Anda di halaman 1dari 60

REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL
WILAYAH III SULAWESI SELATAN
SATUAN KERJA PJN WIAYAH III SULAWESI SELATAN
PPK – 3.3 KORIDOR PANGKEP – BARRU - PAREPARE

LAPORAN
IMPLEMENTASI PELAKSANAAN
MANAJEMEN KESELAMATAN LALU LINTAS
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PAKET PEKERJAAN
PRESERVASI JALAN RUAS PANGKEP – BARRU – PAREPARE
PPK – 3.3 KORIDOR PANGKEP – BARRU – PAREPARE

PENYEDIA

PT. PATRIOTJAYA PRATAMA


TAHUN 2019

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 1
PENGANTAR

Berkaitan dengan dilaksanakannya Pekerjaan Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru –


Parepare, sesuai dengan kontrak yang berlaku perlu dilakukan Pekerjaan Manajemen dan
Keselamatan Lalu lintas. Untuk itu selama Paket Pekerjaan Preservasi Jalan Pangkep – Barru –
Parepare telah dilaksanakan item pekerjaan Manajemen dan Keselamatan Lalu lintas, yang
meliputi penyediaan perlengkapan keselamatan jalan, membuat rencana kerja manajemen lalu
lintas sesuai jadwal pelaksanaan item pekerjaan, petugas dan kelompok pengatur lalu lintas,
pelaksanan pengalihan lalu lintas, dan rambu-rambu yang sesuai dengan pekerjaan dan dapat
terbaca oleh pengguna jalan.

Peralatan Keselamatan Lalu lintas yang digunakan terdiri dari Rambu Petunjuk, Rambu
Larangan, Rambu Peringatan, Rambu Kewajiban, Rambu Informasi, Rambu Pekerjaan
Sementara, Tongkat Pengatur Lalu lintas, Kerucut Lalu lintas, Lampu Putar, dan Lampu
Penerangan untuk Pekerjaan.

Personil atau tenaga yang digunakan adalah Petugas pengatur lalu lintas atau Flagman, yang
dikordinir oleh Pengatur atau Kordinator Pengatur Lalu lintas.

Selain itu dilakukan kegiatan penyelenggaraan SMK3 Konstruksi yang meliputi Penyiapan RK3K
yang terdiri dari Manual, Prosedur, Instruksi Kerja dan Pembuatan Kartu Identitas Pekerja.
Sosialisasi dan Promosi K3 dilakukan dengan beberapa cara yang dapat dilakukan sesuai
dengan kondisi dan situasi di lapangan, antara lain : Induksi K3, Pengarahan K3, Pelatihan K3,
Simulasi K3, pemasangan spanduk K3, Poster yang menarik tentang K3, serta papan informasi.

Peralatan yang mendukung kesehatan dan keselamatan kerja berupa Alat Pelindung Diri, yaitu
berupa Topi Helm, Pelindung Mata, Masker, Sarung tangan, Sepatu Keselamatan, dan Rompi
keselamatan. Asuransi dan perijinan yang dilaksanakan adalah BPJS Ketenagakerjaan dan
Kesehatan Kerja, Surat ijin kelaikan alat, Surat ijin operator.

Personil petugas K3 terdiri dari Petugas K3 dan Petugas Pengatur Lalu Lintas, sedangkan
Fasilitas Sarana Kesehatan yang dipersiapkan Kotak P3K, tandu, Tabung O2, dan Obat Luka.
Perlengkapan untuk menunjang Pengendalian Resiko K3, terdiri dari Alat Pemadam Api Ringan
(APAR), sirine atau bel, bendera K3, Jalur Evakuasi, dan Lampu darurat.

Demikian pengatar laporan Implementasi Manajemen Keselamatan Lalu lintas dan Pelaksanaan
SMK3 Konstruksi dalam paket Pekerjaan Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare.

Barru, 30 November 2019

Tata Supputra
Manager K3 Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 2
DAFTAR ISI

Halaman
SAMPUL 1
PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
PERSIAPAN 4
Manajemen Keselamatan Lalu Lintas 4
Rambu Petunjuk 4
Rambu Larangan 5
Rambu Peringatan 6
Rambu Kewajiban 7
Rambu Informasi 8
Rambu Pekerjaan Sementara 8
Tongkat Pengatur Lalu lintas 9
Kerucut Lalu lintas 9
Lampu Putar 9
Lampu Selang atau Penerangan 10
Petugas Bendera 10
Arti Warna Dasar Rambu Lalu Lintas 10
Perlengkapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) 11
Tujuan perlengkapan K3 12
Peran dan fungsi 12
Tiga Norma 12
Undang-undang 12
Jenis Bahaya 12
Perlengkapan Alat Pelindung Diri (APD) 13
SMK3 17
Daftar Istilah 17
Manajemen Mutu dan Resiko 19
Proyek/Pelaksana Proyek 19
Identifikasi Bahaya Penilaian Resiko Pengendalian resiko K3 19
Penyusunan Sasaran dan Program K3 24
MANUAL PROSEDUR DAN INSTRUKSI KERJA 23
IMPLEMENTASI 40
REKAMAN KEJADIAN 43
PENUTUP 60

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 3
PERSIAPAN
Persiapan yang dilakukan adalah mempersiapkan semua kelengkapan untuk pelaksanaan
Manajemen dan Keselamatan Lalu lintas dan penerapan SMK3 Konstruksi dalam paket
Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare, yaitu pembuatan Rambu, penyediaan pekerja
pengatur lalu lintas.

Pembuatan Rambu, terdiri dari


1. Rambu Petunjuk
2. Rambu Larangan
3. Rambu Peringatan
4. Rambu Kewajiban
5. Rambu Informasi
6. Rambu Pekerjaan Sementara
7. Tongkat Pengatur Lalu lintas
8. Kerucut lalu lintas
9. Lampu Putar
10. Lampu Selang atau Penerangan

Personil yang dipersiapkan adalah Pekerja penjaga lalu lintas atau Flagman, yang akan
melaksanakan tugas pengaturan lalu lintas saat terjadi pengalihan lalu lintas yang diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, saat pembongkaran jalan beton, pembersihan
bongkaran beton, pengecoran rigid beton, pengaspalan, dan pekerjaan Box Culvert.
Semua petugas pengatur lalu lintas dikordinasikan dengan pelaksana pekerjaan yang diatur
penugasannya oleh Petugas K3.

Manajemen keselamatan lalu lintas


adalah bagian dari pekerjaan umum dalam spesifikasi teknik untuk pekerjaan pengendalian lalu
lintas selama proyek dilakukan.
Pada pekerjaan ini, kontraktor menyediakan perlengkapan dan pelayanan lalu lintas yang
diperlukan untuk mengendalikan para pengguna jalan yang melalui daerah konstruksi termasuk
rute pengangkutan untuk bahan-bahan konstruksi dan daerah eksplorasi sumber material.
Kontraktor Pelaksana harus menyiapkan rambu-rambu jalan sesuai standart dan memenuhi
ketentuan-ketentuan Direktorat Jenderal Bina Marga.
Semua jenis perlengkapan menyangkut pengamanan arus lalu lintas pada lokasi proyek,
termasuk dalam lingkup manajemen keselamatan lalu lintas.
Pengendalian keselamatan lalu lintas dimaksudkan untuk menghindari adanya gangguan kerja
selama proyek berlangsung khususnya pada tahap konstruksi guna menjamin tidak adanya
kecelakaan/kemacetan yang berdampak pada gangguan publik sehingga proses pelaksanaan
kerja terhambat.
Penyedia jasa menunjuk koordinator manajemen keselamatan lalu lintas (KMKL) sebagai
individu proyek yang bertugas mengentrol segala aspek mencakup kelancaran lalu lintas
termasuk lingkungan secara kontinyu.

Beberapa standar perlengkapan menajemen keselamatan lalu lintas sebagai berikut.

1. Rambu Petunjuk
Rambu petunjuk adalah rambu yang digunakan untuk memandu pengguna jalan saat
dalam perjalanan dan atau untuk memberikan informasi lain yang berguna kepada
pengguna jalan. Warna dasar daun rambu petunjuk adalah hijau dengan disertai garis
tepi, lambang, huruf atau angka berwarna putih. Namun pada rambu rambu petunjuk
jenis tertentu, warna dasar untuk daun rambu juga ada yang berwarna biru dan coklat.

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 4
2. Rambu Larangan
Rambu larangan adalah rambu yang menyatakan adanya larangan bagi pengguna jalan
untuk melakukan suatu tindakan tertentu.
Warna dasar untuk daun rambu larangan adalah putih dengan garis tepi berwarna
merah disertai lambang, huruf, dan atau angka yang berwarna hitam.
Beberapa jenis rambu larangan juga dilengkapi dengan rambu yang menandakan
berakhirnya larangan tersebut pada tempat atau ruas dengan jarak tertentu. Rambu ini
disebut dengan rambu batas akhir larangan. Rambu ini berwarna dasar putih dengan
garis hitam pada daun rambunya dan dengan lambang, huruf, atau angka yang juga
berwarna hitam.

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 5
3. Rambu Peringatan
Dibuat sebagai peringatan untuk pengguna jalan yang melintas dilokasi proyek agar
dapat waspada dari kemungkinan kecelakaan akibat tumpukan material, peralatan,
penyempitan jalan maupun kendaraan proyek yang sedang keluar masuk proyek.

Rambu peringatan adalah rambu yang memberikan informasi berupa peringatan akan
kemungkinan adanya bahaya dan sifat dari bahaya tersebut kepada pengguna jalan.
Rambu peringatan memiliki ciri daun rambu dengan warna dasar kuning dan garis
hitam pada bagian tepinya Serta Lambang, huruf, dan atau angka yang juga berwarna
hitam.

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 6
4. Rambu Kewajiban
Rambu kewajiban, berkenaan dengan rambu kewajiban K3

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 7
5. Rambu Informasi
Rambu ini dipasang pada titik awal jalan pengalihan (detour) sebagai penerangan dan
penunjuk arah bagi para pengguna jalan.

Rambu Informasi, perihal memberikan informasi kepada pengguna jalan, baik


pengendara kendaraan maupun pejalan kaki

6. Rambu Pekerjaan Sementara


Merupakan Rambu yang memeritahukan informasi kepada pengguna lalu lintas dan
pejalan kaki di lokasi pekerjaan konstruksi yang menyatakan adanya pekerjaan sesuai
dengan item pekerjaannya, misalnya Galian Saluran, Pembongkaran Jalan Beton,
Pengecoran Rigid Jalan Beton, Pengaspalan, dan Box Culvert.

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 8
7. Tongkat Pengatur Lalu lintas

Ada yang berukuran pendek 30 cm, dan ukuran panjang 60 cm, mode menyalanya
berkedip dan menyala terus. Digunakan untuk memberikan arah lalu lintas saat malam
hari, dan mengatur alur lintasan lalu lintas yang ditentukan. Wajib digunakan oleh para
pekerja Flagman.

8. Kerucut lalu lintas

Kerucut Lalu lintas mempunyai beberapa ukuran mulai dari 40 – 100 cm, semua kerucut
berwarna cerah seperti oranye atau merah dengan dilengkapi selendang atau pita
berpantul cahaya (schotlight). Lebih baik dilengkapi dengan lampu berkedip warna
merah atau tongkat lalu lintas.

9. Lampu Putar
Digunakan pada saat pengangkutan alat berat melalui darat sepanjang jalur
pengangkutan sampai pada lokasi proyek, dan dipasang pada setiap kendaraan
pengangkut (Tronton) untuk mewaspadai pengguna jalan sepanjang jalur pengangkutan
khususnya pada malam hari.

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 9
Pengawalan dilakukan bilamana mobilisasi alat berat proyek dilakukan secara serentak
melalui angkutan darat, penyedia jasa (kontraktor) dapat menyewa petugas pengawal
seperti polisi lalu lintas (Polantas) dilengkapi dengan mobil patrol yang bertugas
mengamankan dan mengatur arus lalu lintas serta meminimalisir gangguan kemacetan
saat konvoi dilakukan.

Warna yang diperkenankan untuk konstruksi adalah Oranye atau Kuning. Karena aturan
warna telah ditentukan oleh peraturan Lalu lintas yang berlaku.

10. Lampu Selang atau Penerangan

Digunakan untuk membatasi area kerja dan alur lalu lintas yang dapat digunakan oleh
pengendara dan pejalan kaki di lokasi konstruksi.
Warna yang diperkenankan adlaah warna Putih, Kuning, dan Merah

11. Petugas Bendera


Petugas bendera biasanya dibutuhkan pada saat-saat tertentu bilamana akan
dimulainya pengalihan jalan, pembongkaran atau pekerjaan disekitar badan jalan,
bongkar muat material dan peralatan sehingga pengguna jalan dapat melintas dengan
aman.

12. Arti Warna Dasar Rambu Lalu Lintas

1. KUNING
Rambu ini digunakan untuk memberi peringatan kemungkinan ada bahaya atau tempat
berbahaya di depan pengguna jalan. Misalnya di depan ada turunan atau tanjakan,
ataupun belokan tajam, harap hati hati.

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 10
Ciri-ciri rambu : Warna dasar kuning dengan lambang, tulisan atau gambar berwarna
hitam

2. MERAH
Ini menandakan rambu tersebut berisi larangan. Dilarang parkir, dilarang berhenti,
dilarang menyalip atau larangan lainnya yang akan berlaku sampai rambu akhir
larangan.

Ciri-ciri : Warna dasar putih dengan garis tepi merah, huruf atau angka berwarna hitam

3. BIRU
Rambu dengan dasar warna biru berisikan perintah wajib bagi pengguna jalan. Biasanya
kita temukan di perempatan yang ada traffic light, atau di pinggir jalan. Contoh kalau
ada rambu biru dengan penunjuk panah, artinya bisa belok langsung atau belok harus
menunggu isyarat lampu. Atau menyeberang jalan harus melewati zebra cross.

Ciri-ciri : Berwarna dasar biru, garis tepi putih, lambang putih, huruf atau angka putih,
dan kata-kata putih.

4. HIJAU
Rambu dengan dasar warna hijau biasanya berisi informasi jalan atau informasi lain
kepada para pengguna jalan. Rambu ini biasanya menunjukan jurusan, batas wilayah,
dan lokasi fasilitas umum. Misal di tol ada rambu besar berwarna hijau yang menuliskan
nama tempat, daerah, atau info lainnya.

Ciri-ciri : Berwarna dasar hijau, garis tepi putih, lambang putih, huruf atau angka putih.

5. PUTIH
Ini merupakan warna rambu terakhir yang memberikan isyarat akhir larangan, baik itu
larangan kecepatan maksimum/minimum, dan batas akhir seluruh larangan yang
dinyatakan oleh satu atau lebih rambu larangan.

Perlengkapan keselamatan kesehatan kerja (K3) adalah suatu bidang yang terkait dengan
kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun
lokasi proyek atau usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja.

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 11
Tujuan Perlengkapan K3
Tujuannya untuk memelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja dan untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga
dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan dan PAK yang pada akhirnya dapat
meningkatkan sistem dan produktifitas kerja.

Peranan Dan Fungsi


Kelengkapan K3 ini mempunyai peran dan fungsi bahwa setiap Tenaga Kerja berhak mendapat
perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kelsejahteraan hidup dan
meningkatkan produksi serta produktifitas nasional. Setiap orang yang berbeda ditempat kerja perlu
terjamin keselamatannya. Setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman dan
efisien. Dan Untuk mengurangi biaya perusahaan jika terjadi kecelakaan kerja dan penyakit akibat
hubungan kerja karena sebelumnya sudah ada tindakan antisipasi dari perusahaan.

Tiga Norma
Tiga norma yang digunakan adalah Aturan berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja.
Di terapkan untuk melindungi tenaga kerja. Dan Resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Undang-Undang
- UU No.1 tahun 1970
- UU No.21 tahun 2003
- UU No.13 tahun 2003
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. PER-5/MEN/1996

Jenis Bahaya
Contoh Jenis Kimia :
Abu sisa pembakaran bahan kimia
Uap bahan kimia
Gas bahan kimia

Contoh Jenis Fisika :


Suatu temperatur udara yang terlalu panas maupun terlalu
dingin.
Keadaan yang sangat bising.
Keadaan udara yang tidak normal.
Kerusakan pendengaran.
Suatu suhu tubuh yang tidak normal
Jenis Proyek/ Pekerjaan
Pencahayaan atau penerangan yang kurang.
Bahaya dari pengangkutan barang.
Bahaya yang ditimbulkan oleh peralatan.

Contoh Jenis Proyek/Pekerjaan :

Kerusakan penglihatan
Pemindahan barang yang tidak hati-hati sehingga melukai
pekerja.
Peralatan kurang lengkap dan pengamanan sehngga
melukai pekerja.

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 12
Perlengkapan APD
Penerapan K3 dalam pekerjaan proyek dilakukan dengan menyediakan perlengkapan APD (Alat
Pelidung Diri) yang berstandart disetiap aktifitas proyek sesuai kebutuhan.

Pelindung Kepala (Safety Helmet)


Helmet atau Topi Pelindung digunakan untuk melindungi Kepala dari paparan bahaya seperti
kejatuhan benda ataupun paparan bahaya aliran listrik.
Pemakaian Topi Pelindung (Safety Helmet) harus sesuai dengan lingkar kepala sehingga
nyaman dan efektif melindungi pemakainya.
Di Produksi Elektronika, Topi pelindung biasanya digunakan oleh Teknisi Mesin dan Petugas
Gudang.

Terdapat 3 Jenis Helmet berdasarkan perlindungannya terhadap, yaitu.


1. Helmet Tipe General (G) yang dapat melindungi kepala dari terbentur dan kejatuhan
benda serta mengurangi paparan bahaya aliran listrik yang bertegangan rendah hingga
2.200 Volt.
2. Helmet Tipe Electrical (E) yang dapat melindungi kepala dari terbentur dan kejatuhan
benda serta mengurangi paparan bahaya aliran listrik yang bertegangan tinggi hingga
22.000 Volt.
3. Helmet Tipe Conductive (C) yang hanya dapat melindungi kepala dari terbentur dan
kejatuhan benda tetapi tidak melindungi kepala dari paparan bahaya aliran listrik.

Pelindung Muka dan Mata (Safety Glass)


Kacamata Pelindung adalah alat yang digunakan untuk melindungi mata dari bahaya loncatan
benda tajam, debu, partikel-partikel kecil, mengurangi sinar yang menyilaukan serta percikan
bahan kimia. Kacamata Pelindung terdiri dari 2 Jenis yaitu :
1. Safety Spectacles, berbentuk Kacamata biasa dan hanya dapat melindungi mata dari
bahaya loncatan benda tajam, debu, partikel-partikel kecil dan mengurangi sinar yang
menyilaukan. Biasanya dipakai pada Proses menyolder dan Proses pemotongan Kaki
Komponen.
2. Safety Goggles, Kacamata yang bentuknya menempel tepat pada muka. Dengan Safety
Goggles, mata dapat terlindung dari bahaya percikan bahan kimia, asap, uap, debu dan
loncatan benda tajam. Biasanya dipakai oleh Teknisi Mesin Produksi.

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 13
Pelindung Pendengaran (Safety Ears)
Ada 2 (dua) jenis Pelindung pendengaran :
1. Ear Plug :
Penyumbat Telinga atau Ear Plug digunakan untuk melindungi alat pendengaran yaitu
telinga dari Intensitas Suara yang tinggi.
Dengan menggunakan Ear Plug, Intensitas Suara dapat dikurangi hingga 10 ~ 15 dB. Ear
Plug biasanya digunakan oleh Pekerja yang bekerja di daerah produksi yang memiliki
suara mesin tinggi seperti SMT (Surface Mount Technology) ataupun Mesin Produksi
lainnya.

2. Ear Muff :
Penutup Telinga atau Ear Muff adalah alat yang digunakan untuk melindungi alat
pendengaran dari Intensitas Suara yang tinggi. Ear Muff dapat mengurangi intensitas
suara hingga 20 ~ 30dB.
Ear Muff terdiri dari Head Band dan Ear Cup yang terbuat dari bantalan busa sehingga
dapat melindungi bagian luar telinga (daun telinga). Ear Muff sering digunakan oleh
Teknisi Mesin dan Generator (Genset).

Pelindung Pernafasan (Masker Dan Respirator)


Ada dua jenis alat pelindung pernafasan :
1. Masker
Masker adalah alat yang digunakan untuk melindungi alat-alat pernafasan seperti
Hidung dan Mulut dari resiko bahaya seperti asap solder, debu dan bau bahan kimia
yang ringan.
Masker biasanya terbuat dari Kain atau Kertas. Masker umumnya dipakai di proses
menyolder.

2. Respirator
Respirator adalah alat yang digunakan untuk melindungi alat-alat pernafasan seperti
Hidung dan Mulut dari resiko bahaya seperti asap solder, bau bahan kimia, debu, Uap,
Gas serta Partikel Mist dan Partikel Fume.
Respirator sering dipakai oleh Teknisi Mesin Solder, Operator Pengecatan (Painting)
dan Proses bahan Kimia lainnya.

Pelindung Tangan (Hand Glove)


Sarung Tangan adalah perlengkapan yang digunkan untuk melindungi tangan dari kontak
bahan kimia, tergores atau lukanya tangan akibat sentuhan dengan benda runcing dan tajam.
Sarung Tangan biasanya dipakai pada proses persiapan bahan kimia, pemasangan komponen
yang agak tajam, proses pemanasan dan lain sebagainya. Jenis-jenis sarung tangan diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Sarung Tangan Katun (Cotton Gloves), digunakan untuk melindungi tangan dari tergores,
tersayat dan luka ringan.
2. Sarung Tangan Kulit (Leather Gloves), digunakna untuk melindungi tangan dari tergores,
tersayat dan luka ringan.
3. Sarung Tangan Karet (Rubber Gloves), digunakan untuk melindungi tangan dari kontak
dengan bahan kimia seperti Oli, Minyak, Perekat dan Grease.
4. Sarung Tangan Electrical, digunakan untuk melindungi tangan dari kontak dengan arus
listrik yang bertegangan rendah sampai tegangan tinggi.

Pelindung Kaki (Safety Shoes)

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 14
Sepatu Pelindung atau Safety Shoes adalah perlengkapan yang digunakan untuk melindungi kaki
dari kejatuhan benda, benda-benda tajam seperti kaca ataupun potongan baja, larutan kimia
dan aliran listrik.
Sepatu Pelindung terdiri dari baja diujungnya dengan dibalut oleh karet yang tidak dapat
menghantarkan listrik. Sepatu Pelindung wajib digunakan oleh teknisi mesin dan petugas
gudang.

Celemek Dan Wearpack (Apron)


Apron atau sering disebut dengan Celemek adalah alat pelindung tubuh dari percikan bahan
kimia dan suhu panas.
Apron atau Celemek sering digunakan dalam proses persiapan bahan-bahan kimia dalam
produksi seperti Grease, Oli, Minyak dan Adhesive (perekat).

Sedangkan Wearpack merupakan alat pelindung diri yang digunakan sebagai pelindung saat
berada di bawah mobil, atau didaerah lainnya yang kotor.
Sehingga baju yang dipakai dapat terlindungi dari oli yang berceceran. Selain dipakai untuk
perlindungan diri, wearpack juga dipakai untuk menunjukkkan identitas perusahaan tempat
seorang bekerja.

Rompi Nyala (Flame Vest)


Rompi nyala umum digunakan pada setiap aktifitas proyek baik siang maupu malam hari
dilengkapi dengan warna engineer greed yang dapat memantulkan cahaya saat terkena sinar
lampu. Rompi ini cocok digunakan pada malam hari disekitar area lalu lintas proyek.

Jas Hujan (Mantel)


Jas hujan adalah pelindung diri yang digunakan pada saat hujan untuk mencegah pekerja yang
terpaksa harus bekerja atau mengendalikan pekerjaan proyek tidak terkena flu, demam atau
gangguan kesehatan lainnya.

Pelampung (Buoy)
Pelampung adalah perlengkapan pengaman diri yang digunakan khusus pada proyek-proyek
seperti jembatan panjang, pelabuhan, dermaga, bendungan dan lain-lain.

Sabuk Pengaman (Seat Belt)


Sabuk pengaman digunakan sebagai pengaman bagi sopir maupun penumpang pada
kendaraan-kendaran proyek pengangkut material maupun peralatan untuk mencegah
terjadinya benturan terhadap manusia bila terjadi kecelakaan.

Pelindung Ketinggian (Body Harness)


Body harness ialah perlengkapan yang berguna untuk melakukan pekerjaan di ketinggian agar
menghindari kemungkinan terjatuh. Manfaat/Fungsi Body harness dikenakan di seluruh tubuh
yang memiliki tempat untuk pengaman/tambatan yang terletak di dada dan ada juga body
harness yang memiliki tempat.

APAR
Selain alat pelindung diri, ada juga perlindungan keselamatan dari bahaya kebakaran dilokasi
proyek yang tergolong jenis pemadam api ringan seperti berikut :

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 15
Alat Pemadam Api Ringan (APAR) – Alat Pemadam Api Ringan (Fire Extinguisher) yang biasanya
disingkat dengan APAR adalah alat yang digunakan untuk memadamkan api atau
mengendalikan kebakaran kecil.
Alat Pemadam Api Ringan (APAR) pada umumnya berbentuk tabung yang diisikan dengan
bahan pemadam api yang bertekanan tinggi.
Dalam hal Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), APAR merupakan peralatan wajib yang harus
dilengkapi oleh setiap Perusahaan dalam mencegah terjadinya kebakaran yang dapat
mengancam keselamatan pekerja dan asset perusahaannya.

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Maksud dan Tujuan dilakukannya SMK3 Konstruksi pada Pekerjaan Paket Preservasi Jalan
Pangkep – Barru – Parepare adalah sebagai acuan bagi PT Patriotjaya Pratama dan Konsultan
Pengawas dalam Penyelenggaraan Sistem Manajemen K3 pelaksanaan konstruksi dan
pemeliharaan konstruksi yang dilaksanakan secara sistematis, terencana, terpadu dan
terkoordinasi serta ada peningkatan terus menerus.
Tujuan diberlakukannya Pedoman ini agar semua pemangku kepentingan memahami dan
menjalankan tugas dan kewajibannya dalam Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi dalam
mencegah terjadinya kecelakaan kerja konstruksi dan penyakit akibat kerja konstruksi dan
pemeliharaan konstruksi.

Daftar Istilah
Dalam Laporan ini, yang dimaksud dengan:
1. K3 adalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan pengertian pemberian
perlindungan kepada setiap orang yang berada di tempat kerja, yang berhubungan
dengan pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses
produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja.
2. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah rangkaian
proses manajemen yang sistematik dan terstruktur dengan fokus pada keselamatan
dan kesehatan kerja dan melibatkan seluruh sumber daya, yang bertujuan untuk
melindungi karyawan, pelanggan, aset dan mitra kerja dari potensi bahaya yang
mungkin terjadi.
3. K3 Konstruksi dan Pemeliharaan Konstruksi adalah Keselamatan dan Kesehatan
Kerja konstruksi yang berhubungan dengan kepentingan umum (masyarakat) antara
lain pekerjaan konstruksi: jalan, jembatan, bangunan gedung fasilitas umum, sistem
penyediaan air minum dan perpipaannya, sistem pengolahan air limbah dan
perpipaannya, drainase, pengolahan sampah, pengaman pantai, irigasi, bendungan,
bendung, waduk, dan pemeliharaan bangunan konstruksi lainnya.
4. Pengertian istilah tentang Inisiator, Panitia Pengadaan, Proyek/Pelaksana Kontrak
Pengadaan Barang/Jasa, Biro Manajemen Mutu dan Risiko, Atasan Proyek/Pelaksana

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 16
Kontrak Pengadaan Barang/Jasa, Pengguna Jasa, Penyedia Jasa dan istilah lainnya
sesuai dengan Keputusan Direksi Ahli K3 Konstruksi adalah Ahli K3 yang mempunyai
kompetensi khusus di bidang K3 Konstruksi dalam menjalankan Sistem Manajemen
K3 yang dibuktikan dengan sertifikat dari yang berwenang.
5. Petugas K3 Konstruksi adalah petugas di dalam organisasi PT Patriotjaya Pratama
dan/atau Organisasi Kontraktor/Konsultan Pengawas yang telah mengikuti
pelatihan/sosialisasi K3 Konstruksi dan berpengalaman sedikitnya 2 (dua) tahun.
6. Tempat kerja adalah setiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak
atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja
untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber
bahaya baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara
yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.
7. Bahaya K3 adalah suatu keadaan yang belum dikendalikan sampai pada suatu batas
yang memadai dan dapat diterima.
8. Risiko K3 adalah perpaduan/perkalian antara peluang/kemungkinan/frekuensi
terjadinya peristiwa K3 dengan akibat/keparahan yang ditimbulkannya dalam
kegiatan dan pemeliharaan konstruksi.
9. Kategori Risiko K3 dinyatakan berupa Risiko Tinggi, Risiko Moderat dan Risiko Rendah.
Jika terjadi perbedaan pendapat tentang penentuan kategori Risiko, harus diambil
tingkat Risiko yang lebih tinggi.
10. Peluang/kemungkinan/frekuensi terjadinya peristiwa K3 dinyatakan dalam tingkatan
1(satu) sampai dengan 5 (lima): adalah Sangat Kecil (SK), Kecil (K), Sedang (S), Besar
(B), dan Sangat Besar (SB) kemungkinannya.
11. Akibat/keparahan yang ditimbulkan terkait kepada 3 (tiga) faktor terhadap:
Orang/Jiwa, Harta Benda dan Lingkungan.
12. Orang/Jiwa dikaitkan akibat/keparahan terhadap Pekerja, Tamu, staf konsultan,
Pengguna, Suplier, Kontraktor, Pihak luar dengan tingkatan yang berjenjang mulai
dari 1 (satu) sampai dengan 5 (lima).
13. Harta Benda dikaitkan terhadap Peralatan, Perlengkapan, Kendaraan yang dimiliki
proyek dan pihak luar (yang ada di area kerja dan lingkungan kerja serta pemanfaat
konstruksi) dengan tingkatan yang berjenjang mulai dari 1 (satu) sampai dengan 5
(lima).
14. Lingkungan dikaitkan dengan Limbah (baik cair, padat dan gas), sisa bahan,
buangan, bekas dan komplain lingkungan serta dampak ikutannya dengan tingkatan
yang berjenjang mulai dari 1 (satu) sampai dengan 5 (lima).
15. Tabel Klasifikasi Tingkat Risiko adalah Pedoman untuk menghitung dan menetapkan
Tingkat Risiko Tinggi atau Risiko Moderat atau Risiko Rendah yang dibuat oleh Biro
Manajemen Mutu dan Risiko pada proyek konstruksi dan pemeliharaan.
16. Audit Internal K3 adalah pemeriksaan secara sistematik dan independen oleh Auditor
K3 Konstruksi dalam kerangka pembinaan untuk memberikan penilaian terhadap
efektifitas penyelenggaraan K3 Konstruksi di lingkungan kerja.
17. Audit Internal K3 Konstruksi oleh Penyedia Jasa adalah Audit K3 Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum yang dilakukan oleh auditor internal Penyedia Jasa.
18. RK3K (Rencana K3 Kontrak) adalah dokumen rencana penyelenggaraan K3
Konstruksi yang dibuat oleh Kontraktor/Konsultan Pengawas dan akhirnya
disetujui oleh PT Patriotjaya Pratama, untuk selanjutnya dijadikan sebagai sarana
interaksi antara Kontraktor/Konsultan dengan Proyek/Pelaksana Kontrak dalam
penyelenggaraan K3 Konstruksi hingga pekerjaan selesai.
19. Monitoring dan Evaluasi K3 Konstruksi adalah kegiatan pemantauan dan penilaian
terhadap kinerja Penyelenggaraan K3 Konstruksi yang meliputi pengumpulan data,
analisa, penilaian, kesimpulan dan rekomendasi tingkat penerapan K3 Konstruksi
pada PT Patriotjaya Pratama.

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 17
Manajemen Mutu dan Resiko
1. Menyusun dan mengusulkan kepada Direksi Tabel Risiko K3 Konstruksi sebagai dasar
untuk menghitung Tingkat Risiko K3 Proyek .
2. Menerima tembusan laporan kegiatan K3 sebagai dasar melakukan monitoring
sertaeevaluasi kegiatan K3 konstruksi dan pemeliharaan konstruksi.
3. Melaksanakan sosialisasi dan bimbingan teknis tentang Pedoman Penyelenggaraan K3
Konstruksi.
4. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan pedoman penyelenggaraan
K3 Konstruksi baik secara sampling dan membuat laporan keseluruhan kepada Direksi.
5. Melakukan rapat koordinasi tentang penerapan K3 untuk perbaikan terus menerus dan
melaporkan kegiatannya kepada Direksi.

Proyek/Pelaksana Kontrak
Tugas dan Tanggung Jawab serta Wewenang Proyek/Pelaksana Kontrak Pengadaan
Barang/Jasa, disamping fungsi utama, wewenang dan tanggung jawab meliputi :
1. Menerima dan menggunakan Rencana K3 Konstruksi yang telah disahkan oleh Inisiator
sebagai dasar pelaksanaan kontrak K3 Konstruksi.
2. Wajib melibatkan dan berkonsultasi dengan Ahli K3 Konstruksi dalam penanganan
proyek konstruksi dan pemeliharaan konstruksi yang telah ditetapkan mempunyai
Risiko Tinggi K3.
3. Meminta Kontraktor dan Konsultan Pengawas melakukan presentasi RK3K yang telah
disahkan pada rapat pertama pra-proyek.
4. Untuk Proyek Konstruksi dengan Kategori Risiko Tinggi, dalam melibatkan Ahli K3
Konstruksi harus memperhatikan :
a. Ahli K3 Konstruksi yang dimaksud dapat berasal dari Konsultan Pengawas atau
pihak lain di luar PT Patriotjaya Pratama yang ditunjuk atau dapat berasal dari
internal PT Patriotjaya Pratama.
b. Ahli K3 Konstruksi yang dimaksud tidak diperkenankan berasal dari Kontraktor
yang sedang terikat dalam pelaksanaan kegiatan yang ditangani, agar tidak
menimbulkan pertentangan kepentingan.
5. Proyek/Pelaksana Kontrak wajib melibatkan sekurang-kurangnya Petugas K3
Konstruksi pada setiap paket pekerjaan yang mempunyai Risiko K3 Moderat dan Risiko
Rendah.
a. Petugas K3 Konstruksi tidak boleh merangkap pada paket pekerjaan yang lain.
b. Petugas K3 Konstruksi dimaksud dapat berasal dari Konsultan Pengawas atau
pihak lain di luar PT Patriotjaya Pratama yang ditunjuk atau dapat berasal dari
internal PT Patriotjaya Pratama.
c. Petugas K3 Konstruksi tidak diperkenankan berasal dari Kontraktor yang sedang
terikat dalam pelaksanaan kegiatan yang ditangani, agar tidak menimbulkan
pertentangan kepentingan.
6. Bertanggungjawab dan menyetujui hasil tinjau ulang RK3K yang dilakukan oleh
Kontraktor untuk butir-butir yang perlu diadakan tinjauan ulang dan melaporkannya
kepada Atasan Langsung dan Biro Manajemen Mutu dan Risiko.
7. Mempunyai hak menerima dan mempelajari tembusan Laporan Rutin Kecelakaan yang
dibuat oleh Kontraktor ke Dinas Tenaga Kerja setempat.
8. Merencanakan dan melaksanakan Inspeksi K3 (menggunakan Lampiran No.2.14) dibantu
oleh Ahli K3 Konstruksi/Petugas K3 Konstruksi secara bersama-sama dengan Kontraktor
dan Konsultan Pengawas sesuai program kerja RK3K.
9. Wajib melakukan evaluasi terhadap adanya kecelakaan kerja konstruksi dan penyakit
akibat kerja konstruksi yang telah terjadi pada kegiatan di bawah kendalinya, dan
menerbitkan rekomendasi untuk selanjutnya dilaporkan kepada Inisiator.
10. Wajib melakukan evaluasi terhadap KEPATUHAN terhadap Perundangan dan Standar
serta Peraturan K3 internal PT Patriotjaya Pratama atas yang telah terjadi pada kegiatan
di bawah kendalinya, untuk selanjutnya dilaporkan kepada Inisiator.
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 18
11. Mempunyai hak memberi peringatan secara bertahap kepada Kontraktor dan Konsultan
Pengawas apabila menyimpang dari RK3K dengan cara memberi surat peringatan ke-1
dan ke-2. Apabila peringatan ke-2 tidak ditindaklanjuti, maka Proyek/ Pelaksana
Kontrak dapat menghentikan pekerjaan dan segala risiko akibat penghentian pekerjaan
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
12. Memberi surat keterangan Nihil Kecelakaan dan Sakit akibat Kerja atau “Zero Accident”
kepada Kontraktor yang telah menyelenggarakan K3 Konstruksi jika selesai tanpa
terjadi kecelakaan kerja dan Sakit akibat Kerja,
13. Pengaturan untuk kegiatan swakelola atau kegiatan proyek rutin yang diawasi langsung
oleh Cabang/Unit Kerja PT Patriotjaya Pratama tanpa Konsultan Pengawas, maka wajib
memperhatikan dan menetapkan:
a. Pihak yang berperan sebagai penyelenggara langsung pada Kegiatan Swakelola
wajib membuat RK3K Kegiatan Swakelola
b. Menyediakan sarana Alat Pengaman Kerja (APK) yang akan digunakan oleh
penyedia jasa atau pelaksana konstruksi atau pemeliharaan konstruksi.
c. Memastikan Sarana Alat Pelindung Diri (APD) disediakan dan digunakan oleh
Kontraktor dalam pelaksanaan konstruksi atau pemeliharaan konstruksi.
d. Menunjuk Ahli K3 atau Petugas K3 sesuai dengan Tingkat Risiko K3 untuk
melakukan Pengawasan Langsung di lapangan.
e. Mewajibkan Kontraktor mengisi Surat Ijin Kerja dan melakukan evaluasi serta
menyetujuinya sebelum pekerjaan dilaksanakan.

Identifikasi Bahaya Penilaian Resiko, Pengendalian Resiko K3

Tabel 1. Identifikasi Bahaya Penilaian Resiko, Pengendalian Resiko K3

No Uraian Identifikasi Bahaya Dampak Penilaian Resiko Skala Pengendalian


Pekerjaan Ke Ke Tingkat Prioritas Resiko
kerapan parahan Resiko
DIVISI I. UMUM
1 Mobilisasi
Tertimpa atau terjepit Luka berat, 1 3 3 3 Mentaati Peraturan
saat mengangkat atau Cacat, lalu lintas
menurunkan alat Kematian
berat
Kecelakaan Lalu lintas Luka 2 3 4 3
sedang
2 Manajemen Keselamatan Lalu lintas
Kecelakaan/tabrakan 2 3 6 3 Penempatan
karena penyempitan Rambu/tanda
lajur jalan
Kecelakaan Lalu lintas 2 2 4 3 Pengaturan
Pengalihan Jalan
3 Pengujian pH
Terkena Zat Kimia Luka 1 1 3 3 Penempatan
berbahaya ringan Rambu/tanda
Kaki tertindis Luka 1 1 3 3 Penggunaan APD
peralatan pengujian ringan yang sesuai
Menyusun
Instruksi Kerja
4 Pengujian Oksigen Terlarut (DO)
Terkena Zat Kimia Luka 1 1 3 3 Penempatan
berbahaya ringan Rambu/tanda
Kaki tertindis Luka 1 1 3 3 Penggunaan APD
peralatan pengujian ringan yang sesuai
Menyusun
Instruksi Kerja

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 19
No Uraian Identifikasi Bahaya Dampak Penilaian Resiko Skala Pengendalian
Pekerjaan Ke Ke Tingkat Prioritas Resiko
kerapan parahan Resiko
5 Pengujian Zat Padat Terlarut (TDS)
Terkena Zat Kimia Luka 1 1 3 3 Penempatan
berbahaya ringan Rambu/tanda
Kaki tertindis Luka 1 1 3 3 Penggunaan APD
peralatan pengujian ringan yang sesuai
Menyusun
Instruksi Kerja
6 Pengujian Zat Padat Tersuspensi (TSS)
Terkena Zat Kimia Luka 1 1 3 3 Penempatan
berbahaya ringan Rambu/tanda
Kaki tertindis Luka 1 1 3 3 Penggunaan APD
peralatan pengujian ringan yang sesuai
Menyusun
Instruksi Kerja
7 Pengujian Biological Oxygen Demand (BOD)
Terkena Zat Kimia Luka 1 1 3 3 Penempatan
berbahaya ringan Rambu/tanda
Kaki tertindis Luka 1 1 3 3 Penggunaan APD
peralatan pengujian ringan yang sesuai
Menyusun
Instruksi Kerja
8 Pengujian Chemical Oxygen Demand (COD)
Terkena Zat Kimia Luka 1 1 3 3 Penempatan
berbahaya ringan Rambu/tanda
Kaki tertindis Luka 1 1 3 3 Penggunaan APD
peralatan pengujian ringan yang sesuai
Menyusun
Instruksi Kerja
9 Pengujian Destruksi CU, Pb, Cd, Ni, Fe, Zn, Ag, Co, Mn
Terkena Zat Kimia Luka 1 1 3 3 Penempatan
berbahaya ringan Rambu/tanda
Kaki tertindis Luka 1 1 3 3 Penggunaan APD
peralatan pengujian ringan yang sesuai
Menyusun
Instruksi Kerja
10 Pengujian Temperatur (Suhu)
Terkena Zat Kimia Luka 1 1 3 3 Penempatan
berbahaya ringan Rambu/tanda
Kaki tertindis Luka 1 1 3 3 Penggunaan APD
peralatan pengujian ringan yang sesuai
Menyusun
Instruksi Kerja
11 Pengujian Parameter Kualitas Air Lainnya (biaya pengambilan sampling, transport dan akomodasi)
Terkena Zat Kimia Luka 1 1 3 3 Penempatan
berbahaya ringan Rambu/tanda
Kaki tertindis Luka 1 1 3 3 Penggunaan APD
peralatan pengujian ringan yang sesuai
Menyusun
Instruksi Kerja
12 Pengujian NOx
Terkena Zat Kimia Luka 1 1 3 3 Penempatan
berbahaya ringan Rambu/tanda
Kaki tertindis Luka 1 1 3 3 Penggunaan APD
peralatan pengujian ringan yang sesuai
Menyusun
Instruksi Kerja
13 Pengujian Sulfurdioksida (SO2)
Terkena Zat Kimia Luka 1 1 3 3 Penempatan
berbahaya ringan Rambu/tanda
Kaki tertindis Luka 1 1 3 3 Penggunaan APD
peralatan pengujian ringan yang sesuai
Menyusun
Instruksi Kerja

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 20
No Uraian Identifikasi Bahaya Dampak Penilaian Resiko Skala Pengendalian
Pekerjaan Ke Ke Tingkat Prioritas Resiko
kerapan parahan Resiko
14 Pengujian Carbondioksida (CO2)
Terkena Zat Kimia Luka 1 1 3 3 Penempatan
berbahaya ringan Rambu/tanda
Kaki tertindis Luka 1 1 3 3 Penggunaan APD
peralatan pengujian ringan yang sesuai
Menyusun
Instruksi Kerja
15 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Kecelakaan Lalu lintas Luka 2 2 4 3 Penempatan
sedang Rambu/tanda
Terjadinya kecelakaan Luka 1 1 3 3 Penggunaan APD
di tempat kerja ringan yang sesuai
Menyusun
Instruksi Kerja
16 Manajemen Mutu
Kecelakaan Lalu lintas Luka 2 2 4 3 Penempatan
sedang Rambu/tanda
Menyusun
Instruksi Kerja
DIVISI II. DRAINASE
1 Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran air
Kecelakaan/tabrakan Luka berat, 2 3 6 3 Penempatan
karena penyempitan cacat, Rambu/tanda
Lajur jalan kematian
Terkena ALAT Berat Pengaturan
Dalam Bekerja Pengalihan Jalan
Terkena Timbunan Luka 1 3 3 2 Penggunaan APD
galian ringan yg sesuai

Terperosok kedalam Luka 1 1 1 1 Menyusun


Lubang Galian ringan Instruksi Kerja

Tertimbun 1 2 2 1 Penempatan
Langsung petugas
K3
2 Pasangan Batu Mortar
Tertimpa material Bt. Luka 1 1 1 1 Penggunaan APD
Gunung/Bt.Kali Ringan yg sesuai
Terlindas/terkena Luka berat, 1 3 3 2 Penempatan
truk angkutan bahan cacat, Rambu/tanda
kematian
Terjadi kecelakaan Luka berat, 1 3 3 2 Menyusun
Lalu lintas di lokasi cacat, Instruksi Kerja
kerja kematian
DIVISI III. PEKERJAAN TANAH
1 Galian Biasa
Kecelakaan/tabrakan Luka berat, 2 3 6 3 Penempatan
karena penyempitan cacat, Rambu/tanda
lajur jalan kematian Pengaturan
pengalihan Jalan
Terkena alat penggali Luka berat, 1 3 3 2 Penggunaan APD
cacat, yg sesuai
kematian
Terkena alat Luka berat, 1 3 3 2 Menyusun
penghampar cacat, Instruksi Kerja
kematian
Terkena alat pemadat Luka berat, 1 3 3 2 Penempatan
cacat, Langsung petugas
kematian K3
2 Timbunan Biasa dari Sumber Galian
Kecelakaan/tabrakan Luka berat, 2 3 6 3 Penempatan
karena penyempitan cacat, Rambu/tanda
lajur jalan kematian Pengaturan
pengalihan Jalan
Terkena alat berat Luka berat, 1 3 3 2 Penggunaan APD
cacat, yg sesuai
kematian
Tertimbun Luka 1 1 1 1 Menyusun
ringan Instruksi Kerja

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 21
No Uraian Identifikasi Bahaya Dampak Penilaian Resiko Skala Pengendalian
Pekerjaan Ke Ke Tingkat Prioritas Resiko
kerapan parahan Resiko
Terperosok Luka 1 2 2 1 Penempatan
sedang Langsung petugas
K3
DIVISI IV. PEKERJAAN PREVENTIF
1 Penghamparan Lapis Penutup bubur aspal emulsi, tipe 2, CSS-1h / SS-1h
Kecelakaan/tabrakan Luka berat, 2 3 6 3 Penempatan
karena penyempitan cacat, Rambu/tanda
jalan kematian Pengaturan
pengalihan Jalan
Terkena alat
Luka berat, 1 3 3 2 Menyusun
penghampar cacat, Instruksi Kerja
kematian
DIVISI V. PERKERASAN BERBUTIR DAN PERKERASAN BETON SEMEN
1 Lapisan Pondasi Agregat Kelas S
Kecelakaan/tabrakan Luka berat, 2 3 6 3 Penempatan
karena penyempitan cacat, Rambu/tanda
jalan kematian Pengaturan
pengalihan Jalan
Terkena alat Luka berat, 1 3 3 2 Menyusun
penghampar cacat, Instruksi Kerja
kematian
2 Perkerasan Beton Semen
Kecelakaan/tabrakan Luka berat, 2 3 6 3 Penempatan
karena penyempitan cacat, Rambu/tanda
jalan kematian Pengaturan
pengalihan Jalan
Terkena/tertimpa Luka 1 2 2 2 Penggunaan APD
material atau truk sedang yg sesuai
Terkena alat Luka berat, 1 3 3 2 Menyusun
penghampar cacat, Instruksi Kerja
kematian
Terkena alat pemadat Luka berat, 1 3 3 2 Penempatan
cacat, Petugas K3
kematian
DIVISI VI. PERKERASAN ASPAL
1 Lapisan Perekat – Aspal Cair
Kecelakaan/tabrakan Luka berat, 2 3 6 3 Penempatan
karena penyempitan cacat, Rambu/tanda
jalan kematian Pengaturan
pengalihan Jalan
Terkena hamparan Luka 2 2 4 2 Penggunaan APD
Aspal Cair sedang yg sesuai
Terlindas Truk Luka berat, 1 3 3 2 Pelatihan kepada
cacat, pekerja
kematian
Kecelakaan Lalu lintas Luka berat, 2 3 6 3 Menyusun
di lokasi kerja cacat, Instruksi Kerja
kematian
2 Bahan Anti Pengelupasan
Terkena cairan bahan Luka 2 2 4 2 Penggunaan APD
anti pengelupasan sedang yg sesuai
3 Laston Lapis Aus Asbuton (AC-WC.Asb)
Kecelakaan/tabrakan Luka berat, 2 3 6 3 Penempatan
karena penyempitan cacat, Rambu/tanda
jalan kematian Pengaturan
pengalihan Jalan
Terkena hamparan Luka 2 1 2 2 Penggunaan APD
Aspal Cair ringan yg sesuai

Terlindas Truk Luka berat, 1 3 3 2 Menyusun


cacat, Instruksi Kerja
kematian
Kecelakaan Lalu lintas Luka berat, 1 3 3 2 Menyusun
di perjalanan cacat, Instruksi Kerja
kematian
Kecelakaan Lalu lintas Luka berat, 1 3 3 3 Pelatihan kepada
di lokasi kerja cacat, pekerja
kematian
Dst.
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 22
Penyusunan Sasaran dan Program K3

Tabel 2. Penyusunan Sasaran dan Program K3

No Uraian Pengendalian Sasaran Program


Pekerjaan Resiko Uraian Tolok Ukur Sumber Jangka Indikator Monitoring Penanggung
daya Waktu Pencapaian Jawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
I DIVISI I. UMUM
1 Mobilisasi
Mentaati Proses Alat angkut Truk 365 Tiba di lokasi Komunikas Petugas
Peraturan perjalan yang laik, Trailer, hari sesuai target i Lapangan
Lalu lintas dipastikan Supir & Supir waktu Petugas/Pe Petugas K3
memenuhi Operator dan laksana
prinsip ber SIM/SIO Operator
keselamatan
2 Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
Mentaati Selama Pemasangan SDM dan 365 Zero Accident Komunikas Petugas
Peraturan pelaksanaan rambu- Alat Hari i Lapangan
Lalu lintas kegiatan rambu berat Petugas/Pe Petugas K3
tidak terjadi lengkap laksana
kecelakaan sesuai
kebutuhan
di lokasi
kegiatan
3 Pengujian Ph
Penggunaan Selama Pemasangan SDM dan 365 100% sesuai Komunikas Petugas
APD yang pelaksanaan rambu- Alat Hari standar i Lapangan
sesuai kegiatan rambu berat Tertib Petugas/Pe Petugas K3
tidak terjadi lengkap melaksanakan laksana
kecelakaan sesuai sesuai
kebutuhan Petunjuk
di lokasi Kerja
kegiatan

Dst

MANUAL PROSEDUR DAN INSTRUKSI KERJA


Dalam pelaksanaan Pekerjaan Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare dilakukan
dengan pedoman manual dari metode pelaksanaan sebagai berikut :

MANUAL PELAKSANAAN SESUAI METODE PELAKSANAAN


1.2 MOBILISASI
Mulai dilaksanakan pada minggu pertama waktu pelaksanaan pekerjaan pengaspalan ruas jalan. Jadwal Pelaksanaan
Mobilisasi sesuai dengan tahapan pelaksanaan pekerjaan. Jadwal tahapan mobilisasi peralatan utama dan personil diajukan
permohonan kepada Direksi pekerjaan. Penyediaan dan pemeliharaan base camp, termasuk kantor lapangan, tempat tiggal,
bengkel, gudang, ruang laboratorium beserta alat uji yang diperlukan. Jika ada jembatan lama yang dipertahankan
fungsinya wajib dipekuat dalam pelaksanaan untuk maksud pengakutan alat-alat berat yang diperlukan
Sedangkan Demobilisasi setelah seluruh pekerjaan telah rampung.

Rincian Mobilisasi Alat


1. Amp : 60 Ton per Jam
2. Batching Plant 30 Ton per Jam
3. Asphalt Finisher 10 Ton
4. Asphalt Sprayer 850 Liter
5. Air Compressor 4000 – 6500 Liter/menit
6. Blending Equipment 30 Meter kubik per Jam

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 23
7. Motor Grader 125 Hp
8. Tandem Roller 6 – 8 Ton
9. PowerBroom
10. Concrete Vibrator
11. Water Tanker 3000 – 4000 Liter
12. Jack Hammer
13. Truck Mixer (Agitator) 5m3
14. Breaker 3m3/Jam
15. Jidar Concrete
16. Tire Roller 8 – 10 Ton
17. Vibrator Roller 6 – 8 Ton
18. Excavator 0,9 m3
19. Dump Truck 3,5 Ton
20. Dump Truck 10 Ton
21. Grass Cutter dan Mobil Pick Up
Tenaga
Sewa Tanah
Pembuatan Base Camp
Kegiatan laboratorium
Pengukuran dan Penggambaran
Manajemen dan Keselamatan Lalu lintas
Manajemen & Keselamatan Lalu Lintas, dilaksanakan terutama pada saat pekerjaan fisik untuk mencegah terjadinnya
kecelakaan lalu lntas maupun kecelakaan kerja serta menghindari ganguan lalu lintas (Macet). Khusus untuk pekerjaan
Overlay penggunaan jalan sebagai area kerja maksimal 1/2-1/4 dari jalan yang digunakan oleh lalu lintas (kendaraan).
Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (RMKL) berdasarkan tahapan dan metoda pelaksanaan pekerjaan dan
semua pengaturan atau rekayasa lalu lintas yang disediakan dan dipasang harus sesuai ukuran,
lokasi penempatan dan reflektifitas (daya pantul), visibilitas (daya penglihatan), kecocokan, dan penggunaan yang
sebagaimana mestinya sesuai kondisi kerja khusus. RMKL meliputi pengendalian seluruh kegiatan pekerjaan sepanjang
jalan dalam kondisi sedemikian sehingga arus lalu lintas dapat terbuka dengan selamat dan seluruh pekerja dan pengguna
jalan terlindungi. Pengajuan RMKL berdasarkan analisa arus lalu lintas tingkat makro dan mikro dan tidak hanya terfokus
di daerah konstruksi. Penyusunan RMKL dilakukan oleh Tenaga Ahli Keselamatan Jalan dan disampaikan pada saat rapat
persiapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi (PCM).
Proses Pelaksanaan Pekerjaan Dan layanan Pemeliharaan Jalan dilaksanakan dengan struktur Personil K3 secara terpisah
dengan Struktur Pelaksana Jalan.
RMKL membagi zona pekerjaan menjadi Zona Peringatan Dini, Zona Pemandu Transisi, Zona Kerja, dan Zona Terminasi.
Bilamana pekerjaan belum selesai, dan jalan atau lajur dibuka untuk lalu lintas umum, wajib dipasang marka sementara,
dan rambu sementara atau perlengkapan jalan lainnya yang dibutuhkan untuk menjamin keselamatan pengguna jalan.
Implementasi pekerjaan manajemen dan keselamatan lalu lintas adalah penerapan seluruh RMKL yang telah diperintahkan
Direksi Pekerjaan dan diterapkan secara baik di saat pekerjaan dilaksanakan. Pekerja paling sedikit berusia 18 tahun,
menggunakan baju atau rompi yang reflektif, sepatu boot dan helm kerja setiap saat selama jam kerja di dalam daerah
kerja. Pelaksanaan rekayasa dan pengaturan lalu lintas perlu berkoordinasi dengan pihak Kepolisian dan/atau Dinas Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan setempat.

Pekerjaan pada malam hari harus diterangi dengan lampu dan atau sistem reflektif yang disetujui Direksi Pekerjaan. Sistem
penerangan darus ditempatkan dan dioperasikan sedemikian agar sorot cahaya tidak silau atau mengganggu pengguna
jalan pada lokasi tersebut.

Bahan dan Peralatan :


•Alat pemberi isyarat lalu lintas sementara,
•Rambu lalu lintas sementara,
•Marka jalan sementara,
•Alat penerangan sementara,
•Alat pengendali pemakai jalam sementara, terdiri dari :
1. Alat pembatas kecepatan, dan
2. Alat pembatas tinggi dan lebar kendaraan
•Alat pengaman pemakai jalan sementara, terdiri atas :
1. Pagar pengaman/Penghalang lalu lintas,
2. Cermin tikungan,
3. Tanda patok tikungan (delineator),
4. Pulau-pulau lalu lintas,
5. Pita penggaduh (rumble strip), dan
6. Traffic Cones

Pengamanan Lingkungan
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 24
Dalam pekerjaan konstruksi perlu diperhatikan kemungkinan terjadinya perubahan kualitas lingkungan akibat masuknya
bahan pencemar yang ditimbulkan oleh rencana kegiatan, yang pada umumnya terjadi pada komponen fisik kimia, namun
bila tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan dampak lanjutan terhadap komponen lingkungan lain seperti biologi
atau sosial ekonomi dan sosial budaya.

Pengujian Oksigen
Oksigen terlarut (dissolved oxygen, disingkat DO) atau sering juga disebut
Terlarut (DO) dengan kebutuhan oksigen (Oxygen demand) merupakan salah satu parameter
penting dalam analisis kualitas air. Nilai DO yang biasanya diukur dalam bentuk
konsentrasi ini menunjukan jumlah oksigen (O2) yang tersedia dalam suatu
badan air. Semakin besar nilai DO pada air, mengindikasikan air tersebut
memiliki kualitas yang bagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat diketahui
bahwa air tersebut telah tercemar. Pengukuran DO juga bertujuan melihat
sejauh mana badan air mampu menampung biota air seperti ikan dan
mikroorganisme. Selain itu kemampuan air untuk membersihkan pencemaran
juga ditentukan oleh banyaknya oksigen dalam air. Oleh sebab pengukuran
parameter ini sangat dianjurkan disamping paramter lain seperti kob dan kod.

Pengujian Zat Padat


Aplikasi dasar dari TDS ialah studi mengenai mutu air untuk aliran, sungai, dan
Terlarut (TDS) danau, meskipun TDS secara umum tidak dianggap sebagai suatu zat cemar
yang utama (misalnya, TDS tidak dianggap terkait dengan efek kesehatan) TDS
digunakan sebagai satu petunjuk estetika karakteristik air minum dan sebagai
suatu indikator agregat dari adanya pengukuran yang luas kontaminan-
kontaminan zat kimia.

Pengujian Zat Padat


TSS merupakan padatan yang terdapat pada larutan namun tidak terlarut,
Tersuspensi (TSS) dapat menyebabkan larutan menjadi keruh, dan tidak dapat langsung
mengendap pada dasar larutan. Zat padat tersuspensi adalah tempat
berlangsungnya reaksi - reaksi kimia yang bersifat heterogen dan dapat
menghalangi kemampuan produksi zat organik disuatu perairan, serta
berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang paling awal. Menurut
bentuknya, tss dapat dibedakan menjadi partikel tersuspensi biasa dan partikel
koloid.

Pengujian Biological
BOD sebagai suatu ukuran jumlah oksigen yang digunakan oleh populasi
Oxigen Demand (BOD) mikroba yang terkandung dalam perairan sebagai respon terhadap masuknya
bahan organik yang dapat diurai. Dari pengertian-pengertian ini dapat
dikatakan bahwa walaupun nilai BOD menyatakan jumlah oksigen, tetapi untuk
mudahnya dapat juga diartikan sebagai gambaran jumlah bahan organik mudah
urai (biodegradable organics) yang ada di perairan.
BOD penting untuk mengetahui perkiraan jumlah oksigen yang akan diperlukan
untuk menstabilkan bahan organik yang ada secara biologi dan untuk
mengetahui ukuran fasilitas unit pengolahan limbah;

Pengujian Chemical Oxigen


Metode pengukuran COD sedikit lebih kompleks, karena menggunakan
Demand (COD) peralatan khusus reflux, penggunaan asam pekat, pemanasan, dan titrasi
(APHA, 1989, Umaly dan Cuvin, 1988). Peralatan reflux diperlukan untuk
menghindari berkurangnya air sampel karena pemanasan. Pada prinsipnya
pengukuran COD adalah penambahan sejumlah tertentu kalium bikromat
(K2Cr2O7) sebagai oksidator pada sampel (dengan volume diketahui) yang
telah ditambahkan asam pekat dan katalis perak sulfat, kemudian dipanaskan
selama beberapa waktu.

Pengujian Destruksi CU,


Destruksi merupakan suatu perlakuan untuk melarutkan atau mengubah
Pb, Cd, Ni, Fe, Zn, Ag, Co, sampel menjadi bentuk materi yang dapat diukur sehingga kandungan berupa
Mn unsur-unsur didalamnya dapat dianalisis. Metode destruksi merupakan suatu
metode yang sangat penting didalam menganalisis suatu materi atau bahan.

Pengujian Temperatur
Alat uji temperatur atau alat ukur temperatur tentunya berfungsi alat yang
(Suhu) digunakan untuk mengukur suhu suatu tempat, lingkungan maupun ruangan
baik di indoor maupun outdoor. Produk seperti microlite dan picolite dapat
membantu memonitoring suhu di berbagai macam lingkungan dan industri.

Pengujian Parameter Air


Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya
Lainnya perubahan atau tanda yang dapat diamati yang dapat digolongkan menjadi :

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 25
1. Pengamatan secara fisik, yaitu pengamatan pencemaran air
berdasarkan tingkat kejernihan air (kekeruhan), perubahan suhu,
warna dan adanya perubahan warna, bau dan rasa.
2. Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air
berdasarkan zat kimia yang terlarut, perubahan pH.
3. Pengamatan secara biologis, yaitu pengamatan pencemaran air
berdasarkan mikroorganisme yang ada dalam air, terutama ada
tidaknya bakteri pathogen. Indikator yang umum diketahui pada
pemeriksaan pencemaran air adalah pH.

Pengujian Tingkat Getaran


Pengujian ini tidak dilakukan secara khusus terhadap kendaraan bermotor
Kendaraan Bermotor yang digunakan pada pelaksanaan pekerjaan dilokasi. Cara uji peredam suara
gas buang kendaraan bermotor roda empat yang dikeluarkan oleh Badan
Standardi-sasi Nasional (BSN) dapat digunakan sebagai referensi jika akan
dilakukan pengujian. Standar ini menetapkan persyaratan cara uji peredam
suara gas buang kendaraan ber-motor roda empat yang meliputi uji kebisingan
statik, uji kebisingan dinamik, uji kebocoran, dan uji bahan (BSN,1989)

Pengujian Nox
Pengambilan contoh uji oksida nitrogen (Nox) dilakukan dengan cara dihisap
ke dalam labu vakum yang berisi larutan penyerap. Volum gas yang dihisap
sama dengan volum labu vakum dan dikoreksi pada kondisi tekanan dan
temperatur sebelum pengukuran dan setelah pengukuran. Hasil reaksi antara
oksida nitrogen (Nox) dan larutan penyerap dianalisis dengan metoda PDS
menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 400 nm.

Pengujian Sulfurdioksida
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui konsentrasi sulfur dioksida (SO2)
(SO2) yang terdapat di dalam udara. Konsentrasi sulfur dioksida yang terdapat di
dalam udara digunakan sebagai parameter pengukuran beban pencemaran
udara sehingga dapat diketahui bagaimana kualitas udara dari contoh uji
tersebut.

Pengujian Karbondioksida
Karbon dioksida (CO2) bersifat tak berwarna dan tak berbau sehingga tidak
(CO2) bisa mendeteksinya dengan observasi langsung. Kita harus mengumpulkan
sampel udara (atau sampel CO2), lalu melakukan salah satu dari beberapa
pengujian sederhana untuk mengidentifikasi keberadaan gas tersebut. Kita bisa
memasukkan gas sebagai gelembung melalui air kapur, atau memegang sesuatu
yang menyala untuk melihat apakah apinya padam oleh keberadaan CO2.

Keselamatan dan
Bahaya fisik adalah sumber utama dari kecelakaan di banyak industri. Bahaya
Kesehatan Kerja tersebut mungkin tidak bisa dihindari dalam banyak industri seperti konstruksi
dan pertambangan, namun seiring berjalannya waktu, manusia
mengembangkan metode dan prosedur keamanan untuk mengatur risiko
tersebut. Konstruksi adalah salah satu pekerjaan yang paling berbahaya di
dunia, menghasilkan tingkat kematian yang paling banyak di antara sektor
lainnya. Untuk itu pentingnya penerapan K3 dalam dunia konstruksi.

Manajemen Mutu
Sistem Manajemen Mutu (Quality Management System) adalah bagian sistem
manajemen organisasi yang memfokuskan perhatian (mengarahkan dan
mengendalikan) pada pencapaian hasil berkaitan dengan sasaran mutu dalam
rangka memenuhi persyaratan pelanggan/penerima manfaat. Untuk
mewujudkan itu perlu ditentukan kebijakan mutu dan sasaran mutu pekerjaan.
sasaran mutu pekerjaan adalah:
1. Tersedianya detail engineering desain yang lengkap dan bermanfaat
bagi pelaksana pekerjaan sesuai dengan kebutuhan program.
2. Terjaminnya pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dengan prosedur
Sistem Manajemen Mutu dan terlaksananya Quality Assurance secara
keseluruhan.
3. Manajemen Mutu untuk meraih kinerja yang memuaskan
4. Terpenuhinya Persyaratan atau Spesifikasi Produk yang telah
ditetapkan

DIVISI II. DRAINASE


Galian untuk Selokan
Pekerjaan dilakukan baik pada sisi kanan maupun sisi kiri sepanjang jalan yang
Drainase dan Saluran Air akan digunakan. Pengukuran Galian Pekerjaan galian selokan dan saluran air
diukur dalam satuan meter kubik sebagai volume aktual bahan yang
dipindahkan. Kuantitas galian ditentukan seperti yang disyaratkan dan

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 26
berdasarkan Daftar Kuantitas dan Harga. Pelaksanaan Galian Untuk Selokan
drainase dan saluran air meliputi :
1. Penggalian dilakukan dengan menggunakan Excavator.
2. Selanjutnya Excavator menuangkan material hasil galian ke dalam
Dump Truck.
3. Dump Truck membuang material hasil galian keluar lokasi.
4. Sekelompok Pekerja akan merapikan hasil galian

Untuk faktor Keselamatan Kerja baik Pekerja maupun Pengguna lalu lintas,
maka setiap pekerjaan berlangsung harus ada petugas K3 dan rambu-rambu
yang dibutuhkan dari 2 arah jalan yang berlawanan.

Urutan Kerja :
1. Material batu gunung/batu kali dan Pasir campuran diupayakan
ditempatkan pada bagian tepi jalan tanpa menghalangi arus lalu
lintas.
2. Pasang Bouwplank sesuai dimensi pasangan yang direncanakan.
3. Buat campuran sesuai dengan takaran yang ditentukan (Misal camp.
1 : 4) dengan menggunakan takaran yang tetap.
4. Pasang pasangan batu mulai dari Koperan ( jika ada air harus
dipompa terlebih dahulu hingga kering ).

Gambar detail pasangan Batu Mortar

DIVISI III. PEKERJAAN TANAH


Galian Biasa
Pekerjaan ini dilaksanakan seiring dengan pekerjaan galian dengan selokan
drainase/saluran air dengan maksud efisiensi penggunakan alat Excavator
untuk menggali dan Dump Truck untuk mengangkut hasil galian. Penggunaan
tenaga kerja dalam proses pekerjaan disesuaikan dengan kebutuhan lapangan.

Urutan Pekerjaan :
1. Excavator diposisikan sehingga tidak sampai menggunakan area
jalan yang dapat mengganggu arus lalu lintas.
2. Galian dilakukan dengan kondisi Bom / Lengan Excavator saat Swing
aman terhadap kemungkinan masuk ke area jalan.
3. Material hasil galian diangkut Dump truck untuk dibuang ke lokasi
yang aman dan tidak mengganggu lingkungan sekitarnya.
Untuk faktor Keselamatan Kerja baik Pekerja maupun Pengguna lalu lintas,
maka setiap pekerjaan berlangsung harus ada petugas K3 dan rambu-rambu
yang dibutuhkan dari 2 arah jalan yang berlawanan.

Timbunan Biasa dari


Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan biasa harus terdiri dari
Sumber Galian bahan galian tanah atau batu yang memenuhi semua ketentuan dan sebagai
tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu yang tergantung dari maksud
penggunaannya, seperti diperintahkan atau disetujui oleh Direksi pekerjaan.
Dalam segala hal, seluruh timbunan pilihan harus, bila di uji sesuai dan
memiliki CBR yang dipersyaratkan untuk bahu jalan.
Cara Pelaksanaan :
1. Material timbunan diambil dari Quarry yang telah disetujui oleh
pihak direksi. Diangkut oleh dump truk dan dibawa ke lokasi
penghamparan dengan metode penghamparan yang merata dan
simetris.
2. Tanah Timbunan Pilihan dihampar oleh Bulldozer per lapisan dan
dipadatkan dengan menggunakan alat Vibrator Roller.
3. Ukuran serta ketinggian disesuaikan dengan gambar kerja dan
disetujui oleh pihak direksi.
Timbunan harus diukur dalam jumlah meter kubik bahan dalam kondisi padat

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 27
yang disyaratkan. Volume yang diukur harus berdasarkan gambar penampang
melintang profil tanah asli yang disetujui.

DIVISI IV. PEKERJAAN PREVENTIF


Penghamparan lapis
Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan penghamparan bubur aspal
penutup bubur aspal emulsi (slurry) dimodifikasi polimer pada permukaan yang telah disiapkan
emulsi tipe 2, CSS-1h/SS- sebelumnya. Pelapisan dengan bubur aspal emulsi (slurry) dimodifikasi
polimer terdiri dari campuran aspal emulsi yang dimodifikasi polimer, agregat,
1h bahan pengisi, air, dan bahan tambah yang tertentu, ditakar, dicampur dan
dihampar secara merata diatas permukaan yang telah disiapkan sebelumnya
atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan. Bubur aspal emulsi (slurry)
dimodifikasi polimer yang yang telah selesai dihampar akan membentuk
lapisan homogen, melekat kuat pada permukaan yang telah disiapkan, dan
mempunyai tekstur ketahanan kekesatan sepanjang umur rencananya.
Spesifikasi Khusus Interim ini mengacu pada Spesifikasi Umum Direktorat
Jenderal Bina Marga edisi Desember 2006

DIVISI V. PERKERASAN BERBUTIR DAN PERKERASAN BETON SEMEN


Lapis Pondasi Agregat
Bahan Material Kelas S terdiri dari fraksi Agregat Kasar (tertahan saringan No.
Kelas S 4), dan Fraksi Agregat Halus (lolos saringan No. 4) dengan rentang komposisi
dan syarat spesifikasi bahan yang diatur dalam Spesifikasi Teknik. Lapis
Pondasi Agregat Kelas S diperuntukkan untuk Bahu jalan dengan ketebalan
sesuai dengan rencana.

Dikerjakan dengan menggunakan peralatan :


1. Whell Loader
2. Motor Grader
3. Tandem Roller
4. Water Tank dan Dump Truck.

Urutan kerja :
1. Material Agregat Halus/Kasar (sirtu) ditambah agregat pecah di mix
dengan perbandingan Agregat pecah 1-2 : 18 %, Agregat pecah 0-5 :
18 % dan Sirtu 64 % atau sesuai spesifikasi dan petunjuk Direksi
Teknik, kemudian di tumpuk dalam satu tempat (Stock pile).
2. Whell Loader mengambil material Kelas S di tempat Stock pile
3. Material diangkut oleh Dump Truck ke lokasi pekerjaan.
4. Material Kelas S di tuang/ disebar oleh Dump truck di daerah bahu
jalan yang direncanakan.

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 28
Perkerasan Beton Semen
Perkerasan jalan beton semen atau perkerasan kaku, terdiri dari plat beton
semen, dengan atau tanpa lapisan pondasi bawah, di atas tanah dasar. Dalam
konstruksi perkerasan kaku, plat beton semen sering juga dianggap sebagai
lapis pondasi, jika di atasnya terdapat lapisan aspal.
Tahap Pelaksanaan :
1. Material dicampur di tempat pencampuran (Batching plant) atau di
Truck Mixer dengan campuran sesuai dengan JMF yang ditentukan
terlebih dahulu.
2. Campuran beton dituang sedemikian rupa untuk kemudian diratakan
dengan peralatan Tkg batu (Perata) pada cetakan,
3. Setelah pekerjaan selesai diratakan, maka beton mulai
dirawat/dijaga (masa curing) dari pengaruh temperatur & cuaca
dengan melindungi beton dengan lapisan pelindung selama 1 s/d 2
minggu.

DIVISI VI. PERKERASAN ASPAL


Lapis Perekat – Asphal cair
Pekerjaan Lapis Perekat-Aspal cair menggunakan peralatan : Asphalt
distributor / Asphalt Sprayer, Compressor dan alat bantu lain yang dibutuhkan.
Urutan kerja :
1. Di tempat pencampuran Asphalt & kerosine dicampur dengan
perbandingan (Asphal 80 % : Kerosine 20 % ) atau sesuai dengan
spesifikasi dan petunjuk Direksi Teknik,
2. Hasil pencampuran dimasukkan ke dalam Asphalt distributor /
Asphalt Sprayer,
3. Pada permukaan Perkerasan aspal lama disemprotkan Lapis perekat
aspal cair dengan ketebalan/berat sesuai dengan petunjuk
Spesifikasi / Direksi Teknik.

Pelaksanaan Teakcoat pada badan jalan eksisting dilaksanakan bersamaan


dengan prime coat pada bidang pelebaran jalan dengan lebar varian di setiap
sisi.

Bahan Anti Pengelupasan


Aditif kelekatan dan anti penglupasan di tambahkan kedalam bahan aspal yang
ukurannya disetujui Direksi. Jenis aditif haruslah jenis yang disetujui Direksi
termasuk persentase aditif yang diperlukan harus dicampurkan kedalam bahan
aspal sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya, dan Waktu yang diperlukan
untuk menghasilkan campuran yang homogen harus sesuai petunjuk.

Laston Lapis Aus Asbuton


Campuran beraspal panas dengan Aspal beton Lapis Aus (AC-WC) adalah
(AC-WC Asb) campuran panas antara Agregat dengan bahan pengikat asphalt keras pen 60
yang campurannya menggunakan aspal butir dengan kelas penetrasi 15 (0,1
mm) dan kadar abutmen 20 %, yang dicampur diunit pencampuran Asphalt
(UPA), dihampar dan dipadatkan dalam keadaan panas pada temperatur

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 29
tertentu, dengan ketebalan padat 4 cm.

Sebelum melakukan pekerjaan, penyedia jasa terlebih dahulu menunjukan


semua usulan agregat dan campuran yang memadai berdasarkan hasil
pengujian material dan campuran di Laboratorium dan hasil percobaan
penghamparan dan pemadatan campuran (Trial Mix) yang dibuat diinstansi
pencampuran aspal, yang tertuang secara berurutan sesuai dalam Spesifikasi
Teknik, mulai dari pengusulan DMF hingga persetujuan JMF

Urutan pekerjaan sebagai berikut :


1. Wheel Loader memuat dari Stock File ke Cool Bin, kemudian
bersama-sama dengan Asphalt Asbuton butir di campur diunit
pencampuran asphalt dengan komposisi yang telah disetujui;
2. Dump truck membawa campuran asphalt panas kelokasi pekerjaan;
3. Campuran dihampar dengan menggunakan Asphalt Finisher,
kemudian pemadatan awal oleh Tandem Roller, pemadatan utama
oleh Type Roller dan pemadatan akhir kembali dengan Tandem
Roller;
4. Lintasan pemadatan dilakukan sesuai jumlah lintasan yang telah
disetujui;
5. Semua rentang suhu yang disyaratkan selama proses ini harus tetap
dijaga untuk mendapatkan kepadatan yang optimum.
6. Selama penghamparan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepian
sambungan hamparan secara manual, sebagian lagi bertugas
mengatur lalu lintas yang lewat.
7. Peralatan yang digunakan adalah : Wheel Loader, Asphalt Mixing
Plant + Genset, Asphalt Finisher, Tandem Roller, Pneumatic Type
Roller, Dump Truck, dan alat bantu.

Laston Lapis Antara


Material / bahan untuk Hot mix (AC – BC), dicampur di AMP dengan
Asbuton (AC-BC Asb) menggunakan rujukan DMF hasil dari Pemeriksaan laboratorium, kemudian
disesuaikan dengan JMF yang diperoleh dari Gradasi Cold Bin & Hot Bin AMP.

Urutan Pekerjaan untuk Campuran AC-BC :


1. Permukaan Exsisting yang akan diberi campuran AC-WC dibersihkan
dgn Compressor dan dilapisi dengan Teack coat, kecuali permukaan
Lapis AC-BC dan AC-Base, tinggal diberi Lapis Perekat Aspal Cair.
2. Campuran dihampar/digelar dengan Asphalt Finisher dengan
ketebalan sesuai gambar rencana,
3. Dilakukan Penggilasan awal (Break down) dengan Tandem Roller.
4. Penggilasan berikut dengan Tyre Roller sesuai dengan jumlah
lintasan yang ditentukan oleh Spek,
5. Penggilasan Terakhir dgn Tandem Roller.

Empat komponen bahan yang dicampur pada Unit Pencampur Aspal (AMP)
adalah Agregat Gradasi Halus/Gradasi Kasar, Aspal Keras, Bahan anti
pengelupasan, dan bahan Pengisi (Filler) tambahan berupa semen.
Material/bahan untuk Hot mix (AC - BC) , dicampur di AMP dengan
menggunakan rujukan DMF hasil dari Pemeriksaan laboratorium, kemudian
disesuaikan dengan JMF yang diperoleh dari Gradasi Cold Bin & Hot Bin AMP.
Material/bahan untuk Hot mix (AC - BC) , dicampur di AMP dengan
menggunakan rujukan DMF hasil dari Pemeriksaan laboratorium, kemudian
disesuaikan dengan JMF yang diperoleh dari Gradasi Cold Bin & Hot Bin AMP.
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 30
Urutan Pekerjaan :
1. Permukaan Exsisting yang akan diberi campuran AC - BC dibersihkan
dgn Compressor dan dilapisi dengan Lapis Prekat-Aspal cair,
2. Campuran dihampar/digelar dengan Asphalt Finisher dengan
ketebalan sesuai gambar rencana,
3. Dilakukan Penggilasan awal (Break down) dengan Tandem Roller.
4. Penggilasan berikut dengan Tyre Roller sesuai dengan jumlah
lintasan yang ditentuikan oleh Spek,
5. Penggilasan Terakhir dgn Tandem Roller.
Untuk faktor Keselamatan Kerja baik Pekerja maupun Pengguna lalu lintas,
maka setiap pekerjaan berlangsung harus ada petugas K3 dan rambu-rambu
yang dibutuhkan dari 2 arah jalan yang berlawanan

DIVISI VII. STRUKTUR


Beton struktur memadat
Pekerjaan mencakup pelaksanaan seluruh struktur beton bertulang, beton
sendiri fc’ = 30 Mpa tanpa tulangan sesuai dengan Spesifikasi dan Gambar Rencana atau
sebagaimana yang disetujui oleh Direksi.

Tahap Pelaksanaan :
1. Material dicampur di tempat pencampuran (Batching plant) atau di
Truck Mixer dengan campuran sesuai dengan JMF yang ditentukan
terlebih dahulu.
2. Campuran beton dituang sedemikian rupa untuk kemudian diratakan
dengan peralatan Tkg batu (Perata) pada cetakan,
3. Setelah pekerjaan selesai diratakan, maka beton mulai
dirawat/dijaga (masa curing) dari pengaruh temperatur & cuaca
dengan melindungi beton dengan lapisan pelindung selama 1 s/d 2
minggu.

Beton mutu rendah fc’ = 15


Pekerjaan mencakup pelaksanaan seluruh struktur beton bertulang, beton
Mpa + Cat tanpa tulangan sesuai dengan Spesifikasi dan Gambar Rencana atau
sebagaimana yang disetujui oleh Direksi.

Tahap Pelaksanaan :
1. Material dicampur di tempat pencampuran (Batching plant) atau di
Truck Mixer dengan campuran sesuai dengan JMF yang ditentukan
terlebih dahulu.
2. Campuran beton dituang sedemikian rupa untuk kemudian diratakan
dengan peralatan Tkg batu (Perata) pada cetakan,
3. Setelah pekerjaan selesai diratakan, maka beton mulai
dirawat/dijaga (masa curing) dari pengaruh temperatur & cuaca
dengan melindungi beton dengan lapisan pelindung selama 1 s/d 2
minggu.

Baja Tulangan Sirip BjTS


Merupakan tulangan untuk beton dan dilakukan dengan manual dengan
280 dimensi dan ukuran berdasarkan gambar rencana dilakukan di lokasi pekerjaan
dengan spesifikasi dyang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Urutan Kerja :
1.Sebelum pekerjaan dilakukan di buatkan request dan diserahkan ke Direksi
melalui Konsultan supervisi untuk persetujuan
2.Baja tulangan dipotong dengan alat bending set dan dirangkai sesuai gambar
rencana
3.Baja Tulangan dipasang sehingga beton yang menutupi bagian luar baja tidak
terekspos langsung dengan udara atau terhadap air tanah atau yang lainnya.

Pembongkaran Beton
Metode Pelaksanaan Bongkaran Beton :
1. Beton yang akan dibongkar terlebih dahulu diukur bagian mana yang
akan dibongkar. Setelah diukur dan mendapat persetujuan dari
direksi pekerjaan pembongkaran beton dapat dimulai.
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 31
2. Peralatan dan perlengkapan disediakan di lokasi pekerjaan. Alat yang
dipakai adalah Palu, Linggis, Compressor dan jack hammer.
3. Pelaksanaan mengarahkan prosedur pekerjaan bongkaran kepada
mandor dan diteruskan kepada pekerja.
4. Pekerja melaksanakan pekerjaan bongkaran dengan istruksi mandor
dan diawasi oleh pelasana.
5. Pekerja membongkar pasangan dari bagian atas terlebih dahulu
kemudian ke bawah beton.
6. Pasangan dibongkar dengan hati-hati menggunakan jack hammer.
7. Beton hasil bongkaran dibuang kelokasi yang sudah ditentukan
direksi.
8. Jika pekerjaan pembongkaran beton telah selesai maka pekerja
membersihkan lokasi dari spesi sisa hasil bongkaran.

DIVISI VIII. PRESERVASI JEMBATAN


Cairan Perekat (epoksi
Pekerjaan ini bertujuan untuk mengembalikan kondisi retak struktur pada
resin) beton agar menjadi kesatuan kembali dan berfungsi sebagaimana mestinya.
Bahan yang digunakan adalah epoksi resin yang mempuyai daya rekat yang
sangat baik dan dapat merekatkan beton dengan sempurna. Bahan prekat ini
mempunyai sifat fleksibilitas yang dapat menahan vibrasi yang terjadi dalam
retakan. Tahan terhadap air hujan, CO2, asam dan bahan kimia lainnya.
Adapun cara penggunaannya adalah ;
1. Menyiapkan tabung penyuntik
2. Pembersihan area yang retak
3. Pelekatan (Nipple)
4. Penutupan Retakan/Finishing

Penambalan (Patching)
Patching adalah suatu pekerjaan penambalan elemen beton yang mengalami g
Beton ompal atau rontok pada bagian permukaan dengan beton/mortar baru agar
struktur beton dapat berfungsi sesuai dengan dimensi yang sudah ditentukan.

Bahan yang digunakan adalah ;


1. Beton yang sama atau lebih tinggi dari beton yang akan digantikan.
2. Bahan patching memiliki kuat tekan minimal 21 Mpa

Adapun cara pelaksanaanya adalah ;


1. Memberi tanda pada bagian bagian yanga akan ditambal
2. Menggunakan concrete cutter pada bagian yang sudah diberi tanda
3. Menggunakan jack hammer sampai pada permukaan beton yang
padat
4. Pembersihan permukaan yang telah selesai di chipping.
5. Basahi permukaan beton yang ingin dipatching
6. Aduk bahan patching kemudian aplikasikan material tersebut dan
ratakan
7. Perawatan (curing) pada permukaan patching tersebut selama
proses pengeringan

Perbaikan Sandaran Baja


Pekerjaan ini terdiri dari pembongkaran, perbaikan serta pengecoran beton
untuk barier atau tiang sandaran beton dan untuk sandaran baja serta
pekerjaan lainnya seperti pengecatan tiang sandaran, pelat dasar, baut dan
sebagainya. Sebagaimana yang ditunjukkan dalam gambar kerja atau
diperintahkan oleh pengawas pekerjaan. Perbaikan sandaran baja terdiri dari
perbaikan yang mengalami kerusakan berat seperti melengkung atau penyok
akibat faktor eksternal.

Adapun pelaksanaan terdiri dari ;


1. Pekerjaan pembongkaran
2. Pekerjaan perbaikan sandaran baja.

Pembersihan Jembatan
Pekerjaan ini meliputi pemeliharaan rutin seperti :
a. pembersihan saluran dan lubang drainase
b. pembuangan kotoran dan sampah pada sambungan ekspansi
c. pengecatan sederhana, dan pembuangan akumulasi sampah
dan/atau tanah sedimen/endapan yang diakibatkan oleh banjir pada
sungai
d. pemeliharaan berkala seperti penggantian siar muai
e. pengecatan jembatan dan rehabilitasi jembatan seperti perbaikan
kerusakan beton berupa patching dan grouting

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 32
f. perbaikan elemen baja seperti perbaikan akibat korosi, cover plate
dan perbaikan daerah aliran sungai, bangunan pengaman scouring
dan daerah timbunan.

Perbaikan Pasangan Batu


Pelaksanaan Perbaikan pasangan batu terdiri dari :
a. Bersihkan semua kotoran dnan puing-puing yang berada dilokasi
yang akan dibersihkan
b. Pohon-pohon dan ranting yang mengganggu pemakai jalan harus
dibersihkan
c. Potong tumbuhan perdu, rumput dan lainnya agar kelihatan rapih
d. Bagian-bagian yang rusak diperbaiki dengan mengganti pasangan
batu sesuai dengan kemiringan lereng.

Perbaikan Expansion Join 1. Pemotongan Lapisan Aspal dan Pembongkaran

(asphaltic plug)

2. Pemasangan Tali dan Plat Baja

3. Pemasangan Agregat

4. Penghamparan aspal bitumen

Perbaikan Expansion Joint


Tahapan Pelaksanaan Perbaikan Expansion Joint Baja Siku
Baja Siku 1. Besi siku dimuat dalam dump truck dari luar lokasi Kemudian di
angkut ke lokasi kegiatan
2. Di lokasi di lakukan pengukuran dan pemotongan besi siku sesuai
dengan ukuran plat injak yang dibutuhkan berdasarkan gambar
rencana
3. besi siku dipasang pada sisi plat injak sesuai dengan gambar rencana
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 33
atau petunjuk konsultan pengawas dan direksi kegiatan.

Campuran Aspal Panas


Peruntukan Pekerjaan Campuran Aspal panas dengan Asbuton untuk Pekerjaan
dengan Asbuton Minor yaitu pada daerah Existing jalan aspal yang berlubang & telah dilakukan
Galian & telah di dipatching (Penambalan jalan aspal yang berlubang)

Urutan kerja :
1. Permukaan jalan aspal yang akan di tambal dibersihkan kemudian
diberi lapisan Tack coat secukupnya.
2. Tutup/tambal lubang dengan Campuran Aspal Panas (dalam jumlah
volume kecil dapat dilakukan dengan tenaga manusia), namun dalam
jumlah volume yang besar dilakukan dengan menggunakan
peralatan Paving set.
3. Padatkan dengan Tandem Roller dan Tyre Roller

DIVISI IX. PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR


Marka Jalan
Yang dimaksud dengan Marka Jalan adalah suatu tanda yang berada di
Thermoplastik permukaan jalan yang meliputi peralatan atau tanda yang membentuk garis
membujur, garis melintang,garis serong serta lambang lainnya yang berfungsi
untuk mengarah arus lalu lintas dan membatasi daerah kepentingan lalu lintas.
Pekerjaan ini meliputi pengecatan marka jalan baik pada permukaan
perkerasan lama maupun yang selesai di-overlay, pada lokasi yang ditunjukkan
dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

Pelaksanaan
a. PenyiapanPermukaan Perkerasan. Sebelum penandaan marka jalan
atau pengecatan dilaksanakan, Penyedia Jasa harus menjamin bahwa
permukaan perkerasan jalan yang akan diberi marka jalan harus
bersih, kering dan bebas dari bahan yang bergemuk dan debu.
b. Penyedia Jasa harus menghilangkan dengan grit blasting (pengausan
dengan bahan berbutir halus) setiap marka jalan lama baik
termoplastis maupun bukan, yang akan menghalangi kelekatan
lapisan cat baru

Pelaksanaan Pengecatan Marka Jalan


1. Pengecatan diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan Penyedia Jasa
harus mengatur dan menandai semua marka jalan pada permukaan
perkerasan dengan dimensi dan penempatan yang presisi sebelum
pelaksanaan pengecatan marka jalan
2. Pengecatan marka jalan dilaksanakan pada garis sumbu, garis lajur,
garis tepi dan zebra cross dengan bantuan sebuah mesin mekanis
yang disetujui, bergerak dengan mesin sendiri, jenis penyemprotan
atau penghamparan otomatis dengan katup mekanis yang mampu
membuat garis putus-putus dalam pengoperasian yang menerus
(tanpa berhenti dan mulai berjalan lagi) dengan hasil yang dapat
diterima Direksi Pekerjaan. Mesin yang digunakan tersebut harus
menghasilkan suatu lapisan yang rata dan seragam dengan tebal
basah minimum 1,50 mm untuk “cat termoplastik” belum termasuk
butiran kaca yang juga ditaburkan secara mekanis, dengan garis tepi
yang bersih (tidak bergerigi) pada lebar rancangan yang sesuai.
Bilamana tidak disyaratkan oleh pabrik pembuatnya, maka cat
termoplastik harus dilaksanakan pada temperatur 204°C - 218°C.
3. Bila mana penggunaan mesin tak memungkinkan, maka dapat
meminta izin Direksi Pekerjaan pengecatan marka jalan dengan cara
manual, dikuas, disemprot dan dicetak dengan sesuai dengan
konfigurasi marka jalan dan jenis cat yang disetujui untuk
penggunaannya
4. Pelaksanaan Pengecatan Marka Jalan 4. Butiran kaca harus
ditaburkan di atas permukaan cat segera setelah pelaksanaan
penyemprotan atau penghamparan cat. Butiran kaca harus
ditaburkan dengan kadar 450 gram/m2 untuk semua jenis cat.
5. Semua marka jalan harus dilindungi dari lalu lintas sampai marka
jalan ini dapat dilalui oleh lalu lintas tanpa adanya bintik-bintik atau
bekas jejak roda serta kerusakannya lainnya
6. Semua marka jalan yang tidak menampilkan hasil yang merata dan
memenuhi ketentuan baik siang maupun malam hari harus

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 34
diperbaiki oleh Penyedia Jasa atas biayanya sendiri
7. Ketentuan dari Seksi 1.3 Pengaturan Lalu Lintas harus diikuti
sedemikian sehingga menjamin keamanan umum ketika pengecatan
marka jalan sedang dilaksanakan.
8. Semua pemakaian cat secara dingin harus diaduk di lapangan
menurut ketentuan pabrik pembuat sesaat sebelum dipakai agar
menjaga bahan pewarna tercampur merata di dalam suspense.

Kerb Pracetak Jenis 5


Pekerjaan Kerb Pracetak Jenis 5 (Penghalang berparit/Barrier Gutter) di buat
(Penghalang pabrikasi dan dikerjakan setelah badan jalan terbentuk. Fungsi dari kerb
berparit/Barrier Gutter) tersebut adalah :
1. untuk menghalangi atau mencegah kendaraan keluar dari jalur lalu-
t=30 cm lintas (barrier curb);
2. untuk membentuk sistem drainase perkerasan jalan (gutter curb dan
barrier gutter curb;
3. sebagai proteksi terhadap pejalan kaki;
4. untuk mempertegas batas jalur lalu-lintas kendaraan dengan jalur-
jalur lainnya;
5. untuk menambah estetika.

DIVISI X. PEKERJAAN PEMELIHARAAN KINERJA


Lapis Pondasi Agregat
Bahan Material Kelas S terdiri dari fraksi Agregat Kasar (tertahan saringan No.
Kelas S 4), dan Fraksi Agregat Halus (lolos saringan No. 4) dengan rentang komposisi
dan syarat spesifikasi bahan yang diatur dalam Spesifikasi Teknik. Lapis
Pondasi Agregat Kelas S diperuntukkan untuk Bahu jalan dengan ketebalan
sesuai dengan rencana.
Dikerjakan dengan menggunakan peralatan :
1. Whell Loader
2. Motor Grader
3. Tandem Roller
4. Water Tank dan
5. Dump Truck.

Urutan kerja :
1. Material Agregat Halus/Kasar (sirtu) ditambah agregat pecah di mix
dengan perbandingan Agregat pecah 1-2 : 18 %, Agregat pecah 0-5 :
18 % dan Sirtu 64 % atau sesuai spesifikasi dan petunjuk Direksi
Teknik, kemudian di tumpuk dalam satu tempat (Stock pile).
2. Whell Loader mengambil material Kelas S di tempat Stock pile.
3. Material diangkut oleh Dump Truck ke lokasi pekerjaan.
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 35
4. Material Kelas S di tuang/ disebar oleh Dump truck di daerah bahu
jalan yang direncanakan.

Campuran Aspal Panas


Peruntukan Pekerjaan Campuran Aspal panas dengan Asbuton untuk Pekerjaan
dengan Asbuton Minor yaitu pada daerah Existing jalan aspal yang berlubang & telah dilakukan
Galian & telah di dipatching (Penambalan jalan aspal yang berlubang)
Urutan kerja :
1. Permukaan jalan aspal yang akan di tambal dibersihkan kemudian
diberi lapisan Tack coat secukupnya.
2. Tutup/tambal lubang dengan Campuran Aspal Panas (dalam jumlah
volume kecil dapat dilakukan dengan tenaga manusia), namun dalam
jumlah volume yang besar dilakukan dengan menggunakan
peralatan Paving set.
3. Padatkan dengan Tandem Roller dan Tyre Roller.

Bahan Penutup (Sealent)


Sealant adalah bahan yang dapat melekat ke setidaknya dua permukaan dan
mengisi ruang di antara itu sebagai pembatas atau lapisan pelindung. Mereka
digunakan untuk mengisi celah, ketahanan atau mengakomodasi gerakan
antara substrat, dan menjaga air atau udara keluar. Sealant tidak dimaksudkan
untuk pemindahan beban dan karena itu biasanya kekuatannya lebih rendah
daripada perekat, tetapi memiliki fleksibilitas lebih tinggi.
Uraian Pelaksanaan :
1. Persiapan permukaan, pembersihan sebelum pekerjaan
2. Pemasangan sealant pengisi dan sealant structural
3. Pembersihan permukaan dan perawatan selama masa perawatan.

Perbaikan Lapis Pondasi


Pada pekerjaan ini perbaikan dilakukan pada lapis pondasi beton yang
Beton Kurus + Cat mengalami kerusakan.
Tahapan pelaksanaanya yaitu :
1. Pembersihan pada area lapis pondasi yang rusak
2. Area yang berlubang atau kurang rata perlu di tambahkan agregat
material secara manual agar mendapat hasil yang padat dan merata.
3. Pengecoran beton kurus pada area yang sudah ditentukan
4. Setelah beton mengering sempurna barulah di cat.

Perbaikan Pasangan Batu


Pelaksanaan Perbaikan pasangan batu terdiri dari :
1. Bersihkan semua kotoran dnan puing-puing yang berada dilokasi
yang akan dibersihkan
2. Pohon-pohon dan ranting yang mengganggu pemakai jalan harus
dibersihkan
3. Potong tumbuhan perdu, rumput dan lainnya agar kelihatan rapih
4. Bagian-bagian yang rusak diperbaiki dengan mengganti pasangan
batu sesuai dengan kemiringan lereng.

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 36
Pengecatan Kerb dan
Pengecatan Kerb dan Median dilakukan setelah semua Kerb Pracetak terpasang
Median dengan baik sesuai dengan spesifikasi dan prosedur dan arahan dari direksi.

Pengendalian Tanaman
Pekerjaan Pengendalian tanaman dilakukan secara berkala dan kontinyu terus
dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Selama masa pemeliharaan
berjalan

Pembersihan Drainase
Pembersihan drainase ini menggunakan media cangkul, sapu dan pengait,
kemudian sampah-sampah yang ada didalam drainase diambil menggunakan
pengait dan rumput-rumput disekitar drainase dibersihkan menggunakan
cangkul dan alat bantu lainnya.

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 37
Perbaikan Rel Pengaman
Pekerjaan rel pengaman dilakukan pada daerah yang mengalami kerusakan.
Dikerjakan setelah disurvey, pengukuran serta persiapan barang setelah itu
dikerjakan pemasangan lewat cara, yakni :
1. Lakukan penggalian tanah untuk pemasangan tiang post
2. post tegak lurus serta di bagian yang ditanam di beri angkur 4
(empat) buah lewat cara dilas sebelumnya dikerjakan pengecoran.
3. Sesudah post-post itu terpasang lalu dikerjakan
penyetelan/pemasangan beam lewat cara menempatkan baut-baut
lalu kita chek kelurusan serta ketinggiannya sesuai sama gambar
kemudian baru kita cor

Pemeliharaan Kinerja
Kegiatan pemeliharaan kinerja jembatan harus segera dimulai setelah
Jembatan diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) selama Masa Pelaksanaan.
1. S.Pangilireng Kegiatan ini dimaksudkan untuk menjamin agar jembatan dapat digunakan dan
berfungsi dengan baik serta memenuhi Indikator Kinerja Jembatan
bentang 7,80 M’ sebagaimana disyaratkan.
2. S. Lampoko
bentang 64 M’
Pekerjaan ini meliputi pemeliharaan rutin seperti :
3. S. Batu putih 1. pembersihan saluran dan lubang drainase
bentang 81,60 M’ 2. pembuangan kotoran dan sampah pada sambungan ekspansi
4. S. Batua 3. pengecatan sederhana, dan pembuangan akumulasi sampah
dan/atau tanah sedimen/endapan yang diakibatkan oleh banjir pada
bentang 7,20 M’ sungai
4. pemeliharaan berkala seperti penggantian siar muai
5. penggantian perletakan
6. pengecatan jembatan dan rehabilitasi jembatan seperti perbaikan
kerusakan beton berupa patching dan grouting
7. perbaikan elemen baja seperti perbaikan akibat korosi, cover plate
dan perbaikan daerah aliran sungai, bangunan pengaman scouring
dan daerah timbunan.

Adminstrasi

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 38
IMPLEMENTASI
Pelaksanaan Manajemen Keselamatan Lalu Lintas dan Kesehatan Keselamatan Kerja dilakukan
sesuai item pekerjaan knstruksi yang ada dalam kontrak Preservasi Jalan Pangkep – Barru
Parepare, yaitu sebagai berikut :

No. Item Pekerjaan Implementasi MKLL dan K3


1 Galian untuk Selokan 1.1. Pemasangan Rambu Pekerjaan Sementara
Drainase dan Saluran Air 1.2. Pemasangan Rambu Peringatan
1.3. Pemasangan Rambu Petunjuk
1.4. Pembuatan Batas Area Kerja
1.5. Penentuan Alur lalu lintas yang aman bagi pengndara
dan pejalan kaki
1.6. Penetapan Jalur operasional alat berat
1.7. Penetapan Jalur Jalan bagi pekerja
1.8. Memasang pita safety setelah galian terbentuk, setiap
selesai pekerjaan
2 Pasangan Batu dengan 2.1. Penentuan jalur aman bagi pekerja
Mortar 2.2. Penentuan tempat material
2.3. Penentuan tempat mencampur spesi/mortar
2.4. Penentuan titik mulai dan arah pasangan batu
3 Galian Biasa 3.1. Pemasangan Rambu Pekerjaan Sementara
3.2. Pemasangan Rambu Peringatan
3.3. Pemasangan Rambu Petunjuk
3.4. Pembuatan Batas Area Kerja
3.5. Penentuan Alur lalu lintas yang aman bagi pengndara
dan pejalan kaki
3.6. Penetapan Jalur operasional alat berat
3.7. Penetapan Jalur Jalan bagi pekerja
3.8. Memasang pita safety setelah galian terbentuk, setiap
selesai pekerjaan
4 Timbunan Biasa dari 4.1. Penentuan tempat timbunan ditempatkan di lokasi,
Sumber galian dengan memasang rambu pekerjaan sementara
4.2. Penentuan titik mulai dan arah penghamparan
timbunan
4.3. Pembuatan batas area timbunan dan penentuan
batas aman bagi pengguna lalu lintas dan pejalan
kaki
5 Penghamparan lapis 5.1. Pemasangan rambu Pekerjaan Sementara
penutup bubur aspal 5.2. Pemasangan Rambu Peringatan
emulsi, tipe 1, CSS-1h / 5.3. Pemasangan Rambu Petunjuk
SS-1h 5.4. Pembuatan Batas Area Kerja
5.5. Penentuan Alur lalu lintas yang aman bagi
pengendara dan pejalan kaki
6 Perkerasan Beton Semen 6.1. Pemasangan rambu Pekerjaan Sementara
6.2. Pemasangan Rambu Peringatan
6.3. Pemasangan Rambu Petunjuk
6.4. Pembuatan Batas Area Kerja
6.5. Penentuan alur lalu lintas yang diperuntukan bagi
pengendara dan pejalan kaki
6.6. Pengalihan atau penyempitan jalur lalu lintas di
lokasi pekerjaan konstruksi

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 39
No. Item Pekerjaan Implementasi MKLL dan K3
7 Lapis Perekat - Aspal Cair 7.1. Pemasangan Rambu Pekerjaan Sementara
7.2. Pemasangan Rambu Peringatan
7.3. Pemasangan Rambu Petunjuk
7.4. Pembuatan Batas Area Kerja
7.5. Penentuan alur lalu lintas yang diperuntukan bagi
pengendara dan pejalan kaki
7.6. Pengalihan atau penyempitan jalur lalu lintas di
lokasi pekerjaan konstruksi
8 Bahan anti pengelupasan 8.1. Pelaksanaan campuran pada Asphalt Mixing Plant
8.2. Penggunaan APD bagi pekerja AMP
8.3. Mengikuti penerapan implementasi K3 di AMP
9 Laston Lapis Aus Asbuton 9.1. Pelaksanaan campuran pada Asphalt Mixing Plant
(AC-WC Asb) 9.2. Penggunaan APD bagi pekerja AMP
9.3. Mengikuti penerapan implementasi K3 di AMP
9.4. Proses di lapangan mengikuti point 7
10 Laston Lapis Antara 10.1. Pelaksanaan campuran pada Asphalt Mixing Plant
Asbuton (AC-BC Asb) 10.2. Penggunaan APD bagi pekerja AMP
10.3. Mengikuti penerapan implementasi K3 di AMP
10.4. Proses di lapangan mengikuti point 7
11 Beton Struktur Memadat 11.1. Pemasangan Rambu Pekerjaan Sementara
sendiri fc’=30 Mpa 11.2. Pemasangan Rambu Peringatan
11.3. Pemasangan Rambu Petunjuk
11.4. Pembuatan Batas Area Kerja
11.5. Penentuan alur lalu lintas yang diperuntukan bagi
pengendara dan pejalan kaki
11.6. Pengalihan atau penyempitan jalur lalu lintas di
lokasi pekerjaan konstruksi
12 Baja Tulangan Sirip BjTP 12.1. Pemasangan Rambu Pekerjaan Sementara
280 12.2. Pemasangan Rambu Peringatan
12.3. Pemasangan Rambu Petunjuk
12.4. Pembuatan Batas Area Kerja
12.5. Penentuan alur lalu lintas yang diperuntukan bagi
pengendara dan pejalan kaki
12.6. Pengalihan atau penyempitan jalur lalu lintas di
lokasi pekerjaan konstruksi

13 Pembongkaran Beton 13.1. Pemasangan Rambu Pekerjaan Sementara


13.2. Pemasangan Rambu Peringatan
13.3. Pemasangan Rambu Petunjuk
13.4. Pembuatan Batas Area Kerja
13.5. Penentuan alur lalu lintas yang diperuntukan bagi
pengendara dan pejalan kaki
13.6. Pengalihan atau penyempitan jalur lalu lintas di
lokasi pekerjaan konstruksi
13.7. Penentuan letak alat berat bekerja dan mobil
dump truk yang akan memuat hasil bongkaran,
agar tidak mengganggu alur lalu lintas
13.8. Pemasangan pita keselamatan pada area yang
telah dibongkar, saat selesai pekerjaan
bongkaran

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 40
No. Item Pekerjaan Implementasi MKLL dan K3
14 Marka Jalan Termoplastik 14.1. Pemasangan Rambu Pekerjaan Sementara
14.2. Pemasangan Rambu Peringatan
14.3. Pemasangan Rambu Petunjuk
14.4. Pembuatan Batas Area Kerja
14.5. Penentuan alur lalu lintas yang diperuntukan bagi
pengendara dan pejalan kaki
14.6. Pengalihan atau penyempitan jalur lalu lintas di
lokasi pekerjaan konstruksi
15 Kerb Pracetak Jenis 5 15.1. Pemasangan Rambu Pekerjaan Sementara
(Penghalang Berparit / 15.2. Pemasangan Rambu Peringatan
Barrier Gutter) + cat, t = 15.3. Pemasangan Rambu Petunjuk
30 cm 15.4. Pembuatan Batas Area Kerja
15.5. Penentuan alur lalu lintas yang diperuntukan bagi
pengendara dan pejalan kaki
15.6. Pengalihan atau penyempitan jalur lalu lintas di
lokasi pekerjaan konstruksi
16 Lapis Pondasi Agregat 16.1. Pemasangan Rambu Pekerjaan Sementara
Kelas S 16.2. Pemasangan Rambu Peringatan
16.3. Pemasangan Rambu Petunjuk
16.4. Pembuatan Batas Area Kerja
16.5. Penentuan alur lalu lintas yang diperuntukan bagi
pengendara dan pejalan kaki
16.6. Pengalihan atau penyempitan jalur lalu lintas di
lokasi pekerjaan konstruksi
17 Campuran Aspal Panas 17.1. Pemasangan Rambu Pekerjaan Sementara
dengan Asbuton 17.2. Pemasangan Rambu Peringatan
17.3. Pemasangan Rambu Petunjuk
17.4. Pembuatan Batas Area Kerja
17.5. Penentuan alur lalu lintas yang diperuntukan bagi
pengendara dan pejalan kaki
17.6. Pengalihan atau penyempitan jalur lalu lintas di
lokasi pekerjaan konstruksi
18 Bahan Penutup (sealent) 18.1. Pemasangan Rambu Pekerjaan Sementara
18.2. Pemasangan Rambu Peringatan
18.3. Pemasangan Rambu Petunjuk
18.4. Pembuatan Batas Area Kerja
18.5. Penentuan alur lalu lintas yang diperuntukan bagi
pengendara dan pejalan kaki
18.6. Pengalihan atau penyempitan jalur lalu lintas di
lokasi pekerjaan konstruksi
19 Perbaikan Lapis Pondasi 19.1. Pemasangan Rambu Pekerjaan Sementara
Beton Kurus + cat 19.2. Pemasangan Rambu Peringatan
19.3. Pemasangan Rambu Petunjuk
19.4. Pembuatan Batas Area Kerja
19.5. Penentuan alur lalu lintas yang diperuntukan bagi
pengendara dan pejalan kaki
19.6. Pengalihan atau penyempitan jalur lalu lintas di
lokasi pekerjaan konstruksi
20 Perbaikan Pasangan Batu 20.1. Penentuan jalur aman bagi pekerja
20.2. Penentuan tempat material
20.3. Penentuan tempat mencampur spesi/mortar
20.4. Penentuan titik mulai dan arah pasangan batu

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 41
No. Item Pekerjaan Implementasi MKLL dan K3
21 Pengecatan Kerb dan 21.1. Pemasangan Rambu Pekerjaan Sementara
Median 21.2. Pemasangan Rambu Peringatan
21.3. Pemasangan Rambu Petunjuk
21.4. Pembuatan Batas Area Kerja
21.5. Penentuan alur lalu lintas yang diperuntukan bagi
pengendara dan pejalan kaki
21.6. Pengalihan atau penyempitan jalur lalu lintas di
lokasi pekerjaan konstruksi
22 Pengendalian Tanaman 22.1. Pemasangan Rambu Pekerjaan Sementara
22.2. Pemasangan Rambu Peringatan
22.3. Pemasangan Rambu Petunjuk
22.4. Pembuatan Batas Area Kerja
22.5. Pengalihan atau penyempitan jalur lalu lintas di
lokasi pekerjaan konstruksi
23 Pembersihan Drainase 23.1. Pemasangan Rambu Pekerjaan Sementara
23.2. Pemasangan Rambu Peringatan
23.3. Pemasangan Rambu Petunjuk
23.4. Pembuatan Batas Area Kerja
23.5. Pengalihan atau penyempitan jalur lalu lintas di
lokasi pekerjaan konstruksi jika dibutuhkan
23.6. Menggunakan APD yang sesuai
23.7.
24 Perbaikan Rel Pengaman 24.1. Pemasangan Rambu Pekerjaan Sementara
24.2. Pemasangan Rambu Peringatan
24.3. Pemasangan Rambu Petunjuk
24.4. Pembuatan Batas Area Kerja
24.5. Penentuan alur lalu lintas yang diperuntukan bagi
pengendara dan pejalan kaki
24.6. Pengalihan atau penyempitan jalur lalu lintas di
lokasi pekerjaan konstruksi
24.7. Penentuan area aman bagi operasional alat berat
yang bekerja

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 42
REKAMAN KEJADIAN
Pelaksanaan Manajemen Keselamatan Lalu lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja pada Paket
Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare dapat kami rekaman kejadian dalam dokumentasi
foto sebagai berikut :

No. Item Pekerjaan Rekaman Kejadian


1 Galian untuk Selokan
Drainase dan Saluran Air

Rambu Sosialisasi dan Informasi Pekerjaan

Pemasangan rambu dan kerucut di lokasi penggalian alat


berat untuk memberikan ruang bagi dump truk mengangkut
hasil galian dan ruang bagi eksavator bermanuver dengan
aman.

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 43
Sosialisasi dan Informasi dan rambu peringatan dan larangan

2 Pasangan Batu dengan


Mortar

Rambu pada pekerjaan Pasangan Batu Mortar

3 Galian Biasa Sama dengan Point 1

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 44
4 Timbunan Biasa dari
Sumber galian

5 Penghamparan lapis
penutup bubur aspal
emulsi, tipe 1, CSS-1h /
SS-1h

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 45
6 Perkerasan Beton Semen

7 Lapis Perekat - Aspal Cair

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 46
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 47
8 Bahan anti pengelupasan

9 Laston Lapis Aus Asbuton


(AC-WC Asb)

10 Laston Lapis Antara


Asbuton (AC-BC Asb)

11 Beton Struktur Memadat


sendiri fc’=30 Mpa

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 48
12 Baja Tulangan Sirip BjTP
280

13 Pembongkaran Beton
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 49
Sosialisasi dan Informasi Pekerjaan Bongkaran Jalan Beton

Penempatan Rambu Petunjuk dan Rambu Larangan

Penempatan Rambu Peringatan dan Larangan

Pemasangan rambu yang lebih banyak dan lebih rapat di


lokasi kerja bongkaran beton

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 50
Pemasangan Pita Keselamatan pada titik bongkaran beton

Penempatan Kerucut Lalu lintas pada lokasi alat berat


beroperasi

Hasil Bongkaran Beton

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 51
Proses Pembersihan Bongkaran Jalan Beton

Proses Pembersihan Bongkaran Jalan Beton

Rambu Barrier di Bongkaran Beton

Hasil Pembersihan Bongkaran Beton

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 52
14 Marka Jalan Termoplastik

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 53
15 Kerb Pracetak Jenis 5
(Penghalang Berparit /
Barrier Gutter) + cat, t =
30 cm

16 Lapis Pondasi Agregat


Kelas S

Penghamparan LPA Kelas S

Pemadatan LPA Kelas S

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 54
17 Campuran Aspal Panas
dengan Asbuton

18 Bahan Penutup (sealent)

19 Perbaikan Lapis Pondasi


Beton Kurus + cat

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 55
Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 56
20 Perbaikan Pasangan Batu

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 57
21 Pengecatan Kerb dan
Median

22 Pengendalian Tanaman

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 58
23 Pembersihan Drainase

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 59
PENUTUP
Dalam pelaksanaan tidak bisa dikatakan mudah dalam menjalaninya, namun dengan semangat
tim yang solid dan kerjasama dengan berbagai pihak, pelaksanaan Manajemen Keselamatan
Lalu lintas ini berjalan sesuai dengan rencana.

Beberapa kejadian kecelakaan tidak dapat dihindari, khususnya saat kondisi jalan yang kami
perbaiki dalam keadaan 50%, walaupun telah kami pasang rambu dan barrier yang memadai
serta jelas dengan dilengkapi stiker pemantul cahaya, namun dengan kurang hati-hatinya
pengguna jalan maka terjadi antara lain terperosok dalam lubang bongkaran jalan beton, masuk
ke lubang galian saluran (box culvert), dan lain sebagainya.

Tidak lupa kami mengucapakan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung kegiatan pekerjaan konstruksi pada paket ini, terutama dari Pihak Kepolisian
Republik Indonesia baik Resort Pangkajene Kepulauan maupun Resort Barru.

Demikian Laporan Implentasi Manajemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan
Kerja pada paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare, semoga dapat diterima dengan
baik oleh pihak pemberi pekerjaan yaitu PPK 3.3. Koridor Pangkep – Barru – Parepare, Satuan
Kerja PJN Wilayah III Sulawesi Selatan.

Terima kasih.

Laporan Implementasi Pelaksanaan Manajaemen Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Paket Preservasi Jalan Pangkep – Barru – Parepare
PT. PATRIOTJAYA PRATAMA 60

Anda mungkin juga menyukai