Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN
Teori tingkah laku konsumen memberikan latar belakang yang penting di dalam
memahami sifat permintaan pembeli di pasaar. Dari analisis itu sekarang telah dapat difahami
alasana yang mendorong para pembeli menaikan permintaannya terhadap suatu barang apabila
harganya turun dan mengurangkan pembeliya sekiranya harga naik.
Sekarang sudah tiba waktuna waktunya untuk mengalihkan perhatian kepada persoaaln
penawaran, yaitu melihat meliat dan mempelajari sikap para produsen dalam menawarkan
barang yang diproduksinya. Bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi penawran adalah biaya
produksi. Faktor ini adalah faktor yang sangat penting dalam menentukan penawaran. Baha
dalam persaingan sempurna penawaran ditentukan oleh biaya marjinal, yaitu biaya yang
dibelanjakan untk satu unit lagi produksi.
Untuk melihat seluk beluk kegiatan perusahaan dalam memproduksi dan menawarkan
berangnya diperlukan analisis ke atas berbagai aspek kegiatan memproduksinya. Pertama – tama
harus dianalisis sampai dimana faktor – faktor produksi akan digunakan untuk menghasilkan
barang yang akan di produksikan. Sesudah itu perlu pula dilihat biaya produksi untuk
menghasilkan barang – barang tersebut. Dan pada akhirnya perlu dianalisis bagaimana seorang
pengusaha akan membendingkan hasil penjualan produksinya dengan biaya produksi yang
dikeluarkannya, untuk menentukan tingkat tingkat produksi yang akan memberikan keuntungan
yang maksimum kepadanya.

DOWNLOAD FULL PAPER DISINI DOC


BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Produksi
Produksi adalah suatu kegiatan memproses suatu input (faktor produksi) menjadi suatu
output. Faktor produksi
Dalam aktifitasnya produsen (perusahaan) mengubah berbagai faktor produksinya menjadi
barang dan jasa. Faktor prduksi dibedakan menjadi faktor produksi tetap (fixed input) dan faktor
produksi variable (Variable input).
1. Fungsi Produksi

Q = f (K,L,R,T)

Dalam membahas teori produksi masalah yang sering mendapat perhatian adalah jumlah output,
yang selalu ditentukan oleh faktor – faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi.
Hubungan antara tingkat output yang dihasilkan dan tingkat (dan kombinasi) faktor – faktor
produksi yang digunakan dalam proses produksi sering dinyatakan dalam suatu fungsi produksi.
Dalam bentuk persamaan, suatu produksi dapat dinyatakan dengan : Q = f (X,
X2,X3,...............X n) dimana Q adalah tingkat produksi, sedangkan X, X2, X3,...............X n adalah
berbagai faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi atau

Sifat dari suatu fungsi produksi di asumsikan tunduk pada hukum : the Law of Dimishing
return, yang menyatakan bahwa bila satu macam faktor produksi ditambah pengunaannya,
sedangkan faktor produksi lainnya adalah tetap, maka tambahan produksi yang dapat dihasilkan
dari setiap tambahan satu unit faktor produksi, pada awalnya akan meningkat, akan tetapi bila
faktor produksi variable tersebut ditambah terus menerus, maka tambahan produksi akan
mengalami penurunan.
2. Dimensi Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Teori Produksi jangka pendek menggambarkan tentang hubungan antara tingkat produksi
suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk
menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut. Dengan demikian
dalam analisis faktor-faktor lainnya dianggap tetap.
Teori jangka panjang adalah periode dimana semua faktor produksi menjadi faktor
produksi variable.
3. Model Produksi Dengan Satu Faktor Produksi Variable
Teori produksi yang sederhana menggambarkan hubungan antara tingkat output yang
dihasilkan dengan jumlah tenaga kerja (labor) yang digunakan untuk menghasilkan output
tersebut.
Proses produksi pada umumnya membutuhkan berbagai macam faktor produksi,
diantaranya adalah tanahn tenaga kerja dan modal serta bahan mentah. Dalam pembahasan kita
sekarang, dianggap hanya terdapat satu faktor produksi variable (faktor produksi yang berubah-
ubah jumlahnya) yaitu tenaga kerja, sedangkan faktor produksi lainnya merupakan faktor
produksi tetap. Faktor produksi tetap adalah faktor produksi di mana jumlah yang digunakan
dalam proses produksi tidak dapat diubah secara cepat dalam jangka pendek, bila keadaan pasar
menhendaki perubahan jumlah output. Sedangkan faktor produksi variable adalah faktor
produksi di mana jumlahnya dapat diubah – ubah dalam waktu yang relatif pendek sesuai dengan
jumlah output yang dihasilkan.
Dalam analisis produksi dengan satu input variable diasumsikan bahwa semua faktor
produksi selain tenaga kerja (L) dianggap tetap. Sehingga fungsi produksi dengan satu input
variable: Q = f (L) Fungsi Produksi dengan Satu Variabel Tunduk pada “Low of Dimishing
Return”
a. Beberapa konsep produksi
1) Produksi Total (Total product) adalah banyaknya produksi yang dihasilkan dari penggunaan
total faktor produksi. TP = f(K,L) secara matematis TP (Produksi total) akan maksimum apabila
turunan pertama dari fungsi nilainya sama dengan nol. Turunan pertama TP adalah MP
(MP=TP’) maka TP maksimum pada saat MP sama dengan nol
2) Produksi Marjinal (marginal product) adalah tambahan produksi karena penambahan
penggunaan satu unit faktor produksi.

MP = TP’ =
Perusahaan / produsen dapat terus menambah tenaga kerja selama MP > 0. Jika MP sudah < 0,
penambahan tenaga kerja justru mengurangi produksi total. Penurunan nilai MP merupakan
indikasi telah terjadinya hukum pertambahan hasil yang semakin menurun atau the Law of
Diminishing Return.
3) Produksi Rata-rata (average product) adalah rata-rata output yang dihasilkan per unit faktor
produksi.

AP=
Ap akan maksimum bila turunan pertama fungsi AP adalah 0 (nol) (AP’=0). Dengan penjelasan
matematis, AP maksimum tercapai pada saat AP = MP, dan MP akan memotong AP pada saat
nilai AP maksimum.
Adapun hubungan dari tiga konsep produksi tersebut adalah sebagaimana di tunjukan
pada contoh dibawah ini
Produksi Produksi
Tenaga Produksi Tahap
Marjinal Rata-Rata
Kerja Total (TP) Produksi
(MP) (AP)
Mesin

1 1 5 5 5

1 2 20 15 10 Tahap I

1 3 45 25 15

1 4 80 35 20

1 5 105 25 21
Tahap II
1 6 120 15 20

1 7 126 6 18

1 8 120 -6 15

1 9 106 -12 12 Tahap III

1 10 90 -18 9

Pada hakikatnya The Lawf Dimishing return menyatakan bahwa hubungan antara tingkat
produksi dan jumlah input tenaga kerja yang digunakan dapat dibedakan menjadi tiga tahap :
- Tahap Pertama : Produksi total (total Product) mengalami pertambahan yang semakin cepat,
tahap ini dimulai dari titik origin semakin kesatu titik pada kurfa product dimana AP (Produksi
rata-rata) maksimum, dan pada titik ini AP=MP (Marginal Product)
- Tahap kedua : Produksi total (total product) pertambahannya semakin lama semakin kecil.
Tahap II ini dimalai dari titik AP maksimum sampai titik dimana MP = 0, atau TP Maksimum
- Tahap ketiga : Produksi total (Total Product) semakin lama semakin menurun. Tahap III ini
meliputi daerah dimana MP negatif/

Dari tabel diatas dapat di presentasikan dalam bentuk diagram atau kurva TP ternyata bergerak
membentuk kurva yang mirip huruf S, sehingga disebut kurva S. Hukum pertambahan hasil yang
semakin menurun menyebabkan kurva MP berbentuk parabola, sampai menyentuh sumbu
horizontal (MP = 0). Jika kurva MP telah lebih rendah dari sumbu horizontal (MP < 0),
penambahan tenaga kerja justru menurunkan produksi total (slope Kurva TP) menjadi negatif).
Kurva AP bergerak sepola dengan kurva MP. Sebelum titik potong AP dan MP, nilai AP selalu
di bawah MP, setelah itu AP diatas MP, nilai AP juga mengalami penurunan akibat pengaruh
penurunan nilai MP. Tetapi penurunannya tidak setajam MP, sehingga pada saat MP < 0, AP
masih mungkin bernilai positif bahkan tidak pernah negatif.
b. Perkembangan Tekhnologi
Kemajuan tekhnologi dapat membuat tingkat produktifitas meningkat.
4. Model Produksi Dengan Dua Faktor Produksi Variable
Dua faktor produksi yang dianggap variable atau dapat diubah jumlahnya adalah tenaga
kerja (L) dan modal (K). Dalam teori produksi diasumsikan juga, bahwa antara tenaga kerja dan
modal dapat dipertukarkan penggunaanya satu sama lain. Modal dapat menggantikan tenaga
kerja oleh tenaga kerja dapat menggantikan modal.
Jika upah tenaga kerja dan pembayaran per unit terhadap penggunaan modal diketahui,
maka bagaimana caranya perusahaan meminimumkan biaya dalam usahanaya untuk
menghasilkan output pada suatu tingkat tertentu dapat diketahui. Disamping itu, dengan
sejumlah biaya tertentu bagaimana caranya perusahaan memaksimalkan output juga
dilaksanakan. Sedangkan alat analisis yang digunakan untuk memenuhi maksud tersebut adalah
dengan menggunakan “kurva isokuan” dan “garis isokos”.
a. Isokuan (isoquant)
Isokuan (Isoquant) adalah kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi penggunaan
dua macam faktor produksi variabel secara efisien dengan tingkat tekhnolgi tertentu, yang
menghasilkan tingkat produksi yang sama.
Tenaga Kerja
Mesin
1 2 3 4 5

1 5 20 45 80 105

2 30 45 105 150 135

3 80 105 150 180 150

4 105 135 180 240 210

Kita melihat bahwa tingkat produksi 105 bal tekstil dapat dicapai dengan beberapa
kombinasi faktor produksi, yaitu 1 mesin dengan 5 tenaga kerja, 2 mesin dengan 3 tenaga kerja
dan seterusnya.

b. Kurva Anggaran Produksi (Isocost)


Kurva anggaran produksi (isocost) adalah kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi
penggunaan dua macam factor produksi yang memerlukan Biaya yang sama. Jika harga factor
produksi tenaga kerja adalah upah (w) dan harga factor produksi barang modal adalah sewa ( r ),
maka kurva isocost ( I ) adalah :
I = rK + wL
Sudut kemiringan kurva isocost adalah rasio harga kedua factor produksi. Jika terjadi perubahan
harga factor produksi, kurfa I berotasi. Jika yang berubah adalah kemampuan anggaran, kurfa
isocost bergeser sejajar.
(a) Rotasi kurva isocost (b) Pergeseran kurva isocost

B. Teori Biaya Produksi


Untuk menghasilkan barang atau jasa diperlukan factor-faktor produksi seperti bahan baku,
tenaga kerja, modal, dan keahlian pengusaha. Semua faktor-faktor produksi yang dipakai adalah
merupakan pengorbanan dari proses produksi dan juga berfungsi sebagai ukuran untuk
menentukan harga pokok barang.
Menurut Sherman Rosyidi, biaya produksi adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh
pengusaha untuk dapat diambil kesimpulan bahwa biaya apa saja yang diperlukan untuk
membuat produk, baik barang maupun jasa.
Biaya Produksi dapat dibagi menjadi dua, biaya eksplisit dan biaya implisit Biaya
eksplisit adalah biaya-biaya yang secara eksplisit terlihat, terutama melihat laporan keuangan,
pengeluaran-pengeluaran nyata dari kas perusahaan untuk membeli atau menyewa jasa-jasa
faktor produksi yang dibutuhkan dalam berproduksi. Contoh: biaya tenaga kerja, sewa gedung,
dll. Biaya implicit adalah biaya yang tidak terlihat. Biaya implicit ini tidak dikeluarkan langsung
dari kas perusahaan. Biaya implicit diperhitungkan dari faktor-faktor produksi yang dimiliki
sendiri oleh perusahaa, bisa disebut juga dengan biaya kesempatan (oportunity cost) Contoh:
Penggunaan gedung milik perusahaan sendiri.
1. Konsep Biaya
a. Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja adalah Biaya yang harus di keluarkan untuk menggunakan tenaga kerja per
orang per satuan waktu.
b. Biaya barang modal
Ada perbedaan konsep antara Biaya ekonom dan akuntan dalam perhitungan Biaya barang
modal. Akuntan menggunakan konsep Biaya historis (Historical cost).Ekonom melihat Biaya
barang modal bukanlah berapa besar uang yang harus dikeluarkan untuk menggunakannya,
melainkan berapa besar pendapatan yang diperoleh bila mesin disewakan kepada pengusaha lain.
c. Biaya kewirausahaan
Wirausaha (pengusaha) adalah orang yang mengkombinasikan berbagai factor produksi untuk di
transformasi menjadi output berupa barang dan jasa. Dalam upaya tersebut, dia harus
menanggung resiko kegagalan. Atas keberanian menanggung resiko, pengusaha mendap balas
jasa berupa laba. Makin besar (tinggi) resikonya, laba yang diharapkan harus makin besar.
Begitu juga sebaliknya.
2. Jenis – jenis Biaya Produksi
a. Berdasarkan Periode Produksi
Periode produksi diperusahaan dibagi menjadi :
1) Biaya Jangka Pendek
a) Biaya tetap (Fixed Cost, FC)
Biaya tetap adalah biaya yang timbul akibat
penggunaan sumber daya tetap dalam proses produksi.
Sifat utama biaya tetap adalah jumlahnya tidak
berubah walaupun jumlah produksi mengalami
perubahan (naik atau turun). Keseluruhan biaya tetap
disebutbiaya total (total fixed cost, TFC)

Kurva Total Biaya Tetap


K
b) Biaya Variable (Variable Cost, VC)
Biaya variable atau sering disebutbiaya variable total
(total variable cost,TVC) adalah jumlah biaya produksi
yang berubah menurut tinggi rendahnyajumlah output
yang akan dihasilkan. Semakin besar output atau
barang yang akan dihasilkan, maka akan semakin
besar pula biaya variable yang akan dikeluarkan.

c) Biaya Total (Total Cost, TC)


Biaya
Total adalah
keseluruhan biaya yang terjadi pada produksi
jangka pendek. Biaya diperoleh dari
TC = TFC – TVC
TFC = Biaya tetap
TVC = Biaya Variable
Kurva biaya total

d) Biaya Rata – Rata


Biaya rata – rata terdiri dari:

i. Biaya tetap rata-rata (Average Fixed Cost, AFC) adalah hasil bagi antara
biaya tetap total dan jumlah barang yang dihasilkan. Rumus AFC adalah

Keterangan : TC = Total cost ( Biaya rata – rata)


Q = Quantity jumlah
Besar kecilnya AFC tergantung dari jumlah barang yang dihasilkan. Artinya, jika barang yang
dihasilkan semakin banyak, maka AFC akan semakin kecil (berbanding terbalik). Hal ini juga
mengisyaratkan bahwa pada unit produksi yang banyak AFC akan terlihat besar, sedangkan
pada unit produksi yang banyak AFC akan kecil jumlahnya. Kurva AFC bergerakdari sisi kiri
atas kanan bawah.
ii. Biaya Variable rata – rata (Avarage Variable Cost, AVC)
Variable satuan unit produksi. Rumusnya :

Keterangan : TVC = Total Variable cost


Kurva AVC akan menurun karena tergantung kepada besar kecilnya output (Q).
iii. Biaya total rata – rata (Average Cost, AC) adalah baiaya persatuan unit output (produksi)

AC = AFC + AVC

e) Biaya Marginal (Marginal Cost, MC)

Biaya Marginal adalah perubahan biaya total akibat penambahan satu unit
output (Q). Biaya marginal timbul akibat pertambahan satu unit output sehingga dapat
dirumuskan:
Oleh karena tambahan produksi satu unit output tidak akan menambah ataumengurangi biaya
produksi tetap (TFC), maka tambahan biaya marginal ini akan menambah biaya variable total
(TVC).
2) Biaya Jangka Panjang
Jangka panjang dalam pengertian ini tidak terkait dengan waktu. Penyebutan jangka panjang
oleh para ekonom menandai suatu proses produksi dimana sumber daya yang digunakan tidak
ada lagi yang bersifat tetap. Semua sumber daya yang digunakan dalam proses produksi bersifat
variable atau jumlahnya dapat berubahubah. Produksi dalam jangka panjang memungkinkan
perusahaan untuk mengubah skala produksi (tingkat produksi) dengan cara mengubah, baik
mengubah maupun mengurangi jumlah sumberdaya. Hal ini tentu akan berdampak pada biaya
yang ditimbulkan. Dalam jangka panjang hanya dikenal biaya total rata-rata (ATC).
b. Berdasarkan Biaya Total dan Biaya Rata – Rata
1) Biaya – Biaya Total
Terdiri dari :
- Total biaya tetap (TFC)
- Total Biaya Variable (TVC), dan
- Total Biaya (TC)
TC = TFC + TVC
Contoh:
Output TFC TVC TC

(1) (2) (3) (4)

0 100 0 100

1 100 50 150

2 100 75 175

3 100 90 190

4 100 120 220

5 100 125 225

Bila digambarkan akan terlihat sebagai berikut


2) Biaya Rata – Rata
Merupakan biaya yang terjadi per satuan output. Baik biaya tetap, biaya variable, maupun
biayatotal memiliki biaya rata-rata. Biaya rata-rata ntuk biaya tetap adalah rata-rata biaya tetap
(AFC), untuk biaya variable dalah rata-rata biaya variable (AVC), dan untuk biaya total adalah
rata-rata biaya total (ATC).

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Produksi dan biaya produksi bagaikan kepingan mata uang logam berisi dua. Jika
produksi berbicara tentang nilai fisik penggunaan faktor produksi, biaya mengukurnya dengan
nilai uang. Dalam ekonomi yang sudah modern, dimana peranan uang amat penting, maka
ukuran efisiensi yang paling baik (walaupun bukan paling lengkap) adalah uang. Sesuatu yang
efisien secara teknis, belum tentu secara finansial dan ekonomi menguntungkan.
Dalam aktifitasnya produsen (perusahaan) mengubah berbagai faktor produksinya
menjadi barang dan jasa. Faktor prduksi dibedakan menjadi faktor produksi tetap (fixed
input) dan faktor produksi variable (Variable input).
Untuk menghasilkan barang atau jasa diperlukan factor-faktor produksi seperti bahan baku,
tenaga kerja, modal, dan keahlian pengusaha. Semua faktor-faktor produksi yang dipakai adalah
merupakan pengorbanan dari proses produksi dan juga berfungsi sebagai ukuran untuk
menentukan harga pokok barang.
Biaya produksi adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh pengusaha untuk dapat diambil
kesimpulan bahwa biaya apa saja yang diperlukan untuk membuat produk, baik barang maupun
jasa. Biaya Produksi juga di bagi menjadi dua, biaya eksplisit dan biaya Implisit

DOWNLOAD FULL PAPER DISINI DOC


DAFTAR PUSTAKA
Pratama Rahardja, 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi Edidi Ketiga. LPFE-UI, Jakarta
Ari Sudarman, 1994. Teori Ekonomi Mikro Jilid I. BPFE-UGM, Yogyakarta.
Sadono Sukirno. 2000. Pengantar Mikroekonomi. Raja Grafindo Persada, Jakarta
http://click.kliksaya.com/click.php?aid=2787257&zid=179053

Semua Tentang DiriKU


Kamis, 18 April 2013
makalah teori produksi dan biaya produksi

DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................
A. Latar Belakang
B. Rumusa Masalah
C. Tujuan Masalah
D. Manfaat Penulisan Makalah
E. Prosedur Makalah
BAB II PEMBAHASAN............................................................................
2.1 Teori Biaya..............................................................................
2.2 Pengelompokan Biaya...............................................
2.3 Biaya Produksi Jangka Pendek...................................................
2.4 Biaya Produksi Jangka Panjang...................................................
2.5 Penentuan Biaya Produksi................................................................
2.6 Menentukan Biaya Produksi..............................................................
2.7 Bentuk-Bentuk Badan Usaha........................................................
BAB III PENUTUP...................................................................................
3.3 Kesimpulan.................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Semesta Alam Yang Maha Pemberi kesempatan untuk
kami menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Pengantar Ekonomi. Dan tak lupa sholawat
serta salam tetap tecurah kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah menuntun kita dari
jalan yang gelap gulita menuju jalan yang terang dengan membawa agama yang sempurna
addinul islam. Makalah yang kami susun ini telah berhasil menguraikan tentang teori biaya
produksi yang terdiri dari berbagai bahasan.Makalah yang berjudul ‘TEORI PRODUKSI
DAN BIAYA PRODUKSI” ini juga bertujuan agarkita mengetahui tentang materi teori biaya
produksi. Terselesaikannya tugas makalah ini tidak lepas dari bimbingan dosen kami yaitu
Ibu Elvitrianim Purba S.E.serta teman-teman yang telah membantu kami. Terlepas dari
keyakinan kami atas kesempurnaan makalah yang kami susun ini,sebagai makhluk yang
sebenarnya jauh dari sempurna,kami tetap menanti kritik dan saran yang membangun demi
sempurnanya makalah ini.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Di dalam dunia ekonomi modern, terutama mengenai makna biaya dan produksi, menjadi
salah satu hal yang harus diperhatikan yang tidak bisa dipisahkan layaknya uang keping logam
yang memiliki dua muka yang berbeda namun dalam satu kesatuan.
Seiring dengan berkembangnya ilmu teknologi, ilmu pengetahuan, dan bertambahnya
penduduk, memaksa kebutuhan hidup terus meningkat. Pada saat ini Kebutuhan hidup tidak bisa
diambil langsung dari alam, akan tetapi harus diolah dahulu dengan cepat, efesien, dan harga
terjangkau. Keadaan ini dimanfaatkan dengan baik oleh sebagian orang untuk memperoleh
keuntungan. Akan tetapi, permintaan pasar berubah-ubah sehingga menyulitkan perusahaan
untuk melakukan kegiatan produksinya, produk apa yang akan di produksi?. Namun dalam
melakukan proses produksi suatu barang, perusahaan seharusnya memperhatikan beberapa hal
sebelum melakukan produksi, salah satunya kekuatan finansial yang mereka miliki, seperti biaya
produksi. Biaya produksi merupakan proses mengeluarkan pengorbanan yang biasanya dapat
berupa uang atau peralatan, agar produksi dapat dilaksanakan. Selain biaya produksi, ada biaya-
biaya lain yang harus diperhatikan, seperti biaya admintrasi, biaya keuangan, dan biaya
pemasaran. Sedangkan biaya produksi terbagi menjadi dua berdasarkan yang dikeluarkan yaitu
biaya produksi eksplesit dan implisit. Selain itu biaya produksi dapat dibagi dua pula
berdasarkan jangka yaitu jangka pendek dan jangka panjang.
Dalam kasus perusahaan besar yang memiliki aset yang cukup banyak, dalam melakukan
proses produksi tentu sudah ada perhitungan yang matang seperti jumlah variabel, bunga, sewa
tanah, gaji pegawai, jumlah produk yang harus diproduksi supaya memperoleh keuntungan.
Oleh sebab itu penulis menulis sebuah makalah yang bertajuk “Biaya Produksi”.
B. Rumusan Masalah
berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan masalah
sebagai berikut.
1. Apa saja jenis-jenis biaya?
2. Apa yang dimaksud dengan biaya produksi?
3. Terdiri dari apa sajakah biaya produksi?
4. Hubungan anatara titik impas dengan biaya produksi?

C. Tujuan Masalah
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk
mengetahui dan mendeskripsikan:
1. Jenis-jenis biaya.
2. Pengertia apa yang dimaksud dengan biaya produksi.
3. Unsur-unsur biaya produksi
4. Penerapan perhitungan dalam proses produksi.

D. Manfaat Penulisan Makalah


Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoritis maupun
praktis. Secara teoritis makalah ini berguna menjadi penambah wawasan mengenai biaya
produksi secara praktisi. Makalah ini diharapkan bermanfaat bagi penulis maupun pembaca bila
suatu saat berkecimpung di dunia produksi, baik diperusahaan sendiri maupun diperusahaan lain.

E. Prosedur Makalah
Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan
adalah metode noninteraktif. Melalui metode ini penulis akan menguraikan permasalahan yang
dibahas secara jelas dan komprehnsif. Data teorits dalam makalah ini dikumpulkan dengan
menggunkan hasil kajian pustaka.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teori Biaya
Biaya merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan dalam menjalankan usahanya.
Hal ini disebabkan biaya sangat menentukan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan.
Biaya adalah semua pengeluaran yang dapat diukur dengan uang, baik yang telah, sedang
maupun yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk.
Ilmu yang mempelajari masalah-masalah biaya adalah Akuntansi Biaya. Akuntasnsi
biaya pada perusahaan berhubungan dengan tugas-tugas : mencatat, mengklasifikasikan,
mengintrespestasikan, menyajikan dan mengendalikan biaya dari proses produksi.
Dalam konsep ini ada biaya eksplisit dan biaya implisit.Biaya eksplisit adalah biaya-
biaya yang secara eksplisit terlihat,terutama melalui laporan keuangan.Contoh biaya eksplisit
adalah biaya listrik, telepon, air,pembayaran gaji buruh, dan gaji karyawan.Biaya implisit adalah
biaya yang tidak terlihat, yaitu biaya penyusutan seperti mesin atau bangunan yang sudah
digunakan cukup lama. .
Setiap perusahaan harus dapat menghitung biaya produksi agar dapat menetapkan harga
pokok barang yang dihasilkan. Untuk menghitung biaya produksi, terlebih dahulu harus
dipahami pengertiannya.

2.2 Pegelompokan Biaya


Menerut keterlibatan biaya dalam produk dapat digolongkan:
1. Biaya Bahan Langsung
a. Biaya bahan langsung = biaya yang timbul dari pemakaian semua bahan-bahan yang menjadi
bagian dari produk jadi. Contohnya telor dan terigu dalam pembuatan kue.
b. Biaya buruh langsung = biaya yang dikeluarkan untuk pekerja yang ikut terlibat dalam kegiatan
proses produksi.. contoh upah untuk operator mesin.
c. Biaya overhead pabrik = seluruh biaya produksi selain biaya bahan langsung dan biaya buruh
pabrik.
Biaya-biaya diatas merupakan konsep dasar dari unsur dari biaya.
d. Biaya tak langsung pabrik = biaya yang terjadi dipabrik anatara lain:
 Biaya bahan tak Langsung = biaya dari semua bahan-bahan yang tidak menjadi bagian dari
suatu produk, tetapi diperlukan dalam pengolahan bahan menjadi barang. Contoh : pengelasan
dalam pembuatan mobil.
 Biaya buruh tak langsung = biaya yang dikeluarkan untuk pekerja yang ada dipabrik atau diluar
pabrik, tetapi tidak langsung dalam proses pembuatan suatu produk. Contoh : gaji untuk pekerja
perawatan mesin.
d. Biaya komersial = biaya tak langsung yang tidak terjadi di pabrik. Biaya ini terdiri dari :
 Biaya Penjualan = pengeluaran yang dilakukan dalam rangkaian kegiatan penjualan suatu
produksi. Seperti biaya promosi dan iklan.
 Biaya admintrasi = pengeluaran yang dilakukan untuk mendukung kegiatan-kegiatan pabrik.
 Biaya keuangan = biaya yang berhubungan dengan perolehan dana untuk oprasi perusahaan
misalnya bungaa

2.3 Biaya produksi jangka Pendek


Jangka waktu dimana sebagian faktor produksi tidak dapat di tambah jumlahnya. Biaya produksi
dalam jangka pendek antara lain.
1) Dalam hubungannya dengan tujuan biaya
Yaitu jangka waktu dimana perusahaan telah dapat menambah faktor-faktor produksi
yang digunakan dalam proses produksi. .Dalam biaya produksi jangka pendek ditinjau dari
hubungannya dengan produksi di bagi mejadi 2 yaitu
a) Biaya Langsung (direct cost)
Biaya Langsung merupakan biaya-biaya yang dapat diidentifikasi secara langsung pada
suatu proses tertentu ataupun output tertentu.
b) Biaya tidak Langsung (indirect cost)
Biaya Tidak Langsung merupakan biaya-biaya yang tidak dapat diidentifikasi secara
langsung pada suatu proses tertentu atau output tertentu.
2) Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.
a) Biaya Total (TC)
Biaya total merupakan jumlah keseluruhan biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan
yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya total merupakan jumlah anara biaya
variabel dan biaya tetap. TC = FC + VC.
b) Biaya Variabel (VC)
Biaya variabel merupakan biaya yang berubah secara linier sesuai dengan volume output
operasi perusahaan. Sebagai contoh adalah bahan baku.
c) Biaya Tetap (FC)
Biaya tetap merupakan biaya yang tidak berubah mengikuti tingkat produksi. Sebaga
contoh sewa tanah, biaya abondemen, dan biaya pemiliharaan pajak.

2.4 Biaya Produksi Jangka Panjang


Sebagaimana telah dikemukakan dalam konsep produksi jangka panjang, bahwa dalam
produksi jangka panjang semua input diperlakukan sebagai input variabel. Jadi, tidak ada input
tetap. Maka dalam konsep biaya jangka panjang semua biaya dianggap sebagai biaya variabel
(variabel cost), tidak ada biaya tetap. Dalam jangka panjang, perusahaan dapat menambah semua
faktor-faktor produksi yang akan digunakan oleh perusahaan. Jangka panjang, yaitu jangka
waktu di mana semua faktor produksi dapat mengalami perubahan, yaitu jumlah daripada faktor-
faktor produksi yang digunakan oleh perusahaan dapat ditambah apabila memang dibutuhkan.
Faktor-faktor produksi tersebut adalah: faktor pasar, faktor bahan mentah, faktor fasilitas
angkutan, dan faktor tenaga kerja.
a) Biaya Total (jangka panjang)
adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi seluruh output dan semuanya bersifat
variabe. LTC = LVC dimana LTC(long run total cost) dab LVC (long run variabel cost).
b) Biaya Marjinal
Adalah tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak satu unit. Perubahan biaya
total adalah sama dengan perubahan biaya variabel. LMC=ΔLVC/ΔQ dimana LMC(long run
margin cost) Q(output).

2.5 Penentuan biaya produksi


1. Biaya historis : yaitu penentuan biaya produk dengan mengumpulkan semua biaya
yang telah terjadi dan diperhitungkan setelah operasi pembuatan produk selesai
2. Biaya sebelum pembuatan : suatu cara penentuan biaya pembuatan produk
sebelum produk tersebut dibuat.
Biaya ini terbagi atas :
a. Biaya anggaran : berdasarkan kegiatan masa lalu dan perkiraan kegiatan
pada masa yang direncanakan.
b. Biaya standar : berdasarkan standar-standar pelaksanaan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Harga pokok standar : harga pokok yang telah ditentukan sebelum proses produksi dilaksanakan.
Tujuannya adalah :
1. Pengendalian biaya dan jika memungkinkan menguranginya.
2. Pengukuran efesiensi
3. Penyederhanaan prosedur pembiayaan
4. Penilaian persediaan
5. Penentuan harga jul.
Cara penentuan biaya standar :
1. Berdasarkan rata-rata biaya yang terjadi pada masa lalu
2. Berdasarkan biaya terendah yang terjadi pada masa lalu
3. Berdasarkan biaya yang berasal dari anggaran pada suatu kondisi operasi yang
normal
4. Berdasarkan biaya ideal yang terjadi pada efesiensi maksimum
5. Berdasarkan biaya yang dapat dicapai pada kondisi operasi yang baik.

2.6 Menentukan biaya produksi


A. contoh:
Harga jual hasil produksi PT. ”X” sebesar 20.425. dengan data-data biaya yang dikeluarkan
adalah sebagai berikut :

Bahan baku yang digunakan Awal tahun Akhir tahun


Departemen A 2.400 1.300
Tarif upah langsung pada Dept. A 4,10/jam 4,10/jam
Jam kerja yang terjadi pada Dept. A 600 400
Tarif upah langsung pada Dept. B 4,00/jam 4,00
Jam kerja yang terjadi pada Dept. B 300 140
Jam mesin pada Dept. B 200 120
Overhead pabrik Dept A (perjam buruh
langsung) 2,00 2,00
Overhead pabrik Dept. B (perjam mesin) 1,80 1,80

Biaya pemasaran dan administrasi yang dibebankan oleh perusahaan sebesar 25 % dari harga
pokok produksi.
Tentukan biaya total produksi serta persentasi margin.

Jawab :
BAHAN LANGSUNG

Tanggal Departemen Biaya Biaya Total


1 Januari A 2.400
31 Desember A 1.300
3.700

BURUH LANGSUNG

Tanggal Depertemen Jam Upah/jam Biaya Biaya Total


1 Januari A 600 4,10 2.460
1 Januari B 300 4,00 1.200
31 Desember A 400 4,10 1.640
31 Desember B 140 4,00 560
5.860

OVERHEAD PABRIK

Tanggal Dept. Dasar Jam Biaya/DP Biaya Biaya


Pengenaan (DP) Total
1 Januari A /jam buruh 600 2,00 1.200
1 Januari B /jam mesin 200 2,00 360
31 Desember A /jam buruh 400 1,80 800
31 Desember B /jam mesin 120 1,80 216
2.576

Bahan Langsung 3.700


Buruh langsung
Dept. A 4.100
Dept. B 1.760
5.860
9.560
Overhead Pabrik
Dept. A 2.000
Dept. B 576
2.576
Biaya Total Produksi 12. 136

Biaya pemasaran & adm 25 % x 12.136 = 3.034


Maka biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan :
12.136 + 3.034 = 15.170
Harga jual produksi oleh perusahaan
20.425
Laba yang diperoleh perusahaan :
20.425 – 15.170 = 5.255
Presentasi margin yang diperoleh perusahaan sebesar :
(5.255/20.425) x 100 % = 25,73 %

2.7 Bentuk-Bentuk Badan Usaha


Usaha bisnis dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk. Di Indonesia kita mengenal 3
macam bentuk baan yaitu :
1. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
2. Badan Usaha Milik Swasta
3. Koperasi

Pembagian atas tiga bentuk Badan Usaha tersebut bersumber dari Undang – Undang 1945
khususnya pasal 33. Dalam pasal tersebut terutang adanya Konsep Demokrasi Ekonomi bagi
perekonomian Negara. Di mana dalam Konsep Demokrasi Ekonomi ini terdapat adanya
kebebasan berusaha bagi seluruh warga negaranya dengan batas – batas tertentu. Hal ini berati
bahwa segenap warga negara Republik Indonesia diberikan kebebasan dalam menjalankan untuk
kegiatan bisnisnya. Hanya saja kebebasan itu tidaklah tak ada batasnya, akan tetapi kebebasan
tersebut ada batasanya.
Adapun batas – batas tertentu itu meliputi dua macam jenis usaha, dimana tehadap kedua jenis
usaha ini pihak swasta dibatasi gerak usahanya. Kedua jenis usaha itu adalah :
a. Jenis – jenis usaha yang VITAL yaitu usaha – usaha yang memiliki peranan yang
sangat penting bagi perekonomian negara. Misalnya saja : minyak dan gas bumi, baja,
hasil pertambngan, dan sebgainya.
b. Jenis – jenis usaha yang menguasai hajat hidup orang banyak. Misalnya saja : usaha
perlistrikan, air minum. Kereta api, pos dan telekomunikasi dan sebagainya.
Terhadap kedua jenis usaha tersebut pengusahaannya dibatasi yaitu bahwa usaha – usaha ini
hanya boleh dikelola Negara.

1. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)


BUMN adalah semua perusahaan dalam bentuk apapun dan bergerak dalam bidang usaha
apapun yang sebagian atau seluruh modalnya merupakan kekayaan Negara, kecuali jika
ditentukan lain berdasarkan Undang-undang.
BUMN adalah bentuk bentuk badan hukum yang tunduk pada segala macam hukum di
Indonesia. Karena perusahaan ini milik negara, maka tujuan utamanya adalahvmembanguun
ekonomi sosial menuju beberapa bentuk perusahaan pemerintah, baik pusat maupun daerah.
Ciri-ciri utama BUMN adalah :
• Tujuan utama usahanya adalah melayani kepentingan umum sekaligus mencari keuntungan.
• Berstatus badan hukum dan diatur berdasarkan Undang-undang.
• Pada umumnya bergerak pada bidang jasa-jasa vital.
• Mempunyai nama dan kekayaan serta bebas bergerak untuk mengikat suatu perjanjian, kontrak
serta hubungan-hubungan dengan pihak lainnya.
• Dapat dituntut dan menuntut, sesuai dengan ayat dan pasal dalam hukum perdata.
• Seluruh atau sebagian modal milik negara serta dapat memperoleh dana dari pinjaman dalam
dan luar negeri atau dari masyarakat dalam bentuk obligasi.
• Setiap tahun perusahaan menyusun laporan tahunan yang memuat neraca dan laporan rugi laba
untuk disampaikan kepada yang berkepentingan.
BUMN digolongkan menjadi 3 jenis yaitu :
a. Perusahaan Jawatan (Perjan)
Perusahaan ini bertujuan pelayanan kepada masyarakat dan bukan semata-mata mencari
keuntungan.
b. Perusahaan Umum (Perum)
Perusahan ini seluruh modalnya diperoleh dari negara. Perum bertujuan untuk melayani
masyarakat dan mencari keuntungan
c. Perusahaan Perseroan (Persero)
Perusahaan ini modalnya terdiri atas saham-saham. Sebagian sahamnya dimiliki oleh negara dan
sebagian lagi dimilik oleh pihak swasta dan luar negeri.

2. Badan Usaha Milik Swasta


Bentuk badan usaha ini adalah badan usaha yang pemiliknya sepenuhnya berada ditangan
individu atau swasta. Yang bertujuan untuk mencari keuntungan sehingga ukuran
keberhasilannyajuga dari banyaknyakeuntungan yang diperoleh dari hasil usahanya. Perusahaan
ini sebenarnya tidakalah selalu bermotif mencari keuntungan semata tetapi ada juga yang tidak
bermotif mencari keuntungan. Contoh : perusahan swasta yang bermotif nir-laba yaitu Rumah
Sakit, Sekolahan, Akademik, dll.
Bentuk badan usaha ini dapat dibagi kedalam beberapa macam :

a. Perseorangan
Bentuk ini merupakan bentuk yang pertama kali muncul di bidang bisnis yang paling
sederhana, dimana dalam hal ini tidak terdapat pembedaan pemilikan antara hal milik pribadi
dengan milik perusahaan. Harta benda yang merupakan kekayaan pribadi sekaligus juga
merupakan kekayaan perusahaan yang setiap saat harus menanggung utang – utang dari
perusahaan itu.
Bentuk badan usaha semacam ini pada umumnya terjadi pada perusahaan – perusahaan kecil,
misalnya bengkel kecil, toko pengecer kecil, kerajinan, serta jasa dll.
Keuntungan – keuntungan dari bentuk Perseorangan ini adalah :
- Penguasaan sepenuhnya terhadap keuntungan yang diperoleh.
- Motivasi usaha yang tinggi.
- Penanganan aspek hukum yang minimal.
Kekurangan – kekurangan dari bentuk Perseorangan ini adalah :
- Mengandung tanggung jawab keuangan tak terbatas
- Keterbatasan kemampuan keuangan.
- Keterbatasan manajerial.
- Kontinuitas kerja karyawan terbatas
b. Firma
Bentuk ini merupakan perserikatan atau kongsi ataupun persatuan dari beberapa
pengusaha swasta menjadi satu kesatuan usaha bersama. Perusahaan ini dimiliki oleh beberapa
orang dan pimpin atau dikelola oleh beberapa orang pula.
Tujuan perserikatan ini adalahuntuk menjadikan usahanya menjadi lebih besar dan lebih kuat
dalam permodalannya.
Bentuk ini memiliki kelebihan dan kekurangan yang sama dengan bentuk Perseorangan, akan
tetapi karena Firma ini adalah gabungan dari beberapa usaha perseorangan maka kontinuitas
akan lebih lama, kemampuan permodalannya akan lebih menjadi besar. Akan tetapi tidak jarang
dengan bergabungnya dua orang pengusaha itu justru mengakibatkan perselisihan yang kadang –
kadang usahanya menjadi tak terkontrol dengan baik karena sering terjadi konflik antar
keduanya.

c. Perserikatan Komanditer (CV)


Bentuk ini banyak dilakukan untuk mempertahankan kebaikan – kebaikan dari bentuk
perseorangan yang memberikan kebebasan dan penguasaan penuh bagi pemiliknya atas
keuntungan yang diperoleh oleh perusahan. Disamping itu untuk menghilangkan atau
mengurangi kejelekan dalam hal keterbatasan modal yang dimilikinya maka diadakanlah
penyertaan modal dari para anggota yang tidak ikut aktif mengelola bisnisnya, yang hanya
menyertakaan modalnya saja dalam bisnis itu.
Bentuk ini memiliki dua macam anggota yaitu :
- Anggota aktif (Komanditer Aktif) adalah anggota yang aktif menjalankan usaha bisnisnya dan
menanggung segala utang-utang perusahaan.
- Anggota tidak aktif (Komanditer Diam) adalah anggota yang hanya menyertakan modalnya
saja. Maka dari itu kertabatas modal perusahaan dapat dihindarkan, sehingga perusahaan akan
dapat mencari dan mendapatkan modal yang lebih besar untuk keperluan bisnisnya. Hal ini
merupakan salah satu kebaikan dari bentuk Perserikatan Komanditer, dibandingkan dengan
bentuk – bentuk lain yang sudah dibicarakan diatas.

d. Perseroan Terbartas (PT)


Perseroan Terbatas merupakan bentuk yang banyak dipilih, terutama untuk bisnis – bisnis
yang besar. Bentuk ini memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk menyertakan
modalnya kedalam bisnis tersebut dengan cara membeli saham yang dikeluarkan oleh
Perusahaan itu. Dengan membeli saham suatu perusahaan masyarakat akan menjadi ikut serta
memiliki perusahaan itu atau dengan kata lain mereka menjadi Pemilik Perusahaan tersebut. Atas
pemilikan saham itu maka mereka para pemegng saham itu lalu berhak memperoleh pembagian
laba atau Deviden dari perusahaan tersebut. Para pemegang saham itu mempunyai tanggung
jawab yang terbatas pada modal yang disertakan itu saja dan tidak ikut menanggunng utang –
utang yang dilakukan oleh perusahaan.
Perseroan Terbatas ini akan menjadi suatu Badan Hukum tersendiri yang berhak melakukan
tindakan – tindakan bisnis terlepas dari pemegang saham. Bentuk ini berbeda dengan bentuk
yang terdahulu yang memiliki tanggung jawab tak terbatas bagi para pemiliknya, yang artinya
para pemilik akan menanggung seluruh utang yang dilakukan oleh perusahaan. Berarti apabila
kekayaan perusahaan maka kekayaan pribadi dari para pemiliknya ikut menanggung utang
tersebut. Dengan semacam itu tanggung jawab renteng. Lain halnya dengan bentuk PT dimana
dalam bentuk ini tanggung jawab pemilik atau pemegang saham adalah terbatas, yaitu sebatas
modal yang disetorkannya. Kekayaan pribadi pemilik tidak ikut menanggung utang – utang
perusahaan. Oleh karena itu bentuk ini disebut Perseroan Terbatas (Naamlose
Venootschaap/NV).
Kelebihan-kelebihan bentuk ini adalah :
- Memiliki masa hidup yang terbatas.
- Pemisahan kekayaan dan utang – utang pemilik dengan kekayaan dan utang-utang perusahaan.
- Kemampuan memperoleh modal yang sangat luas.
- Penggunaan manajer yang profesional.

e. Yayasan
Yayasan adalah bentuk organisasi wasta yang didirikan untuk tujuan sosial
kemasyarakatanyang tidak berorientasipada keuntungan. Misalnya Yayasan Panti Asuhan,
Yayasan yang mengelola Sekolahan Swasta, Yayasan Penderita Anak Cacat dll.

3. Koperasi
Koperasi adalah usaha bersama yang memiliki organisasi berdasarkan atas azaz
kekeluargaan . Koperasi bertujuan untuk menyejahterahkan anggotanya. Dilihat dari
lingkunganyya koperasi dabat dibagi menjadi:
1. Koperasi Sekolah
2. Koperasi Pegawai Republik Indonesia
3. KUD
4. Koperasi Konsumsi
5. Koperasi Simpan Pinjam
6. Koperasi Produksi
Prinsip koperasi :
- Keanggotaan bersifat suka rela
- Pengelolaan bersifat demokratis
• Lembaga Keuangan
Dalam dunia keuangan bertindak selaku lembaga yang menyediakan jasa keuangan bagi
nasabahnya, dimana pada umumnya lembaga ini diatur oleh regulasi keuangan dari pemerintah.
Bentuk umum dari lembaga keuangan ini adalah termasuk perbankan, building society (sejenis
koperasi di Inggris) , Credit Union, pialang saham, aset manajemen, modal ventura, koperasi,
asuransi, dana pensiun, dan bisnis serupa lainnya.
Di Indonesia lembaga keuangan ini dibagi kedalam 2 kelompok yaitu lembaga keuangan bank
dan lembaga keuangan bukan bank (asuransi, pegadaian, perusahaan sekuritas, lembaga
pembiayaan, dll).
• Bentuk Kerjasama (Gabungan/Ekspansi)
- Bentuk Penggabungan Perusahaan

Lingkungan Perusahaan yaitu seluruh faktor-faktor yang ada diluar Perusahaan yang dapat
menimbulkan peluang yang lebih atau ancaman terhadap perusahaan tersebut

Bentuk-bentuk Penggabungan:
> Trust
> Kartel
> Merger
> Holding company
> Concern
> Corner dan ring
> Syndicat
> Joint venture
> Production sharing
> Waralaba ( franchise )

- Bentuk Pengkhususan Perusahaan


Ada 4 bentuk yaitu :
1. Spesialisasi
2. Trust/Kartel
3. Holding Company
4. Joint Venture

Pengkonsentrasian Perusahaan
1. Trust
Trust merupakan suatu bentuk penggabungan / kerjasama perusahaan secara horisontal
untuk membatasi persaingan, maupun rasionalisasi dalam bidang produksi dan penjualan.
Perusahaan-perusahaan yang ingin melakukan trust menyerahkan saham-sahamnya kepada
Trustee (orang kepercayaan) untuk menerbitkan sertifikat sahamnya.

2. Holding Company
Holding Company / Perusahaan Induk yaitu perusahaan yang berbentuk Corporation
yang menguasai sebagian besar saham dari beberapa perusahaan lain. Dalam hal ini status
perusahaan lain akan menjadi perusahaan anak dan kebijakan perusahaan anak akan ditentukan
oleh Holding (Induk). Holding Company bisa terbentuk karena terjadinya penggabungan secara
vertikal maupun horisontal. Contoh Astra International, PT. Dharma Inti Utama.

3. Kartel
Kartel adalah bentuk kerjasama perusahaan-perusahaan dengan produksi barang dan jasa
sejenis yang didasarkan perjanjian bersama untuk mengurangi persaingan.
Kartel dibagi dalam beberapa bentuk :

4. Sindikasi
Sindikasi dalah bentuk perjanjian kerjasama antara beberapa orang untuk melaksanakan
suatu proyek. Sindikasi juga dapat melakukan perjanjian sindikasi untuk memusatkan penjualan
pada satu lokasi tertentu, disebut sindikasi penjualan. Ada juga sindikasi perbankan (beberapa
bank bersindikasi untuk membiayai suatu proyek yang besar)

5. Concern
Concern adalah suatu bentuk penggabungan yang dilakukan baik secara horisontal
maupun vertikal dari sekumpulan perusahaan Holding. Concern dapat muncul sebagai akibat dari
satu perusahaan yang melakukan perluasan usaha secara horisontal ataupun vertikal melalui
pendirian perusahaan baru.
Dengan concern, penarikan dana untuk anak perusahaan dapat dilakukan melalui induk
perusahaan yang kedudukannya di pasar modal lebih kuat dibandingkan bila anak perusahaan
beroperasi sendiri-sendiri di pasar modal.

6. Joint Venture
Merupakan perusahaan baru yang didirikan atas dasar kerjasama antara beberapa
perusahaan yang berdiri sendiri. Tujuan utama pembentukan perusahaan joint venture ini adalah
untuk memenuhi kebutuhan komunikasi selular bagi segmen yang sering bepergian untuk
menikmati layanan yang friendly (ramah) dan biaya yang efisien, dimana pelanggan akan
merasakan layanan di luar negeri seperti layanan selular di negara sendiri. Aktivitas pokok
Bridge adalah mengembangkan suatu proses koordinasi regional dimana seluruh pelanggan dapat
menikmati layanan selular regional yang ditawarkan oleh salah satu operator yang masuk dalam
grup Bridge.

7. Trade Association
yaitu persekutuan beberapa perusahaan dari suatu cabang perusahaan yang sama dengan
tujuan memajukan para anggotanya dan bukan mencari laba.
Contoh: APKI (Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia, ASIRI (Asosiasi Industri Rekaman
Indonesia)

8. Gentlement’s Agreement
Persetujuan beberapa produsen dalam daerah penjualan dengan maksud mengurangi
persaingan diantara mereka.

- Cara-Cara Penggabungan / Penyatuan Usaha


1. Consolidation / Konsolidasi
adalah penggabungan beberapa perusahaan yang semula berdiri sendiri-sendiri menjadi satu
perusahaan baru dan perusahaan lama ditutup

2. Merger
Dengan melakukan merger, suatu perusahaan mengambil alih satu atau beberapa PT
lainnya. PT yang diambil alih tersebut dibubarkan dan modalnya menjadi modal PT yang
mengambil alih. Para pemegang saham PT yang dibubarkan menjadi pemegang saham PT yang
mengambil alih.

3. Aliansi Strategi
Aliansi stategi adalah kerja sama antara dua atau lebih perusahaan dalam rangka
menyatukan keunggulan yang mereka miliki untuk menghadapi tantangan pasar dengan catatan
kedua perusahaan tetap berdiri sendiri-sendiri.
Contoh ; PT. A yang bergerak dalam bidang properti melakukan aliansi strategi dengan PT. B
yang mempunyai keunggulan dalam peralatan untuk membangun konstruksi.Telkomsel
melakukan aliansi strategis dengan enam operator selular di Asia Pasifik telah menandatangi
kesepakatan pembentukan perusahaan joint venture yang dinamakan Bridge Mobile Alliance
(Bridge).

4. Akuisisi
Akuisisi adalah pengambilalihan sebagian saham perusahaan oleh perusahaan lain dan
perusahaan yang mengambil alih menjadi holding sedangkan perusahaan yang diambil alih
menjadi anak perusahaan dan tetap beroperasi seperti sendiri tanpa penggantian nama dan
kegiatan.
Akuisisi sering digunakan untuk menjaga ketersediaan pasokan bahan baku atau jaminan produk
akan diserap oleh pasar. Contoh : Aqua diakuisisi oleh Danone, Pizza Hut oleh Coca-Cola, dan
lain-lain.

BAB III
3.3 Kesimpulan
Berdasarkan uraian bab sebelumnya penulis dapat mengemukan simpulan sebagai
berikut.
1. Yang dimaksud dengan biaya produksi adalah biaya yang harus dikeluarkan (pengorbanan)
meliputi pembelian bahan mentah, mesin, upah pegawai, dan perawatan agara proses produksi
dapat berjalan.
2. Biaya produksi dapat dibedakan berdaskan bentuk pengeluarnya dan janga waktunya.
Berdasarkan jangka waktunya biaya produksi dapat dibedakan menjadi dua yaitu biaya produksi
jangka panjang dan biaya produksi jangka pendek, sedangkan berdasrkan bentuk pengeluarnya
dapat dibedakan menjadi dua yaitu biaya implisit dan biaya ekplisit.
3. Selain biaya produksi ada macam-macam biaya yang harus dikeluarkan oleh suatu perusahaan
agar prduknya laku dipasaran anatara lain biaya admintrasi, biaya pemasaran, dan biaya
keuangan.
4. Break event point (BEP) atau titik impas merupakan dimana keadaan suatu usaha tidak
mengalami rugi dan tidak mengalami keuntungan. Bila menggunakan pendekatan grafik BEP,
titik impas terjadi pada perpotongan antara income(pemasukan) dan cost
5. Usaha bisnis dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk. Di Indonesia kita mengenal 3 macam
bentuk baan yaitu :
 Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
 Badan Usaha Milik Swasta
 Koperasi
DAFTAR PUSTAKA

Firdausriza (2010). Makalah Teori biaya produksi [Online].


Tersedia:http://lanicitraagustini.blogspot.com/2012/03/teori-biaya-produksi.html
Ani Pinayani, Modul Kewirausahaan SMK: Memilih Bentuk Usaha dan Perijinan, Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan, 2004
Hesti Maheswari, Studi Kelayakan Bisnis, Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas
Mercubuana, Jakarta, 2011
Kartika Sari, Elsi., Simangunsong, Advendi, Hukum Dalam Ekonomi, PT. Gramedia
Widiasarana
Indonesia, Jakarta, 2007
M.Fuad, dkk, Pengantar Bisnis, Edisi ketiga, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2006
Solihin, Ismail, Pengantar Bisnis: Pengenalan Praktis dan Studi Kasus, Edisi Pertama, Kencana
Prenada Media Grup, Jakarta, 2006
Suliyanto, Studi Kelayakan Bisnis: Pendekatan Praktis, Edisi Pertama, Andi, Yogyakarta, 2010.
http://id.wikipedia.org
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah PengantarEkonomi Mikro.Dan tak lupa
sholawat serta salam tetap tecurah kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah menuntun kita dari
jalan yang gelap gulita menuju jalan yang terang dengan membawa agama yang sempurna addinul
islam.

DOWNLOAD VERSI MICROSOFT WORD : KLIK DI SINI

Makalah yang kami susun ini telah berhasil menguraikan tentang teori biaya produksi yang terdiri dari
berbagai bahasan. Makalah yang berjudul ‘TEORI BIAYA PRODUKSI” ini juga bertujuan agar kita
mengetahui tentang materi teori biaya produksi.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan pengajar yaitu Ibu Dr. Siti
Komariyah, SE, M.Si. yang dengan kesabaran dan kelebihannya telah mengajar kami serta teman –
teman yang telah membantu kami.

Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Dan semoga dengan
selesainya makalah ini dapat memberikan wawasan yang luas bagi pembaca.

Terima kasih.

Hormat Kami,

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah

Biaya Produksi merupakan Faktor penting yang harus diperhatikan ketika suatu
perusahaan akan menghasilkan suatu produksi. Hal ini dikarenakan setiap perusahaan tentu
menginginkan keuntungan yang besar dalam setiap usaha produksinya. Oleh karena itu, diperlukannya
suatupemahaman tentang teori-teori biaya produksi agar suatu perusahaan dapat memperhitungkan
biaya-biaya yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan suatu output barang.
Pemahaman teori produksi sangat penting bagi suatu perusahaan karena perusahaan dapat
memperhitungkan biaya-biaya apa saja yang diperlukan untuk menghasilkan suatu
barangserta perusahaan dapat menentukan harga satuan output barang.

1.2.Tujuan
a) Mengetahui pengertian biaya produksi

b) Mengetahui teori biaya produksi jangka pendek

c) Mengetahui teori biaya produksi jangka panjang

1.3. Rumusan Masalah

a) Apa yang dimaksud dengan biaya produksi?

b) Apa saja teori-teori biaya produksi jangka pendek?

c) Apa saja teori-teori biaya produksi jangka panjang?

BAB II

PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Biaya Produksi

Biaya dalam pengertian Produksi ialah semua “beban” yang harus ditanggung oleh produsen untuk
menghasilkan suatu produksi. Biaya produksiadalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh
perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan
untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut.Untuk menghasilkan
barang atau jasa diperlukan faktor-faktor produksi sepertibahan baku, tenaga kerja, modal, dan keahlian
pengusaha. Semua faktor-faktorproduksi yang dipakai adalah merupakan pengorbanan dari proses
produksi dan juga berfungsi sebagai ukuran untuk menentukan harga pokok barang. Input yang
digunakan untuk memproduksi output tersebut sering disebut biaya oportunis. Biaya oportunis sendiri
merupakan biaya suatu faktor produksi yang memiliki nilai maksimum yang menghasilkan output dalam
suatu penggunaan alternatif.

Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut:

1. Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi

2. Bahan-bahan pembantu atau penolong

3. Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur.

4. Penyusutan peralatan produksi

5. Uang modal, sewa


6. Biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik, biaya keamanan
dan asuransi

7. Biaya pemasaran seperti biaya iklan

8. Pajak

Biaya produksi dapat dibagi menjadi dua, yaitu


1. Biaya Eksplisit

Biaya Eksplisit ialah biaya yang nyata-nyata dikeluarkan dalam memperoleh faktor produksi (nilai dan
semua input yang dibeli untuk produksi). Pembayarannya berupa uang untuk mendapatkan faktor-
faktor produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan perusahaan.Contoh: biaya tenaga kerja, sewa
gedung, dll.

2. Biaya Implisit

Biaya implisit disebut juga imputed cost (ongkos tersembunyi), ialah taksiran biaya atas faktor produksi
yang dimiliki sendiri oleh perusahaan dan ikut digunakan dalam proses produksi yang dimiliki oleh
perusahaan.

Contoh: Penggunaan gedung milik perusahaan sendiri.

PENGGOLONGAN BIAYA PRODUKSI :

2.2. Biaya Produksi Jangka Pendek


Biaya Produksi Jangka Pendek yaitu jangka waktu dimana perusahaan telah dapat menambah
faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi.Dalam biaya produksi jangka pendek
ditinjau dari hubungannya dengan produksi di bagi mejadi 2 yaitu:

 Dalam hubungannya dengan tujuan biaya


a. Biaya Langsung (Direct Cost)
Biaya Langsung merupakan biaya-biaya yang dapat diidentifikasi secara langsung pada suatu proses
tertentu ataupun output tertentu. Sebagai contoh adalah biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja
yang dibutuhkan oleh perusahaan. Begitu juga dengan supervise, listrik, dan biaya overhead lainnya
yang dapat langsung ditelusuri pada departemen tertentu.

b. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)


Biaya Tidak Langsung merupakan biaya-biaya yang tidak dapat diidentifikasi secara langsung pada suatu
proses tertentu atau output tertentu, misalnya biaya lampu penerangan dan Air Conditioning pada
suatu fasilitas.

 Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan

a) Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost/FC)

Biaya Tetap Total adalah biaya yang tetap harus dikeluarkan walaupun perusahaan tidak
berproduksi.Biaya tetap merupakan biaya setiap unit waktu untuk pembelian input tetap. Misalnya : gaji
pegawai, biaya pembuatan gedung, pembelian mesin-mesin, sewa tanah dan lain-lain. Biaya tetap dapat
dihitung sama seperti biaya variabel, yaitu dari penurunan rumus menghitung biaya total. Penurunan
rumus tersebut, adalah:

TC = FC + VC
FC = TC – VC

Keterangan: TC = Biaya total (Total Cost)


FC = Biaya tetap (Fixed Cost)
VC = Biaya Variabel (Variable Cost)

Gambar 1.1. Kurva Biaya Tetap

Biaya tetap (FC) adalah biaya yang besarnya tidak berubah seiring dengan berubahnya jumlah produksi (Q).
Berapapun jumlah produksi apakan mengalami kenaikan atau penurunan, maka jumlah biaya (P) yang
dikeluarkan adalah tetap.

b) Biaya Variabel Total (Total Variabel Cost/VC)

Biaya Variabel Total adalah biaya yang dikeluarkan apabila berproduksi dan besar kecilnya tergantung
pada banyak sedikitnya barang yang diproduksi. Semakin banyak barang yang diproduksi biaya
variabelnya semakin besar, begitu juga sebaliknya. Biaya variabel rata-rata dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut, yaitu:
VC = TC – FC

Gambar 1.2. Kurva Biaya Variabel

Biaya variabel (VC) adalah biaya yang besarnya berubah searah dengan berubahnya jumlah produksi.
Itulah sebabnya kurva VC ini mengarah ke kanan atas.

c) Biaya Total (Total Cost/TC)

Biaya total merupakan jumlah keseluruhan biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan yang terdiri dari
biaya tetap dan biaya variabel. Dengan kata lain, biaya total adalah jumlah biaya tetap dan biaya
variabel.

Biaya total dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:


TC = FC + VC

Biaya variabel merupakan unsur biaya total karena biaya total memiliki sifat yang juga dimiliki oleh biaya
variabel, yaitu bahwa besarnya biaya total itu berubah-ubah seiring dengan berubah-ubahnya jumlah
output yang dihasilkan.

Gambar 1.3. Kurva Biaya Total

Biaya Total (TC) adalah penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel. Kurva TC memiliki bentuk yang
persis sama dengan bentuk kurva Variabel Cost (VC), serta antara keduanya terpisah oleh suatu jarak
vertikal yang selalu sama.

d) Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost/AFC)

Biaya Tetap Rata-Rata adalah hasil bagi antara biaya tetap total dan jumlah barang yang dihasilkan.
Rumus :

AFC = FC/Q

Keterangan: FC = Biaya Tetap Total

Q = Kuantitas

e) Biaya Variabel Rata-Rata (Average Variabel Cost/AVC)

Biaya variabel rata-rata adalah biaya variable satuan unit produksi.


Rumusnya: AVC = VC/Q

keterangan: VC = Biaya Variabel Total

Q = Kuantitas

f) Biaya Total Rata-Rata (Average Cost/AC)

Average Cost adalah biaya total rata-rata yang dapat dihitung dari Total Cost dibagi banyaknya jumlah
barang tertentu (Q).Nilainya dihitung menggunakan rumus di bawah ini:

AC= TC /Q atau (VC+FC)/Q

AC= AVC+AFC

a) b) c)

Gambar 1.4. Kurva Biaya Rata-Rata

Gambar a) . Kurva Biaya Tetap Rata-Rata (AFC)

Kurva AFC merupakan sebuah garis lengkung yang mengarah ke kanan bawah. Hal itu dikarenakan
kedua ujung kurva AFC tidak pernah menyinggung ataupun memotong sumbu-sumbunya. Semakin
tinggi jumlah output, semakin rendah nilai AFC.

Gambar b) . Kurva Biaya Variabel Rata-Rata(AVC)

Biaya variabel rata-rata adalah biaya per satuan output. Bentuk kurvanya menyerupai huruf U. Kurva
AVC akan menurun karena tergantung kepada besar kecilnya output(Q).

Gambar c). Kurva Biaya Total Rata-Rata (AC)

Biaya total rata-rata adalah biaya total per satuan output. Bentuk kurvanya juga menyerupai huruf U,
namun memiliki perbedaan dengan biaya variabel. Bedanya adalah AC turun dengan cepat tetapi naik
dengan perlahan-lahan, atau dengan perkataan lain, bagian kiri kurva itu lebih curam dibanding dengan
bagian kanannya.

g) Biaya Marginal (Marginal Cost/MC)

Biaya Marginal adalah tambahan biaya yang disebabkan karena tambahan satu unit produksi. Biaya
marginal diperoleh dari selisih Total Cost dan selisih kuantitas dari barang yang diproduksi. Sehingga
dapat dirumuskan:

MC = dTC/dQ

Atau

MC = TCn – TCn-1
Oleh karena tambahan produksi satu unit output tidak akan menambah ataumengurangi biaya produksi
tetap (FC), maka tambahan biaya marginal iniakan menambah biaya variable total (VC).

Gambar 1.5. Kurva Biaya Marginal (MC)

Kurva biaya marginal juga menyerupai huruf U. Titik-titik yang dilalui oleh kurva MC tidak tepat berada
pada suatu tingkat output tertentu melainkan berada diantara dua titik output.

h) Hubungan Antar Kurva-Kurva Biaya

Berkaitan dengan hal itu, antara kurva biaya marginal dengan kurva biaya rata-rata maupun dengan
kurva biaya variabel rata-rata terdapat hubungan tertentu. Hubungan itu adalah

1. Apabila MC < AVC, maka nilai AVC menurun (berarti kalau kurva MC dibawah kurva AVC, maka kurva
AVC sedang menurun).

2. Apabila MC > AVC maka nilai AVC akan semakin besar (berarti kalau kurva MC diatas AVC, maka kurva
AVC sedang menaik).

Sebagai akibat keadaan yang dinyatakan dalam (1) dan (2) maka kurva AVC dipotong oleh kurva MC
dititik terendah dari kurva AVC. Dengan cara yang sama dapat dibuktikan bahwa kurva AC dipotong oleh
kurva MC pada titik terendah kurva AC.

Secara singkat, hubungan itu dapat dikatakan bahwa kurva biaya marginalsenantiasa memotong kurva
biaya rata-rata dari bawah dan tepat melalui titiknya yang terendah.

Gambar 1.6. Hubungan antara Kurva Biaya Rata-rata dan Kurva Biaya Total

2.3.Biaya Produksi Jangka Panjang

Dalam jangka panjang perusahaan dapat menambah semua faktor produksi atau input yang akan
digunakan. Oleh karena itu, biaya produksi tidak perlu lagi dibedakan dengan biaya tetap dan biaya
berubah. Dalam jangka panjang semua biaya adalah variabel. Karena itu biaya yang relevan dalam
jangka panjang adalah biaya total, biaya variabel, biaya rata-rata dan biaya marjinal. Perubahan biaya
total adalah sama dengan perubahan biaya variabel dan sama dengan biaya marjinal.

Cara meminimumkan biaya dalam jangka panjang dapat memperluas kapasitas produksinya, ia harus
menentukan besarnya kapasitas pabrik (plan size) yang akan meminimumkan biaya produksi dalam
analisis ekonomi kapasitas pabrik dapat digambarkan kurva biaya rata-rata. (AC). Sehingga analisis
mengenai bagaimana produsen menganalisis kegiatan produksinya dalam usaha meminimumkan biaya
dapat dilakukan dengan memperhatikan kurva AC untuk kapasitas yang berbeda-beda.
Faktor yang akan menentukan kapasitas produksi yang digunakan yaitu tingkat produksi yang akan
dicapaiserta sifat dari pilihan kapasitas pabrik yang tersedia.

a) Biaya Rata-Rata Jangka Panjang (Long-run Average Cost/LAC)

Biaya total rata-rata jangka panjang adalah biaya total dibagi jumlah output.

LAC = LTC/Q

Keterangan : LAC = Biaya rata-rata jangka panjang

Q = Jumlah output

Kurva LAC menunjukkan biaya produksi per-unit terendah untuk setiap output pada setiap skala
pabrik yang dapat dibangun. LAC menyinggung semua kurva biaya rata-rata jangka pendek Short-run
Average Cost (SAC) yang mencerminkan semua alternatif perencanaan skala yang dapat dibangun oleh
nperusahaan dalam jangka panjang.

Kurva LAC bukanlah dibentuk berdasarkan kepada beberapa kurva AC saja, tetapi berdasarkan kurva AC
yang tidak terhingga banyaknya. Oleh karena kurva AC banyak jumlahnya maka kurva LAC adalah suatu
kurva yang berupa garis lengkung yang berbentuk U. Kurva LAC tersebut merupakan kurva yang
menyinggung berbagai kurva AC jangka pendek. Titik-titik persinggungan tersebut merupakan biaya
produksi yang paling optimum/minimum untuk berbagai tingkat produksi yang akan dicapai pengusaha
didalam jangak panjang.

Gambar 1.7. Kurva Biaya Total Rata-Rata Jangka Panjang

b) Biaya Marginal Jangka Panjang (Long-run Marginal Cost/LMC)

Biaya marginal jangka panjang adalah tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak satu unit.
Perubahan biaya total adalah sama dengan perubahan biaya variabel. Biaya marginal jangka panjang
dapat dihitung dengan rumus:

LMC = ∂LTC/ ∂Q

Keterangan: LMC = Biaya marginal jangka panjang

∂LTC = Perubahan biaya total jangka panjang

∂Q = Perubahan output.

Kurva biaya marginal jangka panjang (LMC) mengukur perubahan biaya total jangka panjang (LTC) per
unit perubahan output. LTC untuk setiap tingkat output dapat diperoleh dengan mengalikan output
dengan LAC untuk setiap tingkat output tersebut. Dengan menerakan nilai-nilai LMC pada pertengahan
antara tingkat output yang berurutan dan menghubungkan titik-titiknya, maka akan diperoleh kurva
LMC. Kurva ini berbentuk U dan mencapai titik minimum sebelum kurva LAC mencapai titik
minimumnya. Disamping itu, bagian kurva LMC yang menarik akan melalui titik terendah kurva LAC
tersebut.

c) Biaya Total Jangka Panjang (Long-run Total Cost/LTC)

Biaya total jangka panjang adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi seluruh output dan
semuanya bersifat variabel. Biaya total jagka panjang dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

LTC = LVC

Keterangan: LTC = Biaya total jangka panjang

LVC = Biaya Variabel jangka panjang

LTC untuk tiap tingkat output dapat kita peroleh dengan mengalikan output dengan biaya rata-rata
jangka panjang (LAC) pada tingkat output. Dengan menerakan nilai LTC untuk berbagai tingkat output
dan menghubungkan titik-titiknya, maka akan didapat kurva LTC. Kurva LTC menunjukkan biaya total
minimum guna memproduksi tiap tingkat output pada skala operasi yang diinginkan. Kurva LTC juga
dinyatakan oleh kurva yang menyinggung semua kurva biaya total jangka pendek (STC).

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Biaya Produksi merupakan semua beban yang harus dikeluarkan oleh produsen untuk dapat
menghasilkan suatu barang / produksi. Dalam Teori ini, dikenal berbagai macam biaya dan dibedakan
menurut jangka waktunya yakni jangka pendek dan jangka panjang.
Biaya tetap ialah Biaya yang besarnya tidak tergantung pada hasil Produksi, artinya biaya tetap
dikeluarkan dengan jumlah sama meskipun hasil produksi mengalami penurunan.
Sedangkan Biaya Variabel ialah Biaya yang besarnya berubah-ubah mengikuti tingkat produksi, artinya
biaya ini akan semakin banyak dikeluarkan apabila produksi yang dihasilkan semakin meningkat.
Pada Teori biaya Produksi Periode Jangka Panjang semua biaya bersifat Variabel(berubah-ubah).
Sedangkan pada periode Jangka Pendek biaya bersifat tetap ( tidak berubah). Namun hal ini tidak
menutup kemungkinan bahwa biaya tetap pada periodejangka pendek juga akan mengalami perubahan.
Tentu hal ini dikarenakan Faktor – factor tertentu yang harus menambah biaya tersebut. Misalkan dalam
suatu usaha perkembangan dari usaha tersebut sangat maju dan oleh karena itu diperlukan tambahan
peralatan untuk menunjang hasil produksi tersebut. Maka tambahan biaya tetap dalam jangka waktu
tersebut memang harus dikeluarkan.

Anda mungkin juga menyukai