Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL

PENULISAN BAHAN AJAR


UNIVERSITAS SAM RATULANGI 2018

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR

Penyusun:

SEKPLIN ANDRIES SEMUEL SEKEON, dr, Sked, MPH, SpS

UNIVERSITAS SAM RATULANGI


2018
BIO DATA
PROGRAM PENULISAN BAHAN AJAR
TAHUN 2018

Nama Lengkap : Sekplin Andries Semuel Sekeon, dr, S.Ked, MPH, Sp.S
Alamat rumah : Tataaran II, Link. 3, No. 167
Telepon rumah :(-)
Nomor ponsel : 0812-4405-8656
Surel pribadi : sekplin@gmail.com
Alamat kantor : Kompleks Kampus Unsrat Kleak Manado
Telepon kantor : 0431 – 827129
Faksimili kantor : 0431 -827130

Riwayat pendidikan
Tahun Lulus Perguruan Tinggi Bidang spesialisasi
S1. 2001 Universitas Sam Ratulangi Manado Dokter Umum
S2. 2008 Vrije Universiteit Amsterdam Public Health
S2. 2015 Universitas Sam Ratulangi Spesialis Saraf

Mata kuliah yang diampu


No Nama mata kuliah Strata
1. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular 1
2. Ilmu Kependudukan 1
3. Epidemiologi Bencana 1
4. Neuroepidemiologi Profesi - Spesialisasi
5. Neurogeriatri Profesi - Spesialisas

Jumlah mahasiswa yang pernah diluluskan


Strata Jumlah
1. 700
2. 8

Pengalaman penelitian 5 (lima) tahun terakhir


Tahun Topik / judul penelitian Sumber dana
2017 Kajian Kualitas Hidup pada Lansia dengan Hipertensi DIPA
di Kota Tomohon
2016 Hubungan Kadar Glukosa dengan Gangguan Fungsi DIPA
Kognitif pada Cedera Kepala Akut
2015 Hubungan Disglikemia dengan Disfungsi Eksekutif DIPA
pada Pasien Cedera Kepala
2014 Attitude Toward Epilepsy among General Population
in Rural Area
Pengalaman publikasi di berkala ilmiah 5 (lima) tahun terakhir
Nama penulis Tahun Judul artikel Nama Volume Status
terbit berkala
Sekplin A. S. Sekeon 2018 The association between International Vol. 6, No. 4,
Mieke A. H. N. blood glucose level and Journal of 2018
Kembuan cognitive function Research in
disorder among acute Medical
head trauma patient Sciences

Sekplin A. S. Sekeon 2017 The association between Global Vol. 6, No. 6,


Grace D. Kandou hypertension and quality Journal of 2017
Angela F. C. of life among elderly: A Medicine and
Kalesaran population based Public Health
comparison study with
general population in
Tomohon, Indonesia

Sekplin A. S. Sekeon 2017 Hubungan kadar glukosa Public Health Vol. 7, No. 1,
Mieke A. H. N. darah sewaktu dengan Journal 2017
Kembuan disfungsi eksekutif pada
Junita M. P. cedera kepala
Sampoerno
Sekplin A. S. Sekeon 2015 The association of sleep E-clinic Vol. 3, No. 3,
quality and stroke Journal 2015
disability Unsrat

Mieke A. H. N. 2014 Electrolyte imbalances Global Vol. 3, No. 1,


Kembuan among acute stroke Journal of 2014
Sekplin A. S. Sekeon patients in Manado, Medicine and
Indonesia Public Health

Pengalaman Penerbitan Buku 10 (Sepuluh)Tahun Terakhir

Nama(‐nama)
Judul Buku Tahun Penerbit ISBN
penulis
Belum ada

Manado, April 2018

Sekplin A. S. Sekeon, dr, S.Ked, MPH, Sp.S


OUTLINE NASKAH BAHAN AJAR

(1). Prakata

Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Keadaan
dimana penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan penting dan dalam waktu bersamaan
morbiditas dan mortalitas PTM makin meningkat merupakan beban ganda dalam pelayanan
kesehatan. Hal ini menjadi tantangan yang harus dihadapi dalam pembangunan bidang kesehatan di
Indonesia.

Proporsi angka kematian akibat PTM meningkat dari 41,7% pada tahun 1995 menjadi 49,9%
pada tahun 2001 dan 59,5% pada tahun 2007. Penyebab kematian tertinggi dari seluruh penyebab
kematian adalah stroke (15,4%), disusul hipertensi, diabetes, kanker, dan penyakit paru obstruktif
kronis. Kematian akibat PTM terjadi baik di perkotaan maupun perdesaan.

Data Riskesdas 2013 menunjukkan di perkotaan, kematian akibat stroke pada kelompok usia
45-54 tahun sebesar 15,9%, sedangkan di perdesaan sebesar 11,5%. Hal tersebut menunjukkan PTM
(utamanya stroke) menyerang usia produktif. Sementara itu prevalensi PTM lainnya cukup tinggi,
yaitu: hipertensi (31,7%), arthritis (30.3%), penyakit jantung (7.2%), dan cedera (7,5%).

PTM dipicu berbagai faktor risiko antara lain merokok, diet yang tidak sehat, kurang aktivitas
fisik, dan gaya hidup tidak sehat. Riskesdas 2007 melaporkan, 34,7% penduduk usia 15 tahun ke atas
merokok setiap hari, 93,6% kurang konsumsi buah dan sayur serta 48,2% kurang aktivitas fisik.

Peningkatan PTM berdampak negatif pada ekonomi dan produktivitas bangsa. Pengobatan
PTM seringkali memakan waktu lama dan memerlukan biaya besar. Beberapa jenis PTM adalah
penyakit kronik dan/atau katastropik yang dapat mengganggu ekonomi penderita dan keluarganya.
Selain itu, salah satu dampak PTM adalah terjadinya kecacatan termasuk kecacatan permanen.

Pemerintah sedang melakukan langkah-langkah bagi terwujudnya jaminan kesehatan


menyeluruh atau universal coverage of social health insurance untuk masalah penyakit kronik dan
katastropik dalam periode 2010-2014. Kementerian Kesehatan telah mengembangkan program
pengendalian PTM sejak tahun 2005. Upaya pengendalian faktor risiko PTM yang telah dilakukan
berupa promosi Perilaku Bersih dan Sehat serta pengendalian masalah tembakau. Beberapa
Pemerintah Daerah telah menerbitkan peraturan terkait Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dan
membentuk Aliansi Walikota/Bupati dalam Pengendalian Tembakau dan Penyakit Tidak Menular.
Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Pengendalian Tembakau dalam proses. Sedangkan
untuk pengaturan makanan berisiko, ke depan akan dibuat regulasi antara lain tentang gula, garam
dan lemak dalam makanan yang dijual bebas.

Upaya pengendalian PTM tidak akan berhasil jika hanya dilakukan oleh Kementerian
Kesehatan tanpa dukungan seluruh jajaran lintas sektor Pemerintah, Swasta, Organisasi Profesi,
Organisasi Kemasyarakatan dan seluruh lapisan masyarakat. Dunia akademisi, terutama para
mahasiswa kesehatan masyarakat harus mengenal masalah PTM dan mengenal apa saja PTM utama
baik global maupun di Indonesia.

Bahan ajar ini dimaksudkan untuk menjadi bahan referensi bagi mahasiswa kesehatan
masyarakat secara khusus, dan seluruh mahasiswa di bidang kesehatan secara umum. Bahan ajar ini
dirancang untuk memperkenalkan masalah yang timbul akibat perkembangan epidemiologi penyakit
tidak menular. Beberapa penyakit menular utama dan yang diprediksi akan menjadi masalah utama
di kemudian hari juga diperkenalkan secara praktis.

Semoga bermanfaat.
(2). Daftar Isi
 Prakata
 Daftar Isi

 BAB 1: Pendahuluan
 1.1. Konsep dasar epidemiologi Penyakit Tidak Menular
 1.2. Peran ilmu epidemiologi dalam pencagahan dan kontrol Penyakit Tidak Menular

 BAB 2: Karakteristik Penyakit Tidak Menular


 2.1. Faktor resiko
 2.2. Peran skrining
 2.3. Peran Surveilans

 BAB 3. Berbagai transisi dan pengaruhnya terhadap epidemiologi Penyakit Tidak Menular
 3.1. Transisi epidemiologi
 3.2 Transisi demografi
 3.3. Transisi nutrisi
 3.4. Transisi gaya hidup

 BAB 4. Intervensi dan Evaluasi program untuk Penyakit Tidak Menular


 4.1. Intervensi berbasis bukti untuk pencegahan dan control PTM
 4.2. Evaluasi terhadap program intervensi PTM

 BAB 5. Jenis-jenis penelitian Penyakit Tidak Menular


 Penelitian observasional
 Penelitian eksperimental
 Kaitan penelitian PTM dan kebijakan kesehatan masyarakat

 BAB 6. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular Utama


 6.1. Epidemiologi Diabetes Mellitus
 6.2. Epidemiologi Stroke
 6.3. Epidemiologi Kanker
 6.4. Epidemiologi Penyakit Jantung
 6.5. Epidemiologi Hipertensi
 6.6. Epidemiologi Penyakit Paru Obstruksi Menahun
 BAB 7. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular yang diperkirakan menjadi trend di masa
mendatang
 Epidemiologi cedera/trauma
 Epidemiologi obesitas
 Epidemiologi defisiensi nutrisi
 Epidemiologi alkoholisme
 Epidemiologi ketagihan obat
 Epidemiologi demensia
 Epidemiologi penyakit mental
BAB 1
KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR

1.1. Konsep dasar epidemiologi Penyakit Tidak Menular


Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan kondisi medik atau penyakit yang tidak bersifat
infektif. Biasanya memiliki durasi yang panjang dan perkembangan yang relatif berkembang lambat.
PTM biasanya juga dikenal sebagai penyakit kronis.
Pada tahun 2008, terdapat 57 juta kematian secara global, dimana sebagian besar
diantaranya (63,2%) disebabkan oleh PTM (sekitar 36 juta kematian) dan sebagian besar kematian
akibat PTM terjadi pada golongan lanjut usia (sekitar 9 juta kematian). Penyebab utama kematian
secara global adalah karena penyakit kardiovaskular (stroke dan penyakit jantung), kanker, diabetes
dan penyakit paru kronis.
Pada bulan September 2011 di New York, dilakukan pertemuan tingkat tinggi di Perserikatan
Bangsa Bangsa untuk membahasa pencegahan dan kontrol PTM. Pertemuan ini merupakan
pertemuan tingkat tinggi kedua oleh Majelis Umum PBB untuk membahas masalah kesehatan.
Pertemuan pertama membahas mengenai AIDS. Pertemuan tersebut dilakukan untuk membahas
agenda internasional dalam bentuk dokumen global bagi pencegahan dan kontrol PTM.
Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara global. Data WHO
menunjukkan bahwa dari 57 juta kematian yang terjadi di dunia pada tahun 2008, sebanyak 36 juta
atau hampir dua pertiganya disebabkan oleh Penyakit Tidak Menular. PTM juga membunuh
penduduk dengan usia yang lebih muda. Di negara-negara dengan tingkat ekonomi rendah dan
menengah, dari seluruh kematian yang terjadi pada orang-orang berusia kurang dari 60 tahun, 29%
disebabkan oleh PTM, sedangkan di negara-negara maju, menyebabkan 13% kematian. Proporsi
penyebab kematian PTM pada orang-orang berusia kurang dari 70 tahun, penyakit cardiovaskular
merupakan penyebab terbesar (39%), diikuti kanker (27%), sedangkan penyakit pernafasan kronis,
penyakit pencernaan dan PTM yang lain bersama-sama menyebabkan sekitar 30% kematian, serta
4% kematian disebabkan diabetes.
Menurut Badan Kesehatan Dunia WHO, kematian akibat Penyakit Tidak Menular (PTM)
diperkirakan akan terus meningkat di seluruh dunia, peningkatan terbesar akan terjadi di negara-
negara menengah dan miskin. Lebih dari dua pertiga (70%) dari populasi global akan meninggal
akibat penyakit tidak menular seperti kanker, penyakit jantung, stroke dan diabetes. Dalam jumlah
total, pada tahun 2030 diprediksi akan ada 52 juta jiwa kematian per tahun karena penyakit tidak
menular, naik 9 juta jiwa dari 38 juta jiwa pada saat ini. Di sisi lain, kematian akibat penyakit menular
seperti malaria, TBC atau penyakit infeksi lainnya akan menurun, dari 18 juta jiwa saat ini menjadi
16,5 juta jiwa pada tahun 2030.4 Pada negara-negara menengah dan miskin PTM akan bertanggung
jawab terhadap tiga kali dari tahun hidup yang hilang dan disability (Disability adjusted life
years=DALYs) dan hampir lima kali dari kematian penyakit menular, maternal, perinatal dan masalah
nutrisi.

1.2. Peran ilmu epidemiologi dalam pencagahan dan kontrol Penyakit Tidak Menular
Upaya pembangunan sektor kesehatan tidak dapat berjalan sendiri tanpa dukungan banyak
pihak, baik itu dari lintas kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dunia usaha hingga masyarakat.
Semua komponen bangsa diharapkan dapat berpartisipasi untuk terus menyehatkan bangsa. Kualitas
hidup manusia Indonesia sangat ditentukan oleh kualitas pendidikan dan kesehatan. Dalam
pelaksanaannya, pembangunan kesehatan menghadapi pelbagai permasalahan. Kini Indonesia
tengah mengalami perubahan pola penyakit yang sering disebut transisi epidemiologi.
Perubahan ini ditandai dengan meningkatnya kasus kematian dan kesakitan akibat penyakit
tidak menular (PTM) seperti stroke, jantung, diabetes atau kanker. Dampak meningkatnya kejadian
PTM adalah meningkatnya pembiayaan pelayanan kesehatan yang harus ditanggung oleh masyarakat
dan pemerintah; menurunnya produktivitas masyarakat; menurunnya daya saing negara yang pada
akhirnya mempengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat itu sendiri. Oleh karenanya perlu adanya
perubahan pola pikir dan perilaku masyarakat untuk lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif. Situasi inilah yang melatarbelakangi pemerintah melahirkan GERMAS.
Gerakan ini didasari oleh Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 yang memerintahkan
kepada seluruh kementerian/lembaga dan pemerintah daerah untuk membuat kebijakan dan
melakukan tindakan untuk membangun kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat
masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Saat ini GERMAS difokuskan pada: 1) melakukan
aktivitas fisik, 2) mengonsumsi sayur dan buah, dan 3) memeriksakan kesehatan secara berkala.
Penyebab kematian di Indonesia didominasi oleh penyakit tidak menular (PTM) serta tidak
terlepas dari aspek lingkungan. Karena itu, perlu dukungan dalam pelaksanaan Program Indonesia
Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK). Menurut data Sample Registration System (SRS)
Indonesia tahun 2014 ada 10 penyakit yang paling banyak diderita, yaitu penyakit stroke 21,1%,
penyakit jantung 12,9%, Diabetes Meliitus 6,7%, Tuberkulosis 5,7%, Komplikasi tekanan darah tinggi
5,3%, Paru kronik 4,9%, Penyakit hati ,2,7%, Kecelakaan lalu lintas 2,6%, Pneumonia 2,1%, serta
gabungan diare dan gastroenteritis karena infeksi 1,9%.
Tingginya PTM yang terjadi di Indonesia membutuhkan inovasi dalam peningkatan pelayanan
kesehatan. Salah satunya dengan Pendekatan Keluarga sebagai cara Puskesmas untuk meningkatkan
jangkauan sasaran dan mendekatkan atau meningkatkan akses pelayanan kesehatan dengan
mendatangi keluarga. Di lapangan, pelaksanaan pendekatan keluarga dilakukan dengan pelatihan
yang diikuti oleh tenaga Pembina keluarga, tenaga teknis, tenaga pengolah data dan tenaga
manajemen Puskesmas. Selain itu, pendataan dan Info Kesehatan dengan pedoman 12 indikator
keluarga sehat. Terakhir, analisis data keluarga dan intervensi.
Secara operasional dalam tahap persiapan pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga, Puskesmas perlu melakukan integrasi program, SDM dan pembiayaan.
Pelaksanaan dalam pembiayaan dapat menggunakan berbagai sumber pembiayaan yang ada, yakni
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD, Dana Kapitasi JKN (dari 40% untuk dukungan
operasional), dan dana Biaya Operasional Kesehatan (BOK) dalam Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik
dan non Fisik Anggaran Dana Desa (ADD).
(4) Daftar pustaka

1. Alexander Chiejina. 2009. WHO action against non-communicable diseases".The NCD


Alliance. "About Us". The NCD Alliance. Retrieved 4 May 2011.YP-CDN. "Purpose". YP-CDN.
Retrieved 28 September 2015.
2. Andrian S. Penanggulangan Stroke terpadu. Bagian Neurologi, FKUI, Jakarta, 1992
3. Bahtiar Lubis. Faktor pada penyakit tekanan darah tinggi, Jakarta, 1993
4. Charles Limantaro. Makalah Hipertensi, SMF Ilmu Penyakit Dalam, FK Undip, Semarang,
2004
5. Cooper C, Dewe P; Dewe. 2008. Well-being—absenteeism, presenteeism, costs and
challenges. Occup Med (Lond) 58 (8): 522–4.
6. Danaei G, Vander Hoorn S, Lopez AD, Murray CJ, Ezzati M; et all. 2005. Comparative Risk
Assessment collaborating group (Cancers): Causes of cancer in the world: comparative risk
assessment of nine behavioural and environmental risk factors. Lancet 366 (9499): 1784–
93. World Health Organization. 2009. Cancer and other non communicable disesase".
World Health Organization. Retrieved 2011-01-09.
7. Depkes RI. Epidemiologi Penyakit Kronis, Jakarta
8. Depkes RI. Kumpulan makalah gambaran klinik penyakit tidak menular. Depkes, 2003.
9. Depkes RI. Penatalaksanaan penyakit tidak menular Puskesmas
10. Depkes RI. Rencana Aksi Sosia Penanggulangan Gangguan Akibat Kurang Yodium, Jakarta,
2005
11. Dirjen Bina Gizi Mayarakat. Puslitbang gizi dan makanan, Depkes, 2006
12. Dirjen P2MPL. Surveilans Penyakit tidak Menular, Depkes RI Jakarta, 2003
13. Dodik Nugroho. SMF Neurologi FK Undip Semarang, 2004
14. I Dewa Nyoman Supariasa. Penilaian Status Gizi. EGC, Jakarta, 2002
15. MN, Bustan. Epidemiologi Penyakit tidak Menular, Jakarta, 2007
16. Morris JN, Crawford MD; Crawford. 2008. Coronary heart disease and physical activity of
work; evidence of a national necropsy survey. Br Med J 2.
17. Muchlis Ramli. Deteksi dini kanker, FKUI, Jakarta, 2002
18. Perkeni. Konsensus pengelolaan Diabetes Melitus Type 2 di Indonesia, Jakarta, 2002
19. Polri. Pertolongan Pertama pada Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Raya, Kateng, 2005
20. Slamet Suryono. Masalah Diabetes di Indonesia. Perkeni. 2005
21. United Nations. 2011. Non-Communicable Diseases Deemed Development Challenge of
Epidemic Proportions in Political Declaration Adopted During Landmark General Assembly
Summit. United Nations. Department of Public Information. 19 September 2011. Retrieved
14 March 2014.
22. World Health Organizarion. 2005. Preventing Chronic Diseases a Vital Investment.
Cataloguing-in-Publication Data (World Health Organization). 2005.
23. World Health Organization. 2009. New network to combat noncommunicable diseases
(Press release). World Health Organization. 8 July 2009. Retrieved 5 April 2016.
24. World Health Organization. 2009. Noncommunicable disease. World Health Organization.
Online: Retrieved April 5, 2016.
25. World Health Organization. 2015. The top 10 causes of death. World Health Organization.
Online: Retrieved 24 May 2015.

(5) glosarium

(6) Indeks

Anda mungkin juga menyukai