Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN BACAAN BAHASA INDONESIA

Nama : Sakinaftul Nafsih


Nim : 17032072
Seksi : 201921280132
Hari : kamis 16.20 – 18.00
Materi : Sejarah, fungsi,kedudukan dan ragam bahasa Indonesia

1. Sejarah bahasa indonesia


Basaha resmi yang digunakan bangsa indonesia saat ini sebenarnya
merupakan bahasa melayu yang diresmikan pada tanggal 28 Oktober 1928.
Bahasa melayu yang digunakan tersebut merupakan bahasa Melayu tua
yang sampai sekarang masih dapat diselidiki sebagai peninggalan masa
lampau. Penelitian lebih lanjut yang dilakukan oleh para ahli, bahkan
menghasilkan penemuan bahwa bahasa Austronesia itu juga mempunyai
hubungan kekeluargaan dengan bahasa-bahasa yang dipergunakan di
daratan Asia tenggara. Bukan baru sekarang bahasa Indonesia atau bahasa
Melayu itu digunakan sebagai bahasa penghubung di beberapa negara Asia
Tenggara. Sudah sejak dulu kala, bahasa Indonesia atau bahasa Melayu itu
dikenal oleh penduduk daerah yang bahasa sehari-harinya bukan bahasa
Indonesia atau Melayu. Hal tersebut dibuktikan oleh adanya beberapa
prasasti yang ditemukan di daerah-daerah yang bahasa sehari-hari
penduduknya bukan bahasa Indonesia atau Melayu. Tentu saja ada juga
ditemukan di daerah yang bahasa sehari-hari penduduknya sudah
menggunakan bahasa Indonesia atau Melayu. Sejarah perkembangan bahasa
ini dapat dibuktikan dengan adanya prasasti Kedukan Bukit (683 M), Talang
Tuo (684 M), Kota Kapur (686 M), Karah Barahi (686 M).
Ketika bangsa Eropa pertama kali datang ke Indonesia, bahasa Melayu
sudah mempunyai kedudukan yang luar biasa di tengah-tengah bahasa-
bahasa daerah di Nusantara ini. Pigafetta yang mengikuti perjalanan
Magelhaen mengelilingi dunia, ketika kapalnya berlabuh di Tidore pada
tahun 1521 menuliskan kata-kata Melayu. Itu merupakan bukti yang jelas
bahwa bahasa Melayu yang berasal dari bagian barat Indonesia pada zaman
itu pun sudah menyebar sampai ke bagian Indonesia yang berada jauh di
sebelah timur. Demikian juga menurut Jan Huygen van Lischoten, pelaut
Belanda yang 60 tahun kemudian berlayar ke Indonesia, mengatakan bahwa
bahasa Melayu bukan saja sangat harum namanya tetapi juga dianggap
bahasa yang terhormat di antara bahasa-bahasa negeri timur. Hal tersebut
dapat dibandingkan dengan orang yang tidak dapat atau tidak tahu bahasa
Indonesia, seperti orang yang tidak tahu dan tidak dapat berbahasa Prancis
di Negeri Belanda pada zaman itu. Berarti hal tersebut menunjukkan bahwa
bahasa Indonesia sudah demikian terkenal dan terhormat pada masa itu.
Tiga bulan menjelang Sumpah Pemuda, tepatnya 15 Agustus 1926,
Soekarno dalam pidatonya menyatakan bahwa perbedaan bahasa di antara
suku bangsa Indonesia tidak akan menghalangi persatuan, tetapi makin luas
bahasa Melayu (bahasa Indonesia) itu tersebar, makin cepat kemerdekaan
Indonesia terwujud.
Pada zaman Belanda ketika Dewan Rakyat dibentuk, yakni pada 18 Mei
1918 bahasa Melayu memperoleh pengakuan sebagai bahasa resmi kedua di
samping bahasa Belanda yang berkedudukan sebagai bahasa resmi pertama
di dalam sidang Dewan rakyat. Sayangnya, anggota bumiputra tidak banyak
yang memanfaatkannya.
Masalah bahasa resmi muncul lagi dalam Kongres Bahasa Indonesia
pertama di Solo pada tahun 1938. Pada kongres itu ada dua hal hasil
keputusan penting yaitu bahasa Indonesia menjadi (1) bahasa resmi dan (2)
bahasa pengantar dalam badan-badan perwakilan dan perundang-undangan.
Demikianlah ”lahir”nya bahasa Indonesia bukan sebagai sesuatu yang
tiba-tiba jatuh dari langit, tetapi melalui perjuangan panjang disertai
keinsafan, kebulatan tekad, dan semangat untuk bersatu. Api perjuangan itu
berkobar terus untuk mencapai Indonesia merdeka yang sebelum itu harus
berjuang melawan penjajah.
Pada tahun 1942 Jepang menduduki Indonesia dan Jepang tidak dapat
menggunakan bahasa lain selain bahasanya sendiri. Bahasa Belanda jatuh
dari kedudukannya sebagai bahasa resmi. Bahkan, dilarang untuk
digunakan. Jepang mengajarkan bahasa Jepang kepada orang Indonesia dan
bermaksud menggunakan bahasa Jepang sebagai pengganti bahasa Belanda
untuk digunakan oleh orang Indonesia. Akan tetapi, usaha itu tidak dapat
dilakukan secara cepat seperti waktu dia menduduki Indonesia. Karena itu,
untuk sementara Jepang memilih jalan yang praktis yaitu memakai
Indonesia yang sudah tersebar di seluruh kepulauan Indonesia. Satu hal
yang perlu dicatat bahwa selama zaman pendudukan Jepang 1942-1945
bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar di semua tingkat
pendidikan.
Demikianlah, Jepang terpaksa harus menumbuhkan dan mengembang-
kan bahasa Indonesia secepat-cepatnya agar pemerintahannya dapat berjalan
dengan lancar. bagi orang Indonesia hal itu merupakan keuntungan besar
terutama bagi para pemimpin pergerakan kemerdekaan. Dalam waktu yang
pendek dan mendesak mereka harus beralih dari bahasa Belanda ke Bahasa
Indonesia. Selain itu, semua pegawai negeri dan masyarakat luas yang
belum paham akan bahasa Indonesia, secara cepat dapat memahami bahasa
Indonesia. Waktu Jepang menyerah, tampak bahwa bahasa Indonesia
sebagai bahasa persatuan makin kuat kedudukannya.
Berkaitan dengan hal di atas, semua peristiwa tersebut menyadarkan kita
tentang arti bahasa nasional. Bahasa nasional identik dengan bahasa
nasional yang didasari oleh nasionalisme, tekad, dan semangat kebangsaan.
Bahasa nasional dapat terjadi meskipun eksistensi negara secara formal
belum terwujud. Sejarah bahasa Indonesia berjalan terus seiring dengan
sejarah bangsa pemiliknya.

2. Fungsi bahasa indonesia


Sebagai bahasa nasional , bahasa Indonesia memiliki empat fungsi yaitu :
a. Lambang kebanggaan nasional
Sebagai lambang kebanggaan nasional bahasa Indonesia mencerminkan
nilai-nilai sosial budaya yang didasari oleh rasa bangga penuturnya, dan
melalui bahsa nasional tersebut, penutur menyatakan jati diri dan nilai-
nilai yang dijadikan pedoman dalam kehidupan. Sebagai realisasi dari
kebanggaan tersebut, bahasa Indonesia harus dipelihara, dikembangkan
dan digunakan dengan rasa bangga.
b. Identitas nasional
Bahasa indonesia sebagai idebtitas nasional maksudnya bahasa Indonesia
lambang bangsa Indonesia sebagai lambang bangsa Indonesia yang harus
dijunjung tinggi, selain bendera merah putih. Sebagai lambang bangsa
indonesia dicerminkan melalui perilaku penuturnya. Dengan bahasa
Indonesia, akan diketahui kepribadian bangsa Indonesia. Dan akan
terwudud apabila bangsa Indonesia sebagai penuturnya menggunakan,
membina, dan mengembangkan dengan baik dan benar.
c. Alat pemersatu bangsa
Fungsi ini berikatan erat dengan funfsi pertama dan kedua. Dalam
hubungan ini, bahasa Indonesia memungkinkan bangsa Indonesia yang
terdiri atas berbagai suku yang memiliki latar belakang sosial budaya
dan bahsa yang berbeda menjadi satu kesatuan tanpa harus
meninggalkan identitas golongan dan kesetiaan pada nilai-nilai sosial
budaya yang bersangkutan. Dengan kata lain, melalui bahasa Indonesia
kepentingan nasional berada di atas kepentingan suku dan golongan.
d. Alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya
Latar belakang sosia budaya dan latar belakang kebahasaan yang
berbeda- beda tidak menjadi faktor penghalang terjadinya hubungan
antar daerah dan antar budaya. Dengan bahasa Indonesia akan terjalin
hubungan antara satu suku dengan yang lain. Dengan demikian,
kesalahpahaman sebagai akibat dari perbedaan latar belakang sosia
budaya dan bahasa tidak perlu terjadi. Sebagai bangsa Indonesia, kita
bisa pergi kemana saja dengan hanya memanfaatkan bahasa indonesia
sebagai satu-satunya alat komunikasi(Suhendar dkk, 1997).
Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia memiliki empat fung si yaitu :
a. Bahasa resmi negara
Dalam hal ini seluruh kegiatan kenegaraan dan penyelenggaraan
kenegaraan di negara indonesia harus menggunakan bahasa indonesia.
Kegiatan upacara kenegaraan, pidato kenegaraan, dokumen kenegaraan ,
surat kenegaraan haruslah menggunakan bahasa indonesia.
b. Bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan.
Kegiatan belajar mengajar di sekolah dan perguruan tinggi
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar. Bahasa
Indonesia tidak hanya digunakan sebagai bahasa pengantar tetapi juga
digunakan dalam pengembangan bahan ajar, seperti buku ajar, buku teks
dan buku penunjang pelajaran.
c. Alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan nasionaal serta kepentingan pemerintah.
Untuk kelancaran komunukasi antar lembaga negara digunakan bahasa
indonesia agar perencanaan dan pelaksanaan pembangunan dapat
berjalan dengan lancar.
d. Alat pengembangaan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sebagai mana yang kita ketahui bahwa Indonesia kaya akan kebudayaan
sejalan dengan kayanya suku bangsa di Indonesia. Kebudayaan-
kebudayaan ini perlu dikembangkan dan dikomunikasikan kepada
berbagai suku bangsa di Indonesia. Untuk itu bahasa Indonesia
berfungsi sebagai alat pengembangan kebudayaan.
Tidak hanaya itu bahasa Indonesia juga digunakan untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi ke seluruh rakyat Indonesia. Fungsi ini
diwujudkan dalam penerjemahan buku-buku ilmu engetahuan dan
teknologi berbahasa asing kedalam bahasa Indonesia.

3. Kedudukan bahasa Indonesia

Bahasa indonesia memiliki kedudukan yang penting bagi Republik


Indonesia . ada dua hal yang dapat dibahas dalam kedudukan bahasa indonesia
yakni :
Pertama, kedudukan bahasa Indonesia dilihat dari sejarah perkembangan
bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang penting
sebagai bahasa nasional. Hal ini tercantum dalam ikrar ketiga Sumpah Pemuda
28 Oktober 1928 yaitu “kami poetera poeteri Indonesia mendjoendjoeng bahasa
persatuan, bahsa Indonesia”. Berikutnya,bahasa Indonesia juga mempunyai
kedudukan sebagai bahasa negara. Hal ini tercantum pada Undang-Undang
Dasar 1945pasal 36,yang berbunyi bahasa negara ialah bahasa indonesia.
Kedua, kedudukan bahasa Indonesia dilihat dari jumlah penutur,
penybarannya, dan peranannya sabagai sarana ilmu, seni sastra, dan
pengungkap budaya. Jika digunakan patokan yang pertama, yakni jumlah
penutur, jumlah penuturnya tidak sebanyak jumlah penutur bahasa Jawa dan
bahasa Sunda. Akan tetapi, jika jumlah itu ditambahkan dengan penutur
dwibahasawan yang menggunakan bahas Indonesia sabagai bahasa pertama dan
kedua, kedudukannya dalam deretan jumlah penutur bebagai bahasa di
Indonesia ada pada peringkat pertama. Berikutnya mengenai penyebaran bahsa
Indonesia, jelas menempatkan bahasa Indonesia di garis depan. Sebagai bahasa
setempat, bahas itu dipakai orang di Pantai Timur Sumatera, di Kepuluan Riau,
Bangka dan Pantai Kalimantan. Jenis kreol bahas Melayu-Indonesia, Melayu
Indonesia yang bercampur bahasa setempat, ditemukan di Jakarta dan
sekitarnya,Manado, Ternate, Ambon, Banda, Lauranta, dan Kupang. Sebagai
bahasa kedua, pemencarannya merata se-Nusantara. Sebagai bahasa asing,
bahasa Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Korea, Prancis, Rusia, dan Selandia
Baru. Peranan ketiga yakni sebagai sarana ilmu, senisastra, dan pengungkapan
budaya budaya, menunjukkan bahwa bahasa Indonesia telah menjadi satu-
satunya wahana dalam penyampaian ilmu pengetahuan, media untuk
mengungkapkan seni sastra dan budaya bagi semua warga Indonesia dengan
latar belakang budaya serta bahasa daerah yang berbeda- beda. (Ratna, Ellya.
2012).
4. Ragam bahasa Indonesia
Pada hakikatnya ragam bahasa adalah variasi penggunaan bahasa oleh
para penutur bahsa itu. Hal penting yang perlu dipahami adalah bahwa bahas
Indonesia resmi digunakan pada tempat atau suasana yang resmi atau hal lain
yang menjadi alasaqn digunakannya basa resmi tersebut.

Alwi (1998 : 3-6) membedakan ragam bahsa Indonesia berdasarkan


penutur bahasa dan berdasarkan jenis pemakaian bahasa. Ragam bahasa
Indonesia berdasarkan penutur diperinci menurut tinjauan sebagai berikut :

a. Berdasarkan daerah asal penutur


Bahasa Indonesia yang digunakan orang indonesia berdasarka hal ini
memiliki variasi atau ragam dan sering disebut dengan logat. Dengan
demikian akan terdapat beberapa ragam bahasa Indonesia yakni bahas
Indonesia logat Batak, logat Minang, logat Jawa, logat Aceh,logat
Sunda, logat Bali, logat Manado, logat Melayu, lon sebagainya.
b. Berdasrkan pendidikan penutur
Berdasarkan sudut pandang ini bahasa Indonesia dibedakan atas
beberapa variasi dan kelihatan bahwa bahasa Indonesia memiliki
variasi penggunaannya. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang
yang berpendidikan berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan
oleh orang yang tidak berpendidikan.
c. Berdasarkan sikap penutur
Ragam bahsa Indonesia berdasarkan sikap penutur ini disebut dengan
langgam atau gaya. Oleh karena itu, bahasa Indonesia yang digunakan
para penutur berdasarkan sikapnya dapat dibedakan atas beberapa
macam, yakni bahasa Indonesia ragam resmi,ragam akrab, ragam
santai, dan sebagainya.
d. Berdasarkan pokok persoalan
Setiap pokok persoalan atau bidang yang dibicarakan telah
memperlihatkan bahwa variasi bahas indonesia sesuai dengan bidang
itu. Berdasarkan persoalannya ragam bahas dibedakan atas agam
bahasa di bidang agama, politik, militer, teknik, kedokteran,seni dan
sebagainya.
e. Berdasarkan sarana
Bahasa Indonesia dilihat dari sarananya, dapat dibedakan aatas ragam
bahas lisan dan ragam bahasa Indonesia tulis. Kedua ragam bahas ini
mempunyai perbiedaan. Lyons (1997 :69) mengemukakan perbedaan
mendasar di antar kedua ragam bahasa ini yang terlihat pada (1)
tingkat pementikan unsurgramatika, leksikal, prosodi dan paralingual;
(2) kelengkapan unsur dan (3) ada atau tidaknya sifat ke spontanan.
f. Berdasarkan gangguan percampuran
Bahasa Indonesia berdasarkan pemakaiannya teklah memperlihatkan
adanya ragam yang mengalami percampuran dengan bahasa asing dan
ragam yang tidak mengalami percampuran.

Sumber:
 Modul 1 Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia (Dra. B. Esti
Pramuki, M.Pd)
 Bahasa Indonesia : Pengembangan kepribadian di perguruan
tinggi (ermanto dan emidar)
 Bahasa Indonesia : Pengantar Kemahiran Berbahasa di
Perguruan tinggi (Ellya Ratna dkk.2012.UNP Press)

Anda mungkin juga menyukai