Anda di halaman 1dari 9

JOURNAL OF MARINE RESEARCH

Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 165-172


Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr

SKRINING ANTIBAKTERI EKSTRAK RUMPUT LAUT Sargassum plagyophyllum


DARI PERAIRAN BANDENGAN JEPARA TERHADAP BAKTERI PATOGEN
Enterobacter, Pseudomonas aeruginosa DAN Staphylococus aureus
Hendi Perdian Yunianto*), Ita Widowati, Ocky Karna Radjasa

Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro
Kampus Tembalang, Semarang 50275 Telp/Fax. 024-7474698
email : Journalmarineresearch@gmail.com

Abstrak

Sifat resistensi dan infeksi patogenitas bakteri terhadap manusia saat ini meningkat, maka
perlu adanya obat alternatif baru. Senyawa bioaktif yang terkandung dalam rumput laut merupakan
salah satu sumber antibakteri baru yang diperoleh dari alam. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
aktivitas antibakteri ekstrak Sargassum plagyophyllum terhadap bakteri patogen Enterobacter, P.
aeruginosa dan S. aureus serta mengetahui golongan senyawa dan toksisitas senyawa bioaktif ekstrak
S. plagyophyllum. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2012 – Mei 2013. Pengambilan
sampel dilakukan secara purposive sampling method. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode eksperimental laboratoris. Ekstraksi dilakukan secara bertingkat dengan menggunakan
tiga pelarut yang berbeda kepolarannya. Uji aktivitas antibakteri dilakukan menggunakan metode
difusi agar (Kirby-bauer) dengan 3 kali pengulangan. Analisis fitokimia dilakukan secara deskriptif
kualitatif berdasarkan perubahan warna serta karakteristik fisika kimia suatu golongan. Uji toksisitas
dilakukan menggunakan larva Artemia salina. Nilai toksisitas akut (LC50) ditentukan dengan
menggunakan persamaan regresi linier. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak Sargassum
plagyophyllum pelarut etil asetat memiliki aktivitas antibakteri terbaik dengan zona hambat 4,87 ±
0,49 (bakteri Enterobacter); 6,06 ± 0,58 (bakteri S. aureus) dan 6,30 ± 0,62 (bakteri P. aeruginosa)
serta memiliki aktivitas bakteriosidal. Hasil analisis fitokimia menunjukkan bahwa secara umum
ekstrak Sargassum plagyophyllum mengandung senyawa alkaloid (pelarut heksana), steroid (ketiga
pelarut), saponin (pelarut metanol). Hasil uji toksisitas menunjukkan ekstrak S. plagyophyllum pelarut
etil asetat memiliki toksisitas yang toksik dengan nilai LC50-24 jam sebesar 291 ppm (toksik kategori
kronik).

Kata Kunci: Sargassum plagyophyllum, Antibakteri, Enterobacter, P. aeruginosa, S. aureus,


Fitokimia, Toksisitas.

Abstract

Resistance and infection of highly pathogenic bacteria to humans at present time increases,
therefore there is the need for a new alternative medicine. Bioactive compounds contained in seaweed
is one of the sources of new antibacterial obtained from nature. The purpose of this research was to
know the antibacterial activity of extracts of Sargassum plagyophyllum against the pathogenic
bacteria Enterobacter, P. aeruginosa and S. aureus as well as to know the compounds and bioactive
compounds, the toxicity of the extract of S. plagyophyllum. This research was conducted in September
2012 – May 2013. Collection of samples was conducted using purposive of sampling method. The
method used in this research was of experimental laboratory. Testing of antibacterial activity
performed using diffusion agar method (Kirby-bauer) with 3 repetitions. Phytochemical analysis was
done by qualitative descriptive based on the change of chemical physical characteristics of color as
well as a group. Toxicity test was performed using larvae of Artemia salina. The value of acute toxicity
(LC50) was done using a linear regression equation. The results showed that extracts of Sargassum
plagyophyllum solvent ethyl acetate had the best antibacterial activity with 0.49 ± 4,87 inhibitori zone
(the bacteria Enterobacter); 6.06 ± 0.58 (bacteria S. aureus) and 6.30 ± 0,62 (bacteria P.
aeruginosa) and has bacteriosidal activity. Phytochemical analysis results show that in general the
Sargassum plagyophyllum extract contained alkaloids (solvent hexane), steroids (third solvent),
saponins (methanol solvent). Toxicity test results showed that extracts of S. plagyophyllum of the
solvent ethyl acetate has a toxic toxicity LC50 value-24 hours of 291 ppm (toxic category Chronicles).
Keywords: Sargassum plagyophyllum, antibacterial, Enterobacter, P. aeruginosa, S. aureus,
phytochemicals, Toxicity.

*) Penulis penanggung jawab


165
JOURNAL OF MARINE RESEARCH
Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 165-172
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr

PENDAHULAN Dampak yang terjadi akibat infeksi


bakteri patogen sangatlah
Keberadaan Sargassum khususnya
membahayakan. Maka upaya pengobatan
di Indonesia masih belum mendapatkan
terhadap penyakit yang disebabkan
perhatian lebih. Hal ini dapat ditunjukkan
patogenitas bakteri tersebut mendapatkan
dari persepsi nelayan pencari ikan yang
perhatian para peneliti. Usaha yang
menganggap bahwa Sargassum
dilakukan peneliti yaitu berusaha untuk
merupakan pengganggu dan sampah laut,
mengisolasi senyawa bioaktif yang berasal
karena pada musim tertentu banyak
dari laut untuk menemukan alternatif obat
ditemukan hanyut di permukaan laut dan
yang lebih baik dalam penanganan
terdampar di pantai. Namun seiring
penyakit tersebut (Faulkner, 2000; Da
bertambahnya waktu, pemanfaatan
rocha et al., 2001). Permasalahan yang
rumput laut khususnya Sargassum
muncul yaitu penggunaan antibiotik yang
mengalami perkembangan yang cukup
tidak tepat dalam menangani infeksi
pesat. Hal ini dapat dilihat dari
karena bakteri patogen. Penggunaan
pemanfaatan senyawa bioaktif rumput
antibiotik yang tidak sesuai dengan
laut Sargassum untuk berbagai macam
ketentuan baik dari segi dosis, frekuensi,
keperluan seperti produksi makanan,
maupun jenis antibiotik yang digunakan
bahan bakar (fuels), kosmetik seperti
dapat menimbulkan berbagai dampak
cream pelembab muka, obat-obatan,
negatif. Dampak negatif yang ditimbulkan
suplemen maupun pigment (Widowati et
dari penggunaan antibiotik yang tidak
al., 2013).
tepat antara lain dapat memicu
Senyawa bioaktif yang terkandung
munculnya bakteri yang kebal terhadap
dalam Sargassum memiliki berbagai
berbagai antibiotik maupun munculnya
macam pengaruh baik terhadap
berbagai penyakit yang disebabkan infeksi
kesehatan, diantaranya sebagai
bakteri resisten.
antikanker (Xu et al., 2004), antijamur
Rumput Laut S. plagyophyllum
(Guedes et al., 2012), antiinflamasi
merupakan rumput laut yang banyak
(Shiratori et al., 2005), antioksidan
terdapat pada perairan Bandengan Jepara.
(Putranti et al., 2013), antiobesitas
Namun keberadaan rumput laut jenis
(Maeda et al., 2005). Hardouin et al.,
tersebut belum banyak dioptimalkan
(2013) menyebutkan senyawa bioaktif
khususnya pengembangan dibidang
pada Sargassum di perairan Perancis yang
bioteknologi. Selain itu, sebagai tumbuhan
diekstraksi secara hidrolisa enzimatis
laut Sargassum merupakan kandidat obat
memiliki aktivitas bioaktif sebagai
alam yang cukup menjanjikan. Hal ini
antivirus. Arasaki (1983) mengatakan
dikarenakan pemanfaatan organisme laut
bahwa senyawa bioaktif Sargassum
sebagai obat-obatan tidak memiliki efek
sebagai antibakteri memiliki sifat resisten
samping yang berbahaya karena bersifat
terhadap berbagai antibiotik. Penggunaan
non sintestis (Sari, 2006).
antibiotik yang tidak rasional akan
Penelitian ini bertujuan untuk untuk
menyebabkan bakteri resisten terhadap
mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak
antibiotik. Sehingga dikhawatirkan akan
rumput laut S. plagyophyllum terhadap
banyak antibiotik yang tidak dapat
bakteri patogen Enterobacter, P.
menghambat bahkan membunuh bakteri
aeruginosa dan S. aureus, serta
karena adanya sifat resisten tersebut.
mengidentifikasi golongan senyawa yang
Bahan alami rumput laut disamping
terkandung dalam ekstrak rumput laut
menghasilkan zat antibakteri, rumput laut
dengan menggunakan uji fitokimia. Serta
mampu menghasilkan tingkat keracunan
Menentukan nilai LC50 dari ekstrak rumput
bagi organisme.

165
JOURNAL OF MARINE RESEARCH
Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 165-172
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr

laut S. plagyophyllum tersebut dengan jenis rumput laut yang mempunyai


BSLT. aktivitas antibakteri terbaik terhadap
bakteri patogen S. aureus, P. aeroginosa
MATERI DAN METODE
dan Enterobacter. Rumput laut yang
Penelitian ini dilakukan pada bulan mempunyai aktivitas antibakteri terbaik
September 2012-Mei 2013. Materi yang terhadap bakteri patogen tersebut dengan
digunakan dalam penelitian ini adalah zona hambat terbesar dan kategori
rumput laut S. plagyophyllum dari bakteriosidal, selanjutnya dipilih untuk
perairan Jepara. Rumput laut diisolasi, dilakukan uji aktivitas antibakteri
diekstraksi dan dilakukan uji antibakteri (kuantitatif).
terhadap bakteri patogen Enterobacter, P.
aeruginosa, S. aureus yang diperoleh dari Ekstraksi Rumput Laut
Laboratorium Bioteknologi Laut Tropis, Ekstraksi dilakukan dengan teknik
Laboratorium Terpadu Universitas maserasi. Sebelum diekstraksi dilakukan
Diponegoro. Kista Artemia salina diperoleh pemotongan S. plagyophyllum kecil-kecil
dari Balai Besar Pengembangan Budidaya (± 0,5 cm) terlebih dahulu setelah itu
Air Payau (BBPBAP) Jepara. dilakukan pengeringan dengan cara
Metode yang digunakan dalam dikering anginkan. Sampel S.
penelitian adalah eksperimental plagyophyllum sebanyak 500 gr direndam
laboratories. Pengambilan sampel rumput dalam 1,5 liter pelarut heksana, etil asetat
laut dilakukan dengan menggunakan dan metanol (ekstraksi bertingkat) setelah
metode purposif sampling. itu di saring (Darusman et al., 1994).
Pengambilan sampel Selanjutnya ekstrak dipisahkan antara zat
Pengambilan sampel rumput laut terlarut dari pelarutnya dengan cara
ditentukan secara purposive sampling di diuapkan menggunakan rotavapor dengan
perairan Bandengan, Jepara. Sampel yang suhu 40 oC (Vijayabaskar et al., 2012).
diambil ada 6 (enam) jenis rumput laut,
Uji Aktivitas Antibakteri (Kuantitatif)
diantaranya Sargassum, Dictyota, Padina,
Gracilaria, Halimeda, dan Euchema. Uji aktivitas antibakteri pada
Sampel diambil dengan cara dipotong penelitian ini menggunakan metode Difusi
kira-kira 30 cm di atas akar rumput laut Lempeng Agar (Agar Disk-Diffusion Assay)
tersebut. Kemudian dibersihkan dengan menurut Kirby-Bauer. Konsentrasi yang
air laut bersih untuk menghilangkan digunakan dalam uji adalah 0,1 µg/disk,
kotoran, pasir, hewan, dan organisme 0,5 µg/disk, 1 µg/disk, 5 µg/disk, 15
yang menempel. Selanjutnya sampel µg/disk, 25 µg/disk, 50 µg/disk dan 100
ditempatkan ke dalam plastik polyetilen µg/disk. Adanya aktivitas antibakteri
dan dimasukkan ke dalam coolbox untuk ditunjukkan oleh terbentuknya zona
identifikasi. Sampel yang lain dimasukkan hambat pertumbuhan mikroorganisme di
ke dalam coolbox untuk proses sekitar kertas cakram atau paper disk
selanjutnya. Pada enam sampel tersebut (Volk and Wheleer, 1999).
dilakukan uji pendahuluan (kualitatif). Analisis Fitokimia
Uji Kualitatif Analisis fitokimia dilakukan dengan
Sampel rumput laut yang didapatkan tujuan untuk mengetahui golongan
dari perairan Bandengan Jepara senyawa yang terdapat dalam ekstrak S.
dintaranya Sargassum, Dictyota, Padina, plagyophyllum. Metode yang digunakan
Gracilaria, Halimeda, dan Euchema dalam percobaan ini adalah dengan cara
selanjutnya dilakukan uji kualitatif. Uji penambahan reagen yang memberikan
kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui reaksi positif terhadap golongan kimia
dalam ekstrak (Harborne, 1987).
166
JOURNAL OF MARINE RESEARCH
Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 165-172
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr

Uji Alkaloid bawah pencahayaan lampu agar menetas


Ekstrak ditambahkan dengan larutan sempurna. Larva yang sudah menetas
basa amonia 1% dan kloroform di dalam diambil untuk digunakan dalam uji
tabung reaksi dikocok, kemudian lapisan toksisitas terhadap A. salina. Sebanyak 10
kloroform (lapisan bawah) dipipet dan ekor larva A. Salina dimasukkan ke dalam
ditambahkan HCl 2N lalu dikocok. Larutan tabung appendorf yang berisi air laut lalu
yang didapat dibagi tiga, yaitu sebagai ditambahkan larutan ekstrak sehingga
blangko dan sisanya direaksikan masing- konsentrasi menjadi 1000, 500, 100, 50
masing dengan pereaksi Mayer dan dan 10 ppm. Pengolahan persen
Dragendorf. Hasil dikatakan positif jika mortalitas kumulatif digunakan analisis
pereaksi Mayer menimbulkan endapan konsentrasi letal 50% (LC50) dengan
putih dan campuran dengan pereaksi selang kepercayaan 95% (Meyer et
Dragendorf menimbulkan kekeruhan dan al.,1982).
endapan berwarna jingga. HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Saponin Uji Kualitatif Antibakteri
Sejumlah sampel ditambah dengan Dari enam sampel yang didapat
air panas, kemudian ditambahkan dilakukan uji kualitatif (pendahuluan)
beberapa tetes larutan HCl pekat. Uji untuk mendapatkan sampel terbaik yang
positif ditunjukkan dengan terbentuknya selanjutnya akan dilakukan uji kuantitatif
busa permanen ± 15 menit. antibakteri.
Sargassum mempunyai aktivitas
Uji Flavonoid
antibakteri terbaik, dilihat dari zona
Sampel ditambahkan dengan hambat yang lebih besar dan bakteriosidal
Magnesium (Mg) kemudian ditetesi dibandingkan genus rumput laut lainnya
dengan HCl pa dan ditambahkan Dictyota, Padina, Gracilaria, Halimeda dan
amilalkohol. Hasil positif untuk flavonoid Euchema. Meskipun Halimeda juga
ditandai dengan timbulnya warna orange membentuk zona hambatan, tetapi tidak
sampai orange kemerahan. bersifat bakteriosidal seperti Sargassum.
Uji Tanin Dari hasil uji kualitatif tersebut maka pada
sampel Sargassum selanjutnya dilakukan
Ekstrak di dalam tabung reaksi
uji kuantitatif. Adapun hasil dari uji
dilarutkan dengan sedikit aquadest
kualitatif dapat dilihat pada Tabel 1.
kemudian dipanaskan di atas penangas air
lalu diteteskan dengan larutan gelatin 1% Tabel 1. Hasil Uji Kualitatif Rumput Laut
(1:1). Hasil positif jika terbentuk endapan
putih.
Uji Steroid/Terpenoid
Sebanyak satu ml ekstrak kasar
dimasukkan ke dalam tabung reaksi
kemudian dipanaskan hingga pelarut n-
heksana menguap kemudian ditambahkan
dengan pereaksi Lieberman- Burchard dan
dibandingkan dengan larutan blangko. Uji Kuantitatif Antibakteri
Hasil uji antibakteri ekstrak
Uji Toksisitas (BSLT)
Sargassum plagyophyllum terhadap
Kista Artemia salina ditimbang bakteri Enterobacter Staphylococcus
sebanyak 50 mg, dimasukkan ke dalam aureus Pseudomonas aeruginosa dapat
wadah yang berisi air laut yang sudah dilihat pada Gambar 1.
disaring dan diaerasi selama 48 jam di
167
JOURNAL OF MARINE RESEARCH
Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 165-172
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr

Gambar 1. Hasil uji antibakteri ekstrak Sargassum plagyophyllum

Ketiga pelarut yang digunakan polinomial dimaksudkan sebagai prediktor


memiliki aktivitas antibakteri yang pada grafik menunjukkan konsentrasi uji
berbeda, pada bakteri Enterobacter semakin tinggi maka zona hambat yang
aktivitas bakteriosidal dengan rentang dihasilkan semakin tinggi pula.
konsentrasi 0,5-100 µg/disk dimiliki oleh Aktivitas bakteriosidal dapat
ketiga pelarut. Namun untuk pelarut terbentuk karena senyawa bioaktif terbaik
heksana aktivitas bakteriosidal terbentuk dapat larut dalam pelarut semi polar. Hasil
hanya pada konsentrasi 100 µg/disk dan penelitian dan pengamatan ini didukung
pelarut metanol terbentuk aktivitas oleh penelitian Naibaho (2011), dimana
bakteriosidal hanya pada rentang 15-100 hasil uji aktivitas antibakteri dari rumput
µg/disk saja. Sedangkan pelarut etil laut jenis S. polycystum menunjukkan
asetat aktivitas bakteriosidal terbentuk bahwa ekstrak pelarut heksana dan
dari konsentrasi 1-100 µg/disk. metanol tidak dapat menghambat
Pada bakteri S. aureus dan P. pertumbuhan bakteri E. coli dan S.
aeruginosa memiliki aktivitas bakteriosidal aureus, sedangkan ekstrak pelarut etil
dengan rentang konsentrasi 0,1-100 asetat dapat menghambat pertumbuhan
µg/disk dimiliki oleh pelarut etil asetat dan bakteri E. coli dan S. aureus.
metanol. Namun pelarut heksana tidak Perbedaan zona hambat di atas
menunjukkan aktivitas bakteriosidal. karena adanya perbedaan kandungan zat
Pelarut metanol aktivitas bakteriosidal antibakteri terhadap ekstrak masing-
hanya pada rentang 50-100 µg/disk saja. masing, sehingga menyebabkan
Sedangkan pelarut etil asetat aktivitas perbedaan kemampuan dalam
bakteriosidal terbentuk dari konsentrasi menghambat pertumbuhan bakteri dan
0,5-100 µg/disk. Penggunaan garis diduga karena adanya perbedaan
168
JOURNAL OF MARINE RESEARCH
Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 165-172
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr

perlakuan evaporasi dalam proses utama inti sel yang merupakan pusat
ekstraksi dalam uji antibakteri, lingkungan pengaturan segala kegiatan sel. Reaksi ini
sampling yang berbeda, serta perbedaan terjadi karena secara kimia suatu senyawa
objek penelitian yang digunakan, selain yang bersifat basa akan bereksi dengan
itu kontrol positif (kloramfenikol) tidak senyawa asam dalam hal ini adalah asam
membentuk zona hambat, dengan kata amino karena sebagian besar asam amino
lain, ketiga bakteri uji tersebut telah beraksi dengan gugus basa dari
mempunyai sifat resisten terhadap senyawa alkaloid. Karou (2006)
antibiotik tersebut. menjelaskan bahwa senyawa alkaloid
dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Analisis Fitokimia
gram positif dan gram negatif, namun
Analisis fitokimia pada ekstrak mekanisme penghambatan senyawa
Sargassum plagyophyllum meliputi uji alkaloid terhadap bakteri belum jelas.
alkaloid, flavonoid, steroid, triterpenoid, Senyawa alkaloid menyebabkan lisis sel
saponin serta tanin. Hasil analisis fitokimia dan perubahan morfologi bakteri.
terhadap ekstrak S. plagyophyllum dapat Steroid atau sterol adalah salah satu
dilihat pada Tabel 2. bahan aktif yang dapat juga ditemukan
Tabel 2. Hasil Analisis Fitokimia Ekstrak pada tumbuhan tingkat tinggi selain pada
hewan. Pada tumbuhan tingkat tinggi,
S. plagyophyllum
steroid ditemukan dalam bentuk senyawa
fitosterol seperti: sitosterol, stimosterol
dan komposterol (Suradikusumah, 1989).
Dalam uji fitokimia, bioaktifitas steroid
adalah salah satu golongan senyawa yang
biasanya akan diuji dan diidentifikasi.
Senyawa steroid/triterpenoid dapat
menghambat pertumbuhan bakteri
dengan mekanisme penghambatan
terhadap sintesis protein karena
Penelitian Siregar et al., (2012)
terakumulasi dan menyebabkan
menyatakan bahwa analisis fitokimia
perubahan komponen-komponen
ekstrak Sargassum yang diperoleh dari
penyusun sel bakteri itu sendiri. Senyawa
perairan Jepara mengandung senyawa
terpenoid mudah larut dalam lipid sifat
steroid, alkaloid dan tanin.
inilah yang mengakibatkan senyawa ini
Saponin berfungsi sebagai
lebih mudah menembus dinding sel
antimikroba dan bahan baku untuk
bakteri Gram positif dan sel bakteri Gram
sintesis hormon steroid yang digunakan
negatif (Rosyidah et al., 2010).
dalam bidang kesehatan karena dapat
menghambat dehidrogenase jalur Uji Toksisitas (BSLT)
prostagladin dan steroid anak ginjal Hasil toksisitas ekstrak S.
(Robinson, 1995). plagyophyllum pelarut etil asetat terhadap
Menurut Farida et al., (2010) larva A. salina menunjukkan bahwa
keaktifan biologis dari senyawa alkaloid toksisitas ekstrak S. plagyophyllum pada
disebabkan karena adanya gugus basa pelarut etil asetat terhadap larva A. salina
yang mengandung nitrogen. Adanya ditunjukkan pada saat pengamatan
gugus basa ini apabila mengalami kontak memasuki jam ke-24, dengan persamaan
dengan bakteri akan bereaksi dengan regresi y = 0,082x + 26,113 serta
senyawa-senyawa asam amino yang koefisien korelasi R2 = 0,924. Hasil
menyusun dinding sel bakteri dan juga penghitungan nilai LC50 pengamatan 24
DNA bakteri yang merupakan penyusun jam sebesar 291 ppm. Hal ini
169
JOURNAL OF MARINE RESEARCH
Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 165-172
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr

menunjukkan bahwa pada pengamatan 24 terhadap larva A. salina tidak


jam ekstrak S. plagyophyllum memiliki menunjukkan peningkatan sifat toksisitas.
sifat toksik dengan kategori kronik. Pada Hasil penentuan nilai LC50 disajikan pada
saat pengamatan ke 30 jam dan 36 jam Tabel 3.
toksisitas ekstrak S. plagyophyllum
Tabel 3. Hasil penentuan nilai LC50 Ekstrak Sargassum plagyophyllum terhadap
Larva Artemia salina

Uji toksisitas merupakan uji yang KESIMPULAN


dilakukan untuk mengetahui efek Ekstrak etil asetat S. plagyophyllum
keracunan A. salina yang ditimbulkan oleh mempunyai aktivitas antibakteri terbaik
ekstrak S. plagyophyllum. Metode uji ini terhadap bakteri Enterobacter dengan
selain murah, cepat dan sederhana, MBC (Minimum Bacteriosidal
metode ini memerlukan sedikit bahan. Concentration) mencapai 1 µg/disk;
Meyer et al. (1982) menegaskan bahwa A. sedangkan S. aureus dan P. aeruginosa
salina sebagai hewan percobaan yang MBC mencapai 0,5 µg/disk. Ekstrak S.
efektif dalam ilmu biologi dan toksikologi, plagyophyllum mengandung senyawa
karena kemudahan dalam menetaskan kimia saponin pada ekstrak metanol,
telur, ketersediaan telur di pasaran, alkaloid pada ekstrak heksana serta
pertumbuhan cepat dari naupli, serta steroid pada metanol, etil asetat dan
mudahnya mempertahankan populasi heksana. Uji BSLT Pada pengamatan ke-
dalam kondisi laboratorium. Oleh sebab 24 jam, ekstrak S. plagyophyllum
itu A. salina sering digunakan dalam memiliki efek toksik terhadap A. salina
penelitian, biaya murah, sederhana dan dengan kategori toksik golongan kronik
mudah diperoleh. A. salina terlebih dahulu dengan nilai LC50 291 ppm.
diaklimatisasi sampai umur 48 jam
sebelum diujikan pada ekstrak. Pada Ucapan Terimakasih
stadia ini nauplius A. salina telah
Penulis menyampaikan terimakasih
mempunyai alat pernafasan dan
kepada dosen Ilmu Kelautan yang telah
pencernaan yang lengkap (Albuntana et
memberikan pengarahan dan petunjuk
al., 2011) dan memberikan kesempatan
selama perkuliahan serta semua pihak
kepada hewan untuk beradaptasi dengan
dan instansi yang telah memberikan
lingkungannya supaya tidak stres.
bantuan dan fasilitas dalam penulisan
Putranti (2013) menjelaskan bahwa
jurnal ilmiah ini.
efek toksik terjadi karena ekstrak yang
terkandung dalam A. salina terbawa DAFTAR PUSTAKA
kedalam tubuh dan megganggu proses Albuntana A, Yasman, Wardhana W. 2011.
metabolisme dan enzimatis seperti Uji toksisitas ekstrak empat jenis
respirasi dan osmoregulasi sel individu teripang suku Holothuriidae dari
tersebut. Kepulauan Penjaliran Timur,
Kepulauan Seribu, Jakarta

170
JOURNAL OF MARINE RESEARCH
Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 165-172
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr

menggunakan brine shrimp lethality Naibaho, R.E.F., 2011. Uji Aktivitas


test (BSLT). J Iltek Keltrop 3:65-72. Antibakteri Fraksi N-Heksan, Etilasetat
Arasaki, S. and Arasaki, T. 1983. Low dan Etanol Rumput Laut Coklat
calorie, high nutrition vegetables from (Sargassum Polycystum C.Agardh)
the sea. To help you look and feel terhadap Bakteri Escherichia Coli dan
better. pp. [1]6-196. Tokyo: Japan Staphylococcus aureus. Fakultas
Publications, Inc. Farmasi, Universitas Sumatera Utara,
Darusman LK, Sajuthi D, Sutriah K, Medan, 13 hlm.
Pamungkas D. 1994. Ekstraksi Putranti R.I., Ambariyanto dan Widowati,
komponen bioaktif sebagai bahan I. 2013. Skrining fitokimia dan
obat dari karang-karangan, bunga aktivitas antioksidan Ekstrak rumput
karang, dan ganggang di Perairan laut sargassum duplicatum dan
Pulau Pari Kepulauan Seribu (Tahap turbinaria ornata Dari jepara. Program
II: Fraksinasi dan Bioassay). Seminar studi magister manajemen
Nasional Hasil-Hasil Penelitian; sumberdaya pantai. Universitas
Jakarta, Januari 1994. Jakarta: DIKTI- Diponegoro, Semarang.
Depdikbud. hlm 18-29. Robinson T. 1995. Kandungan organik
Da rocha, A.B., R.M. Lopes and G. tumbuhan tinggi. Edisi keenam.
Schwartsmann. 2001. Natural Padmawinata K, penerjemah.
Products in Anticancer terapy.Curr. Bandung: ITB. Terjemahan dari: The
Opin. Pharmacol.,1: 364-369p. organic constituents of higher plants.
Farida, R., Dewa, M. Titis, N dan Rosyidah, K., Nurmuhaimina, Komari,
Endrawati, T. 2010. Manfaat Sirih M.D.Astuti. 2010. Aktivitas Antibakteri
Merah (Piper crocatum) Sebagai Agen Fraksi Saponin dari Kulit Batang
AntiBakterial Terhadap Bakteri Gram Tumbuhan Kasturi Mangifera casturi.
Positif dan Gram Negatif. Jurnal Bioscientiae, 7 (2): 25-31.
Kedokteran dan Kesehatan Indonesia, Sari, L.O.R.K. 2006. Pemanfaatan Obat
I (7) : 10-25. Tradisional dengan Pertimbangan
Faulkner, D.J.,2000. Highlights of Marine Manfaat dan Keamanannya.[Review].
Natural Products Chemistry (1972- Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol III.
1999). Nat Prod. Rep.,17:1-6. No.1. April 2006.ISSN : 1693-9883.1-
Harborne. 1987. Metode Fitokimia, 7 hal.
Penuntun Cara Modern Menganalisis Shiratori K, K Ohgami, I Ilieva, XH Jin, Y
Tumbuhan. Terjemahan: K. Koyama, K Miyashita, S Kase, and S
Padmawinata dan I. Sudiro. Institut Ohno, 2005. Effects of fucoxanthin on
Teknologi Bandung, Bandung.Karou, lipopolysaccharide-induced infl
D. 2006. Antibacterial activity of ammation in vitro and in vivo. Exp.
alkaloids from Sida acuta. Afr. J. Eye Res, 81, 422–428p.
Biotechnol. 5(2): 195-200. Siregar. AF. Sabdono A. Pringgenies D.
Hardouin K., Burlot A.S., Umami A., 2012. Potensi Antibakteri Ekstrak
Tanniou A., Stiger-Pouvreau V., Rumput Laut Terhadap Bakteri
Widowati I., Bedoux G., Bourgougnon Penyakit Kulit Pseudomonas
N. 2013. Bioactive antiviral enzymatic aeruginosa, Staphylococcus
hydrolysates from different invasive epidermidis dan Micrococcus luteus. J.
French seaweeds. J. Appl. Phycol. Mar. Res. 1(2): 152-160.
JAPHD-13-00278R1 Suradikusumah, E. 1989. Kimia
Maeda H, M Hosokawa, T Sashima, K tumbuhan. Depdikbud. Dirjen
Funayama, and K Miyashita, 2005. Pendidikan Tinggi. PAU. Ilmu Hayati
Biochem. Biophys. Res. Comm., IPB
332:392-397. Vijayabaskar P, Shiyamala V. 2011.
Meyer B.N., Ferrigni N.R., Putnam J.E., Antibacterial activities of brown
Jacobsen L.B., Nicholas D.E., marine algae (Sargassum wightii and
McLaughlin J.L.1982. Brine shrimp: a Turbinaria ornata) from the Gulf of
convenient general bioassay for active Mannar Biosphere Reserve. Adv. Biol.
plant constituents. Planta Medica Res. 5:99-102.
45(3):31-34.

171
JOURNAL OF MARINE RESEARCH
Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 165-172
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr

Volk, W.A and M.F. Wheller. 1999. antibacterial and antioxidant


Mikrobiologi Dasar II, Erlangga, compounds: a preliminary study.
Bandung. 221 hlm. Seminar IIS Bali, April 2013.
Widowati I., Susanto A.B., Stiger- Xu, N. Fan X, Yan X, Tseng C. K. 2004
Pouvreau V., Bourgougnon N. 2013. Screening marine algae from China
Potentiality of using spreading for their antitumor activities. J. Appl.
Sargassum species from Jepara, Phycol. 16: 451–456p.
Indonesia as an interesting source of

172

Anda mungkin juga menyukai