1. PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1 Direksi Keet
Penyedia barang dan jasa diwajibkan membuat Direksi Keet dengan luas sekitar 30
m2 dan gudang-gudang bahan. Lokasi Direksi Keet harus disetujui oleh Direksi
Teknis di lapangan. Spesifikasi pembuatan Direksi Keet harus disesuaikan dengan
gambar rencana dan disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis di
lapangan.
Direksi Keet terdiri dari pondasi batako, dinding triplek, rangka kayu berkualitas
baik, atap seng gelombang dan lantai diplester.
Perlengkapan pada Direksi Keet terdiri dari beberapa set meja, kursi tamu,
papan tulis/ white board, filing kabinet, gambar rencana, time schedule, grafik
cuaca, buku tamu, buku harian dan mingguan standar.
1.2 Laboratorium
Laboratorium digunakan sebagai pengendalian mutu dalam pelaksanaan
proyek atau uji kualitas. Uji kualitas ini bertujuan untuk membuktikan
kesesuaian batas minimal nilai ukur (parameter) dari bahan yang akan dan telah
/ sedang dilaksanakan termasuk bahan maupun campuran bahan yang telah
terpasang, yang dituangkan melalui dokumen spesifikasi teknis pekerjaan.
Laboratorium pengujian bahan, meliputi uji kualitas material di bidang aspal,
beton dan tanah Pelaksana harus membangun laboratorium dan menyiapkan
staff, tenaga laboratorium dan peralatan pengujian laboratorium sesuai
dengan pekerjaan yang ada di kontrak. Bangunan laboratorium disesuaikan
dengan kondisi dilapangan dengan mernpertimbangkan sernua material yang
akan di tes.
Semua biaya yang dikeluarkan dalam penyediaan laboratorium / test
laboratorium sudah termasuk dalam biaya proyek
Benchmarks existing
1) Sistem koordinat X dan Y sesuai dengan gambar rencana:
2) Terdapat beberapa Benchmarks di lokasi proyek seperti yang
terdapat pada gambar rencana yang dapat dipakai sebagai
acuan.
Metoda pengukuran
Penyedia barang dan jasa harus menyampaikan proposal metoda pelaksanaan
pengukuran dimana metoda tersebut harus dilaksanakan mengikuti
standar internasional. Pelaksanaan pengukuran belum dapat dimulai
sebelum proposal metoda pelaksanaan tersebut disetujui oleh Konsultan
Pengawas dan Direksi Teknis. Penyedia barang dan jasa harus
memperhatikan hal-hal di bawah ini selama melakukan pelaksanaan
pengukuran, yaitu
1) Tranverse Sclrvey
a) Semua ukuran haws dimulai dan berakhir pada benchmark
yang pertarna
- "triangle survey adopting a tranverse method" harus
digunakan untuk menentukan titik awal untuk setiap
pengukuran area; sudut horizontal harus diukur tiga kali untuk
kedua arah jarum jarn dan berlawanan jalur jam dan sudut
yang dipakai adalah rata-rata dari enam pembacaan;
2) Levelling Survey
a) "Levelling Survey" harus dimulai dan berakhir pada bench
mark yang permanent
b) Toleransi kesalahan akhir tidak boleh melebihi clan 10 qD
dalam satuan mm, dimana D adalah jarak loop (loop distance)
dalam km',
c) Akurasi peralatan harus dalam batas-batas toleransi
spesifikasi produsen / pabrik peralatan.
Benchmarks Sementara
Setiap interval 500 m harus dibuatkan benchmarks sementara Lokasi
dan konstruksi benchmarks sementara harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis.
6) Penyedia barang dan jasa harus menyediakan patok dari kayu kaso
ukuran 4/6 cm, tinggi 200 cm atau sesuai kebutuhan, dicat warna
putih dan hitam, tiiap satu km dibutuhkan 80 buah patok.
7) Pengukuran dilakukan Penyedia barang dan jasa bersama
Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis, dari mulai Sta. awal sampai Sta.
akhir. Hasil pengukuran merupakan saiah sate dasar awal
pekerj�aan (MGO), bagian dasar perhitr.€ngan penmb<yaran dan
ciasar perhitungan akhir pekerjaan (Fir€al Quantity).
2. PENGUJiAN LAPANGAN
1.1 Unmum
A. Penyedia barang dan jasa harus menyelenggarakan pengujian
bahan-bahan dan keterampilan untuk pengendalian mutu yang
dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi dan menurut perintah
Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis;
B. Pengujian untuk persetujuan material dan komposisi campuran
akan dilaksanakan oleh laboratorium independen yang sesuai
dengan pengaturan oleh Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis.
Pengujian khusus di laboratorium pusat harus juga dilaksanakan
bila diminta demikian oleh Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis;
C. Penyedia barang dan jasa harus menyediakan laboratorium
lapangan untuk kebutuhan pengujian lapangan.
3. PELAKSANAAN PEKERJAAN
3.1 Umum
A. Uraian
Untuk menjamin kualitas, ukuran-ukuran dan penampilan pekerjaan yang
benar, Penyedia barang dan jasa harus menyediakan staf teknik
berpengalaman yang cocok sebagaimana ditentukan dan memuaskan
Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis. Staf teknik tersebut jika dan
bilamana diminta harus mengatur pekerjaan lapangan, melakukan
pengujian fapangan untuk pengendalian mutu bahan-bahan dan
keterampilan kerja.
Mengendalikan dan mengorganisir tenaga kerja Penyedia barang dan jasa dan
mernelihara catatan-catatan serta dokumentasi proyek.
B. Pemeriksaan lapangan
Sebelum pengaturan lapangan dan pengukuran, Penyedia barang dan jasa
harus mempelajari gambar-gambar kontrak dan bersamasama dengan
Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis mengadakan perneriksaan daerah
proyek dan melakukan pemeriksaan yang terinci semua pekerjaan yang
diusulkan. seperti
1) Patok-patok stasiun harus diperiksa;
2) Pada lokasi dimana pelebaran harus dilaksanakan, potongan melintang
asli harus direkam dan diperlihatkan;
3) Pada daerah-daerah perkerasan dimana satu pekerjaan
perataan dan/atau lapis permukaan harus dibangun, satu profil
memanjang sepanjang sumbu taxiway, sebagian runway harus diukur,
serta penampang melintang diambil pada interval tertentu untuk
menentukan kelandaian dan kemiringan melintang, dan untuk
menentukan pengukuran ketebalan serta lebarnya konstruksi
barn.
4. STANDAR RUJUKAN
4.1 Umurn
Peraturan-peraturan dan standar yang dijadikan acuan dalam dokumen
kontrak akan membentuk persyaratan kualitas untuk berbagai jenis
pekerjaan yang harus di selenggarakan beserta caracara yang digunakan untuk
pengujian-pengujian yang memenuhi persyaratan-persyaratan ini.
Penyedia barang dan jasa harus bertanggung jawab untuk penyediaan
bahan-bahan dan keterampilan kerja yang diperlukan untuk memenuhi atau
melampaui peraturan-peraturan khusus atau standar-standar yang
dinyatakan demikian dalam spesifikasispesifikasi atau yang dikehendaki
oleh Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis.
4.3 Referensi
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ini, dapat juga memperhatikan standar-
standar sebagai berikut :
1) Buku Buku Petunjuk Pelaksanaan Bina Marga
2) Standar Industri Indonesia (SiI)
3) Persyaratan Umum Bahan Bangunan Di Indonesia (PUBI-1982)
4) Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI-2-1971) dan (SK SN103-XXX-
2002)
5) Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI-1984) dan (SNI
03-179-2002)
6) AASHTO = American Associate Of State Highway And Transportation
Officials (Bagian 1 dan 2)
7) ASTM = American Society For Testing And Materials
8) BS = British Standards Institution
9) MPBJ = Manual Pemeriksaan Bahan Jalan
10) AWS = American Welding Society
11) its = Japanese Industrial Standard
12) SII = Standard Industrial Indonesia
13) PUBI = Persyaratan Umum Bahan bangunan Indonesia (1982)
14) ACI = American Concrete Institute Standard
15) ISO = International Organization for Standardization
16) FAA 15015370110c = Federal Aviation Administration tentang standard
spesifikasi
17) ICAO = International Civil Aviation Organization
18) Aerodrome Manual Design Part 3 tentang Pavement
19) Anex 14
Penyerahan
1) Sebelum mengadakan satu pesanan atau sebelum perubahan sate
daerah galian untuk suatu bahan, Penyedia barang dan jasa harus
menyediakan kepada Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis contoh-
contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan. Contoh tersebut
harus disertai informasi mengenai sumber, lokasi sumber, dan setiap
kiasifikasi lain yang diperlukan oleh Konsultan Pengawas dan Direksi
Teknis untuk memenuhi persyaratan-persyaratan spesifikasi.
2) Penyedia barang dan jasa harus menyelenggarakan,
menempatkan, memperoleh dan memproses bahan-bahan clam yang
sesuai dengan spesifikasi-spesifikasi ini serta harus memberitahu
Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis paling sedikit 30 hari sebelumnya
atau suatu jangka waktu lain yang dinyatakan oleh Konsultan Pengawas
dan Direksi Teknis secara tertulis bahwa bahan tersebut
digunakan dalam pekerjaan Laporan ini harus berisi semua
informasi yang diperlukan. Persetujuan sebuah sumber tidak berarti
bahwa semua bahan-bahan dalam sumber tersebut disetujui.
3) Dalam kasus bahan-bahan aspal, semen, dan kayu struktural dan bahan-
bahan lainnya, sertifikat uji pabrik pembuat diperlukan sebelum
persetujuan dari Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis diberikan.
Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis memberikan persetujuan ini
secara tertulis. Pengiriman bahan ke lapangan harus dilakukan dalam
jam kerja proyek dan untuk bahan aspal langsung dilakukan
pemeriksaan penetrasi dan titik lembek Selanjutnya bahan yang
sudah sarnpai di lapangan harus diuji ulang dibawah
pengawasan Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis.
Persetujuan
1) Pemesanan bahan-bahan akan diberikan jika Konsultan Pengawas
dan Direksi Teknis telah memberikan persetujuan untuk
menggunakannya. Bahan-bahan tidak boleh digunakan untuk maksud-
maksud lain daripada yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan
Direksi Teknis.
2) Jika kualitas atau gradasi bahan tersebut tidak sesuai dengan kualitas
yang telah disetujui Direksi, maka Direksi dapat menolak bahan
tersebut dan minta diganti.
5.3 Pengangkutan
A. Umum
Seksi ini menetapkan ketentuan-ketentuan untuk transportasi dan
penanganan tanah, bahan campuran panas, bahan-bahan lain,
peralatan, dan perlengkapan. Pelaksanaan pekerjaan hares mengacu
pada Peraturan Pemerintah, Peraturan Daerah Provinsi dan Kabupatenl
Kota, Peraturan Kawasan Bandara yang berlaku, maupun ketentuan-
ketentuan tentang pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup
Koordinasi
Penyedia barang dan jasa harus memperhatikan koordinasi yang
diperlukan dalam kegiatan transportasi baik untuk pekerjaan yang
sedang dilaksanakan atau yang sedang dilaksanakan dalam
bentuk-bentuk lainnya, maupun untuk pekerjaan dengan Sub
Penyedia barang dan jasa atau perusahaan utilitas dan lainnya yang
dipandang perlu.
Apabila terjadi tumpang tindih pelaksanaan antara beberapa
Penyedia barang dan jasa , maka Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis
mempunyai keluasan penuh untuk memerintahkan setiap Penyedia
barang dan jasa dan berhak untuk menentukan urutan pekerjaan
selanjutnya untuk menjaga kelancaran penyelesaian seluruh proyek.
Pembatasan Beban Lalu Lintas
Bilamana diperlukan Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis dapat
mendapat batas beban dan muatan sumbu untuk melindungi jalan atau
jembatan yang ada di lingkungan proyek.
Penumpukan Agregat
1) Agregat bate harus ditumpuk dalam satu cara yang disetujui
sedemikian sehingga tidak ada segregasi serta untuk menjamin
gradasi yang memadai. Tinggi tumpukan maksimum adalah lima meter.
2) Masing-masing jenis berbagai agregat harus ditumpuk secara terpisah,
atau dipisahkan dengan partisi kayu.
3) Penempatan tumpukan material dan peralatan, harus ditempat-
tempat yang memadai dan tidak boleh menimbulkan kemacetan lalu-lintas
dan membendung lintasan air.
4) Tumpukan agregate untuk ATB dan AC hares dilindungi dari hujan
untuk mencegah kejenuhan agregat yang akan mengurangi mutu
bahan yang di hampar.
5) Penyedia barang dan jasa harus melaksanakan penyiraman yang
teratur pada jalan-jalan angkutan, daerah lalu lintas berat lainnya serta
penumpukan material lainnya, khususnya selama musim kering_
5.5 Biaya-Biaya
A. Pembayaran
Semua biaya untuk kompensasi bagi pemilik lahan atau sumber bahan,
misalnya sewa, royalty (pajak) dan biaya-biaya semacam, akan dimasukan
dalam harga satuan dalam bahan-bahan yang bersangkutan serta
tidak ada pembayaran terpisah kepada Penyedia barang dan jasa untuk
biaya-biaya ini.
Pekerjaan-pekerjaan Lapangan untuk Sumber Bahan
1) Penyedia barang dan jasa akan menyelenggarakan semua
pengaturan untuk membuka sumber bahan, kecuali
diperintahkan lain oleh Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis
secara tertulis.
2) Semua biaya yang diperlukan untuk pembukaan sumber-sumber
bahan, seperti pembongkaran tanah selimut dan tanah bagian atas,
serta menimbun kembali lapangan tersebut setelah galian
diselesaikan, akan disediakan dalam harga satuan, dan tidak ada
pembayaran terpisah bagi pekerjaan ini.
Penyerahan-penyerahan
1) Penyedia barang dan jasa akan meyerahkan kepada
KonsultanPengawas dan Direksi Teknis untuk persetujuannya
rekaman Proyek tersebut yang selalu dilaksanakan pada hari ke 25
tiap-tiap bulan, atau tanggal lain menurut perintah Pimpinan Proyek.
Persetujuan Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis terhadap dokumen ini
diperlukan untuk persetujuan pembayaran.
2) Penyedia barang dan jasa akan menyerahkan kepada Konsultan
Pengawas dan Direksi Teknis untuk mendapatkan persetujuannya Dokumen
Rekaman Proyek Akhir (final) pada waktu permohonan untuk Sertifikat
Penyelesaian Utama, dilengkapi dengan catatan-catatan berikut
- Tanggal
- Nomor dan Jadwal Proyek
- Nama dan alamat Penyedia barang dan jasa
- Nomor dan judul masing-masing dokumen rekaman
- Sertifikat bahwa masing-masing dokumen yang diserahkan adalah
lengkap dan akurat
- Tanda tangan Penyedia barang dan jasa atau wakilnya yang diberi
kuasa
Penyimpanan
Dokurnen proyek tersebut harus disimpan di dalam kantor lapangan dalam
satu file dan rak dan Penyedia barang dan jasa harus menjaga serta
melindunginya dari kerusakan dan hilang sampai pekerjaan selesai serta
harus memindahkan data rekaman tersebut kepada Dokumen Rekaman
Proyek Akhir (final).
Dokumen rekaman tersebut tidak boleh digunakan untuk tujuan
pelaksanaan dan dokumen itu harus dapat diperoleh setiap waktu untuk
pemeriksaan oleh Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis.
B. Pemeliharaan
Pada saat penyelesaian kontrak, kemungkinan sejumlah Dokumen Kerja
harus dikeluarkan untuk mencatat masukan-masukan baru dan untuk
pemeriksaan dan dalam kondisi-kondisi yang demikian kegiatan seperti ini
akan dilaksanakan, maka Penyedia barang dan jasa hares mencari cara yang
cocok untuk melindungi Dokumen Kerja tersebut untuk disetujui oleh
Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis.
BAB II
PEKERJAAN TANAH
1.5 Pengukuran
Banyaknya pembersihan serta pembongkaran ditentukan dalam meter
persegi,dari Hasil pembersihan serta pembongkaran yang
sesungguhnya adalah yang dilaksanakan dalam pekerjaan itu.
Banyaknya tanah bagian teratas yang dikupas ditentukan dalam meter persegi,
dan hasil pengupasan sesungguhnya adalah yang dilaksanakan dalam
pekerjaan itu. Volume dari clearing dan grubbing ditunjukan dengan
perencanaan atau permintaan oleh Pejabat Pembuat Komitmen akan
banyaknya m2 untuk pekerjaan tanah clearing dan grubbing.
Untuk pembersihan pohon, volume dari pohon, ditentukan menurut ukuran
diameter, ukuran cm dari pohon, akan dibayar menurut schedule dari
ukuran pohon.
1.6 Pembayaran
Tahap pembayaran dilakukan berdasarkan prestasi kerja yang
kriterianya ditetapkan dalam kontrak yang bersangkutan.
Pembayaran dibuat pada harga satuan kontrak per meter-persegi untuk
clearing. Harga ini termasuk ganti-rugi penuh untuk semua material dan
semua tenaga kerja, perlengkapan, dan alat-alat , dan yang diperlukan.
Pembayaran dibuat pada harga satuan kontrak untuk clearing pohon. Harga ini
termasuk ganti-rugi penuh untuk semua material dan semua tenaga kerja.
perlengkapan, dan alat-alat yang diperlukan.
TIMBUNAN
1) Uraian
a) Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah
atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan, untuk penimbunan
kembali galian pipa atau struktur dan untuk timbunan umum yang diperlukan untuk
membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang
melintang yang disyaratkan atau disetujui.
b) Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam Seksi ini harus dibagi menjadi tiga jenis,
yaitu timbunan biasa, timbunan pilihan dan timbunan pilihan di atas tanah rawa. Timbunan
pilihan akan digunakan sebagai lapis penopang (capping layer) untuk meningkatkan daya
dukung tanah dasar, juga digunakan di daerah saluran air dan lokasi serupa dimana bahan
yang plastis sulit dipadatkan dengan baik. Timbunan pilihan dapat juga digunakan untuk
stabilisasi lereng atau pekerjaan pelebaran timbunan jika diperlukan lereng yang lebih
curam karena keterbatasan ruangan, dan untuk pekerjaan timbunan lainnya dimana
kekuatan timbunan adalah factor yang kritis. Timbunan pilihan di atas tanah rawa akan
digunakan untuk melintasi daerah yang rendah dan selalu tergenang oleh air, yang
menurut pendapat Direksi Pekerjaan tidak dapat dialirkan atau dikeringkan dengan cara
yang diatur dalam Spesifikasi ini.
c) Pekerjaan yang tidak termasuk bahan timbunan yaitu bahan yang dipasang sebagai
landasan untuk pipa atau saluran beton, maupun bahan drainase porous yang dipakai
untuk drainase bawah permukaan atau untuk mencegah hanyutnya partikel halus tanah
akibat proses penyaringan. Bahan timbunan jenis ini telah diuraikan dalam Seksi 2.4 dari
Spesifikasi ini.
d) Pekerjaan ini juga mencakup timbunan batu dengan manual atau dengan derek, dikerjakan
sesuai dengan Spesifikasi ini dan sangat mendekati garis dan ketinggian yang ditunjukkan
dalam Gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
2) Toleransi Dimensi
a) Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi atau lebih rendah 2
cm dari yang ditentukan atau disetujui.
b) Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus memiliki
kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air permukaan yang bebas.
c) Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari garis profil
yang ditentukan.
d) Timbunan tidak boleh dihampar dalam lapisan dengan tebal padat lebih dari 20 cm atau
dalam lapisan dengan tebal padat kurang dari 10 cm.
3.2.2 BAHAN
1) Sumber Bahan
Bahan timbunan harus dipilih dari sumber bahan yang disetujui sesuai dengan Seksi 1.11
"Bahan dan Penyimpanan" dari Spesifikasi ini.
2) Timbunan Biasa
a) Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan biasa harus terdiri dari bahan galian
tanah atau bahan galian batu yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebagai bahan yang
memenuhi syarat untuk digunakan dalam pekerjaan permanen seperti yang diuraikan
dalam Pasal 3.1.1.(1) dari Spesifikasi ini.
b) Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastisitas tinggi, yang
diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut AASHTO M145 atau sebagai CH menurut "Unified
atau Casagrande Soil Classification System". Bila penggunaan tanah yang berplastisitas
tinggi tidak dapat dihindarkan, bahan tersebut harus digunakan hanya pada bagian dasar
dari timbunan atau pada penimbunan kembali yang tidak memerlukan daya dukung atau
kekuatan geser yang tinggi. Tanah plastis seperti itu sama sekali tidak boleh digunakan pada
30 cm lapisan langsung di bawah bagian dasar perkerasan atau bahu jalan atau tanah dasar
bahu jalan. Sebagai tambahan, timbunan untuk lapisan ini bila diuji dengan SNI 03- 1744-
1989, harus memiliki CBR tidak kurang dari 6 % setelah perendaman 4 hari bila dipadatkan
100 % kepadatan kering maksimum (MDD) seperti yang ditentukan oleh SNI 03-1742-1989.
c) Tanah sangat expansive yang memiliki nilai aktif lebih besar dari 1,25, atau derajat
pengembangan yang diklasifikasikan oleh AASHTO T258 sebagai "very high" atau "extra
high", tidak boleh digunakan sebagai bahan timbunan. Nilai aktif adalah perbandingan
antara Indeks Plastisitas / PI - (SNI 03-1966-1989) dan persentase kadar lempung (SNI 03-
3422-1994).
3) Timbunan Pilihan
a) Timbunan hanya boleh diklasifikasikan sebagai "Timbunan Pilihan" bila digunakan pada
lokasi atau untuk maksud dimana timbunan pilihan telah ditentukan atau disetujui secara
tertulis oleh Direksi Pekerjaan. Seluruh timbunan lain yang digunakan harus dipandang
sebagai timbunan biasa (atau drainase porous bila ditentukan atau disetujui sebagai hal
tersebut sesuai dengan Seksi 2.4 dari Spesifikasi ini).
b) Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari bahan tanah
atau batu yang memenuhi semua ketentuan di atas untuk timbunan biasa dan sebagai
tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu yang tergantung dari maksud penggunaannya,
seperti diperintahkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Dalam segala hal, seluruh
timbunan pilihan harus, bila diuji sesuai dengan SNI 03-1744-1989, memiliki CBR paling
sedikit 10 % setelah 4 hari perendaman bila dipadatkan sampai 100.% kepadatan kering
maksimum sesuai dengan SNI 03-1742-1989.
c) Bahan timbunan pilihan yang akan digunakan bilamana pemadatan dalam keadaan jenuh
atau banjir yang tidak dapat dihindari, haruslah pasir atau kerikil atau bahan berbutir
bersih lainnya dengan Indeks Plastisitas maksimum 6 %.
d) Bahan timbunan pilihan yang digunakan pada lereng atau pekerjaan stabilisasi timbunan
atau pada situasi lainnya yang memerlukan kuat geser yang cukup, bilamana dilaksanakan
dengan pemadatan kering normal, maka timbunan pilihan dapat berupa timbunan batu
atau kerikil lempungan bergradasi baik atau lempung pasiran atau lempung berplastisitas
rendah. Jenis bahan yang dipilih, dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan akan tergantung pada
kecuraman dari lereng yang akan dibangun atau ditimbun, atau pada tekanan yang akan
dipikul.
4) Timbunan Pilihan di atas Tanah Rawa
Bahan timbunan pilihan di atas tanah rawa haruslah pasir atau kerikil atau bahan berbutir
bersih lainnya dengan Index Plastisitas maksimum 6 %.
5) Timbunan Batu Pilihan
Batu harus keras dan awet dan disediakan dalam rentang ukuran yang memenuhi ketentuan di
bawah ini. Jika tidak disebutkan lain dalam Gambar atau dalam Spesifikasi Khusus, maka
semua batu harus mempunyai volume lebih besar dari 120 centimeter kubik. Untuk timbunan
batu dengan manual, 75% batu terhadap volume total tidak boleh lebih kecil dari ukuran batu
untuk rip-rap sebagaimana yang disyaratkan dalam Pasal 7.10.(2) agar dapat mengunci batu-
batu besar tersebut sampai rapat dan yang terpenting dapat mengisi rongga-rongga antar
batuan besar yang dipasang sebagai timbunan. Bagian muka batu yang terekspos harus
seragam, tanpa adanya tonjolan lebih dari 30 cm untuk timbunan batu dengan derek dan 15
cm untuk timbunan batu dengan manual, di luar garis yang ditunjukkan dalam Gambar atau
sebagimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
3) Pemadatan Timbunan
a) Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus dipadatkan
dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui Direksi Pekerjaan sampai mencapai
kepadatan yang disyaratkan dalam Pasal 3.2.4.
b) Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan berada
dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar air optimum.
Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada kepadatan kering maksimum
yang diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuai dengan SNI 03-1742-1989.
c) Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebih setebal 20 cm dari
bahan bergradasi menerus dan tidak mengandung batu yang lebih besar dari 5 cm serta
mampu mengisi rongga-rongga batu pada bagian atas timbunan batu tersebut. Lapis
penutup ini harus dilaksanakan sampai mencapai kepadatan timbunan tanah yang
disyaratkan dalam Pasal 3.2.4.(2) di bawah.
d) Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang disyaratkan, diuji
kepadatannya dan harus diterima oleh Direksi Pekerjaan sebelum lapisan berikutnya
dihampar.
e) Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah sumbu jalan
sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha pemadatan yang sama.
Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi dapat dilewatkan di atas
pekerjaan timbunan dan lajur yang dilewati harus terus menerus divariasi agar dapat
menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.
f) Bilamana bahan timbunan dihampar pada kedua sisi pipa atau drainase beton atau
struktur, maka pelaksanaan harus dilakukan sedemikian rupa agar timbunan pada kedua
sisi selalu mempunyai elevasi yang hampir sama.
g) Bilamana bahan timbunan dapat ditempatkan hanya pada satu sisi abutment, tembok
sayap, pilar, tembok penahan atau tembok kepala gorong-gorong, maka tempat-tempat
yang bersebelahan dengan struktur tidak boleh dipadatkan secara berlebihan karena dapat
menyebabkan bergesernya struktur atau tekanan yang berlebihan pada struktur.
h) Terkecuali disetujui oleh Direksi Pekerjaan, timbunan yang bersebelahan dengan ujung
jembatan tidak boleh ditempatkan lebih tinggi dari dasar dinding belakang abutment
sampai struktur bangunan atas telah terpasang.
i) Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin gilas,
harus dihampar dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur tidak lebih dari 15 cm dan
dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis atau timbris (tamper) manual dengan berat
minimum 10 kg. Pemadatan di bawah maupun di tepi pipa harus mendapat perhatian
khusus untuk mencegah timbulnya rongga rongga dan untuk menjamin bahwa pipa
terdukung sepenuhnya.
j) Timbunan Pilihan di atas Tanah Rawa mulai dipadatkan pada batas permukaan air dimana
timbunan terendam, dengan peralatan yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
4) Penyiapan Tanah Dasar Pada Timbunan
Ketentuan dari Seksi 3.3, Penyiapan Badan Jalan harus berlaku.
4) Percobaan Pemadatan
Kontraktor harus bertanggungjawab dalam memilih metode dan peralatan untuk mencapai
tingkat kepadatan yang disyaratkan. Bilamana Kontraktor tidak sanggup mencapai kepadatan
yang disyaratkan, prosedur pemadatan berikut ini harus diikuti : Percobaan lapangan harus
dilaksanakan dengan variasi jumlah lintasan peralatan pemadat dan kadar air sampai
kepadatan yang disyaratkan tercapai sehingga dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan. Hasil
percobaan lapangan ini selanjutnya harus digunakan dalam menetapkan jumlah lintasan, jenis
peralatan pemadat dan kadar air untuk seluruh pemadatan berikutnya.
GALIAN
3.1.1 UMUM
1) Uraian
a) Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau penumpukan
tanah atau batu atau bahan lain dari jalan atau sekitarnya yang diperlukan untuk
penyelesaian dari pekerjaan dalam Kontrak ini.
b) Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan saluran air dan selokan, untuk
formasi galian atau pondasi pipa, gorong-gorong, pembuangan atau struktur lainnya, untuk
pembuangan bahan yang tak terpakai dan tanah humus, untuk pekerjaan stabilisasi lereng
dan pembuangan bahan longsoran, untuk galian bahan konstruksi dan pembuangan sisa
bahan galian, untuk pengupasan dan pembuangan bahan perkerasan beraspal pada
perkerasan lama, dan umumnya untuk pembentukan profil dan penampang yang sesuai
dengan Spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian dan penampang melintang yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
c) Kecuali untuk keperluan pembayaran, ketentuan dari Seksi ini berlaku untuk semua jenis
galian yang dilakukan sehubungan dengan Kontrak, dan pekerjaan galian dapat berupa :
i) Galian Biasa
ii) Galian Batu
iii) Galian Struktur
iv) Galian Perkerasan Beraspal
d) Galian Biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasikan sebagai galian batu,
galian struktur, galian sumber bahan (borrow excavation) dan galian perkerasan beraspal
e) Galian Batu harus mencakup galian bongkahan batu dengan volume 1 meter kubik atau
lebih dan seluruh batu atau bahan lainnya yang menurut Direksi Pekerjaan adalah tidak
praktis menggali tanpa penggunaan alat bertekanan udara atau pemboran, dan peledakan.
Galian ini tidak termasuk galian yang menurut Direksi Pekerjaan dapat dibongkar dengan
penggaru (ripper) tunggal yang ditarik oleh traktor dengan berat maksimum 15 ton dan
tenaga kuda neto maksimum sebesar 180 PK (Tenaga Kuda).
f) Galian Struktur mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas pekerjaan yang
disebut atau ditunjukkan dalam Gambar untuk Struktur. Setiap galian yang didefinisikan
sebagai Galian Biasa atau Galian Batu tidak dapat dimasukkan dalam Galian Struktur. Galian
Struktur terbatas untuk galian lantai pondasi jembatan, tembok beton penahan tanah, dan
struktur pemikul beban lainnya selain yang disebut dalam Spesifikasi ini. Pekerjaan galian
struktur mencakup : penimbunan kembali dengan bahan yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan; pembuangan bahan galian yang tidak terpakai; semua keperluan drainase,
pemompaan, penimbaan, penurapan, penyokong; pembuatan tempat kerja atau cofferdam
beserta pembongkarannya.
g) Galian Perkerasan Beraspal mencakup galian pada perkerasan lama dan pembuangan
bahan perkerasan beraspal dengan maupun tanpa Cold Milling Machine (mesin pengupas
perkerasan beraspal tanpa pemanasan) seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Pemanfaatan kembali bahan
galian ini harus mendapat persetujuan terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan sebelum
bahan ini dipandang cocok untuk proses daur ulang.
3) Toleransi Dimensi
a) Kelandaian akhir, garis dan formasi sesudah galian selain galian perkerasan beraspal tidak
boleh berbeda lebih dari 2 cm dari yang ditentukan dalam Gambar atau yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan pada setiap titik, sedangkan untuk galian perkerasan
beraspal tidak boleh berbeda lebih dari 1 cm dari yang disyaratkan.
b) Permukaan galian tanah maupun batu yang telah selesai dan terbuka terhadap aliran air
permukaan harus cukup rata dan harus memiliki cukup kemiringan untuk menjamin
pengaliran air yang bebas dari permukaan itu tanpa terjadi genangan.
6) Jadwal Kerja
a) Perluasan setiap galian terbuka pada setiap operasi harus dibatasi sepadan dengan
pemeliharaan permukaan galian agar tetap dalam kondisi yang mulus (sound), dengan
mempertimbangkan akibat dari pengeringan, perendaman akibat hujan dan gangguan dari
operasi pekerjaan berikutnya.
b) Galian saluran atau galian lainnya yang memotong jalan harus dilakukan dengan
pelaksanaan setengah badan jalan sehingga jalan tetap terbuka untuk lalu lintas pada setiap
saat.
c) Bilamana lalu lintas pada jalan terganggu karena peledakan atau operasi-operasi pekerjaan
lainnya, Kontraktor harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu atas jadwal gangguan
tersebut dari pihak yang berwenang dan juga dari Direksi Pekerjaan.
d) Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan maka setiap galian perkerasan beraspal
harus ditutup kembali dengan campuran aspal pada hari yang sama sehingga dapat dibuka
untuk lalu lintas.
e) Pekerjaan galian perkerasan beraspal yang dilaksanakan di luar ketentuan Seksi 8.1
Pengembalian Kondisi (Reinstatement) Perkerasan Lama, harus diukur untuk pembayaran
sebagai volume di tempat dalam meter kubik bahan yang digali dan dibuang.
f) Pengangkutan hasil galian ke lokasi pembuangan akhir atau lokasi timbunan sebagaimana
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dengan jarak yang melebihi 5 km harus diukur
untuk pembayaran sebagai volume di tempat dalam kubik meter bahan yang dipindahkan
per jarak tempat penggalian sampai lokasi pembuangan akhir atau lokasi timbunan dalam
kilometer.
3) Dasar Pembayaran
Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar menurut satuan
pengukuran dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk masing-
masing Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini, dimana harga dan pembayaran tersebut
merupakan kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan termasuk cofferdam, penyokong,
pengaku dan pekerjaan yang berkaitan, dan biaya yang diperlukan dalam melaksanakan
pekerjaan galian sebagaimana diuraikan dalam Seksi ini.
Bilamana cofferdam, penyokong, pengaku dan pekerjaan yang berkaitan, termasuk dalam Mata
Pembayaran yang terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga, maka pekerjaan ini akan dibayar
menurut Harga Penawaran dalam lump sum sesuai dengan ketentuan berikut ini; pekerjaan ini
mencakup penyediaan, pembuatan, pemeliharaan dan pembuangan setiap dan semua
cofferdam, penyokong, pengaku, sumuran, penurapan, pengendali air (water control), dan
operasi-operasi lainnya yang diperlukan untuk diterimanya penyelesaian galian yang termasuk
dalam pekerjaan dari Pasal ini sampai suatu kedalaman yang ditentukan.
BETON
7.1.1 UMUM
1) Uraian
a) Pekerjaan yang disyaratkan dalam Seksi ini harus mencakup pelaksanaan seluruh
struktur beton, termasuk tulangan, struktur pracetak dan komposit, sesuai dengan
Spesifikasi dan sesuai dengan garis, elevasi, kelandaian dan dimensi yang ditunjukkan
dalam Gambar, dan sebagaimana yang diperlukan oleh Direksi Pekerjaan.
b) Pekerjaan ini harus meliputi pula penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton,
pemeliharaan pondasi, pengadaan lantai kerja, pemompaan atau tindakan lain untuk
mempertahankan agar pondasi tetap kering.
c) Mutu beton yang akan digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan dalam
Kontrak haruslah seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau Seksi lain yang
berhubungan dengan Spesifikasi ini, atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
d) Syarat dari PBI NI-2 1971 harus diterapkan sepenuhnya pada semua pekerjaan beton
yang dilaksanakan dalam Kontrak ini, kecuali bila terdapat pertentangan dengan
ketentuan dalam Spesifikasi ini, dalam hal ini ketentuan dalam Spesifikasi ini yang
harus dipakai.
4) Jaminan Mutu
Mutu bahan yang dipasok dari campuran yang dihasilkan dan cara kerja serta hasil akhir
harus dipantau dan dikendalikan seperti yang disyaratkan dalam Standar Rujukan dalam
Pasal 7.1.1.(6) di bawah ini.
5) Toleransi
a) Toleransi Dimensi :
- Panjang keseluruhan sampai dengan 6 m.
- Panjang keseluruhan lebih dari 6 m
- Panjang balok, pelat dek, kolom dinding, atau antara kepala jembatan
b) Toleransi Bentuk :
- Persegi (selisih dalam panjang diagonal)
- Kelurusan atau lengkungan (penyimpangan dari garis yang dimaksud) untuk
panjang s/d 3 m
- Kelurusan atau lengkungan untuk panjang 3 m - 6 m
- Kelurusan atau lengkungan untuk panjang > 6 m
c) Toleransi Kedudukan (dari titik patokan) :
- Kedudukan kolom pra-cetak dari rencana
- Kedudukan permukaan horizontal dari rencana
- Kedudukan permukaan vertikal dari rencana
d) Toleransi Alinyemen Vertikal :
Penyimpangan ketegakan kolom dan dinding ± 10 mm
e) Toleransi Ketinggian (elevasi) :
- Puncak lantai kerja di bawah pondasi
- Puncak lantai kerja di bawah pelat injak
- Puncak kolom, tembok kepala, balok melintang
f) Toleransi Alinyemen Horisontal : 10 mm dalam 4 m panjang mendatar.
g) Toleransi untuk Penutup / Selimut Beton Tulangan :
- Selimut beton sampai 3 cm
- Selimut beton 3 cm - 5 cm
- Selimut beton 5 cm - 10 cm
6) Pen
gaj
uan
Kesiapan Kerja
a) Kontraktor harus mengirimkan contoh dari seluruh bahan yang hendak digunakan
dengan data pengujian yang memenuhi seluruh sifat bahan yang disyaratkan dalam
Pasal 7.1.2 dari Spesifikasi ini.
b) Kontraktor harus mengirimkan rancangan campuran untuk masing-masing mutu
beton yang diusulkan untuk digunakan 30 hari sebelum pekerjaan pengecoran beton
dimulai.
c) Kontraktor harus segera menyerahkan secara tertulis hasil dari seluruh pengujian
pengendalian mutu yang disyaratkan sedemikian hingga data tersebut selalu tersedia
atau bila diperlukan oleh Direksi Pekerjaan. Pengujian kuat tekan beton yang harus
dilaksanakan minimum meliputi pengujian kuat tekan beton yang berumur 3 hari, 7
hari, 14 hari, dan 28 hari setelah tanggal pencampuran.
d) Kontraktor harus mengirim Gambar detil untuk seluruh perancah yang akan
digunakan, dan harus memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum setiap
pekerjaan perancah dimulai.
e) Kontraktor harus memberitahu Direksi Pekerjaan secara tertulis paling sedikit 24 jam
sebelum tanggal rencana mulai melakukan pencampuran atau pengecoran setiap jenis
beton, seperti yang disyaratkan dalam Pasal 7.1.4.(1) di bawah.
7.1.2 BAHAN
1) Semen
a) Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton haruslah jenis semen Portland yang
memenuhi AASHTO M85 kecuali jenis IA, IIA, IIIA dan IV. Terkecuali diperkenankan
oleh Direksi Pekerjaan, bahan tambahan (aditif) yang dapat menghasilkan gelembung
udara dalam campuran tidak boleh digunakan.
b) Terkecuali diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, hanya satu merk semen portland
yang dapat digunakan di dalam proyek.
2) A i r
Air yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan, atau pemakaian lainnya harus
bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau
organik. Air akan diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi ketentuan dalam AASHTO
T26. Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan tanpa pengujian. Bilamana
timbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan pengujian air seperti di atas tidak
dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen
+ pasir dengan memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air suling atau minum.
Air yang diusulkan dapat digunakan bilamana kuat tekan mortar dengan air tersebut pada
umur 7 hari dan 28 hari minimum 90 % kuat tekan mortar dengan air suling atau minum
pada periode perawatan yang sama.
b) Agregat kasar harus dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel terbesar tidak lebih
dari ¾ dari jarak minimum antara baja tulangan atau antara baja tulangan dengan
acuan, atau celah-celah lainnya di mana beton harus dicor
4) Sifat-sifat Agregat
a) Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari partikel yang bersih, keras, kuat
yang diperoleh dengan pemecahan batu (rock) atau berangkal (boulder), atau dari
pengayakan dan pencucian (jika perlu) dari kerikil dan pasir sungai.
b) Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan oleh pengujian SNI
03-2816-1992 dan harus memenuhi sifat-sifat lainnya yang diberikan dalam Tabel
7.1.2.(2) bila contoh-contoh diambil dan diuji sesuai dengan prosedur SNI/AASHTO
yang berhubungan.
4) Penyesuaian Campuran
a) Penyesuaian Sifat Kelecakan (Workability)
Bilamana sulit memperoleh sifat kelecakan beton dengan proporsi yang semula
dirancang oleh Direksi Pekerjaan, maka Kontraktor akan melakukan perubahan pada
berat agregat sebagaimana diperlukan, asalkan dalam hal apapun kadar semen yang
semula dirancang tidak berubah, juga rasio air/semen yang telah ditentukan
berdasarkan pengujian kuat tekan yang menghasilkan kuat tekan yang memenuhi,
tidak dinaikkan. Pengadukan kembali beton yang telah dicampur dengan cara
menambah air atau oleh cara lain tidak akan diperkenankan. Bahan tambah (aditif)
untuk meningkatkan sifat kelecakan hanya diijinkan bila secara khusus telah disetujui
oleh Direksi Pekerjaan.
b) Penyesuaian Kekuatan
Bilamana beton tidak mencapai kekuatan yang disyaratkan atau disetujui, kadar
semen harus ditingkatkan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
c) Penyesuaian Untuk Bahan-bahan Baru
Perubahan sumber bahan atau karakteristik bahan tidak boleh dilakukan tanpa
pemberitahuan tertulis kepada Direksi Pekerjaan dan bahan baru tidak boleh
digunakan sampai Direksi Pekerjaan menerima bahan tersebut secara tertulis dan
menetapkan proporsi baru berdasarkan atas hasil pengujian campuran percobaan
baru yang dilakukan oleh Kontraktor.
5) Penakaran Agregat
a) Seluruh komponen beton harus ditakar menurut beratnya. Bila digunakan semen
kemasan dalam zak, kuantitas penakaran harus sedemikian sehingga kuantitas semen
yang digunakan adalah setara dengan satu satuan atau kebulatan dari jumlah zak
semen. Agregat harus diukur beratnya secara terpisah. Ukuran setiap penakaran tidak
boleh melebihi kapasitas alat pencampur.
b) Sebelum penakaran, agregat harus dibasahi sampai jenuh dan dipertahankan dalam
kondisi lembab, pada kadar yang mendekati keadaan jenuh-kering permukaan,
dengan menyemprot tumpukan agregat dengan air secara berkala. Pada saat
penakaran, agregat harus telah dibasahi paling sedikit 12 jam sebelumnya untuk
menjamin pengaliran yang memadai dari tumpukan agregat.
6) Pencampuran
a) Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis dari jenis dan
ukuran yang disetujui sehingga dapat menjamin distribusi yang merata dari seluruh
bahan.
b) Pencampur harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang
akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam setiap
penakaran.
c) Pertama-tama alat pencampur harus diisi dengan agregat dan semen yang telah
ditakar, dan selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum air ditambahkan.
d) Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai dimasukkan ke dalam
campuran bahan kering. Seluruh air yang diperlukan harus dimasukkan sebelum
waktu pencampuran telah berlangsung seperempat bagian. Waktu pencampuran
untuk mesin berkapasitas ¾ m3 atau kurang haruslah 1,5 menit; untuk mesin yang
lebih besar waktu harus ditingkatkan 15 detik untuk tiap penambahan 0,5 m3.
e) Bila tidak memungkinkan penggunaan mesin pencampur, Direksi Pekerjaan dapat
menyetujui pencampuran beton dengan cara manual, sedekat mungkin dengan
tempat pengecoran. Penggunaan pencampuran beton dengan cara manual harus
dibatasi pada beton non-struktural.
6) Beton Siklop
Pengecoran beton siklop yang terdiri dari campuran beton kelas K175 dengan batu-batu
pecah ukuran besar. Batu-batu ini diletakkan dengan hati-hati, tidak boleh dijatuhkan dari
tempat yang tinggi atau ditempatkan secara berlebihan yang dikhawatirkan akan merusak
bentuk acuan atau pasangan-pasangan lain yang berdekatan. Semua batu-batu pecah
harus cukup dibasahi sebelum ditempatkan. Volume total batu pecah tidak boleh melebihi
sepertiga dari total volume pekerjaan beton siklop. Untuk dinding-dinding penahan tanah
atau pilar yang lebih tebal dari 60 cm dapat digunakan batu-batu pecah berukuran
maksimum 25 cm, tiap batu harus cukup dilindungi dengan adukan beton setebal 15 cm;
batu pecah tidak boleh lebih dekat dari 30 cm dalam jarak terhadap permukaan atau 15
cm dalam jarak terhadap permukaan yang akan dilindungi dengan beton penutup
(coping).
d) Pada pengujian kuat tekan beton tidak boleh lebih dari 1 (satu) harga diantara 20
harga (5%) hasil pengujian, terjadi kurang dari σ’bk .
e) Tidak boleh satupun harga pengujian kuat tekan beton rata-rata dari 4 sampel kubus
berturut-turut kurang dari σ’bm,4 >(σ’bk + 0.8225 S)
f) Setelah diperoleh 20 hasil pengujian kuat tekan ( misalnya 4 sampel kelompok
pertama hingga 4 sampel kelompok kelima) dan dihitung harga rata-rata bm dan
standar deviasi S maka harus dipenuhi :
σ’bk > (σbm + 1.645 S)
g) Dalam hal pengedalian di lapangan pengujian kuat tekan dapat dibagi menjadi
beberapa kelompok kecil (misal 4 sampel dari 5 kelompok) dengan menggunakan
grafik kontrol (control chart) yang terdiri dari garis terendah hingga garis tertinggi
berturut-turut adalah garis batas spesifikasi, batas control dan garis tengah.
h) Apabila hasil pengujian kuat tekan rata-rata kelompok ’bm,n < ’bk,n (sekali) maka
kontraktor harus melakukan upaya untuk memperbaiki mutu beton, bila hasil
pengujian kuat tekan kelompok rata-rata berikutnya ’bm,n < ’bk,n (kedua kali)
maka berarti kontraktor tidak mampu mencapai ’bk yang dipersyaratkan, dan
pekerjaan beton yang sudah dilakukan harus ditolak.
3) Pengujian Tambahan
Kontraktor harus melaksanakan pengujian tambahan yang diperlukan untuk menentukan
mutu bahan atau campuran atau pekerjaan beton akhir, sebagaimana yang diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan. Pengujian tambahan tersebut meliputi :
a) Pengujian yang tidak merusak menggunakan "sclerometer" atau perangkat penguji
lainnya;
b) Pengujian pembebanan struktur atau bagian struktur yang dipertanyakan;
c) Pengambilan dan pengujian benda uji inti (core) beton;
d) Pengujian lainnya sebagaimana ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.
BAB V
DRAINASE
2. Persiapan Batu
Batu-batu harus dibersihkan dari cacat dan bahan-bahan yang merusak, yang
dapat mengganggu ikatan dengan adukan.
Sebelum pemasangan, maka batu harus dibasahi seluruhnya dan
diberikan waktu yang cukup untuk menyerap air sampai jenuh.
3. Penempatan Lapisan Batu
Suatu alas dari adukan baru paling sedikit setebal 30 mm harus
ditempatkan pada bentuk yang dipersiapkan. Alas adukan ini harus
dibentuk sedikit demi sedikit sedemikian rupa sehingga batu-batu
permukaan tersebut selalu tertanam dalam adukan sebelum mengeras.
Batu-batu harus tertanam dengan kuat satu dengan lainnya untuk
mendapatkan ketebalan lapisan yang diperlukan, diukur tegak lurus
terhadap lereng. Adukan tambahan harus ditempatkan untuk mengisi semua
ruang antara batu-batu dan harus diselesaikan hampir sama rata dengan
permukaan lapisan tetapi tidak menutupi batu-batu.
Pekerjaan harus dilanjutkan dari dasar lereng menuju ke atas dan
permukaan harus diselesaikan segera setelah pengerasan awal dari
adukan dan menyapunya dengan sebuah sapu kaku.
6. Pengukuran
Pasangan batu harus diukur untuk pembayaran dalam meter kubik
sebagai volume pekerjaan yang diselesaikan dan diterima, dihitung sebagai
volume teoritis yang ditentukan oleh garis dan penampang yang disyaratkan dan
disetujui.
Setiap bahan yang dipasang sampai melebihi volume teoritis yang
disetujul harus tidak diukur atau dibayar.
Landasan rembes air (permeable bedding), penimbunan kembali dengan
bahan porous atau kantung penyaring harus diukur dan dibayar sebagai
Drainase Porous, seperti yang disebutkan dalam spesifikasi ini. Tidak ada
pengukuran atau pembayaran terpisah yang hares dilakukan untuk
penyediaan atau pemasangan lubang sulingan atau pipa, juga tidak untuk
acuan lainnya atau untuk galian dan penimbunan kembali yang diperlukan.
7. Pembayaran
Kuantitas, hares dibayar dengan Harga Kontrak per satuan meter kubik
dari pengukuran. Dimana harga dan pembayaran tersebut harus
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua
bahan, untuk galian yang diperlukan dan penyiapan seluruh formasi atau
pondasi, untuk pembuatan lubang sulingan dan sambungan konstruksi, untuk
pemornpaan air, untuk penimbunan kembali sampai elevasi tanah asli dan
pekerjaan akhir dan untuk semua pekerjaan lainnya atau biaya lain yang
diperlukan atau lazim untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari
pekerjaan yang diuraikan dalam seksi ini.
2. DRAINASE POROUS
2.1 Lingkup Pekerjaan
a. Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari perolehan, pengangkutan penempatan dan
pemadatan urugan kembali dengan bahan-bahan porous yang diperlukan
untuk pembuatan alas saluran beton atau pipa-pipa atau untuk drainase
bawah tanah (sub drain) atau untuk mencegah penghanyutan atau
penggerusan buti-butir tanah halus oleh rembesan air tanah atau untuk
menstabilkan pekerjaan terhadap pengaruh aliran air tanah. Pekerjaan
tersebut juga meliputi penyediaan dan penempatan pipa-pipa berpori (pipa-
pipa berlubang) dan anyaman saringan tanah dimana bahan-bahan ini
ditentukan dalam gambar atau diperintahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
Bahan-bahan ini harus digunakan pada bagian betakang kepala jembatan,
tembok sayap, tembok penahan tanah, pasangan batu kosong dan
dinding bronjong batu, dan dalam konstruksi saluran dibawah perkerasan
jalan, saluran beton, gorong-gorong, selimut pasir dan drainase vertikal
untuk pekerjaan stabilisasi, kantong lubang pembangunan air, saringan di
kaki talud dan pekerjaan lainnya, sesuai dengan Spesifikasi ini atau
sebagaimana diarahkan oleh konsultan pengawas .
b. Toleransi Dimensi
Profit akhir untuk timbunan butiran drainase porous tidak boleh berbeda
dart profit yang ditentukan atau disetujui lebih dart 20 mm.
Permukaan akhir dan ketandaian dart bahan-bahan alas pipa dan saluran
beton tidak botch berbeda dart yang ditentukan atau disetujui tebih dart 10 mm.
Toleransi dimensi untuk bentuk, diameter, panjang dan ketebatan dinding
pipa-pipa berpori harus seperti yang ditentukan dalam AASHTO M179.
Celah maksimum antara kedua ujung pipa berpori pada waktu ditetakkan harus 5
mm.
Kemiringan minimum dart saluran yang dibuat dengan menggunakan pipa-pipa
berpori harus 1 : 1.000 atau 0,01%.
Permukaan pondasi yang merupakan urugan kembati bahan-bahan berpori
yang digunakan untuk selimut drainase harus rata dan teratur dengan suatu
kemiringan merata sehingga akan mencegah terjadinya genangan. Kelandaian
minimum untuk permukaan tersebut itu harus 1: 200 atau 05%.
c. Pengajuan
Sekurang-kurangnya 21 hari sebelum tanggal yang diusulkan untuk
penggunaan suatu bahan, contoh-contoh yang mewakili harus diajukan
kepada konsultan pengawas dan Direksi Teknis. Dalam hal urugan kembali
dengan bahan-bahan berpori, atau bahan-
bahan penyaring, sekurang-kurangnya 50 kg contoh untuk setiap bahan-
bahan yang diusulkan untuk digunakan harus diajukan bersama dengan 5
kg contoh bahan-bahan yang akan berada di hulu dan hilir perembesan air
melalui urugan kembali dengan bahan berpori tersebut. Hasil pengujian
gradasi basah (AASHTO T28) juga harus diserahkan untuk setiap contoh yang
diajukan. Contoh pipa berpori atau anyaman saringan yang diusulkan untuk
digunakan harus diajukan bersama dengan spesifikasi pabrik dan data
pengujuannya, Penyedia barang dan jasa harus memberitahu Pimpro
secara tertulis bila penempatan bahan tersebut telah selesai dan sebelum
pekerjaan tersebut ditutup oleh bahan-bahan atau pekerjaan lainnya.
Pemberitahuan tentang selesainya pekerjaan harus disertai dengan hasil
pengujian kepadatan.
d. Penjadwalan Pekerjaan
Bahan-bahan berbutir untuk drainase berpori yang bersih harus
ditempatkan segera sebelum penempatan bahan-bahan lapisan diatasnya.
Bahan-bahan berbutir untuk drainase vertikal untuk timbunan
ditempatkan dalam lapisan-lapisan horizontal pada waktu yang bersamaan
dengan penempatan lapisan-lapisan timbunan tanah lain.
2.1 Bahan-Bahan
Pengurugan Kembali dengan Bahan-bahan Berpori atau Bahanbahan
Penyaringan.
Butir-butir bahan-bahan berpori untuk pengurugan kembali atau bahan-
bahan penyaring harus keras, tahan lama dan bersih. Butirbutir harus bebas
dari bahan-bahan organik, gumpalan tanah lint dan bahan-bahan yang
merusak lainnya. Bahan-bahan laterite atau bekas beton tidak boleh
digunakan.
Gradasi partikel bahan-bahan yang disyaratkan tergantung pada fungsi
bahan yang bersangkutan dalam pekerjaan dan pada sifat bahan-bahan
dihulu dan hilir yang merembes melaluinya. Gradasi yang diperlukan dalam
setiap kasus akan diarahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen, dimana
perkiraannya harus menjamin bahwa "piping" (hanyutnya butir-butir halus)
tidak akan terjadi pada bahanbahan hulu ke dalam urugan bahan-bahan berpori
yang bersangkutan atau dari bahan-bahan urugan bahan-bahan berpori ke
dalam bahanbahan di hilirnya. Kriteria berikut harus dipakai
Dimana D15, D50 dan D85 adalah ukuran partikel yang diperoleh dari kurva
gradasi yaitu masing-masing untuk 15 %, 50 % dan 85 %, lebih halus dalam
berat. lstilah "saringan" menunjukkan pada bahanbahan pelindung yang
lebih kasar; istilah "tanah" menunjukkan pada bahan-bahan lebih halus yang
dilindungi dari "piping".
Selubung gradasi untuk pengurugan kembali dengan bahan-bahan berpori
yang khas dan bahan-bahan panyaring yang akan mengalirkan
rembesan air dengan tanpa "piping" dari timbunan tanah fiat yang khan ke
pasangan batu kosong berdiameter 300 mm tidak digambarkan dalam
gambar, tetapi tersedia untuk pemeriksaan. Pada umumnya pasangan batu
kosong harus dilindungi oleh kerikil, kerikil oleh pasir, dan pasir oleh pasir
kelanauan atau membran saringan. Data ini hanya merupakan penuntun
umum dan tidak harus digunakan sebagai dasar untuk menyetujui atau
menolak bahan-bahan.
Di many terdapat lubang pembuangan air atau pipa performasi dihilir
pengurugan kembali dengan bahan-bahan berpori, dan tidak ada bahan-
bahan berbutir, maka pemilihan dan persetujuan akan pengurugan
kembali dengan bahan-bahan berpori harus berdasarkan pada kriteria berikut :
(I) D85 (urugan kembali) > 0.2 x D (iubang)
(ii) D50 (urugan kembali) >0,04 x D (lubang)
Dimana D85 dan D50 adalah seperl:i ditentukan dalam Pasal ini dan D (lubang)
adalah diameter dalam dari lubang pembuangan air atau pipa perforasi.
Segala ukuran bahan-bahan berpori untuk pengurugan kembali dapat digunakan
secara aman di bagian hilir suatu membran saringan. Misalnya, dalam hal
drainase dibawah permukaan perkerasan, bahan-bahan berpori untuk
pengurugan kembali dapat berupa kerikil bulat yang uniform jika sisi parit
dilindungi dengan membran saringan yang cocok. Suatu pasir harus, yang dipilih
sesuai dengan ayat (b) di atas, harus digunakan jika tidak terdapat membran
saringan. Dalam hal apapun tidak diperkenankan menggunakan ijuk sebagai
pengganti membran saringan yang ditentukan.
a. Bahan-bahan Alas untuk Pipa dan Saluran Beton
Bahan-bahan berbutir yang digunakan sebagai bahan alas dapat
berupa pasir, kerikil berpasir atau batu dan harus sesuai dengan
persyaratan berikut :
b. Membran Saringan
Membran saringan harus merupakan suatu bahan-bahan geotekstil
sintetis yang berupa anyaman khusus atau yang bukan berbentuk
anyaman yang disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen. Pemilihan
ukuran lubang anyaman yang paling cocok (MOS) untuk bahan-bahan
seringan yang berupa anyaman harus didasarkan pada kurva distribusi
ukuran partikel untuktanah di bagian hula dari bahan-bahan anyaman
saringan yang bersangkutan, diambil yang terkecil antara :
MOS < 5 x D85 (tanah)
dan
MOS < 25 x D50 (tanah)
Dirnana D85 dan D50 adalah sebagaimana ditentukan diatas.
b. Bahan Alas
Parit galian atau lubang pondasi untuk gorong-gorong pipa, saluran
beton, saluran bawah tanah atau pekerjaan lain yang memerlukan
suatu lapisan alas harus digali sesuai dengan Spesifikasi ini dan
suatu alas yang kokoh yang dipadatkan dengan merata dipersiapkan
menurut kelandaian yang diperlukan, dikurangi ketebalan yang
diperlukan untuk bahan-bahan lapisan alas.
Tebal alas untuk pipa-pipa harus tidak kurang daripada 10 % dari
diameter pipa, juga tidak kurang dari 50 mm untuk segala
pekerjaan.
Alas untuk pipa harus dibentuk menggunakan suatu mal setengah
lingkaran yang berdiameter sama dengan diameter luar pipa agar
cocok dengan bagian bawah pipa, sehingga akan memberikan
dukungan yang merata.
Bila pipa berlidah dan bersoket digunakan, maka ceruk-ceruk juga
harus digali untuk menampung sambungan yang bersangkutan.
c. Membran Saringan
Membran saringan harus dipasang sesuai dengan prosedur yang
diusulkan oleh pabrik dan sebagaimana diarahkan oleh konsultan
pengawas.
d. Pipa Berpori
Alas untuk pipa berpori harus dipersiapkan seperti diatas tetapi
menggunakan bahan-bahan urugan seperti yang ditentukan dalam
Pasal 2 ayat (1), bukan bahan-bahan alas seperti yang ditentukan
dalam Pasal 2 ayat (2).
Pipa berpori tersebut harus ditempatkan pada alas yang telah
dipersiapkan dan diletakkan dengan hati-hati sehubungan dengan
alinyemen maupun kelandaiannya.Pipa-pipa tersebut
harusdisambung ujungnya dengan suatu jarak antara 1
sampai 5 m.
Sambungan tersebut harus dibungkus dengan suatu anyaman
saringan yang telah disetujui, sehingga memungkinkan lewatnya air
tetapi menahan bahan-bahan berpori yang digunakan untuk urugan.
Setengah bagian atas dari setiap sambungan selanjutnya harus
dilindungi dengan kertas, aspal atau bahan-bahan penutup yang tidak
akan lapuk lainnya. Setiap sambungan harus dikunci ditempat, tetapi
tidak direkat; dengan menggunakan sejumlah kecil adukan semen
yang ditempatkan pada salah satu sisinya.
Setelah pipa-pipa tersebtu diletakkan, diperiksa dan disetujui, maka
urugan dari bahan-bahan berpori harus ditempatkan dan dipadatkan.
3. Penjadwalan Kerja
Pekerjaan gorong-gorong atau saluran beton tidak akan dimulai sebelum
persetujuan tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen dilingkup pekerjaan yang
telah dikeluarkan. Drainase yang memuaskan harus berada dalam keadaan
berfungsi dan efektif sebelum suatu penggalian atau pekerjaan timbunan
dilaksanakan. Pada umumnya, pekerjaan-gorong-gorong diselesaikan
secara khusus sebelum pekerjaan timbunan dapat dimulai, kecuali dipasang
sementara adalah drainase yang memadai dan dijamin oleh Penyedia barang dan jasa.
Sesuai dengan ketentuan spesifikasi ini, maka tidak ada persiapan tanah dasar
atau pekerjaan pelapisan perkerasan, baik pada jalur kendaraan maupun pada
daerah bahu jalan, dapat dimulai sebelum gorong-gorong, tembok kepala gorong-
gorong dan bangunan Iainnya dibawah permukeen tanah dasar telah diselesaikan.
4. Box Culvert
Pekerjaan box culvert atau saluran beton tidak akan dimulai sebelum persetujuan dan
memenuhi ketentuan berikut :
Box culvert dan pelat harus dibuat sesuai dengan bentuk dan dimensi yang diberikan
dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Pemberi Tugas. Seluruh
pekerjaan beton bertulang hares remenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam
Spesifikasi Beton dan Spesifikasi Baja Tulangan. Seluruh pekerjaan pasangan batu
harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Spesifikasi Pasangan Batu
Adukan.
9. Kepala Gorong-Gorong
Kecuali diperlihatkan sebaliknya pada gambar, maka pekerjaan Iantai olak dan
perlindungan erosi yang berhubungan dengan pekerjaan gorong-gorong harus
dibuat dengan menggunakan pasangan batu adukan. Pada umumnya pekerjaan
pasangan batu adukan juga harus digunakan untuk tembok kepala gorong-
gorong kecil dan bangunan lainnya yang tidak diperlukan untuk memikul
beban konstruksi yang berat. Tembok kepala gorong-gorong besar atau dibawah
timbunan yang tinggi, atau bangunan pendukung beban lainnya yang berhubungan
dengan perkerjaan gorong-gorong harus dibuat dengan pasangan batu, atau bila
pembebanan cukup tinggi, dengan beton bertulang. Bahan-bahan yang akan
digunakan harus sesuai yang diarahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen, dan harus
memperhitungkan kualitas dan bentuk dari bate yang tersedia untuk pekerjaan
pasangan batu, dan juga ketrampilan dari tukang batu yang mengerjakan.
10.Pengukuran
Kuantitas yang diukur untuk pembayaran gorong-gorong pipa beton bertulang
maupun tanpa tulangan haruslah jumlah meter panjang dari pipa baru atau
perpanjangan yang dipasang, yang diukur dari ujung ke ujung pipa yang dipasang.
Kuantitas yang diukur untuk pembayaran gorong-gorong pipa logam gelombang
(corrugated) haruslah jumlah ton dari struktur pipa bare atau perpanjangan yang
dipasang dan diterima oleh Pemberi Tugas. Kuantitas yang diukur untuk struktur
lainnya yang diuraikan disini haruslah kuantitas dari berbagai macam bahan yang
digunakan, yang dihitung seperti yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini. Kecuali untuk
galian batu dan bahan drainase porous yang digunakan, tidak ada pengukuran
yang terpisah untuk pembayaran akan dilakukan untuk pekerjaan galian atau
timbunan, biaya pekerjaan ini dipandang sebagai pelengkap untuk
melaksanakan pekerjaan gorong-gorong pipa dan sudah termasuk dalam harga
penawaran untuk gorong-gorong pipa termasuk berbagai macam bahan
yang digunakan dalam pelaksanaan.
11. Pembayaran
Kuantitas gorong-gorong pipa yang diukur sebagaimana yang disyaratkan di
atas, harus dibayar menurut Harga Kontrak per satuan meter panjang untuk
gorong-gorong pipa beton dan per kg untuk gorong-gorong pipa baja, dimana
harga dan pembayaran tersebut haruslah merupakan kompensasi penuh
untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan dan untuk semua
galian dan pembuangan bahan, pemadatan, cetakan, penimbunan kembali,
lubang sulingan, dan biaya-biaya lainnya yang diperlukan atau biasanya perlu
untuk penyelesaian pekerjaan ini.
GEBALAN RUMPUT
1. Umum
1.1 Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan lempengan-lempengan rumput
sebagaimana diperlukan dan menanamnya untuk memberikan suatu lapisan
rumput yang mantap dan subur yang akan mempertahankan
pertumbuhannya dalam setiap cuaca dan mencegah erosi dari lahan dimana
gebalan rumput ditanam.
1.2 Pengajuan
Ajukan satu contoh dari satu meter persegi lempengan rumput yang diusulkan.
1.3 Bahan-Bahan
a. Rumput
Rumput harus dapat menahan kelembaban untuk perlindungan juga
memudahkan perawatan dan rumput dalam lempengan yang akan
digunakan pada suatu tempat lokasi harus mampu menstrabilisir lereng-lereng
secara efektif dan harus merupakan jenis-jenis yang berasal dari daerah
tersebut serta harus disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen. Rumput
harus tebal, memiliki perakaran yang baik, mengandung 100%
Axonopus compressus yang tumbuh pada lahan yang akan digunakan,
harus bebas dari gulma. Lempengan rumput ini harus tidak berbahaya dan
tidak merusak pada orang dan binatang dan tidak dari suatu jenis yang
diakui sebagai suatu gangguan terhadap pertanian. Ini harus bebas dari
penyakit maupun rumput berbahaya dan harus berakar dalam.
b. Pupuk
Pupuk harus merupakan suatu campuran yang disetujui dari bahan-bahan
penyubur tanaman.