Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring berjalannya waktu, banyak sekali bidang usaha baru yang

bermunculan, khususnya dalam bidang usahajasa. Salah satunya dalam usaha

perhotelan. Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian

atau seluruh bangunannya untuk menyediakan jasa pelayanan, penginapan, makan

dan minum serta jasa lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial serta

memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan di dalam keputusan pemerintah”

(Sugianto 2003: 9).

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2016 terdapat 157

unit Hotel yang berada di Kota Makassar. Dari 157 unit hotel tersebut terdapat 64

Hotel kategori berbintang dan 93 hotel non bintang. Banyaknya jumlah hotel di

Kota Makassar tidak lepas dari status Kota Makassar Sebaga iibu kota Provinai

Sulawesi Selatan. Dimana berbagai macam kegiatan baik dari pemerintahan

maupun non pemerintahan sering diadakan di Kota Makassar terkhusus jika

menyangkut Wilayah Indonesia BagianTimur. Selain pelayanan serta sarana dan

prasaran, hotel juga harus menyiapkan kelengkapan administrasinya salahsatunya

dengan panyajian laporan keuangan tiap tahunnya. Tentunya penyajian laporan

keuangan Yang dibuat haruslah sesuai dengan PSAK. Selain mengikuti PSAK,

laporan keuangan juga harus dibuat dengan benar sesuai dengan keadaan yang

1
2

sebenarnya. Oleh karena itu peran akuntan perhotelan sangat diharpakan guna

tercapainya tujuan tersebut.

Apriliani Kartika Sari, Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada

Hotel Berbintang Di Indonesia, 2015. Berdasarkan hasil pengujian Mann Whitney

U-test pada variable likuiditas yang diwakili current ratio dan cash ratio

disimpulkan tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan yang signifikan pada hotel

bintang empat dan hotel bintang lima. Namun, hasil pengujian independent

sample T-test pada quick ratio hotel bintang empat dan hotel bintang lima

disimpulkan terdapat perbedaan kinerja keuangan yang signifikan selama kurun

waktu tahun 2010 sampai tahun 2013. Pada variabel leverage yang diwakili debt

to total asset ratio dan debt to equity ratio, baik melalui hasil pengujian

independent sample T-test dan hasil pengujian Mann-Whitney U-test, keduanya

disimpulkan tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan yang signifikan pada hotel

bintangempatdan hotel bintang lima selama kurun waktu tahun 2010 sampai tahun

2013. Hal ini sependapat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Shindu

Bayu Adi (2008). Hasil pengujian independent sample T-test pada variable

profitabilitas yang diwakili gross profit margin disimpulkan tidak terdapat

perbedaan kinerja keuangan yang signifikanpada hotel bintangempatdan hotel

bintanglima. Namun, hasil pengujian Mann Whitney U-test pada net profit

margin, return on asset, dan return on equity hotel bintang empat dan hotel

bintang lima disimpulkan terdapat perbedaan kinerja keuangan yang signifikan

selama kurun waktu tahun 2010 sampai tahun 2013. Hasil pengujian Mann-

Whitney Utest untuk semua variable aktivitas, pada inventory turnover


3

disimpulkan terdapat perbedaan kinerja keuangan yang signifikan pada hotel

bintang empat dan hotel bintang lima. Sedangkan untuk fixed asset turnover dan

total asset turnover disimpulkan tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan yang

signifikan pada hotel bintang empat dan hotel bintang lima selama kurun waktu

tahun 2010 sampai tahun 2013.

Ester Tamallo, Analisis Kinerja Keungan Pada Hotel Gran Asia DI

Makassar, 2018. Berdasarkan hasil analisis menggunakan dua rasio yaitu rasio

likuiditas dan rasio solvabilitas dan metode Altman Z score pada Hotel Grand

Asia di Kota Makassar, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Dapat ditarik

kesimpulan bahwa berdasarkan analisis rasio antara tahun 2015-2016 didapatkan

hasil yang baik. Hal tersebut dideteksi dari peningkatan dari beberapa parameter

kinerja keuangan. Diantaranya RasioLikuiditas dan rasio solvabilitas yang

meningkat. 2. Berdasarkan model prediksi Altman Z-Score, Hotel Grand Asia di

Makassar dikategorikan dalam kondisi grey zone atau dalam kondisi memerlukan

perhatian khusus. Hal ini ditunjukkan oleh nilai Z score atau nilai indeks Altman

Z-Score perusahaan yang berada di bawahnilai cut-off selamatahun 2015

sampaidengantahun 2016.

Dhidik Apriyanto, Analisis Pengukuran Produktifitas Keuangan

Menggunakan Metode Value Added Pada Hotel Poeny Pontianak,

2013.Berdasarkan pengolahan dan analisis data, maka dapat di tarik beberapa

kesimpulan bahwa: (a) NilaiTambahtahun 2011 mengalami peningkatan, tetapi

peningkatan tersebut jauh lebih kecil dari tahun sebelumnya. Sedangkan Rasio
4

nilai tambah pertenaga kerja mengalami peningkatan yang sangat signifikan dari

tahun sebelumnya. Rasio penjualan per modal juga mengalami peningkatan yang

signifikan padatahun 2011, yang berarti bahwa modal masih mampu menopang

perusahaan untuk mendapatkan profit yang maksimal. Rasio nilai tambah per

penjualan mengalami penurunan tajam yang disebabkan karena kenaikan nilai

tambah tidak mampu mengimbangi kenaikan penjualan; (b) Rasionilaitambah per

biaya tenaga kerja menunjukkan peningkatan meskipun tidak sebesar tahun

sebelumnya. Rasio nilai tambah per jumlah tenaga kerja dan biaya tenaga kerja

per jumlah tenaga kerja jug menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan; (c)

Rasio laba operasi per modal operasi dan laba operasi per penjualan mengalami

penurunan. Modal dan penjualan belum mampu mendongkrak laba operasi dan

memiliki kecenderungan turun sangat signifikan. Rasio penjualan per modal

operasi yang terus mengindikasikan hasil naik positif.

Berdasarkan beberapa permasalahan tersebut, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian lebih lanjut dalam bentuk sebuah proposal yang berjudul“

PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PENDAPATAN ONLINE ATAS

PELAYANAN JASA KAMAR HOTEL XXI DI MAKASSAR ”.. Tentunya

dalam penilitian ini penulis akan dimudahkan dalam mencari dan mengelola data

keuangan karna merupakan tempat kerja peneliti. Penilitian ini rencananya akan

dilakukan di salah satu hotel berbintang di Makassar yang merupakan tempat

kerjapenulis. Dimana di hotel tersebut belum pernah dilakukan penilitain

mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan online atas pelayanan jasa

kamar hotel xxi.


5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis akan merumuskan

permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut;

“Apakah pengakuan dan pendapatan online atas jasa kamar hotel xxi telah sesuai

dengan PSAK No.23 ?”.

C. Tujuan Penelitian Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah diatas maka tujuan diadakan penelitian

ini oleh peneliti adalah untuk mengetahui apakah pengakuan dan pendapatan

online atas jasa kamar hotel xxi telah sesuai dengan PSAK No.23?.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah sebagai berikut :

1) Bagi penulis pribadi

Penelitian ini menjadi sarana penambah wawasan dan pengalaman

baru akan dunia penelitian

2) Bagi masyarakat

Penelitian ini menjadi sarana untuk lebih mengetahui dampak

penggunaan aplikasi online dalam pendapatan hotel.

D. Hipotesis

Dari rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka hipotesis penelitian ini

adalah pengakuan dan pendapatan online atas jasa kamar hotel xxi telah seusai

dengan PSAK No. 23.

Anda mungkin juga menyukai