Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Anestesiologi Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA
Pengawasan Curah Jantung

Cardiac output monitoring

Mochamat Helmi*

*Dokter Spesialis Anestesiologi lulusan FK UGM/ RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, Kandidat PhD pada Department Intensive Care
Adults, Erasmus University Medical Center, Rotterdam, The Netherlands

ABSTRACT

Cardiac ouput has a major role to determine tissue oxygen delivery and blood
pressure, therefore its monitoring became fundamental. Uptil now, the thermodilution
system remains a gold standard in cardiac output monitoring. However, it is well
known that this system has many risks due to its invasive methods. Therefore, the less
invasive, safe, accurate and easy to use cardiac output monitorings are under
developments. The aim of this review is to describe some cardiac output monitoring
methods.

Keywords: cardiac ouput, hemodynamic, hemodynamic monitorings, less invasive.

ABSTRAK

Sebagai faktor penentu dari hantaran oksigen ke jariangan dan juga tekanan darah,
curah jantung menjadi komponen penilaian hemodinamik yang penting.Penggunaan
teknik thermodilusi yang menjadi standar baku, telah banyak diketahui mempunyai
resiko karena teknik invasifnya. Sehingga teknik pengawasan CO yang kurang invasif,
aman,akurat dan mudah digunakan, terus mengalami perkembangan. Tinjauan
pustaka ini akan mamaparkan mengenai beberapa macam metode pengawasan CO.

Kata kunci: cardiac output, hemodinamik, pengawasan hemodinamik, less invasif.

PENDAHULUAN
dengan tujuan untuk membantu
Curah jantung / cardiac output (CO) mempertahankan oksigenasi jaringan 1.
merupakan bagian yang penting Karena CO tidak dapat diperkirakan
diperhatikan dalam tata laksana pasien dengan baik dengan menggunakan
resiko tinggi pada fase perio-operatif pemeriksaan fisik atau pemeriksaan rutin
atau di ICU. Pengawasan / monitoring lainnya. Nilai CO sendiri dapat
CO pada pasien-pasien sakit kritis memberikan informasi yang sangat
sangat dianjurkan untuk dilakukan bermanfaat kepada dokter anestesi atau

132 Volume V, Nomor 2, Tahun 2013


Jurnal Anestesiologi Indonesia

intensivist dalam melakukan tata laksana PAC ini. Selain itu dengan
pada pasien dengan masalah yang pemakaiannya yang relatif mudah,
kompleks 2. menjadikan PAC sebagai standard baku
dalam pengukuran CO. Pemakaian PAC
Pengukuran CO pertama kali dilakukan
bukan tanpa resiko. Ada banyak
oleh Adolph Fick pada tahun 18703,
penelitian mempertanyakan efektifitas
yang menyebutkan bahwa CO dapat
dan keamanan teknik ini 6-9. Beberapa
dihitung sebagai rasio antara konsumsi
komplikasi dari penggunaan PAC antara
oksigen (VO2) dan beda kadar oksigen
lain adalah kerusakan arteri karotis dan
pada darah arteri dan vena4:
subklavia, pneumothoraks, disritima,
Penggunaan prinsip Fick membutuhkan perforasi ruang jantung, tamponade,
kateterisasi arteri pulmoner yang kerusakan katub jantung, serta ruptur
pertama kali dilakukan pada hewan coba arteri pulmoner10,11. Hal inilah yang
(canine) pada tahun 1886 oleh Grehand kemudian memotivasi perkembangan
dan Quinquaud.Tetapi prinsip ini baru teknologi-teknologi terbaru dalam
dilakukan pada manusia setelah hampir pengukuran CO yang kurang invasif dan
5 dekade kemudian, pada tahun 1940 di berpotensi untuk lebih aman untuk
New York 3. Kemudian ditemukan digunakan2. Saat ini telah tersedia
pengukuran CO menggunakan teknik beberapa teknik alternatif, seperti
dilusi yang dilakukan oleh tim kerja oesophageal ultrasonografi Doppler,
Stewart pada akhir abad ke 19, dan transoesophageal echokardiografi,
kemudian dimodifikasi oleh Hamilton bioimpedansi elektris thorakal, dilusi
pada sekitar tahun 1930. Mereka lithium dan analisa gelombang pulsasi
menghitung CO dengan membagi (pulse wave analysis), yang kesemuanya
jumlah indikator yang diinjeksikan, relatif tidak invasif apabila dibandingkan
dengan area di bawah kurva dilusi. dengan PAC 12.
Teknik dilusi dipandang dapat
Beberapa dari teknik ini mampu menilai
diaplikasikan pada sebagian besar
volume sekuncup / stroke volume (SV)
kondisi klinis, sehingga teknik ini
secara berkelanjutan (continuous) dan
menjadi metode referensi dalam
pula mampu memberikan nilai
pengukuran CO.Pada pertengahan tahun
komponen hemodinamik lain yang dapat
1970an, kateter arteri pulmoner /
memprediksi respon pasien terhadap
pulmonary artery catheter (PAC)
pemberian cairan, menilai volume
berhasil didesain yang memudahkan
preload, dan mengukur saturasi vena
didapatkannya kurva thermodilusi
sentral secara berkelanjutan. Komponen-
dengan menggunakan komputer untuk
komponen tersebut dan nilai CO sangat
menganalisa dan menentukan nilai CO5.
membantu dalam melakukan penilaian
Sebagian besar penelitian-penelitian kondisi hemodinamik pasien kritis
telah menyimpulkan keakuratan teknik dengan lebih baik. Hanya saja perlu

Volume V, Nomor 2, Tahun 2013 133


Jurnal Anestesiologi Indonesia

VO2 : konsumsi oksigen (ml O2/menit)


CaO2 : kandungan oksigen dalam darah arteri (ml O2/100 ml darah)
CvO2 : kandungan oksigen dalam darah vena campuran ( ml O 2/ 100 ml darah)

Box 1. Rumus Fick.

Tabel 1. Faktor yang mempengaruhi pemilihan alat pengawasan CO

Institusi Tipe institusi


Ketersediaan alat
Tingkat standarisasi
Integrasi pada sistem pengawasan standard
Jumlah pegawai
Pelatihan dan pengalaman

Alat Invasif / non invasif


Kemudahan dalam pemakaian
Keterbatasan teknis
Ketergantungannya pada operator
Validitas, akurasi dan kemudahan dalam pengukuran ulang
Informasi komponen hemodinamik lainnya yang tersedia
Aspek ekonomi

Pasien Keparahan penyakit


Ritme denyut jantung
Kontraindikasi
Jenis intervensi
Protokol terapi

Gambar 1. Sistem FloTrac

134 Volume V, Nomor 2, Tahun 2013


Jurnal Anestesiologi Indonesia

diperhatikan bahwa tidak ada satupun saat sistolik dan diastolik akan
alat pengawan CO yang tidak menyebabkan semakin bertambahnya
mempunyai kelemahan. Oleh karena itu PP2. Nilai PP proporsional terhadap nilai
dirasa bijaksana untuk menyesuaikan SV dan berbanding terbalik dengan
pula kondisi pasien dalam pemilihan compliance vaskuler. Perubahan
jenis alat pengawasan CO13. gelombang PP dapat diprediksi dari
compliance dinding arterial dan SV.
FAKTOR-FAKTOR YANG
Karena compliance vaskuler tidak
MEMPENGARUHI PEMILIHAN
mudah untuk dinilai, maka nilai tersebut
ALAT PENGAWASAN CO
dapat dihitung berdasarkan umur, jenis
Ada baberapa faktor yang dapat kelamin, etnis, dan body mass index
mempengaruhi pemilihan alat (BMI)14 .Menggunakan rumus yang
pengawasan CO, yang dapat kompleks, metode-motode non-invasif
diklasifikasikan ke dalam 3 kelompok tersebutdapat menilai CO dari analisa
utama (Tabel 1). Faktor institusi pulsasi kontur 15 . Idealnya, analisa
dianggap sebagai faktor yang paling pulsasi kontur dikalibrasi dengan
penting. Selain itu faktor alat (invasif/ menggunakan metode dilusi. Dimana
non invasif) dapat pula berperan. Lebih SV dihitung dan dibandingkan dengan
jauh lagi, kondisi pasien dapat SV yang didapatkan dari metode
menentukan apakah pasien memerlukan thermodilusi, untuk dapat menghitung
alat invasif atau yang non invasif 2. CO. Dengan analisa gelombang
berkelanjutan tiap denyut / beat-to-beat,
ANALISA PULSASI KONTUR CO dapat dinilai secara
16
berkelanjutan .Kalibrasi eksternal
Saat ini telah tersedia beberapa alat
disarankan untuk dilakukan tiap 6
yang menggunakan teknik analisa
sampai dengan 12 jam untuk menjaga
pulsasi kontur (pulse countour analysis)
keakuratan nilai yang didapatkan 15, 17.
untuk menentukan nilai CO, seperti
FloTrac, PiCCO, dan LiDCO, yang Meskipun nilai CO dari analisa
masing-masing berbeda dalam pulsasikontur menunjukkan nilai
kebutuhannya terhadap pengawasan kesepahaman yang baik dengan analisa
invasif dan kalibrasi eksternal. Metode CO dengan teknik lain, tetapi pengunaan
analisa pulsasi kontur dalam menilai obat-obatan vasoaktif (vasodilator/
CO menggunakan variasi gelombang vasokonstriktor) dapat menyebabkan
tekanan pulsasi / pulse pressure (PP). kesalahan dalam perhitungan CO 16,18.
Lebih penting lagi, teknik ini dapat juga
Secara umum, semakin besar SV,
menghitung variasi tekanan pulsasi /
semakin banyak darah dipompa ke
pulse pressure variation (PPV) dan
sistem arterial pada setiap denyut
variasi SV (SVV) pada pasien dengan
jantung. Sehingga semakin besar
ventilasi tekanan positif. Lebarnya PPV/
peningkatan dan penunurunan tekanan

Volume V, Nomor 2, Tahun 2013 135


Jurnal Anestesiologi Indonesia

CO = Dosis LiCl x 60 area x (1 – hematokrit) l/menit


CO= cardiac output
LiCl= dosis lithium (mmol)
Area= integral dari kurva primer (mmol/liter), yang merupakan kurva yang dihasilkan pada 1 kali
sirkulasi lithium,

Box 2. Penghitungan CO pada system LiDCO

Gambar 2. Sistem LIDCO

Gambar 3. Sistem PiCCO

136 Volume V, Nomor 2, Tahun 2013


Jurnal Anestesiologi Indonesia

SVV (10% sampai dengan 15%) Kesalahan yang bermakna ditemui pada
menandakan adanya hipovolemia yang pangukuran CO oleh FloTrac apabila
prediktif terhadap respon cairan 2. terdapat perbedaan mean arterial
pressure (MAP) antar 2 lokasi
FloTrac
kateterisasi bernilai lebih dari 5 mm
Sistem FloTrac (Gambar 1) Hg2 . Keunggulan lain dari sistem
diperkenalkan di Amerika Serikat oleh FloTrac ini adalah bahwa sistem ini tidak
Edwards Lifesciences, Irvine, CA, pada membutuhkan kalibrasi eksternal.
bulan April 2005. Sistem ini Analisa algoritma kontur yang dilakukan
diperkenalkan sebagai alat yang dapat oleh sistem FloTrac melakukan kalibrasi
melakukan penilaian CO, resistensi secara otomatis yang bedasarkan data
vaskuler sistemik, dan parameter demografis pasien dan analisa
dinamis (SVV) secara berkelanjutan gelombang.Kalibrasi ini dapat
dengan cepat dan akurat2 . disesuaikan dengan data individu pasien,
termasuk tonus vaskuler 2 .
Sistem ini sangat bergantung pada
algoritma perangkat lunak yang LiDCO
melakukan analisa terhadap karakteristik
Sistem LiDCO (Gambar 2)
gelombang tekanan arterial dan
dikembangkan oleh kelompok LiDCO
menggunakan informasi demografi
dan diperkenalkan pada praktik klinis
spesifik untuk menilai aliran darah.
pada awal dekade ini. Seperti halnya
FloTrac mempunyai beberapa fungsi
sistem FloTrac, sistem in imenggunakan
yang bermanfaat secara klinis. Pertama,
analisa pulsasi kontur dari jalur arterial
sistem ini secara teoritis dapat
untuk menentukan SV dan CO 2 .
digunakan pada tiap jalur kateter
Perbedaan yang paling bermakna dari
arterial; tidak diperlukan adanya kateter
kedua teknologi ini terdapat pada metode
tambahan. Selain itu, tidak ada batasan
kalibrasi analisa kontur. Beda halnya
dalam lokasi kanulasi arterial 2.
dengan sistem FloTrac yang tidak
Sistem ini telah digunakan pada menggunakan kalibrasi eksternal, sistem
beberapa penelitian dimana disimpulkan LiDCO menggunakan dilusi lithium
bahwa sistem ini dapat menyediakan untuk kalibrasi analisa algoritma pulsasi
nilai yang akurat baik dari kateter kontur. Kalibrasi ini dapat dilakukan
femoral ataupun radial 19,20 .Beberapa dengan melakukan injeksi lithium
penelitian menemukan adanya klorida dalam jumlah kecil ke dalam
perbedaan dalam penilaian CO dari vena sentral (disarankan) atau perifer.
beberapa lokasi kateterisasi yang Elektroda yang sensitif terhadap lithium
berbeda, terutama pada pasien dengan ditempatkan pada kateter arterial yang
hemodinamik tidak stabil dan/atau digunakan untuk menentukan kurva
dengan pennggunaan vasopresor. konsentrasi berdasarkan waktu untuk
menghitung nilai CO 21 .

Volume V, Nomor 2, Tahun 2013 137


Jurnal Anestesiologi Indonesia

Setelah dilakukan kalibrasi, sistem yang disetujui untuk digunakan pada


LiDCO dapat melakukan pengukuran praktek klinis pada tahun 2000. Seperti
CO dengan menggunakan analisa halnya sistem LiDCO dan FloTrac,
pulsasi kontur. Kalibrasi eksternal sistem ini memberikan penilaiaan CO
dengan lithium ini tidak perlu diulang. melalui analisa pulsasi kontur dari
Pada umumnya, disarankan kalibrasi gelombang arterial. Seperti halnya sistem
dilakukan paling tidak setiap 8 jam. LiDCO, sistem ini membutuhkan
Tetapi, beberapa penelitian kalibrasi eksternal untuk memulai
menyebutkan bahwa apabila dilakukan analisa2 . Dengan teknik ini, ujung
perubahan terapi yang bermakna, kateter biasanya berada di aorta
termasuk dilakukan bolus cairan, maka desenden melalui jalur femoral. Saline
disarankan untuk dilakukan kalibrasi dingin (15 mL) diinjeksikan melalui
lebih sering.14, 22 . vena sentralis. Penilaian CO dan
kalibrasi sistem pulsasi kontur
Hanya saja, akurasi pengukuran CO dari
didapatkan setelah terjadi perubahan
analisa dengan sistem ini belum diteliti
temperatur di aorta akibat injeksi saline
dengan mendalam. Populasi pasien yang
dingin tersebut [26-28]. Selain analisa
kecil, perbedaan setting penelitian, dan
CO, PiCCO juga dapat memberikan
perbedaan standard baku menjadikan
beberapa pengukuran lain yang
membuat penyamaan hasil (generalisasi)
bermanfaat di kamar operasi dan ICU.
hampir tidak mungkin untuk dilakukan.
Penilaian volume akhir diastolik global
Beberapa peneliti menyebutkan bahwa
(global end-diastolic volume) dari empat
sistem ini akurat23 dan ada yang
ruang jantung memberikan penilaian
menyebutkan sebaliknya24, 25 . Sehingga
terhadap preload jantung. Volume darah
lebih pastinya, penelitian lebih lanjut
intra-thoraks juga dapat digunakan untuk
masih diperlukan untuk dapat
menilai preload. Komponen ini termasuk
menunjukkan kemampuan sistem
volume pada sistem pulmoner selain
LiDCO untuk menyediakan pengkuran
volume darah di dalam jantung.
CO di setting perioperatif 2.
Sedangkan indeks fungsi jantung
LiDCO dapat menunjukkan mencerminkan kontraktilitas global dan
2
hemodinamik : 1. Tekanan (sistolik, rasio aliran dan preload. Cairan ekstra
diastolic, dan rerata); 2. Laju denyut vaskular paru (extravascular lung water)
jantung; 3. SV dan CO; dan 4. menunjukkan cairan pada ruang
Parameter preload dinamis (PPV dan intraseluler, intersitisial, dan
SVV). intraalveoler yang merupakan metode
untuk menilai edema pulmoner2 .
PiCCO
PiCCO dapat menunjukkan parameter-
Sistem PiCCO (Gambar 3) parameter dinamis untuk menunjukkan
dikembangkan oleh Pulsion Medical responsivitas terhadap cairan. Selain itu,

138 Volume V, Nomor 2, Tahun 2013


Jurnal Anestesiologi Indonesia

teknik ini juga dapatmenunjukkan data terjadinya proses penghangatan


hemodinamik yang sangat bermanfaat indikator thermal oleh massa tubuh
untuk memahami kondisi fisiologis ekstravaskuler 27,28, yang mengakibatkan
pasien 2 yaitu 1. Responsivitas terhadap perubahan temperatur terukur menjadi
cairan: PPV dan SVV; 2. CO kurang reflektif dibandingkan dengan
Thermodilusi transpulmoner dan dilusi sesungguhnya 2.
Analisa pulse contour; 3. Extravascular
Ada beberapa situasi klinis dimana tidak
lung water index (EVLWI): membantu
semua parameter-parameter PiCCO
penilaian edema pulmoner; 4. Global
bernilai valid. Thermodilusi
end-diastolic volume index (GEDI):
transpulmoner mempunyai beberapa
membantu menilai volumetric preload;
keterbatasan seperti perhitungan
5. Cardiac function index yaitu
thermodilusi menggunakan PAC.
kalkulasi indeks dari fungsi jantung
Seperti selama periode resusitasi atau
Salah satu kekurangan dari teknik ini penggunaan katekolamin, dimana
adalah perlunya kateterisasi arteri diperlukan adanya rekalibrasi. Beberapa
proksimalis dengan kateter khusus penulis melaporkan bahwa CO pulsasi
(thermistorstipped). Produsen kontur yang didapatkan dari PiCCO
menyarankan pengunaan kateterisasi senilai dengan CO yang didapatkan
arteri femoral, aksiler atau dengan menggunakan thermodilusi CO
brakhial.Penggunaan arteri radialis berkelanjutan atau intermiten 29, 30.
mempunyai 2 kekurangan apabila
ULTRASONOGRAFI
dibandingan dengan arteri pada lokasi
OESOPHAGEAL DOPPLER
yang lebih proksimal. Pertama,
penyimpangan gelombang akibat area Pengawasan CO dengan menggunakan
kateterisasi menjadi diminimalisir, oesophageal Doppler dapat mengukur
sehingga analisa pulsasi kontur menjadi velositas aliran darah di dalam aorta
kurang rentan terhadap kesalahan desenden30. Dengan menggunakan
sebagai akibat dari vasokonstriktor perubahan frekuensi gelombang
thermoregulasi atau akibat penggunaan ultrasound yang dapat mencerminkan
vasopressor26. Kedua, apabila obyek yang bergerak (akibat
dibandingkan dengan arteri radialis, perpindahan Doppler), maka velositas
area arteri lainnya yang disebutkan aliran darah dapat dinilai. Apabila
sebelumnya memberikan hasil yang pengukuran ini dikombinasi dengan
dapat diprediksi, dengan kondisi suhu estimasi area potong lintang dari aorta
yang homogennya untuk mendapatkan yang didapatkan dari umur, tinggi dan
pengukuran thermodilusi berat badan pasien, maka akan
transpulmoner. Selain variabilitas didapatkan komponen hemodinamik
ekstremitas, jarak yang lebih jauh untuk seperti SV, CO dan cardiac index.
transit intravaskuler menyebabkan Metode ini mempunyai keunggulan

Volume V, Nomor 2, Tahun 2013 139


Jurnal Anestesiologi Indonesia

karena dapat menunjukkan pengukuran hubungannya dengan ketepatan yang


yang berkelanjutan, dengan syarat menunjukkan responsibilitas dari sebuah
keakuratan komponen berikut dapat penilaian. Teknik ini sangat bergantung
diperoleh: 1. area potong lintang aorta pada kepiawaian operator dan posisi
harus akurat; 2. gelombang ultrasound probe yang sangat mudah berubah pada
harus paralel terhadap aliran darah; saat dilakukan penilaian,sehingga dapat
3.arah gelombang tidak berubah ke mengurangi preisis penilaian yang
derajad manapun antar pengukuran / dilakukan36 . Hal ini kemudian dapat
penilaian. mengurangi korelasi antara esophageal
Doppler dengan teknik monitoring CO
Variasi dari kondisi-kondisi tersebut
lainnya37, 38. Selain itu, teknik ini dapat
menyebabkan ketidak akuratan
mengukur aliran darah pada aorta
pengukuran.
desenden dan membuat asumsi dari
Curah jantung dan SV yang didapatkan partisi tetap antara aliran ke pembuluh
dari oesophageal Doppler telah darah cefalika dan ke aorta desenden.
dibandingkan dengan thermodilusi pada Meskipun teknik ini dinilai valid pada
beberapa penelitian, dan dari penelitian- kondisi sehat, korelasi tersebut dapat
penelitian tersebut, rentang didapatkan berubah pada pasien dengan penyakit
dari korelasi buruk ke baik 31-33 . Sebuah tertentu, dan pada beberapa kondisis
meta analisis yangdilakukan oleh Dark seperti pada kondisi ketidakstabilan
dan Singer34 menunjukkan adanya hemodinamik. Dan juga, area potong
korelasi sebesar 86% antara CO yang lintang aorta tidak bernilai konstan,
didapatkan dari Doppler esophageal tetapi dinamis untuk tiap individu.
deangan PAC. Meskipun korelasi antara Sehingga penggunaan normogram dapat
dua teknik tersebut bernilai moderat, ada mengakibatkan kekurangakuratan
24
korelasi yang sangat baik antara penilaian CO .
perubahan CO dengan intervensi
Pasien biasanya dalam kondisi tersedasi,
terapetik. Sehingga perubahan CO
dengan ventilator. Probe kemudian
akibat respon terapi tersebut dapat
melalui esophagus kemudian diputar
menjadi lebih bermanfaat apabila
sedemikian rupa sehingga transduser
dibandingkan dengan nilai absolut itu
menghadap aorta desenden, sehingga
sendiri 22.
didapatkan signal velositas aorta 30 .
Esophageal Doppler merupakan teknik Penggunaan probe pada teknik ini dapat
non invasif yang telah dengan baik diterima dengan baik pada pasien yang
dapat digunakan untuk membantu secara dalam kondisi sadar (tidak ideal), tetapi
langsung dalam pemberican cairan intra memerlukan penempatan posisi pasien
operatif 35 . Kelemahan utama dari yang baik, dan membutuhkan perubahan
penggunaan teknik ini sebagai posisi yang berulang kali 12 .
pengawasan CO berkelanjutan adalah

140 Volume V, Nomor 2, Tahun 2013


Jurnal Anestesiologi Indonesia

TRANSESOPHAGEAL Penilaian CO dapat dilakukan pada level


ECHOCARDIOGRAPHY (TEE) arteri pulmoner, katub mitralis atau
katub aorta, meskipun beberapa
Curah jantung dapat dinilai dengan penelitian menunjukkan bahwa sangat
menggunakan TEE menggunakan sukar untuk mengukur diameter dari
metode Dopper atau non-Doppler. arteri pulmoner yang dapat menjelaskan
Teknik Non-Doppler dilakukan rendahnya korelasi penilaian CO antara
berdasarkan rekonstruksi volumetrik Doppler dan thermodilusi. Penilaian
dari rekonstruksi ruang ventrikel kiri. pada katub mitralis dapat lebih sukar
Metode yang paling sering dilakukan karena bentuk dan ukuran katub yang
adalah menggunakan hukum Simpson, berubah tiap siklus jantung,
dimana ventrikel kiri dibagi menjadi sehinggakatub aorta bukan menjadi
beberapa seri dari basal ke apeks pilihan utama untuk penilian CO dengan
jantung. Dua plana orthogonal Doppler. Ketidakberadaannya stenosis
digunkaan untuk rekonstruksi. Volume aorta pada metode ini merupakan kondisi
ventrikel kiri kemudian dihitung dengan penilaian yang paling CO akurat39 .
menjumlahkan perkiraan volume pada Beberapa penelitian telah menunjukkan
diskus individual2 .Teknik ini dapat korelasi yang baik antar penilaian CO
digunakan untuk menghitung SV yang dengan menggunakan teknik
kemudian apabila dikalikan dengan thermodilusi pada kondisi katub mitral
denyut jentung akan memberikan nilai yang kompeten 40 .
CO12 .
Alat ultrasound portable yang lebih
Prinsipnya, echokardiografi merupakan terkini dapat melakukan pemeriksaan
metode yang mudah untuk menilai jantung dan evaluasi fungsi dinamik
fungsi jantung karena menggunakan jantung. Penilaian fungsi ventrikuler
gelombang ultrasound untuk secara umum bermanfaat untuk tata
mendapatkan pencitraan jantung secara laksana pasien kritis 19 . Pasien dengan
langsung. Metode ini dapat menilai disoksia jaringan dan hiperkontraktilitas
ukuran ruangan jantung, kontraktilitas ventrikel kiri dapat mendapatkan
ventrikel, fungsi ventrikel, dan dengan manfaat dari penggunaan vasopressor
bantuan Doppler dapat pula menilai dan/atau pemberian cairan, sedangkan
aliran 23,24 . Hanya saja, metode ini pasien dengan fungsi ventrikel yang
membutuhkan kepiawaian yang baik buruk dapat mendapatkan manfaat dari
untuk dapat melakukan interpretasi hasil penggunaan inotropik. Dilatasi ventrikel
pencitraan, dan dapat terjadi banyak dapat memberikan peringatan kepada
sekali perbedaan variasi interpretasi intensivist untuk melihat adanya
hasil pencitraan. Pertimbangan lain dari disfungsi ventrikel kanan. Dengan
penggunaan teknik ini adalah harga dari pelatihan dasar, penilaian ini dapat
alat tersebut 30 .

Volume V, Nomor 2, Tahun 2013 141


Jurnal Anestesiologi Indonesia

Gambar 4. Sistem Ultrasonografi Oesophageal Doppler

Gambar 5. Sistem Transesophageal Echocardiography (TEE)

142 Volume V, Nomor 2, Tahun 2013


Jurnal Anestesiologi Indonesia

dipelajari oleh selain ahli jantung, tetapi melalui integrasi dari konsentrasi antara
menentukan abnormalitas gerakan aliran darah dan CO2 tiap 3 menit
dinding jantung dan fungsi katub masih setelah periode singkat dari re-breathing
membutuhkan ketrampilan seorang ahli parsial untuk menghitung aliran darah
jantung. pulmoner 41. Nilai aliran darah pulmoner
kemudian dikoreksi untuk shunt
Ukuran ruang jantung dapat dinilai
menggunakan kurva pada sistem
secara langsung dengan menghitung
tersebut, yang kemudian membutuhkan
fraksi ejeksi jantung. Aliran darah
informasi SpO2 atau analisa gas darah
melalu katub-katub jantung dapat diukur
dan FiO2 untuk menentkan CO 2. Selain
dengan pencitraan Doppler ini.Hanya
CO, teknik ini juga menunjukkan
saja, kesukaran teknik ini adalah untuk
ventilasi semenit dari alveoli dan
mendapatkan pencitraan yang adekuat
beberapa parameter respirasi lainnya2 .
pada plana yang tepat, yang
membutuhkan keahlian khusus. Teknik pengawasan NICO
Transoesophageal echokardiografi tidak membutuhkan intubasi endotracheal.
dapat ditoleransi pada pasien sadar Alat ini dikontraindikasikan pada pasein
penuh12 . yang tidak dapat mentoleransi periode re
-breathing dengan sedikit peningkatan
NICO: FICK’S PRINCIPLE
PaCO2. Selain katub rebreathing yang
Sistem NICO diperkenalkan pertama kali meningkatkan ruang mati jalan nafas
oleh Novametrix pada tahun 1999. (sampai minimal 35 mL) dan
Sistem ini menilai CO melalui beberapa membutuhkan perubahan pada setting
teknik re-breathing parsial yang ventilator, terutama pada pasien yang
2
diperkenalkan oleh Fick . Teknik ini diventilasi dengan volume tidal rendah2.
menggunakan re-breathing parsial CO2 Pada pasien yang bernafas spontan,
yang membandingkan tekanan parsial periode re-breathing berhubungan
end-tidal carbon dioxide (etCO2) yang dengan peningkatan ventilasi semenit.
didapatkan saat periode non re-breathing
Batasan dari metode penilaian CO
dengan yang didapatkan saat periode re-
dengan mengggunakan CO2re-breathing
breathing selanjutnya. Perubahan rasio
adalah karena metode ini hanya menilai
pada eliminasi etCO2 dan eliminasinya
aliran darah pulmoner kapiler.Dengan
setelah periode singkat re-breathing
memperhatikan keterbatasan data pada
parsial (biasanya 50 detik) memberikan
pasien di ICU dan potensi
perkiraan CO non invasif. Teknik ini
ketidakakuratan pada populasi pasien ini,
menggunakan sensor CO2 infra merah,
penggunaan teknik CO2 re-breathing
dengan ujungnya yang dapat menilai
untuk memperkirakan CO secara rutin
perbedaan tekanan, dan katub re-
tidak direkomendasikan untuk saat ini.
breathing yang menilai eliminasi CO2

Volume V, Nomor 2, Tahun 2013 143


Jurnal Anestesiologi Indonesia

BIOIMPEDANSI ELEKTRIS perubahan voltase amplitudo


THORAKAL
SIMPULAN
Konsep analisa panjang gelombang
Ringkasnya, tiap teknik pengukuran CO
impedansi thorakal pertama kali
mempunyai kelebihan dan
diperkenalkan padatahun 1966 oleh
kekurangannya masing-masing. Sampai
Kubicek42 . Impedansi plethysmografi
saat ini masih terus dikembangkan
berdasarkan pada perubahan pulsatil
metode pengawasan CO yang kurang
pada resistensi yang tejadi pada siklus
invasif, aman, mudah digunakan, dan
ventrikel sistole dan diastole.
akurat. Sangat tidak mungkin untuk
Bioimpedansi elektrik menggunakan
menyebutkan secara pasti teknologi
stimulasi elektrik untuk identifikasi
mana yang paling akurat dalam
variasi impedansi thoraks atau tubuh
pengukuran CO untuk tiap kondisi
yang mengasilkan perubahan siklik
pasien.
pada aliran darah yang disebabkan oleh
denyut jantung. CO dapat diperkirakan DAFTAR PUSTAKA
secara berkelanjutan dengan elektroda
1. Connors AF, Jr., Speroff T, Dawson NV,
yang ditempatkan pada leher dan Thomas C, Harrell FE, Jr., Wagner D,
thoraks 12. Desbiens N, Goldman L, Wu AW, Califf
RM et al: The effectiveness of right heart
catheterization in the initial care of
Peubahan pada impedansi berkorelasi critically ill patients. SUPPORT
dengan SVdan menyebabkan SVdapat Investigators. Jama 1996, 276(11):889-897.
dihitung dengan mengggunakan rumus 2. Pugsley J, Lerner AB: Cardiac output
Kubicek’s atau rumus12 . COdapat monitoring: is there a gold standard and
how do the newer technologies compare?
dihitung dengan menggunakan SV dan
Semin Cardiothorac Vasc Anesth 2010, 14
waktu ejeksi ventrikuler. Penempatan (4):274-282.
elektroda dapat menjadi sumber utama 3. Laszlo G: Respiratory measurements of
kesalahan dalam perhitungan. Faktor cardiac output: from elegant idea to useful
lain yang mempengaruhi penilaian test. J Appl Physiol 2004, 96(2):428-437.

bioimpedansi termasuk perubahan 4. Young BP, Low LL: Noninvasive


cairan intrathorakal dan perubahan nilai monitoring cardiac output using partial CO
(2) rebreathing. Crit Care Clin 2010, 26
hematokrit. Selan itu, siste mini dapat (2):383-392, table of contents.
memberikan manfaat pada klinisi untuk
5. Harvey S, Harrison DA, Singer M, Ashcroft
dapat dengan cepat dan mudah J, Jones CM, Elbourne D, Brampton W,
menentukan CO dengan resiko minimal Williams D, Young D, Rowan K et al:
43 Assessment of the clinical effectiveness of
. Baru-baru ini telah diperkenalkan pulmonary artery catheters in management
Bioreactance® (NICOM®, Cheetah of patients in intensive care (PAC-Man): a
randomised controlled trial. Lancet 2005,
Medical Ltd, Maidenhead, Berkshire, 366(9484):472-477.
UK) yang suatu modifikasi dari
6. Sakr Y, Dubois MJ, De Backer D, Creteur
bioimpedansi thoraks 32. Kebalikan dari J, Vincent JL: Persistent microcirculatory
bioimpedansi, yang berdasarkan analisa alterations are associated with organ failure

144 Volume V, Nomor 2, Tahun 2013


Jurnal Anestesiologi Indonesia

and death in patients with septic shock. Crit 17. Schuerholz T, Meyer MC, Friedrich L,
Care Med 2004, 32(9):1825-1831. Przemeck M, Sumpelmann R, Marx G:
Reliability of continuous cardiac output
7. Lam C, Tyml K, Martin C, Sibbald W: determination by pulse-contour analysis in
Microvascular perfusion is impaired in a rat porcine septic shock. Acta Anaesthesiol
model of normotensive sepsis. J Clin Invest Scand 2006, 50(4):407-413.
1994, 94(5):2077-2083.
18. Berberian G, Quinn TA, Vigilance DW,
8. De Backer D, Creteur J, Preiser JC, Dubois Park DY, Cabreriza SE, Curtis LJ, Spotnitz
MJ, Vincent JL: Microvascular blood flow HM: Validation study of PulseCO system
is altered in patients with sepsis. Am J for continuous cardiac output measurement.
Respir Crit Care Med 2002, 166(1):98-104. ASAIO J 2005, 51(1):37-40.
9. Lindert J, Werner J, Redlin M, Kuppe H, 19. Beaulieu Y, Marik PE: Bedside
Habazettl H, Pries AR: OPS imaging of ultrasonography in the ICU: part 1. Chest
human microcirculation: a short technical 2005, 128(2):881-895.
report. J Vasc Res 2002, 39(4):368-372.
20. Beaulieu Y, Marik PE: Bedside
10. Boyd KD, Thomas SJ, Gold J, Boyd AD: A ultrasonography in the ICU: part 2. Chest
prospective study of complications of 2005, 128(3):1766-1781.
pulmonary artery catheterizations in 500
consecutive patients. Chest 1983, 84(3):245 21. Tachibana K, Imanaka H, Takeuchi M,
-249. Takauchi Y, Miyano H, Nishimura M:
Noninvasive cardiac output measurement
11. Horst HM, Obeid FN, Vij D, Bivins BA: using partial carbon dioxide rebreathing is
The risks of pulmonary arterial less accurate at settings of reduced minute
catheterization. Surg Gynecol Obstet 1984, ventilation and when spontaneous breathing
159(3):229-232. is present. Anesthesiology 2003, 98(4):830-
837.
12. Hett DA, Jonas MM: Non-invasive cardiac
output monitoring. Intensive Crit Care Nurs 22. Roeck M, Jakob SM, Boehlen T, Brander L,
2004, 20(2):103-108. Knuesel R, Takala J: Change in stroke
volume in response to fluid challenge:
13. Alhashemi JA, Cecconi M, Hofer CK: assessment using esophageal Doppler.
Cardiac output monitoring: an integrative Intensive Care Med 2003, 29(10):1729-
perspective. Crit Care 2011, 15(2):214. 1735.
14. Brumfield AM, Andrew ME: Digital pulse 23. Garcia-Rodriguez C, Pittman J, Cassell CH,
contour analysis: investigating age- Sum-Ping J, El-Moalem H, Young C, Mark
dependent indices of arterial compliance. JB: Lithium dilution cardiac output
Physiol Meas 2005, 26(5):599-608. measurement: a clinical assessment of
central venous and peripheral venous
15. Pittman J, Bar-Yosef S, SumPing J, indicator injection. Crit Care Med 2002, 30
Sherwood M, Mark J: Continuous cardiac (10):2199-2204.
output monitoring with pulse contour
analysis: a comparison with lithium 24. Jonas MM, Tanser SJ: Lithium dilution
indicator dilution cardiac output measurement of cardiac output and arterial
measurement. Crit Care Med 2005, 33 pulse waveform analysis: an indicator
(9):2015-2021. dilution calibrated beat-by-beat system for
continuous estimation of cardiac output.
16. Bein B, Worthmann F, Tonner PH, Paris A, Curr Opin Crit Care 2002, 8(3):257-261.
Steinfath M, Hedderich J, Scholz J:
Comparison of esophageal Doppler, pulse 25. Linton NW, Linton RA: Estimation of
contour analysis, and real-time pulmonary changes in cardiac output from the arterial
artery thermodilution for the continuous blood pressure waveform in the upper limb.
measurement of cardiac output. J Br J Anaesth 2001, 86(4):486-496.
Cardiothorac Vasc Anesth 2004, 18(2):185-
189. 26. Ostergaard M, Nielsen J, Rasmussen JP,
Berthelsen PG: Cardiac output--pulse

Volume V, Nomor 2, Tahun 2013 145


Jurnal Anestesiologi Indonesia

contour analysis vs. pulmonary artery plasma volume expansion reduces the
thermodilution. Acta Anaesthesiol Scand incidence of gut mucosal hypoperfusion
2006, 50(9):1044-1049. during cardiac surgery. Arch Surg 1995, 130
(4):423-429.
27. Halvorsen PS, Espinoza A, Lundblad R,
Cvancarova M, Hol PK, Fosse E, 36. Perrino AC, Jr., Fleming J, LaMantia KR:
Tonnessen TI: Agreement between PiCCO Transesophageal Doppler cardiac output
pulse-contour analysis, pulmonal artery monitoring: performance during aortic
thermodilution and transthoracic reconstructive surgery. Anesth Analg 1991,
thermodilution during off-pump coronary 73(6):705-710.
artery by-pass surgery. Acta Anaesthesiol
Scand 2006, 50(9):1050-1057. 37. Lefrant JY, Bruelle P, Aya AG, Saissi G,
Dauzat M, de La Coussaye JE, Eledjam JJ:
28. Sakka SG, Reinhart K, Meier-Hellmann A: Training is required to improve the
Comparison of pulmonary artery and reliability of esophageal Doppler to measure
arterial thermodilution cardiac output in cardiac output in critically ill patients.
critically ill patients. Intensive Care Med Intensive Care Med 1998, 24(4):347-352.
1999, 25(8):843-846.
38. Valtier B, Cholley BP, Belot JP, de la
29. Shoemaker WC, Belzberg H, Wo CC, Coussaye JE, Mateo J, Payen DM:
Milzman DP, Pasquale MD, Baga L, Fuss Noninvasive monitoring of cardiac output in
MA, Fulda GJ, Yarbrough K, Van DeWater critically ill patients using transesophageal
JP et al: Multicenter study of noninvasive Doppler. Am J Respir Crit Care Med 1998,
monitoring systems as alternatives to 158(1):77-83.
invasive monitoring of acutely ill
emergency patients. Chest 1998, 114 39. Poelaert J, Schmidt C, Van Aken H, Hinder
(6):1643-1652. F, Mollhoff T, Loick HM: A comparison of
transoesophageal echocardiographic
30. Marik PE, Baram M: Noninvasive Doppler across the aortic valve and the
hemodynamic monitoring in the intensive thermodilution technique for estimating
care unit. Crit Care Clin 2007, 23(3):383- cardiac output. Anaesthesia 1999, 54(2):128
400. -136.

31. Donovan KD, Dobb GJ, Newman MA, 40. Ryan T, Page R, Bouchier-Hayes D,
Hockings BE, Ireland M: Comparison of Cunningham AJ: Transoesophageal pulsed
pulsed Doppler and thermodilution methods wave Doppler measurement of cardiac
for measuring cardiac output in critically ill output during major vascular surgery:
patients. Crit Care Med 1987, 15(9):853- comparison with the thermodilution
857. technique. Br J Anaesth 1992, 69(1):101-
104.
32. Siegel LC, Fitzgerald DC, Engstrom RH:
Simultaneous intraoperative measurement 41. Wiesenack C, Fiegl C, Keyser A, Prasser C,
of cardiac output by thermodilution and Keyl C: Assessment of fluid responsiveness
transtracheal Doppler. Anesthesiology in mechanically ventilated cardiac surgical
1991, 74(4):664-669. patients. European journal of
anaesthesiology 2005, 22(9):658-665.
33. Perrino AC, Jr., Fleming J, LaMantia KR:
Transesophageal Doppler ultrasonography: 42. Kubicek WG, Karnegis JN, Patterson RP,
evidence for improved cardiac output Witsoe DA, Mattson RH: Development and
monitoring. Anesth Analg 1990, 71(6):651- evaluation of an impedance cardiac output
657. system. Aerosp Med 1966, 37(12):1208-
1212.
34. Dark PM, Singer M: The validity of trans-
esophageal Doppler ultrasonography as a 43. Donovan KD, Dobb GJ, Woods WP,
measure of cardiac output in critically ill Hockings BE: Comparison of transthoracic
adults. Intensive Care Med 2004, 30 electrical impedance and thermodilution
(11):2060-2066. methods for measuring cardiac output. Crit
Care Med 1986, 14(12):1038-1044.
35. Mythen MG, Webb AR: Perioperative

146 Volume V, Nomor 2, Tahun 2013

Anda mungkin juga menyukai

  • 4
    4
    Dokumen1 halaman
    4
    Sita Dyah
    Belum ada peringkat
  • 3
    3
    Dokumen1 halaman
    3
    Sita Dyah
    Belum ada peringkat
  • 5
    5
    Dokumen1 halaman
    5
    Sita Dyah
    Belum ada peringkat
  • 1
    1
    Dokumen1 halaman
    1
    Sita Dyah
    Belum ada peringkat
  • 2
    2
    Dokumen1 halaman
    2
    Sita Dyah
    Belum ada peringkat
  • P17212195042 - Sita Hendrakusuma Samsu
    P17212195042 - Sita Hendrakusuma Samsu
    Dokumen12 halaman
    P17212195042 - Sita Hendrakusuma Samsu
    Sita Dyah
    Belum ada peringkat
  • SKA Atau IMA
    SKA Atau IMA
    Dokumen14 halaman
    SKA Atau IMA
    Sita Dyah
    Belum ada peringkat
  • Woc Implan
    Woc Implan
    Dokumen1 halaman
    Woc Implan
    Sita Dyah
    Belum ada peringkat
  • SAB Terapi Bermain PDF
    SAB Terapi Bermain PDF
    Dokumen14 halaman
    SAB Terapi Bermain PDF
    Sita Dyah
    Belum ada peringkat