PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2006 didapatkan bahwa berdasarkan hasil uji regresi linier terdapat nilai
signifikan sebesar 0,552 (>0,05), tidak terdapat hubungan yang signifikan
antara waktu dengan jumlah penderita ISPA pada balita, hal ini berarti
bahwa adanya kecenderungan peningkatan jumlah balita penderita ISPA,
dimana penderita penyakit ISPA pada tahun 2002 berjumlah 8.836 orang
dan pada tahun 2007 mencapai 9.412 orang.
B. Rumusan Masalah
C. Manfaat
2
BAB II
ISI
A. Defenisi ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut)
1. Infeksi
2. Saluran pernapasan
3. Infeksi Akut
3
dapat menimbulkan gangguan penyakit baik melalui kontak secara
langsung maupun melalui perantara.
4
C. Media Transmisi Penyakit ISPA
ISPA bermula pada saat mikriorganisme atau atau zat asing seperti
tetesan cairan yang dihirup, memasuki paru dan menimbulkan radang. Bila
penyebabnya virus atau bakteri, cairan digunakan oleh organisme penyerang
untuk media perkembangan. Bila penyebabnya zat asing, cairan memberi
tempat berkembang bagi organisme yang sudah ada dalam paru-paru atau
sistem pernapasan.
5
2. Jenis Kelamin
3. Status Gizi
6. Status Imunisasi
6
Lingkungan
1. Kelembaban Ruangan
2. Suhu Ruangan
3. Ventilasi
7
Penggunaan Anti nyamuk sebagai alat untuk menghindari gigitan
nyamuk dapat menyebabkan gangguan saluran pernafasan karena
menghasilkan asap dan bau tidak sedap. Adanya pencemaran udara di
lingkungan rumah akan merusak mekanisme pertahanan paru-paru
sehingga mempermudah timbulnya gangguan pernafasan.
7. Keberadaan Perokok
E. Kejadian Penyakit
1. Banyak Ingus
8
2. Hidung Tersumbat
3. Batuk
Batuk adalah reaksi tubuh ketika paru-paru memiliki zat asing yang
tidak bisa diterima. Ini bisa menjadi reaksi yang cukup baik karena tubuh
memberikan perlawanan terhadap infeksi.Namun ketika penderita ISPA
sering batuk maka akan membuat tubuh tidak nyaman. Batuk juga bisa
menjadi pertanda bahwa infeksi telah menyebar ke paru-paru. Penderita
juga bisa mengalami batuk kering ataupun batuk berdahak. Batuk
berdahak akan membantu mengeluarkan lendir atau cairan yang ada di
paru-paru.
4. Sakit Tenggorokan
5. Badan Nyeri
Penderita ISPA juga bisa mengalami nyeri pada bagian sendi dan
otot tubuh. Reaksi perlawanan tubuh terhadap sumber infeksi di dalam
saluran pernafasan membuat sendi dan otot juga menerima akibatnya. Hal
ini bisa membuat penderita merasa tidak nyaman, malas untuk melakukan
aktifitas dan lebih sering tidur.
9
6. Badan Sangat Lelah
8. Gangguan Pernafasan
9. Sakit Kepala
Sakit kepala bisa menjadi gejala yang muncul pada awal pertama
virus masuk ke saluran pernafasan maupun setelah virus berkembang.
Sakit kepala sama seperti ketika terkena influenza yang menyebabkan
kepala menjadi lebih berat. Pernafasan yang sulit juga bisa membuat sakit
kepala menjadi lebih buruk. Ketika sakit kepala maka bayi dan anak-anak
10
mungkin akan menjadi sangat rewel. Saat itu perawatan di rumah sakit
sangat diperlukan untuk mengatasi kondisi lain yang lebih berbahaya.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Faktor risiko atau genomic status yang juga dapat mempengaruhi penyakit
ISPA dan kejadian penyakit atau gejala yang terlihat, samar, sampai sehat.
B. Saran
12
LAMPIRAN
JUMLAH
NO NAMA PENYAKIT
KASUS
1 Ispa 6.149
2 Hipertensi 2.210
4 Gastritis 2.029
6 Dermatitis 1.797
7 Artritis 915
8 Faringitis 856
Gang.Perkembangan dan
9 667
Erupsi Gigi
Total 16.516
13
DAFTAR PUSTAKA
https://dokterkecil.wordpress.com/2011/03/31/ispa-infeksi-saluran-pernapasan-
akut/
http://firdaus-lnc.blogspot.co.id/2016/01/penyakit-berbasis-lingkungan-yang-
ada.html
http://epidemiologiunsri.blogspot.co.id/2011/11/infeksi-saluran-pernafasan-akut-
ispa.html
https://putraprabu.wordpress.com/tag/teori-simpul/
http://arsyaduzumaki.blogspot.co.id/2016/03/laporan-hasil-pengambilan-data-
di.html
http://latifahsyeifi.blogspot.co.id/2013/11/makalah-kesehatan-lingkungan-
ispa.html
14