Disusun Oleh
Eva holifah
Fiska nurmala
TINGKAT 3A
Assalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Makalah ini sebagai salah satu tugas kelompok Mata Kuliah “KEPERAWATAN
GAWAT DARURAT DAN BENCANA”.
Kami menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, halitu di
karenakan kemampuan kami yang terbatas. Namun, berkat bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak akhirnya pembuatan makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Dan kami tak lupa mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu.
Kami berharap dalam penulisan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami
sendiri dan para pembaca umumnya serta semoga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk
mengembangkan dan meningkatkan prestasi di masa yang akan datang.
Wassalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Penulisan 1
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.2. Penyebab
a. Penyebab gigitan binatang
Penyakit ini disebabkan oleh virus rabies yang termasuk genus Lyssa
virus,famih Rhabdoviridae dan menginfeksi manusia melalui secret yang terinfeksi
pada gigitan binatang atau ditularkan melalui gigitan hewan penular rabies terutama
anjing, kucing, dan kera. Adapun penyebab dari rabies adalah virus rabies, gigitan
hewan atau manusia yang terkena rabies, air liur hewan atau manusia yang terkena
rabies.
b. Penyebab binatang berbisa
Terdapat 3 famili ular yang berbisa, yaitu Elapidae, Hidrophidae, dan
Viperidae. Bisa ular dapat menyebabkan perubahan lokal, seperti edema dan
pendarahan. Banyak bisa yang menimbulkan perubahan lokal, tetapi tetap dilokasi
pada anggota badan yang tergigit. Sedangkan beberapa bisa Elapidae tidak terdapat
lagi dilokasi gigitan dalam waktu 8 jam.
Daya toksik bisa ular yang telah diketahui ada beberapa macam :
1. Bisa ular yang bersifat racun terhadap darah (hematoxic)
Bisa ular yang bersifat racun terhadap darah, yaitu bisa ular yang menyerang dan
merusak (menghancurkan) sel-sel darah merah dengan jalan menghancurkan
stroma lecethine (dinding sel darah merah), sehingga sel darah menjadi hancur
dan larut (hemolysin) dan keluar menembus pembuluh-pembuluh darah,
mengakibatkan timbulnya perdarahan pada selaput tipis (lender) pada mulut,
hidung, tenggorokan, dan lain-lain.
2. Bisa ular yang bersifat saraf (Neurotoxic)
Yaitu bisa ular yang merusak dan melumpuhkan jaringan-jaringan sel saraf sekitar
luka gigitan yang menyebabkan jaringan-jaringan sel saraf tersebut mati dengan
tanda-tanda kulit sekitar luka gigitan tampak kebiru-biruan dan hitam (nekrotis).
Penyebaran dan peracunan selanjutnya mempengaruhi susunan saraf pusat dengan
jalan melumpuhkan susunan saraf pusat, seperti saraf pernafasan dan jantung.
Penyebaran bisa ular keseluruh tubuh, ialah melalui pembuluh limfe.
3. Bisa ular yang bersifat Myotoksin
Mengakibatkan rabdomiolisis yang sering berhubungan dengan maemotoksin.
Myoglobulinuria yang menyebabkan kerusakan ginjal dan hiperkalemia akibat
kerusakan sel-sel otot.
3
4. Bisa ular yang bersifat kardiotoksin
Merusak serat-serat otot jantung yang menimbulkan kerusakan otot jantung.
5. Bisa ular yang bersifat cytotoksin
Dengan melepaskan histamin dan zat vasoaktifamin lainnya berakibat
terganggunya kardiovaskuler.
6. Bisa ular yang bersifat cytolitik
Zat ini yang aktif menyebabkan peradangan dan nekrose di jaringan pada tempat
gigitan.
7. Enzim-enzim
Termasuk hyaluronidase sebagai zat aktif pada penyebaran bias
2.3. Patofisiologi
a. Patofisiologi gigitan binatang
Virus rabies yang terdapat pada air liur hewan yang terinfeksi, menularkan
kepada hewan lainnya atau manusia melalui gigitan atau melalui jilatan pada kulit
yang tidak utuh. Virus akan masuk melalui saraf-saraf menuju ke medulla spinalis dan
otak, yang merupakan tempat mereka berkembang biak dengan kecepatan 3mm/jam.
Selanjutnya virus akan berpindah lagi melalui saraf ke kelenjar liur dan masuk ke
dalam air liur.
Pada 20% penderita,rabies dimulai dengan kelumpuhan pada tungkai bawah
yang menjalar ke seluruh tubuh. Tetapi penyakit ini biasanya dimulai dengan periode
yang pendek dari depresi mental, keresahan, tidak enak badan dan demam. Keresahan
akan meningkat menjadi kegembiraan yang tak terkendali dan penderita akan
mengeluarkan air liur. Kejang otot tenggorokan dan pita suara bisa menyebabkan rasa
sakit yang luar biasa kejang ini terjadi akibat adanya gangguan daerah otak yang
mengatur proses menelan dan pernafasan.
b. Patofisiologi gigitan binatang berbisa
Bisa ular yang masuk ke dalam tubuh, menimbulkan daya toksin. Toksik
tersebut menyebar melalui peredaran darah yang dapat mengganggu berbagai system.
Seperti, sistem neurogist, sistem kardiovaskuler, sistem pernapasan.Pada gangguan
sistem neurologis, toksik tersebut dapat mengenai saraf yang berhubungan dengan
sistem pernapasan yang dapat mengakibatkan oedem pada saluran pernapasan,
sehingga menimbulkan kesulitan untuk bernapas.
Pada sistem kardiovaskuler, toksik mengganggu kerja pembuluh darah yang
dapat mengakibatkan hipotensi. Sedangkan pada sistem pernapasan dapat
4
mengakibatkan syok hipovolemik dan terjadi koagulopati hebat yang dapat
mengakibatkan gagal napas.
2.4. Jenis-Jenis Gigitan Binatang
Hewan yang paling sering menggigit manusia adalah anjing.Kucing walaupun
agakjarang, kadang-kadang juga menggigit manusia. Gigitan kucing lebih berbahaya
karena banyak masuk kuman yang berasal dari mulut kucing,sehingga lebih sering
menimbulkan infeksi pada luka.gigitan tikus, dan anjing sering mengandung virus rabies.
Hewan yang mengandung virus rabies bila menggigit atau menjilat luka goresan kulit
dapat menularkan penyakit gila anjing (rabies).
1. Gigitan binatang darat
a) Gigitan anjing, kucing, kera, tikus, dll
Bahaya rabies (penyakit anjing gila) tidak segera mengancam kecuali bila gigitan
terjadi di kepala atau di leher.Gigitan anjing biasanya lebih bersih dibandingkan
dengan gigitan binatang lainnya.Bekasnya tidak begitu dalam dan mudah
dibersihkan, dapat menyebabkan luka memar yang hebat dan infeksi, serta
robekan dari jaringan.Gigitan kucing dapat membawa akibat lebih serius.Bahaya
infeksi jauh lebih besar daripada gigitan anjing.Bekas gigitan kucing biasanya
dalam dan dapat mengenai urat-urat, atau masuk rongga sendi, terutama kalau
ditangan. Maka infeksi yang ditimbulkannya akan lebih hebat. Gigitan tikus dapat
menjalarkan beberapa jenis penyakit, antara lain demam tinggi
b) Gigitan Arthropoda (Laba-laba,tawon, kelabang, kala)
Gigitan atau sengatan dari berbagai jenis serangga,laba-laba, kala dan kelabang,
walaupun tidak selalu membahayakan jiwa, dapat menimbulkan reaksi alergi yang
gawat dan bahkan kadang-kadang dapat berakibat fatal. Musibah yang diderita
akibat dari gigitan,pagutan, sengatan, atau mungkin hanya sentuhan binatang atau
bagian tubuhnya
c) Gigitan kelelawar
Kelelawar dapat membawa kuman rabies. Oleh karena itu, jika digigit kelelawar
bahaya rabies juga harus difikirkan
d) Gigitan kalajengking
Binatang ini tergolong serangga yang mempunyai racun pada ujung ekornya.
Racun dimasukkan oleh ekor serangga ke kulit, sehingga pada saat itu juga, orang
yang disengat kalajengking atau lipan merasa kesakitan.
5
e) Ular
Binatang ini tergolong reptilia berkaki dan bertubuh panjang yang tersebar luas di
dunia. Semua jenis ular dikelompokkan dalam satu subordo, yaitu serpentes dan
juga merupakan anggota dari ordo squamata (reptilia bersisik). Bersama-sama
dengan kadal
2.5. Pemeriksaan fisik pada gigitan binatang
Pada pengkajian fisik dilakukan tindakan pemeriksaan
1) tanda-tanda vital
suhu, pernapasan, denyut jantung, tekanan darah, tekanan nadi
2) hasil pemeriksaan kepala fontanel
3) menonjol, rata atau cekung, bentuk umum kepala, reaksi pupil, ukuran, reaksi
terhadap cahaya, kesamaan respon
4) tingkat kesadaran kewaspadaan
respon terhadap panggilan, iritabilitas, letargi dan rasa mengantuk, orientasi
terhadap diri sendiri dan orang lain, afek, alam perasaan, labilitas, aktivitas kejang,
jenis, lamanya
5) fungsi sensori
reaksi terhadap nyeri, reaksi terhadap suhu, reflex, reflex tendo superficial, reflek
patologi
2.6. Penatalaksanaan gigitan binatang
1) Tindakan pengobatan
Jika segera dilakukan tindakan pencegahan yang tepat, maka seseorang yang digigit
hewan yang menderita rabies kemungkinan tidak akan menderita rabies. Orang yang
digigit kelinci dan hewan pengerat (termasuk bajing dan tikus) tidak memerlukan
pengobatan lebih lanjut karena hewan-hewan tersebut jarang terinfeksi rabies.Tetapi
bila digigit binatang buas maka diperlukan pengobatan lebih lanjut karena hewan-
hewan tersebut mungkin saja terinfeksi rabies.
2) Tindakan pencegahan yang paling penting adalah penanganan luka gigitan sesegera
mungkin. Daerah yang digigit dibersihkan dengan sabun, tusukan yang disemprot
dengan air sabun. Jika luka telah dibersihkan, kepada penderita yang belum pernah
mendapatkan imunisasi dengan vaksin rabies diberikan suntikan immunoglobulin
rabies, dimana separuh dari dosisnya disuntikkan ditempat gigitan.
3) Jika belum pernah mendapatkan imunisasi, maka suntikan vaksin rabies diberikan
pada saat digigit hewan rabies dan pada hari ke 3, 7, 14, dan 28. Nyeri dan
6
pembengkakan di tempat suntikan biasanya bersifat ringan, jarang terjadi reaksi alergi
yang serius, kurang dari 1% yang mengalami demam setelah menjalani vaksinasi.
4) Jika penderita pernah mendapatkan vaksinasi, maka risiko menderita rabies akan
berkurang, tetapi luka gigitan harus tetap dibersihkan dan diberikan 2 dosis vaksin
(pada hari 0 dan 2)
5) Sebelum ditemukannya pengobatan, kematian biasanya terjadi dalam 3-10 hari.
Kebanyakan penderita meninggal karena sumbatan jalan nafas (asfiksia). Kejang
kelelahan atau kelumpuhan total. Meskipun kematian karena rabies diduga tidak dapat
dihindarkan,tetapi beberapa orang penderita selamat. Mereka dipindahkan ke ruang
perawatan intensif untuk diawasi terhadap gejala-gejala pada paru-paru, jantung dan
otak. Pemberian vaksin maupun imunoglobin rabiestampaknya efektif jika suatu saat
penderita menunjukkan gejala-gejala rabies.
9
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Keracunan adalah keadaan sakit yang ditimbulkan oleh racun. Bahan racun yang
masuk ke dalam tubuh dapat langsung mengganggu organ tubuh tertentu. Salah satu
penyebab keracunan adalah gigitan binatang. Rabies adalah penyakit infeksi akut susunan
saraf pusat pada manusia dan mamalia yang berakibat fatal yang salah satunya
disebabkan oleh gigitan binatang seperti anjing, monyet dan kucing.
Pada 20% penderita, rabies dimulai dengan kelumpuhan pada tungkai bawah yang
menjalar ke seluruh tubuh. Tetapi penyakit ini biasanya dimulai dengan periode yang
pendek dari depresi mental, keresahan, tidak enak badan dan demam. Keresahan akan
meningkat menjadi kegembiraan yang tak terkendali dan penderita akan mengeluarkan air
liur. Kejang otot tenggorokan dan pita suara bisa menyebabkan rasa sakit yang luar biasa
3.2. Saran
Dengan terselesaikannya tugas makalah ini kami berharap para pembaca dapat
memahami tentang gigitan binatang buas dan berbisa
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk membuat pembaca lebih mengetahui dan
menambah wawasan tentang gigitan binatang buas dan berbisa
10
DAFTAR PUSATAKA
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 jilid 1 Media Aesculapius. FKUI :
Jakarta