Anda di halaman 1dari 16

EVALUASI II GENAP 2016

1. Gambar (Dalam Diagram Terner) dan jelaskan 2 proses miscibility dalam injeksi gas berikut:
a. Condensing Gas Drive Miscibility
b. Vaporizing Gas Drive Miscibility

a. Condensasing gas drive miscibility


Ketercampuran antara minyak reservoir dengan gas injeksi dalam proses pendorong
gas yang mengembun dicapai dengan perpindahan massa di tempat (in situ)
hidrokarbon-berat-molekul-menengah (intermediete-molecular-weight hydrocarbons)
seperti etana, propana, dan butana dari gas injeksi yang mengandung material-material
tersebut ke dalam minyak reservoir pada front injeksi. Untuk komposisi gas dan kondisi
tekanan yang cocok, minyak dapat menjadi kaya dengan material-material tersebut
yang menyebabkan ketercampuran antara gas injeksi dan minyak diperkaya. Gas
injeksi yang mengandung hidrokarbon berat-molekul-menengah dalam konsentrasi
yang relatif tinggi disebut Condensasing gas drive miscibility
b. Vaporizing Gas Drive Miscobility
 Injeksi gas kering biasanya memerlukan daerah injeksi yang luas ( 1000 acre).
Reservoir yang cocok untuk injeksi ini adalah karbonat dan sandstone dengan tingkat
stratifikasi yang tinggi dan kurang heterogen. Injeksi gas yang menguapkan berbeda
dengan injeksi gas yang mengembun maupun dengan injeksi tercampur pada kontak
pertama (first contact miscible flood).
 Perbedaan penting antara ketiga metode tersebut adalah bahwa pada injeksi gas yang
menguapkan, gas produksi dapat ditekan sampai tekanan tercampur dan diinjeksikan
kembali untuk mempertahankan pendesakan tercampur. Injeksi gas yang mengembun
dan injeksi tercampur pada kontak pertama, produksi pelarut menurunkan penyapuan
tercampur.
 Mobility ratio pada injeksi gas yang menguapkan secara keseluruhan lebih rendah
dibandingkan dengan injeksi gas yang mengembun atau injeksi tercampur pada kontak
pertama.
 Banyak injeksi yang menguapkan dilakukan pada reservoir tipis atau yang memiliki
tebal 10 ft. Penyapuan vertikal dapat diperbaiki melalui penyebaran melintang
(transverse dispersion) dengan mempertimbangkan volume yang besar dari gas terlarut
yang diinjeksikan.
 Tekanan tercampur dengan gas alam, gas buangan, atau nitrogen biasanya cukup tinggi
sehingga membatasi pemakaian metode daya dorong gas yang menguapkan pada
reservoir dengan kedalaman kira-kira 5000 ft atau lebih.

2. Screening kriteria injeksi kimia


3. Gambarkan dan jelaskan Mekanisme injeksi uap

Steamflood Mechanisms

a. Mekanisme injeksi uap merupakan proses yang serupa dengan pendesakan air.
b. Suatu pola sumur yang baik dipilih dan uap diiinjeksikan secara terus menerus
melalui sumur injeksi dan minyak yang didesak dan diproduksikan melalui sumur
lain yang berdekatan.
c. Uap yang diinjeksikan akan membentuk suatu zona jenuh uap (steam saturated
zone) disekitar sumur injeksi.
d. Temperatur dari zona ini hampir sama dengan temperatur uap yang diinjeksikan.
Uap kemudian bergerak menjauhi sumur, temperaturnya berkurang secara kontinyu
disebabkan oleh penurunan tekanan.
e. Pada jarak tertentu dari sumur (tergantung dari temperatur uap mula-mula dan laju
penurunan tekanan), uap akan mencair dan membentuk hot water bank.
f. Pada hot water, perubahan sifat-sifat fisik minyak dan batuan reservoir
mempengaruhi dan menghasilkan perolehan minyak.
g. Perubahan tersebut adalah ekspansi panas dari minyak, penurunan viskositas dan
saturasi minyak sisa dan merubah permeabilitas relatif.

4. Pada Injeksi mikroba, mikroba dpt menghidrasi hidrokarbon, jelaskan


Degradasi hidrokarbon
Jenis hidrokarbon sangat dipengaruhi oleh komposisi dan ikatan kimia. Zobell
(1950) mengamati kemampuan mikroba dalam mendegradasi hidrokarbon.
a. Hidrokarbon alifatik lebih mudah didegradasi daripada hidrokarbon aromatik.
b. Rantai panjang lebih mudah didegradasi daripada rantai pendek.
c. Hidrokarbon tidak jenuh lebih mudah didegradasi daripada hidrokarbon jenuh.
d. Hidrokarbon rantai bercabang lebih mudah didegradasi daripada hidrokarbon rantai
lurus.
EVALUASI II GENAP 2017
5. Mekanisme terjadi pada injeksi surfaktan
 Larutan surfactant yang merupakan microemulsion yang diinjeksikan ke dalam
reservoir,
 mula-mula bersinggungan dengan permukaan gelembung-gelembung minyak
melalui film air yang tipis, yang merupakan pembatas antara batuan reservoir dan
gelembung-gelembung minyak.
 Surfactant memulai perannya sebagai zat aktif permukaan untuk menurunkan
tegangan permukaan minyak-air.
 Pertama sekali molekul-molekul surfactant yang mempunyai rumus kimia RSO3H
akan terurai dalam air menjadi ion-ion RSO3- dan H+.
 Slug surfactant setelah diinjeksikan kemudian diikuti oleh larutan polimer.
 Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya fingering dan chanelling. Surfactant
+ cosurfactant harganya cukup mahal, di satu pihak polymer melindungi bank ini
sehingga tidak terjadi fingering menerobos zone minyak dan di lain pihak
melindungi surfactant bank dari terobosan air pendesak.
 Slug surfactant agar efektivitasnya dalam mempengaruhi sifat kimia fisika sistem
fluida di dalam batuan reservoir dapat berjalan baik, maka hal-hal diatas harus
diperhatikan. Misalnya mobilitas masing-masing larutan harus dikontrol. Mobilitas
slug surfactant harus lebih kecil dari mobilitas minyak dan air didepannya.
EVALUASI II GENAP 2018
6. Apa yang saudara ketahui tentang Injeksi Micellar Polymer? Gambarkan dan jelaskan
mekanisme dari Injeksi Micellar-Polymer!
Micellar-polimer flooding merupakan penggabungan dari injeksi polimer dan
injeksi surfaktan.
Secara garis besar injeksi micellar-polimer terdiri dari :
1. Chase water
Digunakan sebagai tenaga pendorong fluida injeksi dari sumur injeksi ke sumur
produksi.
2. Taper
Merupakan sejumlah air garam yang didalamnya mengandung polimer yang
berfungsi untuk mengkondisikan kandungan polimer dari konsentrasi mobility
buffer sampai dengan konsentrasi polimer = nol sebelum didorong dengan chase
water.
3. Mobility Buffer (Polimer Slug)
Penggunaan polimer dalam injeksi surfaktan sebagai mobility buffer, yaitu sebagai
pengontrol mobilitas surfaktan dalam rangka efisiensi penyapuan dan melindungi
surfaktan dari fluida pendorong. Mobility buffer biasanya berupa campuran dari
250-2500 gram/cm2 polimer, 0-1% alkohol, komposisi volume stabilizer dan
biocide berkisar antara 1-100% dari volume pori injeksi (Vpf).
4. Slug (Micellar solution)
Berupa surfaktan dan tambahan oil recovery agent yang berupa alkohol (0-5%),
kosurfaktan (0-5%), minyak, dan polimer. Volume larutan berkisar antara 5-20%
volume pori injeksi (Vpf).
5. Preflush
Merupakan larutan pembuka yang berupa air garam yang berfungsi menurunkan
salinitas air formasi, sehingga memungkinkan terjadinya percampuran antara air
formasi dengan surfaktan yang diinjeksikan. Volume dari preflush berkisar 0-100%
volume pori injeksi(Vpf).
7. Tuliskan screening kriteria pada in-situ combustion!

8. Sebutkan dan jelaskan produk-produk yang dihasilkan pada mekanisme injeksi


Microbial!
 Produksi asam
Asam ini melarutkan matriks batuan sehingga dapat menaikkan porositas
dan permeabilitas batuan.
 Produksi gas
Produksi CO2 ini pada dasarnya sama dengan CO2 flooding, hanya
produksi gas CO2 hasil fermentasi dan pengaruhnya dapat terjadi pada reservoir
dengan skala yang lebih luas.
 Produksi pelarut
Produksi pelarut (etanol, butanol aseton dan isoproponal) oleh mikroba
bermanfaat selama proses MEOR sebab senyawa tersebut bercampur (miscible)
dengan minyak, menurunkan viscositasnya dan memperbaiki mobilitasnya.

9. Apa yang saudara ketahui tentang mekanisme Huff and Puff? Jelaskan bilamana huff
and puff termasuk dalam EOR!

Cara Huff and Puff, digunakan pada reservoir dangkal dimana bakteri bersama waterflood
dan nutriennya diinjeksikan dan sumur ditutup dan dibuka pada saat penginjeksian nutrien
berikutnya secara periodik. Setelah selang waktu tertentu sumur dibuka dan menjadi sumur
produksi.

EVALUASI II GANJIL 2018


10. a. Tekanan Tercampur Minimum pada injeksi solvent? Dan cara penentuannya?
b. Kenapa CO2 lebih sering digunakan sebagai injeksi solvent dibandingkan fluida
lainnya?

a. Temperatur Tecampur Minimum (TTM) atau Minimum Miscibility Pressure (MMP)


adalah tekanan terendah disaat fluida pendorong (gas solvent) akan dapat bercampur
dengan minyak yang didesak melalui proses kelarutan dinamik atau kelarutan multi kontak.
Semakin tercampur gas solvent dengan minyak, maka makin efisien pendesakan yang
terjadi. Karena makin terlarut gas solvent ke dalam minyak, maka minyak akan lebih
mudah untuk dipindahkan sehingga menghasilkan recovery factor yang lebih besar. Grafik
MMP digambarkan :

Penentuan TTM :
a. Korelasi (Yellig dan Metcalfe, Holm dan Josendal, dan lain-lain)
b. Persamaan keadaan (equation of state)
c. Percobaan laboratorium (Rissing Bubble Apparatus dan Slim Tube)

b. Alasan CO2 lebih sering digunakan sebagai gas solvent daripada fluida lainnya
adalah :
 CO2 adalah gas yang melimpah namun juga menimbulkan polusi di atmosfer
 CO2 yang terproduksi dari industri tidak digunakan dan hanya di lepaskan begitu
saja ke atmosfer
 CO2 lebih murah daripada gas hidrokarbon dan lebih aman untuk menanganinya
 2 – 3 kali lebih viscous
 3 – 4 kali lebih tinggi densitasnya
 Bercampur pada tekanan yang lebih rendah
 Bercampur dengan minyak lebih banyak
 Lebih rendah MMP nya
 Lebih mudah bercampur dibandingkan N2 atau gas hidrokarbon
11. a. Gambarkan dan jelaskan fungsinya pendesakan Polymer Flooding dan ASP antara
sumur injeksi dan produksi?
b. Screening Criteria untuk alkaline dan surfactant flooding?
a. Jawaban :
 Polymer Flooding

Fungsi dari polymer flooding adalah untuk memperbaiki sifat fluida pendesak,
dengan harapan perolehan minyaknya akan lebih besar. Injeksi polimer pada
kondisi reservoir seperti diatas dapat digunakan. Polimer yang terlarut dalam air
injeksi akan mengentalkan air, mengurangi mobilitas air dan mencegah air
menerobos minyak. Hal ini akan berpengaruh pada mobility ratio yang terjadi
antara fluida pendesak dengan minyak.
 ASP Flooding (kombinasi Alkaline, Surfactant, Polymer)

ASP flooding memiliki peran tersendiri. Peran Alkaline adalah untuk menurunkan
tekanan kapiler sehingga diharapkan wetabilitas batuan berubah. Batuan yang
awalnya oil wet atau water wet, diharapkan agar lebih cenderung untuk menjadi
water wet, sehingga minyak tidak lagi menempel di batuan dan minyak lebih mudah
untuk dipindahkan. Peran Surfactant adalah untuk menurunkan tegangan antar
muka antara air dan minyak agar tekanan kapiler pada daerah penyempitan pori-
pori dapat dikurangi, minyak akan terpecah menjadi mikro emulsi sehingga minyak
dapat didesak dan diproduksikan ke permukaan. Peran Injeksi polymer
menyebabkan viskositas air naik sehingga perbandingan mobilitas air-minyak turun
dan pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi penyapuan.
12. a. Gambarkan dan jelaskan Mekanisme Steam Flooding dan Steam Stimulation?
b. Keuntungan dan kelemahan screening criteria Insitu Combustion?
a. Jawaban :
 Steam Stimulation

Mekanisme :
 Perforation dan Wellbore Cleaning
Minyak berat ditandai dengan faktor skin yang tinggi, sehubungan dengan terjadinya
endapan aspal di sekitar lubang sumur. Lubang perforasi kadang-kadang tersumbat
oleh campuran minyak berat dan pertikel-partikel padatan dari formasi. Injeksi uap
menaikkan temperatur sehingga endapan-endapan aspal tersebut dapat dibersihkan
dan laju produksi naik.
 Peningkatan Permeabilitas Relatif Minyak
Pada temperature tinggi, permeabilitas relatif minyak meningkat sehubungan dengan
penurunan saturasi minyak tersisa dan meningkatnya saturasi air irreducible.
Mekanisme ini sama dengan mekanisme yang terjadi pada injeksi air panas.
 Kenaikan Tekanan (Drawdown)
Steam yang diinjeksikan akan menaikkan tekanan reservoir di sekitar lubang sumur.
Ketika sumur diproduksikan kembali pada tekanan alir dasar sumur yang rendah
akan menaikkan laju produksi. Hal ini dapat terjadi karena adanya peningkatan
perbedaan tekanan alir reservoir dengan tekanan alir dasar sumur.
 Pengaruh Gravity Drainage
Sebagian steam yang berada di reservoir pada fasa uap akan medorong minyak. Sama
dengan proses gravity drainage pada steam drive

 Steam Flooding

Mekanisme Pendesakan Uap


- Destilasi uap
merupakan mekanisme perolehan yang paling utama pada pendesakan uap.Destilasi uap
terjadi karena fraksi minyak ringan terpisah lebih awal akibat kenaikan
temperatur.Destilasi uap juga mengakibatkan pemecahan minyak yang terjebak pada pori
yang tidak berhubungan, dengan adanya pemecahan tersebut, maka minyak akan
terdistribusi ke dalam pori yang saling berhubungan sehingga memungkinkan untuk
didesak.
- Penurunan Viscositas
Fraksi minyak ringan yang didesak oleh uap akan mengalami peningkatan di zona
kondensat panas sehingga viskositas minyak akan turun, kenaikan temperatur tersebut akan
menaikkan perbandingan mobilitas air-minyak.
Turunnya harga viskositas akan mengakibatkan naiknya perbandingan mobilitas air-
minyak sehingga minyak akan lebih mudah mengalir ke permukaan
- Pengembangan panas.
Pengembangan panas juga merupakan mekanisme perolehan minyak di zona kondensat
panas. Minyak mengembang karena kenaikan temperatur dan saturasinya bertambah
sehingga minyak lebih mudah untuk bergerak. Banyaknya pengembangan ini tergantung
pada komposisi minyak. Minyak ringan lebih besar pengembangannya dibanding minyak
berat.
- Pendesakan gas
Pendesakan gas terlarut terjadi pada zona kondensat dingin. Pendesakan gas terlarut ini
merupakan proses pertukaran energi panas menjadi energi mekanik, karena kenaikan
temperatur, gas yang terlarut dalam minyak menjadi bebas. Gas ini mengembang dan
bertindak sebagai tenaga pendorong.
- Pendesakan tercampur
Uap yang menjadi dingin dapat bercampur dengan minyak membentuk system emulsi air-
minyak. Proses emulsifikasi terjadi selama proses pendesakan berlangsung. Agitasi
(pengadukan) yang dibutuhkan untuk membentuk emulsi berasal dari kecepatan uap dan
air panas.Emulsi yang terjadi dapat menghambat aliran dan menaikkan tekanan reservoir
selama pendesakan uap berlangsung, disamping itu emulsi dapat mengurangi penerobosan
uap.

b. Keuntungan dan kelemahan screening criteria Insitu Combustion :


 Keuntungan :
 Bahan bakar yang digunakan untuk pembakaran berasal dari minyak residual yang
sudah tidak bisa diangkat ke permukaan
 Minyak yang dihasilkan relatif baik meskipun proses perolehannya dengan
temperatur yang tinggi (600 - 1500 oF)
 Kerugian :
 Instalasi proses In Situ Combustion memerlukan investasi yang besar.
 Masalah dalam pengoperasian :
 Air panas yang ikut terproduksi mempunyai pH rendah (asam) yang mengandung
besi dan sulfat akan mengakibatkan polusi lingkungan dan juga masalah korosi.
 Penyumbatan sumur produksi karena terjadinya endapan karbon dan wax sebagai
hasil dari destilasi minyak mentah.
 Terproduksinya gas-gas yang berbahaya seperti karbon monoksida dan hidrogen
sulfida.

13. a. Kriteria Teknis dilakukan MEOR?


b. Mekanisme bioproduct activity terhadap sifat fisik minyak sehingga meningkatkan
perolehan minyak?
a. Kriteria Teknis dilakukan MEOR
b. Mekanisme bioproduct activity terhadap sifat fisik minyak sehingga meningkatkan
perolehan minyak?

Microbial Effect
Modification of reservoir rock
Improvement of porosity and
Acids permeability
Reaction with calcareous CO2
production
Selective or nonselective plugging
Emulsification through adherence to
hydrocarbons
Modification of solid surfaces, e.g.,
Biomass wetting
Degradation and alteration of oil
Reduction of oil viscosity and oil pour
point
Desulfurization of oil
Reservoir repressurization
Gases Oil swelling
Viscosity reduction
(CO2, CH4. H2) Increase of permeability due to
solubilization of carbonate rocks by CO2
Solvents Dissolving of oil
Surface active agent Lowering of interfacial tension
Mobility control
Polymers
Selective or nonselective plugging
Screening Criteria Injeksi Air

Screening Criteria Injeksi Gas


Screening Criteria Injeksi Alkaline

Sreening Criteria Injeksi Polymer


Sreening Criteria Injeksi Surfactant

Screening Criteria Injeksi Air Panas


Sreening Criteria Injeksi Steam

Screening Criteria Injeksi Mikroba

Anda mungkin juga menyukai