampai 2 minggu.
 Abortus incipiens
Kemungkinan terjadi abortus sangat besar sehingga pasien:
a. Mempercepat pengosongan rahim dengan oxytocin 2 ½ satuan tiap ½ jam sebnayak
6 kali.
b. Mengurangi nyeri dengan sedativa.
c. Jika ptocin tidak berhasil dilakukan curetage asal pembukaan cukup besar.
 Abortus incompletus
Harus segera curetage atau secara digital untuk mengehntikan perdarahan.
 Abortus febrilis
a. Pelaksanaan curetage ditunda untuk mencegah sepsis, keculai perdarahan banyak
sekali.
b. Diberi atobiotika.
c. Curetage dilakukan setelah suhu tubuh turun selama 3 hari.
 Missed abortion
a. Diutamakan penyelesaian missed abortion secara lebih aktif untuk mencegah
perdarahan dan sepsis dengan oxytocin dan antibiotika. Segera setelah kematian
janin dipastikan, segera beri pitocin 10 satuan dalam 500 cc glucose.
b. Untuk merangsang dilatasis erviks diberi laminaria stift.
Penyulit Abortus
a. Perdarahan hebat.
b. Infeksi kadang-kadang sampai terjadi sepsis, infeksi dari tuba dapat menimbulkan
kemandulan.
c. Renal failure disebabkan karena infeksi dan shock.
d. Shock bakteri karen atoxin.
e. Perforasi saat curetage
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PATOLOGI PADA Ny. K
UMUR 41 TAHUN G5P2A2Ah2 UK 11 MINGGU
DI PUSKESMAS TEMPEL 1 SLEMAN

Tanggal/Jam : 6 oktober 2012


Tempat : Ruang KIA Puskesmas Tempel 1 Sleman
Oleh : Sella Ridha Agfiany
RM : 407101

1. Data Subyektif
1. Identitas Ibu Suami
Nama : Ny. K Tn. H
Umur : 41 Tahun 43 Tahun
Agama : Islam Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Karyawan
Alamat : Kadiluwih,Margorejo Kadiluwih,Margorejo
Tempel, Sleman Tempel Sleman
2. Alasan Kunjungan : Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.
3. Keluhan Utama : Ibu mengatakan sejak hari jumat sore tanggal 5 oktober 2012, keluar
darah dari jalan lahirnya, berupa darah segar berwarna kecoklatan.
4. Riwayat mentruasi : Ibu mengatakan menarche umur 14 tahun, siklus 30 hari, lamanya 5
hari, banyaknya ganti pembalut 2-3 kali/hari, tidak ada keluhan, HPHT : 17-7-2012,
HPL : 24-4-2012, umur kehamilan 11 minggu.
5. Riwayat pernikahan : Ibu mengatakan menikah 1 kali syah, pada umur 20 tahun, dengan
suami umur 22 tahun, lama pernikahan 21 tahun.
6. Riwayat kehamilan sekarang
a. PP test positif tanggal : 21 Agustus 2012
b. Riwayat ANC : TM 1 : 2 kali, mengeluh keluar darah dari jalan lahir (flek-flek)
c. Riwayat imunisasi : Ibu mengatakan mendapatkan imunusasi TT sebanyak : 5 kali.
d. Gerakan janin belum dirasakan.
7. Riwayat Obstetri : G5P2A2Ah2
8. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Hamil Lahir UK Jenis penolong Komplikasi Sex BBL Laktasi Komplikasi
ke
1 1999 39 Sponta Bidan Tidak ada ♀ 2800 2 tahun Tidak ada
n
2 Hamil Thn
anggur 2003
3 Abortus Thn
2005
4 2008 39 spontan Bidan Tidak ada ♀ 3400 2 tahun Tidak ada
5 Hamil
ini
9. Riwayat kontrasepsi
a. Macam : KB Pill
b. Lama : 2 tahun
c. Keluhan : tidak ada
d.Alasan berhenti : Ibu ingin mempunyai anak lagi.
10. Riwayat kesehatan
a.Ibu mengatakan bahwa ibu,suami, dan keluarga tidak pernah atau sedang menderita
penyakit berat seperti hipertensi, jantung, DM, TBC, asma, HIV/AIDS, kanker, tidak ada
penyakit menurun seperti hipertensi, DM, asma, dan tidak ada riwayat keturunan kembar.
b.Ibu mengatakan tidak mempunyai kebiasaan buruk seperti minum-minuman beralkohol,
minum jamu, tidak merokok, dan tidak mempunyai makanan dan minuman pantangan.

11. Pola Kemenuhan Kebutuhan Sehari-hari


a. Nutrisi : makan 3 kali/hari, 1 porsi habis, jenis nasi,sayur, lauk. Minum : 7-8 gelas/hari,
jenis air putih, susu, teh, tidak ada keluhan.
b. Eliminasi : BAB 1 kali/hari, konsistensi lembek, warna dan bau khas feses, BAK : 6-7
kali/hari, konsistensi cair, warna dan bau khas urine, tidak ada keluhan.
c. Istirahat dan tidur : Siang 1-2 jam, Malam 6-7 jam.
d. Personal hygiene: Ibu mengatakan mandi,gosok gigi,ganti baju 2 kali/hari,keramas 3
kali/minggu.
e. Aktivitas : Mengerjakan pekerjaan rumah.
f. Seksual : 1 kali/minggu, tidak ada keluhan

12. Keadaan Psikososial Spiritual


a. Ibu mengatakan kehamilan ini diharapkan oleh suami dan keluarga.
b. Ibu mengatakan cemas dengan keadaannya.
c. Ibu mengatakan hubungan ibu dengan suami, keluarga, dan masyarakat baik.
d. Ibu mengatakan rajin menjalankan ibadah.

II. DATA OBYEKTIF


1. Keadaan umum : Baik Kesadaran : Composmentis
Vital Sign : Tekanan Darah : 110/70 mmHg, Nadi : 80 kali/menit,
Pernapasan : 20 kali/menit, Suhu : 36,5 ◦C.
Antropometri : Berat Badan Sebelum Hamil : 69 Kg Tinggi Badan : 156 cm
Berat Badan Saat Hamil : 72 Kg LILA : 33 cm
Kenaikan BB :3 Kg
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Mesochepal, rambut bersih, tidak rontok, tidak ada benjolan.
b. Muka : Simetris, tidak oedem, terlihat agak pucat dan cemas.
c. Mata : Simetris, sclera putih, konjungtiva merah muda.
d. Hidung : Simetris, bersih, tidak polip.
e. Mulut : Bersih, bibir agak pucat, tidak sariawan, tidak pecah-pecah,gigi tidak caries.
f. Telinga : Simetris, bersih tidak ada serumen.
g. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe,tiroid,tidak ada pelebaran vena
jugularis.
h. Payudara : Simetris, hiperpigmentasi areola, putting menonjol,tidak ada nyeri tekan.
i. Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, tidak terdapat linea nigra.
Palpasi : TFU : pertengahan antara pusat dan simpisis
j. Ekstremitas : Tidak oedem, jumlah jari tangan dan kaki normal, reflek patella kanan
dan kiri positif.
k. Genitalia : Terdapat pengeluaran darah segar berwarna kecoklatan, tidak ada varices,
tidak ada pembesaran kelenjar bartholini.
l. Anus : Tidak ada haemoroid

III. Analisa
Ny, K umur 41 tahun, G5P2A2Ah2 umur kehamilan 11 minggu dengan Abortus
Imminens.

IV. Penatalaksanaan Tanggal : 6 Oktober 2012 Jam : 10.15 WIB


1. Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa keadaan janin ibu sedang tidak baik
diakibatkan keluarnya darah dari jalan lahir ibu.
- Ibu mengerti tentang keadaannya.
2. Menganjurkan Ibu untuk istirahat total di rumah.
- Ibu bersedia mengikuti anjuran bidan.
3. Menganjurkan ibu untuk menenangkan pikiran, memberikan dukungan psiko dan
spiritual agar ibu merasa tenang.
- Ibu merasa sedikit tenang.
4. Melakukan rujukan ke RSUD Sleman karena di RSUD peralatan lebih memadai
untuk menindaklanjuti keadaan ibu.
- ibu bersedia untuk dirujuk ke RSUD Sleman.
5. Melakukan pendokumentasian.
- Telah dilakukan pendokumentasian.
BAB IV
PEMBAHASN

Abortus berdasarkan definisinya adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin


dapat hidup diluar kandungan, dengan usia kurang dari 20 minggu dan berat janin belum
mencapai 500 gr.Keluhan utama pada abortus adalah perdarahan pervaginan, dimana pada
pasien ini. Ny K , 41 tahun datang dengan keluhan perdarahan pervaginam sejak hari jumat
sore tanggal 5 Oktober 2012, keluar darah. Serta pada pemeriksaan genitalia telihat adanya
pengeluaran darah segar berwarna kecoklatan.Penyebab abortus secara garis besar terbagi
menjadi dua berdasarkan faktor maternal dan faktor hasil konsepsi . pada pasien ini
penyebabnya masih perlu dicari. Dari faktor konsepsi, kelainan perkembangan maupun
pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian janin maupun cacat .

Penanganan abortus imminens yang utama adalah tirah baring (bed rest),
menenangkan pikiran, memberikan dukungan psiko dan spiritual agar ibu merasa tenang, dan
melakukan rujukan ke RSUD agar pasien mendapatkan pelayanan yang memadai dan
penanganan segera.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada kasus Ny. K umur 41 tahun G5P2A2Ah2 umur kehamilan 11 minggu


dengan keluhan mengeluarkan darah segar berwarna kecoklatan dari jalan lahir,
sejak jumat sore tanggal 5 Oktober 2012, tindakan segera yaitu melakukan
rujukan ke RSUD Sleman untuk mendapatkan tindakan segera.

B. Saran
 Pelayanan Kesehatan
Suatu pelayanan kesehatan diharapkan memiliki fasilitas yang bias
mendukung terlaksananya kegiatan pelayanan untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat dijaga dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
 Mahasiswa
Mahasiswa hendaknya memanfaatkan semua sarana yang ada baik di instansi
ataupun saat di lahan praktik untuk mengasah keterampilan dan
pengetahuannya.

Anda mungkin juga menyukai