Caranya yaitu menjadi Wajib Pajak Patuh, yakni menjauhi hal-hal buruk yang
menjadi indikasi ketidakpatuhan. Indikasi ketidak patuhan antara lain yaitu:
1. Indikasi ketidakpatuhan tinggi atau adanya tax gap, seperti profil SPT yang
jauh berbeda dengan profil ekonomi WP yang sebenarnya tercermin dari analisis wajar
CTTOR, GPM, dan NPM yang dibandingkan dengan industri sejenis.
Bertransaksi afiliasi dan lawan transaksi berkedudukan di yurisdiksi dengan
tarif efektif lebih rendah, belum pernah diperiksa 3 tahun terakhir, tidak patuh membayar
pajak dan menyampaikan SPT, bertransaksi dengan WP tidak punya NPWP, profil bisnis WP
di SPT tidak sesuai, muncul IDLP, dan lainnya.
2. Indikasi modus ketidakpatuhan WP, seperti WP tidak melaporkan omset
dengan sebenar-benarnya, membebankan biaya yang tidak seharusnya, melakukan modus
ketidakpatuhan PPN dengan melaporkan penjualan lokal sebagai ekspor, pemalsuan FP untuk
kepentingan pengkreditan PM, dan lainnya, melakukan agressive tax planning, memiliki
CFC, indikasi TP, treaty abuse.
3. Identifikasi nilai potensi pajak, dihitung oleh KPP dengan mengalikan tarif
pajak dengan tax gap atau diisi dengan nilai restitusi yang sudah diberikan, nilai kompensasi
kerugian yang akan dibayarkan, selisih nilai revaluasi.
4. Identifikasi kemampuan WP untuk Membayar Ketetapan Pajak (collectability)
dalam rangka optimalisasi pencairan dari hasil pemeriksaan.
5. Identifikasi berdasarkan pertimbangan tertentu oleh Dirjen Pajak
Sumber : https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4214491/mau-terbebas-dari-
pemeriksaan-pajak-begini-caranya
Sumber : https://www.suara.com/bisnis/2017/02/14/190700/lewat-cara-ini-beban-
pajak-bisa-berkurang
Tax Saving
Upaya efisiensi beban pajak melalui pemilihan alternatif pengenaan pajak dengan tarif
yang lebih rendah, misalnya perusahaan Anda memiliki Penghasilan Kena Pajak lebih dari
Rp100 juta, Anda dapat melakukan perubahan pemberian natura (berupa barang, seperti
sembako, pendidikan, kesehatan, dan sebagainya) kepada karyawan menjadi tunjangan dalam
bentuk uang. Dengan begitu, Anda bisa menghemat pajak antara 5%-25% atas penghasilan
karyawan hingga Rp200juta.
Sumber : https://www.jurnal.id/id/blog/2018-strategi-pajak-yang-dapat-anda-terapkan-demi-
perkembangan-bisnis/
Tax Avoidance
Upaya efisiensi beban pajak dengan cara menghindari pengenaan pajak melalui
transaksi yang bukan merupakan objek pajak, seperti perusahaan yang masih mengalami
kerugian, mengubah tunjangan karyawan dalam bentuk uang menjadi pemberian natura. Di
mana, natura bukanlah merupakan objek pajak PPh Pasal 21.
Sumber : https://www.jurnal.id/id/blog/2018-strategi-pajak-yang-dapat-anda-terapkan-demi-
perkembangan-bisnis/
Strategi yang paling tepat untuk Anda lakukan adalah memahami dengan jelas
peraturan dan regulasi pajak yang berlaku di Indonesia untuk menghindari risiko terjadinya
sanksi perpajakan yang berupa sanksi administrasi (denda, bunga, atau kenaikan pajak)
maupun pidana atau kurungan. Anda juga bisa menunda pembayaran pajak tanpa melanggar
peraturan dengan penundaan pembayaran PPN. Bagaimana caranya? Anda bisa menunda
penerbitan faktur pajak keluaran hingga batas waktu yang ditentukan.
Sumber : https://www.jurnal.id/id/blog/2018-strategi-pajak-yang-dapat-anda-terapkan-demi-
perkembangan-bisnis/
Strategi lain yang bisa Anda gunakan untuk melindungi pendapatan Anda agar tidak
terkena pajak adalah membuat tabungan pensiun. Anda bisa mulai dengan menyusun rencana
pensiun sejak sekarang dengan mengambil keuntungan dari regulasi penangguhan pajak
untuk memaksimalkan simpanan pajak saat ini dan simpanan pensiun di masa datang. Untuk
menggunakan strategi ini, Anda harus berkonsulutasi langsung dengan ahli profesional yang
dapat membantu Anda menyeimbangkan kondisi finansial pribadi dan bisnis Anda.
Sumber : https://www.jurnal.id/id/blog/2018-strategi-pajak-yang-dapat-anda-terapkan-demi-
perkembangan-bisnis/
Sumber : https://www.suara.com/bisnis/2017/02/14/190700/lewat-cara-ini-beban-pajak-bisa-
berkurang
Ambil keuntungan dari status SPT dan pengecualian pajak (tax exemption)
Berbagai pengecualian yang dapat mengurangi beban pajak dapat disiasati apabila
kita jeli mengelola penghasilan yang merupakan objek pajak dan bagian mana yang dapat
menjadi pengecualian pajak. Tentu tidak mudah untuk merealsisasikan dan mengarahkan
secara awam tanpa direkomdasikan oleh perencana pajak yang handal. Namun yang perlu
disikapi adalah bahwa UU Pajak Penghasilan memberikan ruang yang cukup lebar kepada
masyarakat untuk menghindar dari pajak. Seperti contoh apabila perseorangan membentuk
usaha partnership maka atas penghasilan yang dibagikan kepada masing-masing partner
sesuai pasal 4 ayat 3 huruf i UU No 36 Tahun 2008 bukan penghasilan yang dikenakan pajak
penghasilan sehingga menjadi bebas pajak secara sah menurut Undang-undang.
Sumber : https://www.beecloud.id/rahasia-menghemat-beban-pajak/
Penghasilan yang jumlahnya di atas batas PTKP (Pendapatan Tidak kena Pajak), akan
dikenakan pajak penghasilan. Obyek pajak penghasilan antara lain gaji, honorarium, upah,
tunjangan, dan lain sebagainya. Nah, bila Anda mendapatkan penghasilan tersebut, Anda bisa
mengalihkan menjadi penghasilan yang tidak dikenakan Pph. Misalnya, Anda mendapatkan
warisan dari orangtua lalu Anda jual pada orang lain. Hasil penjualan itu Anda masukkan ke
deposito. Pada laporan SPT tahunan, aset Anda tersebut tidak akan terkena pajak
penghasilan. Pasalnya, deposito terkena pajak final.
Sumber : https://ekonomi.kompas.com/read/2017/10/05/113000126/petugas-pajak-agresif-ini-5-
cara-legal-mengurangi-beban-pajak?page=all
Contoh perpanjangan jangka waktu pengenaan pajak atas penghasilan dapat dilakukan
melalui penjualan cicilan atau penjualan secara kredit. Sedangkan untuk memperpendek
jangka waktu biaya-biaya yang dapat dikurangkan dapat dilakukan melalui leasing dan bukan
pemilikan sepanjang biaya leasing lebih besar dari penyusutan fiskal.
Sumber : http://www.raphael-consulting.com/index.php/articles/item/1-8-cara-legal-
menghindari-pajak
Melakukan penundaan pengakuan penghasilan ke tahun berikutnya dapat menjadi salah satu
strategi perusahaan demi menghemat PPh Badan. Tidak hanya melakukan penundaan terkait
penghasilan, Anda bisa juga melakukan penundaan pada aspek-aspek lain di usaha seperti
penerimaan piutang dan atau pelunasan utang dalam valuta asing yang menghasilkan laba
selisih kurs, penjualan aktiva tetap yang menghasilkan laba dan pengakuan sales.
Sumber : https://klikpajak.id/blog/tips-pajak/pajak-akhir-tahun/
Meningkatkan pengakuan biaya seperti misalnya biaya iklan dan promosi pada akhir tahun,
menjual aktiva tetap dengan nilai jauh di atas harga pasar dalam tahun berjalan atau
mempercepat rencana pembelian aktiva tetap baru dapat Anda terapkan. Tidak hanya itu,
pengakuan biaya dari segi operasional dan employee experience juga bisa Anda lakukan
seperti membuat program training untuk karyawan atau meningkatkan biaya riset dan
pengembangan terkait perusahaan.
Sumber : https://klikpajak.id/blog/tips-pajak/pajak-akhir-tahun/
Hindari pajak lebih bayar dan kerugian fiskal sebagai kiat tepat menghemat Pajak
Penghasilan bagi Perusahaan. Pajak lebih bayar memang merepotkan karena menghambat
likuiditas finansial dan efisiensi Anda mengelola usaha. Selain itu, pengembalian kelebihan
bayarnya pun harus melalui proses verifikasi atau pemeriksaan sehingga cukup menahan
waktu Anda fokus berbisnis.
Sumber : https://klikpajak.id/blog/tips-pajak/pajak-akhir-tahun/