A. Sejarah
Khususnya Zeami, yang menulis banyak drama yang 250 drama diantaranya masih
ditampilkan sampai sekarang dalam kumpulan sandiwara klasik. Dia juga diam-diam
menulis beberapa drama beberapa tulisan yang menjelaskan tentang aturan prinsipil
estetika noh dan memberikan detail bagaimana kesenian noh seharusnya dibuat,
diperankan, diarahkan, diajarkan, dan diproduksi dengan baik selama Zeami berada
Kekuasaan militer feudal di seluruh negeri mendukung kelompok drama mereka, dan
pemerintah dan harus berdiri sendiri.Meskipun noh hampir mati, beberapa grup
pemain mendapatkan sponsor pribadi dan mulai mengajarkan kesenian pada para
pemain amatir sehingga dalam waktu singkat kembali berkembang. Saat ini, seperti
kebanyakan pertunjukan klasik di seluruh dunia, noh tidak bisa digambarkan sebagai
kesenian popular rata-rata di Jepang. Sebelumnya penggemar noh begitu antusias dan
para pemain profesionalnya sangat terlatih dan sangat disibukkan oleh kegiatan
pertunjukan dan mengajar noh ke seluruh penjuru negeri. Sekarang ada sekitar 1500
pemain professional yang hidup dari hasil pertunjukan dan mengajar noh.
B. Tipe Pertunjukan
Ada lima kategori dalam drama noh. Dalam urutannya, ada segi/bagian tuhan,
prajurit, wanita cantik, gambaran bermacam-macam hal (khususnya wanita gila atau
tentang masa sekarang), dan hal-hal supranatural. Selama periode Edo, sebuah
program sehari penuh terdiri atas potongan ritual Okina-Sabosa diikuti oleh satu
drama dari masing-masing kategori di atas. Satu drama Kyogen akan ditampilkan di
antara masing-masing noh. Dari kelima kategori, drama-drama wanita adalah yang
bertempo paling lambat dan paling puitis, dan mengekspresikan yugen pada level
kecantikan.
C. Karakter
Peran utama dalam drama noh disebut Shite yang terkadang muncul dengan
satu atau lebih pemain pendukung yang disebut Tsure. Di banyak drama, shite
muncul lagi di paruh kedua pertunjukan dengan bentuk aslinya sebagai hantu/arwah
orang terkenal di masa lalu. Bentuk pertunjukan tersebut disebut Maejite dan bentuk
yang terakhir disebut Nochijite. Semuanya diperankan secara tradisional oleh aktor
yang sama. Aktor tambahan, Waki, sering berperan sebagai biksu pengelana yang
selalu muncul dengan pendamping Waki-Tsure. Aktor selingan disebut Ai atau Ai-
Kyogen juga selalu muncul sebagai orang lokal yang memberikan latar belakang
kepada waki, begitu pun penonton, agar situasi Shite dapat dimengerti.
D. Paduan Suara
Paduan suara disebut Jiutai, biasanya terdiri atas delapan orang, duduk di
samping panggung, berfungsi untuk menceritakan latar belakang, dan cerita dan
suasananya. Itu juga terkadang menggambarkan karakter tokoh, pikiran dan emosi
E. Pemain Musik
atas pemain suling (nohkan), penabuh gendang (yang berbentuk seperti jam pasir) di
bahu (kotsuzumi), penabuh gendang (yang berbentuk agak lebih tipis dan besar dari
gendang yang berbentuk seperti tong yang diletakkan di lantai dan dimainkan dengan
dua stik (taiko). Ritme dan melodi dari instrumen mengikuti urutan dari sistem cerita.
Satu bagian yang paling istimewa adalah penggunaan drum yang disebut Kakegoe,
tabuhan dari drummer yang ditampilkan sebagai sinyal antara drummer seperti juga
antara drummer dan penyanyi. Drum ini juga menjadi elemen penting bagi tekstur
suara dari pertunjukan, menciptakan mood dan dengan lagu-lagu pendek drum ini
F. Gerakan
Sebuah pertunjukan noh bukanlah pertunjukan teater yang realistis. Lebih dari
itu, gerakan noh merupakan gaya tingkat tinggi dan sudah ditentukan. Sementara
beberapa gerakan memiliki arti spesifik, gerakan lainnya menyajikan sebuah ekspresi
abstrak yang estetik untuk menyampaikan emosi dari karakter utama. Semua noh bisa
membangun cerita. Di lain waktu ada gerakan kuat dan bersemangat. Gerakan
ditempatkan terkadang untuk nyanyian paduan suara atau terkadang murni untuk
G. Topeng
Make up tidak digunakan dalam noh. Biasanya digunakan topeng ukiran oleh
pemain utama atau shite dan pemain pembantu atau tsure. Topeng-topeng ini
dianggap sebagai keindahan yang luar biasa dan juga sebagai penguat ekspresi. Pada
umumnya, semua karakter yang tidak digambarkan sebagai pria paruh baya akan
menggunakan topeng. Untuk itu semua karakter yang mengambarkan wanita dan pria
tua menggunakan topeng seperti makhluk supranatural misalnya hantu, dewa-dewa,
iblis, dan makhluk-makhluk aneh. Pada umumnya, topeng memiliki ekspresi netral
atau kadang tidak sama sekali, atau menggambarkan emosi yang sangat kuat. Dahulu,
cahaya dan bayangan sebagaimana perubahan tiap kemiringan topeng. Bahkan dalam
peran di mana seorang aktor tidak menggunakan topeng, arti wajah bertopeng tetap
jelas melekat. Ini disebut Hitamen, yang secara literatur berarti ‘topeng langsung’.
Untuk ini, aktor tidak menggunakan wajahnya untuk ekspresi sebenarnya melainkan
topeng ekspresi. Karakter pendukung waki atau yang menyertai wakizure tidak
pernah menggunakan topeng karena dimaksudkan untuk menjadi pria setengah baya
H. Kostum/Pakaian
Kostum dalam noh dibuat dari sutra cantik yang dicelup dan dibordir dengan
dari desain, kombinasi warna, kekayaan tekstur, dan kekuatan bentuk memberikan
noh dampak visual. Semua karekter baik miskin atau kaya, muda atau tua , laki-laki
kostum begitu rumit. Terlebih lagi jika seorang aktor hendak mengenakan pakaiannya
sendiri, dibutuhkan dua atau tiga orang untuk memakaikan kostum si aktor.
I. Panggung
Bagian utama panggung yang digunakan dalam noh berbentuk tirai persegi
jembatan terdapat tirai tergantung yang mengayun ke atas dan ke belakang yang
dengan atap miring panjang. Sejak awal abad 19, mereka sudah berpindah ke dalam
ruangan. Panggung bagian dalam ini terbuka di dua sisi seperti jenis panggung teater
setengah lingkaran. Tidak ada desain panggung yang realistis. Sebaliknya properti
legenda, diturunkan dari surga untuk umat manusia. Dalam budaya Jepang pohon
pinus/ cemara menjadi simbol penting mengenai keabadian dan keteguhan yang
tidak berubah.
dan melalui lagu mereka atau dari paduan suara, penonton tahu bahwa mereka telah
menempuh jarak yang jauh. Dua karakter dapat muncul di panggung hampir
bersamaan, tapi lagi-lagi penonton akan mengerti bahwa mereka belum hadir
bersama. Meskipun hal ini mungkin membingungkan bagi yang baru pertama kali
menonton, bagi banyak orang yang datang untuk memahami ini dan konvensi
lainnya, noh menciptakan ekspresi teater yang jauh lebih kuat dari teater realistis.
K. Pertunjukkan Noh
Noh Izutsu 井筒
(“The Well Curb”)
cantik muncul dengan membawa air dan bunga-bunga di makan leluhur Ariwara no
Narihira. Dia mengatakan memiliki hubungan dengan Narihira dan putri dari Ki no
Aritsune tersebut, yang dikenal dengan sebutan “si Gadis di Pinggiran Sumur”, dan
dengan menggunakan kostum dari Narihira. Ia menari dan lenyap saat fajar terbit.
saat ini
peran, jo-no-
(fukai)
- Nochijite (pada bagian paruh kedua-aktor shite) : hantu dari Putri dari Ki No
solo nanori-bue, dan mengatakan bahwa dia sedang dalam perjalanan menuju
Hatsuse dan berhenti dan beristirahat di Kuil Ariwara. Dia berkata kembali
bahwa tempat ini merupakan tempat di mana Narihira dan Putri dari Ki no
Aritsune hidup bersama sebagai suami dan istri yang saling membawakan
puisi. Dia mengatakan akan mendoakan arwah keduanya agar nyaman di alam
sana.
2. Masuknya Shite : Seorang gadis desa masuk dengan diiringi musik shidai, ia
masuk dengan membawa air dan bunga. Dia bernyanyi mengenai kesendirian
di malam musim gugur di kuil tua ini, angin berbisik pada larut malam
melalui pohon cemara, pancaran cahaya bulan yang menerpa rerumputan, dan
mengenai ingatan di masa lalu di dunia ini. Dia pun kemudian melanjutkan
saja yang merasa tersesat, sang bulan melayari langit musim gugur, angin
yang dating dalam mimpi seperti dunia yang sukar ditebak, dan akhirnya
tersebut.
dan dating dengan membawa bunga dan air di makam. Dia mempertanyakan
siapa wanita itu dan si wanita menjawab bahwa ia tinggal di dekat kuil dan
Biarawan berkata bahwa sejak Narihira hidup beberapa tahun yang lalu si
4. Cerita Shite : paduan suara dan wanita menyanyi dalam waktu yang panjang
sebelum dia jatuh cinta pada putri lain di Takayasu. Mereka mengutip puisi
yang dinyanyikan oleh sang istri yang menunjukkan cinta dan kesetian
kecil mereka yang sering bermain bersama dan tumbuh menjadi dewasa dan
cerita tersebut aneh dan kemudian bertanya tentang nama si wanita. Si wanita
dan menceritakan cerita tentang Narihira dan putri Aritsune. Ini termasuk
arwah keduanya.
langit, dan menyiapkan diri untuk tidur di atas tumbuhan lumut dan kemudian
bermimpi.
8. Masuknya Nochijite : Hantu dari putri dari Ki no Aritsune, “si gadis pinggiran
sumur”, masuk dengan diselingi musik issei dan menyanyikan sebuah puisi
9. Tarian Shite : Dia bernyanyi tentang Narihira dan kemudian menari dengan
saat masih kecil dengan pinggir sumur yang melihat Narihira yang masih ia
cintai di balik wujud setannya, layaknya bunga yang telah layu dan pudar
By Richard Emmert
SINOPSIS
depan Kuil Ariwara di Yamato dalam perjalanannya menuju Kuil Hase. Menurut
legenda, Kuil Ariwara dibangun oleh Ariwara no Narihira. Ketika biarawan tersebut
sedang berdoa untuk ketenangan arwah Ariwara no Narihira dan istrinya, seorang
gadis desa muncul dengan bunga dan air sebagai persembahan untuk almarhum.
tentang sebuah cerita cinta antara Ariwara no Narihira dan seorang putri dari Ki no
Aritsune. Narihira muda dan putri tersebut tumbuh menjadi dewasa dan menikah
setelah bertukar puisi cinta. Si wanita kemudian mengatakan bahwa dialah putri dari
orang yang lewat mengenai cerita antara Narihira dan istrinya, Putri Izutsu. Dia
Pada tengah malam, arwah dari Putri Izutsu muncul dalam mimpinya ketika biarawan
dan nōshi (kimono untuk bangsawan laki-laki) dan menari menunjukkan cinta dan
jejak Narihira.
Fajar pun terbit dan arwah Putri Izutsu menghilang. Si biarawan terbangun
dari mimpi.
HIGHLIGHT
Izutsu adalah salah satu dari karya terbaik dari mugennoh, yang dinilai
sebagai karya terbaik dari Zeami. Kisah dari Izutsu merupakan rangkaian dari kisah
“Tsutsu Izutsu”, dua puluh tiga kisah di dalam Ise Monogatari (Hikayat Ise). Zeami
menafsirkan lelaki dan wanita dalam cerita ini sebagai Ariwara no Narihira dan putir
dari Ki no Aritsune. Ini merupakan kisah yang dipaparkan ke dalam cerita noh di
mana wanita yang menunggu suaminya., Putri Izutsu (Putri Aritsune), yang
suaminya dahulu. Tsukurimono (tiang besar panggung) dari sumur, dengan batang
Sumber :
Japan Fact Sheet. Noh And Kyogen: The world’s oldest living theater diakses
tanggal 29 November 2010 dari http://web-
japan.org/factsheet/en/pdf/33Noh_Kyogen.pdf
Theatre Nohgaku. 2004. About Noh. Daikses tanggal 29 November 2010 dari
http://www.theatrenohgaku.org/aboutnoh/glossary_e.php
The Japan-India Traditional Performing Arts Exchange Project 2004 Noh and
Kutiyattam – “Treasures of World Cultural Heritage". 2004. Diakses tanggal
30 November 2010 dari http://www.mykerala.net/noh/noh.html