Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

EFEKTIFITAS PELAYANAN PUBLIK


“ Pengaruh Disiplin Dan Iklim Kerja Terhadap Efektivitas Pelayanan
Aparat Pemerintah Kecamatan Amonggedo Kabupaten Konawe ”

Dosen : Drs. H. Idris, M.Si


NIP : 19580316197903 1 001

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI


KAMPUS SUMATERA BARAT
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Saya juga bersyukur atas berkat
rezeki dan kesehatan yang diberikan kepada saya sehingga saya dapat mengumpulkan bahan-
bahan materi makalah ini dari beberapa sumber. Saya telah berusaha semampu saya untuk
mengumpulkan berbagai macam bahan tentang Efektivitas Pelayanan Publik (Pengaruh
Disiplin Dan Iklim Kerja Terhadap Efektivitas Pelayanan Aparat Pemerintah Kecamatan
Amonggedo Kabupaten Konawe).
Saya sadar bahwa makalah yang saya buat ini masih jauh dari sempurna, karena itu saya
mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini menjadi
lebih baik lagi. Oleh karena itu saya mohon bantuan dari para pembaca.
Demikianlah makalah ini saya buat, apabila ada kesalahan dalam penulisan, saya mohon
maaf yang sebesarnya dan sebelumnya saya mengucapkan terima kasih.

Pembuat,
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pegawai Negeri berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang bertugas untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil, dan merata dalam
penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan, dan pembangunan. Pegawai negeri sebagai aparat
birokrasi selain sebagai aparatur negara dan abdi negara, juga merupakan abdi masyarakat.
Sehingga kepada kepentingan masyarakatlah aparat birokrasi harus mengabdikan diri. Aparat
birokrasi memang sangat diharapkan memiliki jiwa pengabdian dan pelayanan kepada
masyarakat (Pikiran Rakyat, 15 Mei 2004).
Dengan demikian output dari pelaksanaan tugas adalah berupa jasa pelayanan kepada
masyarakat sehingga pelayanan dikatakan efektif apabila aparat berhasil dalam melaksanakan
tugasnya. Dengan kata lain keberhasilan tugas pemerintah dalam pembangunan nasional banyak
tergantung pada kerja dan kemampuan pegawai negeri. Dari penjelasan tersebut kita dapat
melihat bahwa kedudukan dan peranan pegawai negeri sangat penting dan menentukan
keberhasilan pembangunan nasional.
Pada saat ini pemerintah banyak mendapat sorotan publik terutama dalam hal pelayanan.
Masyarakat Indonesia semakin kritis dan menginginkan pelayanan yang maksimal dari
pemerintah. Mereka menuntut pelayanan yang efektif dalam berbagai hal. Tidak hanya di pusat
pemerintahan, di semua tingkat pemerintahan dari pusat sampai kelurahan mendapatkan tuntutan
yang sama dari publik yaitu pelayanan yang efektif. Ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi
efektivitas pelayanan suatu organisasi, diantaranya disiplin kerja dan iklim kerja aparat.
Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh disiplin kerja dan iklim kerja
terhadap efektivitas pelayanan aparat di Kecamatan Amonggedo Kabupaten Konawe.
Efisiensi dalam memberikan pelayanan selain disebabkan oleh jumlah aparat yang tidak
seimbang dengan jumlah penduduk yang harus dilayani, juga disebabkan oleh banyaknya jenis
pelayanan yang diberikan kelurahan kepada masyarakat. Jenis-jenis pelayanan yang diberikan
aparat kelurahan kepada masyarakat antara lain :
(1). Pengantar pembuatan KTP
(2). Pengantar pembuatan akte kelahiran
(3). Pengantar pembuatan SKKB
(4). Kependudukan (nikah, cerai, lahir, mati)
(5). Pelayanan pembayaran PBB, dan
(6). Pelayanan pembayaran listrik.
Jenis-jenis pelayanan tersebut hanya sebagian dari banyaknya pelayanan yang diberikan
kepada masyarakat, karena sering ada program-program pemerintah yang biasanya diberikan
kewenangan kepada kelurahan untuk menanganinya, seperti misalnya program bantuan untuk
masyarakat miskin. Kelurahan bertugas mendistribusikan beras kepada masyarakat yang benar-
benar membutuhkan. Selain itu, kelurahan juga sering menangani surat-surat perijinan pendirian
bangunan, surat-surat keterangan tidak mampu masyarakat yang membutuhkan untuk keringanan
pengobatan, keringanan biaya pendidikan, yang semuanya itu menuntut pelayanan yang efektif
agar masyarakat yang dilayani merasa puas. Tercapainya efektivitas pelayanan yang diberikan
kelurahan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti perbedaan dalam mengintepretasikan
tugas-tugas yang harus dilaksanakan, disiplin, motivasi, kinerja, manajemen dan perilaku aparat
dalam bekerja serta iklim kerja yang ada dalam organisasi tempat aparat bekerja.
Dalam makalah ini, kami membatasi faktor yang mempengaruhi efektivitas pelayanan
pada disiplin kerja pegawai kelurahan pada saat melayani masyarakat dan iklim kerja yang ada di
kelurahan. Bagaimana kedisiplinan mereka terhadap pekerjaan yang mereka kerjakan sehingga
dapat memuaskan masyarakat yang dilayani. Bagaimana suasana iklim organisasi yang dapat
menunjang efektivitas pelayanan terhadap masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
a) Bagaiman pengaruh yang signifikan antara disiplin kerja dengan efektivitas pelayanan aparat
kelurahan di Kecamatan Amonggedo Kabupaten Konawe ?
b) Bagaiman pengaruh yang signifikan antara iklim kerja dengan efektivitas pelayanan aparat
kelurahan di Kecamatan Amonggedo Kabupaten Konawe?

BAB. II PEMBAHASAN MASALAH

A. Pelayanan Publik
Pelayanan yang diberikan kelurahan tergolong dalam jenis pelayanan publik. Pelayanan
pada dasarnya melibatkan dua pihak yang saling berhubungan yaitu organisasi pemberi
pelayanan di satu pihak dan masyarakat sebagai penerima pelayanan di pihak lainnya. Jika
organisasi mampu memberikan pelayanan yang optimal dan memenuhi tuntutan dari masyarakat,
maka dapat dikatakan organisasi tersebut telah mampu memberikan pelayanan yang memuaskan
pada masyarakat.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan publik adalah suatu usaha yang
dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang atau instansi tertentu untuk memberikan bantuan
dan kemudahan kepada masyarakat atau kelompok yang dilayani dalam rangka mencapai tujuan
tertentu. Pelayanan ini diberikan kepada seluruh masyarakat atau yang berhak mendapatkan
pelayanan tanpa terkecuali dengan tidak membedakan satu dengan yang lainnya.
B. Efektivitas Pelayanan Aparat
Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti terjadinya suatu efek atau akibat yang
dikehendaki dalam sesuatu perbuatan (Ensiklopedi Administrasi, 1989). Efektif dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia berarti dapat membawa hasil, berhasil guna. Sedangkan menurut
Handoko (1993) efektivitas adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan
yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Efektivitas adalah suatu keadaan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya
sesuatu efek atau akibat yang dikehendaki. Kalau seseorang melakukan suatu perbuatan dengan
maksud tertentu yang memang dikehendaki, maka orang itu dikatakan efektif kalau
menimbulkan akibat sebagaimana yang dikehendakinya (Ensiklopedi Administrasi, 1989).
Dalam kenyataannya, sulit sekali memperinci apa yang dimaksud dengan konsep
efektivitas dalam suatu organisasi. Pengertian efektivitas dalam suatu organisasi mempunyai arti
yang berbeda-beda bagi setiap orang, begantung pada kerangka acuan yang dipakainya. Bagi
sejumlah sarjana ilmu sosial, efektivitas seringkali ditinjau dari sudut kualitas kehidupan pekerja
(Steers, 1985:).
C. Disiplin Kerja Aparat
Peraturan sebagai salah satu sarana dalam mencapai tujuan bukan hanya satu kata yang
tidak bermakna dan diabaikan tanpa ditaati. Dalam rangka mencapai tujuan, peraturan harus
benar-benar ditaati oleh setiap individu yang menjadi obyek dari peraturan tersebut. Ketaatan
terhadap peraturan yang ada lazim disebut dengan disiplin. Dalam organisasi disiplin diperlukan
agar jangan sampai terjadi keteledoran atau kelalaian serta pemborosan dalam pelaksanaan suatu
pekerjaan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, disiplin diartikan sebagai ketaatan atau kepatuhan
kepada peraturan tata tertib dan sebagainya. Berdasarkan asal katanya, disiplin berasal dari kata
disiplina yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan
tabiat.
Disiplin adalah suatu keadaan tertib dimana orang-orang yang bergabung dalam suatu
organisasi, tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan senang hati (Kerlinger dan
Pedhazur, 1987). Gordon S. Watkins mengartikan disiplin sebagai suatu kondisi atau sikap yang
ada pada semua anggota organisasi yang tunduk dan taat pada aturan organisasi (dalam Moenir,
2000).
Dalam pelaksanaan tugas/pekerjaan disiplin terdiri atas dua jenis disiplin, yaitu disiplin
waktu dan disiplin perbuatan. Kedua jenis disiplin tersebut merupakan kesatuan yang tak dapat
dipisahkan serta saling mempengaruhi. Disiplin waktu tanpa disertai disiplin kerja tidak ada
artinya, dengan kata lain tidak ada hasil sesuai dengan ketentuan organisasi. Sebaliknya disiplin
kerja tanpa didasari dengan disiplin waktu tidak ada manfaatnya. Oleh karena itu usaha
pendisiplinan tidak dapat dilakukan separuh-separuh melainkan harus serentak kedua-duanya
(Moenir, 2000).
Disiplin menurut Atmosudirjo adalah :
a) Suatu sikap mental (state of mind, mental attitude) tertentu yang merupakan sikap taat dan tertib
sebagai hasil daripada latihan dan pengendalian pikiran dan watak oleh pribadi secara teratur.
b) Suatu pengetahuan tingkat tinggi tentang sistem aturan-aturan perilaku, sistem atau norma-
norma kriteria dan standar sekaligus keseluruhan dan kesadaran bahwa ketaatan akan aturan,
kriteria standar struktur dan sistem organisasi tersebut itu adalah syarat mutlak untuk mencapai
keberhasilan.
c) Sikap kelakuan (behavior) yang secara wajar menunjukkan kesungguhan hati, pengertian
kesadaran untuk mentaati segala apa yang diketahui itu secara cermat dan tertib. (Atmosudirjo,
1987)
Bedasarkan berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja adalah
suatu sikap taat pada peraturan dan tata tertib serta tanggung jawab dalam kaitannya dengan
pelaksanaan pekerjaan. Dari konsep ini indikator-indikator dari disiplin kerja dapat dikemukakan
sebagai berikut :
a. Ketaatan aparat terhadap peraturan,
Indikator disiplin kerja yang digunakan untuk mengukur efektivitas pelayanan salah satunya
adalah tingkat ketaatan pegawai pada peraturan dan tata tertib. Taat berarti mematuhi semua
petunjuk-petunjuk atau aturan yang ada. Ketepatan aparat pada jam-jam kerja, pada saat datang
dan pulang apakah selalu tepat waktu, faktor keterlambatan pegawai saat masuk kantor.
Kemudian kepatuhan pegawai pada perintah atau instruksi dari atasan. Apakah pegawai selalu
melaksanakan instruksi dari atasan atau tidak. Apakah pegawai selalu mengikuti prosedur dalam
melaksanakan tugasnya, apakah pegawai pernah melanggar aturan tata tertib yang ada di kantor,
bagaimana cara berpakaian pegawai, apakah selalu memakai seragam atau tidak dan bagaimana
tingkat kehadiran pegawai pada jam kerja.
b. Tanggung jawab
Indikator lain dari disiplin kerja yang digunakan untuk mengukur efektivitas pelayanan
dalam penelitian ini adalah rasa tanggungjawab dari para pegawainya. Tanggungjawab dalam hal
ini berarti melaksanakan pekerjaannya dengan baik dan mau menanggung akibat dari semua
resiko hasil kerjanya. Bagaimana para aparat menggunakan dan memelihara alat-alat
perlengkapan kantor yang ada. Apakah mereka menggunakannya hanya untuk keperluan
pekerjaan atau malah mereka menggunakannya untuk kepentingan pribadi mereka sendiri.
Kemudian bagaimana tanggungjawab mereka dalam menyelesaikan suatu pekerjaan sesuai
dengan ketentuan dengan jumlah dan kualitas yang memuaskan serta bagaimana kesanggupan
mereka untuk menanggung resiko terhadap tindakan yang sudah dilakukan.

D. Iklim Kerja Organisasi


Menurut Steers ada beberapa hal yang perlu diperhatikan berhubungan dengan definisi
iklim kerja organisasi, yaitu : Pertama, iklim organisasi tertentu adalah iklim yang dilihat oleh
para pekerjanya, jadi tidak selalu iklim yang “sebenarnya”. Kedua, iklim organisasi adalah
anggapan adanya hubungan antara ciri dan kegiatan lainnya dari organisasi dan iklim.
Iklim kerja dalam suatu organisasi pada dasarnya terbentuk karena proses menyatunya
tiga unsur, yaitu karyawan, manajemen dan penjabaran kegiatan organisasi. Hal tersebut akan
berjalan baik jika semua berjalan sesuai secara fungsional yaitu : Pertama, karyawan dapat
memahami hal-hal teknis pekerjaannya, sehingga tidak diperlukan supervisi yang ketat dari
atasannya. Kedua, atasan sebagai bagian dari manajemen, selain memahami hal-hal teknis dari
pekerjaan dan unit kerjanya, juga harus menguasai kemampuan manajerial, perencanaan,
membagi pekerjaan memimpin dan mengarahkan serta memotivasi. Ketiga, kebijaksanaan
organisasi berupa peraturan organisasi dan kesepakatan kerja yang dijalankan dengan baik,
sistem penggajian dan pemberian tunjangan yang memadai dan adanya perhatian terhadap
karyawan (Handoko, 1993).
Faktor-faktor yang membentuk iklim organisasi menurut Steers (1985) yaitu struktur
organisasi, teknologi organisasi, lingkungan tugas luar atau dari kebijakan dan praktek yang
ditetapkan oleh manajemen puncak. Iklim kerja dalam organisasi merupakan sifat-sifat atau ciri-
ciri yang dirasakan dalam lingkungan kerja dan timbul karena kegiatan organisasi yang
dilakukan secara sadar maupun tidak sadar dan dianggap mempengaruhi kelancaran aktivitas
organisasi. Apabila iklim yang ada bermanfaat bagi para pegawai maka dapat diharapkan tingkat
perilaku ke arah tujuan semakin tinggi dan itu berarti efektivitas organisasi dapat tercapai.
Sebaliknya bila iklim yang ada bertentangan dengan tujuan, kebutuhan dan motivasi karyawan
maka dapat mengganggu kinerja dan prestasi serta kepuasan karyawan sehingga dapat
mengurangi optimalisasi dalam pencapaian tujuan organisasi.
Demikian juga kelurahan-kelurahan dalam upaya meningkatkan efektivitas pelayanannya
dituntut terlebih dahulu untuk melakukan upaya-upaya yang dapat mendukung ke arah iklim
kerja yang lebih kondusif. Dari konsep ini, kita dapat mengambil indikator-indikator iklim kerja
sebagai berikut :
a. Struktur tugas,
Salah satu indikator yang diambil dari variabel iklim kerja yang digunakan untuk
mengukur efektivitas pelayanan adalah indikator Struktur tugas. Disini dapat dilihat adanya
struktur organisasi yang tegas dan tergambar dalam bagan organisasi yang ada di kantor tersebut.
Karena dengan adanya gambar struktur organisasi yang jelas, maka masing-masing pegawai
akan lebih memahami bagaimana kedudukan dan tugasnya dalam bekerja. Selain itu juga harus
ada pembagian tugas / pekerjaan yang jelas dalam organisasi tersebut, hal ini untuk menjaga
terjadi over lapping. Selain itu kita juga melihat dari terjalinnya komunikasi yang baik antara
atasan dan bawahan maupun sesama rekan kerja.
b. Hubungan imbalan hukum
Yang dimaksud hubungan imbalan hukum disini adalah tingkat batas pemberian imbalan
tambahan seperti promosi dan kenaikan gaji didasarkan pada prestasi dan jasa dan bukan pada
pertimbangan-pertimbangan lain seperti senioritas, favoritisme, dan seterusnya. Dari indikator
ini, kita dapat mengukur iklim kerja dengan melihat ada tidaknya pemberian imbalan tambahan
bagi pegawai yang berprestasi, bagaimana tingkat penghargaan bagi pegawai yang berprestasi
serta adakah pemberian hukuman bagi pegawai yang melanggar peraturan.
c. Pengambilan keputusan,
Dari indikator pengambilan keputusan, apabila kita ingin mengukur efektivitas pelayanan
dari variabel iklim kerja maka yang dapat kita perhatikan adalah bagaimana peran atau
partisipasi anggota dalam proses pengambilan keputusan dalam organisasi tersebut, serta adakah
kebebasan pegawai biasa untuk mengambil tindakan dalam situasi darurat.
d. Tekanan pada prestasi dan semangat kerja
Dari indikator ini, kita melihat bagaimana organisasi berusaha menekan prestasi dan
semangat kerja para pegawainya dengan berbagai cara termasuk juga latihan dan pengembangan
bagi pegawai yang sangat berguna untuk menaikkan prestasi pegawainya dalam bekerja. Disini
kita mengukur sejauh mana peraturan organisasi dijalankan oleh pegawai, melihat bagaimana
semangat pegawai dalam bekerja. Selain itu kita juga ingin mengetahui tentang ada tidaknya
sistem penilaian kerja dalam organisasi tersebut. Adakah aktivitas organisasi yang mempunyai
orientasi pengembangan bagi pegawainya, seberapa besar frekuensi pengadaan pendidikan dan
latihan bagi pegawainya sebab hal ini akan sangat berpengaruh terhadap kenaikan prestasi kerja
pegawai. Apakah ada bimbingan dan pengawasan dari supervisor / atasan supaya hasil kerja
mereka sesuai dengan yang diinginkan. Selain itu kita juga akan melihat bagaimana tingkat
kedisiplinan pelaksanaan evaluasi kerja pegawai dalam organisasi tersebut. Melihat ketersediaan
fasilitas dan sarana bagi kelancaran pekerjaan juga sangat penting supaya iklim kerja di kantor
akan menjadi baik sehingga efektivitas pelayanan akan meningkat.

E. Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Efektivitas Pelayanan Aparat Kelurahan


Suatu organisasi dalam pencapaian tujuannya akan berhasil melalui usaha yang sungguh-
sungguh. Oleh karena itu efektivitas yang tinggi dicapai organisasi tidak diperoleh secara
kebetulan. Dari sikap disiplin inilah, aparat akan taat serta patuh terhadap aturan yang ada
sehingga pencapaian sasaran organisasi dapat diperoleh secara optimal.
Disiplin adalah sikap mental yang tercermin dari perilaku pribadi atau kelompok berupa
kepatuhan, ketaatan terhadap hukum dan norma yang berlaku dan dilaksanakan secara sadar dan
ikhlas lahir batin. Birokrat di tingkat kelurahan sebagai aparat teknis harus mempunyai disiplin
tinggi, karena disiplin akan menentukan keberhasilan suatu kegiatan. Hal ini seperti yang
diungkapkan oleh Miftah Thoha bahwa birokrasi itu cirinya harus disiplin, harus menegakkan
aturan yang sudah disepakati atau telah ditetapkan (Thoha, 1987). Dalam kehidupan sehari-hari
dapat kita amati bahwa mereka yang berdisiplin tinggi, umumnya berprestasi lebih tinggi pula
(Widjaja, 1990).
Disiplin itu mutlak diperlukan untuk membuat segala urusan dapat berjalan lancar.
Aturan-aturan disiplin harus diketahui, dipahami, diingat dan ditaati oleh setiap anggota
organisasi, untuk mensukseskan operasi-operasi yang harus dijalankan setiap organisasi. Tidak
satupun organisasi atau badan usaha yang dapat berkembang jika tidak ada disiplin.
Pentingnya disiplin diungkapkan oleh Widjaja (1990) bahwa disiplin adalah termasuk
dalam unsur-unsur penting yang mempengaruhi prestasi suatu organisasi. Dalam penelitian ini
yang dimaksud organisasi adalah organisasi pemerintah yang melaksanakan tugas-tugas negara.
Widjaja kembali mengungkapkan tentang pentingnya disiplin dalam organisasi pemerintah.
Pelaksanaan disiplin pegawai sangat penting peranannya dalam pengelolaan Departemen secara
keseluruhan. Berhasil tidaknya pembangunan di bidang pendidikan sebagian besar ditentukan
oleh tingkat disiplin pegawainya. Makin disiplin pegawai, makin berhasil pula dalam
mengemban misinya.” (Widjaja, 1990).
Dari uraian tersebut terlihat arti penting dari disiplin kerja bagi pencapaian efektivitas
pelayanan. Oleh karena itu aparat pemerintah kelurahan dituntut harus punya disiplin kerja yang
baik agar tugas-tugas pemerintah yang menjadi kewajibannya dapat terselesaikan dengan baik.
Karena tugas yang diemban oleh kelurahan bersifat kompleks, maka lurah beserta perangkatnya
harus punya disiplin tinggi sehingga dapat memberikan pelayanan yang efektif atau berdaya
guna bagi masyarakat. Disiplin yang baik juga berarti terlaksananya tugas-tugas yang harus
dilakukan oleh aparat kelurahan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan secara bersama-
sama.

F. Pengaruh Iklim Kerja Terhadap Efektivitas Pelayanan Aparat Kelurahan


Suasana iklim kerja tempat pegawai bekerja perlu diperhatikan. Iklim kerja dalam suatu
organisasi merupakan suatu sifat atau ciri yang dirasakan dalam lingkungan kerja dan timbul
karena kegiatan organisasi yang dilakukan secara sadar maupun tidak sadar dan dianggap
mempengaruhi kelancaran aktivitas organisasi. Bagaimana cara pegawai berinteraksi dengan
masyarakat pada saat melayani, bagaimana hubungan antar pegawai dalam organisasi tersebut,
sehingga pelayanannya menjadi efektif. Dalam hal ini yang dimaksud adalah iklim organisasi
dalam kantor kelurahan tempat aparat kelurahan melayani kepentingan masyarakat. Hal ini
sangat penting guna mendukung tercapainya pelayanan yang efektif terhadap masyarakat.
Iklim kerja yang baik dalam suatu organisasi sangat penting artinya karena efektivitas
setiap organisasi sangat ditentukan oleh iklim kerja yang ada dalam organisasi setiap pegawai
bekerja, dalam hal ini adalah organisasi kelurahan. Seperti diungkapkan oleh Steers bahwa :
“iklim memang merupakan faktor pengaruh yang penting bagi prestasi dan kepuasan kerja.”
(Steers, 1985). Dari pendapat Steers tersebut kita dapat melihat bahwasannya iklim kerja sangat
berpengaruh pada prestasi dan kepuasan kerja pegawai yang dalam penelitian ini adalah
tercapainya efektivitas pelayanan aparat kelurahan.
Dari indikator-indikator iklim kerja yang sudah diterangkan dalam konsep iklim kerja
diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa kemampuan pegawai, struktur tugas yang jelas, adanya
pelatihan, kesejahteraan dan rasa aman yang semakin meningkat akan sangat mendukung
kelancaran kerja dan secara otomatis meningkatkan efektivitas pelayanan pemerintah kelurahan.
Selain itu juga sarana penunjang kerja yang semakin memadai akan memperlancar kerja dan
tugas-tugas yang pada akhirnya akan meningkatkan efektivitas pelayanan.
Aparat pemerintah kelurahan merupakan penanggung jawab atas tugas-tugas yang
diemban oleh kelurahan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Masalah-masalah
yang ditangani oleh kelurahan sangat kompleks sifatnya, maka dari itu diperlukan iklim kerja
yang baik untuk menunjang hasil kerja pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan maupun dalam
melayani masyarakat agar semua pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan sempurna.
Dari uraian tersebut terlihat bahwa iklim kerja yang baik dalam organisasi sangat penting
dalam rangka mewujudkan efektivitas pelayanan suatu organisasi, dalam hal ini pencapaian
efektivitas pelayanan kelurahan. Apabila iklim yang ada bermanfaat bagi para pegawai maka
dapat diharapkan tingkat perilaku ke arah tujuan semakin tinggi dan itu berarti efektivitas
pelayanan kelurahan di Kecamatan Amonggedo dapat tercapai.
G. Pengaruh Bersama Antara Disiplin Kerja Dan Iklim Kerja Terhadap
Efektivitas Pelayanan Aparat Kelurahan
Disiplin kerja yang baik dan iklim yang menunjang dalam pemerintah kelurahan akan
menciptakan pelayanan yang efektif. Disiplin kerja adalah suatu sikap menghormati,
menghargai, patuh dan taat pada peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun tidak serta
sanggup menerima sanksi-sanksi apabila melanggar tugas dan wewenang yang diberikan
kepadanya (Siswanto, 1987). Sedangkan iklim kerja dalam organisasi merupakan sifat-sifat atau
ciri-ciri yang dirasakan dalam lingkungan kerja dan timbul karena kegiatan organisasi yang
dilakukan secara sadar maupun tidak sadar dan dianggap mempengaruhi kelancaran aktivitas
organisasi (Steers, 1985).
M. Manullang (1986) mengatakan bahwa prestasi atau efektivitas organisasi pada
dasarnya adalah efektivitas perorangan, atau dengan kata lain bila tiap anggota organisasi secara
terkoordinasi melaksanakan tugas dan pekerjaannya masing-masing dengan baik, efektivitas
organisasi secara keseluruhan akan timbul. Yang dimaksud koordinasi disini adalah iklim kerja
yang tercipta di lingkungan kerja. Terkoodinasi dengan baik berarti kedisiplinan tiap-tiap
individu dalam organisasi tersebut baik. Dari situlah kita dapat mengetahui bahwa ada hubungan
yang erat antara kedisiplinan dan iklim kerja terhadap efektivitas suatu organisasi.
Dari penjelasan tersebut terlihat bahwa efektivitas pelayanan akan dipengaruhi oleh
disiplin aparat dan iklim kerja yang ada dalam organisasi yang bersangkutan dalam melayani
kepentingan masyarakat. Adanya disiplin kerja dan iklim kerja yang baik akan menciptakan
interaksi yang harmonis baik antara aparat dengan sesama aparat birokrasi maupun antara aparat
dengan masyarakat. Sehingga apabila ada suatu prosedur pelayanan yang harus dipatuhi oleh
masyarakat, masyarakat akan mematuhinya dengan senang hati. Hal itu disebabkan oleh karena
interaksi yang baik tadi. Suasana ini juga akan menciptakan ketertiban dalam jalannya pelayanan
di kelurahan sehingga efektivitas pelayanan bisa tercapai jika kedua hal tersebut maksimal.
Hasil pengkajian menunjukkan bahwa disiplin kerja aparat berpengaruh terhadap
efektivitas pelayanan aparat kelurahan di Kecamatan Amonggedo Kabupaten Konawe. Disiplin
kerja aparat kelurahan yang ada di Kecamatan Amonggedo Kabupaten Konawe sudah baik. Hal
ini ditujukkan dengan taatnya aparat pada peraturan-peraturan yang berlaku dalam organisasi,
ketaatan aparat pada jam kerja, cara berpakaian yang selalu memakai baju seragam, dan tingkat
kehadiran yang tinggi serta tanggung jawab pegawai yang tinggi dalam menggunakan peralatan
kantor dan dalam menyelesaikan tugas-tugas.
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan pendapat Kerlinger dan Pedhazur (1987) bahwa
disiplin adalah suatu keadaan tertib dimana orang-orang yang bergabung dalam suatu organisasi,
tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan senang hati. Widjaja (1990) berpendapat
bahwa disiplin adalah termasuk dalam unsur-unsur penting yang mempengaruhi prestasi suatu
organisasi, dalam kehidupan sehari-hari dapat kita amati bahwa mereka yang berdisiplin tinggi,
umumnya berprestasi lebih tinggi pula. Dari pendapat tersebut dapat ditarik pengertian bahwa
seorang pegawai yang memiliki disiplin kerja yang tinggi maka akan dapat berprestasi lebih
tinggi pula. Prestasi pegawai yang tinggi akan memberikan sumbangan yang optimal kepada
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Begitu pula halnya bagi kelurahan yang
mempunyai tujuan memberikan pelayanan yang baik bagi masyarakat, pelayanan yang efektif
bagi masyarakat. Tujuan tersebut dapat tercapai melalui disiplin kerja yang tinggi dari pada
pegawainya dalam mengerjakan semua tugas-tugas yang telah menjadi tanggung jawabnya.
Hal tersebut diperkuat dengan pendapat dari Atmosudirjo yang mengemukakan bahwa
Disiplin adalah suatu pengetahuan tingkat tinggi tentang sistem aturan-aturan perilaku, sistem
atau norma-norma kriteria dan standar sekaligus keseluruhan dan kesadaran bahwa ketaatan akan
aturan, kriteria standar struktur dan sistem organisasi tersebut itu adalah syarat mutlak untuk
mencapai keberhasilan.
Pentingnya disiplin dalam organisasi pemerintah ditegaskan oleh Widjaja (1990) bahwa
Pelaksanaan disiplin pegawai sangat penting peranannya dalam pengelolaan Departemen secara
keseluruhan. Berhasil tidaknya pembangunan di bidang pendidikan sebagian besar ditentukan
oleh tingkat disiplin pegawainya. Makin disiplin pegawai, makin berhasil pula dalam
mengemban misinya.
Aparat pemerintah kelurahan dituntut harus punya disiplin kerja yang baik agar tugas-
tugas pemerintah yang menjadi kewajibannya dapat terselesaikan dengan baik. Karena tugas
yang diemban oleh kelurahan bersifat kompleks, maka lurah beserta perangkatnya harus punya
disiplin tinggi sehingga dapat memberikan pelayanan yang efektif atau berdaya guna bagi
masyarakat. Disiplin yang baik juga berarti terlaksananya tugas-tugas yang harus dilakukan oleh
aparat kelurahan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan secara bersama-sama.
Pendapat-pendapat di atas memberikan gambaran pada kita bahwa disiplin kerja pegawai
memiliki arti penting dalam mencapai pelayanan yang efektif. Dengan demikian siginifikansinya
pengaruh disiplin kerja terhadap efektivitas pelayanan aparat kelurahan dengan kenyataan di
lapangan mengenai faktor disiplin kerja yang mempengaruhi efektivitas pelayanan terbukti
kebenarannya.
b. Hubungan Iklim Kerja dengan Efektivitas Pelayanan
Berdasarkan hasil pengkajian koefisien korelasi antara variabel iklim kerja dan variabel
efektivitas pelayanan adalah sebesar 0,540. Koefisien ini menunjukkan pengaruh yang positif
dan signifikan. Artinya iklim kerja berpengaruh terhadap efektivitas pelayanan dan diterima pada
taraf signifikansi 5 persen.
Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa iklim kerja aparat berpengaruh terhadap
efektivitas pelayanan aparat kelurahan di Kecamatan Amonggedo Kabupaten Konawe. Iklim
kerja aparat kelurahan yang ada di Kecamatan Amonggedo Kabupaten Konawe sudah baik. Hal
ini ditujukkan dengan terdapatnya struktur tugas di masing-masing kelurahan, adanya pembagian
tugas yang jelas dalam organisasi, komunikasi yang baik, partisipasi dan kebebasan pegawai
dalam setiap pengambilan keputusan serta adanya hukuman dan imbalan bagi pegawai yang
berprestasi dan melanggar aturan.
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan pendapat Widyarto (dalam Handoko, 1993)
bahwa pada dasarnya terbentuk karena proses menyatunya tiga unsur, yaitu karyawan,
manajemen dan penjabaran kegiatan organisasi. Hal tersebut akan berjalan baik jika semua
berjalan sesuai secara fungsional yaitu : Pertama, karyawan dapat memahami hal-hal teknis
pekerjaannya, sehingga tidak diperlukan supervisi yang ketat dari atasannya. Kedua, atasan
sebagai bagian dari manajemen, selain memahami hal-hal teknis dari pekerjaan dan unit
kerjanya, juga harus menguasai kemampuan manajerial, perencanaan, membagi pekerjaan
memimpin dan mengarahkan serta memotivasi. Ketiga, kebijaksanaan organisasi berupa
peraturan organisasi dan kesepakatan kerja yang dijalankan dengan baik, sistem penggajian dan
pemberian tunjangan yang memadai dan adanya perhatian terhadap karyawan.
Iklim kerja dalam suatu organisasi merupakan suatu sifat atau ciri yang dirasakan dalam
lingkungan kerja dan timbul karena kegiatan organisasi yang dilakukan secara sadar maupun
tidak sadar dan dianggap mempengaruhi kelancaran aktivitas organisasi. Berdasarkan pada
pendapat Steers (1985:130) bahwa “iklim memang merupakan faktor pengaruh yang penting
bagi prestasi dan kepuasan kerja.” Dari pendapat tersebut dapat ditarik pengertian bahwa dalam
sebuah organisasi yang memiliki iklim kerja yang baik maka organisasi akan dapat memberikan
pelayanan yang efektif. Begitu pula halnya bagi kelurahan yang mempunyai tujuan memberikan
pelayanan yang baik bagi masyarakat, pelayanan yang efektif bagi masyarakat. Tujuan tersebut
dapat tercapai apabila dalam kelurahan tercipta iklim kerja yang baik.
Suasana iklim kerja tempat pegawai bekerja perlu diperhatikan. Iklim kerja dalam suatu
organisasi merupakan suatu sifat atau ciri yang dirasakan dalam lingkungan kerja dan timbul
karena kegiatan organisasi yang dilakukan secara sadar maupun tidak sadar dan dianggap
mempengaruhi kelancaran aktivitas organisasi. Bagaimana cara pegawai berinteraksi dengan
masyarakat pada saat melayani, bagaimana hubungan antar pegawai dalam organisasi tersebut,
sehingga pelayanannya menjadi efektif. Dalam hal ini yang dimaksud adalah iklim organisasi
dalam kantor kelurahan tempat aparat kelurahan melayani kepentingan masyarakat. Hal ini
sangat penting guna mendukung tercapainya pelayanan yang efektif terhadap masyarakat.
Pendapat-pendapat di atas memberikan gambaran pada kita bahwa iklim kerja yang
tercipta di suatu organisasi memiliki arti penting dalam mencapai pelayanan yang efektif dari
suatu organisasi. Demikian pula halnya dengan organisasi kelurahan. Harus tercipta suatu iklim
kerja yang baik agar kelurahan dapat memberikan pelayanan yang efektif kepada masyarakat.
Dengan demikian siginifikansinya pengaruh iklim kerja terhadap efektivitas pelayanan aparat
kelurahan dengan kenyataan di lapangan mengenai faktor iklim kerja yang mempengaruhi
efektivitas pelayanan terbukti kebenarannya.
Tabulasi silang digunakan untuk mengetahui kecenderungan pengaruh dua variabel
dengan memperhatikan beberapa prinsip dalam tabulasi silang kemudian dihitung presentasenya
tiap kelompok untuk memperjelas dan melihat pengaruh antara dua variabel. Dari hasil
perhitungan tabulasi silang didapatkan dua kecenderungan. Yang pertama, bahwa disiplin kerja
cenderung berpengaruh terhadap efektivitas pelayanan aparat. Yang kedua, bahwa iklim kerja
cenderung berpengaruh terhadap efektivitas pelayanan aparat.
Adanya pengaruh ini dibuktikan melalui perhitungan korelasi kendall tau-c, dimana
didapatkan koefisien korelasi antara X1 terhadap Y adalah sebesar 0,518. Nilai koefisien
menunjukkan disiplin kerja memiliki hubungan yang positif dan signifikan. Artinya semakin
tinggi disiplin kerja aparat, maka efektivitas pelayanan akan semakin tinggi pula. Besarnya
pengaruh tersebut adalah sebanyak 51,8 persen. Koefisien ini dinyatakan signifikan karena
nilai approximate significance lebih kecil dari nilai a (0,001 < 0,005) dan diperkuat dengan
perbandingan harga Z hitung dan Z tabel, dimana Z hitung lebih besar dari Z tabel (6,888 >
1,96). Dengan demikian maka hipotesis pertama yang menyatakan bahwa semakin tinggi disiplin
kerja aparat pemerintah kelurahan maka akan semakin meningkat efektivitas pelayanannya dapat
diterima.
Dari perhitungan korelasi kendall tau-c juga didapatkan koefisien korelasi antara X2
terhadap Y yaitu sebesar 0,540. Nilai koefisien menunjukkan iklim kerja memiliki hubungan
yang positif dan signifikan. Artinya semakin baik iklim kerja maka efektivitas pelayanan akan
cenderung meningkat. Besarnya pengaruh tersebut adalah sebanyak 54 persen. Koefisien ini
dinyatakan signifikan karena nilai approximate significance lebih kecil dari nilai a (0,001 <
0,005) dan diperkuat dengan perbandingan harga Z hitung dan Z tabel, dimana Z hitung lebih
besar dari Z tabel (7,181 > 1,96). Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan bahwa
semakin tinggi iklim kerja maka akan semakin meningkat efektivitas pelayanannya dapat
diterima.
Uji korelasi parsial digunakan untuk melihat kemurnian pengaruh antara variabel
independen dengan dependen, dimana salah satu variabel independennya dibuat tetap/dikontrol.
Hasil perhitungan korelasi parsial antara variabel disiplin kerja dengan variabel efektivitas
pelayanan yang dikontrol variabel iklim kerja sebesar 0,5724. Nilai koefisien ini lebih besar dari
nilai koefisien setelah dikontrol yaitu sebesar 0,518 sehingga pengaruhnya dapat dikatakan
murni. Hasil perhitungan korelasi parsial antara variabel iklim kerja dengan variabel efektivitas
pelayanan yang dinkontrol oleh variabel disiplin kerja sebesar 0,3549. Nilai koefisien ini lebih
kecil dari nilai koefisien sebelum dikontrol yaitu sebesar 0,540 sehingga pengaruhnya dapat
dikatakan tidak murni. Dari hasil tersebut diperoleh dua kesimpulan. Pertama, pegawai yang
disiplin kerjanya tinggi dan iklim kerjanya sama dengan pegawai yang disiplin kerjanya rendah,
maka efektivitas pelayanannya akan jauh lebih tinggi. Kedua, pegawai yang bekerja pada iklim
kerja yang tinggi dan disiplin kerjanya sama dengan pegawai yang bekerja pada iklim kerja yang
rendah, maka efektivitas pelayanannya justru akan lebih rendah.
Hal ini sesuai dengan pendapat M. Manullang (1986) yang menyatakan bahwa prestasi
atau efektivitas organisasi pada dasarnya adalah efektivitas perorangan, atau dengan kata lain
bila tiap anggota organisasi secara terkoordinasi melaksanakan tugas dan pekerjaannya masing-
masing dengan baik, efektivitas organisasi secara keseluruhan akan timbul. Yang dimaksud
koordinasi disini adalah iklim kerja yang tercipta di lingkungan kerja. Terkoodinasi dengan baik
berarti kedisiplinan tiap-tiap individu dalam organisasi tersebut baik. Dari situlah kita dapat
mengetahui bahwa ada hubungan yang erat antara kedisiplinan dan iklim kerja terhadap
efektivitas suatu organisasi baik secara langsung maupun tidak langsung.
Disiplin kerja aparat dan iklim kerja yang ada di suatu organisasi memiliki peranan
sentral dalam memacu efektivitas pelayanan dalam suatu organisasi karena keefektifan
pelayanan membutuhkan dukungan kuat dari para pegawainya dan dukungan kuat dari suasana
iklim kerja yang ada di organisasi tersebut. Adanya disiplin kerja dan iklim kerja yang baik akan
menciptakan interaksi yang harmonis baik antara aparat dengan sesama aparat birokrasi maupun
antara aparat dengan masyarakat. Sehingga apabila ada suatu prosedur pelayanan yang harus
dipatuhi oleh masyarakat, masyarakat akan mematuhinya dengan senang hati, hal itu disebabkan
oleh karena interaksi yang baik. Suasana ini juga akan menciptakan ketertiban dalam jalannya
pelayanan di kelurahan sehingga efektivitas pelayanan bisa tercapai jika kedua hal tersebut
maksimal.
BAB. III PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan tabulasi silang diperoleh kecenderungan bahwa disiplin kerja berpengaruh
terhadap efektivitas pelayanan. Merujuk pada hasil korelasi kendal didapatkan pengaruhnya
sebesar 0,518. Dengan demikian hipotesis pertama dapat diterima, artinya terdapat pengaruh
yang signifikan antara disiplin kerja pegawai dengan efektivitas pelayanan aparat kelurahan di
Kecamatan Cilacap Utara Kabupaten Cilacap.
Berdasarkan tabulasi silang diperoleh kecenderungan bahwa iklim kerja berpengaruh terhadap
efektivitas pelayanan. Merujuk pada hasil korelasi kendall didapatkan pengaruhnya sebesar
0,540. Dengan demikian hipotesis kedua dapat diterima, artinya terdapat pengaruh yang
signifikan antara iklim kerja pegawai dengan efektivitas pelayanan aparat kelurahan di
Kecamatan Cilacap Utara Kabupaten Cilacap.

Anda mungkin juga menyukai