Anda di halaman 1dari 16

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR

A. PLTA Secara Umum

1. Pengertian PLTA
Pengertian pembangkit listrik tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah
energi potensial (dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan
bantuan turbinair) dan dari energi mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan
generator) Pembangkit listrik tenaga air konvensional bekerja dengan cara
mengalirkan air dari dam ke turbin setelah itu air dibuang. Pada saat beban puncak
air dalam lower reservoir akan di pompa ke upper reservoir sehingga cadangan air
pada waduk utama tetap stabil.
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi
potensial (dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin
air) dan dari energi mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator).
PLTA dapat beroperasi sesuai dengan perancangan sebelumnya, bila
mempunyai Daerah Aliran Sungai (DAS) yang potensial sebagai sumber air untuk
memenuhkebutuhan dalam pengoperasian PLTA tersebut. Pada operasi PLTA
tersebut, perhitungan keadaan air yang masuk pada waduk / dam tempat
penampungan air, beserta besar air yang tersedia dalam waduk / dam dan
perhitungan besar air yang akan dialirkan melalui pintu saluran air untuk
menggerakkan turbin sebagai penggerak sumber listrik tersebut, merupakan suatu
keharusan untuk dimiliki, dengan demikian kontrol terhadap air yang masuk
maupun yang didistribusikan ke pintu saluran air untuk menggerakkan turbin harus
dilakukan dengan baik, sehingga dalam operasi PLTA tersebut, dapat dijadikan
sebagai dasar tindakan pengaturan efisiensi penggunaan air maupun pengamanan
seluruh sistem, sehingga PLTA tersebut, dapat beroperasi sepanjang tahun,
walaupun pada musim kemarau panjang.
Kapasitas PLTA diseluruh dunia ada sekitar 675.000 MW ,setara dengan 3,6
milyar barrel minyak atau sama dengan 24 % kebutuhan listrik dunia yang
digunakan oleh lebih 1 milyar orang. Dalam penentuan pemanfaatan suatu potensi
sumber tenaga air bagi pembangkitan tanaga listrik ditentukan oleh tiga faktor
yaitu:
a. Jumlah air yang tersedia, yang merupakan fungsi dari jatuh hujan dan atau
salju.
b. Tinggi terjun yang dapat dimanfaatkan, hal mana tergantung dari topografi
daerah tersebut.
c. Jarak lokasi yang dapat dimanfaatkan terhadap adanya pusat-pusat beban
atau jaringan transmisi.

Pembangkit listrik tenaga air adalah salah satu sumber energi listrik yang
memanfaatkan air sebagai sumber listrik. Pembangkit ini merupakan salah satu
sumber energi listrik utama yang ada di Indonesia. Keberadaannya diharapkan
mampu memenuhi pasokan listrik bagi masyarakat Indonesia, selain yang berasal
dari bahan bakar batu bara. Pembangkit listrik tenaga air di Indonesia banyak
dikembangkan. Hal ini karena persediaan air di Indonesia cukup melimpah.
Keberadaan beberapa waduk besar di Indonesia, selain digunakan untuk
penampungan air juga dimanfaatkan untuk menjadi energi penghasil listrik.
Pilihan mengembangkan pembangkit listrik tenaga air ini salah satunya
disebabkan potensi air yang ada di Indonesia. Jumlah air yang melimpah,
dikembangkan untuk menciptakan energi yang diubah menjadi sebuah arus listrik.
Hal ini ditujukan untuk menciptakan biaya produksi yang murah pada listrik di
Indonesia. Pembangkit listrik tenaga air termasuk salah satu sumber pembangkit
listrik tertua yang pernah ditemukan. Selain pembangkit ini, masih ada pula
beberapa jenis pembangkit listrik yang ada di dunia. Seperti pembangkit listrik
tenaga surya, pembangkit listrik tenaga diesel, dan juga pembangkit listrik tenaga
nuklir. Pembangkit tinggi tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi
potensial (dari dam atau a i r t e r j u n ) m e n j a d i e n e r g i m e k a n i k ( d e n g a n
b a n t u a n t u r b i n a i r ) d a n d a r i e n e r g y mekanik menjadi energi listrik
(dengan bantuan generator). Kapasitas PLTA diseluruh dunia ada sekitar
675.000 MW ,setara dengan 3,6 milyar barrel minyak atau sama dengan
24 % kebutuhan listrik dunia yang digunakan oleh lebih 1 milyar orang. PLTA
termasuk jenis pembangkitan hidro. Karena pembangkitan ini menggunakan
air untuk kerjanya. Saat ini pengetahuan tentang PLTA perlu untuk
diketahui oleh para mahasiswa sebagai modal awal untuk kedepannya.

PLTA mulai dikembangkan di Indonesia secara bertahap pada tahun 1900.


Masa itu merupakan era dimana penggunaan bahan bakar minyak merupakan
sumber energi utama di dunia. Pengembangan PLTA tidak terlalu diprioritaskan
oleh karena itu progresnya berjalan lambat. Sedangkan sekarang, pengembangan
PLTA mulai di tinjau ulang karena penggunaan bahan bakar minyak
mengahasilkan banyak polusi lingkungan dan persediaan bahan bakar minyak
mulai menipis.

Beberapa alasan tambahan bahwa PLTA lebih menguntungkan dibandingkan


tipe generator lain adalah :

a. Persediaan air cenderung tidak habis dan dapat diperbaharui.


b. Ramah Lingkungan.
c. Tidak memerlukan bahan bakar.
d. Periode mulainya terjadi secara terus menerus.
e. Pengoperasiannya sederhana dan biaya perawatannya murah.
f. Hampir tidak ada resiko meledak.
2. Prinsip PLTA dan Konversi Energi
Pada prinsipnya PLTA mengolah energi potensial air diubah menjadi energi
kinetis dengan adanya head, lalu energi kinetis ini berubah menjadi energi mekanis
dengan adanya aliran air yang menggerakkan turbin, lalu energi mekanis ini
berubah menjadi energi listrik melalui perputaran rotor pada generator. Jumlah
energi listrik yang bisa dibangkitkan dengan sumber daya air tergantung pada dua
hal, yaitu jarak tinggi air (head) dan berapa besar jumlah air yang mengalir (debit).
Untuk bisa menghasilkan energi listrik dari air, harus melalui beberapa tahapan
perubahan energi, yaitu:
a. Energi Potensial
Energi potensial yaitu energi yang terjadi akibat adanya beda potensial,
yaitu akibat adanya perbedaan ketinggian. Besarnya energi potensial yaitu:
Ep = m . g . h
Dimana:
Ep : Energi Potensial
m : massa (kg)
g : gravitasi (9.8 kg/m2)
h : head (m)
b. Energi Kinetis
Energi kinetis yaitu energi yang dihasilkan akibat adanya aliran air
sehingga timbul air dengan kecepatan tertentu, yang dirumuskan.
Ek = 0,5 m . v . v
Dimana:
Ek : Energi kinetis
m : massa (kg)
v : kecepatan (m/s)
c. Energi Mekanis
Energi mekanis yaitu energi yang timbul akibat adanya pergerakan
turbin. Besarnya energi mekanis tergantung dari besarnya energi potensial
dan energi kinetis. Besarnya energi mekanis dirumuskan:
Em = T . ω . t
Dimana:
Em : Energi mekanis
T : torsi
ω : sudut putar
t : waktu (s)
d. Energi Listrik
Ketika turbin berputar maka rotor juga berputar sehingga menghasilkan
energi listrik sesuai persamaan:
El = V . I . t
Dimana:
El : Energi Listrik
V : tegangan (Volt)
I : Arus (Ampere)
t : waktu (s)
Air sebagai bahan baku PLTA
dapat diperoleh dari sungai secara
langsung disalurkan untuk
memutar turbin, atau dengan cara
ditampung dahulu (bersamaan
dengan air hujan) dengan
menggunakan kolam tandon atau
waduk sebelum disalurkan untuk
memutar turbin.

Daya listrik yang dibangkitkan dapat dihitung menggunakan pendekatan rumus


:

P = 9,8 Q x H x ή t x ή g ( kW )

Dimana :
P = Daya yang dihasilkan (kW)
Q = Debit air dalam (m3/detik)
H = Tinggi terjun (m)
ήt = Efisiensi turbin (%)
ήg = Efisiensi Generator (%)

Untuk mendapatkan hasil yang optimum dan memudahkan untuk perencanaan


operasional tahunan, maka perencanaan operasi dilakukan berdasarkan pada
kondisi hydrologi tahun normal dan tahun kering, yang kemudian dilakukan
penyesuaian tiap bulan berdasarkan kondisi air masuk. Indonesia hanya mengenal
dua musim yaitu musim hujan biasa dimulai bulan Nopember s.d Maret dan musim
kemarau pada bulan April s.d Oktober, sehingga kondisi ini dipergunakan untuk
proses pengisian dan penggunaan air.

3. Komponen PLTA
a. Dam/Waduk/Bendungan
Dam/waduk/bendungan berfungsi untuk menampung air dalam jumlah
besar kerana turbin memerlukan pasokan air yang cukup dan stabil. Selain itu,
dam/waduk/bendungan juga berfungsi untuk pengendalian banjir.
Kebnayakan dam/waduk/bendungan ini juga memiliki bagian yang disebut
pintu air untuk membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau
berkelanjutan.
b. Pipa Pesat (Penstock)
Pipa pesat berfungsi untuk menyalurkan dan mengarahkan air ke
cerobong turbin. Salah satu ujung pipa pesat dipasang pada bak penenang
minimal 10 cm diatas lantai dasar bak penenang. Sedangkan ujung yang lain
diarahkan pada cerobong turbin. Pada bagian pipa pesat yang keluar dari bak
penenang, dipasang pipa udara (Air Vent) setinggi 1 meter di atas permukaan
air bak penenang. Pemasangan pipa udara ini dimaksudkan untuk mencegah
terjadinya tekanan rendah (Low Pressure) apabila bagian ujung pipa pesat
tersumbat. Tekanan rendah ini akan berakibat pecahnya pipa pesat. Fungsi lain
pipa udara ini untuk membantu mengeluarkan udara dari dalam pipa pesat
pada saat start ½ inch.
c. Turbin
Gaya jatuh air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin
berputar. Turbin air kebanyakan seperti kincir angin. Dengan menggantikan
fungsi dorong angin untuk memutar baling-baling digantikan air untuk
memutar turbin. Selanjutnya turbin akan mengkonversi energi potensial yang
disebabkan gaya jatuh air menjadi energi kinetik.
d. Generator
Generator dihubungkan dengan turbin melalui gigi-gigi putar sehingga
ketika baling-baling turbin berputar, generator pun akan ikut berputar.
Generator memanfaatkan perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet
di dalam generator sehingga terjadi pergerakan elektron yang membangkitkan
timbulnya arus listrik AC. Generator disambungkan dengan trasformator Step
Up untuk menaikkan tegangan listrik sebelum listrik ditransmisikan.
e. Jalur Transmisi
Jalur transmisi berfungsi untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke rumah
– rumah atau industri. Sebelum listrik dikonsumsi terlebih dahulu
tegangannya di turunkan dengan transformator Step Down.
4. Jenis Turbin Air
a. Turbin Kaplan
Turbin Kaplan digunakan untuk tinggi terjun yang rendah, yaitu di
bawah20 meter. Teknik mengkonversikan energi potensial air menjadi energi
mekanik roda air turbin dilakukan melalui pemanfaatan kecepatan air. Roda air
turbin Kaplan menyerupai baling-baling dari kipas angin.
b. Turbin Francis
Turbin Francis paling banyak digunakan di Indonesia. Turbin ini
digunakan untuk tinggi terjun sedang, yaitu antara 20-400 meter. Teknik
mengkonversikan energi potensial air menjadi energi mekanik pada roda air
turbin dilakukan melalui proses reaksi sehingga turbin Francis jugadisebut
sebagai turbin reaksi.
c. Turbin Pelton
Turbin Pelton adalah turbin untuk tinggi terjun yang tinggi, yaitu di atas
300 meter. Teknik mengkonversikan energi potensial air menjadi energi
mekanik pada roda air turbin dilakukan melalui proses impuls sehingga turbin
Pelton juga disebut sebagai turbin impuls.

Untuk semua macam turbin air tersebut di atas, ada katup pengatur yang
mengatur banyaknya air yang akan dialirkan ke roda air. Dengan pengaturan air
ini, daya turbin dapat diatur. Di depan katup pengatur terdapat katup utama yang
harus ditutup apabila turbin air dihentikan untuk melaksanakan pekerjaan
pemeliharaan atau perbaikan pada turbin. Apabila terjadi gangguan listrik yang
menyebabkan PMT generator trip, maka untuk mencegah turbin berputar terlalu
cepat karena hilangnya beban generator yang diputar oleh turbin, katup pengatur
air yang menuju ke turbin harus ditutup. Penutupan katup pengatur ini akan
menimbulkan gelombang air membalik yang dalam bahasa Inggris disebut water
hammer (palu air). Water hammer ini menimbulkan pukulan mekanis kepada pipa
pesat ke arah atas (hulu) yang akhirnya diredam dalam tabung peredam (surge
tank).

Kecepatan spesifik (specffic speed) turbin air didefinisikan sebagai jumlah


putaran per menit [rpm] (rotation per minute [rpm] dari turbin untuk menghasilkan
satu daya kuda pada tinggi terjun H = I meter.

Saluran air dari dam atau kolam tando sampai pada. tabung peredam,
panjangnya dapat mencapai beberapa kilometer. Apabila saluran ini tidak rata,
jalannya naik turun, maka di bagian-bagian cekungan yang rendah, harus ada katup
untuk membuang endapan pasir atau lumpur yang terjadi di cekungan rendah
tersebut. Di sisi lain, yaitu di bagian-bagian lengkungan yang tinggi juga harus ada
katup, tetapi dalam hal ini untuk membuang udara yang terperangkap dalam
lengkungan yang tinggi ini. Secara periodik, katup-katup tersebut di atas harus
dibuka untuk membuang endapan yang terjadi maupun untuk membuang udara
yang terperangkap.
B. PLTA Cirata

1. Pengenalan
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Cirata merupakan PLTA terbesar di
Asia Tenggara. PLTA ini memiliki konstruksi power house di bawah tanah dengan
kapasitas 8x126 Megawatt (MW) sehingga total kapasitas terpasang 1.008
Megawatt (MW) dengan produksi energi listrik rata-rata 1.428 Giga Watthour
(GWH) pertahun yang dislaurkan melalui jaringan transmisi tegangan ekstra tinggi
500 kV ke sistem interkoneksi Jawa-Madura-Bali (Jamali). Energi didapat dari
bendungan Cirata dengan volume 2.163 m3. Unit Pembangkitan Cirata merupakan
PLTA terbesar di Asia Tenggara.

PLTA Cirata dibangun dengan komposisi bangunan power house empat lantai
di bawah tanah yang berjarak sekitar 2 km dari mesin-mesin pembangkit yang
terletak di power house.

PLTA Cirata dioperasikan oleh anak perusahaan PT Perusahaan Listrik Negara


(PLN persero) yaitu PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) yang disalurkan melalui
saluran transmisi tenaga listrik 500 kilo volt (KV) ke sistem Jawa Bali yang diatur
oleh dispatcher PLN Pusat Pengatur Beban (P3B). Kontribusi utama Cirata
terhadap sistem Jawa Bali yaitu memikul beban puncak dan beroperasi pada pukul
17.00-22.00, dengan moda operasi LFC (Load Frequency Control), di mana
memiliki fasilitas line charging bila sistem Jawa Bali mengalami Black Out dan
Start up operasi/ sinkron ke jaringan 500 KV yang relatif cepat yaitu kurang lebih
lima menit.

PLTA Cirata terletak di daerah aliran sungai (DAS) Citarum di Desa Tegal
Waru, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Latar belakang
pendirian PLTA ini, dengan letak sungai Citarum yang subur, bergunung-gunung
dan dianugerahi curah hujan yang tinggi. Pembangunan proyek PLTA Cirata
merupakan salah satu cara pemanfaatan potensi tenaga air di Sungai Citarum yang
letaknya di wilayah kabupaten Bandung, kurang lebih 60 km sebelah barat laut
kota Bandung atau 100 km dari Jakarta melalui jalan Purwakarta.
2. Bagian-bagian PLTA Cirata

http://rakhman.net/2013/04/prinsip-kerja

No.
Nama Alat Keterangan
Petunjuk
Tempat menampung air
1 Waduk
sungai
2 Main Gate Pintu air utama
3 Bendungan Penahan laju sungai
Pipa yang menyalurkan air
4 Penstock
dari waduk menuju sungai
5 Katup Utama Katup buka-tutup
Baling-baling yang
6 Turbin
digerakkan oleh air
Pengubah energi mekanik
7 Generator
menjadi energi listrik
Penampung air sebelum
8 Draftube
dibuang
9 Trailrace Pembuangan air
10 Transformator Pengubah listrik
11 Switch yard Pengatur listrik
12 Kabel Transmisi Distributor listrik
Tempat keluarnya lebihan air
13 Spillways
waduk
3. Spesifikasi Turbin PLTA Cirata

Guna menghasilkan energi listrik sebesar 1.428 GWH, dioperasikan delapan


buah turbin dengan kapasitas masing-masing 129MW dengan putaran 187,5 RPM.
Adapun tinggi air jatuh efektif untuk memutar turbin 112,5 meter dengan debit air
maksimum 135 m3 perdetik. Turbin yang digunakan di waduk Cirata adalah Turbin
Francis dengan spesifikasi:

SPESIFIKASI KETERANGAN
Tipe Francis, vertical shaft
Produksi VOEST-ALPINE
Rate Net Head 106,8 m
Rated Output 129,6 MW
Kecepatan 187,5 rpm
Debit Pada Kondisi 132,5 m3/s
Diatas
Runaway Speed 400 rpm
Spiral Case Inlet 4300 mm
Diameter
Draft Tube Outlet 6400 rpm
Diameter
Diameter Runner Dth = 3400 m
Jumlah Runner Blade z = 16
Jumlah Guide Vane z = 24
Bukaan Maksimum 260 mm
Guide Vane
Ketinggian Guide Vane 980 mm
Jumlah Servomotor 2
Tekanan Normal 55 kg/cm2
Operasi Guide Vane
Tekanan Oli Minimum 38,5 kg/cm2
Guide Vane
Langkah Servomotor 440 mm
Diameter Piston 400 mm
Servomotor
4. Cara Kerja PLTA Cirata
a. Prinsip Kerja
Air yang berada pada ketinggian tertentu senantiasa mengalirkan air
dengan masa tertentu setiap menit. Seperti masa air yang berada pada suatu
ketinggian memiliki energi potensial gravitasi. Ketika masa air turun ke
bawah energy potensialnya berkurang karna sebagian energi potensialnya
dirubah menjadi enrgi kinetik.
Sesuai dengan hukum kekekalan energi mekanik, semakin ke bawah
energi kinetik semakin besar. Ek air yang cukup besar akan mengenai sudu-
sudu turbin yang dipasang didasar air terjun dan akan memutarkan poros
turbin yang seporos dengan poros generator Kemudian generator berputar
dan menghasilkan energy listrik.

http://blogmechanical.blogspot.com/2011

http://jonny-havianto.blogspot.com/2012
Dengan energi potensial yang tinggi maka laju aliran air di ujung pipa akan
tinggi pula. Apabila diameter pipa tidak berubah (semua pipa diameternya sama)
maka kita dapat menentukan laju aliran air tersebut menggunakan rumus dibawah:

Ek = Ep

mv² = mgh

Keterangan:

Ek = energy kinetik (J)


Ep = energy potensial (J)
m = massa air (kg)
v = kecepatan air (m/s)
g = gravitasi 9.8 (m/s²)
h = ketinggian air (m)

Dengan demikian kita juga dapat menentukan debit airnya:


Q = Av
Keterangan:
A= luas penampang
Q = debit air (m3/s)
Besarnya daya listrik sebelum masuk ke turbin secara matematis dapat dituliskan
sebagai berikut:

Pin turbin = ρhQg

Sedangkan besar daya output turbin adalah sebagai berikut :

Pout turbin = ρ . h . Q . g . ηturbin

Sehingga secara matematis daya real yang dihasilkan dari pembangkit adalah
sebagai berikut :

Preal = ρ . h . Q. g . ηturbin . ηgenerator . ηtm

𝐖𝐤𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐚𝐧
ηgenerator= 𝐖𝐦𝐚𝐬𝐮𝐤𝐚𝐧 x 100%
Efisiensi turbin sesuai dengan kondisi beban:

Kutipan dari buku Hydroelectric Handbook, William P. Craeger and Joel D.


Justin, Second Edition John Wiley & Sons, Inc., New York, 1950, hal. 832

Keterangan :

Pin= daya masukan ke turbin (watt)


Pout= daya keluaran dari turbin (watt)
Preal = daya sebenarnya yang dihasilkan (watt)
ρ = massa jenis fluida (kg/m3)
Q = debit air (m3/s)
h = ketinggian efektif (m)
g = gaya gravitasi (m/s²)

W = usaha (j
Daya yang keluar dari generator dapat diperoleh dari perkalian efisiensi turbin dan
generator dengan daya yang keluar secara teoritis. Sebagaimana dapat dipahami dari
rumus tersebut di atas, daya yang dihasilkan adalah hasil kali dari tinggi jatuh dan
debit air, oleh karena itu berhasilnya pembangkitan tenaga air tergantung daripada
usaha untuk mendapatkan tinggi jatuh air dan debit yang besar secara efektif dan
ekonomis.

Namun, tidak semua energi potensial dari air diubah menjadi energi listrik. Oleh
karena itu kita mengenal konsep efisiensi:

𝐨𝐮𝐭𝐩𝐮𝐭
η= x 100%
𝐢𝐧𝐩𝐮𝐭

Dengan demikian daya listrik yang dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga air
adalah:

Pdihasilkan = ηPhitung
Pdihasilkan = ηρhQ

Untuk menghitug beda potensial yang dihasilkan, kita menggunakan rumus GGL
induksi yang dikenal dalam Hukum induksi Faraday yang bunyinya “Gaya gerak
listrik (GGL) induksi pada sebuah rangkaian sama dengan kecepatan perubahan fluks
yang melalui rangkaian tersebut”. Rumus yang digunakannya adalah:

ε = N B A ω sin ωt

ω = 2πf, terdapat pada rumus gerak melingkar (kecepatan berputar magnet)

Keterangan:

ε = ggl induksi sesaat (volt)


N = banyak lilitan kumparan
B = besar induksi magnetic (Wb/m²=T)
A = luas penampang/loop (m²)
ω = kecepatan sudut (rad/s)
t = lama kumparan telah berputar (s)
f = frekuens
5. Cara Kerja Generator
Generator listrik adalah sebuah alat
yang memproduksi energi listrik dari
sumber energi mekanis. Agar
generator bisa menghasilkan listrik,
ada tiga hal yang harus diperhatikan,
yaitu:
a. Putaran
Putaran rotor dipengaruhi oleh
frekuensi dan jumlah pasang kutub
pada rotor, sesuai dengan persamaan:
rpm = 60 . f / P
dimana:
rpm = putaran
f = frekuensi
P = jumlah pasang kutub

b. Kumparan
Banyak dan besarnya jumlah kumparan pada stator mempengaruhi besarnya daya
listrik yang bisa dihasilkan oleh pembangkit

c. Magnet
Magnet yang ada pada generator bukan magnet permanen, melainkan dihasilkan
dari besi yang dililit kawat. Jika lilitan tersebut dialiri arus eksitasi dari AVR maka
akan timbul magnet dari rotor.
Sehingga didapat persamaan:
E=B.V.L
Dimana:

E : Gaya elektromagnet
B : Kuat medan magnet
V : Kecepatan putar
L : Panjang penghantar
Dari ketiga hal tersebut, yang bernilai tetap adalah putaran rotor dan kumparan,
sehingga agar beban yang dihasilkan sesuai, maka yang bisa diatur adalah sifat
kemagnetannya, yaitu dengan mengatur jumlah arus yang masuk. Makin besar arus
yang masuk, makin besar pula nilai kemagnetannya, sedangkan makin kecil arus
yang masuk, makin kecil pula nilai kemagnetannya.

6. Perhitungan Proses Kejadian Listrik


Daya input turbin:
P in turbin= ρ.h.Q.g
= 1025 x 106,8 x 132,5 x 9,8 = 141,8MW

Efisiensi turbin:
output
η= x 100%
input
129600000
= 145047750 x 100% = 89%

Daya output turbin:


P out turbin = η.ρ.Q.g
= 89% x 1025 x 106,8 x 132,5 x 9,8 = 126,5 MW

Data di atas adalah perhitungan daya yang dihasilkan pada setiap turbin sesuai
dengan spesifikasi turbin dan waduk di PLTA Cirata.

Anda mungkin juga menyukai