Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISTRES SPIRITUAL
DISUSUN OLEH
NUR HALIMAH
17.20.2780
TAHUN
2018
ASUHAN KEPERAWATAN PADA DISTRES SPIRITUAL
A. PENGERTIAN
Distres spiritual suatu keadaan ketika individu atau kelompok mengalami atau
Spirituality berasal dari bahasa latin “spiritus” yang bearti nafas atau udara. Spirit
memberikan hidup,menjiwai seseorang. Spirit memberikan arti penting ke hal apa saja
yang sekiranya menjadi pusat dari seluruh aspek kehidupan seseorang ( Dombeck,
1995 )
2005 )
Defines lain mengatakan bahwa distress spiritual adalah gangguan dalam prinsip hidup
yang meliputi seluruh kehidupan seseorang dan diintegrasikan biologis dan psikososial
( Varcarolls 2000 )
Dengan kata lain kita dapat katakana bahwa distress spiritual adalah kegagalan
Patosiologi distress spiritual tidak bisa dilepaskan dari stress dan struktur serta fungsi
otak
Stress adalah realitas kehidupan manusia sehari-hari. Setiap orang tidak dapat
perubahan akibat stres. Ketika kita mengalami stress, otak kita akan berespon untuk
terjadi. Konsep ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Cannon,W.B. dalam Davis
M, dan kawan kawan (1988) yang menguraikan respon “ Melawan atau Melarikan
diri” sebagai suatu rangkaian perubahan biokimia didalam otak yang menyiapkan
Sinyal dari hipotalamus ini kemudian ditangkap oleh system limbic dimana salah satu
bagian pentingnya adalah amigdala yang bertanggung jawab terhadap status emosional
perilaku dan kepribadian. Gejalanya adalah perubahan status mental, masalah ingatan,
termasuk spiritual
Gangguan pada dimensi spiritual atau distress spiritual dapat dihubungkan dengan
timbulnya depresi
Namun ada beberapa factor yang berperan terhadap terjadinya depresi antara lain
memenuhi kebutuhan spritiualnya sehingga terjadi distress spiritual karena pada kasus
kebutuhan spiritual
Karakteristik Distres Spiritual menurut Nanda ( 2005 ) meliputi empat hubungan dasar yaitu :
1. Lingkungan kekurangan
2. Harapan
4. Perdamaian/ketenangan
5. Penerimaan
6. Cinta
8. Keberanian
9. Marah
10. Kesalahan
music, menulis )
1. Pengkajian fisik
ketakutam , makna nyeri kehilanagan control, harga diri rendah , dan pemikiran yang
3. Pengkajian social budaya dukungan social dalam memahami keyakinan klien ( Spencer,
1998)
Pengkajian Spiritual
Pengalaman spiritual
Orang terdekat
Menceritakan masalah
Kebiasaan ibadah
Frekuensi ibadah
Kebutuhan spiritual
Factor predisposisi adalah factor risiko yang menjadi sumber terjadinya stress yang mempengaruhi
tipe dan sumber dan individu untuk menghadapi stress baik yang biologis, psikososial, dan
sosialkultural. Secara bersama-sama, factor ini akan memengaruhi sesorang dalam memberikan
Factor Presipitasi
Factor presipitasi adalah stimulasi yang mengancam indivdu, factor presipitasi memerlukan
energy yang besar dalam menghadapi stress atau tekanan hidup. Factor presipitasi ini dapat bersifat
biologis, psikologis, dan sosialkultural. Waktu merupaka dimensi yang juga mempengaruhi
terjadinya stress, yaitu berapa lama terpapar dan berapa freskuensi terjadinya stress
Respon kognitif dapat terlihat melalui terganggunya proses kognitif individu, seperti
pikiran kacau, menurunnya daya kosentrasi, pikiran berulang,dan pikiran tidak wajar
Respon afektif adalah membangun perasaan. Dalam penilaian terhadap stressor respon
afektif utama adalah reaksi tidak spesifik atau umumnya merupakan reaksi kecemasan,
Respon fisiologis dapat ditandai dengan meningkatkan tekanan darah, detak jantung, nadi
Respon perilaku dapat dibedakan menjadi fight,yaitu melawan situasi yang menekan dan
perbandingan social.
Tipe yang kedua adalah dukungan esteem yang terdiri atas ekpresi positif
spiritualnya
efektif
Menurut ( lazarus dan folkman, 1984 dalam nasir, 2011 ), dalam melakukan koping ada dua
Yaitu usaha mengatasi stress dengan cara mengatur atau mengubah masalah yang dihadapi
coping di tujukan dengan mengurangi demands dari situasi yang penuh dengan stress atau
problem focused coping apabila mereka percaya bahwa sumber atau demands dari
situasinya dapat diubah.strategi yang dapat dipakai dalam problem focused coping antara
1. Comfrontatif coping : usaha untuk mengubah keadaan yang dianggap menekan dengan
cara yang agresif, tingkat kemarahan yang cukup tinggi dan pengambilan resiko
2. Seeking social support : usaha untuk mendapatkan kenyamanan emosional dan bantuan
3. Planful problem salving : usaha untuk mengubah keadaan yang dianggap menekan
Yaitu usaha mengatasi stress dengan cara mengatur respon emosional dalam rangka
menyesuaikan diri dengan dampak yang akan ditimbulkan oleh suatu kondisi atau situasi
yang dianggap penuh tekanan. Emotion focused coping ditujukan untuk mengontrol
respons emosionalnya melalui pendekatan perilaku dan kognitif. Strategi yang digunakan
2. Distancing usaha untuk tidak terlibat dalam permasalahan seperti menghindar dari
3. Positif reappraisal usaha mencari makna positif dari permasalahan dengan berfokus
pada pengembangan diri, biasanya juga melibatkan hal-hal yang bersifat religious
4. Acceting responsibility usaha untuk menyadari tanggung jawab diri sendiri dalam
menjadi lebih baik. Strategi ini baik, terlebih bila masalah terjadi karena pikiran dan
tindakannya sendiri, namun, strategi ini menjadi tidak baik jika individu tidak
5. Escape/avoidance usaha untuk mengatasi masalah situasi menekan dengan lari dari
situasi tersebut atau menghindarinya dengan beralih pada ha; lain seperti
PSIKOFARMAKA
Indonesia III aspek spiritual tidak digolongkan secara jelas apakah masuk kedalam
Distress Spiritual
Intervensi
Sp. 1-P : bina hubungan saling percaya dengan pasien, kaji factor penyebab disstres
spiritual pada pasien, bantu pasien mengungkapkan perasaan dan pikiran terhadap
Sp. 2-P fasilitas klien dengan alat-alat ibadah sesuai keyakinan klien, fasilitas klien
untuk menjalankan ibadah sendiri atau dengan orang lain, bantu pasien untuk ikut
NAMA KLIEN :
RUANG :
1. Bina hubungan
Distress spiritual TUK : klien mampu 1. Ekpresi wajah
saling percaya
menyatakan mencapai bersahabat
dengan
kenyamanan dari pelaksanaan menujukkan rasa
menggunakan
praktik spiritual sebelumnya senang ada kontak
prinsip dan teknik
dan merasa kehidupannya mata,mau berjabat
komunikasi
berarti/bermakna tangan, mau
tarapeutik
meyebutkan nama,
TUK 1 : seterlah dua kali a. Sapa klien
mau menjawab
pertemuan klien dapat dengan ramah
salam, mau duduk
membina hubungan saling baik verbal
berdampingan
percaya maupun non
dengan perawat
verbal
mau mengutarakan
b. Perkenalkan
masalah
diri dengan
dihadapinya
sopan
c. Tanyakan
nama lengkap
klien dan
nama
panggilan
yang disukai
klien
d. Jelaskan
tujuan
pertemuan
e. Jujur dan
menepati janji
f. Tunjukkan
sikap empati
Dan
menerima klie
apa adanya
Beri perhatian
kepada klien
dan
perhatikan
kebutuhan
dasar klien
TUK 2 : 2.1 kilen mampu a. gunakan komuinikasi
terapeutik untuk
Setelah satu kali pertemuan a. mengungkapkan
membina hubungan
klien dapat mengatakan harapan masa depan yang
saling percaya dan
kepada perawat atau positif
menunjukkan empati
pemimpin spiritual tentang
b. mengungkapkan arti
kondisi spiritual konflik b. menggunakan alat
hidup
spiritual dan kegelisahannya unutk memonitor dan
well-being sebagai
d. mengungkapkan
pendekatan
keyakinan dalam diri
c. mendorong individu
e. mengungkapkan
untuk melihat kembali
keyakinan kepada orang
masa lalu dan
lain
memfokuskan kejadian
f. menentukan tujuan
dan hubungan yang
hidup
memberikan kekuatan
klien
e. dorong partisipasi
anggota
keluarga,teman,dan
orang lain
ketenangan untuk
kegiatan spiritual
g. dorong partisipasi
yang dianut
TUK 3 1. Klien mampu 1 berbagai keyakinan
masing keyakinan
menjadi pengdengar
d berpartisipasi dalam
yang baik terhadap apa
upacara keagamaan
yang dikatakan individu
e berpartisipasi dalam
5 dorongan klien berdoa
pengbatan
secara individu
f berinteraksi dengan
tokoh agama
sendiri
h berhubungan dengan
orang lain
i berinteraksi dengan
refleksi
c mengungkapkan
program TV spiritual
d mengontrol aktifitas
secara individu
spiritualnya
e memilih pelayanan 3 terbuka terhadap
kekuatannya
4 dorong menggunakan
sumber-sumber spiritual
seperti tokoh-tokoh
agama,literatur-literatur
dengan keyakinan,
tersedianya tempat-
alat-alat dalam
menjalankan ritual
keyakinannya
5 menyerahkan ke tokoh
6 gunakan teknik
klarifikasi untuk
membantu individu
mengklarifikasi
7 mengdengarkan
perasaan individu
8 menunjukkan empati
ritual
10 dengarkan dengan
hati-hati komunikasi
individu dan
mengembangkan waktu
keagamaan
11 yakinkan individu
mendukung individu
kulit
12 terbuka kepada
dan kematian
mengungkapkan dan
mengurangi kemarahan
STRES MANAGEMENT
Stress :
Hilangnya motivasi
Kurang efektif
Uang
Lalu lintas
Beban kerja
Mengencangkan pengetatan
Kelelahan
Sakit kepala
Kegelisahan
Kelupaan
Depresi
Apati/kurang tertarik
Amarah meningkat
Kuatir
Permusuhan
Dibawah/atas makan
Masalah memori/kelupaan
Kecanggungan
Penampilan buruk
Ketidakhadiran
Kecelakaan tinggi
Membuat kesalahan
Dampak stress :
Sakit punggung
Sakit kepala
Sakit perut
Darah tinggi
Teknik mental
Manajemen waktu
Mengatur
Pengalihan
Music
Hobi
Bermain
Belajar
Liburan
Teknik phyrical
Pemindaian tubuh-rileks-lepaskan
Bernafas
Olahraga
Meditasi
Nutrisi
Beristirahat
Tawa
Melimpahkan
Mengantisipasi masalah
Bersikap tegas
Mengatur
Inititives organisasi
Membangun tim
Konseling karir
respon yang tidak adekuat dan atau ketidakmampuan dalam menggunkan sumber-
3. Koping individu tidak efektif terjadi bila seorang individu mengalami atau beresiko
Pengkajian
1. Pengkajian fisik
2. Pengkajian psikologis
Yang diperlu dikaji meliputi adanya ansietas , depresi, marah, kecemasan, ketakutan ,
kehilangan control , harga diri rendah , perasaan tidak adekuat, kehilangan, motivasi ,
penyalahgunaan zat ) , rasa khawatir kronis, suka berbohong dan menipulasi ( potter &
perry 2005 )
3. Pengkajian spiritual
Berhubungan dengan keyakinan dan pencarian makna hidup individu itu sendiri apakah
itu berdampak sekali kapada koping seseorang. Ini bisa dirasakan ketika seseorang
c. Diagnosa Keperawatan
Distress Spiritual
d. Intervensi keperawatan
Adapun rencana tindakan keperawatan ini dikembangkan sebagai intervensi generalis dan
1. Generalisasi :
Rencana asuhan keperawatan jiwa pada tahap generalisasi dtujukan kepada pasien dan
Tujuan Umum :
Tujuan khusus :
mengatasi masalahnya
Tindakan Keperawatan
2. Berjabat tangan
tidak menyenangkan
4. Tentukan resiko adanya tindakan membahayakan diri sendiri dan berikan tindakan
yang dibutuhkan
2. Jika individu menjadi pesimis upayakan untuk lebih memberikan harapan dan
pandangan realistis
a. Tujuan umun
Keluarga mampu menggunakan koping yang konstruktif untuk mengatasinya stress pada
anggota keluarganya
b. Tujuan khusu
1. Keluarga mampu mengenal koping individu tidak efektif pada anggota keluarganya
2. Keluarga mampu memahami proses terjadinya masalah koping tidak efektif pada
anggota keluarganya
3. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang masalah mengalami koping tidak
efektif
4. Keluarga mampu mempraktekkan cara merawat anggota kelurga dengan masalah
5. Keluarga mampu merujuk anggota keluarga yang mengalami koping tidak efektif
Tindakan keperawatan
Dengan cara :
7. Diskusikan bagaimana cara merujuk anggota kelurga jika sudah tidak dapat ditangani
dirumah
Terapi spesialis
1. Terapi individu
a. Cognitif behavior therapy : sebagai mekanisme proteksi agar kecemasan dan stress
serta meningkatkan kesdaran diri klien untuk mencoba berinteraksi dengan orang lain
terindentifikasi
2. Terapi keluarga
MEKANISME KOPING
Negosiasi
Konfrontasi
Minat nasehat
Subtitusi
Ego defence
1. Factor predisposisi
a. Biologic
L.B Genetik
Kesehatan
Terpapar racun
b. Psikologik
IQ
Moral
Koping
Konsep diri
Kepribadian
Pengalaman lalu
Keterampilan verbal
c. SOS BUD
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Pendapatan
L.B Bud-Sos
Agama
Politik
Sifat : bio,psiko,social,bud
3. Penilaian primer terhadap stressor evaluasi terhadap kemaknaan dari kejadian terhadap
individu
a. Kognitif
Pemilihan koping
Sesuai dengan :
4. Penilaian sekunder
a. Kognitif
Kemampuan koping
Efektivitas koping
antisipasi, surprise
d. Perilaku
e. Sumber informasi
Sumber koping
a. Mechanic
Model ekonomi
Tekanan koping
Dukungan social
Motivasi
Keyakinan positif
Keterampilan social
a. Indentifikasi masalah
b. Nilai alternative
c. Laksanakan rencana
Antonousky
Kekuatan ego
Kosisten
Stabil
Budaya
Agama
System nilai
Keyakinan
DAFTAR PUSTAKA
http://mantrigaoll.blogspot.com/2012/02/askep-distres-spiritual.html