Anda di halaman 1dari 48

PEDOMAN PELAYANAN KLINIS

KJ / UKP / PAN / YAN – 01

UPTD PUSKESMAS KEMBANG

TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pelayanan Klinis merupakan salah satu bagian dalam pelayanan kesehatan di
Puskesmas Kembang. Unit pelayanan klinis mempunyai tugas dan fungsi
menyelenggarakan kegiatan Pelayanan Non Rawat Inap dan Ruang Pelayanan Mampu
Bersalin di Puskesmas Kembang. Pelayanan klinis meliputi Upaya Kesehatan
Perorangan yang merupakan suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan
kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit,
pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan.
Pelayanan klinis merupakan pelayanan yang membutuhkan pengaturan dengan
cermat agar akses pelayanan dan assesmen pasien berjalan dengan baik. Alur
pelayanan pasien yang tertata rapi dan alur informasi tentang pelayanan pasien yang
terstandar melalui komunikasi yang baik antara semua tenaga kesehatan yang terlibat
dan komunikasi tenaga kesehatan dengan pasien / keluarga pasien.
Sesuai dengan standar penyelenggaraan dan pelayanan Puskesmas, pelayanan klinis
pada Puskesmas Kembang hanya menyelenggarakan Upaya Kesehatan Perorangan
tingkat pertama dan dilaksanakan secara terintegrasi dan berkesinambungan.

B. TUJUAN
Tujuan Pelayanan Klinis terbagi menjadi 2 yaitu :
1. Tujuan umum
Sebagai acuan untuk penyelenggaraan pelayanan Pasien Non Rawat Inap dan
Ruang Bersalin di Puskesmas Kembang agar tercipta pelayanan yang mudah
diakses, terkoordinasi dengan baik, terstandar dalam mutu pelayanan dan
keselamatan pasien, terintegrasi serta berkesinambungan.
2. Tujuan khusus
a. Memberikan pelayanan yang bermutu dan berkualitas.
b. Memberikan pelayanan yang cepat, tepat dan terstandarisasi sesuai dengan
standard
c. Memberikan layanan yang mengutamakan kepuasan dan keselamatan pasien
demi terciptanya pelayanan yang berkesinambungan.
d. Terciptanya pelayanan yang mengutamakan kepuasan pelanggan.
C. SASARAN
Sasaran pedoman ini mencakup :
a. Dokter Umum.
b. Dokter Gigi
c. Perawat Umum
d. Perawat Gigi
e. Bidan
f. Petugas Gizi
g. Ahli Teknologi Laboratorium Medik
h. Petugas Sanitasi
i. Petugas Farmasi
j. Sopir Ambulan
k. Petugas Rekam Medik

D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pelayanan klinis di Puskesmas Kembang adalah sebagai berikut
1. Pelayanan Administrasi di Pendaftaran
2. Pelayanan BPJS
3. Non Rawat Inap
4. Ruang Pelayanan Mampu Bersalin

E. BATASAN OPERASIONAL
Pelayanan klinis terdiri dari:
1. Pelayanan Administrasi di Pendaftaran
2. Pelayanan BPJS
3. Pelayanan Non Rawat Inap meliputi:
a. Pelayanan Umum yang terdiri dari :
1) Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan Umum dan Lansia
2) Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan Anak
3) Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut
4) Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan Ibu dan KB serta calon pengantin
5) Pelayanan Gawat Darurat
6) Pelayanan Konsultasi Gizi dan Sanitasi
7) Pelayanan Konsultasi Tumbuh Kembang & Kesehatan Reproduksi Remaja
8) Pelayanan Konsultasi HIV / AIDS dan penyakit Kusta
9) Pelayanan Konsultasi dan Pengobatan TB Paru
10) Pelayanan Gadar Bencana
11) Pelayanan Mampu Bersalin

b. Pelayanan Penunjang yang terdiri dari :


1) Pelayanan Farmasi
2) Pelayanan Laboratorium
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA

No Jenis Tenaga Pendidikan Sertifikasi Jumlah

1 PJ UKP S1 Kedokteran - S1 Kedokteran 1

2 Koordinator Layanan S1 Kesehatan/ - S1 Kedokteran 2


D3 Kesehatan - S1 Kesehatan 1
- D3 Kesehatan 1
- D3 Administrasi 1
Bidan - D4 3

3 Dokter umum S1 Kedokteran - S1 Kedokteran 6

4 Dokter gigi S1 Kedokteran -S1 Kedokteran Gigi 1


Gigi
5 Perawat Madya S1 - S1 Keperawatan 1

5 Perawat Pelaksana D3 - D3 Keperawatan 8


Keperawatan
6 Perawat Gigi SPRG - SPRG 1

7 Bidan Pelaksana D4 Kebidanan - D4 Kebidanan 12


D3 Kebidanan - D3 Kebidanan 11
8 Petugas Gizi S1 Gizi - S1 Gizi 1

9 Petugas Pendaftaran dan D3 Rekam - D3 Rekam Medik 2


Rekam Medik Medik
10. Petugas Farmasi S1 Apoteker - S1 Apoteker 1
- Tenaga Teknis
Kefarmasian 1

11. Petugas Laboratorium D3 Analis - D3 Analis 2


Kesehatan Kesehatan
12. Tenaga IT Sarjana Sarjana komputer 1
Komputer
13. Sopir Ambulan SMA / sederajat SMA / sederajat 1
14. Petugas kebersihan SMA / sederajat SMA / sederajat 2
15. Penjaga Malam SMP / sederajat SMP 1

RUANG PELAYANAN MAMPU BERSALIN


1 Bidan Penanggungjawab D4 Kebidanan - D4 Kebidanan
1
2 Bidan Pelaksana D4 Kebidanan - D3 Kebidanan 4

B. JADWAL DINAS

Nama Jabatan Waktu Kerja Jam Jumlah


PJ UKP Senin - Kamis Pk.07.30 – 14.00 wib 1
Jumat Pk.07.30 – 11.00 wib
Sabtu Pk. 07.30 – 12.00 wib
Koordinator Layanan Senin-Kamis Pk.07.30 – 14.00 wib 7
Jumat Pk.07.30 – 11.00 wib
Sabtu Pk. 07.30 – 12.00 wib
Dokter Umum Senin-Kamis Pk.07.30 – 14.00 wib 5
Jumat Pk.07.30 – 11.0 wib
Sabtu Pk.07.30 – 12.00 wib

Dokter Gigi Senin-Kamis Pk.07.30 – 14.00 wib 1


Jumat Pk.07.30 – 11.00 wib
Sabtu Pk. 07.30 – 12.00 wib
Perawat Pelaksana Senin-Kamis Pk.07.30 – 14.00 wib 9
Jumat Pk.07.30 – 11.00 wib
Sabtu Pk. 07.30 – 12.00 wib

Bidan Pelaksana Senin-Kamis Pk.07.30 – 14.00 wib 11


Jumat Pk.07.30 – 11.00 wib
Sabtu Pk. 07.30 – 12.00 wib
Perawat Gigi Senin-Kamis Pk.07.30 – 12.00 wib 1
Jumat Pk.07.30 – 11.00 wib
Sabtu Pk. 07.30 – 12.00 wib

RUANG PELAYANAN MAMPU BERSALIN


Nama Jabatan Waktu Kerja Jam Jumlah
Dokter Senin-Kamis Pk.07.30 – 14.00 wib 1
Penanggungjawab Jumat Pk.07.30 – 11.00 wib
Sabtu Pk. 07.30 – 12.30 wib

Dokter Pelaksana harian Senin-Kamis Pk.07.30 – 14.00 wib 1


Jumat Pk.07.30 – 11.00 wib
Sabtu Pk. 07.30 – 12.30 wib
Bidan Senin-Kamis Pk.07.30 – 14.00 wib 1
Penanggungjawab Jumat Pk.07.30 – 11.00 wib
Sabtu Pk. 07.30 – 12.30 wib

Bidan Pelaksana Senin-Kamis Pk.07.00 – 14.00 wib 1


Jumat Pk.07.30 – 11.00 wib
Sabtu Pk.07.30 – 12.30 wib
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANGAN
Denah ruangan Pelayanan Klinis

B. STANDAR FASILITAS
1. Kondisi Bangunan Dan Prasarana fisik

No. JENIS KELENGKAPAN KETERANGAN


1 Gedung Non rawat inap 1 lantai
Ruang mampu bersalin terletak belakang - sebelah
kanan gedung utama
Aula terletak di belakang gedung utama
Ruang Promkes terletak di belakang gedung utama,
bersebelahan dengan aula
Jendela-jendela cukup banyak tetapi karena
2 Ventilasi
ruangan ber AC, hampir tidak pernah dibuka.
3 Penerangan (Lampu) Pencahayaan dengan cahaya matahari ditambah
lampu ruangan.
4 Air Mengalir Bersih Disetiap unit ada wastafel, yang digunakan untuk
cuci tangan dengan air mengalir
5 Daya Listrik Beberapa alat medis memberi risiko kebakaran,
tersengat listrik dan terkena petir.
6 Tata Ruang - Pelayanan Kesehatan Umum & Lansia berada
di gedung utama
- Pelayanan Penunjang berada di gedung utama
- Pelayanan Kesehatan Ibu & KB berada di
gedung utama
- Pelayanan Kesehatan Gawat Darurat berada di
gedung utama bagian depan
- Pelayanan Kesehatan Anak berada di gedung
utama
- Pelayanan Konsultasi Gizi berada di gedung
utama
- Ruang Pelayanan Mampu Bersalin di belakang
gedung utama
- Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut berada di
gedung utama
- Pelayanan Konsultasi Sanitasi berada di gedung
utama
- Pelayanan Konsultasi Kesehatan Reproduksi
Remaja dan Tumbuh Kembang berada di
gedung utama
- Pelayanan Konsultasi HIV/AIDS & Kusta berada
di gedung utama
- Pelayanan Konsultasi & Pengobatan TB berada
di gedung utama
- Pelayanan administrasi berada di gedung utama
- Pelayanan laboratorium berada di gedung
utama
- Pelayanan farmasi berada di gedung utama

2. Jenis Peralatan
a. Alat Medis
No. JENIS KELENGKAPAN JUMLAH
1. Elektrokardiografi 1
2. Tempat tidur bersalin 3
4. Otoskop 1
5. Dental Unit 1
6. Cold Chain 18
7. Tensimeter 12
8. Sterilisator 4
9. Nebulizer 1
10. Infant Warmer 0
11. Doppler 2
12. Stetoskop 12
13. Kulkas vaksin 2
14. Light Cure 2
15. Bed Gynekologi 1
16. Tempat tidur RPKGD 3
17. Tempat tidur RPMB 2

b. Alat non medis


No. JENIS KELENGKAPAN JUMLAH
1. Telephone 12
2. AC 11
3. Kipas angin 2
5. TV 1
6. Kursi ruang tunggu 10
7. Komputer 15
8. Printer 12
9. Genset 1
10 Kursi karyawan 60
11. Filing kabinet 5
12. Apar 4
13. Meja tulis 30
15. Kulkas 4
16. Lemari obat 5
17. Lemari kaca, kayu 6
18. Lemari arsip 3
19. Loker 0

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan
Proses pelayanan klinis di Puskesmas Kembang mencakup proses pendaftaran
sampai pasien pulang dan mendapatkan pengobatan baik untuk pasien rawat jalan dan
ruang pelayanan mampu bersalin. Pelayanan hanya terbatas pada pelayanan
kesehatan tingkat pertama. Jika Puskesmas tidak mampu melakukan pelayanan
ataupun pasien memerlukan tindakan pengobatan yang lebih kompleks, maka akan
dilakukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi sesuai dengan peraturan yang
berlaku.

B. Metode
Non rawat inap
Pasien yang baru pertama kali maupun yang sudah pernah berobat ke
Puskesmas Kembang untuk berobat ke dokter yang dituju atau petugas kesehatan
lainnya, harus mendaftar ke bagian pendaftaran. Setelah itu pasien bisa menunggu
di depan ruangan pelayanan yang dituju untuk menantikan panggilan sesuai urutan
yang ada di ruangan pelayanan tersebut, apabila ada pasien yang kondisinya lemah
/ gawat darurat (memerlukan tindakan segera) atau pasien dengan kebutuhan
khusus dan tidak memungkinkan menunggu di depan unit pelayanan, pasien
didahulukan tanpa menunggu nomor antrian dibantu oleh petugas atau satpam,
untuk dilakukan tindakan. Setelah itu pasien diperiksa di ruang pelayanan yang
dituju dan mendapatkan resep, pasien / keluarga dianjurkan ke kasir dan
selanjutnya ke ruang pelayanan farmasi.

C. Langkah Kegiatan
Alur pelayanan pasien tiap unit pelayanan:
Pelayanan Non Rawat Inap
Pasien datang yang memerlukan pelayanan di pelayanan non rawat inap,
setelah menyelesaikan pendaftaran bisa langsung menuju unit terkait dan
menunggu di depan unit pelayanan tersebut, perawat umum, perawat gigi atau
bidan akan memanggil pasien sesuai nomor urut yang ada, apabila waktu dipanggil
pasien tidak ada, akan dipanggil urutan yang di bawahnya, perawat, perawat gigi
atau bidan melakukan identifikasi (nama dan tanggal lahir pasien) dan pemeriksaan
fisik pasien. Kemudian dokter, dokter gigi atau bidan akan memeriksa pasien.
Apabila memerlukan tindakan dan pasien tidak memiliki jaminan kesehatan, maka
pasien diharapkan membayar terlebih dahulu ke kasir untuk tindakan yang akan
dilakukan, kemudian kembali lagi ke unit semula dengan membawa bukti
pembayaran yang sudah distempel “Lunas”. Kemudian dokter / dokter gigi
memberikan resep untuk mendapatkan obat di ruang pelayanan farmasi. Untuk
kasus-kasus yang memerlukan penanganan lebih lanjut dilakukan rujukan ke rumah
sakit.

1. Pelayanan Mampu Bersalin


Pasien datang yang memerlukan pelayanan di ruang bersalin langsung masuk
ruang observasi, kemudian dilakukan pengkajian awal dan pemeriksaan tanda-
tanda vital, jika diperlukan maka dilakukan pemeriksaan dalam (vaginal touche)
dengan hasil sebagai berikut :
a. Apabila belum ada pembukaan pasien boleh pulang dengan catatan diminta
datang kembali jika ada tanda-tanda persalinan.
b. Apabila masih dalam fase laten maupun sudah memasuki fase aktif, pasien
dirawat di ruang persalinan.
Enam jam setelah persalinan, jika keadaan ibu dan bayi baik dan dalam batas
normal, pasien diijinkan pulang atas persetujuan dokter, dengan observasi
selanjutnya dialihkan kepada bidan desa di mana pasien bertempat tinggal. Untuk
kasus-kasus yang tidak mampu ditangani di ruang bersalin maka dilakukan rujukan
ke PONED atau ke rumah sakit.

2. Pelayanan Unit Penunjang


Setelah pasien melalui proses pendaftaran dan mendapat rekomendasi dokter
/ dokter gigi untuk melakukan pemeriksaan di unit penunjang, pasien menyerahkan
surat rekomendasi pemeriksaan dari dokter lalu menunggu di depan unit tersebut.
Petugas unit penunjang akan memanggil pasien sesuai urutan surat rekomendasi
yang terlebih dahulu masuk dan melakukan pemeriksaan terkait, lalu pasien diminta
menunggu kembali. Hasil pemeriksaan diserahkan kepada pasien untuk kemudian
diserahkan kembali ke dokter pengirim. Untuk pasien RPGD atau RPMB yang tidak
memungkinkan berjalan ke unit penunjang maka petugas unit akan datang ke
ruangan mengambil sample yang diperlukan, melakukan pemeriksaan di unit dan
menyerahkan hasilnya ke dokter pengirim.
BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan barang – barang logistik Unit Pelayanan Klinis tersebut adalah terdiri dari :
sarana medis dan non medis. Pengelolaan keduanya meliputi alur, perencanaan,
permintaan / pengadaan, penggunaan, dan pencatatan / inventarisasi.
A. PERENCANAAN
Petugas unit pelayanan mendata kebutuhan Alkes, obat – obatan, ATK yang akan
dipakai dan mengajukan kebutuhan tersebut ke bagian pengadaan, rencana kebutuhan
berdasarkan pemakaian harian yang terpakai ditambah 10 % untuk persediaan (Buffer
Stock).

B. PERMINTAAN DAN PENGADAAN


Permintaan Alkes dilakukan berdasarkan rencana program yang telah diajukan di
masing-masing unit. Untuk alat-alat yang penggunaannya bersifat kontinue seperti
tensi, termometer, apabila terjadi kerusakan maka akan dilakukan permintaan secara
insidentil.

C. MONITORING DAN EVALUASI


1. Penyimpanan
a. Penyimpanan obat-obatan dilakukan sebagai berikut :
1) Obat-obatan disimpan di gudang obat dan diberi label sesuai dengan
metoda FIFO dan FEFO
2) Obat – obat yang penyimpanannya memerlukan suhu kamar (<25 0),
diletakkan di dalam ruangan yang tidak melebihi batas suhu kamar.
3) Obat–obat yang penyimpanannya memerlukan suhu tertentu (<100)
diletakkan di kulkas.
4) Khusus untuk High alert medication disimpan pada kotak tersendiri,
diberikan stiker high alert pada kotak penyimpanannya.
b. Peralatan medik
Pemenuhan sarana medik seperti tensimeter, termometer, stetoskop
dikendalikan dengan ceklist. Apabila terjadi kerusakan maka dilaporkan ke
penanggungjawab unit untuk dimintakan ganti atau diperbaiki. Pengajuan
kalibrasi untuk alat-alat medis diajukan setiap setahun sekali, sedangkan untuk
sarana penunjang medis disesuaikan dengan kebutuhan alat yang dipakai.

D. SARANA PENUNJANG NON MEDIK


Pada prinsipnya hampir sama dengan permintaan sarana medis.
1. Logistik non medik
Permintaan logistik non medik ke Bagian pengadaan Puskesmas Kembang
meliputi : alat tulis kantor (ATK), bahan rumah tangga ( kantong plastik, isi staples,
baterai, dll.). Formulir kebutuhan administrasi ( surat keterangan dokter, formulir
permintaan barang, formulir perbaikan barang, form keterangan lahir dll.).
Permintaan dengan formulir permintaan yang sudah dicetak, ditanda tangani
Penanggungjawab unit terkait dan dimintakan ke bagian pengadaan setiap awal
bulan berjalan.
2. Komputer dan sarananya
Pengadaan kebutuhan komputer dan sarananya diminta ke bagian
pengadaan Puskesmas Kembang dengan formulir permintaan, diketahui oleh
penanggungjawab unit.
Penyimpanan dan penggunaanya digunakan sebagai rekam medis online dan
sarana P-Care secara online pasien-pasien BPJS.

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. SASARAN KESELAMATAN PASIEN


Keselamatan pasien merupakan prioritas utama. Di unit Pelayanan Klinis Puskesmas
Kembang, program ini mendapat perhatian khusus, adapun sasaran keselamatan
pasien meliputi :
NO SASARAN DAN INDIKATOR UNIT STANDAR
1. Ketepatan Identifikasi Pasien Semua Unit 100%

 Tidak terjadi kesalahan identifikasi pasien


2 Peningkatan komunikasi yang efektif RPGD 100 %

 Kelengkapan buku komunikasi rujukan


ambulans di RPGD
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu RPF 100 %
diwaspadai

 Pemberian label pada obat LASA


 Pemberian label pada obat high alert
 Pemberian label kadaluarsa pada obat di Gudang Farmasi 100%
gudang farmasi
4 Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat RPKGM 100 %
pasien operasi

 Ketepatan Lokasi Pencabutan Gigi di


RPKGM
5 Pengurangan resiko infeksi akibat pelayanan Ruang tindakan 100 %
kesehatan
RPKIBU & KB 100%
 Kepatuhan Tenaga Kesehatan Melakukan
Cuci Tangan Higienis RPGD 100%

RPKGM 100%

RPL 100%

RPMB 100%

6 Pengurangan resiko cedera pasien akibat Semua Unit 100 %


terjatuh

 Tidak ada pasien yang terjatuh dan atau


cidera akibat terjatuh

Cara Pengukuran Indikator Sasaran Sasaran Keselamatan Pasien

1. Ketepatan Identifikasi Pasien


Tidak terjadi kesalahan identifikasi pasien

Semua petugas unit melakukan identifikasi pasien dengan benar dengan mencocokkan
nama lengkap dan tanggal lahir pasien

Formula Rumus:
Jumlah pasien yang diidentifikasi dengan benar X 100 % = %

Jumlah seluruh pasien

2. Peningkatan Komunikasi yang Efektif


Kelengkapan buku komunikasi rujukan ambulans di RPGD

Formula Rumus:

Jumlah rujukan ambulans di RPGD yang memiliki komunikasi lengkapX100%= %

Jumlah seluruh rujukan ambulans di RPGD

3. Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu Diwaspadai


a. Pemberian Label pada Obat LASA
Petugas unit melakukan pemberian label pada obat LASA di RPF

Formula Rumus:

Jumlah obat LASA yang diberi label x 100 % = %

Jumlah seluruh obat LASA

b. Pemberian Label pada Obat High Alert


Petugas unit melakukan pemberian label pada obat High Alert di apotek

Formula Rumus:

Jumlah obat high alert yang diberi label x 100 % = %

Jumlah seluruh obat high alert

c. Pemberian Label Kadaluarsa pada Obat di Gudang Farmasi


Petugas unit melakukan pemberian label tahun kadaluarsa pada obat di gudang
farmasi

Formula Rumus:

Jumlah obat di gudang farmasi yang diberi label x 100 % = %

Jumlah obat di gudang farmasi


4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
Ketepatan Lokasi Pencabutan Gigi di RPKGM

Ketepatan lokasi pencabutan gigi di RPKGM adalah elemen gigi yang dilakukan
pencabutan sesuai dengan elemen gigi yang terdiagnosa akan dicabut

Formula Rumus:

Jumlah elemen gigi yang dicabut sesuai dengan diagnosa x 100 % = %

Jumlah elemen gigi yang terdiagnosa akan dicabut

5. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan


Kepatuhan Tenaga Kesehatan Melakukan Cuci Tangan Higienis

Kepatuhan tenaga kesehatan melakukan cuci tangan higienis 6 langkah sesuai


dengan 5 momen cuci tangan

Unit : RPGD, RPKIBU & KB, RPMB, RPKGM, RPL

Formula Rumus:

Jumlah tenaga kesehatan yang patuh melakukan cuci tangan x 100 % = %

Jumlah tenaga kesehatan yang ada di unit terkait

6. Pengurangan risiko cedera pasien akibat terjatuh


Tidak ada pasien yang terjatuh dan atau cidera akibat terjatuh

Semua pasien di Puskesmas Kembang tidak ada yang terjatuh dan atau cidera akibat
terjatuh

Formula Rumus:

Jumlah pasien yang tidak terjatuh dan atau cidera akibat terjatuh X 100 % = %

Jumlah seluruh pasien

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. PENANGANAN KECELAKAAN KERJA


Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi sejak karyawan berangkat dari
rumah ke tempat kerja, kejadian di tempat kerja, dan dalam perjalanan dari tempat
kerja ke rumah. Bila terjadi kecelakaan kerja, karyawan bersangkutan melaporkan
kepada kepala unit kerja untuk seterusnya dilaporkan kepada bagian SDM paling
lambat dalam waktu 2x24 jam. Penanganan kecelakaan akibat kerja dilakukan di
RPGD Puskemas Kembang. Apabila kecelakaan kerja terjadi di luar area Puskesmas
Kembang, maka penanganan dapat dilakukan di fasilitas kesehatan terdekat untuk
selanjutnya ditangani atau di rujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi.

B. PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI ( APD )


1. Sarung tangan bersih
- Memakai sarung tangan bersih/non steril pada saat menyentuh darah, cairan
tubuh dan peralatan yang terkontaminasi dan saat menangani peralatan yang
habis dipakai.
- Ganti sarung tangan diantara prosedur pada pasien yang sama.
- Melepaskan sarung tangan segera setelah dipakai, sebelum menyentuh
peralatan atau permukaan lingkungan yang tidak terkontaminasi dan sebelum ke
pasien berikutnya.
2. Sarung tangan Steril
Menggunakan sarung tangan steril meminimalkan penularan penyakit serta
mempertahankan lingkungan bebas infeksi.
Tujuan :
 Mengurangi resiko petugas terkena infeksi bakterian dari pasien
 Mengurangi kontaminasi tangan petugas dengan mikroorganisme yang dapat
berpindah dari satu pasien ke pasien yang lainnya
 Mencegah penularan flora kulit petugas pada pasien
3. Sarung tangan Rumah tangga
Sarung tangan Rumah Tangga dipakai oleh petugas kebersihan pada saat
membersihkan ruangan pelayanan.
4. Apron
Apron yang digunakan pada saat melakukan pelayanan dan tindakan di RPMB .
5. Pelindung wajah
Pelindung wajah digunakan pada saat melakukan tindakan di RPKGM dan RPMB.
6. Masker
Masker digunakan hampir pada seluruh unit pelayanan klinis.
7. Sepatu boot
Sepatu boot digunakan di RPMB pada saat menolong persalinan
8. Jas Laboratorium
Digunakan di laboratorium saat melakukan tindakan
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Mutu pelayanan harus memiliki standart yang jelas, artinya setiap jenis pelayanan
haruslah mempunyai indikator dan standarnya. Dengan demikian pengguna jasa dapat
membedakan pelayanan yang baik dan tidak baik melalui indikator dan standar yang sudah
ditetapkan.
Berikut ini adalah standar pengendalian mutu dari Unit Pelayanan Klinis
A. KALIBRASI ALAT
Sesuai dengan peraturan yang berlaku maka semua peralatan medis harus
dilakukan kalibrasi sekurang-kurangnya sekali setahun. Begitu juga untuk alat-alat
penunjang pelayanan di unit pelayanan harus dilakukan sesuai dengan program
maintenance alat yang sudah ditetapkan.
Peralatan di unit pelayanan klinis Puskesmas Kembang dilakukan :
1. Kalibrasi sekali dalam satu tahun untuk alat penunjang medis di unit pelayanan.
2. Program kalibrasi dilakukan oleh pihak ketiga diajukan oleh unit pelayanan mengikuti
jadwal dari bagian pemeliharaan dan untuk pelaksanaan kalibrasi didampingi oleh
bagian Pemeliharaan Puskesmas Kembang.
3. Usulan dari unit pelayanan melalui bagian pengadaan .
4. Setelah proses kalibrasi dilakukan, didokumentasikan dengan :
a. Mengisi cek list QC harian.
b. Menyimpan hasil kalibrasi/Uji kesesuaian alat di masing masing file alat

B. PREVENTIVE MAINTENANCE
Preventive Maintenance adalah Pemeriksaan dan Pemeliharaan kondisi alat yang
dilakukan secara berkala dan telah dijadwalkan sebagai upaya pencegahan dan
menjamin supaya peralatan unit pelayanan bisa berjalan dengan baik diperlukan
perawatan rutin termasuk kebersihan alat.
Preventive Maintenance pada perlengkapan alat tensi, stetoskop, timbangan BB,
nebulizer, dental unit, dan alat-alat penunjang medis
1. Kebersihan Setelah Pemakaian Peralatan dilakukan pemeliharaan harian
a. Bersihkan dari debu
b. Cairan yang tumpah dari pasien karena akan membuat peralatan menjadi cepat
berkarat, kotor dan cepat rusak
c. Melakukan pemanasan alat sebelum alat dipakai
d. Mengecek suhu dan kelembaban agar optimal untuk operasional alat

2. Pelumasan
Bagian-bagian yang bergerak perlu diberi pelumas seperti roda gigi serta roda
penggerak lainnya. Bahan pelumas harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik.
Hal ini berkoordinasi dengan bagian teknisi.
a. Pemeriksaan Fungsi Peralatan
Pastikan semua peralatan berfungsi dengan baik, sesuai dengan batas toleransi
yang diizinkan.
b. Dilakukan perbaikan jika alat terjadi gangguan / kerusakan
c. Setelah proses perbaikan dilakukan, didokumentasikan dengan :
- Mengisi cek list QC harian.

C. CORRECTIVE MAINTENANCE
Corrective Maintenance adalah adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk
memperbaiki peralatan unit pelayanan jika ada kerusakan termasuk penyetelan dan
perbaikan yang telah berhenti sehingga alat bisa dipakai kembali.
Jika ada kerusakan peralatan yang ringan, maka petugas akan menghubungi teknisi,
dan ketika terjadi kerusakan berat, maka petugas akan langsung menghubungi
vendor.

1. Trouble shooting
Dimulai dari analisa laporan kerusakan, oleh sebab itu laporan harus dibuat sesuai
dengan kronologi kejadian kerusakan, sehingga pekerjaan perbaikan menjadi lebih
terarah dan lebih cepat diatasi.
Jika alat tidak dapat berfungsi yang perlu dilakukan adalah
a. Cek kelistrikan
b. Hidupkan alat
c. Restart alat
d. Cek fungsi tombol
e. Jika fungsi tombol tidak bisa, hubungi teknisi
2. Penggantian suku cadang
Jika diperlukan penggantian suku cadang sangat dianjurkan menggunakan suku
cadang asli dari pabrik lewat vendor
3. Readjustment
Setelah dilakukan perbaikan peralatan berfungsi seperti sedia kala, harus dilakukan
readjustment agar tidak terjadi penyimpangan pada out put alat.
4. Uji fungsi
Sebelum peralatan digunakan dengan pasien, uji fungsi harus dilakukan setiap hari
untuk memastikan bahwa peralatan telah benar-benar kembali berfungsi dengan
baik.
Pengujian alat meliputi :
a. Alat baru – Acceptence test
b. Maintenace – Periodic Test
c. Perbaikan – Corrective
Setelah dilakukan uji fungsi maka didokumentasikan dengan:
- Mengisi cek list QC harian.

D. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KARYAWAN


A. Program orientasi dan pelatihan dilakukan pada seluruh karyawan yang baru masuk
ke unit Pelayanan Klinis, adapun materinya meliputi :
1. Orientasi Umum :
Materi yang diberikan meliputi :
Materi umum
a. Administrasi Personalia
b. Penggajian
2. Orientasi Khusus
Materi yang diberikan meliputi :
a. Orientasi pekerjaan rutin :
1) Falsafah tujuan unit pelayanan klinis
2) Visi, Misi, Moto Puskesmas Kecamatan Koja
3) Struktur Organisasi struktural dan fungsional
4) Administrasi pelayanan
5) Pemeriksaan fisik
6) Pelayanan pemeriksaan penunjang medis
7) Pelayanan bedah minor
b. Orientasi keselamatan pasien
c. Orientasi dan pelatihan prosedur penggunaan alat baru

B. Melaksanakan kontrol mutu untuk pelayanan klinis dengan indikator mutu yang
ditetapkan dalam waktu tertentu.

1. RUANG PELAYANAN GAWAT DARURAT


a. Dilakukannya TRIAGE di RPGD
Judul Pelaksanaan TRIAGE di RPGD

Ruang Lingkup Assasment pasien

Dimensi Mutu Efektifitas dan Keselamatan pasien

Tipe Indikator Struktur Proses V Hasil

Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang efektif di RPGD


dan mampu menangani pasien sesuai dengan
kegawatan dan kedaruratannya.

Definisi operasional Triage adalah usaha penilaian korban sebelum


ditangani berdasarkan tingkat kegawatdaruratan,
trauma atau penyakit dengan mempertimbangkan
prioritas penanganan dan sumber daya yang ada

Frekuensi pengumpulan Tiap 3 bulan sekali


data

Periode analisa Tiap 6 bulan sekali

Numerator Jumlah komulatif pengisian triage di lembar


rekam medik RPGD

Denominator Jumlah kumulatif lembar RPGD yang di


sampling ( Jumlah minimal 50)

Sumber Data Sample

Standar 100 %
Penanggung Jawab PJ RPGD

b. Respon time pelayanan di RPGD ≤ 5’


Judul Respontime pelayanan di RPGD ≤ 5’

Ruang Lingkup Pencegahan dan pengendalian dari kejadian yang


dapat menimbulkan masalah bagi keselamatan
pasien,keluarga pasien dan staf

Dimensi Mutu Efektifitas dan Keselamatan

Tipe Indikator Struktur Proses V Hasil

Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang cepat, responsif


dan mampu menyelamatkan pasien gawat darurat.

Definisi operasional Kecepatan pelayanan di RPGD adalah kecepatan


pasien dilayani sejak pasien datang sampai
mendapat pelayanan petugas RPGD ( 5 ‘)

Frekuensi pengumpulan Tiap 3 bulan sekali


data

Periode analisa Tiap 6 bulan sekali

Numerator Jumlah kumulatif waktu yang diperlukan sejak


kedatangan semua pasien yang di sampling secara
acak sampai dilayani petugas
Denominator Jumlah seluruh pasien RPGD yang di sampling (
Jumlah minimal 50)

Sumber Data Sample

Standar ≤ 5 menit terlayani setelah pasien datang

Penanggung Jawab PJ RPGD

c. Kelengkapan Inform Concent setelah mendapatkan informasi yang jelas


Judul Kelengkapan Inform Concent setelah
mendapatkan informasi yang jelas

Ruang Lingkup Ketersediaan isi dan penggunaan catatan medik

Dimensi Mutu Keselamatan

Tipe Indikator Struktur Proses V Hasil

Tujuan Tergambarnya tanggung jawab dokter untuk


memberikan informasi kepada pasien dan
mendapat persetujuan dari pasien akan tindakan
medik yang dilakukan

Definisi operasional Inform concent adalah persetujuan yang diberikan


pasien/keluarga pasien atas dasar penjelasan
mengenai tindakan medik yang akan dilakukan
terhadap pasien tersebut
Frekuensi pengumpulan Tiap 3 bulan sekali
data

Periode analisa Tiap 6 bulan sekali

Numerator Jumlah pasien yang mendapat tindakan medik


yang di survei yang mendapat informasi lengkap
sebelum memberikan persetujuan tindakan medis
dalam 1 bulan

Denominator Jumlah pasien yang mendapat tindakan medik


yang di survei dalam 1 bulan

Sumber Data Survei

Standar 100 %

Penanggung Jawab PJ RPGD

2. PELAYANAN KESEHATAN UMUM DAN LANSIA


a. Waktu tunggu di ruang pelayanan kesehatan umum dan lansia
Judul Waktu tunggu di RPKU dan lansia

Ruang Lingkup Harapan kepuasan pasien dan keluarga

Dimensi Mutu Akses

Tipe Indikator Struktur Proses V Hasil


Tujuan Tersedianya pelayanan kesehatan umum dan
lansia pada hari kerja di puskesmas yang mudah
dan cepat di akses oleh pasien.

Definisi operasional Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan


mulai pasien mendaftar sampai dilayani oleh
petugas.

Frekuensi pengumpulan Tiap 3 bulan sekali


data

Periode analisa Tiap 6 bulan sekali

Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu pasien ruang


pelayanan kesehatan umum dan lansia yang di
survei

Denominator Jumlah seluruh pasien ruang pelayanan


kesehatan umum dan lansia yang di survei

Sumber Data Survei pasien ruang pelayanan kesehatan umum


dan lansia

Standar ≤ 60 menit

Penanggung Jawab PJ RPKU dan lansia

b. Kelengkapan pengkajian awal klinis ruang pelayanan kesehatan umum dan lansia
Judul Kelengkapan pengkajian awal klinis ruang
pelayanan kesehatan umum dan lansia

Ruang Lingkup Assasment pasien

Dimensi Mutu Keselamatan pasien

Tipe Indikator Struktur Proses V Hasil


v
Tujuan Tergambarnya pemahaman dan kedisiplinan
petugas dalam melakukan pengkajian pada
pasien.

Definisi operasional Proses yang terus menerus dan dinamis yang


digunakan untuk megumpulkan informasi dari
data keadaan fisik, psikologis dan riwayat
kesehatan sebagai bahan analisis informasi dan
data termasuk hasil laboratorium dan radiologi.

Frekuensi pengumpulan Tiap 3 bulan sekali


data

Periode analisa Tiap 6 bulan sekali

Numerator Jumlah pasien ruang pelayanan kesehatan umum


dan lansia yang di survei - Jumlah pengkajian awal
yang tidak lengkap yang di survei.

Denominator Jumlah seluruh pasien ruang pelayanan


kesehatan umum dan lansia yang di survei

Sumber Data Survei pasien ruang pelayanan kesehatan umum


dan lansia

Standar 80 %

Penanggung Jawab PJ RPKU dan lansia

3. PELAYANANAN DI RUANG PELAYANAN ANAK


a. Kelengkapan pengkajian awal klinis
Judul Kelengkapan pengkajian awal klinis di ruang
pelayanan kesehatan anak

Ruang Lingkup Assasment pasien

Dimensi Mutu Keselamatan pasien

Tipe Indikator Struktur Proses V Hasil


v

Tujuan Tergambarnya pemahaman dan kedisiplinan


petugas dalam melakukan pengkajian pada
pasien.

Definisi operasional Proses yang terus menerus dan dinamis yang


digunakan untuk megumpulkan informasi dari
data keadaan fisik, psikologis dan riwayat
kesehatan sebagai bahan analisis informasi dan
data termasuk hasil laboratorium.

Frekuensi pengumpulan Tiap 3 bulan sekali


data

Periode analisa Tiap 6 bulan sekali

Numerator Jumlah pasien ruang pelayanan kesehatan anak


yang di survei - Jumlah pengkajian awal yang tidak
lengkap yang di survei

Denominator Jumlah seluruh pasien ruang pelayanan


kesehatan anak yang di survei

Sumber Data Survei pasien ruang pelayanan kesehatan anak

Standar 80 %

Penanggung Jawab PJ RPKA

b. Kasus panas pada balita diberikan obat penurun panas


Judul Kasus panas pada balita yang diberikan obat
penurun panas di RPKA/RPGD
Ruang Lingkup RPKA
Dimensi Mutu Efisiensi dan efektifitas

Tipe Indikator Struktur Proses V Hasil

Tujuan Tergambarnya pemahaman dan kedisiplinan


petugas dalam memberikan obat penurun panas
pada balita panas tinggi di RPKA/RPGD

Definisi operasional Pemberian penurun panas pada kasus panas


tinggi dengan cara memberikan obat penurun
panas baik oral maupun suppositoria di
RPKA/RPGD.

Frekuensi pengumpulan Tiap 3 bulan sekali


data

Periode analisa Tiap 6 bulan sekali

Numerator Jumlah pasien balita panas tinggi yang diberikan


obat penurun panas di RPKA/RPGD – jumlah
pasien balita panas yang tidak diberikan obat
penurun panas

Denominator Jumlah pasien ruang pelayanan kesehatan anak


dengan kasus panas tinggi yang di survei

Sumber Data Survei pasien ruang pelayanan kesehatan anak

Standar 80 %

Penanggung Jawab PJ RPKA

4. PELAYANAN DI RUANG PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN KB


a. Kelengkapan pengkajian awal klinis
Judul Kelengkapan pengkajian awal klinis di ruang
pelayanan kesehatan ibu dan KB

Ruang Lingkup Assasment pasien

Dimensi Mutu Keselamatan pasien


Tipe Indikator Struktur Proses V Hasil
v

Tujuan Tergambarnya pemahaman dan kedisiplinan


petugas dalam melakukan pengkajian pada
pasien.

Definisi operasional Proses yang terus menerus dan dinamis yang


digunakan untuk megumpulkan informasi dari
data keadaan fisik, psikologis dan riwayat
kesehatan sebagai bahan analisis informasi dan
data termasuk hasil laboratorium.

Frekuensi pengumpulan Tiap 3 bulan sekali


data

Periode analisa Tiap 6 bulan sekali

Numerator Jumlah pasien ruang pelayanan kesehatan ibu


dan KB yang di survei - Jumlah pengkajian awal
yang tidak lengkap yang di survei

Denominator Jumlah seluruh pasien ruang pelayanan


kesehatan ibu dan KB yang di survei

Sumber Data Survei pasien ruang pelayanan kesehatan ibu dan


KB

Standar 80 %

Penanggung Jawab PJ RPKI dan KB

b. Pelaksanaan ANC Integrasi


Judul Pelaksanaan ANC Integrasi
Ruang Lingkup KIA KB

Dimensi Mutu Efisiensi dan efektifitas

Tipe Indikator Struktur Proses v Hasil

v
Tujuan Tergambarnya pemahaman dan kedisiplinan
petugas dalam melaksanakan ANC Integrasi

Definisi operasional Pemeriksaan kehamilan yang diberikan oleh bidan


terintegrasi dalam pelayanan program.

Frekuensi pengumpulan Tiap 3 bulan sekali


data

Periode analisa Tiap 6 bulan sekali

Numerator Jumlah pasien ruang pelayanan kesehatan ibu


dan KB yang di lakukan ANC-Jumlah pasien yg
dilakukan ANC Integrasi yang di survei

Denominator Jumlah seluruh pasien yang di lakukan ANC yang


di survei

Sumber Data Survei pasien ruang pelayanan kesehatan ibu dan


KB

Standar 100 %

Penanggung Jawab PJ RPKI dan KB

c. Pemeriksaan Lab (Hb, protein urin) pada trimester akhir


Judul Pemeriksaan laboratorium pada trimester akhir

Ruang Lingkup KIA KB

Dimensi Mutu Efisiensi dan efektifitas

Tipe Indikator Struktur Proses v Hasil


v
Tujuan Tergambarnya pemahaman dan kedisiplinan
petugas dalam melaksanakan pemeriksaan
laboratorium pada trimester akhir
Definisi operasional Pemeriksaan laboratorium pada trimester akhir
dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor resiko
pada bumil menjelang persalinan

Frekuensi pengumpulan Tiap 3 bulan sekali


data

Periode analisa Tiap 6 bulan sekali

Numerator Jumlah pasien ruang pelayanan kesehatan ibu


dan KB yang di lakukan pemeriksaan lab pada
trimester akhir.

Denominator Jumlah seluruh pasien hamil trimester akhir yang


di survei

Sumber Data Survei pasien ruang pelayanan kesehatan ibu dan


KB

Standar 100 %

Penanggung Jawab PJ RPKI dan KB

5. PELAYANAN DI RUANG PELAYANAN LAYAK BERSALIN


a. Rujukan persalinan dengan penyulit
Judul Rujukan persalinan dengan penyulit

Ruang Lingkup Assesment pasien

Dimensi Mutu Keselamatan pasien

Tipe Indikator Struktur v Proses Hasil

Tujuan Tergambarnya pemahaman petugas mengenai


kriteria persalinan dengan penyulit yang harus
mendapatkan penanganan lanjutan

Definisi Operasional Rujukan adalah pelimpahan wewenang dalam hal


ini secara vertikal ke fasilitas kesehatan tingkat
lanjut sehingga mendapatkan penanganan dari
dokter spesialis
Frekuensi Pengumpulan Tiap 3 bulan sekali
Data

Periode Analisa Tiap 6 bulan sekali

Numerator Jumlah persalinan dengan penyulit yang dirujuk

Denominator Jumlah seluruh persalinan dengan penyulit di


ruang pelayanan layak bersalin sesuai jumlah
sample

Sumber Data Rekam medis

Standar ≤ 50 %

Penanggung Jawab PJ RPLB

b. Kepatuhan petugas terhadap prosedur pelayanan di ruang pelayanan layak bersalin


Judul Kepatuhan petugas terhadap prosedur pelayanan
di ruang pelayanan layak bersalin

Ruang Lingkup Manajemen resiko

Dimensi Mutu Keselamatan pasien

V
Tipe Indikator Struktur Proses Hasil

Tujuan Tergambarnya pemahaman petugas mengenai


prosedur pelayanan sesuai standar sesuai acuan
yang digunakan

Definisi Operasional Prosedur pelayanan adalah tahapan yang


dilakukan dalam menangani pasien sesuai dengan
SOP yang digunakan sebagai acuan dalam
melakukan tindakan di ruang pelayanan layak
bersalin

Frekuensi Pengumpulan Tiap 3 bulan sekali


Data

Periode Analisa Tiap 6 bulan sekali


Numerator Jumlah pasien yang ditangani sesuai prosedur
pelayanan di ruang pelayanan layak bersalin

Denominator Jumlah pasien yang ditangani sejumlah sample

Sumber Data Sample

Standar 80 %

Penanggung Jawab PJ RPLB

6. REKAM MEDIS/PENDAFTARAN
a. Kelengkapan pengisian rekam medis 24 jam setelah selesai pelayanan
Judul Kelengkapan pengisian rekam medis 24 jam
setelah selesai pelayanan

Ruang Lingkup Ketersediaan isi dan penggunaan catatan medik

Dimensi Mutu Kesinambungan pelayanan dan efektifitas

Tipe Indikator Struktur Proses V Hasil

Tujuan Tergambarnya tanggung jawab dokter dalam


kelengkapan informasi rekam medik

Definisi operasional Rekam medik yang lengkap adalah rekam medik


yang telah diisi lengkap oleh dokter dalam waktu <
24 jam setelah selesai pelayanan rawat jalan yang
meliputi identitas pasien, anamnesis, rencana
asuhan, tindak lanjut dan resume.

Frekuensi pengumpulan Tiap 3 bulan sekali


data

Periode analisa Tiap 6 bulan sekali

Numerator Jumlah rekam medik yang disurvei dalam 1 bulan


yang diisi lengkap

Denominator Jumlah rekam medik yang disurvei dalam 1 bulan

Sumber Data Survei


Standar 100 %

Penanggung Jawab PJ Pendaftaran

b. Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat jalan


Judul Waktu penyediaan dokumen RM pelayanan rawat
jalan

Ruang Lingkup Ketersediaan isi dan penggunaan catatan medik

Dimensi Mutu Kesinambungan pelayanan dan efektifitas

Tipe Indikator Struktur Proses V Hasil

Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan pendaftaran


rawat jalan

Definisi operasional Dokumen rekam medis rawat jalan adalah


dokumen rekam medis pasien baru atau pasien
lama yang digunakan pada pelayanan rawat jalan.
Waktu penyediaan dokumen rekam medik mulai
dari pasien mendaftar sampai rekam medis
disediakan/ditemukan oleh petugas.

Frekuensi pengumpulan Tiap 3 bulan sekali


data

Periode analisa Tiap 6 bulan sekali

Numerator Jumlah kumulatif waktu penyediaan rekam medis


sample rawat jalan yang diamati

Denominator Total sample penyediaan rekam medis yang


diamati N=50

Sumber Data Hasil survei pengamatan diruang pendaftaran


rawat jalan untuk pasien baru/diruang rekam
medis untuk pasien lama

Standar Rerata ≤ 15 menit

Penanggung Jawab PJ Pendaftaran


c. Kelengkapan Inform Concent setelah mendapatkan informasi yang jelas
Judul Kelengkapan Inform Concent setelah
mendapatkan informasi yang jelas

Ruang Lingkup Ketersediaan isi dan penggunaan catatan medik

Dimensi Mutu Keselamatan

Tipe Indikator Struktur Proses V Hasil

Tujuan Tergambarnya tanggung jawab dokter untuk


memberikan informasi kepada pasien dan
mendapat persetujuan dari pasien akan tindakan
medik yang dilakukan

Definisi operasional Inform concent adalah persetujuan yang diberikan


pasien/keluarga pasien atas dasar penjelasan
mengenai tindakan medik yang akan dilakukan
terhadap pasien tersebut

Frekuensi pengumpulan Tiap 3 bulan sekali


data

Periode analisa Tiap 6 bulan sekali

Numerator Jumlah pasien yang mendapat tindakan medik


yang di survei yang mendapat informasi lengkap
sebelum memberikan persetujuan tindakan medis
dalam 1 bulan

Denominator Jumlah pasien yang mendapat tindakan medik


yang di survei dalam 1 bulan

Sumber Data Survei

Standar 80 %

Penanggung Jawab PJ Pendaftaran


7. PELAYANAN PELAYANAN KEFARMASIAN
a. Waktu tunggu pelayanan obat jadi < 15 menit
Judul Waktu tunggu pelayanan obat jadi < 15 menit

Ruang Lingkup Harapan dan kepuasan pasien dan keluarga

Dimensi Mutu Kesinambungan pelayanan dan efektifitas

Tipe Indikator Struktur Proses V Hasil

Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan apotek

Definisi operasional Waktu tunggu pelayanan obat jadi adalah


tenggang waktu mulai pasien menyerahkan resep
sampai dengan menerima obat jadi.

Frekuensi pengumpulan Tiap 3 bulan sekali


data

Periode analisa Tiap 6 bulan sekali

Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu pelayanan obat


jadi < 10 menit dalam 1 bulan

Denominator Jumlah pasien yang di survei minimal N=50

Sumber Data Survei

Standar 90 %

Penanggung Jawab PJ Kefarmasian

b. Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat


Judul Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat

Ruang Lingkup Meningkatkan keamanan obat – obatan yang


harus diwaspadai

Dimensi Mutu Keslamatan dan kenyamanan

Tipe Indikator Struktur Proses V Hasil


Tujuan Tergambarnya kejadian kesalahan dalam
pemberian obat

Definisi operasional Kesalahan pemberian obat meliputi:

1.Salah nama

2.Salah dalam memberikan jenis obat

3.Salah dalam memberikan dosis

4.Salah orang

5.Salah jumlah

Frekuensi pengumpulan Tiap 3 bulan sekali


data

Periode analisa Tiap 6 bulan sekali

Numerator Jumlah seluruh pasien kefarmasian yang di


survei dikurangi jumlah pasien yang mengalami
kesalahan pemberian obat

Denominator Jumlah pasien apotek yang di kefarmasian


minimal 50

Sumber Data Survei

Standar 90 %

Penanggung Jawab PJ Kefarmasian


c. Kejadian stock obat essensial kosong
Judul Kejadian stok obat esensial kosong

Ruang Lingkup Pengadaan rutin peralatan kesehatan dan obat


untuk memenuhi kebutuhan pasien

Dimensi Mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi

Tipe Indikator Struktur Proses V Hasil

Tujuan Tergambarnya sistem penyediaan obat yang baik

Definisi operasional Stok obat kosong dapat disebabkan:

1.Keterlambatan pemesanan obat

2.Keterlambatan distribusi obat

3.Kosong pabrik

Frekuensi pengumpulan Tiap 3 bulan sekali


data

Periode analisa Tiap 6 bulan sekali

Numerator Jumlah stok obat esensial yang kosong

Denominator Jumlah seluruh obat esensial

Sumber Data Sampling (minimal 5 kali sampling)

Standar 0%

Penanggung Jawab Kepala instalasi farmasi

8. RUANG PELAYANAN LABORATORIUM


a. Tidak adanya kesalahan pemberian hasil pemeriksaan laboratorium
Judul Tidak adanya kesalahan pemberian hasil
pemeriksaan laboratorium

Ruang Lingkup Pelayanan laboratorium

Dimensi Mutu Keselamatan


Tipe Indikator Struktur Proses V Hasil

Tujuan Tergambarnya kejadian kesalahan dalam


pemberian hasil pemeriksaan laboratorium

Definisi operasional Kesalahan pemberian hasil laboratorium adalah


penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium yang
tidak sesuai dengan identitas pasien

Frekuensi pengumpulan Tiap 3 bulan sekali


data

Periode analisa Tiap 6 bulan sekali

Numerator Jumlah kesalahan pemberian hasil pemeriksaan


laboratorium dalam 1 bulan

Denominator Jumlah seluruh pasien yang melakukan


pemeriksaan laboratorium

Sumber Data Laporan penyerahan hasil lab

Standar 0%

Penanggung Jawab Koordinator laboratorium

9. RUANG PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT


a. Pencabutan gigi susu dengan topikal anastesi ≤ 15 menit
Judul Pencabutan gigi susu dengan topikal anastesi ≤
15 menit

Ruang Lingkup Harapan kepuasan pasien dan keluarga

Dimensi Mutu Efektivitas pelayanan

Tipe Indikator Struktur v Proses Hasil

Tujuan Terselenggaranya pelayanan pencabutan gigi


susu di BP gigi yang efektif, cepat, tepat, dan
akurat

Definisi Operasional Pencabutan gigi susu adalah tindakan yang


dilakukan pada pasien anak-anak berupa
pencabutan gigi susu terhitung dari pasien
dipanggil hingga mendapatkan resep obat

Frekuensi Pengumpulan Tiap 3 bulan sekali


Data

Periode Analisa Tiap 6 bulan sekali

Numerator Jumlah pasien yang mendapatkan tindakan


pencabutan gigi susu ≤ 15 menit

Denominator Jumlah keseluruhan pasien yang mendapatkan


tindakan pencabutan gigi susu sejumlah sample

Sumber Data Sample

Standar 100 %

Penanggung Jawab PJ RPKG dan Mulut

b. Informed consent kasus pencabutan gigi dewasa


Judul Informed consent kasus pencabutan gigi dewasa

Ruang Lingkup Manajemen resiko

Dimensi Mutu Keselamatan pasien dan petugas

Tipe Indikator Struktur v Proses Hasil

Tujuan Tergambarnya pemahaman petugas mengenai


pentingnya informed consent sebelum dilakukan
tindakan yang invasive dan memiliki resiko tinggi

Definisi Operasional Informed consent adalah persetujuan tindakan


kedokteran yang diberikan oleh pasien atau
keluarga terdekatnya setelah mendapatkan
penjelasan yang lengkap yang berfungsi untuk
memberikan perlindungan kepada pasien dan
dokter

Frekuensi Pengumpulan Tiap 3 bulan sekali


Data
Periode Analisa Tiap 6 bulan sekali

Numerator Jumlah pasien dengan kasus pencabutan gigi


dewasa yang menandatangani informed consent

Denominator Jumlah pasien dengan kasus pencabutan gigi


dewasa yang di survei

Sumber Data Survei

Standar 80 %

Penanggung Jawab PJ RPKG dan Mulut

c. Pemakaian Alat Pelindung Diri


Judul Pemakaian Alat Pelindung Diri

Ruang Lingkup Manajemen resiko

Dimensi Mutu Keselamatan Pasien

Tipe Indikator Struktur v Proses Hasil

Tujuan Tergambarnya pelayanan yang mementingkan


keselamatan petugas dan pasien sehingga dapat
meminimalisir terjadinya infeksi silang

Definisi Operasional Alat pelindung diri adalah kelengkapan yang


wajib digunakan saat bekerja sesuai dengan
faktor resiko untuk keselamatan petugas dan
pasien, berupa masker dan gloves

Frekuensi Pengumpulan Tiap 3 bulan sekali


Data

Periode Analisa Tiap 6 bulan sekali

Numerator Jumlah pasien yang dilayani petugas dengan


memakai APD

Denominator Jumlah keseluruhan pasien yang disurvei

Sumber Data Survei


Standar 90 %

Penanggung Jawab PJ RPKG dan Mulut

10. Keselamatan pasien di Puskesmas


a. Tidak adanya kejadian pasien jatuh
Judul Tidak adanya kejadian pasien jatuh

Ruang Lingkup Manajemen resiko

Dimensi Mutu Keselamatan pasien

Tipe Indikator Struktur Proses V Hasil

Tujuan Tergambarnya pelayanan keperawatan yang


aman bagi pasien

Definisi operasional Kejadian pasien jatuh adalah kejadian pasien


jatuh selama dirawat, baik akibat jatuh dari
tempat tidur periksa, di kamar mandi, dll

Frekuensi pengumpulan Tiap 3 bulan sekali


data

Periode analisa Tiap 6 bulan sekali

Numerator Jumlah pasien rawat jalan dalam bulan tersebut


dikurangi jumlah pasien yang jatuh

Denominator Jumlah pasien dirawat dalam bulan tersebut

Sumber Data Rekam medis dan laporan kejadian pasien

Standar 60 %

Penanggung Jawab Tim Keselamatan Pasien

b. Survei kepatuhan kebersihan tangan


Judul Survei kepatuhan kebersihan tangan

Ruang Lingkup Mengurangi resiko infeksi akibat perawatan


kesehatan
Dimensi Mutu Keselamatan dan kenyamanan

Tipe Indikator Struktur Proses V Hasil

Tujuan Menurunkan angka infeksi di puskesmas

Definisi operasional Proses pemantauan atau survei kepatuhan


handhygiene seluruh staf puskesmas meliputi
ketepatan 6 langkah dan 5 moment

Frekuensi pengumpulan Tiap 3 bulan sekali


data

Periode analisa Tiap 6 bulan sekali

Numerator Jumlah staf yang melakukan handhygiene


dengan 6 langkah dan five moment yang tepat

Denominator Jumlah seluruh staf puskesmas

Sumber Data Survey lapangan

Standar 100 %

Penanggung Jawab Tim Keselamatan Pasien

c. Tersedianya APD di setiap Unit


Judul Tersedia APD di setiap unit

Ruang Lingkup Manajemen resiko

Dimensi Mutu Mutu pelayanan,keamanan pasien,petugas dan


pengunjung

Tipe Indikator Struktur Proses V Hasil

Tujuan Tersedianya APD di setiap unit

Definisi operasional Alat terstandar yang berguna untuk melindungi


tubuh, tenaga kesehatan,pasien atau
pengunjung dari penularan penyakit di
puskesmas seperti masker, sarung tangan karet,
penutup kepala, sepatu booots dan gaun
Frekuensi pengumpulan Tiap 3 bulan sekali
data

Periode analisa Tiap 6 bulan sekali

Numerator Jumlah unit yang menyediakan APD

Denominator Jumlah unit di puskesmas

Sumber Data Survei

Standar 70 %

Penanggung Jawab Tim Keselamatan Pasien


BAB IX
PENUTUP

Dalam era serba milenium ini, tentunya menuntut perkembangan pengetahuan dan
teknologi dalam segala bidang, dalam hal ini di bidang kesehatan. Pelayanan yang
excellent, cermat, dengan assessment yang cepat dan tepat dapat memberikan bentuk
layanan yang terkoordinasi dengan baik dan bermutu.
Pelayanan unit pelayanan klinis merupakan bagian integral dari sistem yang ada di
Puskesmas Kembang. Upaya peningkatan mutu dan standar pelayanan yang baik
diharapkan dapat memberikan peningkatan jumlah angka kunjungan khususnya bagi
pasien non rawat inap di wilayah kerja Kecamatan Kembang.
Untuk mengukur mutu pelayanan tersebut diperlukan indikator mutu, input, proses dan
outcome yang dapat memberikan gambaran mutu pelayanan unit pelayanan klinis.
Pedoman Pelayanan Klinis ini disusun untuk memberikan informasi tentang hal - hal
tersebut.
Dengan Pedoman Standar Pelayanan Klinis ini diharapkan menjadi acuan bagi
pelaksanaan kegiatan pelayanan klinis di Puskesmas Kembang. Semoga pedoman
pelayanan klinis ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dengan harapan dapat meningkatkan
mutu pelayanan.
Dan demi efektifnya pelayanan di kemudian hari, pedoman standar pelayanan klinis ini
dapat dievaluasi dan direvisi.

Jepara, November 2019


Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Kembang

dr. Fitrin Miadianti MM


NIP.19701228200701 2 014

Anda mungkin juga menyukai