Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. Definisi
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara suka rela untuk
memperoleh kesenangan dan bermain merupakan cermin kemampuan fisik,
intelektual, emosional dan sosial. Oleh karena itu bermain merupakan media belajar
bagi anak. Bermain adalah satu kegiatan menyenangkan bagi anak yang dilakukan
setiap hari secara sukarela untuk memperoleh kepuasan dan merupakan media yang
baik bagi anak-anak untuk belajar komunikasi, mengenal lingkungan, dan untuk
meningkatkan kesejahteraan mental dan sosial anak. Bermain merupakan salah satu
stimulus bagi perkembangan anak secara optimal. Anak bebas mengekspresikan
perasaan takut, cemas, gembira atau perasaan lainnya sehingga hal tersebut
memberikan kebebasan bermain untuk anak sehingga orang tua dapat mengetahui
suasana hati si anak. Oleh karena itu dalam memilih alat bermain hendaknya
disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak sehingga dapat merangsang
perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah
sakit, aktifitas bermain ini tetap perlu dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi anak.
Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini
tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat dirawat
di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak
menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut
merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa
stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan
anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan
melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya
(distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan.
B. Fungsi Bermain
1. Perkembangan Sensori Motorik : yaitu membantu perkembangan gerak dengan
memainkan suatu obyek, misalnya : meraih pensil.
2. Perkembangan Kognitif : yaitu membantu mengenali benda disekitar misalnya :
logo, balok (bongkar pasang mainan).
3. Perkembangan social : yaitu anak belajar berinteraksi dengan orang lain dan
mempelajari peran dalam kelompok misalnya : dapat diperolah dari orang tua,
guru, orang lain disekitar bermain, maka anak akan bertingkah laku
sesuai/diterima oleh teman, anak akan menyesuaikan diri dengan aturan-aturan,
jujur terhadap orang lain.
4. Terapi : bermain akan memberi kesempatan pada anak untuk mengekspresikan
perasaan yang tidak enak misalnya, marah, depresi, benci, takut.
5. Sebagai alat komunikasi : bermain merupakan komunikasi terutama pada anak
yang belum menyatakan perasaan secara verbal, misalnya : melukis, menggambar,
bermain peran.
C. Tujuan Bermain
Selain fungsi bermain bagi anak, bermain juga mempunyai tujuan antara lain:
1. Dapat melanjut pertumbuhan dan perkembangan yang normal.
2. Dapat mengekspresikan keinginan, perasaan dan fantasi melalui permainan
3. Dapat mengembangkan kreativitas melalui pengalaman berain yang tepat.
4. Dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat di rumah
sakit dan mendapatkan kesenangan.
E. Klasifikasi Bermain
a. Menurut isinya
1) Social affective play
Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh
lingkungan dalam bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara
memanjakan anak tertawa senang, dengan bermain anak diharapkan dapat
bersosialisasi dengan lingkungan.
2) Sense of pleasure play
Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di sekitarnya,
dengan bermain anak dapat merangsang perabaan alat, misalnya bermain
air atau pasir.
3) Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh keterampilan
tertentu dan anak akan melakukan secara berulang-ulang misalnya
mengendarai sepeda.
4) Dramatika play role play
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah
atau ibu.
Nama : Adinda
Usia : 8 bulan
Diagnosa Medis : Leukimia
Kondisi Klien : Saat ini kondisi bayi belum mampu berdiri dan berpegangan,
bayi juga belum bisa merangkak, kecuali hanya duduk dan tidak
bisa lama
c. Motorik Halus
Teori : Kemampuan menggenggamnya semakin kuat. Bayi sudah bisa
diberikan telepon mainan kepadanya. Bayi akan mendengar
suara dan melihat kelap-kelip lampu sambil menggenggam
telepon mainannya.
Kondisi Klien : Saat ini kondisi bayi belum mampu menggenggam dengan
kuat, namun bayi mampu mendengar suara-suara dan melihat
kelap-kelip lampu.
d. Bahasa
Teori : Pada usia ini bayi sudah selalu mengoceh. Suara dari ocehan
terbentuk dari udara yang keluar dari tenggorokan seperti “da”,
“ma”
Kondisi Klien : Saat ini bayi mampu melakukan ocehan yang keluar dari
mulutnya seperti “taa”,”aa”
Tujuan Permainan : Terapi bermain diberikan dengan tujuan untuk mengurangi dampak
hospitalisasi terhadap bayi dan membantu bayi terhindar dari stress, stressor dan dampak
hospitalisasi yang mengancam pertumbuhan dan perkembangan bayi serta mendapatkan
kesenangan. Bayi. A hanya berbaring atau di pangku oleh ibunya jika menangis di rumah
sakit. Terapi bermain dilakukan dengan tujuan untuk melatih perkembangan stimulasi
visual dan auditorius berupa melihat dan mendengarkan bunyi yang keluar melalui benda
yang diperlihatkan.
Aturan permainan :
1. Tahap Pra Interaksi
a. Mempersiapkan tempat dan alat permainan yang akan dilakukan
b. Mengecek kesiapan bayi( tidak tidur, tidak rewel, kondisi yang memungkinkan )
2. Tahap Interaksi
a. Membina BHSP dengan Bayi dan keluarga (sapa bayi dengan ramah)
b. Melakukan kontrak (tempat, waktu, dan jenis permainan yang akan dilakukan)
kepada orang tua
c. Menjelaskan tujuan permainan dan prosedur permainan kepada orang tua
3. Tahap Kerja
a. Tidurkan bayi dengan posisi telentang
b. Pegang kerincingan/mainan/kain di depan bayi dengan jarak 20-30 cm
c. Pastikan bayi melihat mainan
d. Gerakkan mainan kearah samping agar bayi mengikuti dengan pandangan ke kiri
dan ke kanan. Lakukan 2-3 kali
e. Ulangi langkah “b” dan “c”, kemudian gerakkan mainan dengan arah gerak turun
naik agar bayi berlatih fokus penglihatan jauh-dekat dan dengan mendengarkan
kerincingan.
f. Memberi pujian-pujian pada bayi bila dapat melakukan dengan cara memberi
tepuk tangan
g. Mengobservasi emosi, hubungan interpersonal, psikomotor bayi saat bermain
4. Tahap Terminasi
a. Melakukan evaluasi sesuai tujuan
b. Melihat perasaan dan pendapat keluarga tentang permainan.
c. Melihat perasaan bayi setelah bermain sepert bayi tertawa atau tersenyum
d. Mengakhiri permainan
e. Mencatat jenis permainan dan respon pasien serta keluarga di dalam catatan
keperawatan dan kemampuan hasil bermain.
Evaluasi :
a. Evaluasi struktur
1. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup (ruang perawatan) dan
memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
2. Posisi tempat di tempat tidur klien
3. Keluarga pasien sepakat untuk mengikuti kegiatan
4. Alat yang digunakan dalam kondisi baik
b. Evaluasi proses
1. Mahasiswa dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir
2. Mahasiswa mampu memimpin acara
3. Mahasiswa mampu memotivasi klien dalam kegiatan
4. Keluarga klien membantu mahasiswa melaksanakan kegiatan dan bertanggung
jawab dalam antisipasi masalah
5. Bayi mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
c. Evaluasi hasil
1. Bayi tampak senang
2. Bayi dapat memusatkan penglihatan pada objek sejauh 20-30 cm di depannya
3. Bayi dapat mengikuti gerakan benda yang dia dengar dan didekatkan padanya
4. Orang tua klien mengatakan senang dengan terapi bermain yang dilakukan
Makassar, 2019
CI LAHAN CI INSTITUSI
[ ] [ ]
DAFTAR PUSTAKA
Wong, D. L. (2004). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatric. (S. Kurnianingsih, Ed.) (4th
ed.). Jakarta: EGC.