Anda di halaman 1dari 30

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisa Karakteristik Jalan

Dalam pengerjaan tugas akhir ini data karakteristik jalan diperoleh dari

pengamatan langsung pada ruas Jalan Raya Kemlagi – Jalan Raya Mantup dengan

menggunakan alat bantu ukur. Karakteristik jalan pada ruas Jalan Raya Kemlagi –

Jalan Raya Mantup yang diamati diantaranya data jalan, sistem drainase, dan volume

lalu lintas harian. Data karakteristik pada ruas Jalan Raya Kemlagi – Jalan Raya

Mantup dapat dilihat pada penjelasan tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Data Spesifikasi Segmen Jalan


Panjang Lebar
Jenis
Segmen Nama Jalan Kabupaten Jalan Jalan Tipe Jalan
Perkerasan
(m) (m)
2 lajur 2
Jalan Raya
1 Mojokerto 1700 5,8 arah (2/2 Lentur
Kemlagi
UD)
2 lajur 2
Jalan Yon
2 Mojokerto 1600 5,8 arah (2/2 Lentur
Isa Idris
UD)
2 lajur 2
Jalan Raya
3 Lamongan 1700 5,8 arah (2/2 Lentur
Mantup
UD)
Sumber: Data Survei

a) Data Segmen I

Berikut merupakan tabel penjelasan tentang sistem drainase dan volume lalu

lintas yang ada di Jalan Raya Kemlagi. Data pada tabel diperoleh dengan penelitian

secara langsung dengan menggunakan alat bantu ukur.

36
37

Tabel 4.2 Karakteristik Drainase Ruas Jalan Raya Kemlagi


Dimensi
No STA Ada/Tidak Tipe Drainase Fungsional
p(m) l(m) t(m)
0±000
Drainase Tidak
1 - Ada 100 0,4 0,1
Buatan Berfungsi
0±500
0±500
2 - Tidak - - - - -
1±000
1±000
3 - Tidak - - - - -
1±700
Sumber: Data Survei

Pada ruas Jalan Raya Kemlagi, sistem drainase hanya ditemukan sepanjang 100 meter

pada STA 0±000 - 0±500. Selain itu tidak ditemukan adanya sistem drainase.

Tabel 4.3 Data Volume Lalu Lintas Kendaraan pada Jalan Raya Kemlagi
Volume Kendaraan Total
No Periode
Kendaraan/15 menit Kendaraan/jam Kend/Jam
MC LV HV MC LV HV
1 07.00 – 07.15 431 99 3
2 07.15 – 07.30 487 107 3
3 07.30 – 07.45 472 88 9
4 07.45 – 08.00 512 89 11 1902 383 26 2311
5 08.00 – 08.15 523 135 2 1994 419 25 2438
6 08.15 – 08.30 489 121 2 1996 433 24 2453
7 08.30 – 08.45 497 96 1 2021 441 16 2478
8 08.45 – 09.00 441 88 3 1950 440 8 2398
9 10.00 – 10.15 434 78 7
10 10.15 – 10.30 411 71 5
11 10.30 – 10.45 388 79 3
12 10.45 – 11.00 396 76 2 1629 304 17 1950
13 11.00 – 11.15 414 66 5 1609 292 15 1916
14 11.15 – 11.30 435 50 3 1633 271 13 1917
38

Tabel 4.3 Data Volume Lalu Lintas Kendaraan pada Jalan Raya Kemlagi (Lanjutan)
Volume Kendaraan Total
No Periode
Kendaraan/15 menit Kendaraan/jam Kend/Jam
MC LV HV MC LV HV
15 11.30 – 11.45 403 61 5 1648 253 15 1916
16 11.45 – 12.00 375 85 4 1627 262 17 1906
17 16.00 – 16.15 487 97 2
18 16.15 – 16.30 461 101 2
19 16.30 – 16.45 502 109 8
20 16.45 – 17.00 543 126 6 1993 433 18 2444
21 17.00 – 17.15 511 113 3 2017 449 19 2485
22 17.15 – 17.30 499 109 7 2055 457 24 2536
23 17.30 – 17.45 509 113 4 2062 461 20 2543
24 17.45 – 18.00 488 108 3 2007 443 17 2467
Sumber: Data Survei

Jumlah volume lalu lintas dalam satuan (kend/15 menit) = volume lalu lintas

(kend/jam)

Contoh perhitungan volume lalu lintas dalam satuan kend/jam:

a. MC = 543 + 511 + 499 + 509 (kend/15 menit) = 2062 (kend/jam)

b. LV = 126 + 113 + 109 + 113 (kend/15 menit) = 461 (kend/jam)

c. HV = 6 + 3 + 7 + 4 (kend/15 menit) = 20 (kend/jam) +

Total volume lalu lintas = 2543 (kend/jam)

Volume total arus lalu lintas pada segmen I Jalan Raya Kemlagi adalah sebesar

2543 dari penjumlahan arus lalu lintas sepeda motor (MC), kendaraan ringan (LV),

dan kendaraan berat (HV) per jam yang tertinggi pada 22 Oktober 2019 yaitu (2062 +

461 + 20 = 2543). Lebar jalur lalu lintas pada Jalan Raya Kemlagi adalah 5,8 meter

dengan tipe jalan dua lajur dua arah tak terbagi. Oleh karena itu, maka jumlah volume
39

kendaraan sepeda motor (MC) dikalikan 0,35, kendaraan ringan (LV) dikalikan 1, dan

kendaraan berat (HV) dikalikan 1,2 dilihat pada tabel 4.3 dengan keterangan nilai

Satuan Mobil Penumpang.

Dibawah ini merupakan tabel konversi satuan kendaraan/jam ke satuan smp/jam untuk

ruas Segmen I Jalan Raya Kemlagi seperti yang ditunjukan pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4 Konversi Satuan (kend/jam) ke (smp/jam) untuk Jalan Raya Kemlagi
Volume Kendaraan Total
Volume
Kend/jam Smp/jam
No Periode Lalu
MC LV HV Lintas
MC LV HV (Q)
0,35 1 1,2 Smp/jam
1 07.00 – 07.15
2 07.15 – 07.30
3 07.30 – 07.45
4 07.45 – 08.00 1902 383 26 665,7 383 31,2 1079,9
5 08.00 – 08.15 1994 419 25 697,9 419 30 1146,9
6 08.15 – 08.30 1996 433 24 698,6 433 28,8 1160,4
7 08.30 – 08.45 2021 441 16 707,35 441 19,2 1167,55
8 08.45 – 09.00 1950 440 8 682,5 440 9,6 1132,1
9 10.00 – 10.15
10 10.15 – 10.30
11 10.30 – 10.45
12 10.45 – 11.00 1629 304 17 570,15 304 20,4 894,55
13 11.00 – 11.15 1609 292 15 563,15 292 18 873,15
14 11.15 – 11.30 1633 271 13 571,5 271 15,6 858,1
15 11.30 – 11.45 1648 253 15 576,8 253 18 847,8
40

Tabel 4.4 Konversi Satuan (kend/jam) ke (smp/jam) untuk Jalan Raya Kemlagi
(Lanjutan)
Volume Kendaraan Total
Volume
Kend/jam Smp/jam
No Periode Lalu
MC LV HV Lintas
MC LV HV (Q)
0,35 1 1,2 Smp/jam
16 11.45 – 12.00 1627 262 17 569,45 262 20,4 851,85
17 16.00 – 16.15
18 16.15 – 16.30
19 16.30 – 16.45
20 16.45 – 17.00 1993 433 18 697,55 433 21,6 1152,15
21 17.00 – 17.15 2017 449 19 705,95 449 22,8 1177,75
22 17.15 – 17.30 2055 457 24 719,25 457 28,8 1205,05
23 17.30 – 17.45 2062 461 20 721,7 461 24 1206,7
24 17.45 – 18.00 2007 443 17 702,45 443 20,4 1165,85
Jumlah 9850 5741 328,8 15919,8
Rata – rata 656,67 382,73 21,92 1061,32
Sumber: Data Survei

Contoh perhitungan volume lalu lintas dalam satuan kend/jam:

a. QMC= 2062 (kend/jam) x 0,35 = 721,7 (smp/jam)

b. QLV= 461 (kend/jam) x 1 = 461 (smp/jam)

c. QHV= 20 (kend/jam) x 1,2 = 24 (smp/jam) +

Total Volume Lalu Lintas (Q) = 1206,7 (smp/jam)

Dari data terebut diketahui bahwa volume lalu lintas terbesar pada Jalan Raya

Kemlagi sebesar 1206,7 smp/jam terjadi pada pukul 16.45 – 17.45 dengan rincian

MC= 721,7 smp/jam, LV= 461 smp/jam, dan HV= 24 smp/jam.


41

b) Data Segmen II

Dari hasil penelitian, tidak ditemukan sistem drainase pada ruas Jalan Yon Isa

Idris. Baik sisi bagian kiri maupun sisi kanan jalan langsung berbatasan dengan rumah

warga dan ada juga yang berbatasan dengan sawah secara langsung. Dari hasil

pengamatan tersebut maka disimpulkan bahwa ruas jalan ini tidak memiliki sistem

drainase.

Tabel 4.5 Data Volume Lalu Lintas Kendaraan pada Jalan Yon Isa Idris
Volume Kendaraan Total
No Periode Kend/
Kendaraan/15 menit Kendaraan/jam
Jam
MC LV HV MC LV HV
1 07.00 – 07.15 311 82 -
2 07.15 – 07.30 287 71 -
3 07.30 – 07.45 301 55 -
4 07.45 – 08.00 288 79 2 1187 287 2 1476
5 08.00 – 08.15 291 69 - 1167 274 2 1443
6 08.15 – 08.30 275 79 - 1155 282 2 1439
7 08.30 – 08.45 281 51 - 1135 278 2 1415
8 08.45 – 09.00 255 50 3 1102 249 3 1354
9 10.00 – 10.15 273 65 1
10 10.15 – 10.30 259 53 -
11 10.30 – 10.45 266 51 1
12 10.45 – 11.00 251 57 - 1049 226 2 1277
13 11.00 – 11.15 240 49 2 1016 210 3 1229
14 11.15 – 11.30 245 53 1 1002 210 4 1216
15 11.30 – 11.45 231 45 2 967 204 5 1176
16 11.45 – 12.00 241 48 - 957 195 5 1157
17 16.00 – 16.15 281 80 -
42

Tabel 4.5 Data Volume Lalu Lintas Kendaraan pada Jalan Yon Isa Idris (Lanjutan)
Volume Kendaraan Total
No Periode Kend/
Kendaraan/15 menit Kendaraan/jam
Jam
MC LV HV MC LV HV
18 16.15 – 16.30 277 79 -
19 16.30 – 16.45 251 77 1
20 16.45 – 17.00 256 71 - 1065 307 1 1373
21 17.00 – 17.15 297 65 - 1081 292 1 1374
22 17.15 – 17.30 265 71 1 1069 284 2 1355
23 17.30 – 17.45 240 60 - 1058 267 1 1326
24 17.45 – 18.00 231 55 2 1033 251 3 1287
Sumber: Data Survei

Dibawah ini merupakan tabel konversi satuan kendaraan/jam ke satuan smp/jam untuk

ruas Segmen II Jalan Yon Isa Idris seperti yang ditunjukan pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6 Konversi Satuan (kend/jam) ke (smp/jam) untuk Jalan Yon Isa Idris
Volume Kendaraan Total
Volume
Kend/jam Smp/jam
No Periode Lalu
MC LV HV Lintas
MC LV HV (Q)
0,35 1 1,2
Smp/jam
1 07.00 – 07.15
2 07.15 – 07.30
3 07.30 – 07.45
4 07.45 – 08.00 1187 287 2 415,45 287 2,4 704,85
5 08.00 – 08.15 1167 274 2 408,45 274 2,4 684,85
6 08.15 – 08.30 1155 282 2 404,25 282 2,4 688,65
7 08.30 – 08.45 1135 278 2 397,25 278 2,4 677,65
8 08.45 – 09.00 1102 249 3 385,7 249 3,6 638,3
9 10.00 – 10.15
10 10.15 – 10.30
43

Tabel 4.6 Konversi Satuan (kend/jam) ke (smp/jam) untuk Jalan Yon Isa Idris
(Lanjutan)
Volume Kendaraan Total
Volume
Kend/jam Smp/jam
No Periode Lalu
MC LV HV Lintas
MC LV HV (Q)
0,35 1 1,2 Smp/jam
11 10.30 – 10.45
12 10.45 – 11.00 1049 226 2 367,15 226 2,4 595,6
13 11.00 – 11.15 1016 210 3 355,6 210 3,6 569,2
14 11.15 – 11.30 1002 210 4 350,7 210 4,8 565,5
15 11.30 – 11.45 967 204 5 338,45 204 6 548,45
16 11.45 – 12.00 957 195 5 334,95 195 6 535,95
17 16.00 – 16.15
18 16.15 – 16.30
19 16.30 – 16.45
20 16.45 – 17.00 1065 307 1 372,75 307 1,2 680,95
21 17.00 – 17.15 1081 292 1 378,35 292 1,2 771,6
22 17.15 – 17.30 1069 284 2 374,15 284 2,4 660,55
23 17.30 – 17.45 1058 267 1 370,3 267 1,2 638,5
24 17.45 – 18.00 1033 251 3 361,55 251 3,6 616,15
Jumlah 5615,05 3816 45,6 9476,65
Rata – rata 374,33 254,4 3,04 631,77
Sumber: Data Survei

Dari hasil perhitungan, didapatkan bahwa volume lalu lintas Jalan Yon Isa Idris

yang terbesar terjadi pada sore hari. Volume lalu lintas terbesar pada Jalan Yon Isa

Idris sebesar 771,6 smp/jam terjadi pada pukul 17.00 – 17.15 dengan rincian MC=

378,35 smp/jam, LV= 292 smp/jam, dan HV= 1,2 smp/jam.


44

c) Data Segmen III

Sistem drainase pada ruas Jalan Raya Mantup tidak ditemukan satupun. Sisi

bagian kiri dan kanan jalan langsung berbatasan dengan halaman rumah warga dan ada

juga yang berbatasan dengan sawah. Dari hasil pengamatan tersebut maka disimpulkan

bahwa ruas jalan ini tidak memiliki sistem drainase.

Tabel 4.7 Data Volume Lalu Lintas Kendaraan pada Jalan Raya Mantup
Volume Kendaraan Total
No Periode Kend/
Kendaraan/15 menit Kendaraan/jam
Jam
MC LV HV MC LV HV
1 07.00 – 07.15 441 90 2
2 07.15 – 07.30 466 97 3
3 07.30 – 07.45 459 102 3
4 07.45 – 08.00 456 100 5 1822 389 13 2224
5 08.00 – 08.15 508 142 6 1889 441 17 2347
6 08.15 – 08.30 443 133 1 1866 477 15 2358
7 08.30 – 08.45 461 131 4 1868 506 16 2390
8 08.45 – 09.00 410 122 5 1822 528 16 2366
9 10.00 – 10.15 419 121 3
10 10.15 – 10.30 413 109 4
11 10.30 – 10.45 412 115 2
12 10.45 – 11.00 421 113 1 1665 458 10 2133
13 11.00 – 11.15 409 108 2 1655 445 9 2109
14 11.15 – 11.30 411 101 2 1653 437 7 2097
15 11.30 – 11.45 406 92 3 1647 414 8 2069
16 11.45 – 12.00 401 95 1 1627 396 8 2031
17 16.00 – 16.15 489 101 5
18 16.15 – 16.30 499 122 3
19 16.30 – 16.45 521 120 1
45

Tabel 4.7 Data Volume Lalu Lintas Kendaraan pada Jalan Raya Mantup (Lanjutan)
Volume Kendaraan Total
No Periode Kend/
Kendaraan/15 menit Kendaraan/jam
Jam
MC LV HV MC LV HV
20 16.45 – 17.00 512 98 6 2021 441 15 2477
21 17.00 – 17.15 500 105 6 2032 445 16 2493
22 17.15 – 17.30 488 111 9 2021 434 22 2477
23 17.30 – 17.45 477 101 3 1977 415 24 2416
24 17.45 – 18.00 499 95 7 1964 412 25 2401
Sumber: Data Survei

Dibawah ini merupakan tabel konversi satuan kendaraan/jam ke satuan smp/jam untuk

ruas Segmen III Jalan Raya Mantup seperti yang ditunjukan pada tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8 Konversi Satuan (kend/jam) ke (smp/jam) untuk Jalan Raya Mantup
Volume Kendaraan Total
Volume
Kend/jam Smp/jam
No Periode Lalu
MC LV HV Lintas
MC LV HV (Q)
0,35 1 1,2 Smp/jam
1 07.00 – 07.15
2 07.15 – 07.30
3 07.30 – 07.45
4 07.45 – 08.00 1822 389 13 637,7 389 15,6 1042,3
5 08.00 – 08.15 1889 441 17 661,15 441 20,4 1122,55
6 08.15 – 08.30 1866 477 15 653,1 477 18 1148,1
7 08.30 – 08.45 1868 506 16 653,8 506 19,2 1179
8 08.45 – 09.00 1822 528 16 637,7 528 19,2 1184,9
9 10.00 – 10.15
10 10.15 – 10.30
46

Tabel 4.8 Konversi Satuan (kend/jam) ke (smp/jam) untuk Jalan Raya Mantup
(Lanjutan)
Volume Kendaraan Total
Volume
Kend/jam Smp/jam
No Periode Lalu
MC LV HV Lintas
MC LV HV (Q)
0,35 1 1,2 Smp/jam
11 10.30 – 10.45
12 10.45 – 11.00 1665 458 10 582,75 458 12 1052,75
13 11.00 – 11.15 1655 445 9 579,25 445 10,8 1035,05
14 11.15 – 11.30 1653 437 7 578,55 437 8,4 1023,95
15 11.30 – 11.45 1647 414 8 576,45 414 9,6 1000,05
16 11.45 – 12.00 1627 396 8 569,45 396 9,6 975,05
17 16.00 – 16.15
18 16.15 – 16.30
19 16.30 – 16.45
20 16.45 – 17.00 2021 441 15 707,35 441 18 1166,35
21 17.00 – 17.15 2032 445 16 711,2 445 19,2 1175,4
22 17.15 – 17.30 2021 434 22 707,35 434 26,4 1167,75
23 17.30 – 17.45 1977 415 24 691,95 415 28,8 1135,75
24 17.45 – 18.00 1964 412 25 687,4 412 30 1129,4

Jumlah 9635,15 6638 265,2 16538,35

Rata – rata 642,34 442,53 17,68 1102,55


Sumber:Data Survei

Berbeda dengan Jalan Raya Kemlagi dan Jalan Yon Isa Idris, volume lalu lintas

tertinggi dari Jalan Raya Mantup terjadi pukul 08.00 – 09.00. Dari data terebut

diketahui bahwa volume lalu lintas terbesar pada Jalan Raya Mantup sebesar 1184,9

smp/jam dengan rincian MC= 637,7 smp/jam, LV= 528 smp/jam, dan HV= 19,2

smp/jam.
47

Tabel 4.9 Rekapitulasi Volume Kendaraan Jalan Raya Kemlagi, Jalan Yon Isa Idris,
dan Jalan Raya Mantup (Q) smp/jam
Total Volume Lalu Lintas (Q) smp/jam
No Periode
Jalan Raya Jalan Yon Isa Jalan Raya
Kemlagi Idris Mantup
1 07.00 – 08.00 1079,9 704,85 1042,3

2 07.15 – 08.15 1146,9 684,85 1122,55

3 07.30 – 08.30 1160,4 688,65 1148,1

4 07.45 – 08.45 1167,5 677,65 1179

5 08.00 – 09.00 1132,1 638,3 1184,9

6 10.00 – 11.00 894,55 595,6 1052,75

7 10.15 – 11.15 873,15 569,2 1035,05

8 10.30 – 11.30 858,1 565,5 1023,95

9 10.45 – 11.45 847,8 548,45 1000,05

10 11.00 – 12.00 851,85 535,95 975,05

11 16.00 – 17.00 1152,15 680,95 1166,35

12 16.15 – 17.15 1177,75 771,6 1175,4

13 16.30 – 17.30 1205,05 660,55 1167,75

14 16.45 – 17.45 1206,7 638,5 1135,75

15 17.00 – 18.00 1165,85 616,15 1129,4

Sumber:Data Survei
48

4.2. Waktu Penelitian

Survei lapangan dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober 2019, 23 Oktober 2019,

dan 24 Oktober 2019. Penelitian dilakukan dari pukul 07.00 sampai dengan pukul

18.00. Pertimbangan yang dilakukan dalam pengambilan waktu survei lapangan

berdasarkan volume lalu lintas, aktivitas/kondisi disekitar lokasi survei, dan kondisi

alam atau cuaca guna memastikan survei di lapangan berjalan lancar dan terkendali.

4.3. Penelitian Kerusakan Jalan

Penelitian kerusakan jalan dilakukan di ketiga ruas jalan pada perbatasan

wilayah Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Lamongan. Ketiga jalan tersebut

diantaranya Jalan Raya Kemlagi, Jalan Yon Isa Idris, dan Jalan Raya Mantup. Pada

ketiga jalan tersebut ditemukan berbagai jenis kerusakan yang memiliki karakteristik

berbeda dari segi jenis kerusakan, luas kerusakan, dan juga persebarannya.

Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai jenis kerusakan dan juga luas

kerusakan yang terdapat pada ruas jalan yang diteliti. Untuk persebaran akan

dijelaskan pada sub bab selanjutnya yang membahas mengenai pemetaan. Selain itu

pada bab ini juga ditunjukan nilai kerusakan jalan dan nilai kondisi jalan. Berikut

merupakan tabel kerusakan jalan dari hasil penelitian di ruas Jalan Raya Kemlagi,

Jalan Yon Isa Idris dan Jalan Raya Mantup.

Tabel 4.10 Jenis Kerusakan Jalan dan Dimensi Jalan Raya Kemlagi

SEGMEN 1 JALAN RAYA KEMLAGI STA 0 ± 000 – 0 ± 500

No Jenis Kerusakan Yang Terjadi P (m) L (m) A (m2)


1 Retak Memanjang 0,54 0,003 0,00162
2 Retak Memanjang 0,4 0,004 0,0016
3 Retak berkelok – kelok 0,2 0,002 0,0004
49

Tabel 4.10 Jenis Kerusakan Jalan dan Dimensi Jalan Raya Kemlagi (Lanjutan)

SEGMEN 1 JALAN RAYA KEMLAGI STA 0 ± 000 – 0 ± 500

No Jenis Kerusakan Yang Terjadi P (m) L (m) A (m2)


4 Retak Memanjang 2,3 0,008 0,0184
5 Retak Memanjang 0,51 0,004 0,00204
6 Retak Memanjang 0,53 0,004 0,00212
7 Retak Memanjang 0,51 0,0041 0,002091
∑= 0,028271
Sumber: Data Survei

Tabel 4.11 Rekapitulasi Kerusakan Jalan dan Dimensi Jalan Raya Kemlagi
Luas Kerusakan Luas Kerusakan
No Jenis Kerusakan 2
(m ) Luas Jalan
1 Retak Memanjang 0,027871 0,00096%
2 Retak berkelok - kelok 0,0004 0,00001%
Total 0,028271
Sumber: Data Survei

Dua jenis kerusakan yang dapat ditemukan pada ruas Jalan Raya Kemlagi STA

0 ± 000 – 0 ± 500 adalah retak memanjang dan retak berkelok - kelok. Cara untuk

menghitung luas kerusakan adalah dengan cara perkalian antara panjang kerusakan

dan lebar kerusakan. Perbandingan kerusakan jalan didapatkan dengan pembagian

antara luas jenis kerusakan dengan total luas jalan yang diukur. Jalan Kemlagi

memiliki lebar 5,8 m dan diukur sepanjang 500 m, sehingga didapatkan luas jalan 2900

m2 .

Tabel 4.12 Jenis Kerusakan Jalan dan Dimensi Jalan Raya Kemlagi

SEGMEN 1 JALAN RAYA KEMLAGI STA 0 ± 500 - 1 ± 000

No Jenis Kerusakan Yang Terjadi P (m) L (m) A (m2)


1 Retak Memanjang 2,5 0,0035 0,00875
2 Retak Memanjang 0,73 0,0079 0,005767
3 Retak Memanjang 1,12 0,0041 0,004592
4 Retak Memanjang 1,45 0,0043 0,006235
5 Butiran Lepas 27 5,8 156,6
50

Tabel 4.12 Jenis Kerusakan Jalan dan Dimensi Jalan Raya Kemlagi (Lanjutan)

SEGMEN 1 JALAN RAYA KEMLAGI STA 0 ± 500 - 1 ± 000

No Jenis Kerusakan Yang Terjadi P (m) L (m) A (m2)


6 Retak Memanjang 11,8 0,025 0,295
7 Tambalan 0,38 0,37 0,1406
8 Tambalan 0,48 0,31 0,1488
9 Retak Memanjang 1,14 0,0086 0,009804
10 Amblas 2,3 0,6 1,38
11 Retak Memanjang 2,05 0,003 0,00615
12 Retak Memanjang 1,43 0,46 0,6578
∑= 159,2635
Sumber: Data Survei

Tabel 4.13 Rekapitulasi Kerusakan Jalan dan Dimensi Jalan Raya Kemlagi
Luas Kerusakan
No Jenis Kerusakan Luas (m2)
Luas Jalan
1 Retak Memanjang 0,994098 0,03%
2 Lepas 156,6 5,40%
3 Ambles 1,38 0,05%
4 Tambalan 0,2894 0,01%
Total 159,263498
Sumber: Data Survei

Diantara berbagai jenis – jenis kerusakan, retak memanjang, lepas, amblas,

dan tambalan merupakan beberapa jenis kerusakan yang ditemukan pada ruas Jalan

Raya Kemlagi STA 0 ± 500 – 1 ± 000.

Tabel 4.14 Jenis Kerusakan Jalan dan Dimensi Jalan Raya Kemlagi

SEGMEN 1 JALAN RAYA KEMLAGI STA 1 ± 000 - 1 ± 700

No Jenis Kerusakan Yang Terjadi P (m) L (m) A (m2)


1 Retak Memanjang 1,75 0,003 0,00525
2 Alur 2,35 0,17 0,3995
3 Retak Kulit Buaya 2,71 0,0033 0,008943
4 Lubang 0,2 0,25 0,05
5 Retak Memanjang 12,2 0,01 0,122
6 Retak Memanjang 11,3 0,01 0,113
∑= 0,698693
Sumber: Data Survei
51

Tabel 4.15 Rekapitulasi Kerusakan Jalan dan Dimensi Jalan Raya Kemlagi
Luas Kerusakan
No Jenis Kerusakan Luas (m2)
Luas Jalan
1 Retak Memanjang 0,24025 0,01%
2 Retak Kulit Buaya 0,008943 0,0002%
3 Lubang 0,05 0,0012%
4 Alur 0,3995 0,01%
Total 0,698693
Sumber: Data Survei

Pada ruas Jalan Raya Kemlagi STA 1 ± 000 – 1 ± 700 ditemukan empat jenis

kerusakan yakni retak memanjang, retak kulit buaya, lubang, dan alur. Untuk

menghitung luas kerusakan didapatkan dari perkalian dari panjang dan lebar kerusakan

jalan.. Jalan memiliki lebar 5,8 m dan diukur sepanjang 700 m, sehingga didapatkan

luas jalan 4060 m2. Berikut merupakan tabel kerusakan jalan dari hasil penelitian di

Jalan Yon Isa Idris yang dibagi menjadi tiga bagian.

Tabel 4.16 Jenis Kerusakan Jalan dan Dimensi Jalan Yon Isa Idris

SEGMEN 2 JALAN YON ISA IDRIS STA 0 ± 000 - 0 ± 500

No Jenis Kerusakan Yang Terjadi P (m) L (m) A (m2)


1 Retak Memanjang 1,1 0,0034 0,00374
2 Retak Memanjang 1,32 0,01 0,0132
∑= 0,01694
Sumber: Data Survei

Tabel 4.17 Rekapitulasi Kerusakan Jalan dan Dimensi Jalan Yon Isa Idris
Luas Kerusakan
No Jenis Kerusakan Luas
Luas Jalan
1 Retak Memanjang 0,01694
0,00058%
Total 0,01694
Sumber: Data Survei

Hanya ada satu jenis kerusakan yang ditemukan pada ruas Jalan Yon Isa Idris

STA 0 ± 000 – 0 ± 500 ditemukan satu jenis kerusakan yakni retak memanjang. Untuk

menghitung luas kerusakan didapatkan dari perkalian dari panjang dan lebar kerusakan
52

jalan. Perbandingan kerusakan jalan didapatkan dengan pembagian antara luas jenis

kerusakan dengan total luas jalan yang diukur. Jalan memiliki lebar 5,8 m dan diukur

sepanjang 500 m, sehingga didapatkan luas jalan 2900 m2. Pada Jalan Yon Isa Idris

STA 0 ± 500 – 1 ± 000 tidak ditemukan kerusakan jalan seperti pada ruas – ruas jalan

sebelumnya. Kondisi jalan masih bagus dan belum mengalami kerusakan.

Tabel 4.18 Jenis Kerusakan Jalan dan Dimensi Jalan Yon Isa Idris

SEGMEN 2 JALAN YON ISA IDRIS STA 1 ± 000 - 1 ± 600

No Jenis Kerusakan Yang Terjadi P (m) L (m) A (m2)


1 Retak Memanjang 0,04 0,0035 0,00014
∑= 0,00014
Sumber: Data Survei

Tabel 4.19 Rekapitulasi Kerusakan Jalan dan Dimensi Jalan Yon Isa Idris
Luas Kerusakan
No Jenis Kerusakan Luas (m2)
Luas Jalan
1 Retak Memanjang 0,00014
0,00000402%
Total 0,00014
Sumber: Data Survei

Retak Memanjang menjadi satu – satunya kerusakan yang ditemukan pada ruas

Jalan Yon Isa Idris STA 1 ± 000 – 1 ± 600. Untuk menghitung luas kerusakan

dilakukan perkalian antara panjang dan lebar kerusakan jalan. Perbandingan kerusakan

jalan didapatkan dengan pembagian antara luas jenis kerusakan dengan total luas jalan

yang diukur. Jalan memiliki lebar 5,8 m dan diukur sepanjang 600 m, sehingga

didapatkan luas jalan 3480 m2.

Pada Jalan Raya Mantup keadaan jalan mayoritas tidak mengalami kerusakan.

Kerusakan hanya terjadi pada beberapa bagian saja dan dimensinya tidak terlalu besar.

Berikut merupakan tabel kerusakan jalan dari hasil penelitian di Jalan Raya Mantup

yang dibagi menjadi tiga bagian


53

Tabel 4.20 Jenis Kerusakan Jalan dan Dimensi Jalan Raya Mantup

SEGMEN 3 JALAN RAYA MANTUP STA 0 ± 000 - 0 ± 500

No Jenis Kerusakan Yang Terjadi P (m) L (m) A (m2)


1 Alur 7,1 0,23 1,633
2 Ambles 4,3 0,66 2,838
∑= 4,471
Sumber: Data Survei

Tabel 4.21 Rekapitulasi Kerusakan Jalan dan Dimensi Jalan Raya Mantup
Luas Kerusakan
No Jenis Kerusakan Luas (m2)
Luas Jalan
1 Alur 1,633 0,06%
2 Ambles 2,838 0,10%
Total 4,471
Sumber: Data Survei

Pada ruas Jalan Raya Mantup STA 0 ± 000 – 0 ± 500 ditemukan dua jenis

kerusakan yakni alur dan ambles. Untuk menghitung luas kerusakan didapatkan dari

perkalian dari panjang dan lebar kerusakan jalan. Jalan memiliki lebar 5,8 m dan

diukur sepanjang 500 m, sehingga didapatkan luas jalan 2900 m2.

Tabel 4.22 Jenis Kerusakan Jalan dan Dimensi Jalan Raya Mantup

SEGMEN 3 JALAN RAYA MANTUP STA 0 ± 500 - 1 ± 000

No Jenis Kerusakan Yang Terjadi P (m) L (m) A (m2)


1 Tambalan 103 2,9 298,7
2 Tambalan 14 5,1 71,4
∑= 370,1
Sumber: Data Survei

Tabel 4.23 Jenis Kerusakan Jalan dan Dimensi Jalan Raya Mantup
Luas Kerusakan
Jenis Kerusakan Luas (m2)
No Luas Jalan
1 Tambalan 370,1
13%
Total 370,1
Sumber: Data Survei
54

Jenis kerusakan tambalan adalah kerusakan yang ditemukan pada ruas jalan

ini. Untuk menghitung luas kerusakan didapatkan dari perkalian dari panjang dan lebar

kerusakan jalan. Perbandingan kerusakan jalan didapatkan dengan pembagian antara

luas jenis kerusakan dengan total luas jalan yang diukur. Jalan memiliki lebar 5,8 m

dan diukur sepanjang 500 m, sehingga didapatkan luas jalan 2900 m2

Pada Jalan Raya Mantup STA 1 ± 000 – 1 ± 700 tidak ditemukan kerusakan

jalan seperti pada ruas – ruas jalan sebelumnya. Kondisi jalan masih bagus dan belum

mengalami kerusakan. Selain karakteristik kerusakan dan dimensi kerusakannya, jalan

juga dapat dihitung nilai kerusakannya dan juga nilai kondisi jalan. Selain metode Bina

Marga dan Metode PCI (Pavement Condition Index), penentuan nilai kerusakan jalan

dan nilai kondisi jalan juga dapat menggunakan metode Asphalt Institute.

4.4. Nilai Kerusakan dan Nilai Kondisi Jalan

Jalan Raya Kemlagi, Jalan Yon Isa Idris, dan Jalan Raya Mantup tentu

memiliki karakteristik kerusakan jalan yang berbeda satu sama lain. Diantara jenis –

jenis kerusakan yang tadi telah disurvei, tentu nantinya akan menunjukan nilai

kerusakan dan nilai kondisi jalan yang berbeda pula. Jenis kerusakan dan kondisi

drainase menjadi faktor yang menyebabkan besar atau kecilnya suatu nilai kerusakan

dan nilai kondisi jalan menurut Asphalt Institute. Berikut merupakan tabel dari hasil

penelitian kerusakan dan kondisi jalan ruas Jalan Raya Kemlagi, Jalan Yon Isa Idris,

dan Jalan Raya Mantup.


55

Tabel 4.24 Formulir nilai kondisi untuk perkerasan aspal Jalan Raya Kemlagi
FORMULIR PENILAIAN PERKERASAN ASPAL
Jalan atau rute : Jalan Raya Kemlagi Kabupaten : Mojokerto
Panjang jalan : 1,7 km Lebar : 5,8 m
Tipe perkerasan : Lentur Tanggal : 22 Oktober 2019
(Catatan: nilai “0” mengindikasikan tidak ada kerusakan)
Rentang
Kerusakan Nilai
Nilai
Retak Melintang 0- 5 0
Retak Memanjang 0- 5 2
Retak Kulit Buaya 0- 10 1
Retak susut 0- 5 0
Alur 0- 10 1
Keriting 0- 5 0
Butiran Lepas (ravelling) 0- 5 3
Sungkur (shoving) 0- 10 0
Lubang (pothole) 0- 10 1
Kelebihan Aspal (excess asphalt) 0- 10 0
Agregat Licin 0- 5 0
Drainase Buruk 0- 10 7
Kualitas kenyamanan berkendaraan ( 0 sangat baik 0- 10 3
dan 10 sangat buruk)

Jumlah Nilai Kerusakan 18


Nilai kondisi = 100 – Jumlah Nilai Kerusakan
= 100 - 18
Nilai kondisi = 82
Sumber: Data Survei

Dari formulir diatas didapatkan bahwa pada ruas Jalan Raya Kemlagi diperoleh

nilai kerusakan sebesar 18 berdasarkan kriteria yang tertera pada formulir penilaian

tersebut dan nilai kondisi jalan sebesar 82. Berikut merupakan tabel formulir dari hasil

penelitian kerusakan dan kondisi jalan ruas Jalan Yon Isa Idris.
56

Tabel 4.25 Formulir nilai kondisi untuk perkerasan aspal Jalan Yon Isa Idris
FORMULIR PENILAIAN PERKERASAN ASPAL
Jalan atau rute : Jalan Yon Isa Idris Kabupaten : Mojokerto
Panjang jalan : 1,6 km Lebar : 5,8 m
Tipe perkerasan : Lentur Tanggal : 22 Oktober 2019
(Catatan: nilai “0” mengindikasikan tidak ada kerusakan)
Rentang
Kerusakan Nilai
Nilai
Retak Melintang 0- 5 0
Retak Memanjang 0- 5 2
Retak Kulit Buaya 0- 10 0
Retak susut 0- 5 0
Alur 0- 10
Keriting 0- 5 0
Butiran Lepas (ravelling) 0- 5 0
Sungkur (shoving) 0- 10 0
Lubang (pothole) 0- 10 0
Kelebihan Aspal (excess asphalt) 0- 10 0
Agregat Licin 0- 5 0
Drainase Buruk 0- 10 9
Kualitas kenyamanan berkendaraan ( 0 sangat baik 0- 10 1
dan 10 sangat buruk)

Jumlah Nilai Kerusakan 12


Nilai kondisi = 100 – Jumlah Nilai Kerusakan
= 100 - 12
Nilai kondisi = 88
Sumber: Data Survei

Dari formulir diatas didapatkan bahwa pada ruas Jalan Raya Kemlagi diperoleh

nilai kerusakan sebesar 12 berdasarkan kriteria yang tertera pada formulir penilaian

tersebut dan nilai kondisi jalan sebesar 88. Berikut merupakan ttabel formulir dari hasil

penelitian kerusakan dan kondisi jalan ruas Jalan Yon Isa Idris.
57

Tabel 4.26 Formulir nilai kondisi untuk perkerasan aspal Jalan Raya Mantup
FORMULIR PENILAIAN PERKERASAN ASPAL
Jalan atau rute : Jalan Raya Mantup Kabupaten : Lamongan
Panjang jalan : 1,7 km Lebar : 5,8 m
Tipe perkerasan : Lentur Tanggal : 22 Oktober 2019
(Catatan: nilai “0” mengindikasikan tidak ada kerusakan)
Rentang
Kerusakan Nilai
Nilai
Retak Melintang 0- 5 0
Retak Memanjang 0- 5 0
Retak Kulit Buaya 0- 10 0
Retak susut 0- 5 0
Alur 0- 10 2
Keriting 0- 5 0
Butiran Lepas (ravelling) 0- 5 0
Sungkur (shoving) 0- 10 0
Lubang (pothole) 0- 10 2
Kelebihan Aspal (excess asphalt) 0- 10 0
Agregat Licin 0- 5 0
Drainase Buruk 0- 10 9
Kualitas kenyamanan berkendaraan ( 0 sangat baik 0- 10 2
dan 10 sangat buruk)

Jumlah Nilai Kerusakan 15


Nilai kondisi = 100 – Jumlah Nilai Kerusakan
= 100 – 15
Nilai kondisi = 85
Sumber: Data Survei

Dari formulir diatas didapatkan bahwa pada ruas Jalan Raya Mantup diperoleh

nilai kerusakan sebesar 15 dan nilai kondisi jalan sebesar 85. Pengurang terbesar

adalah buruknya drainase yang ada pada ruas jalan tersebut. Jumlah kerusakan ini lebih

besar dari ruas Jalan Raya Yon Isa Idris.


58

4.5. Prosedur Pengolahan Data pada Sistem Informasi Geografis


Menggunakan Software Arc Gis 10.6

Pengolahan pemetaan kerusakan jalan dengan bantuan sistem informasi

geografis menggunakan software ArcGIS 10.6 yang telah dilakukan penilitian dan

perhitungan untuk mendapatkan data spasial. Setelah tahap perhitungan selesai,

selanjutnya dilakukan georeferensi, digitasi, dan pemberian data tabulasi pada peta

RBI Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Lamongan tepatnya di Kecamatan Mantup

dengan skala 1 : 25000. Georeferensi dilakukan agar peta tersebut berada pada posisi

yang tepat dan benar di permukaan bumi, sesuai dengan sistem koordinat yang

digunakan, digitasi bertujuan untuk memberikan informasi mengenai ruas kerusakan

jalan yang diteliti, kecamatan disekitar ruas kerusakan jalan yang diteliti, serta tempat

umum disekitar ruas jalan yang diteliti. Adapun langkah pemetaan kerusakan jalan di

ruas jalan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Lamongan menggunakan software

ArcGIS 10.6 adalah sebagai berikut:

1. Pengolahan peta RBI Kecamatan Mantup skala 1 ; 25000 dengan menggunakan

software ArcGIS 10.6.

Pengolahan pada peta RBI Kecamatan Mantup diawali dengan menentukan

referensi spasial dengan program ArcCatalog yang ada dalam software ArcGIS 10.6.

Tahapan – tahapan dalam menentukan referensi spasial ditunjukkan dalam penjelasan

berikut:

a. Membuka jendela ArcCatalog

Membuka jendela ArcCatalog dengan cara klik tombol start pada desktop komputer,

lalu cari program ArcCatalog pada folder ArcGIS.


59

b. Browsing data

Setelah jendela ArcCatalog terbuka maka proses selanjutnya adalah mencari menu file,

lalu klik tool Connect to Folder. Setelah itu muncul kotak perintah Connect to Folder,

dan pilih folder yang akan dikoneksikan, lali klik OK. Jika folder sudah terkoneksi

dengan ArcCatalog, maka folder tersebut dapat tersambung pada jendela ArcMap.

Selanjutnya adalah tahapan menentukan Sistem Koordinat Geografis melalui program

ArcCatalog dan program ArcMap.

2. Menentukan Sistem Koordinat pada Peta RBI.

Proses menentukan sistem koordinat pada peta RBI bisa dilakukan melalui

program ArcCatalog dan program ArcMap, proses menentukan sistem koordinat

melalui program ArcCatalog ditunjukkan pada dalam penjelasan berikut :

a. Buka folder koneksi yang ada pada program ArcCatalog, lalu cari folder yang sudah

dihubungkan sebelumnya.

b. Klik kanan pada data yang ingin ditentukan sistem koordinatnya. Selanjutnya pilih

Properties, maka akan muncul kotak perintah Raster Dataset Properties.

c. Pilih perintah General dan gerakkan kursor ke arah Spatial Reference.

d. Selanjutnya klik perintah Edit pada menu spatial reference, lalu akan muncul kotak

perintah spatial reference properties dan pilih Geographic Coordinate System, World,

WGS 1984, lalu klik OK.

e. Menentukan sistem koordinat boleh dilakukan pada awal tahapan atau di akhir

proses georeferencing, akan tetapi pada georeferencing menggunakan DMS (Degree

Minute Second) harus dilakukan di awal.


60

3. Mencari garis bujur dan garis lintang pada Peta RBI.

a. Pada peta RBI terdapat garis perpotongan antara garis lintang dan garis bujur yang

biasanya terletak di ujung kiri dan kanan peta. Catat koordinat tersebut agar nantinya

memudahkan dalam proses menentukan titik acuan.

b. Pencatatan dilakukan minimal empat titik, setelah itu dilanjutkan ke proses

selanjutnya yaitu menentukan titik acuan pada peta RBI.

4. Menentukan Titik Acuan pada Peta RBI.

a. Cari perpotongan garis bujur dan lintang pada peta RBI, arahkan kursor ke kiri atau

ke kanan, kemudian klik kanan, pilih Input DMS of Lon and Lat.

b. Masukkan koordinat yang sesuai dengan hasil pencatatan, koordinat garis bujur

dimasukkan ke dalam kolom Longitude, sedangkan koordinat garis lintang

dimasukkan ke dalam kolom Latitude, lalu pilih arah mata angin.

c. Selanjutnya lakukan pemberian titik acuan pada obyek lainnya, minimal empat titik.

d. Langkah selanjutnya adalah melakukan korelasi nilai RMS Error.

5. Koreksi Nilai RMS Error.

Nilai RMS error dikoreksi apabila mencapai 2, 3, 4 dan seterusnya. Jika nilai

RMS mendekati angka nol, keakuratan koordinat sangat tinggi. Dengan demikian,

koreksi atau edit sangat penting dilakukan dalam proses georeferencing. Tahapan

koreksi Nilai RMS error ditunjukkan dalam penjelasan sebagai berikut :

a. Nilai RMS dapat dilihat pada tool View Link Table, klik tool View Link Table maka

akan muncul kotak perintak Link.

b. Apabila nilai RMS error memiliki nilai yang lebih dari angka nol, maka nilai RMS

tersebut harus dikoreksi dengan cara memilih tool Select Link, lalu klik pada titik acuan
61

yang akan dikoreksi hingga berubah warna, lalu pindahkan atau geser titik acuan

tersebut hingga tepat pada letak koordinat peta RBI.

c. Lakukan proses editing hingga nilai RMS error mendekati angka nol.

d. Setelah nilai RMS error mendekati angka nol, proses selanjutnya adalah menyimpan

hasil georeferencing.

6. Menyimpan Hasil Georeferencing

Penyimpanan hasil georeferencing dilakukan (data raster) agar data tersebut

dapat di akses sewaktu – waktu. Proses menyimpan hasil georeferencing ditunjukkan

pada penjelasan sebagai berikut:

a. Untuk menyimpan hasil georeferencing, klik perintah georeferencing, lalu pilih

Rectify, tentukan tempat penyimpanan dengan menggunakan tool Open, simpanlah

data di tempat yang mudah terjangkau. Tulis nama dan format file ‘tiff.

7. Proses Digitasi dan penambahan data atribut pada Peta RBI

Setelah melakukan proses georeferencing, dilanjutkan dengan melakukan

proses digitasi pada peta RBI dengan menentukan polyline, polygon, dan point. Data-

data yang ditampilkan pemetaan Sistem Informasi Geografis ini adalah data digitasi.

Data digitasi terbagi menjadi tiga macam, yaitu :

1) Data Polyline (Ruas Jalan)

Data polyline adalah data yang memberikan penjelasan/keterangan tentang

ruas jalan yang menjadi obyek penelitian. Langkah - langkah dalam mendigitasi data

polyline dapat dilihat dalam uraian sebagai berikut :

a. Sebelum melakukan digitasi hal yang perlu diperhatikan adalah membuat shapefile

atau feature class kosong yang akan menampung data hasil digitasi. Shapefile ini

dibuat melalui program ArcGIS. Carilah kolom Catalog yang ada di sebelah kanan
62

program ArcGIS, kemudian klik kanan pada tempat penyimpanan folder yang sudah

di koneksi dengan program ArcCatalog, lalu pilih New > Shapefile, ketikkan nama

Shapefile dan pilih tipe data yang sesuai di Feature Type. Setelah itu klik edit di bagian

bawah kotak Spatial Reference, klik select, pilih sistem koordinat yang diinginkan dan

klik OK.

b. Digitasi pada data polyline dimulai dengan mencari tombol editor pada toolbar

editor, lalu pilih start editing. Setelah itu cari shapefile yang akan di digitasi pada

kolom Create Feature. Klik tombol polyline untuk memulai digitasi. Zoom pada peta

RBI untuk menentukan daerah mana yang akan di digitasi. Dobel klik atau tekan F2

untuk mengakhiri proses digitasi. Lakukan langkah yang sama untuk obyek di tempat

lain yang terpisah. Jika telah selesai mendigitasi, simpan hasilnya dengan klik Editor

> Save Edits atau Stop Editing.

c. Proses berikutnya adalah melengkapi data atribut yang masuk dalam kategori

polyline. Untuk memulai proses melengkapi data atribut pada peta RBI yaitu dimulai

dengan klik kanan pada Shapefile (shp), lalu pilih open attribute table. Setelah itu

muncul jendela Table. Pilih table options lalu pilih add field. Pada jendela Add Field

terdapat kolom name yang berguna untuk memberi nama, kolom type yang berguna

untuk data tipe apa yang akan dimasukkan ke dalam tabel, lalu ada kolom field

properties, klik OK. Selanjutnya Start Editing, lalu buka kembali tabel dan isikan

atribut pada kolom. Apabila proses memasukkan data atribut pada tabel telah selesai,

pergi ke menu editor save dan stop editing.


63

2) Data Polygon (Batas Wilayah)

Data Polygon adalah data yang memberikan informasi tentang batas kelurahan

yang menjadi obyek penelitian. Langkah - langkah dalam mendigitasi data polygon

dapat dilihat dalam uraian sebagai berikut:

a. Sebelum melakukan digitasi hal yang perlu diperhatikan adalah membuat shapefile

atau feature class kosong yang akan menampung data hasil digitasi. Shapefile ini

dibuat melalui program ArcGIS. Carilah kolom Catalog yang ada di sebelah kanan

program ArcGIS, kemudian klik kanan pada tempat penyimpanan folder yang sudah

di koneksi dengan program ArcCatalog, lalu pilih New > Shapefile, ketikkan nama

Shapefile dan pilih tipe data yang sesuai di Feature Type. Setelah itu klik edit di bagian

bawah kotak Spatial Reference, klik select, pilih sistem koordinat yang diinginkan dan

klik OK.

b. Digitasi pada data polyline dimulai dengan mencari tombol editor pada toolbar

editor, lalu pilih start editing. Setelah itu cari shapefile yang akan di digitasi pada

kolom Create Feature. Klik tombol polygon untuk memulai digitasi. Zoom pada peta

RBI untuk menentukan daerah mana yang akan di digitasi. Dobel klik atau tekan F2

untuk mengakhiri proses digitasi. Lakukan langkah yang sama untuk obyek di tempat

lain yang terpisah. Jika telah selesai mendigitasi, simpan hasilnya dengan klik Editor

> Save Edits atau Stop Editing.

c. Proses berikutnya adalah melengkapi data atribut yang masuk dalam kategori

polygon

Untuk memulai proses melengkapi data atribut pada peta RBI yaitu dimulai

dengan klik kanan pada Shapefile (shp), lalu pilih open attribute table. Setelah itu

muncul jendela Table. Pilih table options lalu pilih add field. Pada jendela Add Field
64

terdapat kolom name yang berguna untuk memberi nama, kolom type yang berguna

untuk data tipe apa yang akan dimasukkan ke dalam tabel, lalu ada kolom field

properties, klik OK. Selanjutnya Start Editing, lalu buka kembali tabel dan isikan

atribut pada kolom. Apabila proses memasukkan data atribut pada tabel telah selesai,

pergi ke menu editor save dan stop editing.

3) Data Point (Tempat Umum)

Data point adalah data yang memberikan penjelasan/keterangan tentang tempat

umum di sekitar obyek penelitian. Langkah - langkah dalam mendigitasi data point

dapat dilihat dalam uraian sebagai berikut:

a. Sebelum melakukan digitasi hal yang perlu diperhatikan adalah membuat shapefile

atau feature class kosong yang akan menampung data hasil digitasi. Shapefile ini

dibuat melalui program ArcGIS. Carilah kolom Catalog yang ada di sebelah kanan

program ArcGIS, kemudian klik kanan pada tempat penyimpanan folder yang sudah

di koneksi dengan program ArcCatalog, lalu pilih New > Shapefile, ketikkan nama

Shapefile dan pilih tipe data yang sesuai di Feature Type. Setelah itu klik edit di bagian

bawah kotak Spatial Reference, klik select, pilih sistem koordinat yang diinginkan dan

klik OK.

b. Digitasi pada data point dimulai dengan mencari tombol editor pada toolbar editor,

lalu pilih start editing. Setelah itu cari shapefile yang akan di digitasi pada kolom

Create Feature. Klik tombol point untuk memulai digitasi. Zoom pada peta RBI untuk

menentukan daerah mana yang akan di digitasi. Dobel klik atau tekan F2 untuk

mengakhiri proses digitasi. Lakukan langkah yang sama untuk obyek di tempat lain

yang terpisah. Jika telah selesai mendigitasi, simpan hasilnya dengan klik Editor >

Save Edits atau Stop Editing.


65

c. Proses berikutnya adalah melengkapi data atribut yang masuk dalam kategori point.

4) Setelah semua proses digitasi selesai, proses terakhir dalam digitasi Peta RBI adalah

menggabungkan semua data menjadi satu pada peta tematik.

Anda mungkin juga menyukai