LAPORAN
IMPLEMENTASI PELAKSANAAN
MANAJEMEN KESELAMATAN LALU LINTAS
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PAKET PEKERJAAN
PRESERVASI JALAN RUAS PANGKEP – BARRU – PAREPARE
PPK – 3.3 KORIDOR PANGKEP – BARRU – PAREPARE
PENYEDIA
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 1
PENGANTAR
Peralatan Keselamatan Lalu lintas yang digunakan terdiri dari Rambu Petunjuk, Rambu
Larangan, Rambu Peringatan, Rambu Kewajiban, Rambu Informasi, Rambu Pekerjaan
Sementara, Tongkat Pengatur Lalu lintas, Kerucut Lalu lintas, Lampu Putar, dan Lampu
Penerangan untuk Pekerjaan.
Personil atau tenaga yang digunakan adalah Petugas pengatur lalu lintas atau Flagman, yang
dikordinir oleh Pengatur atau Kordinator Pengatur Lalu lintas.
Selain itu dilakukan kegiatan penyelenggaraan SMK3 Konstruksi yang meliputi Penyiapan RK3K
yang terdiri dari Manual, Prosedur, Instruksi Kerja dan Pembuatan Kartu Identitas Pekerja.
Sosialisasi dan Promosi K3 dilakukan dengan beberapa cara yang dapat dilakukan sesuai
dengan kondisi dan situasi di lapangan, antara lain : Induksi K3, Pengarahan K3, Pelatihan K3,
Simulasi K3, pemasangan spanduk K3, Poster yang menarik tentang K3, serta papan informasi.
Peralatan yang mendukung kesehatan dan keselamatan kerja berupa Alat Pelindung Diri, yaitu
berupa Topi Helm, Pelindung Mata, Masker, Sarung tangan, Sepatu Keselamatan, dan Rompi
keselamatan. Asuransi dan perijinan yang dilaksanakan adalah BPJS Ketenagakerjaan dan
Kesehatan Kerja, Surat ijin kelaikan alat, Surat ijin operator.
Personil petugas K3 terdiri dari Petugas K3 dan Petugas Pengatur Lalu Lintas, sedangkan
Fasilitas Sarana Kesehatan yang dipersiapkan Kotak P3K, tandu, Tabung O2, dan Obat Luka.
Perlengkapan untuk menunjang Pengendalian Resiko K3, terdiri dari Alat Pemadam Api Ringan
(APAR), sirine atau bel, bendera K3, Jalur Evakuasi, dan Lampu darurat.
Demikian pengatar laporan Implementasi Manajemen Keselamatan Lalu lintas dan Pelaksanaan
SMK3 Konstruksi dalam paket Pekerjaan Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare.
Tata Supputra
Manager K3 Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 2
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL 1
PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
PERSIAPAN 4
Manajemen Keselamatan Lalu Lintas 4
Rambu Petunjuk 4
Rambu Larangan 5
Rambu Peringatan 6
Rambu Kewajiban 7
Rambu Informasi 8
Rambu Pekerjaan Sementara 8
Tongkat Pengatur Lalu lintas 9
Kerucut Lalu lintas 9
Lampu Putar 9
Lampu Selang atau Penerangan 10
Petugas Bendera 10
Arti Warna Dasar Rambu Lalu Lintas 10
Perlengkapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) 11
Tujuan perlengkapan K3 12
Peran dan fungsi 12
Tiga Norma 12
Undang-undang 12
Jenis Bahaya 12
Perlengkapan Alat Pelindung Diri (APD) 13
SMK3 17
Daftar Istilah 17
Manajemen Mutu dan Resiko 19
Proyek/Pelaksana Proyek 19
Identifikasi Bahaya Penilaian Resiko Pengendalian resiko K3 19
Penyusunan Sasaran dan Program K3 24
MANUAL PROSEDUR DAN INSTRUKSI KERJA 23
IMPLEMENTASI 40
REKAMAN KEJADIAN 43
PENUTUP 60
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 3
PERSIAPAN
Persiapan yang dilakukan adalah mempersiapkan semua kelengkapan untuk pelaksanaan
Manajemen dan Keselamatan Lalu lintas dan penerapan SMK3 Konstruksi dalam paket
Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare, yaitu pembuatan Rambu, penyediaan pekerja
pengatur lalu lintas.
Personil yang dipersiapkan adalah Pekerja penjaga lalu lintas atau Flagman, yang akan
melaksanakan tugas pengaturan lalu lintas saat terjadi pengalihan lalu lintas yang diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, saat pembongkaran jalan beton, pembersihan
bongkaran beton, pengecoran rigid beton, pengaspalan, dan pekerjaan Box Culvert.
Semua petugas pengatur lalu lintas dikordinasikan dengan pelaksana pekerjaan yang diatur
penugasannya oleh Petugas K3.
1. Rambu Petunjuk
Rambu petunjuk adalah rambu yang digunakan untuk memandu pengguna jalan saat
dalam perjalanan dan atau untuk memberikan informasi lain yang berguna kepada
pengguna jalan. Warna dasar daun rambu petunjuk adalah hijau dengan disertai garis
tepi, lambang, huruf atau angka berwarna putih. Namun pada rambu rambu petunjuk
jenis tertentu, warna dasar untuk daun rambu juga ada yang berwarna biru dan coklat.
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 4
2. Rambu Larangan
Rambu larangan adalah rambu yang menyatakan adanya larangan bagi pengguna jalan
untuk melakukan suatu tindakan tertentu.
Warna dasar untuk daun rambu larangan adalah putih dengan garis tepi berwarna
merah disertai lambang, huruf, dan atau angka yang berwarna hitam.
Beberapa jenis rambu larangan juga dilengkapi dengan rambu yang menandakan
berakhirnya larangan tersebut pada tempat atau ruas dengan jarak tertentu. Rambu ini
disebut dengan rambu batas akhir larangan. Rambu ini berwarna dasar putih dengan
garis hitam pada daun rambunya dan dengan lambang, huruf, atau angka yang juga
berwarna hitam.
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 5
3. Rambu Peringatan
Dibuat sebagai peringatan untuk pengguna jalan yang melintas dilokasi proyek agar
dapat waspada dari kemungkinan kecelakaan akibat tumpukan material, peralatan,
penyempitan jalan maupun kendaraan proyek yang sedang keluar masuk proyek.
Rambu peringatan adalah rambu yang memberikan informasi berupa peringatan akan
kemungkinan adanya bahaya dan sifat dari bahaya tersebut kepada pengguna jalan.
Rambu peringatan memiliki ciri daun rambu dengan warna dasar kuning dan garis
hitam pada bagian tepinya Serta Lambang, huruf, dan atau angka yang juga berwarna
hitam.
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 6
4. Rambu Kewajiban
Rambu kewajiban, berkenaan dengan rambu kewajiban K3
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 7
5. Rambu Informasi
Rambu ini dipasang pada titik awal jalan pengalihan (detour) sebagai penerangan dan
penunjuk arah bagi para pengguna jalan.
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 8
7. Tongkat Pengatur Lalu lintas
Ada yang berukuran pendek 30 cm, dan ukuran panjang 60 cm, mode menyalanya
berkedip dan menyala terus. Digunakan untuk memberikan arah lalu lintas saat malam
hari, dan mengatur alur lintasan lalu lintas yang ditentukan. Wajib digunakan oleh para
pekerja Flagman.
Kerucut Lalu lintas mempunyai beberapa ukuran mulai dari 40 – 100 cm, semua kerucut
berwarna cerah seperti oranye atau merah dengan dilengkapi selendang atau pita
berpantul cahaya (schotlight). Lebih baik dilengkapi dengan lampu berkedip warna
merah atau tongkat lalu lintas.
9. Lampu Putar
Digunakan pada saat pengangkutan alat berat melalui darat sepanjang jalur
pengangkutan sampai pada lokasi proyek, dan dipasang pada setiap kendaraan
pengangkut (Tronton) untuk mewaspadai pengguna jalan sepanjang jalur pengangkutan
khususnya pada malam hari.
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 9
Pengawalan dilakukan bilamana mobilisasi alat berat proyek dilakukan secara serentak
melalui angkutan darat, penyedia jasa (kontraktor) dapat menyewa petugas pengawal
seperti polisi lalu lintas (Polantas) dilengkapi dengan mobil patrol yang bertugas
mengamankan dan mengatur arus lalu lintas serta meminimalisir gangguan kemacetan
saat konvoi dilakukan.
Warna yang diperkenankan untuk konstruksi adalah Oranye atau Kuning. Karena aturan
warna telah ditentukan oleh peraturan Lalu lintas yang berlaku.
Digunakan untuk membatasi area kerja dan alur lalu lintas yang dapat digunakan oleh
pengendara dan pejalan kaki di lokasi konstruksi.
Warna yang diperkenankan adlaah warna Putih, Kuning, dan Merah
1. KUNING
Rambu ini digunakan untuk memberi peringatan kemungkinan ada bahaya atau tempat
berbahaya di depan pengguna jalan. Misalnya di depan ada turunan atau tanjakan,
ataupun belokan tajam, harap hati hati.
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 10
Ciri-ciri rambu : Warna dasar kuning dengan lambang, tulisan atau gambar berwarna
hitam
2. MERAH
Ini menandakan rambu tersebut berisi larangan. Dilarang parkir, dilarang berhenti,
dilarang menyalip atau larangan lainnya yang akan berlaku sampai rambu akhir
larangan.
Ciri-ciri : Warna dasar putih dengan garis tepi merah, huruf atau angka berwarna hitam
3. BIRU
Rambu dengan dasar warna biru berisikan perintah wajib bagi pengguna jalan. Biasanya
kita temukan di perempatan yang ada traffic light, atau di pinggir jalan. Contoh kalau
ada rambu biru dengan penunjuk panah, artinya bisa belok langsung atau belok harus
menunggu isyarat lampu. Atau menyeberang jalan harus melewati zebra cross.
Ciri-ciri : Berwarna dasar biru, garis tepi putih, lambang putih, huruf atau angka putih,
dan kata-kata putih.
4. HIJAU
Rambu dengan dasar warna hijau biasanya berisi informasi jalan atau informasi lain
kepada para pengguna jalan. Rambu ini biasanya menunjukan jurusan, batas wilayah,
dan lokasi fasilitas umum. Misal di tol ada rambu besar berwarna hijau yang menuliskan
nama tempat, daerah, atau info lainnya.
Ciri-ciri : Berwarna dasar hijau, garis tepi putih, lambang putih, huruf atau angka putih.
5. PUTIH
Ini merupakan warna rambu terakhir yang memberikan isyarat akhir larangan, baik itu
larangan kecepatan maksimum/minimum, dan batas akhir seluruh larangan yang
dinyatakan oleh satu atau lebih rambu larangan.
Perlengkapan keselamatan kesehatan kerja (K3) adalah suatu bidang yang terkait dengan
kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun
lokasi proyek atau usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja.
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 11
Tujuan Perlengkapan K3
Tujuannya untuk memelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja dan untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga
dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan dan PAK yang pada akhirnya dapat
meningkatkan sistem dan produktifitas kerja.
Tiga Norma
Tiga norma yang digunakan adalah Aturan berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja.
Di terapkan untuk melindungi tenaga kerja. Dan Resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Undang-Undang
- UU No.1 tahun 1970
- UU No.21 tahun 2003
- UU No.13 tahun 2003
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. PER-5/MEN/1996
Jenis Bahaya
Contoh Jenis Kimia :
Abu sisa pembakaran bahan kimia
Uap bahan kimia
Gas bahan kimia
Kerusakan penglihatan
Pemindahan barang yang tidak hati-hati sehingga melukai
pekerja.
Peralatan kurang lengkap dan pengamanan sehngga
melukai pekerja.
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 12
Perlengkapan APD
Penerapan K3 dalam pekerjaan proyek dilakukan dengan menyediakan perlengkapan APD (Alat
Pelidung Diri) yang berstandart disetiap aktifitas proyek sesuai kebutuhan.
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 13
Pelindung Pendengaran (Safety Ears)
Ada 2 (dua) jenis Pelindung pendengaran :
1. Ear Plug :
Penyumbat Telinga atau Ear Plug digunakan untuk melindungi alat pendengaran yaitu
telinga dari Intensitas Suara yang tinggi.
Dengan menggunakan Ear Plug, Intensitas Suara dapat dikurangi hingga 10 ~ 15 dB. Ear
Plug biasanya digunakan oleh Pekerja yang bekerja di daerah produksi yang memiliki
suara mesin tinggi seperti SMT (Surface Mount Technology) ataupun Mesin Produksi
lainnya.
2. Ear Muff :
Penutup Telinga atau Ear Muff adalah alat yang digunakan untuk melindungi alat
pendengaran dari Intensitas Suara yang tinggi. Ear Muff dapat mengurangi intensitas
suara hingga 20 ~ 30dB.
Ear Muff terdiri dari Head Band dan Ear Cup yang terbuat dari bantalan busa sehingga
dapat melindungi bagian luar telinga (daun telinga). Ear Muff sering digunakan oleh
Teknisi Mesin dan Generator (Genset).
2. Respirator
Respirator adalah alat yang digunakan untuk melindungi alat-alat pernafasan seperti
Hidung dan Mulut dari resiko bahaya seperti asap solder, bau bahan kimia, debu, Uap,
Gas serta Partikel Mist dan Partikel Fume.
Respirator sering dipakai oleh Teknisi Mesin Solder, Operator Pengecatan (Painting)
dan Proses bahan Kimia lainnya.
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 14
Sepatu Pelindung atau Safety Shoes adalah perlengkapan yang digunakan untuk melindungi kaki
dari kejatuhan benda, benda-benda tajam seperti kaca ataupun potongan baja, larutan kimia
dan aliran listrik.
Sepatu Pelindung terdiri dari baja diujungnya dengan dibalut oleh karet yang tidak dapat
menghantarkan listrik. Sepatu Pelindung wajib digunakan oleh teknisi mesin dan petugas
gudang.
Sedangkan Wearpack merupakan alat pelindung diri yang digunakan sebagai pelindung saat
berada di bawah mobil, atau didaerah lainnya yang kotor.
Sehingga baju yang dipakai dapat terlindungi dari oli yang berceceran. Selain dipakai untuk
perlindungan diri, wearpack juga dipakai untuk menunjukkkan identitas perusahaan tempat
seorang bekerja.
Pelampung (Buoy)
Pelampung adalah perlengkapan pengaman diri yang digunakan khusus pada proyek-proyek
seperti jembatan panjang, pelabuhan, dermaga, bendungan dan lain-lain.
APAR
Selain alat pelindung diri, ada juga perlindungan keselamatan dari bahaya kebakaran dilokasi
proyek yang tergolong jenis pemadam api ringan seperti berikut :
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 15
Alat Pemadam Api Ringan (APAR) – Alat Pemadam Api Ringan (Fire Extinguisher) yang biasanya
disingkat dengan APAR adalah alat yang digunakan untuk memadamkan api atau
mengendalikan kebakaran kecil.
Alat Pemadam Api Ringan (APAR) pada umumnya berbentuk tabung yang diisikan dengan
bahan pemadam api yang bertekanan tinggi.
Dalam hal Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), APAR merupakan peralatan wajib yang harus
dilengkapi oleh setiap Perusahaan dalam mencegah terjadinya kebakaran yang dapat
mengancam keselamatan pekerja dan asset perusahaannya.
Daftar Istilah
Dalam Laporan ini, yang dimaksud dengan:
1. K3 adalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan pengertian pemberian
perlindungan kepada setiap orang yang berada di tempat kerja, yang berhubungan
dengan pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses
produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja.
2. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah rangkaian
proses manajemen yang sistematik dan terstruktur dengan fokus pada keselamatan
dan kesehatan kerja dan melibatkan seluruh sumber daya, yang bertujuan untuk
melindungi karyawan, pelanggan, aset dan mitra kerja dari potensi bahaya yang
mungkin terjadi.
3. K3 Konstruksi dan Pemeliharaan Konstruksi adalah Keselamatan dan Kesehatan
Kerja konstruksi yang berhubungan dengan kepentingan umum (masyarakat) antara
lain pekerjaan konstruksi: jalan, jembatan, bangunan gedung fasilitas umum, sistem
penyediaan air minum dan perpipaannya, sistem pengolahan air limbah dan
perpipaannya, drainase, pengolahan sampah, pengaman pantai, irigasi, bendungan,
bendung, waduk, dan pemeliharaan bangunan konstruksi lainnya.
4. Pengertian istilah tentang Inisiator, Panitia Pengadaan, Proyek/Pelaksana Kontrak
Pengadaan Barang/Jasa, Biro Manajemen Mutu dan Risiko, Atasan Proyek/Pelaksana
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 16
Kontrak Pengadaan Barang/Jasa, Pengguna Jasa, Penyedia Jasa dan istilah lainnya
sesuai dengan Keputusan Direksi Ahli K3 Konstruksi adalah Ahli K3 yang mempunyai
kompetensi khusus di bidang K3 Konstruksi dalam menjalankan Sistem Manajemen
K3 yang dibuktikan dengan sertifikat dari yang berwenang.
5. Petugas K3 Konstruksi adalah petugas di dalam organisasi PT Patriotjaya Pratama
dan/atau Organisasi Kontraktor/Konsultan Pengawas yang telah mengikuti
pelatihan/sosialisasi K3 Konstruksi dan berpengalaman sedikitnya 2 (dua) tahun.
6. Tempat kerja adalah setiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak
atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja
untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber
bahaya baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara
yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.
7. Bahaya K3 adalah suatu keadaan yang belum dikendalikan sampai pada suatu batas
yang memadai dan dapat diterima.
8. Risiko K3 adalah perpaduan/perkalian antara peluang/kemungkinan/frekuensi
terjadinya peristiwa K3 dengan akibat/keparahan yang ditimbulkannya dalam
kegiatan dan pemeliharaan konstruksi.
9. Kategori Risiko K3 dinyatakan berupa Risiko Tinggi, Risiko Moderat dan Risiko Rendah.
Jika terjadi perbedaan pendapat tentang penentuan kategori Risiko, harus diambil
tingkat Risiko yang lebih tinggi.
10. Peluang/kemungkinan/frekuensi terjadinya peristiwa K3 dinyatakan dalam tingkatan
1(satu) sampai dengan 5 (lima): adalah Sangat Kecil (SK), Kecil (K), Sedang (S), Besar
(B), dan Sangat Besar (SB) kemungkinannya.
11. Akibat/keparahan yang ditimbulkan terkait kepada 3 (tiga) faktor terhadap:
Orang/Jiwa, Harta Benda dan Lingkungan.
12. Orang/Jiwa dikaitkan akibat/keparahan terhadap Pekerja, Tamu, staf konsultan,
Pengguna, Suplier, Kontraktor, Pihak luar dengan tingkatan yang berjenjang mulai
dari 1 (satu) sampai dengan 5 (lima).
13. Harta Benda dikaitkan terhadap Peralatan, Perlengkapan, Kendaraan yang dimiliki
proyek dan pihak luar (yang ada di area kerja dan lingkungan kerja serta pemanfaat
konstruksi) dengan tingkatan yang berjenjang mulai dari 1 (satu) sampai dengan 5
(lima).
14. Lingkungan dikaitkan dengan Limbah (baik cair, padat dan gas), sisa bahan,
buangan, bekas dan komplain lingkungan serta dampak ikutannya dengan tingkatan
yang berjenjang mulai dari 1 (satu) sampai dengan 5 (lima).
15. Tabel Klasifikasi Tingkat Risiko adalah Pedoman untuk menghitung dan menetapkan
Tingkat Risiko Tinggi atau Risiko Moderat atau Risiko Rendah yang dibuat oleh Biro
Manajemen Mutu dan Risiko pada proyek konstruksi dan pemeliharaan.
16. Audit Internal K3 adalah pemeriksaan secara sistematik dan independen oleh Auditor
K3 Konstruksi dalam kerangka pembinaan untuk memberikan penilaian terhadap
efektifitas penyelenggaraan K3 Konstruksi di lingkungan kerja.
17. Audit Internal K3 Konstruksi oleh Penyedia Jasa adalah Audit K3 Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum yang dilakukan oleh auditor internal Penyedia Jasa.
18. RK3K (Rencana K3 Kontrak) adalah dokumen rencana penyelenggaraan K3
Konstruksi yang dibuat oleh Kontraktor/Konsultan Pengawas dan akhirnya
disetujui oleh PT Patriotjaya Pratama, untuk selanjutnya dijadikan sebagai sarana
interaksi antara Kontraktor/Konsultan dengan Proyek/Pelaksana Kontrak dalam
penyelenggaraan K3 Konstruksi hingga pekerjaan selesai.
19. Monitoring dan Evaluasi K3 Konstruksi adalah kegiatan pemantauan dan penilaian
terhadap kinerja Penyelenggaraan K3 Konstruksi yang meliputi pengumpulan data,
analisa, penilaian, kesimpulan dan rekomendasi tingkat penerapan K3 Konstruksi
pada PT Patriotjaya Pratama.
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 17
Manajemen Mutu dan Resiko
1. Menyusun dan mengusulkan kepada Direksi Tabel Risiko K3 Konstruksi sebagai dasar
untuk menghitung Tingkat Risiko K3 Proyek .
2. Menerima tembusan laporan kegiatan K3 sebagai dasar melakukan monitoring
sertaeevaluasi kegiatan K3 konstruksi dan pemeliharaan konstruksi.
3. Melaksanakan sosialisasi dan bimbingan teknis tentang Pedoman Penyelenggaraan K3
Konstruksi.
4. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan pedoman penyelenggaraan
K3 Konstruksi baik secara sampling dan membuat laporan keseluruhan kepada Direksi.
5. Melakukan rapat koordinasi tentang penerapan K3 untuk perbaikan terus menerus dan
melaporkan kegiatannya kepada Direksi.
Proyek/Pelaksana Kontrak
Tugas dan Tanggung Jawab serta Wewenang Proyek/Pelaksana Kontrak Pengadaan
Barang/Jasa, disamping fungsi utama, wewenang dan tanggung jawab meliputi :
1. Menerima dan menggunakan Rencana K3 Konstruksi yang telah disahkan oleh Inisiator
sebagai dasar pelaksanaan kontrak K3 Konstruksi.
2. Wajib melibatkan dan berkonsultasi dengan Ahli K3 Konstruksi dalam penanganan
proyek konstruksi dan pemeliharaan konstruksi yang telah ditetapkan mempunyai
Risiko Tinggi K3.
3. Meminta Kontraktor dan Konsultan Pengawas melakukan presentasi RK3K yang telah
disahkan pada rapat pertama pra-proyek.
4. Untuk Proyek Konstruksi dengan Kategori Risiko Tinggi, dalam melibatkan Ahli K3
Konstruksi harus memperhatikan :
a. Ahli K3 Konstruksi yang dimaksud dapat berasal dari Konsultan Pengawas atau
pihak lain di luar PT Patriotjaya Pratama yang ditunjuk atau dapat berasal dari
internal PT Patriotjaya Pratama.
b. Ahli K3 Konstruksi yang dimaksud tidak diperkenankan berasal dari Kontraktor
yang sedang terikat dalam pelaksanaan kegiatan yang ditangani, agar tidak
menimbulkan pertentangan kepentingan.
5. Proyek/Pelaksana Kontrak wajib melibatkan sekurang-kurangnya Petugas K3
Konstruksi pada setiap paket pekerjaan yang mempunyai Risiko K3 Moderat dan Risiko
Rendah.
a. Petugas K3 Konstruksi tidak boleh merangkap pada paket pekerjaan yang lain.
b. Petugas K3 Konstruksi dimaksud dapat berasal dari Konsultan Pengawas atau
pihak lain di luar PT Patriotjaya Pratama yang ditunjuk atau dapat berasal dari
internal PT Patriotjaya Pratama.
c. Petugas K3 Konstruksi tidak diperkenankan berasal dari Kontraktor yang sedang
terikat dalam pelaksanaan kegiatan yang ditangani, agar tidak menimbulkan
pertentangan kepentingan.
6. Bertanggungjawab dan menyetujui hasil tinjau ulang RK3K yang dilakukan oleh
Kontraktor untuk butir-butir yang perlu diadakan tinjauan ulang dan melaporkannya
kepada Atasan Langsung dan Biro Manajemen Mutu dan Risiko.
7. Mempunyai hak menerima dan mempelajari tembusan Laporan Rutin Kecelakaan yang
dibuat oleh Kontraktor ke Dinas Tenaga Kerja setempat.
8. Merencanakan dan melaksanakan Inspeksi K3 (menggunakan Lampiran No.2.14) dibantu
oleh Ahli K3 Konstruksi/Petugas K3 Konstruksi secara bersama-sama dengan Kontraktor
dan Konsultan Pengawas sesuai program kerja RK3K.
9. Wajib melakukan evaluasi terhadap adanya kecelakaan kerja konstruksi dan penyakit
akibat kerja konstruksi yang telah terjadi pada kegiatan di bawah kendalinya, dan
menerbitkan rekomendasi untuk selanjutnya dilaporkan kepada Inisiator.
10. Wajib melakukan evaluasi terhadap KEPATUHAN terhadap Perundangan dan Standar
serta Peraturan K3 internal PT Patriotjaya Pratama atas yang telah terjadi pada kegiatan
di bawah kendalinya, untuk selanjutnya dilaporkan kepada Inisiator.
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 18
11. Mempunyai hak memberi peringatan secara bertahap kepada Kontraktor dan Konsultan
Pengawas apabila menyimpang dari RK3K dengan cara memberi surat peringatan ke-1
dan ke-2. Apabila peringatan ke-2 tidak ditindaklanjuti, maka Proyek/ Pelaksana
Kontrak dapat menghentikan pekerjaan dan segala risiko akibat penghentian pekerjaan
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
12. Memberi surat keterangan Nihil Kecelakaan dan Sakit akibat Kerja atau “Zero Accident”
kepada Kontraktor yang telah menyelenggarakan K3 Konstruksi jika selesai tanpa
terjadi kecelakaan kerja dan Sakit akibat Kerja,
13. Pengaturan untuk kegiatan swakelola atau kegiatan proyek rutin yang diawasi langsung
oleh Cabang/Unit Kerja PT Patriotjaya Pratama tanpa Konsultan Pengawas, maka wajib
memperhatikan dan menetapkan:
a. Pihak yang berperan sebagai penyelenggara langsung pada Kegiatan Swakelola
wajib membuat RK3K Kegiatan Swakelola
b. Menyediakan sarana Alat Pengaman Kerja (APK) yang akan digunakan oleh
penyedia jasa atau pelaksana konstruksi atau pemeliharaan konstruksi.
c. Memastikan Sarana Alat Pelindung Diri (APD) disediakan dan digunakan oleh
Kontraktor dalam pelaksanaan konstruksi atau pemeliharaan konstruksi.
d. Menunjuk Ahli K3 atau Petugas K3 sesuai dengan Tingkat Risiko K3 untuk
melakukan Pengawasan Langsung di lapangan.
e. Mewajibkan Kontraktor mengisi Surat Ijin Kerja dan melakukan evaluasi serta
menyetujuinya sebelum pekerjaan dilaksanakan.
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 19
No Uraian Identifikasi Bahaya Dampak Penilaian Resiko Skala Pengendalian
Pekerjaan Ke Ke Tingkat Prioritas Resiko
kerapan parahan Resiko
5 Pengujian Zat Padat Terlarut (TDS)
Terkena Zat Kimia Luka 1 1 3 3 Penempatan
berbahaya ringan Rambu/tanda
Kaki tertindis Luka 1 1 3 3 Penggunaan APD
peralatan pengujian ringan yang sesuai
Menyusun
Instruksi Kerja
6 Pengujian Zat Padat Tersuspensi (TSS)
Terkena Zat Kimia Luka 1 1 3 3 Penempatan
berbahaya ringan Rambu/tanda
Kaki tertindis Luka 1 1 3 3 Penggunaan APD
peralatan pengujian ringan yang sesuai
Menyusun
Instruksi Kerja
7 Pengujian Biological Oxygen Demand (BOD)
Terkena Zat Kimia Luka 1 1 3 3 Penempatan
berbahaya ringan Rambu/tanda
Kaki tertindis Luka 1 1 3 3 Penggunaan APD
peralatan pengujian ringan yang sesuai
Menyusun
Instruksi Kerja
8 Pengujian Chemical Oxygen Demand (COD)
Terkena Zat Kimia Luka 1 1 3 3 Penempatan
berbahaya ringan Rambu/tanda
Kaki tertindis Luka 1 1 3 3 Penggunaan APD
peralatan pengujian ringan yang sesuai
Menyusun
Instruksi Kerja
9 Pengujian Destruksi CU, Pb, Cd, Ni, Fe, Zn, Ag, Co, Mn
Terkena Zat Kimia Luka 1 1 3 3 Penempatan
berbahaya ringan Rambu/tanda
Kaki tertindis Luka 1 1 3 3 Penggunaan APD
peralatan pengujian ringan yang sesuai
Menyusun
Instruksi Kerja
10 Pengujian Temperatur (Suhu)
Terkena Zat Kimia Luka 1 1 3 3 Penempatan
berbahaya ringan Rambu/tanda
Kaki tertindis Luka 1 1 3 3 Penggunaan APD
peralatan pengujian ringan yang sesuai
Menyusun
Instruksi Kerja
11 Pengujian Parameter Kualitas Air Lainnya (biaya pengambilan sampling, transport dan akomodasi)
Terkena Zat Kimia Luka 1 1 3 3 Penempatan
berbahaya ringan Rambu/tanda
Kaki tertindis Luka 1 1 3 3 Penggunaan APD
peralatan pengujian ringan yang sesuai
Menyusun
Instruksi Kerja
12 Pengujian NOx
Terkena Zat Kimia Luka 1 1 3 3 Penempatan
berbahaya ringan Rambu/tanda
Kaki tertindis Luka 1 1 3 3 Penggunaan APD
peralatan pengujian ringan yang sesuai
Menyusun
Instruksi Kerja
13 Pengujian Sulfurdioksida (SO2)
Terkena Zat Kimia Luka 1 1 3 3 Penempatan
berbahaya ringan Rambu/tanda
Kaki tertindis Luka 1 1 3 3 Penggunaan APD
peralatan pengujian ringan yang sesuai
Menyusun
Instruksi Kerja
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 20
No Uraian Identifikasi Bahaya Dampak Penilaian Resiko Skala Pengendalian
Pekerjaan Ke Ke Tingkat Prioritas Resiko
kerapan parahan Resiko
14 Pengujian Carbondioksida (CO2)
Terkena Zat Kimia Luka 1 1 3 3 Penempatan
berbahaya ringan Rambu/tanda
Kaki tertindis Luka 1 1 3 3 Penggunaan APD
peralatan pengujian ringan yang sesuai
Menyusun
Instruksi Kerja
15 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Kecelakaan Lalu lintas Luka 2 2 4 3 Penempatan
sedang Rambu/tanda
Terjadinya kecelakaan Luka 1 1 3 3 Penggunaan APD
di tempat kerja ringan yang sesuai
Menyusun
Instruksi Kerja
16 Manajemen Mutu
Kecelakaan Lalu lintas Luka 2 2 4 3 Penempatan
sedang Rambu/tanda
Menyusun
Instruksi Kerja
DIVISI II. DRAINASE
1 Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran air
Kecelakaan/tabrakan Luka berat, 2 3 6 3 Penempatan
karena penyempitan cacat, Rambu/tanda
Lajur jalan kematian
Terkena ALAT Berat Pengaturan
Dalam Bekerja Pengalihan Jalan
Terkena Timbunan Luka 1 3 3 2 Penggunaan APD
galian ringan yg sesuai
Tertimbun 1 2 2 1 Penempatan
Langsung petugas
K3
2 Pasangan Batu Mortar
Tertimpa material Bt. Luka 1 1 1 1 Penggunaan APD
Gunung/Bt.Kali Ringan yg sesuai
Terlindas/terkena Luka berat, 1 3 3 2 Penempatan
truk angkutan bahan cacat, Rambu/tanda
kematian
Terjadi kecelakaan Luka berat, 1 3 3 2 Menyusun
Lalu lintas di lokasi cacat, Instruksi Kerja
kerja kematian
DIVISI III. PEKERJAAN TANAH
1 Galian Biasa
Kecelakaan/tabrakan Luka berat, 2 3 6 3 Penempatan
karena penyempitan cacat, Rambu/tanda
lajur jalan kematian Pengaturan
pengalihan Jalan
Terkena alat penggali Luka berat, 1 3 3 2 Penggunaan APD
cacat, yg sesuai
kematian
Terkena alat Luka berat, 1 3 3 2 Menyusun
penghampar cacat, Instruksi Kerja
kematian
Terkena alat pemadat Luka berat, 1 3 3 2 Penempatan
cacat, Langsung petugas
kematian K3
2 Timbunan Biasa dari Sumber Galian
Kecelakaan/tabrakan Luka berat, 2 3 6 3 Penempatan
karena penyempitan cacat, Rambu/tanda
lajur jalan kematian Pengaturan
pengalihan Jalan
Terkena alat berat Luka berat, 1 3 3 2 Penggunaan APD
cacat, yg sesuai
kematian
Tertimbun Luka 1 1 1 1 Menyusun
ringan Instruksi Kerja
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 21
No Uraian Identifikasi Bahaya Dampak Penilaian Resiko Skala Pengendalian
Pekerjaan Ke Ke Tingkat Prioritas Resiko
kerapan parahan Resiko
Terperosok Luka 1 2 2 1 Penempatan
sedang Langsung petugas
K3
DIVISI IV. PEKERJAAN PREVENTIF
1 Penghamparan Lapis Penutup bubur aspal emulsi, tipe 2, CSS-1h / SS-1h
Kecelakaan/tabrakan Luka berat, 2 3 6 3 Penempatan
karena penyempitan cacat, Rambu/tanda
jalan kematian Pengaturan
pengalihan Jalan
Terkena alat
Luka berat, 1 3 3 2 Menyusun
penghampar cacat, Instruksi Kerja
kematian
DIVISI V. PERKERASAN BERBUTIR DAN PERKERASAN BETON SEMEN
1 Lapisan Pondasi Agregat Kelas S
Kecelakaan/tabrakan Luka berat, 2 3 6 3 Penempatan
karena penyempitan cacat, Rambu/tanda
jalan kematian Pengaturan
pengalihan Jalan
Terkena alat Luka berat, 1 3 3 2 Menyusun
penghampar cacat, Instruksi Kerja
kematian
2 Perkerasan Beton Semen
Kecelakaan/tabrakan Luka berat, 2 3 6 3 Penempatan
karena penyempitan cacat, Rambu/tanda
jalan kematian Pengaturan
pengalihan Jalan
Terkena/tertimpa Luka 1 2 2 2 Penggunaan APD
material atau truk sedang yg sesuai
Terkena alat Luka berat, 1 3 3 2 Menyusun
penghampar cacat, Instruksi Kerja
kematian
Terkena alat pemadat Luka berat, 1 3 3 2 Penempatan
cacat, Petugas K3
kematian
DIVISI VI. PERKERASAN ASPAL
1 Lapisan Perekat – Aspal Cair
Kecelakaan/tabrakan Luka berat, 2 3 6 3 Penempatan
karena penyempitan cacat, Rambu/tanda
jalan kematian Pengaturan
pengalihan Jalan
Terkena hamparan Luka 2 2 4 2 Penggunaan APD
Aspal Cair sedang yg sesuai
Terlindas Truk Luka berat, 1 3 3 2 Pelatihan kepada
cacat, pekerja
kematian
Kecelakaan Lalu lintas Luka berat, 2 3 6 3 Menyusun
di lokasi kerja cacat, Instruksi Kerja
kematian
2 Bahan Anti Pengelupasan
Terkena cairan bahan Luka 2 2 4 2 Penggunaan APD
anti pengelupasan sedang yg sesuai
3 Laston Lapis Aus Asbuton (AC-WC.Asb)
Kecelakaan/tabrakan Luka berat, 2 3 6 3 Penempatan
karena penyempitan cacat, Rambu/tanda
jalan kematian Pengaturan
pengalihan Jalan
Terkena hamparan Luka 2 1 2 2 Penggunaan APD
Aspal Cair ringan yg sesuai
Dst
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 23
7. Motor Grader 125 Hp
8. Tandem Roller 6 – 8 Ton
9. PowerBroom
10. Concrete Vibrator
11. Water Tanker 3000 – 4000 Liter
12. Jack Hammer
13. Truck Mixer (Agitator) 5m3
14. Breaker 3m3/Jam
15. Jidar Concrete
16. Tire Roller 8 – 10 Ton
17. Vibrator Roller 6 – 8 Ton
18. Excavator 0,9 m3
19. Dump Truck 3,5 Ton
20. Dump Truck 10 Ton
21. Grass Cutter dan Mobil Pick Up
Tenaga
Sewa Tanah
Pembuatan Base Camp
Kegiatan laboratorium
Pengukuran dan Penggambaran
Manajemen dan Keselamatan Lalu lintas
Manajemen & Keselamatan Lalu Lintas, dilaksanakan terutama pada saat pekerjaan fisik untuk mencegah terjadinnya
kecelakaan lalu lntas maupun kecelakaan kerja serta menghindari ganguan lalu lintas (Macet). Khusus untuk pekerjaan
Overlay penggunaan jalan sebagai area kerja maksimal 1/2-1/4 dari jalan yang digunakan oleh lalu lintas (kendaraan).
Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (RMKL) berdasarkan tahapan dan metoda pelaksanaan pekerjaan dan
semua pengaturan atau rekayasa lalu lintas yang disediakan dan dipasang harus sesuai ukuran,
lokasi penempatan dan reflektifitas (daya pantul), visibilitas (daya penglihatan), kecocokan, dan penggunaan yang
sebagaimana mestinya sesuai kondisi kerja khusus. RMKL meliputi pengendalian seluruh kegiatan pekerjaan sepanjang
jalan dalam kondisi sedemikian sehingga arus lalu lintas dapat terbuka dengan selamat dan seluruh pekerja dan pengguna
jalan terlindungi. Pengajuan RMKL berdasarkan analisa arus lalu lintas tingkat makro dan mikro dan tidak hanya terfokus
di daerah konstruksi. Penyusunan RMKL dilakukan oleh Tenaga Ahli Keselamatan Jalan dan disampaikan pada saat rapat
persiapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi (PCM).
Proses Pelaksanaan Pekerjaan Dan layanan Pemeliharaan Jalan dilaksanakan dengan struktur Personil K3 secara terpisah
dengan Struktur Pelaksana Jalan.
RMKL membagi zona pekerjaan menjadi Zona Peringatan Dini, Zona Pemandu Transisi, Zona Kerja, dan Zona Terminasi.
Bilamana pekerjaan belum selesai, dan jalan atau lajur dibuka untuk lalu lintas umum, wajib dipasang marka sementara,
dan rambu sementara atau perlengkapan jalan lainnya yang dibutuhkan untuk menjamin keselamatan pengguna jalan.
Implementasi pekerjaan manajemen dan keselamatan lalu lintas adalah penerapan seluruh RMKL yang telah diperintahkan
Direksi Pekerjaan dan diterapkan secara baik di saat pekerjaan dilaksanakan. Pekerja paling sedikit berusia 18 tahun,
menggunakan baju atau rompi yang reflektif, sepatu boot dan helm kerja setiap saat selama jam kerja di dalam daerah
kerja. Pelaksanaan rekayasa dan pengaturan lalu lintas perlu berkoordinasi dengan pihak Kepolisian dan/atau Dinas Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan setempat.
Pekerjaan pada malam hari harus diterangi dengan lampu dan atau sistem reflektif yang disetujui Direksi Pekerjaan. Sistem
penerangan darus ditempatkan dan dioperasikan sedemikian agar sorot cahaya tidak silau atau mengganggu pengguna
jalan pada lokasi tersebut.
Pengamanan Lingkungan
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 24
Dalam pekerjaan konstruksi perlu diperhatikan kemungkinan terjadinya perubahan kualitas lingkungan akibat masuknya
bahan pencemar yang ditimbulkan oleh rencana kegiatan, yang pada umumnya terjadi pada komponen fisik kimia, namun
bila tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan dampak lanjutan terhadap komponen lingkungan lain seperti biologi
atau sosial ekonomi dan sosial budaya.
Pengujian Oksigen
Oksigen terlarut (dissolved oxygen, disingkat DO) atau sering juga disebut
Terlarut (DO) dengan kebutuhan oksigen (Oxygen demand) merupakan salah satu parameter
penting dalam analisis kualitas air. Nilai DO yang biasanya diukur dalam bentuk
konsentrasi ini menunjukan jumlah oksigen (O2) yang tersedia dalam suatu
badan air. Semakin besar nilai DO pada air, mengindikasikan air tersebut
memiliki kualitas yang bagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat diketahui
bahwa air tersebut telah tercemar. Pengukuran DO juga bertujuan melihat
sejauh mana badan air mampu menampung biota air seperti ikan dan
mikroorganisme. Selain itu kemampuan air untuk membersihkan pencemaran
juga ditentukan oleh banyaknya oksigen dalam air. Oleh sebab pengukuran
parameter ini sangat dianjurkan disamping paramter lain seperti kob dan kod.
Pengujian Biological
BOD sebagai suatu ukuran jumlah oksigen yang digunakan oleh populasi
Oxigen Demand (BOD) mikroba yang terkandung dalam perairan sebagai respon terhadap masuknya
bahan organik yang dapat diurai. Dari pengertian-pengertian ini dapat
dikatakan bahwa walaupun nilai BOD menyatakan jumlah oksigen, tetapi untuk
mudahnya dapat juga diartikan sebagai gambaran jumlah bahan organik mudah
urai (biodegradable organics) yang ada di perairan.
BOD penting untuk mengetahui perkiraan jumlah oksigen yang akan diperlukan
untuk menstabilkan bahan organik yang ada secara biologi dan untuk
mengetahui ukuran fasilitas unit pengolahan limbah;
Pengujian Temperatur
Alat uji temperatur atau alat ukur temperatur tentunya berfungsi alat yang
(Suhu) digunakan untuk mengukur suhu suatu tempat, lingkungan maupun ruangan
baik di indoor maupun outdoor. Produk seperti microlite dan picolite dapat
membantu memonitoring suhu di berbagai macam lingkungan dan industri.
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 25
1. Pengamatan secara fisik, yaitu pengamatan pencemaran air
berdasarkan tingkat kejernihan air (kekeruhan), perubahan suhu,
warna dan adanya perubahan warna, bau dan rasa.
2. Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air
berdasarkan zat kimia yang terlarut, perubahan pH.
3. Pengamatan secara biologis, yaitu pengamatan pencemaran air
berdasarkan mikroorganisme yang ada dalam air, terutama ada
tidaknya bakteri pathogen. Indikator yang umum diketahui pada
pemeriksaan pencemaran air adalah pH.
Pengujian Nox
Pengambilan contoh uji oksida nitrogen (Nox) dilakukan dengan cara dihisap
ke dalam labu vakum yang berisi larutan penyerap. Volum gas yang dihisap
sama dengan volum labu vakum dan dikoreksi pada kondisi tekanan dan
temperatur sebelum pengukuran dan setelah pengukuran. Hasil reaksi antara
oksida nitrogen (Nox) dan larutan penyerap dianalisis dengan metoda PDS
menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 400 nm.
Pengujian Sulfurdioksida
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui konsentrasi sulfur dioksida (SO2)
(SO2) yang terdapat di dalam udara. Konsentrasi sulfur dioksida yang terdapat di
dalam udara digunakan sebagai parameter pengukuran beban pencemaran
udara sehingga dapat diketahui bagaimana kualitas udara dari contoh uji
tersebut.
Pengujian Karbondioksida
Karbon dioksida (CO2) bersifat tak berwarna dan tak berbau sehingga tidak
(CO2) bisa mendeteksinya dengan observasi langsung. Kita harus mengumpulkan
sampel udara (atau sampel CO2), lalu melakukan salah satu dari beberapa
pengujian sederhana untuk mengidentifikasi keberadaan gas tersebut. Kita bisa
memasukkan gas sebagai gelembung melalui air kapur, atau memegang sesuatu
yang menyala untuk melihat apakah apinya padam oleh keberadaan CO2.
Keselamatan dan
Bahaya fisik adalah sumber utama dari kecelakaan di banyak industri. Bahaya
Kesehatan Kerja tersebut mungkin tidak bisa dihindari dalam banyak industri seperti konstruksi
dan pertambangan, namun seiring berjalannya waktu, manusia
mengembangkan metode dan prosedur keamanan untuk mengatur risiko
tersebut. Konstruksi adalah salah satu pekerjaan yang paling berbahaya di
dunia, menghasilkan tingkat kematian yang paling banyak di antara sektor
lainnya. Untuk itu pentingnya penerapan K3 dalam dunia konstruksi.
Manajemen Mutu
Sistem Manajemen Mutu (Quality Management System) adalah bagian sistem
manajemen organisasi yang memfokuskan perhatian (mengarahkan dan
mengendalikan) pada pencapaian hasil berkaitan dengan sasaran mutu dalam
rangka memenuhi persyaratan pelanggan/penerima manfaat. Untuk
mewujudkan itu perlu ditentukan kebijakan mutu dan sasaran mutu pekerjaan.
sasaran mutu pekerjaan adalah:
1. Tersedianya detail engineering desain yang lengkap dan bermanfaat
bagi pelaksana pekerjaan sesuai dengan kebutuhan program.
2. Terjaminnya pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dengan prosedur
Sistem Manajemen Mutu dan terlaksananya Quality Assurance secara
keseluruhan.
3. Manajemen Mutu untuk meraih kinerja yang memuaskan
4. Terpenuhinya Persyaratan atau Spesifikasi Produk yang telah
ditetapkan
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 26
berdasarkan Daftar Kuantitas dan Harga. Pelaksanaan Galian Untuk Selokan
drainase dan saluran air meliputi :
1. Penggalian dilakukan dengan menggunakan Excavator.
2. Selanjutnya Excavator menuangkan material hasil galian ke dalam
Dump Truck.
3. Dump Truck membuang material hasil galian keluar lokasi.
4. Sekelompok Pekerja akan merapikan hasil galian
Untuk faktor Keselamatan Kerja baik Pekerja maupun Pengguna lalu lintas,
maka setiap pekerjaan berlangsung harus ada petugas K3 dan rambu-rambu
yang dibutuhkan dari 2 arah jalan yang berlawanan.
Urutan Kerja :
1. Material batu gunung/batu kali dan Pasir campuran diupayakan
ditempatkan pada bagian tepi jalan tanpa menghalangi arus lalu
lintas.
2. Pasang Bouwplank sesuai dimensi pasangan yang direncanakan.
3. Buat campuran sesuai dengan takaran yang ditentukan (Misal camp.
1 : 4) dengan menggunakan takaran yang tetap.
4. Pasang pasangan batu mulai dari Koperan ( jika ada air harus
dipompa terlebih dahulu hingga kering ).
Urutan Pekerjaan :
1. Excavator diposisikan sehingga tidak sampai menggunakan area
jalan yang dapat mengganggu arus lalu lintas.
2. Galian dilakukan dengan kondisi Bom / Lengan Excavator saat Swing
aman terhadap kemungkinan masuk ke area jalan.
3. Material hasil galian diangkut Dump truck untuk dibuang ke lokasi
yang aman dan tidak mengganggu lingkungan sekitarnya.
Untuk faktor Keselamatan Kerja baik Pekerja maupun Pengguna lalu lintas,
maka setiap pekerjaan berlangsung harus ada petugas K3 dan rambu-rambu
yang dibutuhkan dari 2 arah jalan yang berlawanan.
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 27
yang disyaratkan. Volume yang diukur harus berdasarkan gambar penampang
melintang profil tanah asli yang disetujui.
Urutan kerja :
1. Material Agregat Halus/Kasar (sirtu) ditambah agregat pecah di mix
dengan perbandingan Agregat pecah 1-2 : 18 %, Agregat pecah 0-5 :
18 % dan Sirtu 64 % atau sesuai spesifikasi dan petunjuk Direksi
Teknik, kemudian di tumpuk dalam satu tempat (Stock pile).
2. Whell Loader mengambil material Kelas S di tempat Stock pile
3. Material diangkut oleh Dump Truck ke lokasi pekerjaan.
4. Material Kelas S di tuang/ disebar oleh Dump truck di daerah bahu
jalan yang direncanakan.
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 28
Perkerasan Beton Semen
Perkerasan jalan beton semen atau perkerasan kaku, terdiri dari plat beton
semen, dengan atau tanpa lapisan pondasi bawah, di atas tanah dasar. Dalam
konstruksi perkerasan kaku, plat beton semen sering juga dianggap sebagai
lapis pondasi, jika di atasnya terdapat lapisan aspal.
Tahap Pelaksanaan :
1. Material dicampur di tempat pencampuran (Batching plant) atau di
Truck Mixer dengan campuran sesuai dengan JMF yang ditentukan
terlebih dahulu.
2. Campuran beton dituang sedemikian rupa untuk kemudian diratakan
dengan peralatan Tkg batu (Perata) pada cetakan,
3. Setelah pekerjaan selesai diratakan, maka beton mulai
dirawat/dijaga (masa curing) dari pengaruh temperatur & cuaca
dengan melindungi beton dengan lapisan pelindung selama 1 s/d 2
minggu.
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 29
tertentu, dengan ketebalan padat 4 cm.
Empat komponen bahan yang dicampur pada Unit Pencampur Aspal (AMP)
adalah Agregat Gradasi Halus/Gradasi Kasar, Aspal Keras, Bahan anti
pengelupasan, dan bahan Pengisi (Filler) tambahan berupa semen.
Material/bahan untuk Hot mix (AC - BC) , dicampur di AMP dengan
menggunakan rujukan DMF hasil dari Pemeriksaan laboratorium, kemudian
disesuaikan dengan JMF yang diperoleh dari Gradasi Cold Bin & Hot Bin AMP.
Material/bahan untuk Hot mix (AC - BC) , dicampur di AMP dengan
menggunakan rujukan DMF hasil dari Pemeriksaan laboratorium, kemudian
disesuaikan dengan JMF yang diperoleh dari Gradasi Cold Bin & Hot Bin AMP.
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 30
Urutan Pekerjaan :
1. Permukaan Exsisting yang akan diberi campuran AC - BC dibersihkan
dgn Compressor dan dilapisi dengan Lapis Prekat-Aspal cair,
2. Campuran dihampar/digelar dengan Asphalt Finisher dengan
ketebalan sesuai gambar rencana,
3. Dilakukan Penggilasan awal (Break down) dengan Tandem Roller.
4. Penggilasan berikut dengan Tyre Roller sesuai dengan jumlah
lintasan yang ditentuikan oleh Spek,
5. Penggilasan Terakhir dgn Tandem Roller.
Untuk faktor Keselamatan Kerja baik Pekerja maupun Pengguna lalu lintas,
maka setiap pekerjaan berlangsung harus ada petugas K3 dan rambu-rambu
yang dibutuhkan dari 2 arah jalan yang berlawanan
Tahap Pelaksanaan :
1. Material dicampur di tempat pencampuran (Batching plant) atau di
Truck Mixer dengan campuran sesuai dengan JMF yang ditentukan
terlebih dahulu.
2. Campuran beton dituang sedemikian rupa untuk kemudian diratakan
dengan peralatan Tkg batu (Perata) pada cetakan,
3. Setelah pekerjaan selesai diratakan, maka beton mulai
dirawat/dijaga (masa curing) dari pengaruh temperatur & cuaca
dengan melindungi beton dengan lapisan pelindung selama 1 s/d 2
minggu.
Tahap Pelaksanaan :
1. Material dicampur di tempat pencampuran (Batching plant) atau di
Truck Mixer dengan campuran sesuai dengan JMF yang ditentukan
terlebih dahulu.
2. Campuran beton dituang sedemikian rupa untuk kemudian diratakan
dengan peralatan Tkg batu (Perata) pada cetakan,
3. Setelah pekerjaan selesai diratakan, maka beton mulai
dirawat/dijaga (masa curing) dari pengaruh temperatur & cuaca
dengan melindungi beton dengan lapisan pelindung selama 1 s/d 2
minggu.
Pembongkaran Beton
Metode Pelaksanaan Bongkaran Beton :
1. Beton yang akan dibongkar terlebih dahulu diukur bagian mana yang
akan dibongkar. Setelah diukur dan mendapat persetujuan dari
direksi pekerjaan pembongkaran beton dapat dimulai.
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 31
2. Peralatan dan perlengkapan disediakan di lokasi pekerjaan. Alat yang
dipakai adalah Palu, Linggis, Compressor dan jack hammer.
3. Pelaksanaan mengarahkan prosedur pekerjaan bongkaran kepada
mandor dan diteruskan kepada pekerja.
4. Pekerja melaksanakan pekerjaan bongkaran dengan istruksi mandor
dan diawasi oleh pelasana.
5. Pekerja membongkar pasangan dari bagian atas terlebih dahulu
kemudian ke bawah beton.
6. Pasangan dibongkar dengan hati-hati menggunakan jack hammer.
7. Beton hasil bongkaran dibuang kelokasi yang sudah ditentukan
direksi.
8. Jika pekerjaan pembongkaran beton telah selesai maka pekerja
membersihkan lokasi dari spesi sisa hasil bongkaran.
Penambalan (Patching)
Patching adalah suatu pekerjaan penambalan elemen beton yang mengalami g
Beton ompal atau rontok pada bagian permukaan dengan beton/mortar baru agar
struktur beton dapat berfungsi sesuai dengan dimensi yang sudah ditentukan.
Pembersihan Jembatan
Pekerjaan ini meliputi pemeliharaan rutin seperti :
a. pembersihan saluran dan lubang drainase
b. pembuangan kotoran dan sampah pada sambungan ekspansi
c. pengecatan sederhana, dan pembuangan akumulasi sampah
dan/atau tanah sedimen/endapan yang diakibatkan oleh banjir pada
sungai
d. pemeliharaan berkala seperti penggantian siar muai
e. pengecatan jembatan dan rehabilitasi jembatan seperti perbaikan
kerusakan beton berupa patching dan grouting
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 32
f. perbaikan elemen baja seperti perbaikan akibat korosi, cover plate
dan perbaikan daerah aliran sungai, bangunan pengaman scouring
dan daerah timbunan.
(asphaltic plug)
3. Pemasangan Agregat
Urutan kerja :
1. Permukaan jalan aspal yang akan di tambal dibersihkan kemudian
diberi lapisan Tack coat secukupnya.
2. Tutup/tambal lubang dengan Campuran Aspal Panas (dalam jumlah
volume kecil dapat dilakukan dengan tenaga manusia), namun dalam
jumlah volume yang besar dilakukan dengan menggunakan
peralatan Paving set.
3. Padatkan dengan Tandem Roller dan Tyre Roller
Pelaksanaan
a. PenyiapanPermukaan Perkerasan. Sebelum penandaan marka jalan
atau pengecatan dilaksanakan, Penyedia Jasa harus menjamin bahwa
permukaan perkerasan jalan yang akan diberi marka jalan harus
bersih, kering dan bebas dari bahan yang bergemuk dan debu.
b. Penyedia Jasa harus menghilangkan dengan grit blasting (pengausan
dengan bahan berbutir halus) setiap marka jalan lama baik
termoplastis maupun bukan, yang akan menghalangi kelekatan
lapisan cat baru
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 34
diperbaiki oleh Penyedia Jasa atas biayanya sendiri
7. Ketentuan dari Seksi 1.3 Pengaturan Lalu Lintas harus diikuti
sedemikian sehingga menjamin keamanan umum ketika pengecatan
marka jalan sedang dilaksanakan.
8. Semua pemakaian cat secara dingin harus diaduk di lapangan
menurut ketentuan pabrik pembuat sesaat sebelum dipakai agar
menjaga bahan pewarna tercampur merata di dalam suspense.
Urutan kerja :
1. Material Agregat Halus/Kasar (sirtu) ditambah agregat pecah di mix
dengan perbandingan Agregat pecah 1-2 : 18 %, Agregat pecah 0-5 :
18 % dan Sirtu 64 % atau sesuai spesifikasi dan petunjuk Direksi
Teknik, kemudian di tumpuk dalam satu tempat (Stock pile).
2. Whell Loader mengambil material Kelas S di tempat Stock pile.
3. Material diangkut oleh Dump Truck ke lokasi pekerjaan.
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 35
4. Material Kelas S di tuang/ disebar oleh Dump truck di daerah bahu
jalan yang direncanakan.
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 36
Pengecatan Kerb dan
Pengecatan Kerb dan Median dilakukan setelah semua Kerb Pracetak terpasang
Median dengan baik sesuai dengan spesifikasi dan prosedur dan arahan dari direksi.
Pengendalian Tanaman
Pekerjaan Pengendalian tanaman dilakukan secara berkala dan kontinyu terus
dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Selama masa pemeliharaan
berjalan
Pembersihan Drainase
Pembersihan drainase ini menggunakan media cangkul, sapu dan pengait,
kemudian sampah-sampah yang ada didalam drainase diambil menggunakan
pengait dan rumput-rumput disekitar drainase dibersihkan menggunakan
cangkul dan alat bantu lainnya.
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 37
Perbaikan Rel Pengaman
Pekerjaan rel pengaman dilakukan pada daerah yang mengalami kerusakan.
Dikerjakan setelah disurvey, pengukuran serta persiapan barang setelah itu
dikerjakan pemasangan lewat cara, yakni :
1. Lakukan penggalian tanah untuk pemasangan tiang post
2. post tegak lurus serta di bagian yang ditanam di beri angkur 4
(empat) buah lewat cara dilas sebelumnya dikerjakan pengecoran.
3. Sesudah post-post itu terpasang lalu dikerjakan
penyetelan/pemasangan beam lewat cara menempatkan baut-baut
lalu kita chek kelurusan serta ketinggiannya sesuai sama gambar
kemudian baru kita cor
Pemeliharaan Kinerja
Kegiatan pemeliharaan kinerja jembatan harus segera dimulai setelah
Jembatan diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) selama Masa Pelaksanaan.
1. S.Pangilireng Kegiatan ini dimaksudkan untuk menjamin agar jembatan dapat digunakan dan
berfungsi dengan baik serta memenuhi Indikator Kinerja Jembatan
bentang 7,80 M’ sebagaimana disyaratkan.
2. S. Lampoko
bentang 64 M’
Pekerjaan ini meliputi pemeliharaan rutin seperti :
3. S. Batu putih 1. pembersihan saluran dan lubang drainase
bentang 81,60 M’ 2. pembuangan kotoran dan sampah pada sambungan ekspansi
4. S. Batua 3. pengecatan sederhana, dan pembuangan akumulasi sampah
dan/atau tanah sedimen/endapan yang diakibatkan oleh banjir pada
bentang 7,20 M’ sungai
4. pemeliharaan berkala seperti penggantian siar muai
5. penggantian perletakan
6. pengecatan jembatan dan rehabilitasi jembatan seperti perbaikan
kerusakan beton berupa patching dan grouting
7. perbaikan elemen baja seperti perbaikan akibat korosi, cover plate
dan perbaikan daerah aliran sungai, bangunan pengaman scouring
dan daerah timbunan.
Adminstrasi
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 38
IMPLEMENTASI
Pelaksanaan Manajemen Keselamatan Lalu Lintas dan Kesehatan Keselamatan Kerja dilakukan
sesuai item pekerjaan knstruksi yang ada dalam kontrak Preservasi Jalan Pangkep – Barru
Parepare, yaitu sebagai berikut :
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 39
No. Item Pekerjaan Implementasi MKLL dan K3
7 Lapis Perekat - Aspal Cair 7.1. Pemasangan Rambu Pekerjaan Sementara
7.2. Pemasangan Rambu Peringatan
7.3. Pemasangan Rambu Petunjuk
7.4. Pembuatan Batas Area Kerja
7.5. Penentuan alur lalu lintas yang diperuntukan bagi
pengendara dan pejalan kaki
7.6. Pengalihan atau penyempitan jalur lalu lintas di
lokasi pekerjaan konstruksi
8 Bahan anti pengelupasan 8.1. Pelaksanaan campuran pada Asphalt Mixing Plant
8.2. Penggunaan APD bagi pekerja AMP
8.3. Mengikuti penerapan implementasi K3 di AMP
9 Laston Lapis Aus Asbuton 9.1. Pelaksanaan campuran pada Asphalt Mixing Plant
(AC-WC Asb) 9.2. Penggunaan APD bagi pekerja AMP
9.3. Mengikuti penerapan implementasi K3 di AMP
9.4. Proses di lapangan mengikuti point 7
10 Laston Lapis Antara 10.1. Pelaksanaan campuran pada Asphalt Mixing Plant
Asbuton (AC-BC Asb) 10.2. Penggunaan APD bagi pekerja AMP
10.3. Mengikuti penerapan implementasi K3 di AMP
10.4. Proses di lapangan mengikuti point 7
11 Beton Struktur Memadat 11.1. Pemasangan Rambu Pekerjaan Sementara
sendiri fc’=30 Mpa 11.2. Pemasangan Rambu Peringatan
11.3. Pemasangan Rambu Petunjuk
11.4. Pembuatan Batas Area Kerja
11.5. Penentuan alur lalu lintas yang diperuntukan bagi
pengendara dan pejalan kaki
11.6. Pengalihan atau penyempitan jalur lalu lintas di
lokasi pekerjaan konstruksi
12 Baja Tulangan Sirip BjTP 12.1. Pemasangan Rambu Pekerjaan Sementara
280 12.2. Pemasangan Rambu Peringatan
12.3. Pemasangan Rambu Petunjuk
12.4. Pembuatan Batas Area Kerja
12.5. Penentuan alur lalu lintas yang diperuntukan bagi
pengendara dan pejalan kaki
12.6. Pengalihan atau penyempitan jalur lalu lintas di
lokasi pekerjaan konstruksi
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 40
No. Item Pekerjaan Implementasi MKLL dan K3
14 Marka Jalan Termoplastik 14.1. Pemasangan Rambu Pekerjaan Sementara
14.2. Pemasangan Rambu Peringatan
14.3. Pemasangan Rambu Petunjuk
14.4. Pembuatan Batas Area Kerja
14.5. Penentuan alur lalu lintas yang diperuntukan bagi
pengendara dan pejalan kaki
14.6. Pengalihan atau penyempitan jalur lalu lintas di
lokasi pekerjaan konstruksi
15 Kerb Pracetak Jenis 5 15.1. Pemasangan Rambu Pekerjaan Sementara
(Penghalang Berparit / 15.2. Pemasangan Rambu Peringatan
Barrier Gutter) + cat, t = 15.3. Pemasangan Rambu Petunjuk
30 cm 15.4. Pembuatan Batas Area Kerja
15.5. Penentuan alur lalu lintas yang diperuntukan bagi
pengendara dan pejalan kaki
15.6. Pengalihan atau penyempitan jalur lalu lintas di
lokasi pekerjaan konstruksi
16 Lapis Pondasi Agregat 16.1. Pemasangan Rambu Pekerjaan Sementara
Kelas S 16.2. Pemasangan Rambu Peringatan
16.3. Pemasangan Rambu Petunjuk
16.4. Pembuatan Batas Area Kerja
16.5. Penentuan alur lalu lintas yang diperuntukan bagi
pengendara dan pejalan kaki
16.6. Pengalihan atau penyempitan jalur lalu lintas di
lokasi pekerjaan konstruksi
17 Campuran Aspal Panas 17.1. Pemasangan Rambu Pekerjaan Sementara
dengan Asbuton 17.2. Pemasangan Rambu Peringatan
17.3. Pemasangan Rambu Petunjuk
17.4. Pembuatan Batas Area Kerja
17.5. Penentuan alur lalu lintas yang diperuntukan bagi
pengendara dan pejalan kaki
17.6. Pengalihan atau penyempitan jalur lalu lintas di
lokasi pekerjaan konstruksi
18 Bahan Penutup (sealent) 18.1. Pemasangan Rambu Pekerjaan Sementara
18.2. Pemasangan Rambu Peringatan
18.3. Pemasangan Rambu Petunjuk
18.4. Pembuatan Batas Area Kerja
18.5. Penentuan alur lalu lintas yang diperuntukan bagi
pengendara dan pejalan kaki
18.6. Pengalihan atau penyempitan jalur lalu lintas di
lokasi pekerjaan konstruksi
19 Perbaikan Lapis Pondasi 19.1. Pemasangan Rambu Pekerjaan Sementara
Beton Kurus + cat 19.2. Pemasangan Rambu Peringatan
19.3. Pemasangan Rambu Petunjuk
19.4. Pembuatan Batas Area Kerja
19.5. Penentuan alur lalu lintas yang diperuntukan bagi
pengendara dan pejalan kaki
19.6. Pengalihan atau penyempitan jalur lalu lintas di
lokasi pekerjaan konstruksi
20 Perbaikan Pasangan Batu 20.1. Penentuan jalur aman bagi pekerja
20.2. Penentuan tempat material
20.3. Penentuan tempat mencampur spesi/mortar
20.4. Penentuan titik mulai dan arah pasangan batu
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 41
No. Item Pekerjaan Implementasi MKLL dan K3
21 Pengecatan Kerb dan 21.1. Pemasangan Rambu Pekerjaan Sementara
Median 21.2. Pemasangan Rambu Peringatan
21.3. Pemasangan Rambu Petunjuk
21.4. Pembuatan Batas Area Kerja
21.5. Penentuan alur lalu lintas yang diperuntukan bagi
pengendara dan pejalan kaki
21.6. Pengalihan atau penyempitan jalur lalu lintas di
lokasi pekerjaan konstruksi
22 Pengendalian Tanaman 22.1. Pemasangan Rambu Pekerjaan Sementara
22.2. Pemasangan Rambu Peringatan
22.3. Pemasangan Rambu Petunjuk
22.4. Pembuatan Batas Area Kerja
22.5. Pengalihan atau penyempitan jalur lalu lintas di
lokasi pekerjaan konstruksi
23 Pembersihan Drainase 23.1. Pemasangan Rambu Pekerjaan Sementara
23.2. Pemasangan Rambu Peringatan
23.3. Pemasangan Rambu Petunjuk
23.4. Pembuatan Batas Area Kerja
23.5. Pengalihan atau penyempitan jalur lalu lintas di
lokasi pekerjaan konstruksi jika dibutuhkan
23.6. Menggunakan APD yang sesuai
23.7.
24 Perbaikan Rel Pengaman 24.1. Pemasangan Rambu Pekerjaan Sementara
24.2. Pemasangan Rambu Peringatan
24.3. Pemasangan Rambu Petunjuk
24.4. Pembuatan Batas Area Kerja
24.5. Penentuan alur lalu lintas yang diperuntukan bagi
pengendara dan pejalan kaki
24.6. Pengalihan atau penyempitan jalur lalu lintas di
lokasi pekerjaan konstruksi
24.7. Penentuan area aman bagi operasional alat berat
yang bekerja
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 42
REKAMAN KEJADIAN
Pelaksanaan Manajemen Keselamatan Lalu lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja pada Paket
Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare dapat kami rekaman kejadian dalam dokumentasi
foto sebagai berikut :
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 43
Sosialisasi dan Informasi dan rambu peringatan dan larangan
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 44
4 Timbunan Biasa dari
Sumber galian
5 Penghamparan lapis
penutup bubur aspal
emulsi, tipe 1, CSS-1h /
SS-1h
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 45
6 Perkerasan Beton Semen
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 46
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 47
8 Bahan anti pengelupasan
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 48
12 Baja Tulangan Sirip BjTP
280
13 Pembongkaran Beton
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 49
Sosialisasi dan Informasi Pekerjaan Bongkaran Jalan Beton
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 50
Pemasangan Pita Keselamatan pada titik bongkaran beton
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 51
Proses Pembersihan Bongkaran Jalan Beton
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 52
14 Marka Jalan Termoplastik
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 53
15 Kerb Pracetak Jenis 5
(Penghalang Berparit /
Barrier Gutter) + cat, t =
30 cm
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 54
17 Campuran Aspal Panas
dengan Asbuton
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 55
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 56
20 Perbaikan Pasangan Batu
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 57
21 Pengecatan Kerb dan
Median
22 Pengendalian Tanaman
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 58
23 Pembersihan Drainase
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 59
PENUTUP
Dalam pelaksanaan tidak bisa dikatakan mudah dalam menjalaninya, namun dengan semangat
tim yang solid dan kerjasama dengan berbagai pihak, pelaksanaan Manajemen Keselamatan
Lalu lintas ini berjalan sesuai dengan rencana.
Beberapa kejadian kecelakaan tidak dapat dihindari, khususnya saat kondisi jalan yang kami
perbaiki dalam keadaan 50%, walaupun telah kami pasang rambu dan barrier yang memadai
serta jelas dengan dilengkapi stiker pemantul cahaya, namun dengan kurang hati-hatinya
pengguna jalan maka terjadi antara lain terperosok dalam lubang bongkaran jalan beton, masuk
ke lubang galian saluran (box culvert), dan lain sebagainya.
Tidak lupa kami mengucapakan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung kegiatan pekerjaan konstruksi pada paket ini, terutama dari Pihak Kepolisian
Republik Indonesia baik Resort Pangkajene Kepulauan maupun Resort Barru.
Demikian Laporan Implentasi Manajemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan
Kerja pada paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare, semoga dapat diterima dengan
baik oleh pihak pemberi pekerjaan yaitu PPK 3.3. Koridor Pangkep – Barru – Parepare, Satuan
Kerja PJN Wilayah III Sulawesi Selatan.
Terima kasih.
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 60