Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Allah Swt telah menurunkan banyak Nabi dan Rasul di bumi ini, dan yang wajib
kita ketahui ada 25, diawali dengan Nabi Adam As, dan diakhiri dengan lahirnya Nabi
Muhammad Saw. Setiap Nabi yang memiliki kisah teladan dan mukjizatnya masing-
masing. Pada kali ini pemakalah akan membahas tentang Nabi Idris As dan Nabi Nuh
As. Kisah kedua Nabi ini memang kerap dikatakan membuat merinding dan Takjub.
Bagaimana tidak? Nabi Idris As rupanya adalah nabi pertama yang melihat neraka dan
siksaannya. Dialah yang pertama kali melihat betapa mengerikannya kehidupan di
sana, yang membuatnya bersumpah tidak akan mau lagi kembali ke sana, dan juga Nabi
nuh As yang membuat kapal yang sangat besar yang mana azab yang diturunkan kepada
umatnya yang durhaka berupa banjir bah besar yang menenggelamkan seluruh
permukaan bumi.
B. Rumusan dan Batasan Masalah
1. Bagaimana Biografi Nabi idris dan Nabi Nuh As?
2. Bagaimana Kisah Nabi idris dan Nabi Nuh As dalam AlQur’an?
.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Nabi Idris As

Dalam "Kisah Menakjubkan 25 Nabi", Idris memiliki nama asli Khanukh


(Akhnukh), ia dipanggil Idris karena ia selalu mempelajari mushaf-
mushaf Adam dan Syis. Menurut buku berjudul The Prophet of God Enoch: NabiAllah
Idris, Idris adalah sebagai sebutan atau nama Arab bagi Akhnukh, nenek moyang Nuh.

Dikatakan bahwa asal mula nama Idris berasal dari kosa kata bahasa Arab,
"darasa" yang memiliki arti belajar. Ia dijuluki demikian karena ia banyak sekali
mempelajari ilmu, ia dianggap pula sebagai penemu tulisan dan alat tulisnya. Menurut
Az-Zamakhsyari menyatakan bahwa kata Idris bukan nama yang berasal dari bahasa
Arab.

Ia juga dijuluki sebagai "Asad al-asad" (Singa dari segala singa) karena
keberanian dan kegagahannya, sedangkan di dalam kisah lain, Idris diberi julukan
"Harmasu al-Haramisah" (Ahlinya perbintangan).

Nabi Idris adalah keturunan keenam dari Adam, silsilah lengkapnya adalah
sebagai berikut, Idris bin Yarid bin Mahlail bin Qainan bin Anusy bin Syis bin Adam.
Menurut kitab tafsir, ia hidup 1.000 tahun setelah Adam wafat. Sedangkan dalam buku
yang berjudul Qashash al-Anbiyya karya Ibnu Katsir dituliskan bahwa Idris hidup
bersama Adam selama 308 tahun.1

1. BIOGRAFI

Nabi Idris dianugerahi kepandaian dalam berbagai disiplin ilmu dan kemahiran,
serta kemampuan untuk menciptakan alat-alat untuk mempermudah pekerjaan manusia.
Dalam beberapa kisah dikatakan bahwa Idris sebagai nabi pertama yang mengenal
tulisan, menguasai berbagai bahasa, ilmu perhitungan, ilmu alam, astronomi, dan lain
sebagainya.

1
Ibnu Katsir, Kisah Para Nabi & Rasul, Kisah Nabi Idris, cetakan ke-5, (Pustaka as-Sunnah.
2011) hal. 91-92.

2
Menurut Ibnu Ishaq, Nabi Idris adalah orang yang pertama kali menulis dengan
pena, menjahit baju dan memakainya, dan manusia yang mengerti masalah medis.2
Dalam suatu kisah, terdapat suatu masa di mana kebanyakan manusia akan
melupakan Allah sehingga Allah menghukum manusia dengan bentuk kemarau yang
berkepanjangan. Nabi Idris pun turun tangan dan memohon kepada Allah untuk
mengakhiri hukuman tersebut. Allah mengabulkan permohonan itu dan berakhirlah
musim kemarau tersebut dengan ditandai turunnya hujan.

Nabi Idris diperkirakan bermukim di Mesir di mana ia berdakwah untuk


menegakkan agama Allah, mengajarkan tauhid, dan beribadah menyembah Allah serta
memberi beberapa pendoman hidup bagi pengikutnya supaya selamat dari siksa dunia
dan akhirat.

Ia dinyatakan di dalam Alquran sebagai manusia pilihan Allah sehingga Dia


mengangkatnya ke langit. Ibnu Abi Hatim dalam tafsirnya meriwayatkan bahwa Nabi
Idris wafat saat dia sedang berada di langit keempat ditemani oleh seorang malaikat dan
ia hidup sampai usia 82 tahun.

2. Penjelasan Didalam Alquran


a. Alqur'an

Alquran menceritakan kisah Nabi Idris AS dalam 2 surah yaitu :

Surah Ayat

‫مريم‬ 56-57

‫النأبياء‬ 85-86

Nabi Idris as, disebutkan dua kali di Al Quran dimana ia digambarkan sebagai orang
yang benar (perkataan dan perbuatannya) dan seorang nabi.
٥٧ ّٗ‫ نونرفندع تننهه نمنكاّٗنياّٗ نعلبييا‬٥٦ ّٗ‫صدديِّيقاّٗ ننبب يييا‬ ‫نوٱدذهكدر بفيِ ٱدلبك تتن ب‬
‫ب إبددبريِّ س ن‬
‫س إبننهۥُه نكاّٗنن ب‬
56. Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di
dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan
seorang nabi

2
ibnu Ishaq menyebutkan bahwa dia adalah orang pertama yang menulis dengan pena, dan
manusia pertama yang menjahit baju dan memakainya. Sedangkan manusia sebelumnya memakai
pakaian dari kulit binatang. Dia juga adalah orang pertama yang mengerti masalah medis. (Lihat Al
Mawsu’ah Al Arabiyah Al Alamiyah 1/379).

3
57. Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi

‫ نوأنددنخدل تننههدمُ بفيِ نردحنمتبننلا إبننههمُ دمنن ٱل ت ن‬٨٥ ‫صبببريِّنن‬


٨٦ ‫صلببحينن‬ ‫س نونذاَ ٱدلبكدفلبل هكليل دمنن ٱل ت ن‬
‫نوإبدستنمبعينل نوإبددبريِّ ن‬
85. Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli. Semua mereka termasuk orang-
orang yang sabar
86. Kami telah memasukkan mereka kedalam rahmat Kami. Sesungguhnya mereka
termasuk orang-orang yang saleh

3. Menurut Hadits
Menurut hadits yang diriwayatkan Anas bin Malik:
"... Aku dibawa naik ke langit keempat. Jibril minta dibukakan. Ada yang bertanya:
Siapa ini? Jibril menjawab: Jibril. Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Muhammad, jawab
Jibril. Ditanya: Apakah ia telah diutus? Jibril menjawab: Dia telah diutus. Kami pun
dibukakan. Ternyata di sana ada Nabi Idris as. Dia menyambutku dan mendoakanku
dengan kebaikan. Allah Taala berfirman Kami mengangkatnya pada tempat (martabat)
yang tinggi...."3

4. Menjadi Nabi Di Usia 40 Tahun


Nabi Idris as adalah keturunan keenam nabi Adam as, dari Yazid bin Mihla’iel
bin Qinan bin Syis. Nabi Idris as juga merupakan kakek bapak dari nabi Nuh as. Nabi
Idris as diperkirakan lahir 100 tahun setelah wafatnya nabi Adam as.
Dalam literatur Islam, Idris diangkat menjadi nabi pada usia 40 tahun, usia yang
sama dengan nabi Muhammad saw. Nabi Idris as hidup di jaman ketika orang-orang
mulai menyembah api (kaum nabi Idris as adalah keturunan Qabil, putra nabi Adam as
yang melakukan pembunuhan pertama). Nabi Idris as kemudian membagi waktunya
menjadi 2 dalam seminggu. Yakni selama tiga hari Nabi Idris akan mengajarkan kepada
kaumnya. Dan empat hari berikutnya, nabi Idris as akan mencurahkan seluruh waktunya
untuk beribadah kepada Allah.

3
Shahih Muslim 1:309 dan 1:314

4
5. Manusia Pertama Yang Menggunakan Pena
At-Thabari (sejarawan dan pemikir muslim) mengambarkan nabi Idris as
sebagai orang yang memiliki kebijaksanaan yang besar dan pengetahuan yang luas.
Dialah manusia pertama yang menggunakan pena, mengenal tulisan, menguasai
berbagai bahasa, ilmu perhitungan, ilmu alam, astronomi, dan lain sebagainya. Bahkan
nabi Idris as dipercaya sebagai orang pertama yang menguasai ilmu menjahit.

Ibnu Abbas berkata, "Dawud adalah seorang pembuat perisai, Adam seorang petani,
Nuh seorang tukang kayu, Idris seorang penjahit dan Musa adalah penggembala." (dari
al-Hakim)

6. Hijrah Ke Mesir
Disebabkan sebagian besar umatnya kufur, nabi Idris as mengajak umatnya yang
beriman untuk hijrah ke Mesir. Awalnya ajakan ini ditolak sebab umatnya khawatir
Mesir negeri yang tandus, namun akhirnya mereka bersedia untuk turut serta hijrah ke
Mesir.

7. Dikunjungi Malaikat Izrail - Malaikat Pencabut Nyawa


Kesalehan nabi Idris as mengundang kekaguman para malaikat. Suatu ketika
dengan menyamar sebagai manusia, datanglah malaikat Izrail berkunjung ke rumah nabi
Idris as. Setelah menyampaikan salam, malaikat Izrail dipersilahkan masuk. Awalnya
nabi Idris as tidak menyadari bila tamunya merupakan malaikat. Namun setelah
beberapa hari menolak untuk makan dan tidur, nabi Idris as akhirnya dengan hati-hati
menanyakan keanehan tersebut kepada tamunya.
Alangkah terkejutnya nabi Idris as setelah mengetahui tamunya merupakan malaikat
Izrail.
“Saya adalah Izrail, malaikat pencabut nyawa,” kata sang tamu. Nabi Idris as sangat
kaget.
“Jadi, engkau datang untuk mencabut nyawa saya?” tanya nabi Idris as.
Malaikat Izrail kemudian menjelaskan kehadirannya karena ingin lebih
mengenal nabi Idris as lebih dekat. Mengetahui hal ini nabi Idris as kemudian
memanfaatkan kehadiran malaikat Izrail dengan mengajukan dua permintaan.

5
Permintaan pertama adalah bagaimana rasanya mati? Permintaan kedua adalah
keinginan untuk melihat surga dan neraka. Dengan ijin Allah, malaikat Izrail memenuhi
dua permintaan tersebut.

8. Rasa Sakit Kematian Permintaan


Permintaan pertama nabi Idris as adalah ingin mengetahui bagaimana rasanya
nyawa dicabut?
“Sebenarnya saya ingin merasakan bagaimana rasanya jika nyawa seseorang sedang di
cabut,” ujar nabi Idris.
Permintaan yang aneh, sebab umumnya manusia sangat takut dengan kematian.
Malaikat Izrail kemudian mencabut nyawa nabi Idris as. Setelah bangun dari kematian
nabi Idris as kemudian ditanya bagaimana rasanya sakaratul maut?
"Sesungguhnya ibarat terkelupasnya kulit dalam keadaan hidup-hidup, maka rasa sakit
menghadapi maut itu lebih dari 1000 kali sakitnya." ujar nabi Idris as.
Malaikat Izrail lalu menjelaskan, ia mencabut nyawa nabi Idris as dengan lemah
lembut seperti yang biasa dilakukan ketika mencabut nyawa orang-orang beriman.
Karena penasaran, kemudian nabi Idris as bertanya bagaimana rasa kematian orang
tidak beriman. Malaikat Izrail menjelaskan, mereka akan dicabut nyawanya dengan rasa
sakit yang luar biasa. Rasa sakit tersebut akan terus dirasakan hingga hari kiamat.

8. Melihat Surga Dan Neraka


Permintaan kedua nabi Idris as adalah keinginannya untuk melihat surga dan
neraka. Lagi-lagi malaikat Izrail menunjukan keheranannya.
“Ya Nabi Allah, mengapa ingin melihat neraka? Bahkan para malaikat pun takut
melihatnya,” sahut malaikat Izrail.
“Terus terang, saya takut sekali kepada Azab Allah itu. Tapi mudah-mudahan, iman
saya menjadi tebal setelah melihatnya,”ujar nabi Idris as.
Setibanya di neraka, nabi Idris as langsung pingsan tak sanggup melihat kekejaman di
neraka. Malaikat penjaga neraka sangat menakutkan dan menyeret semua manusia yang
durhaka kepada Allah ke dalam berbagai siksaan yang mengerikan. Api neraka berkobar
dahsyat, suara gemuruhnya membuat gentar, pemandangan yang sangat menakutkan.

6
Dari neraka, kemudian nabi Idris as diantar ke surga. Malaikat Ridwan
menyambutnya dengan suka cita. Penghuni surga akan senang bertemu dengan malaikat
Ridwan, karena ia akan menyambutnya dengan sikap sopan dan lemah lembut.

Melihat surga, nabi Idris as sangat terpesona, kagum dengan keindahannya. Berkali-kali
diucapkannya, "SubhanAllah, subhanAllah, subhanAllah....". Sungai-sungai surga
airnya bening seperti kaca. Pohon-pohonnya batangnya terbuat dari emas dan perak.
Pohon buah-buahan ada di setiap penjuru dan buahnya segar, ranum dan harum.
Nabi Idris as juga melihat istana-istana pualam bagi penghuni surga. Ketika
berkeliling, nabi Idris as didampingi bidadari-bidadari cantik dan anak-anak muda yang
wajahnya amat tampan. Mereka semua bertingkah laku dan bertutur kata sopan.
Nabi Idris as sangat ingin meminum air surga, “Bolehkah saya meminumnya?
Airnya kelihatan sejuk dan segar sekali.”. Malaikat Izrail pun menjawab, “Silahkan
minum, inilah minuman untuk penghuni surga.”.
Maka para pelayan surga pun datang, mereka mengantarkan minuman air surga
menggunakan gelas berupa piala yang terbuat dari emas dan perak. Nabi Idris as pun
meminum air surga itu dengan penuh nikmat. “Alhamdulillah, alhamdulillah,
alhamdulillah....,”, nabi Idris as bersyukur berulang-ulang.

9. Wafat Nabi Idris As


Dalam Alquran surah Maryam[19] ayat 57, Allah berfirman bahwa Nabi Idris
As. ditempatkan olaeh Allah ke tempat yang tertinggi.
“Dan Kami tempatkan ia ke tempat (martabat) yang tertinggi.” (QS
Maryam[19]: 57).
Para ulama berbeda pendapat dalam menafsirkan ayat tersebut mengenai
diangkatnya Nabi Idris AS. apakah ia diangkat ke surga, meninggal dunia di atas
langit, atau hal itu menunjukan kemuliaan Nabi Idris?
Ibn Katsir dalam tafsirnya dan juga dalam Qishash al-Anbiya’ menyatakan,
riwayat yang paling kuat mengenai ayat tersebut adalah Nabi Idris AS diangkat ke langit
untuk diambil nyawanya. Hal ini diperkuat dengan keterangan yang diriwayatkan dari
Ka’ab atas pertanyaan dari Ibn Abbas yang diriwayatkan dari Yunus, dari Abdul A’laa
dari Ibn Wahab, dari Jarir bin Hazim, dari Al-A’masy, dari Syamr bin Athiyah, dan dari

7
Hilal bin Yasar. Namun demikian, ada pula yang berpendapat bahwa Nabi Idris hanya
diangkat saja oleh Allah ke langit. Hal ini diperkuat dengan keterangan Imam Bukhari
yang meriwayatkan pertemuan Rasulullah SAW dengan Nabi Idris AS di langit keempat
saat melaksanakan Isra dan Mi’raj.

B. Nabi Nuh As
Nabi Nuh As atau nama penuhnya Nuh bin Laamak bin Khanoukh (Nabi Idris)
bin Yarud bin Mahlayal bin Qainan bin Anausy bin Syis bin Adam As. Beliau juga
dikenali sebagai bapa umat manusia. Dilahirkan setelah wafatnya Adam selama 126
tahun menurut catatan Ibnu Jarir dan ulama ahli sejarah lainnya.
Menurut sejarah Ahli Kitab Klasik, ruang waktu antara kematian Adam As, dan
kelahiran Nuh berjumlah 146 tahun iaitu sama hampir dengan sepuluh abad. Pendapat
itu disampaikan oleh Al-Hafidh Abu Hatim bin Hibban di dalam kitab sahihnya. Beliau
berkata Muhammad bin Umar meriwayatkan kepadanya yang diterima dari Muhammad
bin Abdul Malik bin Zanjawih dari Abu Tawbah dari Mu’awiyah bin Salam dari Zaid
bin Salam dari Abu Salam. Beliau berkata bahawa dia mendengar pertuturan Abu
Umamah, katanya bahawa seseorang bertanya kepada Rasulullah: “Wahai Rasulullah,
apakah Adam itu Nabi?” Baginda menjawab: “Ya, Adam adalah mukallim.” Orang itu
bertanya lagi: “Berapa jarak waktu antara beliau dan Nabi Nuh?” Baginda menjawab:
“Sepuluh abad (kurun).” Menurut pengamatan kami Ibnu Katsir , riwayat itu didasarkan
pada catatan Imam Muslim.
Secara ringkasnya Nabi Nuh As. diutus Allah Swt untuk menyedarkan umat di
masanya yang terjerumus dalam penyembahan kepada berhala dan thogut. Ketika itu
manusia mengalami kesesatan dan kekafiran yang kuat. Oleh itu, Allah
Sawmengutusnya sebagai rahmat atau kasih sayang kepada para hamba-Nya. Beliau
juga adalah Rasul pertama diutuskan kepada manusia, sebagaimana yang dikatakan
Ahlul Mauqif (penduduk di makhsyar) pada hari kiamat. Menutut catatan sejarah Ibnu
Jarir, kaum Nabi Nuh disebut sebagai Bani Raasib. Berkenaan usia Nabi Nuh ketika
diangkat menjadi Rasul didapati para ahli sejarah mempunyai pendapat yang berbeza
diantara mereka. Ada yang berpendapat ketika itu usia beliau mencapai 50 tahun. Ada
pula yang mengatakan berusia 350 tahun. Yang lain mengatakan beliau berusia 480

8
tahun ketika itu. Pendapat ini sebagaimana yang dituturkan oleh Ibnu Jarir dlm
catitannya.4

Cerita Nabi Nuh Dalam Alquran


Alquran menceritakan kisah Nabi Nuh dalam 43 ayat
Surah Ayat
Surah Ayat
‫هود‬ 25,32,36,42,45,46,48,49 ‫آل عمرن‬ 23
‫الشعراء‬ 105,106,116 ‫النساء‬ 123
‫الشورى‬ 13
‫ق‬ 12 ‫النأعام‬ 84
‫الذاريات‬ 46 ‫العرا ف‬ 59,69
‫النجم‬ 52
‫القمر‬ 9 ‫التوبة‬ 70
‫الحديد‬ 26 ‫يونأس‬ 71
‫التحريم‬ 10
‫إبراهيم‬ 9
‫نأوح‬ 1,21,26
‫السإراء‬ 3,17
‫مريم‬ 58
‫النأبياء‬ 76
‫الحج‬ 46
‫المؤمنون‬ 23
‫الفرقان‬ 37
BIOGRAFI ‫العنكبوت‬ 14
1. Usia Nabi Nuh As ‫الصافات‬ 75,79
Dikatakan hidup Nabi Nuh terlalu lama dan dia ‫ص‬ 12
merupakan Nabi yang paling lama umurnya di antara ‫غافر‬ 5,31
para Nabi. Terlalu banyak perjuangannya sehinggakan
beliau memperoleh kesakitan-kesakitan yang para Nabi dan para Rasul belum pernah
memperolehnya. Beliau mengajak kaumnya dalam jangka masa yang sangat lama,
malam dan siang hari, secara rahsia dan terang-terangan, dan beliau bertempat tinggal
bersama mereka selama hampir 950 tahun.
Sebahagian pendapat ulama menerangkan bahawa umur Nabi Nuh semasa
diutus oleh Allah kepada kaumnya baru berumur 50 tahun, dia tinggal bersama
kaumnya selama 950 tahun, kemudian Nabi Nuh (as) hidup setelah kehancuran umatnya

4
Ismail, Abul Fidaa’ bin Katsir Al-Quraisy, Kisah Para Nabi Teladan Bagi Orang Berakal,
(Johor Bharu : Perniagaan Jahabersa 2000) hal. 71-73

9
dan kaumnya selama 350 tahun, maka umur beliau di antara seribu tiga ratus lima puluh
tahun (1350 tahun). Ini pendapat yang diambil dari kitab Taurat, sebagaimana mubaligh
terdahulu yang meninggalkan khabar-khabar yang diterangkan oleh Taurat dan tidak
mungkin dapat dipercaya. Sungguhpun yang dapat dipastikan dengan apa yang telah
diterangkan dalam Al-Quran sebagaimana surah Al-Ankabut, ayat 14, firman Allah:
“Maka dia tinggal bersama mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun.” dan ini dalil
yang pasti.5
2. Anak-Anak Nabi Nuh As.
Nabi Nuh mempunyai empat orang anak iaitu Sam, Ham, Yafis, dan Kan-an.
Kan-an merupakan satu-satu anaknya yang binasa akibat tenggelam, kerana dia
termasuk orang-orang yang kafir. Dia membangkang ketika diajak menaiki bahtera
bersama ayahnya dan dia berkata kepada ayahnya, “Aku akan mencari perlindungan ke
gunung yang dapat memelihara aku dari air bah”, maka dia tidak selamat kerana tidak
mengikuti panggilan ayahnya ketika memanggilnya, “Hai anakku! Naiklah bersama
kami”. Bahkan dia mempunyai anggapan bahawa dia akan selamat dengan menaiki
sebuah gunung, maka jadilah dia orang yang gagal.
Sebagaimana surah Huud, ayat 45, Nabi Nuh berdoa kepada Tuhan untuk
menyelamatkan anaknya, Nabi Nuh berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku
termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau
adalah hakim yang seadil-adilnya”. Maka Allah Ta’ala menyalahkan Nuh dengan
firmanNya dalam surah Huud, ayat 46, firmanNya “Hai Nuh, sesungguhnya dia
bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya
(perbuatannya) perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-
Ku suatu yang tidak kamu ketahui (hakikat) nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan
kepadamu supaya kamu jangan temasuk orang-orang yang tidak
berpengetahuan.”Adapun anak-anak Nabi Nuh hanyalah tiga, mereka selamat dan
penghuni bumi datang dari keturunan mereka, maka setiap manusia berketurunan anak-
anak Nuh yang tiga itu, sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam surah As-Shafaat, ayat
77, “Dan kami menjadikan keturunanya itu orang-orang yang melanjutkan keturunan”.
Maka Sam menjadi tokoh Arab, Ham menjadi tokoh Habsyi, dan Yafis menjadi tokoh

5
Muhammad Ali Ash Shabuni, Kemuliaan Para Nabi, (Johor Bharu : Perniagaan Jahabersa.
1996) hal. 278-279

10
Rum sebagaimana hadith-hadith nabawi yang diriwayatkan oleh Ahmad dari Nabi Saw.,
bahawa beliau bersabda, “Sam abul Arab, Ham abul Habsyi, dan Yafis abul Rum”. 6
3. Peristiwa Di Zaman Nabi Nuh As.
Kaum Penyembah Berhala.
Telah disebut dalam Al-Quran bahawa kaum Nabi Nuh (as) orang yang pertama
menyembah berhala atau patung. Sebelum mereka semuanya di atas agama tauhid yakni
berada di atas syariat yang benar dan mereka tidak mengenal berhala dan patung.
Adapun yang menunjukkan bahawa kaum Nabi Nuh menyembah berhala iaitu yang
telah diterangkan oleh Allah S.W.T. dalam kitab-Nya yang mulia yang menceritakan
tentang Nabi Nuh (as), surah Nuh, ayat 21-24, Nuh berkata “Ya Tuhanku, sesungguhnya
mereka telah mendurhakai aku, dan aku telah mengikuti orang-orang yang harta dan
anak-anak tidak menambah kepadanya melainkan kerugian belaka, dan melakukan tipu
daya yang amat besar”. Dan mereka berkata, “Janganlah sekali-kali kamu meninggalkan
(penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan
(penyembahan) wadd, dan jangan pula suwaa’, yaghuts, ya’uq dan nasr’. Dan
sesungguhnya mereka telah menyesatkan bebanyakan (manusia), dan janganlah Engkau
tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kesesatan”. Wadd, Suwaa’, Yaghuts,
dan Nasr adalah nama berhala-berhala yang terbesar pada kabilah-kabilah kaum Nabi
Nuh (as). Imam Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas, Ia berkata, “Ini adalah nama-
nama orang lelaki yang soleh dari kaum Nuh, maka setelah mereka meninggal dunia
syaitan membisikkan kepada kaum mereka (orang yang meninggal) untuk mendirikan
bangunan-bangunan dengan nama-nama mereka, lalu mereka mengerjakannya, maka
bangunan-bangunan itu belum disembah sehingga apabila ilmu telah tiada barulah
bangunan itu disembah,” Ibnu Abbas berkata, “Jadilah patung-patung ini ada di kaum
Nuh sesudahnya”. Telah diriwayatkan dalam hadis Bukhari dan Muslim dari Nabi Saw.,
beliau bersabda kepada Ummu Salamah dan Ummu Habibah semasa keduanya
menerangkan kebaikkanya dan bentuknya yang indah (berhala), maka beliau bersabda,
“Mereka itu apabila ada yang meninggal orang-orang lelaki yang soleh, mereka
membangun di atas kuburnya sebuah masjid kemudian mereka mengarcakan di
dalamnya, demikian itu akhlak yang paling buruk di sisi Allah Swt”.

6
Muhammad Ali.......Kemuliaan...., hal. 297-298

11
Ibnu Abbas berkata, “Dengan sebab itulah datang syariat Islam yang melarang
menggambar dengan tangan setiap yang mempunyai roh, diharamkan membuat patung-
patung atau arca dengan apa saja tujuannya”. Riwayat Bukhari mengatakan,
“Sesungguhnya malaikat tidak akan memasuki sebuah rumah yang di dalamnya ada
seekor anjing, gambar, patung-patung, dan orang yang junub.” Dan telah datang sabda
Nabi S.A.W., “Barang siapa yang menggambar sebuah gambar, Allah akan menyeksa
sebab gambar itu pada hari kiamat sehingga orang itu menuipkan roh padanya dan
tidaklah ia boleh meniupkan.”. Demikian itu merupakan suatu batas akidah supaya
manusia tidak terjatuh dalam penyembahan berhala, sebagaimana yang terjadi kepada
kaum Nabi Nuh yang dapat mengubah keburukan dan kerosakan dan lain-lainnya. 7
4. Kesabaran Nabi Nuh As Ketika Berdakwah Kepada Kaumnya.
Kehidupan Nabi Nuh suatu kehidupan yang berat yang tidak ada putus-
putusnya, percubaan dari kaumnya suatu cubaan yang sangat menyakitkan. Nabi Nuh
bertempat tinggal bersama mereka beberapa abad akan tetapi semua telinga kaumnya
tuli, hatinya tertutup, dan akalnya membatu. Sesungguhnya jiwa mereka lebih keras dari
batu karang, hati mereka lebih keras daripada besi, dan tidak bermakna bagi mereka
nasihat dan peringatan.
Setiap kali mereka diberi nasihat, mereka bertambah ingkar. Setiap kali Nabi
Nuh mengingatkan mereka kepada Allah, kesesatan mereka bertambah-tambah. Mereka
bernaung dalam jalan kesesatan, mereka tidak memperhatikan dakwah, mereka tidak
mengindahkan serta mahu memikirkan ancaman dan peringatan-peringatan Nabi Nuh
As, sedangkan Nabi Nuh tinggal bersama mereka selama 950 tahun dalam keadaan
berdakwah, memberi nasihat dan mengingatkan mereka dengan jalan berhikmah untuk
mengubah mereka dari kesesatan serta menjauhkan mereka dari menyembah patung dan
berhala. Akan tetapi semua itu tidak membahagiakan dan menyenangkan mereka.
Dakwah Nabi Nuh siang dan malam hari, secara senyap mahupun terang-terangan
namun demikian hati-hati mereka tidak mahu mengikutinya. Kebaikan yang diberi
mereka balas dengan keburukan, kehalusan yang diberi mereka balas dengan kekerasan.
Nabi Nuh tidak pernah berdendam pada kaumnya, malah Nabi Nuh (as) sentiasa berdoa,
“Ya Allah, ampunilah kaumku kerana sesungguhnya mereka belum mengetahui.

7
Muhammad Ali.....Kemuliaan..... hal.280-286

12
Para penafsir meriwayatkan bahawa tatkala Nabi Nuh datang kepada kaumnya
dan mengajak mereka kepada Allah, maka mereka berkumpul mengelilinginya dan
memukulnya dengan suatu pukulan yang sangat keras, mereka mencekiknya sehingga
Nabi Nuh As pingsan, lalu mereka masukkan dalam tikar dan membuangnya di tengah
perjalanan lalu mereka berkata, “Sesungguhnya dia akan mati setelah hari ini”, maka
Allah memulihkannya dan dia (Nuh) kembali mengajak kaumnya kepada Allah, maka
mereka melakukan sedimikian itu lagi. Seperti itulah ujian dan seksaan, akan tetapi Nuh
selalu bersabar dan tidak pernah mendoakan suatu seksaan kepada kaumnya.
Sepanjang dakwahnya, tidaklah yang beriman kepadanya melainkan sedikit
sekali. Setiap kali mereka melahirkan tidaklah dari kalangan yang lebih baik, bahkan
mereka lebih jahat dan lebih busuk kerana orang tua mereka selalu mewasiatkan kepada
anak-anaknya dengan berkata, “Hai anak-anakku, takutlah kamu kepada Nuh, kerana
dia tidak memuliakan agamamu dan berhala-berhalamu”. Oleh sebab ini Nabi Nuh
mendoakan kepada mereka setelah dia merasa putus asa terhadap keimanan mereka,
maka Nabi Nuh berkata sebagaimana firman Allah dalam surah Nuh, ayat 26-27, “Nuh
berkata, “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang
kafir itu tinggal di atas bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal,
nescaya mereka akan menyesatkan hamba-hambaMu, dan mereka tidak akan
melahirkan selain anak yang berbuat kemaksiatan lagi kafir.” Maka terjadilah selepas itu
satu banjir yang besar.8
5. Nabi Nuh As Membuat Bahtera.
Setelah Nabi Nuh bersedih hati memikirkan kaumnya, Allah Ta’ala
mewahyukan kepadanya sesungguhnya tidak akan beriman seorang pun kaummu
setelah orang-orang mukmin yang bersamanya, sebagaimana firman Allah dalam surah
Huud, ayat 36, “Dan diwahyukan kepada Nuh, bahawasanya sekali-kali tidak akan
beriman di antara kaummu, kecuali orang telah beriman (saja) kerana itu janganlah
kamu bersedih hati tentang apa yang selalu mereka kerjakan”.
Di saat Nabi Nuh berdoa kepada Allah untuk membinasakan dan
menghancurkan kaumnya, maka Allah memperkenankan doanya dan Allah
memberitahu kepadanya bahawa Dia akan menghancurkan mereka dengan angin taufan
dan banjir besar, dan tidak ada yang tinggal dari mereka seorang pun.

8
Muhammad Ali.....Kemuliaan...,,hal. 286-292

13
Allah mewahyukan bagaimana cara pembuatannya yang baik, sebagaimana firman
Allah dalam surah Huud, ayat 37, “Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan
petunjuk wahyu Kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang
yang zalim itu; sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan”. Di dalam ayat tadi
Allah juga memerintahkan kepada Nabi Nuh dengan meniadakan peninjauan keadaan
mereka, kerana sesungguhnya apabila seksaan Allah datang, kaumnya yang berdosa
tidak akan menolaknya. Di saat Nabi Nuh (as) membuat bahtera atas perintah Allah
dengan wahyu-Nya, kaumnya mengetahui dengan meremehkan dan
memperlecehkannya. Akan tetapi Nuh mengerjakan terus dengan baik bahteranya itu.
Setelah selesai Nabi Nuh as membuat bahtera, Allah memerintahkan kepada
Nabi Nuh untuk membawa pengikutnya yang mukmin, semua hewan secara
berpasangan, lelaki dan perempuan, dan perbekalan secukupnya untuk mengekalkan
keturunannya ke dalam bahtera, kemudian Allah membuat tanda pancaran air dari
dapur-dapur, dari langit dan dari segala penjuru bumi, Nabi Nuh menaiki bahtera
bersama kaumnya yang beriman, kemudian angin kencang dan banjir besar melanda,
menenggelamkan semua penduduk bumi, dan tidak akan selamat melainkan yang di
dalam bahtera. Setelah itu Allah turunkan pula hujan dari langit yang dahsyat sekali,
yang tidak akan ada hujan seperti itu sebelumnya dan sesudahnya. Ketinggian air itu
naik sampai di atas gunung setinggi 15 zirak, meratai seluruh permukaan bumi, datarnya
dan jurangnya serta semua penjuru bumi. Dengan inilah Nabi Nuh dinamai dengan
nama; “Ayah manusia kedua”, kerana semua ahli bumi setelah berlakunya banjir besar
dan angin taufan lenyap sama sekali, sehingga anak Nuh sendiri tidak ikut naik bahtera
bersama ayahnya kerana dia termasuk dalam orang-orang yang binasa.9
6. Banjir Besar Berhenti Setelah Orang-Orang Kafir Binasa.
Setelah semua orang kafir di bumi lenyap, Allah memerintahkan langit berhenti
mencurahkan air hujan, dan memerintahkan bumi untuk menelan air yang
menggenanginya, supaya menjadi seperti sediakala. Bahtera pula telah mendarat di
gunung yang bernama “Judy”, sebuah gunung yang besar terletak di Amerika Selatan,
berbatasan dengan Mesopotamia, sebagaimana firman Allah dalam surah Huud, ayat 44,
“Dan difirmankan, “Hai bumi! Telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah,” dan

9
Muhammad Ali,....Kemuliaan..., hal. 293-297

14
air pun disurutkan, perintah pun diselesaikan dan bahtera itu pun berlabuh di antara
bukit Judi, dan dikatakan, “Binasalah orang-orang yang zalm”.10
7. Bahtera Mendarat
Semasa bahtera mendarat di bukit Judi, Allah memerintahkan Nuh dan orang-
orang yang bersamanya untuk mendarat dari bahtera dengan selamat dan sejahtera serta
mendapat barakah dari Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Pemurah, firmannya dalam
surah Huud, ayat 48, “Hai Nuh, turunlah dengan selamat dan penuh keberkahan dari
Kami atasmu dan atas umat-umat (yang Mukmin) dan orang-orang yang bersamamu”.
Mereka mendarat dari bahtera pada hari Asyura dari bulan Muharam setelah bertempat
tinggal dalam bahtera selama 150 hari, maka Nuh berpuasa pada hari itu sebagai tanda
syukur kepada Allah dan Allah menyuruh orang-orang Mukmin yang bersamanya untuk
berpuasa pada hari itu, maka orang-orang Bani Israil mewarisi berpuasa pada hari itu
dan kemudian Islam datang menetapkan berpuasa pada hari tersebut.
Telah diriwayatkan bahawa Nabi Saw semasa datang ke Madinah Al-
Munawarah, beliau mengetahui orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura lalu
Nabi bertanya, “Hari apa ini?”, mereka menjawab, “Hari Soleh, hari ini Allah
menyelamatkan Bani Israil dari musuh-musuhnya, maka Musa berpuasa”. Nabi
bersabda, “Saya lebih berhak bersama Musa daripada kamu sekalian, lalu Nabi berpuasa
dan memerintahkan berpuasa pada hari itu”. Hadis riwayat Bukhari dan Muslim. Dan
Tarmizi meriwayatkan dari Nabi Saw. bahawa beliau bersabda, “Puasa hari Asyura kami
mengharapkan kepada Allah untuk menutupi dosa setahun sebelumnya”.11
8. Wafat Nabi Nuh
Nabi Nuh meninggal dunia setelah bersama kaumnya 950 tahun sebelum banjir
besar dan hidup setelah banjir selama beberapa masa yang hanya Allah lebih
mengetahuinya. Ibnu Abbar meriwayatkan bahawa perkiraan Nabi Nuh hidup selama
1780 tahun, hidup seperti ini yang paling lama suatu kehidupan manusia. Nabi Nuh
dimakamkan di Masjid Al-Munawarah di Makkah Al-Mukarramah, bagi kata yang lebih
kuat, semoga Allah merahmati kepadanya. Kerana dialah Nabi yang pertama membawa
syariat, yang paling lama umurnya, dia yang pertama memberikan khabar peringatan
tentang syirik, pertama yang mengajak kepada Allah, dan Allah telah memberikan nama
“hamba yang syukur” dan itulah setinggi-tinggi gelaran buatnya dari Allah.12

BAB III
PENUTUP

10
Ibid., hal.299
11
Muhammad Ali......Kemuliaan...hal.299-300
12
Ibid., hal.300-301

15
A.Kesimpulan
1. Didalam Alquran tidak disebutkan sesuat utentang Nabi Idris secara terperici
mengenai kehidupan dan ajaran-ajaranya dan juga tidak ada sandaran kuat tentang
kehidupannya
Al-qar’an hanya mengambarkan Nabi Idris as. Dengan keterangan mengenai sifat-sifat
beliau yaitu sabar, kebenaran, dan ketinggian derajat
Kesimpulan pendapat-pendapat para ulama mengenai beliau adalah Nabi Idris
as. Merupakan Nabi pertama yang menerima wahyu dari malaikat Jibril untuk memberi
petunjuk kepada keturunan Qabil supaya mereak kembali dari kesesatan dan kekafiran
mereka serta bertobat kepada Allah dan berjalan menurut syariaatnya.
2. Nabi Nuh As., merupakan rasul pertama yang diutus kebumi, kejadian pada
zamannya sangat dahsyat yaitu banjir bah yang menenggelamkan seluruh bumi

B. Saran
Kami pemakalah menyarankan kepada pembaca agar membaca buku-buku tafsir
lainnya agar bisa mengetahui lebih lengkap mengenai sejarah parah Nabi Allah

16
DAFTAR PUSTAKA

Ash Shabuni, Muhammad Ali,Kemuliaan Para Nabi, Johor Bharu : Perniagaan


Jahabersa. 1996

Ismail, Abul Fidaa’ bin Katsir Al-Quraisy, Kisah Para Nabi Teladan Bagi Orang
Berakal, Johor Bharu : Perniagaan Jahabersa. 2000

Katsir, Ibnu, Kisah Para Nabi & Rasul, Kisah Nabi Idris, cetakan ke-5, (Pustaka
as-Sunnah. 2011

17

Anda mungkin juga menyukai