Anda di halaman 1dari 7

BATU BATA MERAH

Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Material Bangunan

Kelompok 4

1A-KGE

- Itsna Anisah Elviani 181111015

- Kethlin Zaneta 181111016

- Maya Rosmita 181111017

- M. Azmi Ghifari 181111018


JURUSAN TEKNIK SIPIL

PROGRAM STUDI D3-TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

TAHAP PRODUKSI BATU BATA MERAH

1. Tahap Penghalusan

Tanah merah yang sudah ada diangkat kemudian dimasukan ke dalam wadah
yang telah disediakan, sebelum dimasukan wadah tersebut diisi dengan air
terlebih dahulu, selanjutnya tanah dimasukan dan diinjak-injak sampai halus.

2. Tahap Percetakan

Tanah merah yang sudah dihaluskan akan membentuk tanah liat, setelah itu
dimasukan ke dalam tempat pencetakan (Forong) yang berukuran pang 10 cm dan
lebar 7 cm. Setelah dimasukan ke dalam cetakan dan dipadatkan dengan cara
ditekan, lalu rapikan permukaan corong menggunakan bambu, setelah itu dibagi
menjadi tiga bagian dengan cara dipotong dengan menggunakan benang boflang.

Selanjutnya keluarkan daei cetakan ke tempat yang telah disediakan.


Selanjutnya dikeringkan dengan cara menyusun batu bata yang telah diberi
sedikit jarak agar angin dapat masuk. Proses pengeringan juga bergantung dari
cuaca. Pengeringan dilakukan dengan cara menyusun bata dengan diberi celah.

3. Tahap Pembakaran

Pembakaran batu bata berlangsung di oven yang terbuat dari batu bata yang
direkatkan menggunakan tanah liat itu sendiri. Pembakaran menggunakan kayu
yang keras, seperti kayu mangga, kenari, dan lain-lain. Proses pembakaran
berlangsung selama 2 hari. Apabila tempat pembakaran kurang dari 4 meter bisa
menampung 6000 bata. Selanjutnya bata yang telah diuapkan hingga temperatur
suhu naik/tinggi, setelah itu didinginkan dan dikeluarkan.

SYARAT MUTU BATU BATA MERAH

SIFAT FISIK

1. Sifat Tampak

Batu merah pejal untuk pasangan dinding harus berbentuk prisma segi empat
panjang, mempunyai rusuk-rusuk yang siku, bidang-bidang datar yang rata dan
tidak menunjukan retak-retak.

2. Warna dan bentuk bata merah

Warna penampang belahan (patahan) dinyatakan merata saat sudah berwarna


kekuning-kuningan, kemerah-merahan, merah muda, merah tua dan sebagainya.
Bentuk bata merah dapat dikatakan baik dengan ketentuan bidang-bidang sisinya
harus datar, rusuk-rusuknya harus tajam, dan siku permukaannya harus rata dan
tidak terjadi keretakan.

3. Ukuran dan Toleransi (SNI-15-2094-2000)

Modul Tinggi Lebar Panjang

M-5a 65±2 92±2 190±4

M-5b 65±2 100±52 190±4

M-6a 52±3 110±2 230±5

M-6b 55±3 110±2 230±5

M-6c 70±3 110±2

M-6d 80±3 110±2 230±5

SII-0021-78

Modul Tinggi Lebar Panjang


M-5a 65 90 190

M-5b 65 140 190

M-6 55 110 230

4. Garam yang membahayakan

Garam yang mudah larut dan membahayakan serta yang dapat menyebabkan
terjadinya kerusakan struktural “Efforescence” pada permukaan bata adalah
magnesium sulfat (MgS04), natrium sulfat (Na2SO4), kalium sulfat (K2SO4), dengan
total kadar garam maksimum 1,0%.

SNI 15-2094-2000 tentang cara pengujian kandungan garam digunakan tidak


kurang dari 5 buah bata utuh. Tiap bata ditempatkan berdiri pada bidang datar, dalam
masing-masing bejana dituangakan air suling ± 250 ml. Bejana-bejana beserta
benda-benda uji dibiarkan dalam ruang yang mempunyai penggantian udara yang baik.
Hasil penglihatan dinyatakan sebagai berikut ini

a. Bila kurang dari 50% permukaan bata tertutupi oleh lapisan tipis berwarna
putih, karena pengkristalan garam-garam yang dapat larut.

b. Bila 50% atau lebih dari permukaan bata tertutup oleh lapisan putih yang agak
tebal karena pengkristalan garam-garam yang dapat larut, tetapi bagian-bagian
dari permukaan bata tidak menjadi bubuk atau terlepas.

c. Bila lebih dari 50% permukaan bata tertutup oleh lapisan putih yang tebal
karena pengkristalan gram-garam yang dapat larut dan bagian-bagian dari
permukaan bata menjadi bubuk atau terlepas. Bata dengan kandungan garam
yang tinggi secara langsung akan berpengaruh pada lekatan antara bata
dengan mortar pengisi, dimana dengan terganggunya lekatan antara bata
dan mortar pengisi akan menurunkan kualitas batu bata.

SIFAT MEKANIK

5. Kuat Tekan (SNI 15-2094-2000)


Kelas Kuat tekan rata-rata Koefesien variasi dari kuat
minimum dari 30 bata tekan rata-rata yang
yang diuji diuji %

Kg/cm2 (MPa)

50 50 (5) 22

100 100 (10) 15

150 150 (15) 15

SII-0021-78

Kelas Kuat tekan rata-rata dari Koefesien variasi yang


30 bata yang diuji di diizinkan dari ketentuan %
laboratorium

Kg/cm2 (MPa)

25 25 25

50 50 22

100 100 22

150 150 15

200 200 15

250 250 15

6. Penyerapan air

Daya serap terhadap air merupakan faktor penting karena merupakan salah
satu sifat batu bata yang sangat berpengaruh terhadap kekuatan suatu pekerjaan
batu bata. Daya serap batu bata dikontrol untuk mencegah kehilangan air dari
pada mortar yang sedang digunakan. Dampak dari air adukan terserap bata, maka
air adukan yang digunakan untuk proses pengerasan semen akan berkurang dan
kekuatan mortar akan turun. Secara keseluruhan dapat menimbulkan perbedaan
kekuatan serta retak-retak pada bangunan. Daya serap yang dipersyaratkan untuk
bata merah adalag 20gr/dm2/mnt. Apabila nilai daya serap lebih besar dari yang
disyaratkan, maka bata merah tersebut perlu direndam dalam air terlebih dahulu
sebelum dipasang.

Penyerapan air maksimum bata merah pejal untuk pasangan dinding adalah
20%.

Pengujian penyerapan bisa dihitung dengan rumus:

A B
F

Keterangan:

A = berat bata setelah perendaman (kg)

B = berat bata sebelum direndam (kg)

F = luas bidang batu bata yang terendam (cm)

7. Kerapatan Semu (apparent desnsity)

Kerapatan semu minimum bata merah pejal untuk pasangan dinding adalah
1,2gram/cm2.

Kerapatan semu (Qsch) dapat dihitung dengan Persamaan (1) dan persamaan
(2).

Qsch = gram/cm3 atau ………………(1)

Qsch = x dw gram/cm3……………... (2)

Dengan, Md: Berat kering oven (gram), b: Berat di dalam air (gram), c: Berat
setelah direndam (gram), Vsch: Volume batu bata (m3), dw: Kerapatan (density)
air 1,0.

8. Kadar air
Kadar air adalah perbandingan antara berat air yang terkandung dalam batu bata
dengan berat kering batu bata, dinyatakan dalam persentase. Kadar air (w)
didefinisikan dengan persamaan

W = x 100%

Dengan, Ww: Berat normal (gr), Ws : Berat kering (gr).

9. Berat jenis

Berat jenis di definisikan sebagai massa per satuan volume. Didefinisikan sebagai
berikut. Berat jenis (ρ) = = (gr/cm3)

Dengan, M: Massa normal (gr), V: Volume benda (cm3)

KLASIFIKASI

Menurut kuat tekan rata-rata terendah dibagi dalam 3 kelas, yaitu:

- Kelas 50

- Kelas 100

- Kelas 150

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

Kelebihan:

1. Keretakan relatif jarang terjadi

2. Kuat dan tahan lama

3. Penggunaan rangka beton pengakunya lebih luas, antara 9-12m2

Kekurangan

1. Waktu pemasangan lebih lama dibandingkan batako dan bahan dinding lainnya

2. Biaya pengeluaran lebih tinggi

Anda mungkin juga menyukai